Analisis Kapasitas Daya Dukung Dan Daya Tampung Ruang Kawasan Perkotaan Beteleme
Analisis Kapasitas Daya Dukung Dan Daya Tampung Ruang Kawasan Perkotaan Beteleme
Hal : IV - 1
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR & PERATURAN ZONASI BWP BETELEME
Hal : IV - 2
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR & PERATURAN ZONASI BWP BETELEME
disusun tabel kriteria untuk setiap kelas; penghambat yang terkecil untuk kelas
yang terbaik dan berurutan semakin besar hambatan semakin rendah kelasnya.
Menurut sistem ini lahan dikelompokan dalam tiga kategori umum yaitu Kelas,
Subkelas dan Satuan Kemampuan (capability units) atau Satuan
pengelompokan (management unit). Pengelompokan di dalam kelas didasarkan
atas intensitas faktor penghambat. Jadi kelas kemampuan adalah kelompok unit
lahan yang memiliki tingkat pembatas atau penghambat (degree of limitation)
yang sama jika digunakan untuk pertanian yang umum (Sys et al., 1991).
Tanah dikelompokan dalam delapan kelas yang ditandai dengan huruf Romawi
dari I sampai VIII. Ancaman kerusakan atau hambatan meningkat berturut-
turut dari Kelas I sampai kelas VIII, seperti pada Gambar 1.
Gambar 4.1.
Klasifikasi dan Keterkaitan Penggunaan Lahan
Hal : IV - 3
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR & PERATURAN ZONASI BWP BETELEME
2. Kelas Kemampuan II
Tanah-tanah dalam lahan kelas kemampuan II memiliki beberapa
hambatan atau ancaman kerusakan yang mengurangi pilihan
penggunaannya atau mengakibatkannya memerlukan tindakan konservasi
yang sedang. Lahan kelas II memerlukan pengelolaan yang hati-hati,
termasuk di dalamnya tindakan-tindakan konservasi untuk mencegah
kerusakan atau memperbaiki hubungan air dan udara jika tanah
diusahakan untuk pertanian tanaman semusim. Hambatan pada lahan
kelas II sedikit, dan tindakan yang diperlukan mudah diterapkan. Tanah-
tanah ini sesuai untuk penggunaan tanaman semusim, tanaman rumput,
padang penggembalaan, hutan produksi dan cagar alam. Hambatan atau
Hal : IV - 4
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR & PERATURAN ZONASI BWP BETELEME
ancaman kerusakan pada lahan kelas II adalah salah satu atau kombinasi
dari faktor berikut:
Lereng yang landai atau berombak (>3 % – 5 %),
Kepekaan erosi atau tingkat erosi sedang,
Kedalaman efetif sedang
Struktur tanah dan daya olah kurang baik,
Salinitas sedikit sampai sedang atau terdapat garam Natrium yang
mudah dihilangkan akan tetapi besar kemungkinabn timbul kembali,
Kadang-kadang terkena banjir yang merusak,
Kelebihan air dapat diperbaiki dengan drainase, akan tetapi tetap ada
sebagai pembatas yang sedang tingkatannya, atau
Keadaan iklim agak kurang sesuai bagi tanaman atau pengelolannya.
Hal : IV - 5
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR & PERATURAN ZONASI BWP BETELEME
4. Kelas kemampuan IV
Hambatan dan ancaman kerusakan pada tanah-tanah di dalam lahan kelas
IV lebih besar dari pada tanah-tanah di dalam kelas III, dan pilihan
tanaman juga lebih terbatas. Jika digunakan untuk tanaman semusim
diperlukan pengelolaan yang lebih hati-hati dan tindakan konservasi yang
lebih sulit diterapkan dan dipelihara, seperti teras bangku, saluran
bervegatasi dan dam penghambat, disamping tindakan yang dilakukan
untuk memelihara kesuburan dan kondisi fisik tanah. Tanah di dalam kelas
IV dapat digunakan untuk tanaman semusim dan tanaman pertanian dan
pada umumnya, tanaman rumput, hutan produksi, padang
penggembalaan, hutan lindung dan cagar alam. Hambatan atau ancaman
kerusakan tanah-tanah di dalam kelas IV disebabkan oleh salah satu atau
kombinasi faktor-faktor berikut:
Lereng yang miring atau berbukit (> 15% – 40%),
Kepekaan erosi yang sangat tinggi,
Pengaruh bekas erosi yang agak berat yang telah terjadi,
Tanahnya dangkal,
Kapasitas menahan air yang rendah,
Selama 2 sampai 5 bulan dalam setahun dilanda banjir yang lamanya
lebih dari 24 jam,
Kelebihan air bebas dan ancaman penjenuhan atau penggenangan
terus terjadi setelah didrainase (drainase buruk),
Terdapat banyak kerikil atau batuan di permukaan tanah,
Salinitas atau kandungan Natrium yang tinggi (pengaruhnya hebat),
dan/atau (1) keadaan iklim yang kurang menguntungkan.
Hal : IV - 6
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR & PERATURAN ZONASI BWP BETELEME
5. Kelas Kemampuan V
Tanah-tanah di dalam lahan kelas V tidak terancam erosi akan tetapi
mempunyai hambatan lain yang tidak praktis untuk dihilanghkan yang
membatasi pilihan pengunaannya sehingga hanya sesuai untuk tanaman
rumput, padang penggembalaan, hutan produksi atau hutan lindung dan
cagar alam. Tanah-tanah di dalam kelas V mempunyai hambatan yang
membatasi pilihan macam penggunaan dan tanaman, dan menghambat
pengolahan tanah bagi tanaman semusim. Tanah-tanah ini terletak pada
topografi datar tetapi tergenang air, selalu terlanda banjir, atau berbatu-
batu (lebih dari 90 % permukaan tanah tertutup kerikil atau batuan) atau
iklim yang kurang sesuai, atau mempunyai kombinasi hambatan tersebut.
Contoh tanah kelas V adalah:
Tanah-tanah yang sering dilanda banjir sehingga sulit digunakan untuk
penanaman tanaman semusim secara normal,
Tanah-tanah datar yang berada di bawah iklim yang tidak
memungknlah produksi tanaman secara normal,
Tanah datar atau hampir datar yang > 90% permukaannya tertutup
batuan atau kerikil, dan atau
Tanah-tanah yang tergenang yang tidak layak di drainase untuk
tanaman semusim, tetapi dapat ditumbuhi rumput atau pohon-
pohonan.
6. Kelas Kemampuan VI
Tanah-tanah dalam lahan kelas VI mempunyai hambatan yang berat yang
menyebabkan tanah-tanah ini tidak sesuai untuk pengunaan pertanian.
Penggunaannya terbatas untuk tanaman rumput atau padang
penggembalaan, hutan produksi, hutan lindung, atau cagar alam. Tanah-
tanah dalam lahan kelas VI mempunyai pembatas atau ancaman kerusakan
yang tidak dapat dihilangkan, berupa salah satu atau kombinasi faktor-
faktor berikut:
Terletak pada lereng agak curam (>30% – 45%),
Telah tererosi berat,
Kedalaman tanah sangat dangkal,
Mengandung garam laut atau Natrium (berpengaruh hebat),
Hal : IV - 7
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR & PERATURAN ZONASI BWP BETELEME
Tanah-tanah kelas VI yang terletak pada lereng agak curam jika digunakan
untuk penggembalaan dan hutan produksi harus dikelola dengan baik
untuk menghindari erosi. Beberapa tanah di dalam lahan kelas VI yang
daerah perakarannya dalam, tetapi terletak pada lereng agak curam dapat
digunakan untuk tanaman semusim dengan tindakan konservasi yang berat
seperti, pembuatan teras bangku yang baik.
Hal : IV - 8
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR & PERATURAN ZONASI BWP BETELEME
Tabel 4.1.
Klasifikasi Kemampuan Lahan Dalam Tingkat Kelas
Hal : IV - 9
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR & PERATURAN ZONASI BWP BETELEME
penggunaannya. penggembalaan.
2. Mempunyai hambatan yang membatasi c. Hutan produksi.
pilihan macam penggunaan dan tanaman. d. Hutan lindung dan
3. Terletak pada topografi datar-hampir datar suaka alam.
tetapi sering terlanda banjir, berbatu atau 2. Non-pertanian
iklim yang kurang sesuai.
VI 1. Mempunyai faktor penghambat berat yang 1. Pertanian:
menyebabkan penggunaan tanah sangat a. Tanaman rumput.
terbatas karena mempunyai ancaman b. Padang
kerusakan yang tidak dapat dihilangkan. penggembalaan.
2. Umumnya terletak pada lereng curam, c. Hutan produksi.
sehingga jika dipergunakan untuk d. Hutan lindung dan
penggembalaan dan hutan produksi harus cagar alam.
dikelola dengan baik untuk menghindari 2. Non-pertanian
erosi.
VII 1. Mempunyai faktor penghambat dan a. Padang rumput.
ancaman berat yang tidak dapat b. Hutan produksi.
dihilangkan, karena itu pemanfaatannya
harus bersifat konservasi. Jika digunakan
untuk padang rumput atau hutan produksi
harus dilakukan pencegahan erosi yang
berat
VIII 1. Sebaiknya dibiarkan secara alami. a. Hutan lindung.
2. Pembatas dan ancaman sangat berat dan b. Rekreasi alam.
tidak mungkin dilakukan tindakan c. Cagar alam.
konservasi, sehingga perlu dilindungi.
Sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009 tentang Pedoman Penentuan
Daya Dukung Lingkungan Hidup dalam Penataan Ruang
Hal : IV - 10
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR & PERATURAN ZONASI BWP BETELEME
Hal : IV - 11
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR & PERATURAN ZONASI BWP BETELEME
Hal : IV - 12
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR & PERATURAN ZONASI BWP BETELEME
masukan berupa peta morfologi, peta kelerengan, peta curah hujan, peta
hidrogeologi, peta jenis tanah dan peta penggunaan lahan eksisting dengan
keluaran peta SKL Ketersediaan Air dan penjelasannya. Sebelum melakukan
analisis SKL Ketersediaan Air , terlebih dahulu harus diketahui penjelasan dari
data yang terlibat dalam analisa yaitu jenis tanah.
Dari penjelasan sifat tanah yang mempengaruhi tingkat kecukupan air di
Kawasan Perkotaan Agimuga kemudian dari nilai variabel tersebut dilakukan
overlay sehingga menghasilkan kemampuan lahan terhadap ketersediaan air
yaitu dengan kategori sedang.
Tabel 4.2.
Penjelasan Jenis Tanah dan Sifat-Sifat yang Dibawanya dalam Analisis SKL Ketersediaan Air
Hal : IV - 13
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR & PERATURAN ZONASI BWP BETELEME
Hal : IV - 14
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR & PERATURAN ZONASI BWP BETELEME
Tabel 4.3.
Analisis SKL Ketersediaan Air
Peta Peta Peta Jenis Peta Penggunaan Peta Curah
No. Peta Morfologi SKL Ketersediaan Air Nilai
Kelerengan Ketinggian Tanah Lahan Eksisting Hujan
Ketersediaan air sangat
1 Bergunung > 40 % >3000 m Latosol Tegalan, Tanah kosong 1
rendah
Berbukit, < 1000
2 15 – 40 % 2000 – 3000 m Alluvial Semak belukar Ketersediaan air rendah 2
Bergelombang mm/tahun
Mediteran, 1000 – 1500
3 Berombak 8 – 15 % 1000 – 2000 m Hutan Ketersediaan air sedang 3
Regosol mm/tahun
Pertanian, Perkebunan,
1500 –3000
4 Landai 2–8% 500 – 1000 m Pertanian tanah kering 4
mm/tahun
semusim Ketersediaan air tinggi
> 3000
5 Datar 0–2% 0 – 500 m Andosol Permukiman 5
mm/tahun
Sumber : Hasil Analisis Tim, tahun 2018
Hal : IV - 15
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR & PERATURAN ZONASI BWP BETELEME
Hal : IV - 16
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR & PERATURAN ZONASI BWP BETELEME
Hal : IV - 17
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR & PERATURAN ZONASI BWP BETELEME
Hal : IV - 18
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR & PERATURAN ZONASI BWP BETELEME
Tabel 4.4.
Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan
Pengelompokan Isu-Isu Pembangunan
Berkelanjutan Dalam Aspek Atau Tema Penjelasan Singkat/Logis
Tertentu
1. Masih tingginya tingkat kemiskinan
2. Penyebaran pusat ekonomi, perdagangan
dan jasa masih belum merata.
3. Belum terbangunnya sistim jaringan ekonomi
antara kampung-kampung dengan pusat-
pusat distrik sebagai pusat kegiatan
ekonomi, akibat terbatasnya aksesibilitas;
Isu Ekonomi
4. Masih rendahnya pengembangan
infrastruktur terutama jaringan jalan, air
bersih dan jaringan telekomunikasi.
5. Terbatasnya aktivitas sosial ekonomi dan
yang masih bersifat konsumtif (untuk
memenuhi kebutuhan rumah tangga) dan
belum berorientasi pasar;
1. Masih sangat rendah tingkat kepadatan
penduduk.
2. Masih rendahnya tingkat kesehatan dan
Isu Sosial
pendidikan
3. Masih cukup rendahnya SDM.
4. Ketimpangan wilayah masih tinggi;
1. Adanya status kawasan Taman Nasional
Lorentz dapat menjadi penghambat
pengelolaan kawasan perkotaan.
2. Diperkirakan akan terjadi perubahan kondisi
alam menjadi lingkungan buatan dengan
Isu Lingkungan Hidup dibangunnya beberapa fasilitas perkotaan
terhadap keberlanjutan Taman Nasional
Lorenz disekitar kawasan perkotaan.
3. Pengelolaan kawasan lindung belum
terintegrasi dalam program pengembangan
Kawasan Perkotaan Agimuga.
Kapasitas Daya Dukung Dan Daya
Tampung Lingkungan Hidup Untuk 1. Alih fungsi lahan pertanian dan perkebunan.
Pembangunan;
1. Adanya potensi kerusakan sepanjang sungai
pada kawasan permukiman perkotaan.
Perkiraan Mengenai Dampak Dan 2. Kemungkinan akan timbul berbagai
Risiko Lingkungan Hidup; gangguan/bencana akibat rencana
pembangunan dermaga pelabuhan
penyeberangan.
Efisiensi Pemanfaatan Sumber Daya 1. Adanya sumberdaya alam yang sangat
Alam; potensial.
Hal : IV - 19
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR & PERATURAN ZONASI BWP BETELEME
Hal : IV - 20
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR & PERATURAN ZONASI BWP BETELEME
Tabel 4.5.
Bentuk Pelibatan Masyarakat dan Pemangku Kepentingan dalam RDTR BWP Beteleme
Identifikasi Bentuk Pelibatan Masyarakat dan
No Tahap KLHS
pemangku Kepentingan
1 Perencanaan/penyusunan KLHS
a. Integrasi proses pelibatan 1. Penyusun RDTR BWP Beteleme dan Instansi
masyarakat terkait :
b. Konsultasi publik / dialog / Pemberian data dan informasi terkait
diskusi dengan masyarakat lingkungan hidup.
dan pemangku kepentingan Masukan data kebijakan sektor terkait
terkait identifikasi isu lingkungan hidup
lingkungan hidup dalam Masukan data potensi dan masalah penataan
pembangunan ruang
berkelanjutan. Masukan data potensi dan masalah
c. Identifikasi isu strategis pembangunan berkelanjutan
pembangunan Masukan isu strategis pembangunan
berkelanjutan. berkelanjutan dari aspek ekonomi, sosial dan
lingkungan.
Masukan kebijakan sektoral terkait isu
strategis pembangunan berkelanjutan
2. Masukan prioritas utama dari isu strategis yang
ada
Masyarakat yang memiliki informasi dan
masyarakat yang terkena dampak :
Masukan data karakteristik lokasi studi.
Masukan data potensi, masalah dan isu
strategis dalam pembangunan berkelanjutan
Aspirasi dan opini masyarakat dalam
meminimalisasi dampak lingkungan.
Masukan isu strategis pembangunan
berkelanjutan di wilayah studi.
Masukan isu strategis yang paling
memberikan dampak menurut masyarakat
Masukan dampak resiko dari isu strategis
pembangunan berkelanjutan.
Hal : IV - 21
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR & PERATURAN ZONASI BWP BETELEME
Hal : IV - 22
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR & PERATURAN ZONASI BWP BETELEME
2 Pemanfaatan
a. Keberlanjutan Proses a. Pembuat keputusan, RDTR Bagian wilayah
b. Keberlanjutan Produktifitas Perkotaan (BWP) Beteleme dan Instansi terkait :
c. Keselamatan dan
Kesejahteraan Masyarakat Pemerintah dan pemerintah daerah
berkewajiban melaksanakan standar pelayanan
minimal dalam rangka pelaksanaan peran
masyarakat dalam penataan ruang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
Hal : IV - 23
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR & PERATURAN ZONASI BWP BETELEME
Hal : IV - 24
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR & PERATURAN ZONASI BWP BETELEME
Hal : IV - 25
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR & PERATURAN ZONASI BWP BETELEME
Tabel 4.6.
Penilaian Kriteria Isu Pembangunan Berkelanjutan
No Kriteria Tinggi (Skor 3) Sedang (Skor 2) Rendah (Skor 1)
2 Bersifat tidak bias Sulit dipulihkan, Bisa pulih dalam Bisa pulih
atau sulit Risiko/dampak waktu lama dalam waktu
dipulihkan, jumlah dan Risiko/ dampak dekat
risiko/dampak luasan di dalam jumlah dan Risiko/dampak
mencakup jumlah kecamatan dan luasan skala jumlah dan
dan luasan yang daerah sekitarnya kecamatan, luasan dalam
besar dan bersifat Dampak bersifat Dampak bersifat skala desa,
kumulatif. kumulatif. kumulatif. Dampak bersifat
tidak kumulatif.
Hal : IV - 26
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR & PERATURAN ZONASI BWP BETELEME
Tabel 4.7.
Penilaian Isu Pembangunan Berkelanjutan di Kawasan Perkotaan Beteleme Sudut kepentingan Ekonomi
Kriteria Penilaian Prioritas Nilai Bobot Kriteria
Total
Memiliki Bersifat sulit dipulihkan, Memiiki Rangking
Isu-Isu Pembangunan Nilai
keterkaitan antar risiko/dampak implikasi Prioritas Isu
No A B C (Bobot
Berkelanjutan sektor, wilayah, mencakup jumlah dan jangka Pembangunan
(30%) (40%) (30%) x
dan antar luasan yang besar dan panjang Berkelanjutan
Isu)
generasi (A) bersifat kumulatif (B) (C)
Masih tingginya tingkat
1 3 1 3 0,9 0,8 0,8 2,5 I
kemiskinan
Penyebaran pusat ekonomi,
2 perdagangan dan jasa masih 2 2 2 0,9 0,4 0,9 2,2 II
belum merata
Belum terbangunnya sistim
jaringan ekonomi antara
kampung-kampung dengan
3 pusat-pusat distrik sebagai 3 2 3 0,9 0,8 0,9 2,6 I
pusat kegiatan ekonomi,
akibat terbatasnya
aksesibilitas;
Masih rendahnya
pengembangan infrastruktur
4 terutama jaringan jalan, air 3 2 3 0,9 0,8 0,9 2,6 I
bersih dan jaringan
telekomunikasi.
Terbatasnya aktivitas sosial
ekonomi dan yang masih
5 3 2 2 0,9 0,8 0,8 2,5 I
bersifat konsumtif (untuk
memenuhi kebutuhan rumah
Hal : IV - 27
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR & PERATURAN ZONASI BWP BETELEME
Hal : IV - 28
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR & PERATURAN ZONASI BWP BETELEME
Hal : IV - 29
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR & PERATURAN ZONASI BWP BETELEME
Hal : IV - 30
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR & PERATURAN ZONASI BWP BETELEME
Tabel 4.8.
K-R-P Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Kawasan Perkotaan Beteleme
Rangkuman Isu Pembangunan Berkelanjutan
Frekuensi Dampak
Frekuensi Dampak
Total Frekuensi
Negatif (-)
Positif (+)
(Transportasi)
pertanian dan
Terhadap TN.
(kesenjangan
Keanekaraga
Dampak
Kualitas SDA
Produktifitas
Aksesibilitas
perkebunan
man Hayati
Kemiskinan
Rendahnya
Rendahnya
Penurunan
Penurunan
Penurunan
Kepadatan
Alih fungsi
Kerusakan
sepanjang
Penduduk
Pertanian
Ekonomi)
Ancaman
NO PROGRAM UTAMA LOKASI
Ancama
Lorentz
sungai
Masih
lahan
SDM
A PERWUJUDAN RENCANA POLA RUANG KAWASAN LINDUNG
BWP
1. Penataan zona sempadan sungai Kawasan + + - - - + 3 3 0
Beteleme
2. Pembangunan tanggul
BWP
disepanjang sungai yang
Kawasan + + + - - - + 4 3 1
berbatasan langsung kawasan
Beteleme
budidaya
Seluruh Sub
3. DED Ruang Terbuka Hijau (RTH) + + + + + + + 7 0 7
BWP
4. Pembangunan Taman dan Hutan Seluruh Sub
+ + + + + + + 7 0 7
Kota BWP
5. Pembangunan RTH Jalur Hijau
Seluruh Sub
terintegrasi dengan + + + + + + + 7 0 7
BWP
Pembangunan Jaringan Jalan.
6. Pengembangan RTH Pemakaman Sub BWP C + + + + + + + 7 0 7
B PERWUJUDAN RENCANA POLA RUANG KAWASAN BUDIDAYA
1. Penyusunan RTBL Sub BWP
Sub BWP B + + - + - - - - - 3 6 -3
Prioritas
2. Penataan kawasan perkantoran Sub BWP B + + - + - - - - - 3 6 -3
3. Rencana pembangunan dan Seluruh Sub
+ + - + - - - - - 3 6 -3
peningkatan kualitas Lingkungan BWP
Hal : IV - 31
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR & PERATURAN ZONASI BWP BETELEME
Frekuensi Dampak
Frekuensi Dampak
Total Frekuensi
Negatif (-)
Positif (+)
(Transportasi)
pertanian dan
Terhadap TN.
(kesenjangan
Keanekaraga
Dampak
Kualitas SDA
Produktifitas
Aksesibilitas
perkebunan
man Hayati
Kemiskinan
Rendahnya
Rendahnya
Penurunan
Penurunan
Penurunan
Kepadatan
Alih fungsi
Kerusakan
sepanjang
Penduduk
Pertanian
Ekonomi)
Ancaman
NO PROGRAM UTAMA LOKASI
Ancama
Lorentz
sungai
Masih
lahan
SDM
Perkotaan Kawasan Beteleme
(Kasiba-Lisiba)
4. Pembangunan Pasar Sub BWP C + + - + - - - - - 3 6 -3
5. Pembangunan Fasilitas
Sub BWP B
Pendidikan Taman Kanak-Kanak + + - + - - + - - - 4 6 -2
dan C
dan Sekolah Dasar
6. Pembangunan Fasilitas
Sub BWP B + + - + - - + - - - 4 6 -2
Kesehatan (Rumah Bersalin)
7. Pembangunan Fasilitas Olahraga Sub BWP B + + + + - + - - 5 3 2
8. Pembangunan Fasilitas Sosial
Sub BWP B + + - + - - + - - - 4 6 -2
Budaya (Gedung Serbaguna)
9. Pengembangan Fasilitas dan
Sub BWP A + + - + - - + - - - 4 6 -2
Bangunan
C PERWUJUDAN RENCANA JARINGAN PRASARANA
10. Rencana Pengembangan Jaringan Pergerakan
BWP
1. Pembangunan ruas jalan lokal Kawasan + + - + - - - - - 3 6 -3
Beteleme
BWP
2. Pembangunan jalan lingkungan Kawasan + + - + - - - - - 3 6 -3
Beteleme
3. Peningkatan kualitas jalan BWP
Kawasan 0 0 0
eksisting
Beteleme
Hal : IV - 32
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR & PERATURAN ZONASI BWP BETELEME
Frekuensi Dampak
Frekuensi Dampak
Total Frekuensi
Negatif (-)
Positif (+)
(Transportasi)
pertanian dan
Terhadap TN.
(kesenjangan
Keanekaraga
Dampak
Kualitas SDA
Produktifitas
Aksesibilitas
perkebunan
man Hayati
Kemiskinan
Rendahnya
Rendahnya
Penurunan
Penurunan
Penurunan
Kepadatan
Alih fungsi
Kerusakan
sepanjang
Penduduk
Pertanian
Ekonomi)
Ancaman
NO PROGRAM UTAMA LOKASI
Ancama
Lorentz
sungai
Masih
lahan
SDM
11. Rencana Pengembangan Jaringan Energi/Kelistrikan
1. Peningkatan pelayanan jaringan BWP
Kawasan + + + + + 5 0 5
listrik BWP Kawasan Beteleme
Beteleme
2. Pengembangan Jaringan BWP
Kawasan + + + + + 5 0 5
Distribusi Listrik
Beteleme
3. Optimalisasi pemanfaatan sumber Kecamatan
+ + + + + - 5 1 4
energi listrik PLTD dan PLTMH Lembo
12. Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasi
BWP
1. Studi kelayakan pengembangan
Kawasan 0 0 0
stasiun telepon Otomatis
Beteleme
2. Pembangunan stasiun telepon Sub BWP A
+ + + + + 5 0 5
otomatis dan B
BWP
3. Perluasan cakupan dan kualitas
Kawasan + + + + + 5 0 5
layanan telekomunikasi
Beteleme
2. Perwujudan Rencana Pengembangan Jaringan Air Minum
1. Pembangunan IPA guna BWP
Kawasan + + - + - - 0 0 0
perluasan cakupan layanan
Beteleme
2. Pengembangan jaringan BWP
Kawasan + + - + - - 0 0 0
penyediaan air minum
Beteleme
3. Perwujudan Rencana Pengembangan Jaringan Drainase
Hal : IV - 33
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR & PERATURAN ZONASI BWP BETELEME
Frekuensi Dampak
Frekuensi Dampak
Total Frekuensi
Negatif (-)
Positif (+)
(Transportasi)
pertanian dan
Terhadap TN.
(kesenjangan
Keanekaraga
Dampak
Kualitas SDA
Produktifitas
Aksesibilitas
perkebunan
man Hayati
Kemiskinan
Rendahnya
Rendahnya
Penurunan
Penurunan
Penurunan
Kepadatan
Alih fungsi
Kerusakan
sepanjang
Penduduk
Pertanian
Ekonomi)
Ancaman
NO PROGRAM UTAMA LOKASI
Ancama
Lorentz
sungai
Masih
lahan
SDM
1. Studi penyusunan DED drainase BWP
Kawasan - + - - - - - 1 6 -5
BWP Kawasan Beteleme
Beteleme
2. Pembangunan sistem drainase BWP
Kawasan - + - - - - - 1 6 -5
kawasan
Beteleme
3. Pemeliharaan rutin sistem BWP
Kawasan 0 0 0
drainase kawasan pusat kota
Beteleme
4. Pemeliharaan rutin sistem BWP
drainase kawasan lokal dan Kawasan 0 0 0
lingkungan Beteleme
4. Perwujudan Rencana Pengembangan Jaringan Air Limbah
Kecamatan
1. Perencanaan pembangunan IPAL - + - - - 1 4 -3
Lembo
2. Pembangunan pengelolaan BWP
Kawasan - + - 1 2 -1
limbah terpusat
Beteleme
3. Rencana pembangunan BWP
Kawasan - + - 1 2 -1
pengelolaan limbah setempat
Beteleme
5. Perwujudan Rencana Pengembangan Sistem Persampahan
1. Studi kelayakan dan DED
pengembangan TPS lingkungan Sub BWP B 0 0 0
dan TPS terpadu
2. Pembangunan TPS lingkungan BWP - - - - 0 4 4
Hal : IV - 34
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR & PERATURAN ZONASI BWP BETELEME
Frekuensi Dampak
Frekuensi Dampak
Total Frekuensi
Negatif (-)
Positif (+)
(Transportasi)
pertanian dan
Terhadap TN.
(kesenjangan
Keanekaraga
Dampak
Kualitas SDA
Produktifitas
Aksesibilitas
perkebunan
man Hayati
Kemiskinan
Rendahnya
Rendahnya
Penurunan
Penurunan
Penurunan
Kepadatan
Alih fungsi
Kerusakan
sepanjang
Penduduk
Pertanian
Ekonomi)
Ancaman
NO PROGRAM UTAMA LOKASI
Ancama
Lorentz
sungai
Masih
lahan
SDM
dan TPS terpadu Kawasan
Beteleme
3. Pengadaan armada angkutan BWP
Kawasan + 1 0 1
sampah
Beteleme
4. Pemeliharaan rutin TPS BWP
Kawasan 0 0 0
lingkungan dan TPS terpadu
Beteleme
BWP
5. Pengadaan container sampah Kawasan A 0 0 0
Beteleme
6. Perwujudan Rencana Pengembangan Prasarana Khusus
Kecamatan
1. Perencanaan pembangunan IPAL + - - - - - + 2 5 -3
Lembo
Sumber : Hasil Analisis, tahun 2016
Keterangan : Kebijakan, Rencana dan Program yang memberikan nilai frekuensi dampak negatif (-) merupakan KRP terpilih yang akan dikaji/ditelaah lebih lanjut pada
tahap selanjutnya.
Hal : IV - 35
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR & PERATURAN ZONASI BWP BETELEME
Berdasarkan tabel penilaian prioritas KRP di atas, dapat diketahui bahwa KRP
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) Beteleme
yang mempunyai potensi dampak atau pengaruh negatif terhadap kondisi
lingkungan hidup sebagai berikut :
1. Penyusunan RTBL Sub BWP Prioritas di Sub BWP B;
2. Penataan kawasan perkantoran di Sub BWP B;
3. Rencana pembangunan dan peningkatan kualitas Lingkungan Bagian Wilayah
Perkotaan (BWP) Beteleme (Kasiba-Lisiba) di Seluruh Sub BWP;
4. Pembangunan Pasar di Sub BWP C;
5. Pembangunan Fasilitas Pendidikan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar di
Sub BWP B dan C;
6. Pembangunan Fasilitas Kesehatan (Rumah Bersalin) di Sub BWP B;
7. Pembangunan Fasilitas Sosial Budaya (Gedung Serbaguna) Di Sub BWP B;
8. Pengembangan Fasilitas dan Bangunan Dermaga di Sub BWP A;
9. Pembangunan ruas jalan lokal di seluruh bagian wilayah perencanaan (BWP
Beteleme);
10. Pembangunan jalan lingkungan di seluruh bagian wilayah perencanaan (BWP
Beteleme);
11. Pengembangan Dermaga di Sub BWP A;
12. Studi penyusunan DED drainase BWP Kawasan Agimuga di seluruh bagian
wilayah perencanaan (BWP Beteleme);
13. Pembangunan sistem drainase kawasan di seluruh bagian wilayah perencanaan
(BWP Beteleme);
14. Perencanaan pembangunan IPAL di seluruh bagian wilayah perencanaan (BWP
Beteleme);
15. Pembangunan pengelolaan limbah terpusat;
16. Rencana pembangunan pengelolaan limbah setempat; dan
17. Perencanaan pembangunan IPAL.
Namun demikian, terdapat cukup banyak program yang berdampak positif
terhadap kondisi lingkungan hidup tetapi belum mampu efektif berpengaruh positif
karena skala kegiatan yang kurang misalnya lokasinya kurang ataupun program
kegiatan yang mendukung keberlanjutan lingkungan seperti pengembangan ruang
terbuka hijau, zona perlindungan setempat dan sebagainya. Kondisi seperti ini
terjadi pada beberapa program sebagai berikut :
Hal : IV - 36
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR & PERATURAN ZONASI BWP BETELEME
Hal : IV - 37
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR & PERATURAN ZONASI BWP BETELEME
Telaah juga dikaji dengan menggunakan salah satu atau kombinasi substansi
berdasarkan Pasal 16 UU PPLH, yaitu :
Hal : IV - 38
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR & PERATURAN ZONASI BWP BETELEME
Hal : IV - 39
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR & PERATURAN ZONASI BWP BETELEME
Hal : IV - 40
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR & PERATURAN ZONASI BWP BETELEME
Hal : IV - 41
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR & PERATURAN ZONASI BWP BETELEME
Hal : IV - 42