Anda di halaman 1dari 17

Aplikasi Geostatistik dalam Pemodelan Pola Distribusi Hg di Daerah Datarajan,

Ulubelu,Lampung Selatan

Sayyid Abdullah Marzuqi*,Chrisdiantoro Nababan*, Emilia Gusnelly*, Chika Beladina


Azis*
*Institut Teknologi Bandung, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi Teknik
Geologi.

Jl. Ganeca No.10, Bandung, Indonesia

Abstrak

Dilakukan penelitian penyebaran Hg di daaerah Datarajan, Lampung Selatan oleh


para ahli dari tim prospek panasbumi proyek penyelidikan geografi dan panasbumi,1990.
Dengan pengambilan sampel yang dilakukan di 412 titik yang diamati. Teknik pengambilan
sampel yang dilakukan oleh tim prospek panasbumi adalah teknik traverse. Dengan
menyajikan data spasial geokimia panas bumi daerah Ulubelu, Lampung Selatan, berupa
kadar Hg yang dianalisis dengan metode Hg Dry Basic di 412 titik pengambilan sampel,
dalam paper ini dibuat pemodelan lebih lanjut menggunakan metode geostatistik yang belum
pernah dipublikasikan. Di dalam paper ini dilakukan analisis data Hg yang dengan metode
EDA, ESDA, dan Kriging. Di dalam paper ini, disajikan peta kontur pola distribusi
kandungan unsur Hg daerah panas bumi Datarajan. Dari ESDA dibuat semivariogram,
dengan pemilihan lag spacing sebesar 250 meter. Pemilihan lag distance ini didasarkan
pada seberapa banyak pengaruhnya korelasi antar sampel satu sama lain pada jarak
tertentu. Belum dilakukannya riset lebih lanju mengenai peta anomali Hg daerah ini oleh
PSDG semenjak tahun 1990, oleh karena itu penulis ingin melakukan pembaharuan peta
anomali daerah Datarajan ini dengan menggunakan teknik ordinary kriging Dengan metode
Kriging ini penulis dapat mengestimasi penyebaran serta anomali Hg di titik yang belum
diteliti dengan memanfaatkan hubungan spasial antara variabel Hg, hasil EDA menunjukkan
bahwa data bersifat skewness positif, namun setelah dilakukan transformasi log lebih
normal. Sedangkan hasil ESDA dengan metoda point map dan countour map menunjukkan
adanya trend cluster. Analisis variogram menunjukkan data bersifat anisotropik, sedangkan
hasil kriging menunjukkan distribusi Hg dan nilai error map yang kecil.. Diperoleh
kesimpulan bahwa persebaran Hg di daerah panas bumi kawasan Datarajan, Lampung
selatan, bersifat anisotropik dengan trend berarah Utara-Selatan. Dari hasil kriging
dijumpai anomali positif kadar Hg yang cukup tinggi di sebelah utara kawasan Datarajan
yang diinterpretasikan kedalam peta oleh penulis. Penulis mengharapkan dengan adanya
pemodelan geostatistik ini dapat dijadikan sebagai acuan serta pembanding letak anomali
Hg yang digunakan lebih lanjut dalam kegiatan eksplorasi dan eksploitasi yang efektif serta
ekonomis.

Kata kunci : Anomali, Kriging, EDA, ESDA, Hg, Panasbumi, Semivariogram

I. PENDAHULUAN

Dilakukan Penyelidikan Geokimia ,1976). Dengan kandungan anomali positif


Metode Hg dan CO2 Daerah Panas Bumi Hg pada tanah ini menunjukkan potensi
Ulubelu, Lampung Selatan, pada 412 titik panasbumi dari suatu daerah.
amat yang dilakukan oleh Tim prospek
Analisis penyebaran Hg ini
panasbumi, proyek penyelidikan geografi
dimaksudkan untuk mengetahui struktur
dan panasbumi,Lampung Selatan, oleh
atau zona aktif yang terhubung dengan
PSDG. Daerah ini merupakan salah satu
sumber panas dibawah permukaan. Belum
potensi panas bumi terbesar di Indonesia.
dilakukannya riset lebih lanjut mengenai
Secara fisiografi daerah ini termasuk
peta anomali Hg oleh PSDG semenjak
kedalam busur Sunda, dengan rata-rata
terakhir penelitiannya yang dilakukan pada
gunung api pada daerah ini sudah tidak
tahun 1990. Pemodelan peta anomali Hg
aktif lagi, tersusun atas batuan vulkanik
yang dilakukan oleh PSDG ini masih
muda yang berumur Holosen – pleistosen.
menggunakan teknik manual, oleh karena
Untuk menganalisa potensi panas itu penulis ingin melakukan pembaharuan
bumi pada daerah tersebut, dilakukan dengan mengaplikasikan pembuatan peta
analisis kandungan Hg. Penelitian anomali anomali Hg dengan teknik komputasi
Hg pada kandungan tanah di beberapa area menggunakan metode geostatistik,
ditemukan fakta bahwa semua manifestasi ordinary kriging. Dengan adanya
permukaan dari sistem panas bumi yang pemodelan geostatistik ini diharapkan
diteliti memiliki anomali Hg tanah, serta dapat dijadikan sebagai acuan dalam
ketika fluida panas yang dibawah kegiatan eksplorasi dan eksploitasi yang
permukaan bergerak pada level yang lebih lebih efektif dan ekonomis.
dangkal maka akan terbentuk anomali Hg
pada tanah di atasnya (Matlick dan Buseck
II. METODOLOGI

Hg(ppb) ESDA

(Point map dan


contour map)
EDA

(summary statistic, histogram,


box plot)
9(
Transverse

Yes No
Distribusi
Normal

Log Transform

Variogram

Variogram

Model Variogram

Variogram

Krigging

Peta krigging dan


Random Error

Interpertasi

Gambar 1. Flowchart Paper


(Suryantini,2012)
Peta Geologi
Data penelitian ini merupakan data untuk menentukkan model analisis yang
sekunder dari survei geokimia dengan tepat pada data eksplorasi Hg tersebut,
metode Hg Dry Basic yang dilakukan di EDA ini digunakan untuk menguji apakah
daerah Ulubelu, Lampung Selatan, pada data terdistribusi secara normal atau tidak
412 lokasi titik amat yang dilakukan oleh (Webster,2001). Jika data terdistribusi
tim prospek panasbumi proyek normal penulis langsung melakukan
penyelidikan geografi dan panasbumi, variogram, jika tidak kita menormalkan
pada tahun 1990, dilakukan pada tanggal 1 terlebih dahulu data, dengan membuang
Mei – 22 Juli (PSDG,1990). Data kadar anomali yang berada diatas nilai upper
Hg ini dinyatakan dalam ppb (part per fence menurut diagram box-plot setelah itu
billion), kemudian dianalisis lebih lanjut baru kita lakukan log transform. Setelah
dengan dengan teknik geostatistik, dan data tersebut terdistribusi secara normal
menggunakan software pendukung lainnya lalu penulis melanjutkan ke tahap
seperti ILWIS, Arcgis, surfer, dan selanjutnya melakukan pembuatan
microsoft excel. semivariogram. Semivariogram digunakan
untuk menentukan variasi data, anisotropi,
dan model semivariogram dari data. Pada
analisis menggunakan semivariogram
ditentukan nilai sill, range, dan nugget. Sill
merupakan nilai batas ketika data tidak
menunjukkan adanya korelasi. Range
merupakan jarak yang ditempuh saat sill
tercapai. Nugget adalah nilai
semivariogram saat lag sama dengan nol,
Gambar 2. Flow chart mendeterminasi dititik itu tidak ada pengaruh geologi
total merkuri pada sedimen/tanah metode
terhadap variasi data.
Hg Dry Basic (Kanno, J. Akagi. H.,
Takabatake, E.,1985) Setelah menentukan semivariogram

Langkah-langkah yang penulis lakukan mana yang baik, penulis melanjutkan ke

untuk mengaplikasikan geostatistik adalah tahap selanjutnya yakni pembuatan peta

seperti pada Gambar 1. Mula-mula kriging dan random errornya. Kriging

penulis melakukan analisis dengan digunakan untuk mengestimasi nilai di

exploratory data analysis, yang berfungsi semua titik pada suatu daerah beserta
determinasi anomali pada daerah tersebut.
Gambar 3. Peta geologi regional daerah penelitian (Amien dkk, 1993)
Setelah itu dilakukan analisis
exploratory spatial data analysis yang
bertujuann untuk mengarakterisasi data.
ESDA yang digunakan berupa contour
map, point map, dan peta hasil dari
kriging. Contour map dan point map
digunakan untuk menjelaskan persebaran
data dan intensitas data yang dapat
digunakan untuk menganalisis pola data
yang ada (Davis, John.C.,2002).
III. GEOLOGI REGIONAL

Geologi permukaan di area


penelitian banyak didominasi oleh
produk vulkanik kuarter dan vulkanik
tersier atau disebut vulkanik
Tanggamus. Alluvium dan batuan
alterasi berada pada bagian barat daya
area penelitian. Banyak lapisan yang
terpanaskan tetapi lapisan alterasi dari

Gambar 4. Peta lokasi Ulubelu (Herman dkk, 2003) sistem geothermal berada pada bagian
tengah area penelitian dekat dengan
daerah Pagaralam pada kaldera
Lokasi daerah penelitian Gambar 4.
Ulubelu. (Rahmanda, V.,2015)
secara administratif termasuk kedalam
wilayah Kabupaten Tanggamus, Provinsi Produk piroklastik Gunung

Lampung, lokasi berada pada koordinat Kebawok memiliki arah penyebaran

104° 33’ 4” BT dan 5° 18’ 48” LS. menuju utara dan barat, sebagian

Ulubelu merupakan salah satu sektor di berada menutup lava Gunung

timur laut patahan Semangka dan bagian Kukusan. Breksi lahar dan lava andesit

dari region Tanggamus (Suharno, 2003). adalah hasil dari Gunung Tanggamus
pada bagian atas dan baratdaya sebagai
Geologi regional dari daerah penelitian
hasil vulkanik muda. Proklastik dan
ini didominasi oleh vulkanik muda
lava andesit dari Gunung Rindingan
(Holocene-Pleistosen) seperti breksi, lava
(Sandy ,A., 2015)
dan tuff (Gambar 3). Pada formasi
Hulusimpang (miocene-Oligosene) yang Daerah panasbumi Ulubelu

terdiri dari breksi vulkanik dan lava. terbentuk didalam suatu rentetan

Batuan yang berumur tua terdapat pada kejadian tekto-vulkanik yang collapse

komplek Gunung Kasih dengan sekuen membentuk suatu depresi (Bemmelen,

metamorpik rendah sampai sedang di 1949). Kegiatan tektonik yang

daerah Timurlaut. (Gafoer drr., 1992; dam berkembang, berasal dari suatu rantai

Amin drr., 1994) kejadian regional yang menyusuri


pematang Pulau Sumatera, membentuk
patahan-patahan semangka yang
Histogram Hg Ppb
bersambung-sambung dari selatan ke 200
utara atau sebaliknya. 100
0
0 5 10 15 20 25
IV. EXPLORATORY DATA -100
Bin
ANALYSIS (EDA)
Histogram Hg Ppb
Summary statistic data Hg 150

Frequency
100
50
Mean 567,59 0

More
250
50
150

350
450
550
650
750
850
950
Standard Error 107,36
Bin
Median 104,00
Mode 34,00
Standard Deviation 2179,16 Gambar 5. Histogram Hg PPb sebelum Log Transform

Sample Variance 4748743,79 Dari Tabel 1. Dapat kita lihat bahwa


Kurtosis 52,44 data tidak terdistribusi secara normal, data
Skewness 6,87 memiliki skewness yang positif, dimana
Range 21096,00 nilai minimumnya sebesar 23, dengan nilai
Minimum 23,00
maksimum sebesar 21119 tetapi nilai
Maximum 21119,00
mediannya hanya menyentuh angka 104
Sum 233849,00
saja. Ini mengindikasikan bahwa data tidak
Count 412,00
terdistribusi secara normal. Selain itu
Confidence
untuk membuktikkan kenormalan data,
Level(95,0%) 211,04
Tabel 1. Summary statistic Hg dengan dan tampa
kita bisa melihat nilai Mean dan
outlier Modusnya, yang memiliki nilai terpaut
jauh, dengan standard deviation yang
tinggi ini juga semakin membuktikkan
bahwa data tidak terdistribusi secara
normal. Ditemukan 30titik berkadar Hg
sangat tinggi diatas 1000 ppb yang
mengganggu pola distribusi data tersebut
secara statistik. Keberadaan nilai tersebut
yang menyebabkan deviasi standar tinggi.
Dari Tabel 1 juga, diperoleh nilai (Gambar 6), tersebut tidak diikutkan
mean (rata-rata) sebesar 567,59 dan dalam pengolahan dan analisis statistik
standar error (SE) yang bernilai 107,36. data. Hasilnya, nilai deviasi standar
Daya yang baik memiliki nilai rata-rata himpunan data tersebut berkurang, setelah
yang tidak terpaut jauh dengan nilai itu baru kita lakukan transformasi
standard error. semakin kecil nilai logaritma (Webster dan Oliver, 2001).
standard error maka rata-rata dari data
Boxplot Hg sebelum log-transform
akan semakin akurat. Akan tetapi pada
800
data tersebut memiliki nilai SE yang
700
tinggi, sehingga keakuratan data 600
diragukan. 500
400
Dalam membuat histogram,
300
mengikuti kaidah dari Rule Of Thumb, 200
yakni nilai binnya sama dengan akar 100

pangkat dua dari banyaknya data, data 0


1
sebanyak 412, dengan begitu akar pangkat Gambar 6. Box-plot data Hg sebelum di log
dua nya adalah 20,396. Oleh karena itu transform.
nilai bin yang ditetapkan sebanyak 20.
Setelah dibuat histogram dengan 10 bin,
terdapat kekosongan di salah satu kelas
data sehingga jumlah bin ini kurang
representatif untuk diterapkan pada data
Dengan melakukan trial and error,
akhirnya diperoleh suatu kesimpulan
jumlah bin yang diterapkan sebanyak 11
kelas karena bin ini cukup baik dalam
penggambaran pola distribusi data kadar
Hg di daerah tersebut.

Asumsi geostatistik yang


digunakan dalam EDA adalah asumsi data
yang berdistribusi normal. Untuk
menormalkan distribusi data, outlier yakni
suatu nilai yang berada diatas upper fence
Setelah dilakukan log transform
terlihat dari tabel 2, nilai mean , standard
Tabel 2. Summary statistic Hg dengan
error, dan median menjadi berdekatan satu
dan tampa outlier
sama lainnya. Nilai skewness cenderung kecil,
Deskriptive statistics Log menunjukkan grafik yang lebih normal
Transform daripada sebelum dilakukan transformasi log.
Mean 2,02 Pada gambar 7, terlihat bahwa data bersifat
Standard Error 0,02 normal. Selain itu, kita juga dapat melihat
box-plot data setelah di log transform pada
Median 1,20
gambar 8, terlihat box-plot cenderung lebih
Mode 1,53
terdistribusi normal daripada sebelum di log-
Standard transform dimana nilai median pada box-plot
Deviation 0,34
ini tepat membagi nilai kuartil atas dan kuartil
Sample Variance 0,11 bawah hampir sama besar.
Kurtosis -0,43
Box-plot Hg setelah di log
Skewness 0,34
Transform
Range 1,46 3

Minimum 1,36 2

1
Maximum 2,82
0
Sum 758,25 1

Count 376,00
Gambar 8. Box plot data Hg setelah di log transform

Histogram Log Hg
100
Frequency

0
1,4 1,7 2 2,3 2,6 2,9
Bin

Histogram Log Hg
100
Frequency

50
0

Bin

Gambar 7. Histogram Hg Ppb sesudah Log Transform


V. EXPLORATORY SPATIAL (Gambar 10) dan peta kontur dari daerah
DATA ANALYSIS (ESDA) lokasi prospek kawasan Datarajan,
Lampung Selatan (Gambar 9). Point map
Exploratory Spatial Data Analysis
tersebut merupakan penggambaran dari
(ESDA) digunakan untuk menentukan
teknik pengambilan sampel yang
persebaran data spasial daerah penelitian.
menunjukan adanya suatu trend berupa
Metode yang digunakan adalah point map
lintasan-lintasan pengambilan data
dan contour map.
(traverse). Dan suatu trend Cluster dimana
pada suatu titik berkumpul nilai-nilai Hg
dengan ppb yang tinggi, yang
mengindikasikan adanya suatu trend
geologi yang mempengaruhi nilai
konsentrasi Hg tersebut.
Analisis Variogram
Berdasarkan analisis EDA dan
spasial sebelumnya, pembuatan variogram
digunakan untuk melihat korelasi spasial
antara variansi (SemiVar) dengan jarak
Gambar 9. Peta Kontur distribusi antar data (distance). Pembuatan model
pengambilan data Hg variogram ini bergantung pada persebaran
dan kondisi geologi di daerah tersebut.
Arah yang digunakan adalah
omnidirectional dengan model variogram,
diperoleh data variogram yang naik-turun,
yang disebabkan oleh range penyebaran
data yang sangat besar. Karena kondisi
dari sampling yang menunjukan trend
berupa lintasan. Dalam melakukan analisis
variogram, dibuat grafik semivariogram
yang menunjukkan bagaimana hubungan
variogram (Sumbu y) dengan jarak antar
Gambar 10. Point map data Hg
data (distance) (Sumbu X). Penulis
Analisis selanjutnya yaitu berupa melakukan percobaan berbagai lag
analisis spasial dengan adanya point map distance dalam pembuatan semivariogram
ini. Lalu diperoleh kesimpulan bahwa Lag Dari variogram surface disamping
sebesar 250 m, merupakan lag yang paling dilihat bahwa trend anomali Hg pada
baik yang menunjukkan ada atau tidaknya Datarajan, berarah utara-selatan.
korelasi variogram ini. Dengan Lag
sebesar 250 m ini diperoleh nilai sill
sebesar 0.26, range sebesar 2762, dan
nugget sebesar 0,12. Didapat suatu trend
dengan spherical seperti pada gambar 11,
yang nantinya akan dibutuhkan pada
langkah selanjutnya yaitu kriging.

Gambar 13. Jarak rata-rata antar data

VI. KRIGING

Dalam menginterpolasi data


distribusi Hg supaya didapatkan daerah
estimasi diperlukan metode kriging dengan
menggunakan software ILWIS. Metode
kriging yang digunakan adalah ordinary
kriging. Untuk mengestimasi nilai Hg

Gambar 11. Semivariogram data hasil digunakan nilai sill = 0,26 , range = 2762,

penelitian beserta nilai nugget, sill, dan nugget = 0,12 , lag= 250 m , dan limiting

range. distance = 2762. Nilai yang dipakai dalam


pemilihan variogram ini dianggap
Berikut dilampirkan variogram surface representatif setelah dilakukan berulang
dari data dengan lag sebesar 250 m, kali percobaan. Distribusi Hg dan error
map sebagai bahan pertimbangan estimasi
dan persebaran Hg. Berikut dilampirkan
peta hasil kriging

Gambar 12. Variogram surface dengan lag


sebesar 250m
Gambar 14. Peta distribusi Hg dari
kriging
Gambar 15. Peta error kriging
Selain disribusi Hg kita juga dapat
Dilakukan validasi kriging dengan
mengetahui error map dari kriging
teknik subset sampel. Dilakukan
(Gambar 15). Error map merupakan peta
pengambilan 50 data secara acak
yang menunjukkan nilai error dari hasil
kemudian kita kriging ulang setelah kita
kriging. Nilai error map yang kecil
bandingan dengan peta hasil kriging yang
menandakan hasil kriging yang baik.
sebenarnya. Diperoleh peta hasil kriging
Besarnya error map dapat diketahui
yang sama persis antara hasil validasi
melalui penggolongan warna. Hasil error
dengan kriging yang sebenarnya.
map ditunjukkan dalam skala warna dari
biru-merah tua.
Gambar 16. Peta validasi kriging
VII. DISKUSI DAN INTERPRETASI

Gambar 17. Perbandingan ordinary kriging dengan peta persebaran Hg PSDG


Menurut beberapa penelitian, Sehingga data yang diperoleh akan
Merkuri (Hg) ini merupakan unsur volatile cenderung terdistribusi normal. Kurva
yang berasosiasi dengan daerah panas histogram dari transformasi logaritma ini
bumi. Hg ini terpanaskan dibawah tidak memiliki skew.
permukaan bumi dan akan berubah fasa
Persebaran kadar Hg di Datarajan
menjadi gas kemudian bermigrasi ke
ini, dikontrol oleh aktivitas volkanisme
permukaan melewati suatu bidang
yang cenderung aktif. Hal ini
rekah/seperti sesar, sehingga kadar Hg di
kemungkinan diakibatkan oleh aktifitas
permuakaan tanah ini meningkat. Hg yang
tektonik-lempeng. Tektonik itu berupa
terakumulasi banyak di permukaan ini
penunjaman paparan Sunda yang berada di
menjadi penciri dari prospek daerah panas
daerah busur Sumatera. Penunjaman
bumi.
tersebut mengakibatkan terbentuknya
Persebaran Hg di wilayah ini tidak volcanic arc sehingga volkanisme di
mengikuti pola distribusi normal. Data daerah Datarajan, Lampung selatan,
merkuri ini memiliki skewness yang menjadi aktif. Selain itu, pemekaran
cenderung positif, ini artinya data kadar lempeng Eurasia menghasilkan arus
Hg yang rendah lebih banyak daripada konveksi yang menyebabkan keaktifkan
data kadar Hg yang tinggi. Untuk volkanisme ini.
menormalkan persebaran distribusi data,
dilakukan transformasi logaritma.
Analisis beserta interpretasi VIII. KESIMPULAN
didasari oleh beberapa referensi terlampir
Dari analisis yang telah dilakukan
yang menyimpulkan bahwa terdapat tiga
diperoleh kesimpulan terdapat tiga daerah
titik anomali positif Hg, yaitu di daerah
anomali positif Hg di kawasan sekitar
Ngapah-Datarajan cenderung bertipe sulfat
Datarajan. Distribusi Hg di daerah panas
dikontrol oleh adanya sesar normal,
bumi ini berarah N-S (Gambar 17).
sebagai jalur untuk Hg bisa mencapai
Distribusi Hg pada daerah panas bumi ini
permukaan. Kemudian di daerah kawasan
diakibatkan oleh aktifitas volkanisme di
Gunung Kabawok dikontrol oleh
bawah permukaan, yang kemungkinan
temperatur tinggi kawah Gunung
besar disebabkan oleh adanya jalur
Kabawok, serta kelompok Way Panas
penujaman tektonik busur Sunda yang
cenderung tipe khlorida dengan derajat
melintang di sepanjang Sumatera, yang
keasaman air panas 7.5-8.2 kandungan Hg
juga didukung oleh adanya sesar yang
dalam tanah relatif rendah lebih kecil dari
berarah NE-SW di daerah Datarajan
100ppb.
tersebut.

IX. ACKNOWLEDGEMENT

Kami segenap penulis


mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr.
Eng. Suryantini sebagai dosen Geostatstik
yang turut membimbing penulis dalam
memahami mata kuliah Geostatstik serta
cara pengaplikasiannya, juga tidak lupa
kami ucapkan terimakasih kepada PSDG
yang telah meminjamkan data
perpustakaan untuk penulis analisis lebih
lanjut dalam paper ini.

Gambar 18. Daerah anomali Hg hasil dari


kriging
X. DAFTAR PUSTAKA Sulawesi. International Symposium on
Earth Science and Technology,
Davis,
CINEST 2012. www.sciencedirect.com/
John.C . 2002. Statistic And Data
Tim prospek panasbumi, proyek
Analysis In Geology. United States:
penyelidikan geografi dan panasbumi.
Wiley
1990. Penyelidikan Geokimia Metode
Matlick,
Hg dan CO2 Daerah Panas Bumi
and Buseck. 1976. Exploration for
Ulubelu, Lampung Selatan. Bandung :
Geothermal Areas Using Mercury: A
Pusat Sumber Daya Geologi.
new Geochemical Technique: United
Webster,
Nations Symposium on the
Richard, dan Margaret A. Oliver
Development and Use of Geothermal
(2001). Geostatistic for Environmental
Resources. 2d. San Francisco.
Scientists. England: John Wiley &
Herman,
Sons, Ltd, The Atrium.
Danny Z. 2003. Makalah : Studi Sistem
Kanno,
Panas Bumi Aktif Dalam Rangka
J. Akagi. H., Takabatake, E.: A Method
Penyiapan Konservasi Energi Panas
for determination of methylmercury in
Bumi. Direktorat Inventarisasi Sumber
environmental samples, particulary in
Daya Mineral, DJGSM-DESDM.
sediment, Japanese Journal of
Bemmelen,
Toxicology and Environmental Health
R.W. Van., 1949. The Geology of
(Eisei kagaku), 31, 260-268 (1985). (In
Indonesia, Vol. 1 A, Government
Japanese)
Printing Office :The Hauge.
Rahmanda, V.
Suharno.,
2003. Geophysical, Geological and 2015: Metode geolistrik untuk
Paleohydrological Studies of the eksplorasi panas bumi. Universitas
Rendingan-Ulubelu-Waypanas (RUW) Lampung: Bandar Lampung.
Geothermal System,Lampung,
Samdy, A.
Indonesia. The University of Auckland
: Auckland. 2015: Pemodelan 3D reservoar
Suryantini. geothermal berdasarkan data anomali
2012. Statistical Analysis of Mercury ‘magnetic reduction to the pole’ daerah
Data from Soil Survey in Non-Volcanic Ulubelu kabupaten Tanggamus.
Geothermal System: A Case Study in
Universitas Lampung: Bandar
Lampung.

Amin, T.C.

,Kusnama, Rustandi, E., dan Gafoer, S.,


1994. Geologi Lembar Manna dan
Enggano, Sumatera, Skala 1:250.000.
Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai