Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Menurut kodrat serta irodatnya bahwa manusia dilahirkan untuk menjadi pemimpin.Sejak

Adam diciptakan sebagai manusia pertama dan diturunkan ke Bumi, Iaditugasi sebagai Khalifah

fil ardhi. Sebagaimana termaktub dalam Al Quran Surat Al Baqarah ayat 30 yang berbunyi :

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepadaMalaikat”; “Sesungguhnya Aku akan mengangkat

Adam menjadi Khalifah di mukaBumi”.

Menurut Bachtiar Surin yang dikutif oleh Maman Ukas bahwa “Perkataan Khalifah berarti

penghubung atau pemimpin yang diserahi untuk menyampaikan atau memimpin sesuatu”. Dari

uraian tersebut jelaslah bahwa manusia telah dikaruniai sifat dan sekaligustugas sebagai seorang

pemimpin. Pada masa sekarang ini setiap individu sadar akan pentingnya ilmu sebagai

petunjuk/alat/panduan untuk memimpin umat manusiayang semakin besar jumlahnya serta

komplek persoalannya. Atas dasar kesadaranitulah dan relevan dengan upaya proses

pembelajaran yang mewajibkan kepadasetiap umat manusia untuk mencari ilmu. Dengan

demikian upaya tersebut tidaklepas dengan pendidikan, dan tujuan pendidikan tidak akan

tercapai secara optimaltanpa adanya manajemen atau pengelolaan pendidikan yang baik, yang

selanjutnyadalam kegiatan manajemen pendidikan diperlukan adanya pemimpin yang

memilikikemampuan untuk menjadi seorang pemimpin.

B. Perumusan Masalah

1. Hakikat pemimpin

2. Pengertian Kepemimpinan

3. Tugas Kepemimpinan

1
4. Fungsi Kepemimpinan

5. Gaya Kepemimpinan

6. Tipe-tipe kepemimpinan

7. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan.dalammanajemen pendidikan

C. Kegunaan Penulisan

1. Untuk mengetahui hakikat pemimpin

2. Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan

3. Untuk mengetahui tugas kepemimpinan

4. Untuk mengetahui fungsi kepemimpinan

5. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan

6. Untuk mengetahui tipe-tipe kepemimpinan

7. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan dalam

manajemen pendidikan

D. Sistematika Penulisan

Sebagai langkah akhir dalam penulisan makalah ini, maka klasifikasi sistematikan

penulisannya sebagai berikut Bab I: Pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang masalah,

pembatasanmasalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II : Dibahas tentang

tinjauan hakikat pemimpin, tipe-tipe kepemimpinan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi

efektivitas kepemimpinan dalam manajemen pendidikan.Bab III : Merupakan bab terakhir dalam

penulisan makalah ini yang berisikan tentang kesimpulan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Pemimpin

Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk

memepengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Dalam

kegiatannya bahwa pemimpin memiliki kekuasaan untuk mengerahkandan mempengaruhi

bawahannya sehubungan dengan tugas-tugas yangharus dilaksanakan. Pada tahap pemberian

tugas pemimpin harusmemberikan suara arahan dan bimbingan yang jelas, agar bawahan

dalammelaksanakan tugasnya dapat dengan mudah dan hasil yang dicapai sesuaidengan tujuan

yang telah ditetapkan.Dengan demikian kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang

tidaksama di antara pemimpin dan anggotanya. Pemimpin mempunyai wewenanguntuk

mengarahkan anggota dan juga dapat memberikan pengaruh, dengankata lain para pemimpin

tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yangharus dilakukan, tetapi juga dapat

mempengnaruhi bagaimana bawahanmelaksanakan perintahnya. Sehingga terjalin suatu

hubungan sosial yangsaling berinteraksi antara pemimpin dengan bawahan, yang akhirnya

tejadisuatu hubungan timbal balik. Oleh sebab itu bahwa pemimpin diharapakanmemiliki

kemampuan dalam menjalankan kepemimpinannya, kareana apabilatidak memiliki kemampuan

untuk memimpin, maka tujuan yang ingin dicapaitidak akan dapat tercapai secara maksimal.

B. Pengetian kepemimpinan

Menurut Keating, kepemimpinan adalah merupakan suatu proses atausekelompok orang untuk

mencapai suatu tujuan. Stoner, kepemimpinan adalah proses mengarahkan dan memengaruhi

aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan anggota kelompok. Ada tiga implikasi penting dari

definisi tersebut :

3
1. Kepemimpinan menyangkut orang lain bawahan ataupengikut. Kesediaan meruntuk

menerima pengarahan dari pemimpin, paraanggota kelompok membantu menentukan

status kedudukan pemimpin danmembuat proses dan membuat proses kepemimpinan

dapat berjalan. Tanpabawahan, semua kualitas kepemimpinan sesorang akan menjadi

tidakrelevan.

2. Kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekusaan yangtidak seimbang diantara

para pemimpin dan anggota kelompok. Parapemimpin mempunyai wewenang untuk

mengaragkan berbagai kegiatan paraanggota kelompok, tetapi para anggota kelompol

tidak dapat mengarahkan kegiatankegiatan pemimpin secara langsung, meskipun dapat

juga melalusejumlah cara secara tidak langsung.

3. Selain dapat memberikan pengarahan kepada para bawahanatau pengikut, pemimpin juga

dapat mempergunkan pengaruh. Dengan katalain, para pemimpin tidak hanya dapat

memrinttah bawahan apa yang harusdilakukan tetapi juga dapat mempengaruhi

bagaimana bawahanmelaksanakan perintahnya. Sebagai contoh, seorang manajer

daoatmengarahkan seorang bawahan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu,tetapi di

juga dapat mempengarui bawahan dalam menentukan carabagaimana tugas itu

dilakasanakan dengan tepat.

C. Tugas kepemimpinan

Tugas pemimpin dalam suatu birokrasi sangat urgen dalam rangkapencapaian tujuan yang

telah ditetapkan sebelumnya sebagaimana yangdiamanahkan administrasi. Oleh karena itu dapat

diasumsikan bahwaefektivitas kepemimpin yang bersangkutan merupakan suatu hal yang

sangaturgen yang diharapkan oleh semua pihak yang berkepentingan dalampencapaian tujuan

birokrasi.

4
Hicks & Gullet mengatakan pimpinan yang efektif mampu memberikan pengarahan terhadapa

usaha semua pekerja danpencapaian tujuan birokrasi. Tanpa pimpinan atau bimbingan, hubungan

antara individu dengan tujuan birokrasi menjadi lemah. Hasil penelitian daripara pakar

kepemimpinan menunjukkan bahwa efektivitas kepemimpinanseseorang dinilai menggunakan

kemampuan mengambil keputusan sebagaikriteria utamanya. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa yang dimaksuddengan kemampuan mengambil keputusan tidak hanya di ukur

dengankuatitatif (jumlah) keputusan yang lahir, akan tetapi yang digunakan sebagaiindikator

adalah keputusan yang diambil bersifat praktis, realisitis dan dapatdiimplementasian untuk

mencapai tujuan birokrasi secara efisien dan efektif.Dalam segala situasi pemimpin memiliki

peran yang sangat penting.Pemimpin birokrasi merupakan simbol, panutan, pendorong,

sekaliguspengaruh, yang dapat mengarahkan berbagai kegiatan dan sumber dayabirokrasi guna

mencapai tujuannya. Tidak mengherankan begitu banyak studiyang dilakukan oleh ilmuwan

tentang kepemimpinan,menghasilkan informasidan analisis tentang pentingnya pengetahuan

pemimpin, jadi apapunalasannya kepemimpinan tetap relevan untuk dikaji sebagai

peningkatanefisiensi dan efektivitas pelayanan publi. Mengingat dati berbagai hasilpenelitian

menunjukkan bahwa rendahnya kualitas pelayanan publikdisebabkan oleh rendahnya kualitas

pemimpinnya.Tugas kepemimipinan, pada dasarnya meliputi dua bidang utama,yaitu pencapaian

tujuan birokrasi dan kekompakan orang yang dipimipinnya.Tugas yang berhubungan dengan

kekompakan disebut relationship function.

Keating, mengatakan bahwa tugas kepemimpinan yang berhubungandengan kelompok yaitu:

1. Memulai (initiating), yaitu usaha agar kelompok memulai kegiatanatau gerakan tertentu.

2. Mengatur (regulaing), yaitu tindakan untuk mengatur arah angkahkegiatan kelompok.

5
3. Memberitahu (informating), yaitu kegiatan memberi informasi, data,fakta, pendapat yang

diperlukan.

4. Mendukung (supporting), yaitu usaha untuk menerima gagasan, pendapat, usul, dari bawah

dan menyempurnakan denganmenambah atau mengurangi untuk diginakan dalam rangka

penyelesaian tugas bersama.

5. Menilai (evaluating) yaitu tindakan untuk menguji gagasan yangmuncul atau cara kerja

yang diambil dengan menunjukkankonsekuaensi-konsekuansinya dan utnu ng ruginya.

6. Menyimpulkan (summrizing) yaitu kegiatan untuk mengumpulkandan merumuskan

gagasan, pendapat dan usul muncul, menyingkatlalu menyimpulkannya sebagai landasan

untuk memikirkan lebihlanjut.

Lebih lanjut keating mengatakan bahwa tugaskepemimpinan yang berhubungan dengan

kekompakan dalakelompok antara lain yaitu:

- Mendorong (encourraging) yaitu bersikap hangat, bersahabatmenerima orang-orang.

- Mengungkapkan perasaan (expressing feeling) yaitu tindakanmenyatakan perasaan

terhadap kerja dan kekompakankelompok, seperti rasa puas, rasa senang, rasa bangga,

danikut se-perasaan dengan orang-orang yang dipimpinnya padawaktu mengalami

kesulitan, kegagalan, dan lain-lain.

- Mendamaikan (harmonozing) yaitu tindakan mempertemukandan mendamaikan pendapat

pendapat yang berbeda danmenurunkan orang-orang yang bersitegang satu sama lain.

- Mengalah (compromizing) yaitu kemampuan untuk mengubahperassan orang-orang yang

dipimipinnya.

6
- Memperlancar (gatekeeping) yaitu kesediaan membantu mempermudah ke ikut sertaan

para anggota dalam kelompok ,sehingga semua secaa ikhlas menyumbangkan dan

mengungkapkan gagasan-gagasa.

- Memasang aturan main (setting standarts) yaitu tindakanmenyampaikan aturan dan tata

tertib yang membantukehidupan kelompok.

D. Fungsi kepemimpinan

Pendakatanperilaku membahas orientasi atau identifikasi pemimpin.aspekpertama pendekatan

prilaku kepemimpinan menekankan pada fungsi-fungsi yang dilakukan pemimpin dalam

kelompoknya agar kelompoknya dapatberjalan dengan efektif, seseorang harus melaksanakan

dua fungsi utama :

1. Fungsi yang berhubungan dengan tugas (task releated) atau pemecahanmasalah.

2. Fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok (group maintenence) atau sosial.Fungsi pertama

menyangkut pemberian sara penyelesaian , informasi danpendapat. Fungsi kedua

mencakup segala sesuatu yang dapat membantukelompok dapat berjlan lebih lancer

persetujuan dengan kelompok lain,penegahan pendapat, dan sebagainya.

Stoner mengatakan bahwa fungsi kepemimpinanadalah agar seseorang beroperasi secara

efektif kelompok memerlukan seseorang untukmelakukan dua hal fungsi utama, yaitu :

1. Berhubungan dengan tugas atau memecahkan masalah.

2. Memlihara kelompok atau sosial.

Hicks & gullet, membagi delapan fungsi kepemimpinan yaiu:

1. Pemimpin sebagai penengah

2. Pemimpin sebagai penganjur

3. Pemimpin sebagai pemenuhan tujuan

7
4. Pemimpin sebagai katalisator

5. Pemimpin sebagai pemberi jaminan

6. Pemimpin sebagai yang mewakili

7. Pemimpin sebagai pembangkit semangat, dan pemimpin sebagai pemuji.

Fungsi kepemimpinan menurut Siagian yaitu:

1. Pemimpin sebagai penentu arah, yaitu setiap birokrasi, baik dibidang kenegaraan,

keniagaan, politiik, sosial dan birokrasi kemayrakatan ainnya,diciptakan atau dibentuk

sebagai wahana untuk mencapai tujuan tertentu,baik sifatnya jangka panjang, jangka

pendek yang tidak mungkin tercapaiapabila tidak diusahakan dicapai oleh anggotanya

yang bertindak sendiri-sendiri, tanpa ditentukan arah oleh pimpinan.

2. Pimpinan sebagai wakil dan juru bicara birokrasi, yaitu dalam rangkapencapaian

tujuan, tidak ada birokrasi yang bergerak dalam suasanaterisolasi. Artinya, tidak ada

birokrasi yang akan mampu mencapaitujuannya tanpa memlihara hubungan yang baik

dengan berbagai pihakdiluar birokrasi itu sendir, yaitu pihak stakeholder.

3. Pemimpin sebagai komunikator, yaitu pemeliharan baik keluar maupun kedalam

dilaksanakn dalam proses komunikasi, baik lisan maupun tulisan.

4. Pemimpin sebagai mediator,sebagai penengah dalam suatu konflik yangmungkin

terjadi didalam birokrasi itu sendiri.

5. Pemimpin sebagai integrator, yaotu merupakan kenyataan kehidupanbirokrasi bahwa

timbulnya kecenderungan beorfikir dan bertindak bekotak-kotak dikalangan para

anggota birokrasi dapat diakibatkan oleh sikappositif, ataupun sikap negatif.

Selain fungsi-fungsi tersebut di atas, maka fungsi lain kepemimpinan birokrasidapat

dijelaskan sebagai berikut

8
1. Fungsi perintah, yaitu fungsi kepemimpinan yang bersifat satu arah arahkepa yang

dipimpinnya

2. Fungsi kosultatif, yaitu fungsi kepemimpinan yang bersifat dua arahkepada yang

dipimpinnya meskipun pelaksanaannya sangat tergantungpada pihak yang

memimpin.

3. Fungsi partsipatif, yaitu fungsi kepemimpinan yang bersifat dua arahkepada yang

dipimpinnya, tetapi juga berwujud pelaksanaan hubunganmanusia yang efektif antara

pemimpin dan yang dipimpin. Dalam hal inipemimpin berusaha mengaktifkan orang-

orang yang dipimpinnya, baikdalam keikutsertaan dalam mengambil keputusan

maupun dalammelaksananakan keputusan.

4. Fungsi delegasi, yaitu fungsi pemimpin untuk mendelegasikan wewenanguntuk

membuat, menetapkan, dan atau melaksanakna keputusan, baikmelalui persetujuan

mauun tanpa persetujuan pimpinan.

E. Gaya kepemimpinan

pada dasarnya gaya kepemimpinan atau style banyak berpengaruh terhadap seorang

pemimpin dalam mempengaruhi perilakunya pengikut-pengikutnya. Istilah gaya pada dasarnya

sama dengan cara yang digunakan olehpemimpin dalam proses mempengaruhi pengikutnya. Gaya

kepemimpinan merupakan cara atau norma perilaku yang digunakan oleh seseorang padasaat orang

tersebut mencobamempengaruhi perilaku orang lain seperti yangdiamati. Dalam konteks ini usaha

menyeleraskan persepsi diantara orang-orang yang perilakunya akan mempengaruhi menjadi sangat

penting dalamposisinya.Secara umum gaya kepemimpinan hanya dikenal dalam dua gaya yaitu

gayaotoriter dan gaya demokrasi. Gaya kepemimpinan otoriter biasanyadipandang sebagai gaya yang

didasarkan atas kekuasaan posisi danpenggunaan otoritas dalam melaksanakan tugas-tugasnya

sebagaipemimpin. Sedangkan gaya kepemimpinan demokrasi dikaitkan dengankekuatan personal dan

9
keikutsertaan para pengikut dalam proses pemecahanmasalah dan pengambilan keputusan. Gaya pada

dasarnya berasal dari bahasa inggris “style” yang berarti mode seseorang yang selalu nampak yang

menjadi ciri khas orang tersebut.Gaya meruoakan kebiasaan yang melekat pada diri seseorang dalam

melaksanakan tugas-tugas kepemimpinannya.

Stoner, mengatakan bahwagaya kepemimpinan (leadership style) adalah berbagai pola tingkah laku

yangdisukai oleh pemimpin dalam proses mengarahkan dan mempengaruhipekerja. Stoner membagi dua

gaya kepemimpinan yaitu:

1. Gaya yang berorientasi dalam mengawasi tugas pegawai secara ketatuntuk memastikan tugas

dilaksanakan dengan memuaskan. Pelaksanaantugas lebih ditekankan pada pertumbuhan pegawai

dan kepuasan pribadi.

2. Gaya berorientasi pada pegawai lain, menekankan pada memotivasiketimbang mengendalikan

bawahan. Gaya ini menjalin hubunganpersahabatan, saling percaya, dan salaing menghargai

dengan pegawaiyang sering kali diizinkan untuk berpartisipasi dalam membuat keputusanuntuk

melaksanankan sesuatu.Gaya kepeminpinan menurut

Thoha, adalah merupakan norma prilaku yangdigunakan seseorang pada saat orang tersebut mencoba

mempengaruhiprilaku orang lain.

Ermaya, menyatakan bahwa gaya kepemimpinan merupakan bagaiman cara mengendalikan bawahan

untuk melaksanakansesuatu.

Gaya pemimpian menurut Hersey & Blanchard adalah pola-pola prilakukonsisten yang mereka terapkan

dalam rangka bekerja dengan dan melaluiorang lain seperti yang dipersepsikan orang-orang itu.pola-pola

itu timbulpada diri orang-orang pada waktu mereka memulai memberikan tanggapandengan cara yang

sama yang sama dalam kondisi serupa , pola itumembentuk suatu kebiasan tindakan yang setidaknya

dapat diperkirakan bagimereka yang lagi bekerja dengan pemimpin itu. Dari pendapat para ahli diatas,

dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpiann adalah “suatu cara yang dipergunakan oleh seorang

pemimpin dama mempengaruhi, mengarahkan, mendorong, dan mengendalikanbawahannya dalam

rangka pencapaian tujuan organisasi secara efisien danefektiv. Secara umum gaya kepemimpinan hanya

10
dikenal dalam dua gayayaitu gaya otoriter dan gaya demokrasi. Gaya kepemimpinan otoriter biasanya

dipandang sebagai gaya yang didasarkan atas kekuasaan posisidan penggunaan otoritas dalam

melaksanakan tugas-tugasnya sebagaipemimpin. Sedangkan gaya kepemimpinan demokrasi dikaitkan

dengankekuatan personal dan keikutsertaan para pengikut dalam proses pemecahanmasalah dan

pengambilan keputusan.

F. Tipe-tipe kepemimpinan

Dalam setiap realitasnya bahwa pemimpin dalam melaksanakan proseskepemimpinannya terjadi

adanya suatu permbedaan antara pemimpin yangsatu dengan yang lainnya, hal sebagaimana menurut G.

R. Terry yang dikutif Maman Ukas, bahwa pendapatnya membagi tipe-tipe kepemimpinan menjadi6,

yaitu :

1 Tipe kepemimpinan pribadi (personal leadership). Dalam systemkepemimpinan ini, segala

sesuatu tindakan itu dilakukan denganmengadakan kontak pribadi. Petunjuk itu dilakukan

secara lisan atau langsung dilakukan secara pribadi oleh pemimpin yang bersangkutan..

2. Tipe kepemimpinan non pribadi (non personal leadership). Segala sesuatukebijaksanaan

yang dilaksanakan melalui bawahan-bawahan atau media nonpribadi baik rencana atau

perintah juga pengawasan.

3. TIpe kepemimpinan otoriter (autoritotian leadership). Pemimpin otoriter biasanya bekerja

keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurutperaturan-peraturan yang

berlaku secara ketat dan instruksi-instruksinyaharus ditaati.

4. Tipe kepemimpinan demokratis (democratis leadership). Pemimpin yangdemokratis

menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya danbersama-sama dengan

kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentangterlaksananya tujuan bersama. Agar

setiap anggota turut bertanggung jawab,maka seluruh anggota ikut serta dalam segala

11
kegiatan, perencanaan,penyelenggaraan, pengawasan, dan penilaian. Setiap anggota

dianggapsebagai potensi yang berharga dalam usahan pencapaian tujuan.

5. Tipe kepemimpinan paternalistis (paternalistis leadership). Kepemimpinanini dicirikan oleh

suatu pengaruh yang bersifat kebapakan dalam hubunganpemimpin dan kelompok.

Tujuannya adalah untuk melindungi dan untukmemberikan arah seperti halnya seorang

bapak kepada anaknya.

6. Tipe kepemimpinan menurut bakat (indogenious leadership). Biasanyatimbul dari

kelompok orang-orang yang informal di mana mungkin merekaberlatih dengan adanya

system kompetisi, sehingga bisa menimbulkan klik-klik dari kelompok yang

bersangkutan dan biasanya akan muncul pemimpinyang mempunyai kelemahan di antara

yang ada dalam kelempok tersebutmenurut bidang keahliannya di mana ia ikur

berkecimpung. Selanjutnya menurut Kurt Lewin yang dikutif oleh Maman

Ukasmengemukakan tipe-tipe kepemimpinan menjadi tiga bagian, yaitu :

1. Otokratis, pemimpin yang demikian bekerja kerang, sungguh-sungguh, telitidan tertib.

Ia bekerja menurut peraturan yang berlaku dengan ketat daninstruksi-instruksinya

harus ditaati.

2. Demokratis, pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagaibagian dari

kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusahabertanggung jawab

tentang pelaksanaan tujuannya. Agar setiap anggota turutserta dalam setiap kegiatan-

kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan,pengawasan dan penilaian. Setiap anggota

dianggap sebagai potensi yangberharga dalam usaha pencapaian tujuan yang

diinginkan.

12
3. Laissezfaire, pemimpin yang bertipe demikian, segera setelah tujuanditerangkan pada

bawahannya, untuk menyerahkan sepenuhnya pada parabawahannya untuk

menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang menjaditanggung jawabnya. Ia hanya akan

menerima laporan-laporan hasilnyadengan tidak terlampau turut campur tangan atau

tidak terlalu mau ambilinisiatif, semua pekerjaan itu tergantung pada inisiatif dan

prakarsa dari parabawahannya, sehingga dengan demikian dianggap cukup dapat

memberikankesempatan pada para bawahannya bekerja bebas tanpa kekangan.

4. Berdasarkan dari pendapat tersebut di atas, bahwa pada kenyataannya

tipekepemimpinan yang otokratis, demokratis, dan laissezfaire, banyakditerapkan oleh

para pemimpinnya di dalam berbagai macama organisasi,yang salah satunya adalah

dalam bidang pendidikan. Dengan melihat haltersebut, maka pemimpin di bidang

pendidikan diharapkan memiliki tipekepemimpinan yang sesuai dengan harapan atau

tujuan, baik itu harapan daribawahan, atau dari atasan yang lebih tinggi, posisinya,

yang pada akhirnyagaya atau tipe kepemimpinan yang dipakai oleh para pemimpin,

terutamadalam bidang pendidikan benar-benar mencerminkan sebagai

seorangpemimpinan yang profesional.

G.faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan

Dalam melaksanakan aktivitasnya bahwa pemimpin dipengaruhi olehberbagai macam faktor.

Faktor-faktor tersebut sebagaimana dikemukakan oleh H. Jodeph Reitz (1981) yang dikutif

Nanang Fattah, sebagai berikut :

1. Kepribadian (personality), pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin,hal ini mencakup

nilai-nilai, latar belakang dan pengalamannya akanmempengaruhi pilihan akan gaya

kepemimpinan.

13
2. Harapan dan perilaku atasan.

3.Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan mempengaruhi terhadap apagaya

kepemimpinan.

4. Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi gaya pemimpin.

5. Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilakubawahan.

6. Harapan dan perilaku rekan.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka jelaslah bahwa kesuksesan pemimpin dalam

aktivitasnya dipengaruhi oleh factor-faktor yang dapatmenunjang untuk berhasilnya suatu

kepemimpinan, oleh sebab itu suatutujuan akan tercapai apabila terjadinya keharmonisan dalam

hubungan atauinteraksi yang baik antara atasan dengan bawahan, di samping dipengaruhioleh

latar belakang yang dimiliki pemimpin, seperti motivasi diri untukberprestasi, kedewasaan dan

keleluasaan dalam hubungan social dengansikap-sikap hubungan manusiawi.Selanjutnya peranan

seorang pemimpin sebagaimana dikemukakan oleh M.Ngalim Purwanto, sebagai berikut :

1. Sebagai pelaksana (executive)

2. Sebagai perencana (planner)

3. Sebagai seorangahli (expert)

4. Sebagai mewakili kelompok dalam tindakannya ke luar (external grouprepresentative)

5. Sebagai mengawasi hubungan antar anggota-anggota kelompok (controller of internal

relationship)

6. Bertindak sebagai pemberi gambaran/pujian atau hukuman (purveyor of rewards and

punishments)

7. Bentindak sebagai wasit dan penengah (arbitrator and mediator)

8. Merupakan bagian dari kelompok (exemplar)

14
9. Merupakan lambing dari pada kelompok (symbol of the group)

10.Pemegang tanggung jawab para anggota kelompoknya (surrogate for individual

responsibility)

11. Sebagai pencipta/memiliki cita-cita (ideologist)

12. Bertindak sebagai seorang aya (fatherfigure)

13. Sebagai kambing hitam (scape goat).

Berdasarkan dari peranan pemimpin tersebut, jelaslah bahwa dalam suatukepemimpinan harus

memiliki peranan-peranan yang dimaksud, di sampingitu juga bahwa pemimpin memiliki tugas

yang embannya, sebagaimanamenurut M. Ngalim Purwanto, sebagai berikut :

1. Menyelami kebutuhan-kebutuhan kelompok dan keinginan kelompoknya.

2. Dari keinginan itu dapat dipetiknya kehendak-kehendak yang realistis danyang benar-benar

dapat dicapai.

3. Meyakinkan kelompoknya mengenai apa-apa yang menjadi kehendakmereka, mana yang

realistis dan mana yang sebenarnya merupakankhayalan.

Tugas pemimpin tersebut akan berhasil dengan baik apabila setiap pemimpinmemahami akan

tugas yang harus dilaksanaknya. Oleh sebab itukepemimpinan akan tampak dalam proses di

mana seseorang mengarahkan,membimbing, mempengaruhi dan atau menguasai pikiran-pikiran,

perasaan-perasaan atau tingkah laku orang lain.Untuk keberhasilan dalam pencapaian suatu

tujuan diperlukan seorangpemimpian yang profesional, di mana ia memahami akan tugas

dankewajibannya sebagai seorang pemimpin, serta melaksanakan peranannyasebagai seorang

pemimpin.

15
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuanuntuk

memepengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya denganmenggunakan kekuasaan. Dalam

kegiatannya bahwa pemimpin memilikikekuasaan untuk mengerahkan dan mempengaruhi

bawahannya sehubungandengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan.Tipe-tipe kepemimpinan

pada umumnya adalah tipe kepemimpinan pribadi,Tipe kepemimpinan non pribadi, tipe

kepemimpinan otoriter, tipekepemimpinan demokratis, tipe kepemimpinan paternalistis,

tipekepemimpinan menurut bakat. Disamping tipe-tipe kepemimpinan tersebut juga ada pendapat

yang mengemukakan menjadi tiga tipe antara lain :Otokratis, Demokratis, dan Laisezfaire.

Faktor-faktor yang mempengaruhiaktivitas pemimpin meliputi ; kepribadian (personality),

harapan dan perilakuatasan, karakteristik, kebutuhan tugas, iklim dan kebijakan organisasi,

danharapan dan perilaku rekan. Yang selanjutnya bahwa factor-faktor tersebutdapat

mempengaruhi kesuksesan pemimpin dalam melaksanakanaktivitasnya.Tugas pemimpin dalam

kepemimpinannya meliputi ; menyelami kebutuhan-kebutuhan kelompok, dari keinginan itu

dapat dipetiknya kehendak-kehendakyang realistis dan yang benar-benar dapat dicapai,

meyakinkan kelompoknyamengenai apa-apa yang menjadi kehendak mereka, mana yang realistis

danmana yang sebenarnya merupakan khayalan.Pemimpin yang professional adalah pemimpin

yang memahami akan tugas dan kewajibannya, serta dapatmenjalin hubungan kerjasama yang

baik dengan bawahan, sehinggaterciptanya suasana kerja yang membuat bawahan merasa aman,

tentram,dan memiliki suatu kebebsan dalam mengembangkan gagasannya dalamrangka tercapai

tujuan bersama yang telah ditetapkan.

16
B. Saran-saran

Berdasarkan pada uraian tersebut di atas, maka penulis mengemukakansaran-saran sebagai

berikut :

1. Hendaknya para pemimpin, khususnya pemimpin dalam bidang pendidikandalam

melaksanakan aktivitasnya kepemimpinannya dalam mempengaruhipara bawahannya

berdasarkan pada kriteria-kriteria kepemimpinan yang baik.

2. Dalam membuat suatu rencana atau manajemen pendidikan hendaknyapara pemimpin

memahami keadaan atau kemampuan yang dimiliki oleh parabawahannya, dan dalam

pembagian pemberian tugas sesuai dengankemampuannya masing-masing.

3. Pemimpin hendaknya memahami betul akan tugasnya sebagai seorangpemimpin.

4. Dalam melaksanakan akvititasnya baik pemimpin ataupun yang dipimpinmenjalin suatu

hubungan kerjsama yang saling mendukung untuk tercapainyatujuan organisasi atau instnasi.

17
DAFTAR PUSTAKA

Harbani Pasolong, 201, Kepemimpinan Birokrasi, Alfabeta, Bandung.


T. Hani Handoko,2004, Manajemen edisi 2 Arief Furchan, Pengantar Penelitian dalam
Pendidikan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Burhanuddin, 1994. Analisis Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan, Bumi Aksara,
Malang.
Dadang Sulaeman dan Sunaryo, 1983, Psikologi Pendidikan, IKIP Bandung, Bandung.
I.Nyoman Bertha, 1983, Filsafat dan Teori Pendidikan, FIP IKIP Bandung, Bandung.
M. Ngalim Purwanto, 1981, Administrasi Pendidikan, Mutiara Sumber-Sumber Benih
Kecerdasan, Jakarta.
Maman Suherman, 1986. Pengembangan Sarana Belajar, Karunia, Jakarta.
Maman Ukas, 1999, Manajemen Konsep, Prinsip, dan Aplikasi,Ossa Promo,Bandung.
Marsetio Dono sepoetro,1982, Manajemen dalam Pengertian dan Pendidikan Berpikir,
Surabaya.
Nanang Fattah, 1996, Landasan Manajemen Pendidikan, Rosdakarya, Bandung.
Oteng Sutisna, 1983, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional,
Angkasa, Bandung.
Syaiful Sagala, 2005, Administrasi Pendidikan Konteporer, Alfabeta, Bandung.
Wahjosumidjo, 1995, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya),
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Maman Ukas, 1999, Manajemen Konsep, Prinsip, dan Aplikasi, OssaPromo, Bandung.
Nanang Fattah, 1996, Landasan Manajemen Pendidikan, Rosdakarya, Bandung.
Ngalim Purwanto, 1981, Administrasi Pendidikan, Mutiara Sumber-Sumber
Benih Kecerdasan, Jakarta.

18

Anda mungkin juga menyukai