Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka
1
PPI, yang sebagian besar disebabkan oleh meningkatnya jumlah kelahiran preterm
atas indikasi (Harry dkk, 2010).
Namun menurut Rompas (2004) ada beberapa resiko yang dapat menyebabkan partus
prematurus yaitu :
2
3) Merasakan gejala seperti rasa kaku di perut menyerupai kaku menstruasi, rasa
tekanan intrapelvik dan nyeri pada punggung bawah (low back pain),
4) Mengeluarkan lendir pervaginam, mungkin bercampur darah,
5) Pemeriksaan dalam menunjukkan bahwa serviks telah mendatar 50-80%, atau
telah terjadi pembukaan sedikitnya 2 cm,
6) Selaput amnion seringkali telah pecah,
7) Presentasi janin rendah, sampai mencapai spina isiadika.
Kriteria lain yang diusulkan oleh American Academy of Pediatrics dan The
American Collage of Obstetricians and Gynecologists (1997) untuk mendiagnosis
PPI ialah sebagai berikut:
1) Kontraksi yang terjadi dengan frekuensi empat kali dalam 20 menit atau
delapan kali dalam 60 menit plus perubahan progresif pada serviks,
2) Dilatasi serviks lebih dari 1 cm,
3) Pendataran serviks sebesar 80% atau lebih.
1. Laboratorium
Pemeriksaan kultur urine
Pemeriksaan gas dan pH darah janin
Pemeriksaan darah tepi ibu
Jumlah lekosit
C-reactive protein . CRP ada pada serum penderita yang menderita infeksi
akut dan dideteksi berdasarkan kemampuannya untuk mempresipitasi fraksi
3
polisakarida somatik nonspesifik kuman Pneumococcus yang disebut fraksi C.
CRP dibentuk di hepatosit sebagai reaksi terhadap IL-1, IL-6, TNF.
2. Pemeriksaan ultrasonografi
Penipisan serviks: Iams dkk. (1994) mendapati bila ketebalan seviks < 3 cm
(USG) , dapat dipastikan akan terjadi persalinan preterm. Sonografi serviks
transperineal lebih disukai karena dapat menghindari manipulasi intravagina
terutama pada kasus-kasus KPD dan plasenta previa.
4
kuat, namun menimbulkan risiko kardiovaskular pada janin. Sulindac
memiliki efek samping yang lebih kecil daripada indometasin.
Sedangkan nimesulide saat ini hanya tersedia dalam konteks percobaan
klinis.
Untuk menghambat proses PPI, selain tokolisis, pasien juga perlu membatasi
aktivitas atau tirah baring serta menghindari aktivitas seksual. Kontraindikasi
relatif penggunaan tokolisis ialah ketika lingkungan intrauterine terbukti tidak
baik, seperti:
a) Oligohidramnion
b) Korioamnionitis berat pada ketuban pecah dini
c) Preeklamsia berat
d) Hasil nonstrees test tidak reaktif
e) Hasil contraction stress test positif
f) Perdarahan pervaginam dengan abrupsi plasenta, kecuali keadaan
pasien stabil dan kesejahteraan janin baik
g) Kematian janin atau anomali janin yang mematikan
h) Terjadinya efek samping yang serius selama penggunaan beta-
mimetik.
5
releasing hormone 400 ug iv, yang akan meningkatkan kadar tri-
iodothyronine yang kemudian dapat meningkatkan produksi surfaktan.
Ataupun pemberian suplemen inositol, karena inositol merupakan komponen
membran fosfolipid yang berperan dalam pembentukan surfaktan.
6
menyebabkan kelainan lainnya dan pada beberapa kasus bisa berakibat fatal.
Kepada bayi diberikan oksigen; jika penyakitnya berat, mungkin mereka perlu
ditempatkan dalam sebuah ventilator dan diberikan obat surfaktan (bisa
diteteskan secara langsung melalui sebuah selang yang dihubungkan dengan
trakea bayi).
3) Ketidakmatangan pada sistem saraf pusat bisa menyebabkan gangguan refleks
menghisap atau menelan, rentan terhadap terjadinya perdarahan otak atau
serangan apneu. Selain paru-paru yang belum berkembang, seorang bayi
prematur juga memiliki otak yang belum berkembang. Hal ini bisa
menyebabkan apneu (henti nafas), karena pusat pernafasan di otak mungkin
belum matang. Untuk mengurangi mengurangi frekuensi serangan apneu bisa
digunakan obat-obatan. Jika oksigen maupun aliran darahnya terganggu. otak
yang sangat tidak matang sangat rentan terhadap perdarahan (perdarahan
intraventrikuler) atau cedera .
4) Ketidakmatangan sistem pencernaan menyebabkan intoleransi pemberian
makanan. Pada awalnya, lambung yang berukuran kecil mungkin akan
membatasi jumlah makanan/cairan yang diberikan, sehingga pemberian susu
yang terlalu banyak dapat menyebabkan bayi muntah. Pada awalnya, lambung
yang berukuran kecil mungkin akan membatasi jumlah makanan/cairan yang
diberikan, sehingga pemberian susu yang terlalu banyak dapat menyebabkan
bayi muntah.
5) Retinopati dan gangguan penglihatan atau kebutaan (fibroplasia retrolental)
6) Displasia bronkopulmoner.
7) Penyakit jantung.
8) Jaundice.
Setelah lahir, bayi memerlukan fungsi hati dan fungsi usus yang normal untuk
membuang bilirubin (suatu pigmen kuning hasil pemecahan sel darah merah)
dalam tinjanya. Kebanyakan bayi baru lahir, terutama yang lahir prematur,
memiliki kadar bilirubin darah yang meningkat (yang bersifat sementara),
yang dapat menyebabkan sakit kuning (jaundice). Peningkatan ini terjadi
karena fungsi hatinya masih belum matang dan karena kemampuan makan dan
kemampuan mencernanya masih belum sempurna. Jaundice kebanyakan
bersifat ringan dan akan menghilang sejalan dengan perbaikan fungsi
pencernaan bayi.
7
9) Infeksi atau septikemia.
10) Sistem kekebalan pada bayi prematur belum berkembang sempurna. Mereka
belum menerima komplemen lengkap antibodi dari ibunya melewati plasenta.
Resiko terjadinya infeksi yang serius (sepsis) pada bayi prematur lebih tinggi.
Bayi prematur juga lebih rentan terhadap enterokolitis nekrotisasi (peradangan
pada usus).
11) Anemia .
12) Bayi prematur cenderung memiliki kadar gula darah yang berubah-ubah, bisa
tinggi (hiperglikemia maupun rendah (hipoglikemia).
13) Perkembangan dan pertumbuhan yang lambat.
14) Keterbelakangan mental dan motorik.
8
1. Pengkajian
PENGKAJIAN PRENATAL
DATA UMUM
1. Inisial klien : Ny. DS
2. Usia : 19 th
3. Status pernikahan : menikah (usia 18 th)
4. Agama : Islam
5. Pekerjaan : dulu kerja di salon
6. Pendidikan terakhir : SD
7. Alamat : Tunggulwulung
RIWAYAT KB :-
9
TANDA TANDA VITAL
Kepala Leher
Dada
Abdomen
Leopold I
Leopold III
Leopold IV
TBJ : 1000 gr
Pemeriksaan DJJ :
16.00 134x/mnt
Keputihan : -
Hemorroid : -
10
Ekstremitas atas
Edema : -
Varises : -
Eliminasi
BAB :-
Pola tidur saat ini : tidur tapi susah karena adanya pemasangan kateter
Tingkat mobilisasi : bed rest dengan miring kiri, kalau capek telentang
Latihan/ senam : -
Masalah khusus : pasien merasa tidak nyaman karena kakinya tertindih dan
terpasang kateter
Asupan nutrisi : 3-4 kali/ hari nafsu makan : baik Diet : TKTP
Masalah khusus : -
Keadaan mental
Obat- obatan yang dipakai saat ini : dovadilon 2x1, asam mefenamat 3x1, RL 500cc
11
Hb : 11.2
Het : 34,3
Leukosit : 11, 79
Eosinofil : 7
Limfosit : 14,2
Monosit : 10,7
Masalah : klien mengeluh tidak nyaman dengan terpasangnya kateter, klien juga
takut pengalaman melahirkan preterm terulang kembali
2. ANALISA DATA
Analisa data etiologi Problem
DS : Usia kehamilan 28-30 Resiko Infeksi
Usia Kehamilan antara minggu
28-30 minggu ↓
DO : Placenta Letak Rendah,
Datang ke RS 4 Hari lalu Posisi kepala belum pada
dengan keluhan leopold I
perdarahan pada vagina ↓
Sejak 4 hari lalu sampai PPI
saat ini pasien terpasang ↓
kateter ± 1300 cc Perdarahan vagina
Placenta letak rendah ↓
Posisi kepala belum di MRS 4 hari terpasang
leopold I kateter ±1300 cc
↓
↑kontak dengan
mikroorganisme
↓
Resiko Infeksi
DS : Usia kehamilan 28-30 Defisiensi pengetahuan
Usia Kehamilan antara minggu
28-30 minggu ↓
Mengeluh pegal dengan Placenta Letak Rendah,
posisi miring kiri Posisi kepala belum pada
Menanyakan kenapa leopold I
harus miring ke arah kiri ↓
Mengetahui tentang PPI
keadaan placenta letak ↓
12
rendah tetapi Mengaku Perdarahan vagina
tidak memahami keadaan ↓
tersebut MRS 4 hari terpasang
DO : kateter ±1300 cc
Datang ke RS 4 Hari lalu ↓
dengan keluhan Posisi harus selalu miring
perdarahan pada vagina ke kiri
Sejak 4 hari lalu sampai ↓
saat ini pasien terpasang Selalu menindih kaki kiri
kateter ± 1300 cc dengan BB di atas normal
Placenta letak rendah ↓
Posisi kepala belum di Mengeluh pegel, dan tidak
leopold I nyaman
Posisi harus selalu miring ↓
ke kiri Terlihat sering tidak
Pasien mengeluh miring miring ke arah kiri
ke kiri tidak nyaman ↓
karena kaki kiri terus Defisiensi pengetahuan
tertindih dengan faktor
pemberat BB diatas
normal
Terlihat sering tidak
miring kiri
DS : Punya riwayat persalinan Ansietas
Usia Kehamilan antara preterm pada anak
28-30 minggu pertama, premature 6
bulan dan meninggal
Punya riwayat persalinan
setelah hidup 12 hari
preterm sebelumnya ↓
Anak pertama premature Saat ini Usia kehamilan
6 bulan, dan meninggal 28-30 minggu
setelah hidup 12 hari. ↓
Mengatakan takut Placenta Letak Rendah,
Posisi kepala belum pada
kehilangan pada
leopold I
kehamilan saat ini karena ↓
riwayat pernah gagal PPI
pada kehamilan pertama ↓
Perdarahan vagina
↓
DO : Menyatakan takut gagal
Datang ke RS 4 Hari lalu pada kehamilan saat ini
dengan keluhan ↓
perdarahan pada vagina Ansietas
Sejak 4 hari lalu sampai
saat ini pasien terpasang
kateter ± 1300 cc
Placenta letak rendah
Posisi kepala belum di
leopold I
13
3. RENPRA SESUAI PRIORITAS
14
relaksasi
Berikan obat untuk
mengurangi
kecemasan
Defisiensi pengetahuan Setelah dilakukan tindakan Teaching Disease Process
keperawatan selama 2x24
jam pengetahuan klien Kaji pengetahuan klien
meningkat dengan kriteria terkait penyakit nya
hasil: Jelaskan etiologi dan
mengetahu proses suatu faktor yang
penyakit berkontribusi
Penyebab dan faktor Jelaskan rasional dari
yang berkontribusi management
Penanganan untuk pengobatan
penyakit Berikan informasi ke
Keuntungan dari keluarga terkait
manjemen pengobatan keadaan pasien
Efek penyakit terhadap Beritahukan ke pasien
psikososial klien atau keluarga untuk
segera melaporkan ke
tenaga kesehatanjika
ada tanda gejala yang
mucul
P:
Seluruh intervensi dihentikan
2 24-3-2015 Menjelaskan ke klien apa S:
15
13.30 maksud dari plasenta letak klien mengatakan paham tentang
Ansietas rendah plasenta letak rendah
menganjurkan pasien untuk klien mengatakan paham dan
banyak beristirahat dan benyak harus banyak istirahat dan
berdoa serta tidak banyak mengurangi stress
pikiran klien mengatakan paham tentang
menjelaskan tentang makanan makanan sehat
sehat dan apa yang seharusnya klien paham dan mengatakan
di konsumsi tidak akan melakukan pekerjaan
menjelaskan ke pasien pola yang berat
aktivitas di rumah, dan tidak klien mengatakan paham kapan
mengerkana pekerjaan yang harus kembali ke rumah sakit
berat klien mengatakan akan selalu
Menjelaskan pada klien kapan kontrol sesuai jadwal
harus kembali ke RS
Menjelaskan ke klien untuk
kontrol sesuai jadwal O:
Klien tampak tenang, keluarga tampak
mendukung klien
A:
Masalah teratasi sebagian
P: Hentikan intervensi
O:-
A:
Masalah teratasi seluruhnya
P:
Hentikan intervensi
16
Daftar Pustaka
Iams J.D. 2004. Preterm Labor and Delivery. In: Maternal-Fetal Medicine. 5th ed.Saunders.
Oxorn Harry, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan (Human Labor
and Birth). Yogyakarta : YEM.
17