Anda di halaman 1dari 27

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. PENELITIAN TERDAHULU

Judul : Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia


Interaktif Pada Mata Pelajaran Ipa Untuk Siswa Kelas VIII
Nama : I Gede wawan sudatha, jurnal
Peneliti terdahulu dan peneliti sama-sama melakukan penelitian dengan
mengembangkan media pembelajaran berbasis multimedia.
Peneliti terdahulu mengembangkan penelitian yang diuji cobakan kepada dua
kelas yaitu kelas control da kelas uji coba, sedangkan peneliti melakukan uji coba
hanya pada satu kelas dengan menerapkan pre-test dan post-test.
Dalam jurnal penelitian ini mengatakan bahwa proses pengembangan media
pembelajaran berbasis multimedia interaktif melalui 6 tahapan dan media yang
dihasilkan dapat dikatakan sudah layak pakai, karena telah dilakkan validasi
sesuai aturan dan menunjukkan hasil yang sangat baik.
Perbedaan dengan penelitian ini adalah meneliti mata pelajaran IPA untuk
kelas VIII. Sedangkan persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama
meneliti media pembelajaran berbasis Multimedia.

Judul : pengembangan media pembelajaran toleransi dan kerukunan


dengan menggunakan macromedia flash pada mata pelajaran PAI untuk
siswa kelas XI sekolah menengah atas (SMA)
Nama : endik waskito
Tahun : 2014
Peneliti terdahulu dan peneliti dalam tesis ini memilki yang sama, bahwa
tingkat efek afektif yang ditimbulkan dari sinetron geet adalah informen penelitian
merasakan perasaan sedih, gembira, benci, dan terharu.
Peneliti terdahulu menggunakan penelitian kualitatif deskriptif dengan
pendekatan penelitian komunikasi untuk memahami fenomena sosial yang terjadi
di masyarakat.
Dalam penelitiannya, hasil uji ahkir menunjukkan bahwa nilai-nilai yang
terkandung dalam sinetron geet yaitu: nilai sosial yang terdapat dalam sinetron
yakni aturan sosial yang tidak tertulis dan berlaku di india, nilai kebudayaan yang
terdapat dalam sinetron adalah cara berbusana bagi kaum wanita di india tradisi
yang terdapat di india, nilai moral yang terkandung dalam sinetron geet terdapat
dua nilai yaitu nilai kebaikan dan keburukan dan nilai religius yang terkandung
dalam sinetron yaitu keyakinan umat hindu yang mempercayai dewa sebagai
tuhan mereka.
Perbedaan dengan penelitian ini adalah meneliti pembelajaran toleransidan
kerukunan dengan menggunakan aplikasi Macromedia Flash. Persamaan dengan
penelitian ini adalah sama-sama meneliti media pembelajaran berbasis teknologi.

Judul : efek afektif sinetron geet pada ibu rumah tangga di kelurahan
tassililu kecamatan sinjai barat kabupaten sinjai
Nama : Zainal Mustafa
Tahun : 2017
Peneliti terdahulu dan peneliti dalam tesis ini memilki yang sama, bahwa
banyak sekali media yang dapat membantu keefektifitasan di dalam proses belajar
mengajar. Salah satunya yaitu, media yang kami kembangkan di masing-masing
tesis kami.
Peneliti terdahulu menggunakan macromedia flash sebagai medianya.
Sedangkan peneliti pada tesis ini menggunakan autoplay studio 8.
Dalam penelitiannya, hasil uji ahkir materi dan media terhadap pengembangan
media pembelajaran ini adalah pada kualifikasi baik. Dengan hasil prosentase
kevalidan mencapai 89% dan 82%. Kemudian hasil perhitungan setiap variable
dan guru adalah efektif 92%, efisien% dan menarik 100%.
Perbedaan dengan penelitian ini adalah efek afektif sinetron dengan
menggunakan multimedia. Persamaan dengan penelitian ini adalah keefektifan
proses belajar mengajar berbasis Multimedia.
2.2. Efek Kognitif
2.2.1. Definisi
Kognitif berasal dari bahasa Latin, yaitu cognitio yang artinya adalah
berpikir. Hal ini merujuk kepada kemampuan seseorang dan mengerti dunianya,
yang dicapai dari sejumlah fungsi yang kompleks termasuk orientasi terhadap
waktu, tempat dan individu; kemampuan aritmatika; pikiran abstrak; kemampuan
fokus untuk berpikir logis (Pincus, Tucker 2003).
Pengertian yang lebih sesuai dengan behavior neurology dan
neuropsikologi, kognitif adalah suatu proses dimana semua maksud sensori (taktil,
visual, dan auditori) akan diubah, diolah, disimpan, dan selanjutnya digunakan
untuk hubungan interneuro secara sempurna sehingga individu mampu melakukan
penalaran terhadap masukan sensoris tersebut (Wiyoto, 2002).
Fungsi kognitif merupakan suatu proses mental manusia yang meliputi
perhatian, persepsi, proses berpikir, pengetahuan dan memori. Sebanyak 75% dari
bagian otak besar merupakan area kognitif (Saladin, 2007).
Perkembangan kognitif pada hakikatnya merupakan proses dari hasil
asimilasi berkaitan dengan penyerapan informasi baru kedalam informasi yang
telah ada didalam skema (struktur kognitif anak), akomodasi adalah proses
penyatuan informasi baru dengan informasi yang telah ada dalam skemata, dan
berkaitan dengan usaha anak mengatasi konflik yang ada pada dirinya. (Pedak dan
Sudrajat, 2009:29)
Menurut teori kognitif Piage adalah salah satu teori yang menjelaskan
bagaimana anak beradaptasi dengan menginterpretasikan objek dan kejadian-
kejadi disekitarnya. (desmita, 2008:46).
Vygotsky berpandangan bahwa budaya anak membentuk perkembangan
kognitif anak dengan menentukan apa dan bagaimana anak belajar tentang dunia
(Ramli,2005:96). dari beberapa teori kognitif diatas maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa kognitif merupakan suatu proses berfikir untuk
memecahkan masalah dari yang abstrak ke yang kongkrit dengan melihat keadaan
lingkungan sekitar.
2.2.2. Tahapan Perkembangan Kognitif

1) Tahapan perkembangan kognitif menurut piaget


Piaget percaya bahwa pemikiran anak-anak berkembang menurut tahap-tahap
atau periode-periode yang terus bertambah kompleks.tahap-tahap perkembangan
menurut piaget perkembangan kognitif tersebut dibagi menjadi empat tahap,
yaitu:
a. Tahap sensori-motor 0-2 tahun
Pada tahapan inianak sangat bergantung pada informasi yang dapat
melalui panca indra dan gerak-gerakan tubuhnya.
b. Tahap pra operasional 2-7 tahun
Pada tahapan ini anak represantiskan dunia dengan kata-kata dan gambar.
c. Tahap operasional kongkret 7-11 tahun
Pada tahapan ini anak dapat berfikir secara logis mengenai peristiwa-
peristiwa yang kongkrit dan mengklasifikasikan benda kedalam bentuk
yang berbeda
d. Tahap operasional formal 11-15 tahun
Pada tahapan ini anak remaja berfikir dengan cara lebih abstrak dan
logis. Pemikiran lebih idealistik (Desmita 2008:46-47)

2) Faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif, sebagai berikut:


a. Faktor hederitas/keturunan
Teori hederitas atau nativisme pertama kali yang dipelopori seorang ahli
filsafat Sechoper Haner, dia berpendapat bahwa manusia lahir sudah
membawa potensi-potensi tertentuyang tidak dapat dipengaruhi lingkungan.
b. Faktor lingkungan
Locke berpendapat bahwa manusia dilahirkan sebenarnya suci tabularasa,
maka perkembangan saraf intelegensi sangatlah ditentukan oleh pengalaman
dan pengetahuan yang diperolehnya dari lingkungan.
c. Kematangan
Tiap organ(fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia
telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.
d. Pembentukan
Pembentukan ialah segala keadaan diluar diri seseorang yang
mempengaruhi perkembangan intelegensi.
e. Minat dan bakat
Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan
dorongan bagi perbuatan itu. Bakat artinya sesorang yang memiliki bakat
tertentu maka akan semakin mudah dan cepat ia mempelajari hal tersebut.
f. Kebebasan
Kebebasan yaitu kebebasan manusia berfikir divergen (menyebar),
bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang tertentu dalam
memecahkan masalah (Sujiono, dkk 2007:1.25-1.27)

2.2.3. Fungsi kognitif terdiri dari


1. Atensi, konsentrasi
Atensi merupakan kemampuan untuk bereaksi atau memperhatikan satu
stimulus tertentu (spesifik) dengan mampu mengabaikan stimulus lain baik
internal maupun eksternal yang tidak perlu atau tidak dibutuhkan (Modul
neurobehaviour, 2008).
Fungsi kognitif yang baik didukung oleh atensi atau konsentrasi yang
baik. Atensi dan konsentrasi yang terganggu akan mempunyai dampak
terhadap fungsi kognitif lain seperti memori, bahasa dan fungsi eksekutif.
Sistem aktivasi retikuler sangat berperan penting dalam fungsi atensi,
demikian juga thalamus sebagai pusat modulasi kortikal. Penurunan fungsi
atensi sesuai proses menua normal dimulai usia 20 tahun berlanjut sampai
usia tua. Atensi merupakan kemampuan yang kompleks termasuk
kewaspadaan, konsentrasi, dan bebas distraksi. Atensi merujuk pada
mempertahankan menjalani perintah, fokus dan aktivitas mental yang
dapat beralih bila dibutuhkan (Lumempaw, 2009).
Gangguan atensi dapat berupa dua kondisi klinik berbeda. Pertama
ketidakmampuan mempertahankan atensi maupun atensi yang terpecah
atau tidak atensi sama sekali, dan kedua inatensi spesifik unilateral
terhadap stimulus pada sisi tubuh kontralateral lesi otak (Modul
neurobehaviour, 2008).
2. Memori
Memori adalah proses bertingkat dimana informasi pertama kali harus
dicatat dalam area korteks sensorik kemudian diproses melalui system
limbik untuk terjadinya pembelajaran baru (Modul neurobehaviour, 2008).
Pengetahuan dasar individual dapat sangat baik terpelihara sepanjang
usia, tetapi pemasukan informasi baru dapat menurun. Kemampuan
memori pada usia 75 tahun menurun 25% dibandingkan usia 20 tahun
(Lumempaw, 2009).
3. Bahasa
Bahasa merupakan perangkat dasar komunikasi dan modalitas dasar
yang membangun kemampuan fungsi kognitif. Oleh karena itu
pemeriksaan bahasa harus dilakukan pada awal pemeriksaan
neurobehavior. Jika terdapat gangguan bahasa, pemeriksaan kognitif
seperti memori verbal, fungsi eksekutif akan mengalami kesulitan atau
tidak mungkin dilakukan (Modul neurobehaviour, 2008).
4. Visuospasial
Merupakan kemampuan persepsi ruang yaitu mengamati lingkungan
sekitar dan juga mengamati dirinya sendiri. Bila mengalami gangguan
fungsi ini terjadi kesulitan untuk menggambar atau melukis atau
memahat dan sebagainya (Lumempaw, 2009).
Kemampuan visuospasial dapat dievaluasi melalui kemampuan
kontruksional seperti menggambar atau meniru berbagai macam gambar
(misal : lingkaran, kubus) dan menyusun balok-balok. Semua lobus
berperan dalam kemampuan konstruksi ini tetapi lobus parietal terutama
hemisfer kanan mempunyai peran yang paling dominan. Menggambar
jam sering digunakan untuk skrining kemampuan visuospasial dan fungsi
eksekutif dimana berkaitan dengan gangguan di lobus frontal dan parietal
(Modul neurobehaviour, 2008).
5. Fungsi eksekutif
Fungsi eksekutif adalah kemampuan kognitif tinggi seperti cara
berpikir dan kemampuan pemecahan masalah. Kemampuan eksekusi
diperankan oleh lobus frontal, tetapi pengalaman klinis menunjukkan
bahwa semua sirkuit yang terkait dengan lobus frontal juga menyebabkan
sindroma lobus frontal. Diperlukan atensi, bahasa, memori dan
visuospasial sebagai dasar untuk menyusun kemampuan kognitif (Modul
Neurobehavior, 2008).
Fungsi eksekutif dimediasi oleh korteks prefrontal dorsolateral dan
struktur kortikal serta subkortikal yang berhubungan dengan daerah
tersebut. Kerusakan pada korteks prefrontal dorsolateral dapat
menimbulkan sindrom neurobehavioral dengan gejala – gejala seperti
berkurangnya aktivitas motorik kompleks , proses berfikir yang tidak
konkrit, gagal mengenal konsep – konsep, kurang fleksibilitas, serta
terjadi perilaku motorik yang stereotipik (Lumempaw, 2009).
Istilah penurunan kognitif sebenarnya menggambarkan perubahan
kognitif yang berkelanjutan. Beberapa dianggap masih dalam spektrum
penuaan normal, sementara yang lainnya dimasukkan dalam ketegori
gangguan ringan. Untuk menentukan gangguan fungsi kognitif, biasanya
dilakukan penilaian terhadap satu domain atau lebih seperti memori,
orientasi, bahasa, fungsi eksekutif dan praksis. Temuan dari berbagai
peneltian klinis dan epidemiologis menunjukkan bahwa faktor biologis,
perilaku, sosial dan lingkungan dapat berkontribusi terhadap esiko
penurunan fungsi kognitif (Plassman, William, Burke 2010).

2.3. Media Pembelajaran


2.3.1. Pengertian Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak


yang berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar
sumber pesan dengan penerima pesan. Menurut Suparman dalam
Rayandra Asyar (2012:4) media merupakan alat yang digunakan untuk
menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim pesan kepada penerima
pesan, sedangkan Azhar Arsyad (2007:3) menyatakan bahwa media
adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi
tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran
di sekolah pada khususnya.
Disisi lain kata pembelajaran merupakan terjemahan dari istilah
Bahasa Inggris, yaitu “ instruction “. Instriction diartikan sebagai proses
interaksi antara guru (pengajar) dan siswa (pelajar) yang berlangsung
secara dinamis. Menurut Rayandra Asyar (2012 : 7) “ pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan
dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan peserta didik
“.
Sedangkan media pembelajaran menurut Rayanda Asyar (2012 : 8)
mengemukakan bahwa “ media pembelajaran dapat dipahami sebagai
segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari
sumber secara terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang
kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara
efisien dan efektif “. Azhar Arsyad (2011:7) menyatakan bahwa media
pembelajaran merupakan alat bantu pada proses belajar mengajar baik
didalam ruang maupun diluar ruanganyang ditekankan pada visual dan
video. Sedangkan menurut Syaful Bahri Djamarah dan Azwan Zain
(2010:121) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah alat
bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan agar tercapai
tujuan pembelajaran.
Sehingga dari beberapa pendapat para ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu sumber
belajar yang digunakan oleh guru atau pengajar dalam proses belajar
mengajar, dimana didalamnya terdapat media atau alat yang digunakan
untuk mempermudah siswa dalam menguasai materi yang disampaikan
oleh pengajar atau guru.
2.3.2. Jenis – jenis Media Pembelajaran
Rayandra Asyar (2012:44-45) membagi jenis-jenis media
pembelajaran menjadi 4 jenis yaitu :
1) Media pembelajaran Audio adalah media yang digunakan
hanya mengandalkan indra pendengaran.
2) Media pembelajaran visual adalah media yang
digunakan hanya mengandalkan indra penglihatan.
3) Media pembelajaran audio visual .adalah media yang
menggunakan indra penglihatan dan pendengaran sekaligus
dalam suatu proses pembelajaran
4) Media pembelajaran multimedia adalah media yang
menggabungkan beberapa media dan peralatan secara
terintergrasi dalam suatu proses pembelajaran.
Sedangkan menurut Azhar Arsyad (2007 : 29) membagi jenis-jenis
media pembelajaran menjadi 4 jenis, diantaranya adalah :
1) Media hasil teknologi cetak adalah cara untuk

menghasilkan atau menyampaikan materi yang berasal dari

buku dan materi visual.


2) Media hasil teknologi audio-visual adalah cara

menyampaikan informasi melalui pandangan dan

pendengaran lewat mesin- mesin elektronik sperti film, dan

proyektor visual yang lebar.


3) Media hasil teknologi berdasarkan komputer adalah cara

menyampaikan informasi melalui sumber-sumber yang

berbasis mikro-prosesor, misal informasi yang disimpan

dalam bentuk digital bukan dalam bentuk cetakan.


4) Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer

adalah cara menyampaikan informasi melalui

penggabungan pemakaian beberapa bentuk media yang


dikendalikan oleh komputer.

Sedang di sisi lain menurut Nana Sudjana (1991:100-103)

membagi jenis-jenis media pembelajaran jadi 2, yaitu :

1) Alat peraga dua dan tiga dimensi adalah alat yang mempunyai

ukuran panjang dan lebar, sedangkan alat peraga tiga dimensi

disamping mempunyai ukuran panjang dan lebar juga

mempunyai tinggi, seperti bagan, poster, gambar, papan tulis,

peta timbul.
2) Alat peraga yang diproyeksikan adalah alat peraga yang

menggunakan proyektor sehingga gambar nampak pada layar,

misal film dan slide/filmstrip.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas, maka penulis dapat mengambil

kesimpulan bahwa jenis-jenis media pembelaran yaitu:

1) Media visual, yaitu media yang mengandalkan indera

penglihatan saja dari peserta didik, misal buku, modul, dan

poster.
2) Media audio, yaitu media yang mengandalkan indera

pendengaran dari para siswa saja ,misalnya radio atau CD

player.
3) Media audiovisual, yaitu media yang sudah melibatkan

indera penglihatan dan pendengaran siswa ketika proses

belajar mengajar, misalnya film atau video.


4) Media multimedia, yaitu media yang sudah mengadopsi

beberapa gabungan dari jenis-jenis media lain dan


10
peralatan yang digunakan saat proses belajar mengajar.

2.3.3. Prinsip – Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran


Penggunaan media hendaknya guru atau pengajar memperhatikan
sejumlah prinsip tertentu agar penggunaan media pembelajaran dapat
mencapai hasil yang baik. Prinsip-prinsip itu menurut Nana Sudjana
(1991: 104) adalah:

1) Menentukan jenis media dengan tepat, artinya sebaiknya guru


memilih terlebih dahulu media manakah yang sesuai dengan
tujuan dan bahan pelajaran yang akan diajarkan.

2) Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat;


artinya, perlu diperhitungkan apakah penggunaan media itu
sesuai dengan tingkat kematangan atau kemampuan anak
didik.

3) Menyajikan media dengan tepat; artinya, teknik dan metode


penggunaan media dalam pengajaran haruslah disesuaikan
dengan tujuan, bahan metode, waktu, dan sarana yang ada.

4) Menempatkan atau memperlihatkan alat (media) pada waktu


yang tepat dan dalam situasi yang tepat.

Prinsip-prinsip penggunaan media pembelajaran menurut Gerlack


dan Ely dalam Rayandra Asyar (2012:82-85) ada 11, yaitu:
1) Kesesuaian, media harus sesuai dengan karakteristik peserta
didik dan materi yang dipelajari.
2) Kejelasan sajian, media yang digunakan harus mudah dipahami
oleh siswa.Kemudahan akses, media yang digunakan haruslah
mudah untuk diakses dan dimanfaatkan oleh siswa supaya
proses belajar mengajar tercapai lancar.
3) Keterjangkauan, pada alokasi penggunaan dana/biaya yang
dibutuhkan untuk mendapatkan media tersebut. 11
4) Ketersediaan, ada atau tidaknya media yang akan digunakan
untuk mengaplikasikan media yang dipersiapkan.
5) Kualitas,kualitas media mempengaruhi proses pembelajaran
dengan media tersebut.
6) Ada alternatif, media yang digunakan hendaknya harus ada
pilihan lain sewaktu media yang diharapkan bermasalah.
7) Interactifitas, hendaknya media yang dipakai menimbulkan
komunikasi dua arah saat proses mengajar.
8) Organisasi, hendaknya dari pihak sekolah harus mendukung
penggunaan media yeng terkait.
9) Kebaruan, media yang digunakan haruslah mengikuti
perkembangan IPTEK.
10) Berorientasi siswa, diartikan bahwa media yang digunakan
haruslah menguntungkan siswa.

Sedang menurut Wina Sanjaya (2008:226-227) membagi prinsip

penggunaan media menjadi 5 yaitu :

1) Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan

diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media yang

digunakan harus benar-benar sesuai yang dapat membantu

siswa belajar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.


2) Media yang akan digunakan harus sesuai dengan materi

pembelajaran dan sesuai dengan kompleksitas materi

pembelajaran.
3) Media yang akan digunakan harus sesuai dengan minat,

kebutuhan, dan kondisi siswa.


4) Media yang akan digunakan harus memperhatikan efektifitas

dan efisien.
5) Media yang akan digunakan harus sesuai dengan kemampuan
12
guru dalam menggunakannya

Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut, maka dapat

ditarik kesimpulan mengenai prinsip-prinsip penggunaan media

pembelajaran adalah :

1) Menentukan jenis media dengan tepat.

2) Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan


tepat.

3) Menyajikan media dengan tepat sesuai dengan tujuan,

bahan metode, waktu, dan sarana yang ada.


4) Menempatkan atau memperlihatkan alat (media) pada

waktu yang tepat dan dalam situasi yang tepat.

2.3.4. Manfaat Media Pembelajaran


Manfaat media pembelajaran menurut Midun dalam Rayandha
Asyar (2012: 42), yaitu:
1) Memperluas cakrawala pengetahuan yang diterima peserta
didik.
2) Memperbanyak pengalaman pembelajaran bagi peserta didik.
3) Memberikan pengalaman belajar yang konkret dan langsung
kepada peserta didik, seperti kegiatan karyawisata ke industri.
4) Menyajikan sesuatu hal yang sulit diadakan, misal seperti
sistem tata surya ataupun virus.
5) Memberikan informasi yang akurat dan terbaru.
6) Menambah ketertarikan dan motovasi peserta didik.
7) Merangsang peserta didik untuk berpikir kritis.
8) Dapat memaksimalkan penggunaan waktu untuk proses
pembelajaran.
9) Media dapat memecahkan masalah pendidikan.
Di sisi yang berbeda menurut Azhar Asyad (2007:26-27) membagi
13
manfaat media pembelajaran jadi 4 yaitu :

1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan

informasi.
2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan

perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar dan

kemungkinan siswa untuk belajar sendiri.


3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang

dan waktu.
4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman

kepada siswa.

Sedangkan menurut Dina Indriana (2011:48-49) manfaat media


pembelajaran adalah :

1) Membuat konkret suatu konsep yang abstrak.


2) Menghadirkan suatu objek yeng terlalu berbahaya di lingkungan
belajar melalui sample dari objek tersebut.
3) Menampilkan objek yang ukuranya tidak bisa dibawa kedalam
ruang pembelajaran.
4) Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau terlalu lambat.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut, maka dapat diambil


kesimpulan manfaat media pembelajaran adalah:
1) Memperluas cakrawala pengetahuan yang diterima peserta didik.
2) Memberikan pengalaman belajar yang konkret dan langsung
kepada peserta didik, seperti kegiatan karyawisata ke industri.
3) Menyajikan sesuatu hal yang sulit diadakan, misal seperti sistem
tata surya ataupun virus.
4) Menghadirkan suatu objek yeng terlalu berbahaya di lingkungan
belajar melalui sample dari objek tersebut.
5) Menambah ketertarikan peserta didik.
6) Dapat memaksimalkan penggunaan waktu untuk proses
pembelajaran.
7) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan
14
perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar dan
kemungkinan siswa untuk belajar sendiri
2.3. Multimedia
2.3.1. Pengertian Multimedia
Istilah multimedia pertama kali di kenal pada dunia teater, yang
mempertunjukan pagelaran dengan menggunakan gerak, musik, dan video
untuk menambah dramatisasi suatu cerita. Sekarang multimedia dikenal
dengan panduan dari hasil gambar atau image, grafik, teks, suara, dan animasi
sehingga menjadi suatu karya yang dapat dinikmati secara audio visual.
Sedangkan pengertian multimedia menururt budi Sutedjo Dharma Oetomo
(2002: 109), Multimedia dartikan sebagai; kombinasi teks, gambar, seni
grafik, animasi, suara dan video. Aneka media tersebut digabungkan
menjadi satu kesatuan kerja yang akan menghasilkan suatu informasi yang
memiliki nilai komunikasi yang sangat tinggi; artinya, informasi bahkan
tidak hanya dapat dilihat sebagai hasil cetakan, melainkan juga dapat
didengar, membentuk simulasi dan animasi yang dapat membangkitkan minat
dan memiliki nilai seni grafis yang tinggi dalam penyajiannya.
Berdasarkan pengertian yang telah disebutkan, dapat ditarik
kesimpulan bahwa multimedia merupakan suatu gabungan beberapa media
yang berupa teks, gambar, grafis, animasi, audio, dan video,yang memiliki
kesatuan kerja, sehingga akan menghasilkan suatu informasi yang memiliki
nilai komunikasi.

2.3.2. Urgensi Multimedia dalam Pembelajaran

Tuntutan masyarakat yang makin besar terhadap pendidikan serta


kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, membuat pendidikan tidak
mungkin lagi dikelola hanya dengan melalui pola tradisional, di samping
cara ini tidak sesuai lagi dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat.
Tuntutan ini pulalah yang membuat kebijaksanaan untuk memanfaatkan
media berbasis teknologi dan pendekatan teknologis dalam pengelolaan
pendidikan (Sudarwan, 1995 :2).

Disamping itu, cara atau gaya belajar siswa juga berperan penting
15
dalam hal ini. Ada siswa yang memiliki gaya belajar visual, mereka lebih
suka menuliskan apa yang dikatakan guru. Selama pelajaran, mereka
biasanya diam dan jarang terganggu oleh kebisingan. Peserta didik visual
ini berbeda dengan peserta didik auditori, yang biasanya tidak sungkan-
sungkan untuk memperhatikan apa yang dikerjakan oleh guru, dan
membuat catatan. Mereka mengandalkan kemampuan untuk mendengar
dan mengingat. Sedangkan peserta didik kenistetik, mereka belajar
terutama dengan terlibat langsung dalam kegiatan. Guna memenuhi
kebutuhan ini pengajaran harus bersifat multisensori dan penuh dengan
variasi. Salah satu cara untuk mewujudkan suasan seperti itu adalah
dengan memafaatkan media pembelajaran yang telah tersedia di sekolah
(Melvin, 2009: 28).

Selain itu, Hamalik (1994) mengemukakan bahwa pemakaian media


pembelajaran dalam proses pembelajarn dapat membangkitkan keinginan
serta minat yang baru, dan mampu membangkitkan motivasi maupun
rangsangan pada diri peserta didik untuk belajar. Media pembelajaran
merupakan unsur yang amat penting dalam proses pembelajaran selain
metode pembelajaran, dan kedua unsur ini saling berkaitan antara satu
dengan yang lainnya. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan
mempengaruhi jenis media pembelajaran yang digunakan.
2.3.3. Manfaat Penggunaan Multimedia dalam
pembelajaran

Secara umum manfaat yang dapat diperoleh dari multimedia


pendidikan adalah proses pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif,
jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat
ditingkatkan dan proses belajar mengajar dapat dilakukan di mana dan
kapan saja, serta sikap belajar siswa dapat ditingkatkan

Sudjana & Rivai (1992;2) mengemukakan manfaat media


pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:

16
a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.

b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat


lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan
mencapai tujuan pembelajaran.

c. Metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata


komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga
siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau
guru mengajar pada setiap jam pelajaran

2.3.4. Syarat yang Harus Dipenuhi dalam Multimedia Pendidikan

17
Prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran merujuk pada
pertimbangan seorang guru dalam memilih dan menggunakan media
pembelajaran untuk digunakan atau dimanfaatkan dalam kegiatan belajar
mengajar. Oleh karena itu, penggunaan multimedia ini pun menuntut untuk
dipenuhi syarat-syaratnya, diantaranya:

a. Ketersediaan sumber setempat, artinya bila media yang bersangkutan


tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, maka harus dibeli atau
dibuat sendiri.

b. Apakah untuk membeli atau memproduksi sendiri tersebut ada dana,


tenaga dan fasilitasnya.

c. Faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan dan ketahanan


media yang bersangkutan untuk waktu yang lama. Artinya bisa
digunakan di mana pun dengan peralatan yang ada di sekitarnya dan
kapan pun serta mudah dijinjing dan dipindahkan.

d. Efektivitas biayanya dalam jangka waku yang panjang. Sebab ada


jenis media yang biaya produksinya mahal (seperti program film
bingkai) (Sadiman, 2002: 83).
Dengan kriteria pemilihan media di atas, guru dapat lebih mudah
menggunakan media mana yang dianggap tepat untuk membantu mempermudah
tugas-tugasnya sebagai pengajar.

2.4. Prestasi Belajar


2.4.1. Prestasi Belajar
Menurut kamus bahasa Indonesia definisi prestasi adalah hasil yang
telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya).
Menurut Sumardi suryabrata (2006:29), prestasi dapat pula didefiniskan
sebagai berikut: “nilai merupakan perumusan terakhir yang dapat diberikan
oleh guru mengenai kemajuan/prestasi belajar siswa selama masa tertentu”.
18
Sementara pendapat ahli lain semisal Sugihartono et al (207:130)
menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil pengukuran yang berwujud
angka maupun pernyataan yang mencerminkan penguasaan materi pelajaran
untuk siswa.
Sedangkan disisi lain siswa dapat dikatakan sudah belajar apabila terjadi
perubahan tingkh laku pada siswa tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi
tahu atau dari tidak mengerti jadi mengerti. Sedangkan tingkah laku manusia
terdiri dari beberapa aspek, diantaranya: pengetahuan, keterampilan,
emosional, sikap, jasmani, dan lainnya. Apabila seseorang sudah belajar maka
dapat dibuktikan dengan perubahan dalam suatu atau beberapa aspek ersebut
(Oemar Hamalik, 2013:30).
Sehingga berdasarkan pendapat beberapa ahli maka dapat
ditaikmenyimpulkan bahwa prestasi belajaradalah hasil pengukuran yang
dapat berbentuknilai atau angka hasil belajar yang merupakan hasil akhir dari
proses belajar setelah seseorang/siswa telah mengikuti kegiatan belajar
mengajar.
Untuk mengetahui perubahan tersebut maka perlu dilakukan
pengukuran, pengukuran hasil belajar dimaksudkan untuk mengetahui
seberapa besar atau sejauh mana perubahan tingkah laku siswa setelah proses
belajar. Pengukuran yang dilakukan guru umumnya menggunakan tes sebagai
alat ukur. Hasil pengukuran tersebut berupa angka ataupun pernyataan yang
melambangkan tingkatan penguasaan materi pelajaran oleh siswa, yang lebih
dikenal dengan prestasi belajar (Sugiarto et al.2007130).
Prestasi belajar dapat diukur melalui evaluasi pembelajaran, evaluasi
pembelajaran merupakan proses mendapatkan informasimenyeluruh dan
berkesinambungan tentang suatu proses dan pencapaian belajar siswa
sehingga dapat dijadikan dasar penentuan perlakuan lanjut (Martubi,2005:5).
Sementara pendapat lain evaluasi adalah suatu proses yang
berkesinambungan.dimana dilaukan sebelum, selama dan sesudah suatu
proses pembelajaran (Sayful Sagala,2012:164). Evaluasi sebelum proses
pembelajaran, misalnya karakteristik siswa, kemampuan siswa, metode dan
19
materi pembelajaran yang digunakan. Evaluasi selama proses pembelajaran
adalah evaluasi yang digunakan untuk melacak dan memperbaiki masalah
belajar mengajar serta kesulitannya, baik dalam penyampaian materi maupun
strategi pendekatan yang digunakan. Evaluasi sesudah proes pembelajaran
digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa sesudah proses
pembelajaran.

2.4.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar


Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi
antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam (faktor
internal)maupun dari luar diri (faktor eksternal). Pengenalan terhadap faktor-
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artina dalam rangka
membantu siswa dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya.
Faktorfaktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Syaiful Bahri
Djamarah (2011:175) meliputi 2 unsur yaitu:
1) Faktor Internal, dapat digolongkan menjadi 2 faktor yaitu:
a) Faktor Fisiologis
I. Kondisi Fisiologis, kesehatan seseorang berpengaruh terhadap
belajar, proses belajar seseorang terganggu apabila kesehatan
seseorang itu terganggu. Misalnya cepat lelah, kurang
bersemangat, ngantuk, lemah badannya serta gangguan lainnya.
II.Kondisi panca indra, kondisi kesehatan panca indra sesorang
berpengaruh besar terhada hasil belajar yang dia capai. Misalnya
seperti buta, tuli,patah kaki,patah tangan atau lain-lain, prestasi
belajarnya akan sangat jauh berbeda dengan anak yang sehat
jasmani.
b) Faktor Psikologi
I. Kecerdasan, besar pengaruhnya terhadap kemajuan
belajar/prestasi belajar. Dalam situasi yang sama siswa dengan
tingkat kecerdasan yang tinggi akan lebih berhasil dibandingkan
dengan siswa dengan mmpunyai tingkat intelegensi rendah. 20
II.Minat, minat memiliki pengaruh yang besar terhadap keberhasilan
proses belajar. Jika materi yang dipelajari tidak sesuai dengan
minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya
karena tidak adanya daya tarik bagi siswa tersebut.
III. Bakat, dapat mempengaruhi hasil belajar siswa karena
kesesuaian bahan pelajaran yang dipelajarinya dengan bakat
siswa, maka memungkinkan meperoleh hasil belajar yang lebih
baik. Disebabkan siswa tersebut senang menikmati pelajaran
tersebut.
IV. Motivasi, merupakan sebuah dorongan yang menyebabkan
seseorang berbuat/melakukan sesuatu guna mencapai tujuannya.
2) Faktor Eksternal
a) Faktor lingkungan
I. Lingkungan sosial budaya, merupakan salah satu faktor
penting yang mempengaruhi perilaku seseorang yang berdampak
terhadap prestasi beelajarnya di sekolah.
b) Faktor Instrumental
I. kurikulum, berpengaruh terhadap perencanaan dalam sebuah
sistem pendidikan yang akan memaksimalkan proses belajar.
II. Program, mempunyaiperanan yang sangat berpengaruh
terhadap kemajuansekolah dimasa kedepannya, ini juga
mempengaruhi terhadap tujuan yang hendak dicapai.
III. Sarana dan fasilitas, merupakan komponen fatal yang dapat
mendukung tercapainya tujuan dari pembelajaran tersebut.
IV. Guru, merupakan unsur yang harus ada dalam kegiatan proses
belajar mengajar.

Menurut Rola (2006) dalamartikelnya TeguhSutanto, mengemukakan


bahwa ada empat faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu:
1) Pengaruh Keluarga dan Kebudayaan
21
Besarnya kebebasan yang diberikan orang tua kepada anaknya, jenis
pekerjaan orangtua dan jumlah serta urutan anak dalam keluarga meiliki
pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan prestasi.produk-produk
kebudayaan pada suatu daerah seperti cerita rakyat, sering mengandung tema
prestasi yang bisa menignkatkan semangat.
2) Peranan Konsep Diri
Konsep diri merupakan bagaimana indvidu berpikir tentang dirinya
sendiri. Apabila invidu percaya bahwa dirinya mampu untuk melakukan
sesuatu, maka invidu akan termotivasi untuk melakukan hal tersebut sehingga
berpengaruh dalam tingkah lakunya.
3) Pengaruh dari peran jenis kelamin
Prestasi akademik yang tinggi biasanya diidentikkan dengan
maskulintas, sehingga banyak wanita yang belajar tidak maksimal khususnya
jika wanita tersebut berada di antara pria. Pada wanita terdapat kecenderungan
takut akan kesuksesan yang artinya pada wanita terdapat kekhawatiran bahwa
dirinya akan ditolak oleh masyarakat apabila dirinya akan ditolak oleh
masyarakat apabila dirinya memperoleh kesuksesan, namun sampai saat ini
konsep tersebut masih diperdebatkan.
4) pengakuan dari prestasi
Individu akan berusaha bekerja keras jika diinya merasa diperdulikan
oleh orang lain. Dimana prestasi sangat dipengaruhi oleh peran orangtua,
keluarga dan dukungan lingkungan tempat dimana individu berada. Individu
yang diberi dorongan untuk berprestasi akan lebih realistis dalam mencapai
tujuannya.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut
Sugiartono et al. (2007:7) antara lain sebagai berikut:
1) Faktor Internal, dapat digolongkan menjadi 2 faktor yaitu:
a) Faktor Jasmaniah:
I. Faktor Kesehatan, kesehatan seseorang berpengaruh terhadap
belajar, proses belajar seseorang terganggu apabilakesehatan
sesorang itu terganggu. Misalnya cepat lelah, kurang bersemangat,
mudah pusing, ngantuk,lemah badannya serta gangguan lainnya. 22
II.Cacat tubuh, keadaan cacat tubuh yang mempengaruhi belajar,
seperti buta, tuli,patah kaki,patah angan. Siswa yang memiliki cacat
tubuh hendaknya belajar pada lembaga pendidikan yang khusus
menagani siswa dengan kekurangankekurangan tersebut.
b) Faktor Psikiologi:
I. intelegensi, besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar/prestasi
belajar. Dalam situasiyang sama siswa dengan tingkat intelegensi
yang tinggi akan lebih behasil dibandingkan dengan siswa dengan
mempunyai tingkat intelegensi rendah. Intelegensi merupakan
kecakapan yang mencakup tiga hal, yaitu: kecakapan dalam
menghadapi dan menyesuaikan diri dengan kondisi yang baru
dengan cepat dan efektif, kecakapan dalam menggunakan konsep-
konsep yang abstrak secara efektif dan kecakapan dalam
mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
II. Perhatian, untuk dapat menjamin suatu hasil belajar yang baik maka
siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajari.
III. Minat, minat memiliki pengauh yang besar terhadap keberhasilan
proses belajar. Jka materi yang dipelajari tidak sesuai dengan minat
siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena
tidak adanya daya tarik bagisiswa tersebut.
IV. Bakat, dapat mempengaruhi hasil belajar siswa karena kesesuaian
bahan pelajaran yang dipelajarinya dengan bakat siswa maka
memungkinkan memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
Disebabkan siswa tersebut senang menikmatipelajaran tersebut.
V. Motif, mrupakan sebuah dorongan yang menyebabkan sesorang
berbuat/melakukan sesuatu guna mencapai tujuannya.
VI. Kematangan, adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan
seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk kecakapan
baru.
VII. Kelelahan mempengaruhi belajar, agar dapat belajar dengan baik
harus dapat dihindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajar.23
2) Faktor Eksternal
a) Faktor Keluarga
Keluarga memiliki pengaruh yang besar terhadap siswa, begitupun
dalam proses belajar yang dialami siswa. Beberapa hal dalam keluarga
yang mempengaruhi aktifitas belajar siswa yaitu: cara orangtua mendidik,
relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi
keluarga, pengertian orangtua dan latar belakang keluarga.
b) Faktor Sekolah
Sekolah merupakan lembaga yang berfungsi melakukan proses
pendidikansehingga berhasil tidaknya proses tersebut juga dipengaruhi
oleh faktor-faktor yang berasal dari sekolah tersebut. Faktor-faktor
tersebut mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
siswa, disiplin sekolah, standar pelajaran diatur kurikulum, keadaan
gedung, metode belajar serta tugas rumah.
c) Faktor Masyarakat
Masarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap
siswa. Pengaruh ini terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat
yang mempengaruhi siswa dalam masyarakat seperti: teman bergaul,
media massa dan kehidupan masyarakat.
Sehingga berdasarkan pendapat beberapa ahli, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah:
1) faktor internal, dapat digolongkan menjadi 2 faktor yaitu:
a) Faktor Fisiologis
I. kondisi fisiologis, kesehatan seseorang berpengaruh terhadap
belajar, proses belajar seseorang terganggu apabila kesehatan
sesorang itu terganggu.
II. Kondisi panca indra, kondisi kesehatan panca indra sesorang
berpengaruh besar terhadap hasil belajar yang dia capai.
b) Faktor Psikologi
I. kecerdasan, besar pengaruhnyaterhadap kemajuanbelajar/prestasi
belajar. 24
II. Minat, minat memiliki pengaruh yang besar terhadap
keberhasilan proses belajar.
III. Bakat, dapat mempengaruhi hasil belajar siswa karena
kesesuaian bahan pelajaran yang dipelajarinya dengan bakat
siswa, makamemungkinkan memperoleh hasil belajar yang lebih
baik.
IV. Motivasi, merupakan sebuah dorongan yang menyebabkan
seseorang berbuat/melakukan sesuatu guna mencapai tujuannya.
V. Kelelahan mempengaruhi belajar, agar dapat belajar dengan baik
harus dapat dihindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam
belajar.
VI. Perhatian, untuk dapat menjamin suatu hasil belajar yang baik
maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang
dipelajari.
2) Faktor Eksternal
a) Faktor Lingkungan
I. lingkungan alami, atau lingkungan hidup (sekitar tempat
tinggal/sekolah) berpengaruh terhadap prestasi dari hasil proses
belajarnya.
II. Lingkungan sosial budaya, merupakan salah satu faktor penting
yang mempengaruhi perilaku seseorang yang berdampak
terhadap prestasi belajarnya di sekolah.
III. Lingkungan keluarga memilikipengaruh yang besar terhadap
siswa, begitupun dalam proses belajar yang dialami siswa.
IV. Lingkungan sekolah merupakan lembaga yang berfungsi
melakukan proses pendidikan sehingga berhasil tidaknya proses
tersebut juga dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari
sekolah tersebut.
b) faktor instrumental
I. kurikulum, berpengaruh terhadapperencanaan dalam sebuah
sistem pendidikan yang akan memaksimalkan proses belajar. 25
II. Program, mempunyai peranan yang sangat berpengaruh terhadap
kemajuan sekolah dimasa kedepannya, ini juga mempengaruhi
terhadap tujuan yang hendak dicapai.
III. Sarana dan fasilitas, merupakan komponen fatal yang dapat
mendukung tercapainya tujuan dari pembelajaran tersebut.
IV. Guru, merupakan unsur yang harus ada dalam kegiatan proses
belajar mengajar.
Selain sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
tersebut, juga dapat dijadikan aspek untuk menentukan indikator dalam
menentukan instrumen pada langkah selanjutnya.
2.5. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan model konseptual tentang bagaimana
teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai
masalah penting. Kerangka pemikiran yang baik akan menjelaskan secara
teoritis pertautan antara variabel yang diteliti. Jadi, secara teoritis perlu
dijelaskan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.
Berdasarkan tinjauan pustaka, penelitian terdahulu dan pengembangan
hipotesis tersebut.
Dapat dijelaskan pada kerangka pemikiran dibawah ini bahwa variabel X
yaitu efek kognitif media pembelajaran berbasis multimedia. Sedangkan
untuk variabel Y yaitu prestasi belajar .

2.6. Hipotesis Penelitian


Adapun hipotesis dalam penelitian iniadalah sebagai berikut:
1. Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara media
pembelajaran berbasis multimedia terhadap prestasi belajar siswa.
2. Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara media pembelajaran
berbasis multimedia terhadap prestasi belajar siswa.
2.6. Operasional Variabel
Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti terdiri atas variabel
26
pengaruh atau variabel independen (X), yaitu efek kognitif media
pembelajaran berbasis multimedia, serta variabel terpengaruh atau variabel
dependen (Y) yaitu prestasi belajar.
1. Efek kognitif media pembelajaran berbasis multimedia
Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri siswa yang sifatnya
informatif bagi dirinya. Aktivitas belajar pada diri manusia ditekankan pada
proses internal berfikir, yakni proses pengolahan informasi. Teori belajar
kognitif lebih menekankan pada belajar merupakan suatu proses yang terjadi
dalam akal pikiran manusia. kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir
yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu
mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut
siswa untuk menghubungakan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan,
metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut.
Dalam penggunaan media pembelajaran multimedia segala sesuatu
sumber belajar yang digunakan oleh guru atau pengajar dalam proses belajar
mengajar, dimana didalamnya terdapat media pembelajaran berbasis
Multimedia seperti program Power Point, video dan animasi yang digunakan
untuk mempermudah siswa dalam menguasai materi yang disampaikan oleh
pengajar atau guru.
2. Prestasi belajar
Hasil belajar atau prestasi belajar adalah hasil pengukuran yang dapat
berbentuk nilai atau angka hasil belajar yang merupakan hasil akhir dari
proses belajar setelah seseorang/siswa telah mengikuti belajar mengajar.

27

Anda mungkin juga menyukai