Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN ANALISIS ISU

DI
RSUD DR.SOEKARDJO

Disusun oleh:

ERNI RAHMAWATI
198909132020122004

PESERTA LATSAR CPNS KOTA TASIKMALAYA


KELOMPOK IVANGKATAN VII TAHUN 2021

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI


PUSAT PENDIDIKAN ADMINISTRASI BANDUNG

2021
ANALISIS ISU INSTANSI (SELF LEARNING)

I. Pokok Permasalahan
Sarana dan prasarana yang belum memadai untuk Ruang Isolasi Covid di Ruang Perinatologi

II. Fakta dan data yang berpengaruh terhadap persoalan


1. Ruang Isolasi covid untuk bayi masih berada di satu tempat dengan Ruang bayi sehat dan
bayi sakit.
2. Ruang isolasi covid dengan ruang bayi sakit hanya di pisahkan oleh tembok dan belum ada
penyekatan yang maksimal antara ruang isolasi covid dengan R,bayi sakit.
3. Jumlah sumber daya manusia yang bertugas d ruang bayi masih terbatas.
4. Sirkulasi udara di ruang isolasi bayi yang belum baik karena ventilasi yang kurang.

III. Identifikasi Penyebab Permasalahan


1. Gedung yang disiapkan untuk Ruang Isolasi Covid Bayi belum bisa digunakan karena
anggaran rumah sakit yang tidak memadai.
2. Ventilasi di ruang isolasi bayi yang masih belum memadai.
3. Jumlah sumber daya manusia yang sudah mengikuti pelatihan penanganan pada bayi masih
sedikit.

IV. Dampak dari Permasalahan


Apabila Ruang isolasi covid untuk bayi tidak segera dipisahkan dari ruang bayi sakit dan sehat
maka ditakutkan akan beresiko kepada bayi sehat maupun sakit yang berada d ruang
perinatology karena sirkulasi udaranya masih satu Ruangan .

V. Analisis dari Permasalahan.


Pandemi covid yang saat ini masih terjadi d Indonesia membuat sarana dan prasarana kesehatan
harus siap jika harus menangani bayi yang terkena virus covid 19 yang jumlahnya semakin hari
semakin bertambah. Sedangkan kapasitas Ruang isolasi bayi saat ini sangat terbatas
dikarenakan jumlah incubator yang sedikit jumlahnya.. Selain itu, jumlah tenaga umber daya
manusia yang sedikit sedangkan jumlah pasien bayi isolasi covid yang semakin meningkat
menyebabkan nakes menjadi kewalahan dan menjadi sakit.
Anggaran rumah sakit yang kurang memadai untuk menyiapakan sarana prasarana yang sesuai
untuk pasien isoalsi bayi covid 19 menyebabkan pembuatan ruangan khusus untuk bayi covid
19 menjadi terhambat.

VI. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis dapat disimpulkan bahwa yang menjadi akar
permasalahan adalah belum tersedianya sarana dan prasarana yang memadai untuk merawat
bayi dengan diagnose covid 19 yang di sebabkan oleh anggaran Rumah sakit yang belum
memadai.

VII. Teknis-Teknik Analisis Isu

Untuk mengatasi isu belum tersedianya sarana dan prasarana yang memadai untuk merawat
bayi – bayi dengan covid 19, saya menggunakan teknik tapisan metode USG (Urgency,
Seriousness, Growth). Metode USG adalah suatu metode yang memperhatikan kriteria aktual,
kekhalayakan, problematik, dan kelayanan. Metode USG juga menentukan tingkat urgensi,
keseriusan, dan perkembangan isu. Isu yang memiliki skor tertinggi menjadi hal yang layak
harus diselesaikan.

1. Urgency, seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis, dan ditindaklanjuti.

2. Seriousness, seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan
ditimbulkan.

3. Growth, seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera.
Tabel 1.
Identifikasi Isu Menggunakan USG (Urgency-Seriosness-Growth)
Teknik Scoring Total Rangking
No. Masalah
Urgenc Seriousnes
y s Growth
1
Sumber daya manusia yang
pernah mengikuti pelatihan
penanganan bayi masih sedikit 4 4 3 11 II

Sarana dan prasarana bagi bayi


isolasi covid 19 yang belum
memadai karena anggaran yang
2 belum memadai
5 4 3 12 I

Jumlah ventilasi di ruang


isolasi bayi yang belum
3 memadai
3 2 2 10 III

Keterangan:
Angka 5 : Sangat gawat/mendesak/cepat
Angka 4 : Gawat/mendesak/cepat
Angka 3 : Kurang gawat/mendesak/cepat
Angka 2 : Tidak gawat/mendesak/cepat
VIII. Saran dan Tindak Lanjut
Berdasarkan pembahasan mengenai analisis isu yang telah dipaparkan, di atas, saran
dan tindak lanjut yang dapat diberikan sebagai berikut:
1. Pelayanan yang diberikan pada bayi dengan covid 19 tetap dilakukan sesuai dengan SOP
walaupun dengan kondisi sarana dan prasarana yang belum memadai.
2. Melakukan disinfeksi secara berkala d ruang iso perinatologi agar virus yang menempel
tidak menyebar ke ruangan bayi yang sakit dan sehat.
3. Melakukan follow up tentang sampai mana persiapan gedung yang akan digunakan untuk
ruang isolasi bayi.
4. Tenaga kesehatan yang dinas di ruang isolasi bayi covid 19 dilakukan secara bergantian
agar mereka tidak kelelahan.
5. Setiap petugas yang sedang merawat bayi covid 19 agar tidak ikut masuk merawat bayi
sakit ataupun sehat untuk menghindari resiko penularan.

Anda mungkin juga menyukai