1 2/28/2017 Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Struktur dan reaktifitas senyawa
Anorganik
Dosen : Dr. rer. nat. Agustino Zulys M.Sc, Dr. Yuni K, Dr. Aminah
Jadwal kelas: senin, 16:00 – 16:40, selasa, 10.00 – 11.40
Buku Text:
“Inorganic Chemistry. Principle Stucture and Reactivity” Huheey, Harpe
Colins, NY 1993
“Inorganic Chemistry” housecroft, London 2008
“Chemical Bonding and Molecular Geometry”, Gilespie, Popelier, Oxford
Kehadiran 80%
Evaluasi
UTS 35%
UAS 40%
Tugas 20%
Absensi 5%
Selayang pandang Kimia Anorganik
Kimia?
Kimia Anorganik?
Kimia Anorganik itu syusyah?
Struktur dan reaktifitas senyawa anorganik,
binatang apakah ini?
3 2/28/2017 Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Silabus
Pendahuluan: Mengapa Struktur senyawa zat padat
stuktur dan reaktifitas Ikatan ionik
Struktur elektronik atom Ikatan logam
teori ikatan modern semikonduktor
Teori ikatan valensi Pengaruh struktur terhadap
Teori orbital molekul reaktifitas: Asam Basa
Struktur molekul dan simetri Pengaruh struktur terhadap
Aplikasi simetri: Polaritas reaktifitas: reaksi redoks
dan kiralitas
Aplikasi simetri: Mode
vibrasi IR dan Raman
Aplikasi simetri: Orbital
molekul
4 2/28/2017 Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Hubungan struktur dan reaktifitas
Reagen
Reaktan Produk
[Kondisi reaksi]
E AB
Energi Ikat
n GA
Energi Lumo yang rendah = asam lewis
e
energi HOMO yang tinggi = basa llewis
r DGo = GB - GA Potensial reduksi standar
g Konstanta kesetimbangan (Ka, Kf, Ksp)
i
GB
5 2/28/2017 Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Pengaruh struktur sifat dan ikatan
kimia
Asam-basa
Electronic HF > H2O > NH3 > CH4
7 2/28/2017 Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Pengaruh struktur sifat dan ikatan
kimia
Reaksi redoks
Fe Ni
Electronic
steric effect
18 e 20 e
N
N
Ti N
8 2/28/2017 Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Pengaruh struktur sifat dan ikatan
kimia
Warna kompleks
Struktur elektronik
(CFSE dan Doct)
Perubahan struktur
9 2/28/2017 Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Pengaruh struktur sifat dan ikatan
kimia
Kelarutan Benzene, ethanol, NH3
Kovalen terkait
kepolaran
Senyawa ionik terkait NaCl, AgCl, KNO3, MgCl2, AlCl3
Energi kisi dan Type
MCO3, MSO4,
struktur kristal
10 2/28/2017 Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Sejarah Teori Atom
11 2/28/2017 Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Sejarah Teori Atom
J. J. Thomson
Teori-teori ini belum
Mulliken bisa menjelaskan
Rutherford konsep ikatan kovalen
secara valid
Bohr
12 2/28/2017 Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Orbital atom dan
hibridisasinya,
orbital molekul
Struktur
resonansi
Tinjauan klasik tentang Mekanika kuantum berhasil
atom gagal meramalkan meramalkan hampir semua
sifat-sifat atom. sifat dari atom hidrogen
Max planc E h
hc
E
Kunci dari teori kuantum: materi mempunyai sifat
gelombang
Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Kunci dari teori kuantum: materi mempunyai sifat
gelombang
Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Kunci dari teori kuantum
1924 de Broglie: materi mempunyai sifat gelombang
ℎ𝑐 ℎ
𝐸= 𝜆=
𝜆 𝑚𝑣
Interferensi dalam fenomena gelombang
Werner Heisenberg’s:
Uncertainty principle
Werner Heisenberg penemu MEKANIKA KUANTUM,
memperkenalkan prinsip;
KETIDAK PASTIAN,
yang menyatakan bahwa,
tidak mungkin secara bersamaan dan akurat
mengukur posisi dan momentum dari partikel
yang sedang bergerak (seperti elektron).
Prinsip Ketidakpastian
Ilustrasi singkat dari implikasi prinsip ketidakpastian
ini:
elektron yang memiliki massa 9,1 x 10-31 kg bergerak
dengan kecepatan rata-rata 5 x 106 m/s pada atom
hidrogen. Kalau kita asumsikan ketidakpastian sekitar
1% (5 x 104 m/s)
h
Dx ≥ =
6,626 x 10-34 Js
= 10 Å
4p D(mv) 4p (9,1 x 10 kg) (5 x 10 m/s)
-31 4
Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Prinsip Ketidakpastian
Bagaimana ketidakpastian posisi bola tenis edngan
massa 100 g yang bergerak dengan kecepatan 45
m/s. Kalau kita asumsikan ketidakpastian kecepatan
sekitar 2%
h
Dx ≥ =
6,626 x 10-34 Js
4p D(mv) 4p (0,1 kg) (0,9 m/s)
Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Persamaan SchrӦdinger
model atom H
ℋ = Operator Hamiltonian
ℋ𝚿 = E𝚿 E = energi elektron (nilai eigen)
Y = fungsi gelombang
−ℎ2 𝛿 2 𝛿2 𝛿2
ℋ= 2 2
+ 2 + 2 + 𝑉(𝑥, 𝑦, 𝑧)
8𝜋 𝑚 𝛿𝑥 𝛿𝑦 𝛿𝑧
-h2
2 y + V ( x , y , z ) y E y
2m
23 2/28/2017 Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Persamaan SchrӦdinger
model atom H
d 2y x
2
En n + 12
Ey x - 2
+ V x y x
2m dx
Energi elektron terkuanta
24 2/28/2017 Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Persamaan Schroedinger
model atom H 3D
25 2/28/2017 Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Solusi persamaan Schrödinger
Model atom H 3D
Pemisahan persamaan tersebut menjadi persamaan radian dan angulenya
sama dengan nilai konstanta ℓ(ℓ + 1).
----Radial equation
----Angular equation
26
Struktur Elektron Unsur
Fungsi gelombang elektron dalam atom disebut Orbital
Orbital atom diungkap dengan “alamat” setiap elektron pada setiap
tingkat energi.
Satu alamat terdiri dari = 4 Bilangan kuantum
Kulit, sub-kulit, orbital dan spin
Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Bilangan Kuantum
Bilangan Kuantum Magnetik, ml yang menggambarkan bentuk orientasi tiga
dimensi dari suatu orbital.
Nilai ml = -l sampai +l
Contoh
Jika l = 0 maka ml = 0
l = 1 maka ml = -1, 0, +1
l = 2 maka ml = -2, -1, 0, +1, +2
Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Orbital
s (sharp) sperik 1 0
1 0 0
2 0 0
2 1 0
2 1
Atom Hydrogen: Fungsi gelombang,
probabilitas kerapatan elektron
3 1 0
3 1
3 2 0
3 2
3 2
Probability Distribution Functions
R(r) dan P(r) pada
atom hidrogen.
33
Orbital
Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Orbital S
Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Orbital p
Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Orbital d
Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Orbital f
Bilangan Kuantum spin
Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Model atom hidrogen
Orbital Tingkat energi orbital
Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Model atom seperti hidrogen
(berelektron tunggal)
Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Model atom berelektron banyak
energi suatu orbital terkait kemapuannya dalam
- Melakukan penetrasi kerapatan elektron di wilayah dekat inti
- Memerisai elektron-elektron lainnya terhadap tarikan inti
Muatan positif dari inti yang memengaruhi kekuatan tarikan suatu
elektron disebut muatan inti efektif, effective nuclear charge,
atau Zeff.
Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Model atom berelektron banyak
Shielding factor Slater’s Rule
(1s), (2s,2p), (3s, 3p), (3d), Zeff = Z – S
(4s,4p), (4d), (4f), (5s,5p)
Elektron2 pada group yang lebih
tinggi tidak berkontribusi Z = muatan inti efektif
Semua elektron pada ns, np, Z = muatan inti aktual
memperisai sebanyak 0,35 S = Faktor perisai
Semua elektron pada kulit n-1
memperisai sebanyak 0,85
Semua elektron pada kulit n-2
memperisai sebanyak 1,0
Pada kasus nd atau nf, semua
elektron pada group disebelah
kiri berkontribusi 1,0
Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Aturan slater
Zeff = Z – S
S= 0,85 x 2 + 0,35 x 7
S= 4,15
Zeff = Z – S = 15 – 4,15= 10,85
Zeff = Z – S
S= 1,0 x 2 + 0,85 x 8 + 0,35 x 4
S= 10,2
Zeff = Z – S = 15 – 10,2 = 4,8
44 2/28/2017 Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Aturan Pengisian Elektron Pada Orbital
Asas Aufbau
Energi terendah
Elektron-elektron cenderung menempati orbital-orbital dengan energi lebih
rendah terlebih dahulu untuk meminimalkan energi.
1s < 2s < 2p < 3s < 3p < 4s < 3d < 4p …
Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Aturan Pengisian Elektron Pada Orbital
Kaidah Hund
Jika elektron-elektron dimasukkan ke dalam orbital-
orbital pada subkulit yang sama, maka elektron-
elektron akan mengisi orbital satu per satu dengan arah
rotasi (spin) yang sama sebelum dapat berpasangan.
↑ ↑ ↑ ↑ ↑ ↑↓ ↑ ↑ ↑↓ ↑↓ ↑
Subkulit p Subkulit p Subkulit p subkulit p
(2 elektron) (3 elektron) (4 elektron) (5 elektron)
Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Konfigurasi elektron
Konfigurasi elektron
untuk anion
isoelektronik,
semakin negatif
muatannya semakin
besar ionnya
kelektronegatifan
Electronegativities
Kelektronegatifan of the suatu
adalah ukuran kemampuan Elements
atom menarik
elektron dari atom lain yang terikat padanya
Kelektronegatifan Pauling
1 D(X-Y) = energi pemutusan X-Y
𝐷 XY = × [𝐷 XX + 𝐷(YY) D(X-X) = energi pemutusan X-X
2
D(Y-Y) = energi pemutusan Y-Y
∆𝐷 = [𝐷 𝑋𝑌 𝑒𝑥𝑝 − 𝐷 𝑋𝑌 𝑡ℎ𝑒𝑜𝑟𝑦
Δ𝐷 = ∆𝜒 = 𝜒 𝑝 𝑌 − 𝜒 𝑝 𝑋 DD dalam eV
Δ𝐷 = 1,68
Nilai keelektronegatifan
Kelektronegatifan Mulliken
Mulliken mendefinisikan kelektronegatifan
sebagai:
Ζ𝑒𝑓𝑓
𝜒 = 3590 2 + 0,744 r dalam pm
𝑟𝑐𝑜𝑣
Catatan:
Aturan slater sebagian empirik dan tidak semua atom memiliki radius
kovalen
Tidak baku dan lengkap
Keelektronegatifan dan sudut ikatan