Makalah Metode Pengambilan Sampel Kel 4 s1 Vi A
Makalah Metode Pengambilan Sampel Kel 4 s1 Vi A
Oleh :
Kelompok 4 S1-VI A
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “Metode Pengambilan Sampel”. Dan juga kami berterima kasih
pada Ibu Septi Muharni, M.Farm, Apt selaku dosen mata kuliah Metodologi
Penelitian yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Halaman
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
interval dugaan peneliti melalui pengumpulan dan penganalisaan data atau
informasi yang diperolehnya.
Dalam penelitian, salah satu bagian dalam langkah-langkah penelitian
adalah menentukan populasi dan sampel penelitian. Seorang peneliti dapat
menganalisa data keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan atau
komunitas tertentu. Seorang peneliti juga dapat mengidentifikasi sifat-sifat suatu
kumpulan yang menjadi objek penelitian hanya dengan mengamati dan
mempelajari sebagian dari kumpulan tersebut. Kemudian, peneliti akan
mendapatkan metode atau langkah yang tepat untuk memperoleh keakuratan
penelitian dan penganalisaan data terhadap objek.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
2. Populasi tak terbatas atau populasi tak terhingga, yakni populasi yang tidak
dapat ditemukan batas-batasnya, sehingga tidak dapat dinyatakan dalam bentuk
jumlah secara kuantitatif. Misalnya guru matematika di Indonesia, yang berarti
jumlahnya harus dihitung sejak guru pertama ada sampai sekarang dan yang
akan datang.
7
Margono (2004: 121) menyatakan bahwa sampel adalah sebagai
bagian dari populasi. Ia juga menyatakan bahwa sampel dalam suatu penelitian
timbul disebabkan hal berikut:
1. Ukuran populasi
Dalam hal populasi tak terbatas (tak terhingga) berupa parameter yang
jumlahnya tidak diketahui dengan pasti, pada dasarnya bersifat konseptual.
Karena itu sama sekali tidak mungkin mengumpulkan data dari populasi
seperti itu. Demikian juga dalam populasi terbatas (terhingga) yang jumlahnya
sangat besar, misalnya: tidak praktis untuk mengumpulkan data dari populasi 50
juta murid sekolah dasar yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia.
2. Masalah biaya
3. Masalah waktu
8
tersedia terbatas, dan kesimpulan diinginkan dengan segera, maka penelitian
sampel dalam hal ini lebih tepat.
5. Masalah ketelitian
Masalah ketelitian adalah salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan
cukup dapat dipertanggungjawabkan. Ketelitian, dalam hal ini meliputi
pengumpulan, pencatatan, dan analisis data. Penelitian terhadap populasi
belum tentu ketelitian terselenggara. Boleh jadi peneliti akan bosan dalam
melaksanakan tugasnya. Untuk menghindarkan itu semua, penelitian terhadap
sampel memungkinkan ketelitian dalam suatu penelitian.
6. Masalah ekonomis
1. Menghemat biaya
9
memerlukan lebih banyak biaya. Oleh sebab itu dengan sampling, dalam arti
penelitian hanya dilakukan terhadap sebagian populasi, biaya tersebut dapat
ditekan.
10
1. Membatasi populasi
Seluruh unit yang menjadi anggota populasi dicatat secara jelas sehingga
dapat diketahui unit-unit yang termasuk pada populasi dan unit mana yang tidak.
Misalnya penelitian tentang status gizi anak balita di Kelurahan X, maka sebelum
pengambilan sampel terlebih dahulu dilakukan pencatatan seluruh anak di bawah
lima tahun yang berdomisili di Kelurahan X tersebut. Untuk melakukan ini,
dengan sendirinya peneliti terlebih dahulu harus membuat batasan tentang anak
balita tersebut atau batasan populasinya.
11
3. Menemukan sampel yang akan dipilih
Teknik pengambilan sampel ini sangat penting, karena apabila salah dalam
menggunakan teknik sampling maka hasilnya pun akan jauh dari kebenaran.
12
3. Menentukan jenis data yang diperlukan
Jenis data yang akan dikumpulkan dari suatu penelitian harus dirumuskan
secara jelas. Apabila jenis data yang akan dikumpulkan telah di rumuskan secara
jelas, maka dapat dengan mudah ditentukan dari mana data tersebut diperoleh atau
ditentukan sumber datanya.
7. Memilih sampel
13
2.6 Teknik Sampling
Margono (2004: 125) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan teknik
sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan
ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan
memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang
representatif.
1. Probability Sampling
14
sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling. Dengan demikian setiap
unit sampling sebagai unsur populasi yang terpencil memperoleh peluang yang
sama untuk menjadi sampel atau untuk mewakili populasi. Cara demikian
dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Teknik ini dapat
dipergunakan bilamana jumlah unit sampling di dalam suatu populasi tidak
terlalu besar. Misal, populasi terdiri dari 500 orang mahasiswa program S1
pendidikan matematika (unit sampling). Untuk memperoleh sampel sebanyak 150
orang dari populasi tersebut, digunakan teknik ini, baik dengan cara undian,
ordinal, maupun tabel bilangan random.
15
orang menyukai statistika maka 3 orang yang menyukai bangun ruang, 4 orang
yang menyukai trigonometri itu diambil semuanya sebagai sampel karena dua
kelompok itu terlalu kecil bila dibandingkan dengan materi persamaan linear dan
statistika.
Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu
tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan
orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga.
16
2. Nonprobability Sampling
a. Sampling Sistematis
b. Sampling Kuota
17
sampling. Setelah jatah terpenuhi, pengumpulan data dihentikan. Sebagai
contoh, penelitian terhadap siswa yang menyukai matematika, dan penelitian
dilakukan secara kelompok. Setelah jumlah sampel ditentukan 100, dan jumlah
anggota peneliti berjumlah 5 orang, maka setiap anggota peneliti dapat memilih
sampel secara bebas sesuai dengan karakteristik yang ditentukan (menyukai
matematika) sebanyak 20 orang.
c. Sampling Aksidental
d. Sampling Purposive
18
e. Sampling Jenuh
f. Snowball Sampling
19
1. Sampel Proporsional
2. Area Sampel
3. Sampel Ganda
20
diharapkan salah satu di antaranya akan dikembalikan, sehingga jumlah atau
ukuran sampel yang telah ditetapkan terpenuhi.
Harus meliputi seluruh unsur sampel (tidak satu unsur pun yang
tertinggal).
Tidak ada unsur sampel yang dihitung dua kali;
Harus up to date.
Batas-batasnya harus jelas, misalnya batas wilayah
Harus dapat dilacak di lapangan
21
Adanya sumber-sumber yang dapat digunakan untuk menentukan batas
maksimal dari sampel
Kebutuhan dan rencana analisis yang menentukan batas minimal dari
besarnya sampel.
1. Berapa angka perkiraan yang masuk akal dari proporsi-proporsi yang akan
diukur dalam penelitian itu. Misalnya kita akan meneliti prevalensi penyakit
jantung koroner, kita harus memperkirakan berapa angka prevalensi yang akan
kita peroleh di dalam populasi. Apabila kita tidak dapat memperkirakan hal itu,
yang paling aman kita perkirakan angka tersebut adalah 0,50 (50%). Dengan
angka ini akan diperoleh variance yang maksimal sehingga sampel yang dipilih
cukup mewakili.
4. Berapa jumlah populasi yang harus diwakili oleh sampel tersebut. Apabila
besar populasi itu lebih dari 10.000, maka ketepatan besarya sampel tidak begitu
penting. Tetapi bila populasi lebih kecil dari 10 000, ketepatan atau besarnya
sampel perlu diperhitungkan.
22
Dari jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas, kita dapat
menghitung besarnya sampel untuk mengukur proporsi dengan alat akurasi pada
tingkatan statistik yang bermakna (significance) deengan menggnakan formula
yang sederhana seperti di bawah ini :
Keterangan :
Z = Standar deviasi normal, biasanya ditentukan pada 1,95 atau 2,0 yang
sesuai dengan derajat kemaknaan 95 %.
q = 1,0 – p
N = Besarnya populasi
n = Besarnya sampel.
Untuk populasi kecil atau lebih kecil dari 10.000. dapat menggunakan
formula yang lebih sederhana lagi seperti berikut :
Keterangan :
N = Besar populasi
23
n = Besar sampel
1. Sampel yang lebih besar akan memberikan hasil yang lebih akurat, tetapi
memerlukan lebih banyak waktu, tenaga, biaya, dan fasilitas-fasilitas lain.
2. Pengambilan sampel acak memberikan data kuantitatif yang lebih
representatif dan populasi yang besar daripada pengambilan sampel yang
non random. Tetapi sampel yang non random dapat digunakan untuk
memaksimalkan data kualitatif dari sampel yang relatif
3. Besar/kecilnya sampel bukan satu-satunya ukuran untuk menentukan
representatif atau tidak representatif terhadap populasi. Hal ini tergantung
pula pada sifat-sifat populasi yang diwakilinya.
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian dalam suatu ruang
lingkup dan waktu yang ditentukan, sedangkan sampel adalah sebagai bagian dari
populasi yang dianggap mewakili populasi.
3.2 Saran
25
DAFTAR PUSTAKA
26