Anda di halaman 1dari 11

eJournal Administrative Reform, 2017, 5 (3): 622-632

ISSN 2338-7637, ar.mian.fisip-unmul.ac.id


© Copyright 2017

STUDI TENTANG SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN


RUJUKAN RAWAT JALAN ONLINE (SIPULAN)
DI RSUD A.M PARIKESIT TENGGARONG

Muhammad Faudzan1, Abdullah Karim2, Enos Paselle3

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis penerapan
sistem rujukan online dan faktor penghambat serta pendukungnya dalam
pelayanan kesehatan di RSUD A.M. Parikesit Tenggarong. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendapatkan deskripsi tentang
penerapan sistem rujukan online, Standart Operating Procedures (SOP),
pelaporan dan evaluasi, faktor pendukung dan penghambatnya serta manfaat
yang diperoleh oleh pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan
Sistem Informasi Pendaftaran Rujukan Rawat Jalan Online (SIPULAN) tidak
ada masalah dan dianggap sudah baik serta sudah sesuai SOP. Pengoperasian
SIPULAN sangat mudah dan jarang terjadi kendala. Kendala hanya pada
sarana pendukung yaitu gangguan alat dan jaringan internet.
Kata Kunci: Sistem Informasi Online, SIPULAN, Pelayanan Kesehatan

Abstract
The purpose of this research is to know and analyze the implementation of
online referral system and inhibiting and supporting factors in health service at
RSUD A.M. Parikesit Tenggarong. This study uses a qualitative approach with
a view to obtaining an in-depth description of how the application of online
referral system, Standart Operating Procdures (SOP), reporting and
evaluation, the supporting and inhibiting factors and the benefits for the
patient. The results showed that the application of Information Registration
Referral Outpatient Online Systems (SIPULAN) is considered good. The
application is in accordance with SOP. Implementation of SIPULAN operation
is very easy and rare obstacles except internet network
Keywords: Online Information System, SIPULAN, Health Services

Pendahuluan
Kesadaran dan tingkat pendidikan masyarakat yang semakin meningkat,
membuat tuntutan terhadap pelayanan yang berkualitas juga semakin tinggi,
termasuk di dalamnya adalah pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit. Hal
ini menjadi tanggungjawab rumah sakit untuk dapat memberikan pelayanan
yang baik, terlebih jika melihat Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan, pada Pasal 5 ayat 1 menyebutkan bahwa setiap orang mempunyai
hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan,

1
Mahasiswa Program Magister Ilmu Administrasi Negara, Fisip – Unmul Samarinda.
2
Dosen Program Magister Ilmu Administrasi Negara, Fisip – Unmul Samarinda.
3
Dosen Program Magister Ilmu Administrasi Negara, Fisip – Unmul Samarinda.
Studi Tentang Sistem Informasi Pendaftaran Rujukan Rawat.....(Muhammad Faudzan)

pada ayat 2 juga menyebutkan bahwa setiap orang mempunyai hak dalam
memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau (UU
Kesehatan, 2009).
Masalah yang sering dihadapi sebagian besar rumah sakit adalah belum
mampu memberikan pelayanan yang benar-benar diharapkan oleh pengguna
jasa. RSUD AM Parikesit adalah Rumah Sakit kelas B dan telah ditetapkan
sebagai salah satu Rumah Sakit rujukan regional di Kalimantan Timur yang
selalu berupaya meningkatkan kualitas layanan dan memberikan kemudahan
untuk bisa dengan cepat mendapatkan akses pelayanan. Salah satu upaya yaitu
dengan menerapkan Sistem Informasi Pendaftaran Rujukan Rawat Jalan Online
atau disingkat SIPULAN. Program SIPULAN merupakan sebuah sistem
berbasis teknologi informasi dalam pendaftaran pasien rawat jalan yang
dilakukan secara online di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang
terintegrasi pada Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS).
Fokus dalam penelitian ini adalah untuk melihat penerapan sistem
rujukan online yang dilakukan RSUD AM Parikesit. Sistem rujukan ini
tergolong baru, sehingga penulis ingin melihat bagaimana penerapan standar
operasional; pelaksanaan; ketersediaan sarana pendukung; sumber daya teknis
dan sumber daya manusia; faktor yang menjadi kendala dan pendukungnya
serta manfaat bagi pasien dan keluarga (waktu, biaya, kemudahan prosedur dan
administrasi) sehingga penerapan sistem ini benar-benar mampu untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Kerangka Teori
Good Governance
Menurut Wirman Syafri (2012: 176-7), tata kelola pemerintahan yang
baik (good governance) merupakan isu yang paling mengemuka dalam
pengelolaan admistrasi publik pada penghujung tahun 1990an. Tuntutan gencar
yang dilakukan oleh masyarakat kepada pemerintah untuk melaksanakan
penyelenggaraan pemerintahan yang baik sejalan dengan meningkatnya tingkat
pengetahuan masyarakat, disamping adanya pengaruh globalisasi. UNDP
(United Nation Development Programme) mendefinisikan good governance
sebagai “the exercise of political, economic and administrative authority to
manage a nation affair at all levels”. Oleh karena itu, menurut definisi ini,
governance mempunyai tiga kaki (three legs), yaitu economic, political, and
administrative (2011, http://hdr.undp.org/en/ statistic/hdi/).
Economic governance meliputi proses pembuatan keputusan (decision
making processes) yang memfasilitasi terhadap equity, poverty, dan quality or
the life. Political governance adalah proses pembuatan keputusan untuk
formulasi kebijakan. Administrative governance merupakan sistem
implementasi proses kebijakan. Oleh karena itu, institusi dari governance
meliputi tiga dominan, yaitu state (negara atau pemerintah), private sector
(sektor swasta atau dunia usaha), dan society (masyarakat), yang saling

623
eJournal Administrative Reform, Volume 5, Nomor 3, 2017: 622-632

berinteraksi dan menjalankan fungsinya masing-masing. Institusi pemerintahan


berfungsi menciptakan lingkungan politik dan hokum yang kondusif. Sektor
swasta menciptakan pekerjaan dan pendapatan, sedangkan masyarakat berperan
positif dalam interaksi sosial, ekonomi dan politik, termasuk mengajak
kelompok dalam masyarakat untuk berpartisipasi dalam aktifitas ekonomi,
sosial, dan politik.

Pelayanan Publik
Dijelaskan oleh Sinambela dalam buku Reformasi Pelayanan Publik
(2006: 3-5). Pelayanan Publik yang menjadi fokus studi disiplin Ilmu
Administrasi Publik di Indonesia, masih menjadi persoalan yang perlu
memperoleh perhatian dan penyelesaian yang komprehensif. Harus diakui,
bahwa pelayanan yang diberikan oleh pemerintah kepada rakyat terus
mengalami pembaruan, baik dari sisi paradigma maupun format pelayanan
seiring dengan meningkatnya tuntutan masyarakat dan perubahan didalam
pemerintah itu sendiri. Meskipun demikian, jika dilihat dari kedua sisi
pembaruan tersebut belum memuaskan, bahkan masyarakat masih diposisikan
sebagai pihak yang tidak berdaya dan termarginalisasikan dalam kerangka
pelayanan.
Menurut KepMenpan No.63 Tahun 2003, pelayanan publik adalah segala
kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik
sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Dengan demikian, pelayanan publik
adalah pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara
negara.
Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik
juga diuraikan bahwa pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan dalam
rangka pengaturan, pembinaan, bimbingan, peneyediaan fasilitas, jasa dan
lainnya yang dilaksanakan pleh aparatur pemerintah sebagai upaya pemenuhan
kebutuhan kepada masyarakat sesuai ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.

Sistem Penerapan Teknologi


Menurut Kidi (2014: 1-17) teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
yang dikembangkan dalam pemerintahan atau yang disebut dengan e-
government membuat masyarakat semakin mudah dalam mengakses kebijakan
pemerintah sehingga program yang dirancangkan pemerintah dapat berjalan
dengan lancar. E-Government secara umum dapat didefinisikan sebagai
penerapan TIK untuk menigkatkan kinerja dari fungsi dan layanan pemerintah
tradisional. Lebih spesifik lagi, e-government adalah penggunaan teknologi
digital untuk mentransformasikan kegiatan-kegiatan pemerintah yang bertujuan
untuk meningkatkan efektifitas, efisiensi, dan penyampaian layanan. Dengan

624
Studi Tentang Sistem Informasi Pendaftaran Rujukan Rawat.....(Muhammad Faudzan)

demikian, penting untuk membuat e-government road map, desain top down
dengan sebuah rencana implementasi rinci yang bottom up.

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Teknik
pengumpulan data-data yang dilakukan dengan cara wawancara, observasi,
kuisioner dan studi dokumentasi. Analisis dan interpretasi atau penafsiran data
dilakukan dengan berdasarkan “consensus judgment”.

Hasil Penelitian
Penerapan Sistem Infomasi Pendaftaran Rujukan Rawat Jalan Online
(SIPULAN)
Sistem Informasi Pendaftaran Rujukan Rawat Jalan Online (SIPULAN)
adalah suatu sistem rujukan yang diberikan kepada pasien dengan
menggunakan sarana internet. Dengan menerapkan kemajuan teknologi
internet, pasien dari fasilitas kesehatan tingkat pertama yang membutuhkan
penanganan atau tindakan pada fasilitas kesehatan lanjutan, dapat dipermudah
dan dipercepat.
Keuntungan dari sistem ini adalah terdapat kepastian informasi
pelayanan kesehatan kepada pasien, waktu tunggu lebih cepat dan informasi
jumlah pasien rujukan yang datang setiap hari ke rumah sakit. Selain itu pasien
juga bisa memilih hari, jam dan dokter yang akan menanganinya nanti di rumah
sakit. Secara garis besar sistem ini memberikan keuntungan antara lain
informasi jadwal pelayanan dokter poliklinik di rumah sakit berdasarkan
tanggal, hari dan jam, dan reservasi atau perjanjian pelayanan dokter poliklinik
rumah sakit. Manfaat lainnya adalah manajemen jadwal pelayanan dokter yang
tersedia dan yang sudah terjadwal, konfirmasi kehadiran pasien rujukan dari
fasilitas kesehatan tingkat pertama di rumah sakit, dan laporan-laporan
berkaitan dengan rujukan pasien.

a. Standard Operating Procedures (SOP)


SIPULAN telah dijalankan sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan.
Sebagai program lanjutan dari Sistem Informasi Manajemen Admisi Rawat
Inap (SIMARI). Pelaksanaan SIPULAN yang dinilai oleh masyarakat sudah
baik ini merupakan salah satu jawaban dari keinginan masyarakat akan
pelayanan pemerintah terhadap publik. Pelayanan khususnya di bidang
kesehatan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara seperti yang
termuat dalam Peraturan Bupati Kutai Kartanegara No. 56 Tahun 2015 tentang
Pedoman Sistem Informasi Manajemen Admisi Rawat Inap dalam rangka
Reformasi Birokrasi di bidang kesehatan. SIPULAN juga merupakan
pengejawantahan dari Peraturan Daerah No. 16 Tahun 2011 yang mengatur
tentang Sistem Kesehatan Daerah (SKD) Kabupaten Kutai Kartanegara yang
bertujuan sebagai penentu arah, kebijakan, prioritas dan landasan utama

625
eJournal Administrative Reform, Volume 5, Nomor 3, 2017: 622-632

program dan kegiatan, serta rujukan bagi seluruh sektor serta tolak ukur
keberhasilan dalam pembangunan kesehatan.
Berdasarkan hasil data dari proses wawancara yang dilakukan pada
operator di tingkat puskesmas, didapatkan informasi bahwa SOP sudah sesuai
dengan proses kerja Puskesmas dan mudah dilaksanakan. Kendalanya ketika
ketika salah satu pasien atau keluarga yang mendaftar tidak mempunyai nomor
hand phone yang valid, permasalahan ini kemudian ditanggulangi dengan
metode memberikan keterangan pada form Nomor HP dimana terdapat
peringatan berbunyi "Pastikan Nomor yang Anda Berikan Benar".
Diketahui bahwa pelaksanaan SIPULAN telah sesuai dan mudah
dilaksanakan sebagai panduan kerja sehingga tidak memiliki masalah. Hal ini
dapat memberikan dampak positif terhadap kinerja dan pengawasan pelayanan
karena SOP dapat memberikan dampak positif dan simultan terhadap kinerja
dan pengawasan sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan (Megantara
& Prihatini: 2016; Purba, Rumapea & Kiyai: 2014; Nugraheni, Aprianti &
Budiatmo: 2014)

b. Pelaksanaan Pengoperasian SIPULAN


Alur pengoperasian SIPULAN adalah: (1) pasien datang ke puskesmas;
(2) petugas memasukkan data pasien ke komputer SIPULAN dan
menjadwalkan rujukan ke rumah sakit sesuai permintaan pasien dan poli yang
dituju; (3) data dikirim ke rumah sakit melalui operator SIPULAN rumah sakit;
(4) operator SIPULAN rumah sakit meng-entry data pasien ke stasiun perawat
poli yang dituju; (5) pasien mendapat pelayanan kesehatan; (6) pasien ke
apotik, laboratorium, fisiotrapi, radiologi; (7) selesai.
Pelaksanaan pengoperasian SIPULAN bertujuan untuk memberikan
pelayanan yang efektif kepada publik dan untuk mengindari prosedur yang
berbelit, makan waktu lama, ketidakpastian waktu dan biaya dan adanya
perlakuan pilih kasih oleh pegawai kepada pasien. Pemenuhan terhadap
harapan masyarakat terkait optimalisasi kualitas pelayanan publik antara lain
dituangkan dalam bentuk kegiatan penyederhanaan proses, efisiensi waktu dan
biaya, perubahan perilaku petugas pelayanan, dan penggunaan teknologi
informasi.
Adapun permasalahan dalam pelayanan yang berhasil dijaring dan
berusaha diperbaiki untuk sebuah inovasi dalam upaya peningkatan kualitas
pelayanan publik oleh RSU A.M. Parikesit, antara lain:
1. Penumpukan pasien rawat jalan di ruang tunggu poliklinik pada waktu
yang sama.
2. Waktu tunggu antrian di loket pendaftaran terlalu lama.
3. Pasien/keluarga harus datang mengantri di loket pendaftaran untuk
mendaftar.
4. Perbedaan loket pendaftaran antara pasien BPJS dengan pasien umum.

626
Studi Tentang Sistem Informasi Pendaftaran Rujukan Rawat.....(Muhammad Faudzan)

5. Tidak bisa memilih dan menentukan jadwal berkunjung berdasarkan


dokter spesialis yang bertugas di poliklinik.
6. Masih terdapat pola pikir dan budaya melayani yang kurang.
7. Tidak berjalannya rujukan balik pasien dari Rumah Sakit ke Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).
Oleh karena itu, sejalan dengan sasaran reformasi birokrasi di Kabupaten
Kutai Kartanegara dan untuk mewujudkan misi RSUD A.M. Parikesit serta
implementasi Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik, maka penataan dan pengaturan mengenai sistem pendaftaran
rujukan rawat jalan secara online langsung di FKTP (puskesmas) yang
terintegrasi ke SIM Rumah Sakit RSUD A.M. Parikesit merupakan salah satu
solusi inovasi untuk menjawab isu aktual tersebut.
Pengoperasian SIPULAN sesuai alur/bagan yang telah ditetapkan.
Kendala utama adalah adanya gangguan koneksi internet dan kendala listrik
padam. Kalau ada gangguan seperti in terpaksa kembali ke sistem manual yaitu
rujukan dengan surat rujukan. Cara lainnya adalah menggunakan hand phone
pintar. SIPULAN ini dirancang supaya pelaksanaannya mudah dan kendala
terjadi pada hal-hal yang bersifat teknis. Dapat dilihat bahwa ada beberapa
manajemen resiko yang dilakukan pihak operator dalam melakukan pelayanan
ketika terjadi kendala. Manajemen resiko yaitu proses pengukuran atau
penilaian resiko serta pengembangan strategi pengelolaan, strategi yang dapat
diambil antara lain memindahkan, mengurangi efek negatif dan menampung
sebagian atau semua resiko (Stoneburner: 2002).

c. Sarana Pendukung Pelaksanaan SIPULAN


Dalam menjalankan program SIPULAN tentu saja diperlukan sarana
pendukung dalam hal ini adalah pelaksana operasional (personal) dan peralatan
baik pada rumah sakit maupun pada puskesmas. Personal dan peralatan tersebut
merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pelaksanaan program ini.
Adapun personal merupakan sebagai operator peralatan itu sendiri, sementara
alat-alat yang diperlukan adalah alat komunikasi informasi teknologi seperti
komputer, wifi, modem, dan perlengkapannya.
Sarana dalam melaksanakan SIPULAN di puskesmas adalah komputer
atau CPU, wifi, dan printer. Apabila listrik padam, biasanya jaringan internet
juga tidak ada, maka terpaksa dibuat surat rujukan manual. Sedangkan sarana
pendukung pelaksanaan SIPULAN di RSUD AM Parikesit adalah komputer
dan wifi. Apabila listrik padam, otomatis genset menyala. Sedangkan pada
gangguan peralatan sudah ada tim yang menanganinya yaitu tim IT. Jadi tak
ada kendala dalam pelaksanaan SIPULAN di rumah sakit.
Sarana pendukung dalam pelaksanaan SIPULAN pada puskesmas masih
memakai laptop, kecuali pada Puskesmas Rapak Mahang sudah memakai CPU.
Kendala pada sarana pendukung adalah gangguan alat dan gangguan jaringan
internet.

627
eJournal Administrative Reform, Volume 5, Nomor 3, 2017: 622-632

d. Pelaporan dan Evaluasi


Pelaporan dan evaluasi pelaksanaan SIPULAN disampaikan kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara dan Badan Pelaksana Jaminan
Kesehatan (BPJS) setiap akhir bulan. Laporan berisi tentang data pasien, seperti
nama, umur, tanggal kunjungan, nomor BPJS (bagi pemegang kartu BJPS),
penyakit dan poli yang melayani. Tidak ada kendala dalam pembuatan laporan.
Evaluasi secara internal puskesmas diadakan setiap awal bulan. Dalam
pelaporan dan evaluasi pelaksanaan SIPULAN tidak mengalami kendala.
Tidak ada kendala dalam laporan dan evaluasi dalam pelaksanaan
SIPULAN. Laporan dan evaluasi pelaksanaan SIPULAN di RSUD AM
Parikesit disampaikan setiap hari kepada Direktur RSUD A.M. Parikesit.
Proses pelaporan semacam ini dirasakan sangat cocok untuk dilakukan.
Menurut Reilly (2013) dan data yang diperoleh dari hasil wawancara diketahui
bahwa: pelaporan bulanan yang dilakukan di FKTP sangat cocok pada sektor
manajemen dengan skala kecil seperti Puskesmas. Sedangkan pelaporan dan
evaluasi harian yang dilakukan Rumah Sakit sangat cocok karena memiliki
manajemen berskala luas yang memerlukan data yang sangat banyak untuk
diteliti. Kemudahan laporan bulanan adalah dapat mengambil skala umum pada
data, dan dapat dihitung sangat cepat secara komputerisasi.

e. Penerapan SIPULAN Secara Menyeluruh


Standar Operating Procedures SIPULAN sudah sesuai dengan proses
kerja Puskesmas dan mudah dilaksanakan. Adapun masalah terkait teknis
program langsung ditangani dengan strategi tertentu dan dengan manajemen
resiko yang baik agar SIPULAN dapat berjalan sesuai SOP yang telah
ditetapkan. Begitu pula dengan proses pelaporan dan evaluasi yang berjalan
dengan baik dan terarah. Kendala pada penerapan SIPULAN terjadi pada
pelaksanaan pengoperasian yang bersumber dari sarana pendukung
pelaksanaan. Kendala muncul dari segi teknis yaitu padamnya listrik yang
menyebabkan layanan SIPULAN menjadi terhenti di FKTP (Puskesmas), hal
ini dikarenakan ketersediaan sarana yang berbeda di masing-masing Puskesmas
yang tidak memiliki sumber daya cadangan untuk menghasilkan listrik,
sehingga harus melakukan proses rujukan secara manual. Namun yang perlu
diperhatikan adalah bahwa dalam penggunaan sistem informasi seperti
SIPULAN, koneksi internet yang terputus dan tidak adanya sumber listrik
merupakan kegagalan yang tingkatnya tinggi (Pujastuti Nasiri: 2016) sehingga
solusi yang diperlukan adalah sumber daya cadangan

Faktor Pendukung dan Penghambat


a. Electricity (Sistem Kelistrikan)
Terdapat penghambat pada matinya listrik secara dadakan walaupun
jarang terjadi, sehingga diketahui bahwa peralatan teknis SIPULAN tentang
electricity tidak didukung dengan daya listrik cadangan seperti dari mesin

628
Studi Tentang Sistem Informasi Pendaftaran Rujukan Rawat.....(Muhammad Faudzan)

genset terutama di Puskesmas sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.


Hal ini berakibat untuk menjalankan program, Puskesmas menggunakan sistem
manual agar proses rujukan tidak terhambat.
.
b. Jaringan Internet
Berdasarkan hasil wawancara, adanya SOP menjadi faktor pendukung
dalam menjalankan program SIPULAN agar tidak terhenti. Jaringan internet
dapat bermasalah apabila terjadi pemadaman listrik sehingga menyebabkan
modem tidak bisa menyala. Pada Puskesmas Rapak Mahang menggunakan
komputer dan kabel LAN, sedangkan pada Puskesmas Loa Ipuh
membutuhkan Wifi karena mereka menggunakan laptop yang tidak nyaman
apabila menggunakan kabel LAN. Jeleknya jaringan internet di keluhkan
oleh Puskesmas di Mangkurawang, hal ini terjadi mengingat letaknya yang
berada jauh dari pusat kota dan minim peralatan pemancar jaringan atau
terlalu panjangnya kabel dari pusat penyebaran yang menyebabkan turunnya
kualitas jaringan internet.
Pada RSUD AM Parikesit, tidak terdapat kendala dalam pelaksanaan
SIPULAN terkait dengan jaringan internet. Walaupun listrik padam, genset
langsung menyala, sehingga otomatis menyalakan jaringan internet yang
tersedia.
Menurut Mundy dan Musa (2010:152) dalam pelayanan berbasis
elektronik, kunci sukses utama dalam implementasi layanan elektronik
adalah tingkatan dari jaringan internet. Semakin baik tingkatannya maka
akan semakin sukses implementasi layanan elektronik begitu pula
sebaliknya. Artinya pemerintah wajib mempertimbangkan pengembangan
jaringan internet sebelum mengimplementasikan program layanan
elektronik agar dapat menghasilkan keuntungan yang maksimal.

c. Sumber Daya Manusia (SDM)


Faktor pendukung pada aspek SDM adalah masyarakat sudah banyak
yang mengerti tentang penggunaan teknologi informasi. Pada sumber daya
operator secara kualitas dan kuantitas telah terpenuhi dan masing-masing
Puskesmas memiliki satu orang operator SIPULAN. Namun perlu
diperhatikan disini adalah sumber daya cadangan operator. Satu orang
operator tidak cukup apabila terdapat kendala seperti operator sedang
berhalangan tidak dapat menjalankan SIPULAN karena berbagai alasan
sehingga perlu digantikan.

Manfaat yang Didapat oleh Pasien dan Keluarga


a. Manfaat dari faktor kehematan waktu
Berdasarkan Kepmenpan 63 tahun 2003 waktu penyelesaian dalam
pelayanan harus memberikan pelayanan dengan cepat, pemberian informasi

629
eJournal Administrative Reform, Volume 5, Nomor 3, 2017: 622-632

yang akurat dan tepat. Kemudian sesuai dengan Asas-asas pelayanan publik
menurut UU No. 25 tahun 2009 pada pasal 4 yang mengatakan bahwa
penyelenggaraan pelayanan publik memiliki ketepatan waktu (poin 11) dan
kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan (poin 12)
SIPULAN memiliki kontribusi pada efisiensi waktu terutama dalam hal
kecepatan dan praktisnya pelayanan secara administratif. Hal ini memberikan
kenyamanan kepada pasien atau keluarga sehingga terhindar dari kelelahan
akibat ketidak-efisiennya waktu yang digunakan dan Waktu tunggu yang yang
tidak efisien dapat megundang ketidak puasan pasien akan sebuah pelayanan
kesehatan (Nugraheni: 2017)

b. Manfaat dari faktor berkurangnya biaya


SIPULAN bermanfaat untuk mengurangi biaya pasien terutama biaya
kelengkapan administrasi, selain itu juga memberikan kemudahan dan
ketenangan bagi pasien dan keluarga dalam hal keamanan pelayanan seperti
tidak lagi perlu khawatir surat rujukan harus tercecer. Manfaat SIPULAN yang
diperoleh adalah membantu penghematan dana dan memperjelas sistem
pelayanan kesehatan. Bagi masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan akan
meringankan biaya pengobatan karena pelayanan yang diperoleh sangat mudah.
Ringannya biaya kesehatan pada akhirnya dapat berpengaruh pada kepuasan
dan loyalitas pasien (Adil, Syamsun, & Najib : 2016)

c. Manfaat dari faktor kemudahan prosedural


Terdapat kemudahan pada SIPULAN secara prosedural karena tidak
perlu melakukan aktivitas administrasi di banyak tempat, pasien hanya perlu ke
poli yang di tuju dan sudah dapat dilayani oleh dokter. SIPULAN mendorong
perbaikan kualitas budaya dan perilaku melayani sehingga pegawai lebih
bertanggung jawab dan bekerja sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Hal ini
diharapkan dapat mengurai benang kusut dalam prosedur di rumah sakit dan
pada akhirnya menuju sasaran reformasi birokrasi dalam hal perbaikan kualitas
perlayanan publik serta menunjang UU No 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik. Selain itu mudahnya prosedural dinilai dapat dapat
memberikan pengaruh terhadap meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan
(Mukhadinono & Subagyo: 2011)

d. Manfaat dari faktor kemudahan SIPULAN


Manfaat SIPULAN ini sesuai dengan visi Gerakan Pengembangan
Rakyat Sejahtera (Gerbang Raja) dari Bupati Kutai Kartanegara yang berbunyi:
”Menuju Terwujudnya Masyarakat Kutai Kartanegara yang Sejahtera dan
Berkeadilan.” Sesuai pula dengan misi Gerakan Pengembangan Rakyat
Sejahtera yang terdiri dari 7 poin, yang di antaranya pada poin pertama
berbunyi: ”Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan dengan

630
Studi Tentang Sistem Informasi Pendaftaran Rujukan Rawat.....(Muhammad Faudzan)

menitikberatkan pada motivasi dan pengawasan pelaksanaan good


governance.”
Berdasarkan survey kepuasan pasien RSUD A.M Parikesit April 2017
(http://www.rsamp.id/download/JAN-MAR.pdf) yang diperoleh dari 895
responden menilai mutu pelayanan RSUD A.M Parikesit dengan nilai C
(Cukup) dengan banyaknya distribusi penilaian cukup di berbagai aspek
pelayanan Rumah Sakit. Artinya secara menyeluruh pasien merasa puas dengan
pelayanan Rumah Sakit A.M Parikesit sebagai pelaksana SIPULAN yang
mencakup prosedural, administrasi, waktu dan biaya pelayanan.
Dengan demikian jelas bahwa prosedur pelayanan merupakan salah satu
ukuran penting dalam menentukan kualitas pelayanan. Prosedur pelayanan
yang mudah, cepat, dan transparan akan menentukan tingkat kualitas pelayanan
yang disajikan oleh sebuah institusi penyedia jasa pelayanan publik. Artinya
terdapat unsur-unsur yang telah terpenuhi dalam pelayanan SIPULAN sehingga
program ini telah memenuhi ukuran kualitas pelayanan

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Penerapan SIPULAN sudah sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP)
dan dapat dijalankan dengan mudah. Kendala utama berasal dari masalah
teknis pada jaringan listrik dan koneksi internet, walaupun begitu SIPULAN
masih bisa dijalankan dengan cara manual.
2. Faktor Pendukung adalah adanya SOP, sarana komputer, jaringan internet
dan kelistrikan serta tersedianya operator SIPULAN. Sedangkan faktor
hambatan utama yang terjadi adalah tidak tersedianya dukungan cadangan
ketika pendukung utama terhambat, terutama di puskesmas. Artinya
kelistrikan, jaringan internet, dan SDM akan berbeda jauh kualitasnya ketika
salah satunya terhambat saat menjalankan layanan SIPULAN ini.
3. Secara menyeluruh pasien merasakan banyaknya manfaat pelayanan
SIPULAN yang mencakup prosedural, administrasi, waktu dan biaya
pelayanan.

Saran
Berdasarkan kesimpulan dan analisis yang penulis lakukan, maka penulis
memberikan saran – saran sebagai berikut :
1. Kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara khususnya Dinas
Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara, melihat dari fakta yang didapat
ketika penelitian berlangsung, disarankan untuk menambah sarana komputer
dan jaringan internet yang memadai serta penambahan tenaga operator
SIPULAN.
2. Kepada Divisi Pengembangan Rumah Sakit Umum Daerah A.M. Parikesit
melihat dari fakta yang didapat ketika penelitian berlangsung:

631
eJournal Administrative Reform, Volume 5, Nomor 3, 2017: 622-632

- Memperluas jangkauan operasional SIPULAN kepada Fasilitas


Kesehatan Tingkat Pertama lainnya diluar puskesmas seperti Klinik
Kesehatan Swasta, Klinik Perusahaan, Dokter Praktek dan Bidan
Praktek Swasta.
Penyempurnaan SIPULAN dengan menambahkan di sistem rujukan
mengenai hal-hal seperti kebebasan pasien untuk memilih hari dan jam
berkunjung ke rumah sakit serta dokter spesialis yang diinginkan. Hal ini
bertujuan untuk lebih memudah sistem operasi pelayanan online Rumah Sakit
agar menjadi lebih lengkap dan baik.

Daftar Pustaka
Adil, Adityawarman, M. Syamsun, M. Najib. 2016. Pengaruh Kualitas
Pelayanan dan Biaya terhadap Kepuasan dan Loyalitas PAsien RSUD
Kota Bogor. Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol 14 (3). Universitas
Brawijaya : Malang.
Kidi. 2014. Penerapan E-Government Untuk Perbaikan Pelayanan Publik di
Sektor Birokrasi. http://www.medukasi.webid/2013/ pengertian-
teknologi-informasi-n.html
Mukhadiono, & Subagyo, Widyo. 2011. Pengaruh Prosedur dan Fasilitas
Pelayanan terhadap Kualitas Pelayanan Peserta Program Jamkesmas di
Puskesmas I Cilongok. Jurnal Keperawatan Soedirman, Vol 6 (1).
Fakultas Ilmu Kesehatan Unoversitas Soedirman : Purwokerto.
Mundy, Darren dan Musa, Bandi. 2010. Towards a framework for e-
government development in Nigeria. Electronic Journal of E-
government, 8(2). http://www.ejeg.com/issue/download.html?
idArticle=205&origin=publication_detail
Nugraheni, Reny. 2017. Gambaran Waktu Tunggu Pasien dan Mutu Pelayanan
Rawat Jalan di Poli Umum UPTD Puskesmas Pesantren 1 Kota Kediri
Tahun 2017. Jurnal Wiyata : Penelitian Sains & Kesehatan, Vol. 4 (2).
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata: Kediri
Pujastuti, Eli, & Asro Nasiri. 2016. Analisis Manajemen Resiko pada
Penggunaan Sistem Informasi "SMART PMB" di STMIK AMIKOM
Yogyakarta. Seminar NAsional Teknologi Informasi dan Multimedia
2016. 6-7 Februari 2016. STMIK AMIKOM : Yogyakarta
Reilly, Tom. 2013. Advantages and Disadvantages of using Monthly, Weekly,
and Daily Data. Automatic Forecasting System
(http://www.autobox.com/cms/index.php/blog/entry/advantages-and-
disadvantages-of-using-monthly-weekly-and-daily-data)
Syafri, Wirman. 2012. Studi Tentang Administrasi Publik. Erlangga: Surabaya.
UNDP. 2011. Human Development Index. (http://hdr.undp. org/en/ statistic/
hdi/).

632

Anda mungkin juga menyukai