Anda di halaman 1dari 5

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

AMBULASI

A. Pengertian
Ambulasi ialah Perencanaan latihan untuk mendukung pemulihan kekuatan ,
daya tahan , dan fleksibilitas pasien dengan latihan berjalan atau berpindah tempat.
Ambulasi (tindakan berjalan) merupakan suatu fungsi yang oleh kebanyakan
orang tidak dianggap serius. Akan tetapi, ketika orang sedang sakit, mereka
seringkali harus tetap di tempat tidur dan tidak melakukam ambulasi. Semakin lama
pasien harus terbaring di tempat tidur, merkea akan semakin sulit berjalan. Bahkan 1
atau 2 hari tirah baring dapat membuat seseorang menjadi lemah, tidak dapat berdiri
tegak dan sempoyongan ketika pertama kali bangun dari tempat tidur.
Seorang pasien yang baru saja menjalani operasi , pasien lansia , atau telah
imobilisasi untuk jangka waktu yang lama akan merasa lebih lemah karena otot akan
mengalami atrophy (mengecilan jaringan otot) yang membuat otot menjadi lemah
untuk menyokong tubuh.
B. Tujuan
Mengajarkan baik pada perawat dan anggota keluarga pasien bagaimana
mengangkat dan memindahkan dengan tepat kepada pasien yang mengalami
hambatan mobilitas.
C. Manfaat
- Dapat mempertahankan kesejajaran (alignment) tubuh yang tepat.
- Dapat dengan aman memindahkan klien dengan aman
- Dapat menghindari cidera pada bagian sendi atau otot tertentu
- Kemungkinan terjadinya masalah potensial akibat imobilisasi jauh lebih kecil
- Mengurangi resiko terkena hemiplegia (hilangnya kemampuan untuk
menggerakkan salah satu bagian tubuh)

D. Indikasi
 Pasien yang baru akan dipindahkan ke ruangan tertentu
 Pasien dengan kelemahan otot
 Pasien dengan mengalami penurunan tingkat kesadaran
 Pasien dengan kelemahan pada fungsi gerak
 Pasien dengan gangguan pada keseimbangan
E. Kontra Indikasi
 Pasien dengan kelainan sendi pada lutut dan panggul
 Pasien dengan kelainan pada tulang
 Pasien dalam keadaan bedrest
 Pasien yang telah dipasang gibs
F. Persiapan alat
1. Alas kaki pasien (bila diperlukan)
2. Alat bantu berjalan (kruk,kursi roda,walker)
3. Handscun (jika dibutuhkan)
4. Sabuk Pemindah

G. Persiapan Pasien

1.pasien berada di tempat tidur.


2.jelaskan prosedur dan tujuan yang akan dilakukan pada pasien.
3.putuskan bersama seberapa jauh dan kemana pasien akan berjalan.
4.atur posisi tempat tidur pada pasien pada posisi paling rendah, sampai kaki pasien
bisa menyentuh lantai.
5.letakkan kursi roda sejajar atau sedekat mungkin dengan tempat tidur,kunci semua
roda kursi.

H. Persiapan Lingkungan
 Menutup Pintu
 Menutup Jendela
 Memasang sketsel
 Mempersilahkan pengunjung untuk menunggu di luar dan menyisakan satu
anggota keluarga utnuk tetap berada di dalam ruangan
 Menyalakan Lampu jika ruangan gelap

I. Prosedur Pelaksanaan

a. Empat Dasar Mengangkat


Sebelum mengangkat pasien, perawat harus memutuskan bahwa objek
tersebut dapat diangkat oleh satu orang secara aman dengan pertimbangan
sebagai berikut :
1. Posisi Berat , berat yang akan diangkat harus sedekat mungkin dengan
pengangkat. Posisi ini menempatkan objek yang akan diangkat dalam level
yang sama dengan pengangkat.
2. Ketinggian Objek, objek yang paling tiggi untuk diangkat secara ertikal
adalah ketinggian 15-20 cm di bawah ukuran pinggang orang yang
mengangkat objek.
3. Posisi Badan ,pengangkat harus berposisi dimana bokongnya lurus
sehingga kelompok otot multipel bekerja bersama-sama.
4. Berat Maksimal, objek terlalu berat jika lebih besar dari 25-30% dari berat
tubuh pengangkat.

Langkah-langkah :
1. Berdiri dekat objek yang akan dipindahkan sehingga pusat pengangkat
gaya gravitasinya lebih dekat dengan objek
2. Perbesar dasar penyokong dengan menepatkan kaki secara terpisah. Cara
ini mempertahankan keseimbangan tubuh dengan lebih baik dan
mengurangi resiko jatuh.
3. Turunkan pusat graitasi anda terhdap objek yang akan diangkat. Cara ini
meningkatkan keseimbangan tubuh dan memunglkinkan kelompok otot
untuk bekerja sama secara singkron.
4. Pertahankan kesejajaran yang lebih baik dari kepala dan leher dengan
tulang belakang , jaga agar bokong tetap lurus, untuk mengurangi resiko
cidera veterbra lumbal dan kelompok otot.

b. Ambulasi Menggunakan Sabuk Pemindah

1. Jelaskan kepada pasien cara Anda akan membantunya , mengapa ambulasi


diperlukan dan bagaimana pasien bekerja sama dalam proses ambulasi.
2. Cuci tangan dan observasi prosedur pengendalian infeksi yang sesuai.
3. Pastikan bahwa klien memakai pakaian yang sesuai untuk berjalan dan dan
memakai sepatu atau sandal dengan alas yang tidak licin.
4. Persiapkan Pasien untuk ambulasi :
 Pasang stoking elastis (antiemboli) sesuai keperluan.
 Bantu pasien duduk di tepi tempat tidur.
 Kaji pasien denga hati-hati untuk mengetahui adanya tanda dan
gejala hipotensi ortostatik (pusing, pening, atau peningkatan
frekuensi jantung secara mendadak) sebelum meninggalkan tempas
tidur.
 Bantu pasien berdiri di sisi tempat tidur.hingga pasien merasa aman
dan siap.
5. Pastikan keamanan pasien ketika membantu pasien ambulasi.
 Dorong pasien untuk mabulasi secara mandiri jika pasien mampu,
tetapi tetap berjalan di samping pasien .
 Tetap berada dekat dengan pasien sengga dapat memberi bantuan
kapanpun pasien memerlukannya.
 Gunakan sabuk pemindah jika pasien agak lemah dan tidak stabil.
Pastikan bahwa sabuk tersebut telah terikat dengan nyaman , pas
dan kencang pada pinggang pasien. Pegang erat sabuk pada bagian
belakang pasien dan berjalanlah dibelakang agak kesamping
pasien.
 Jika kegiatan ini merupakan ambulasi pertama yang dijalani pasien
setelah operasi , cedera, atau periode imobilisasi yang lama, atau
jika pasien agak lemah dan tidak stabil, ikut sertakan seorang
asisten untuk membawa kursi roda untuk persiapan jika diperlukan.
 Jika pasien cukup lemah dan tisak stabil, berjalanlah pada sisi
bagian tubuh pasien yang lemah dan pautkan lengan bawah anda
dengan lengan bawah pasie yang terdekat. Anjurkan pasien untuk
menekan lengan bawahnya dengan pinggul atau pingang anda
untuk menjaga stabilitasnya jika diperlukan.
 Jika pasien sangat lemah dan tidak stabil. Lingkarkan lengan anda
pada pinggang pasien, sementara tangan anda yang lain memegang
siku lengan terdekat pasien. Berjalanlah pada sisi terkuat pasien.
 Anjurkan pasien untuk berjalan dengan gaya daan cara yang
normal sebisa mungkin.

6. Lindungi pasien pada saat akan jatuh ketika ambulasi.

 Jika pasien mulai mengalami tanda dan gejala hipotensi ortostatik


atau terlalu lemah. Segera bantu pasien duduk di kursi atau kursi
roda terdekat, dan bantu pasien merendahkan kepala diantara
lututnya.
 Tetap berada di samping pasien. Dalam situasi seperti ini pasien
dapat terjatuh dari kursi dengan kepala lebih dahulu.
 Jika pasien sudah tidak lemah , bantu pasien untuk kembali ke
tempat tidur.
 Jika tidak ada kursi terdekat , bantu pasien mengambil posisi
horizontal (berbaring) di lantai sebelum pasien pingsan dengan
cara:
- Ambil jarak berdiri yang luas dengan satu kaki di depan
kaki lainnya. Gunakan otot pshs untuk menyangga berat
tubuh pasien dan merendahkan pusat gravitasi. Sehingga
dapat mencegah ketengangan pada punggung.
- Tarik pasien ke arah belakang sehingga tubuh anda
menyangga pasien tersebut agar pasien dapat jatuh dengan
aman tanpa adanya cidera.
- Turunkan atau letakkan tubuh pasien secara bertahap
sehingga tidak terjadi benturan. Pastikan kepala pasien
tidak terbentur lantai.

Kegiatan ambulasi ini juga dapat dilakukan dengan kerjasama antara dua perawat. Berikut
adalah langkah-langkahnya :

1. Setelah pasien berdiri, setiap perawat mengambil posisi di sisi pasien. Pegang bagian
inferior lengan atas pasien dengan tangan anda yang terdekat dan pegang lengan
bawah atau tangan pasien dengan tangan yang lain.
2. Berjalan bersamaan dengan pasien. Dnegaan gaya berjalan yang halus dan tenang,
serta kecepatan dan langkah yang sama dengan pasien. Hal ini akan membuat pasien
merasa lebih aman.
3. Jika pasien mulai jatuh dan tidak dapat memperoleh kekuatan atau keseimbangannya
kembali, masukkan lengan anda ke bawah aksila pasien, pegang dengan erat tangan
pasien , dan turunkan dengan hati-hati ke lantai atau ke kursi terdekat.
4. Jika pasien mulai jatuh dan tidak dapat memperoleh kekeuatan atau keseimbangannya
kembali, masukkan kembali lengan anda ke bawaj aksila pasien, pegang erat tangan
pasien , dan turunkan pasien dengan hati-hati kelantai atau atau ke kursi terdekat.

J. Evaluasi

 Dokumentasikan jarak dan durai ambulasi pada catatan pasien dengan


menggunakan formulir atau daftar tilik disertai dengan catatan narasi jika
diperlukan.
 Sertakan penjelasan mengenai gaya berjalan pasien (termasuk kesejajaran
tubuh pasien ) dan frekuensi pernapasan serta tekanan darah setelah ambulasi
awal untuk dibandingkan dengan data dasar.
 Buat rencana untuk melanjutkan ambulasi berdasarkan kemampuan normal
atau yang diharapkan pasien.
 Laporkan penyimpanagna secara signifikan kepada dokter agar mendapat
penanganan lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai