Anda di halaman 1dari 6

Menelusuri Sejarah Olahraga Panahan Dalam

Budaya Islam
By Detty Risetya July 4, 2018 0

Ilustrasi( Foto : Pinterest )

Muslimahdaily - Cabang olahraga panahan mungkin tak sepopuler sepak bola, namun
dalam sejarah budaya Islam, panahan justru menjadi salah satu olahraga yang sangat
istimewa. Bahkan, menjadi olahraga rekomendasi dari Rasulullah untuk diajarkan
kepada anak – anak, setelah berenang dan berkuda.

Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Ajarkanlah anak – anak kalian


berenang, berkuda dan memanah.” (HR Bukhari dan Muslim). Pada kesempatan yang
lain, Rasulullah juga menganjurkan, “Lemparkanlah (panah) dan tunggangilah (kuda).”
(HR Muslim).

Sejak zaman Nabi Muhammad, olahraga memanah menjadi salah satu aktivitas penting
untuk masuk dalam “kurikulum” pendidikan anak – anak di masa belia. Karena agama
Islam masih banyak dimusuhi dan diperangi oleh bangsa kafir Quraisy. Oleh karena itu,
skill peperangan ini sangat penting dimiliki oleh kaum Muslim bahkan sejak dini. Apabila
sedari dini kaum muslim sudah pandai dan memiliki beragam keterampilan untuk
berperang, maka potensi kemenangan akan lebih besar.

Memanah Jadi Kunci Sukses Sejarah Kemenangan Al Fatih

Di seluruh dunia, kepiawaian memanah Sultan Muhammad Al Fatih sudah tak perlu
diragukan lagi. Pada abad ke 14, ia berperang untuk menaklukkan Konstantinopel dari
bangsa Romawi. Konon, dalam sejarahnya, pasukan Sultan Muhammad Alfatih sangat
pandai berenang, berkuda dan memanah.

Bahkan, mereka harus berenang melintasi selat Bosphorus, berkuda menuju kota
Konstantinopel, sambil melepaskan ribuan anak panah untuk menghancurkan barisan
tentara garis depan kota musuh hingga berhasil merebut Konstantinopel. Tentunya,
tanpa skill berperang yang memadai hal ini tidak akan terjadi hingga menorehkan
sejarah kemenangan Islam di Konstantinopel.

Memanah Jadi Bagian Ilmu Pengetahuan Islam

Dalam peradaban Islam, telah dikenal berbagai pencapaian dan penemuan di bidang
ilmu pengetahuan, seni, budaya, hingga ilmu kedokteran, matematika dan astronomi.
Tak terkecuali, tentang memanah. Sudah ratusan abad silam, peneliti Muslim
menyebutkan bahwa olahraga memanah memiliki efek positif untuk aspek kehidupan
manusia. Merujuk dari berbagai bukti yang ada, kegiatan memanah sudah ada sejak
peradaban Islam dimulai.

Sebut saja, seperti literatur naskah kuno yang tersimpan di beberapa museum di Eropa,
menyebutkan tentang panahan, baik untuk olahraga maupun peperangan. Hal ini sudah
bukan hal yang asing, karena memanah sudah dikenal terlebih dahulu dalam budaya
Islam.

Bukti lain, terdapat di Istana Topkapi, Istanbul, Turki. Di Istana yang megah ini
tersimpan tiga buah anak panah yang dipercaya oleh warga setempat sebagai anak
panah Rasulullah. Hal ini menjadi bukti penting bahwa olahraga panahan sudah ada
pada budaya Islam sejak ribuan abad silam.

Nabi Adam Alaihissalam Memiliki Busur dan Dua Anak Panah

Dalam sejarah menyebutkan bahwasanya Allah Subhanahu wa ta’ala memerintahkan


kepada Malaikat Jibril untuk membekali Nabi Adam Alaihissalam dengan busur serta
dua buah anak panah. Busur dan anak panah ini kemudian digunakan oleh Nabi Adam
Alaihissalam untuk membunuh seekor burung yang memakan tanaman di kebun Nabi
Adam.

Pasukan Pemanah Kunci Penting Strategi Peperangan

Dalam berbagai medan perang yang dilakukan oleh kaum Muslimin, pasukan pemanah
menjadi kunci penting dalam strategi peperangan. Tercatat dalam riwayat perang
melawan kaum kafir Mekah, tentara Islam yang dipimpin Abdullah bin Jubayr
Radiyallahu ‘anhu, membuat kewalahan kaum musyrikin Mekah dengan bala
tentaranya yang pandai memanah. Bahkan, tanpa turun dari kuda, pasukan memanah
bisa dengan mudah membunuh ribuan tentara musuh dari kejauhan.

Dengan hal ini dapat diambil kesimpulan bahwasanya, olahraga panahan saat itu
menjadi strategi penting yang digunakan dalam sejarah kemenangan peperangan
Islam. Pemanah menjadi salah satu pasukan elit Islam yang dikagumi sekaligus tentara
defensif atau benteng pertahanan. Selain menyerang, pasukan pemanah juga bisa
melindungi tentara – tentara lain yang berperang dengan menggunakan pedang.
Olaharaga panahan merupakan olahraga yang bernilai Ibadah setiap kegiatan baik sebelum memanah, kegiatan
memanah semua bernilai Ibadah. untuk mengilmui hal tersebut berikut Islam memotivasi umat nya , Dalil Anjuran
Sunnah Olahraga Panahan:
‫اط َو ِمنْ قُ َّوةْ ِمنْ است َ َطعت ُمْ َما لَ ُهمْ َوأَ ِعدُّوا‬
ِْ َ‫عد َُّْو بِ ِْه ت ُر ِهبُونَْ ال َخي ِْل ِرب‬
َ ِ‫َللا‬ َ ‫َللاُ تَعلَ ُمونَ ُه ُْم ال دُونِ ِهمْ ِمنْ َوآ َخ ِرينَْ َو‬
َّْ ْ‫عد َُّوكُم‬ َّْ ْ‫يَعلَ ُم ُهم‬
‫س ِبي ِْل فِي شَيءْ ِمنْ ت ُن ِفقُوا َو َما‬ َ ِ‫َللا‬
َّْ ‫ف‬ َّْ ‫ت ُظلَ ُمونَْ ال َوأَنت ُمْ ِإلَيكُمْ يُ َو‬
Artinya :“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda
yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-
orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan
pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).” (QS Al-
Anfal 60)
ْ‫سلَ َمةَْ عَن‬
َ ‫عِ بن‬
ْ ‫ي األك َو‬ ْ ُ‫قَا َْل عَن ْه‬: ‫ي َم َّْر‬
َْ ‫للاُ َر ِض‬ ُّْ ‫علَى وسلم عليه للا صلى النَّ ِب‬ َ ْ‫ َينت َ ِضلُونَْ أسلَ َْم ِمنْ نَ َفر‬، ‫ي فَقا َْل‬ ُّْ ‫للا صلى النَّ ِب‬
‫ وسلم عليه‬:
َ
«‫إِس َما ِعي َْل بَنِي ار ُموا‬، َّْ‫امياْ كَانَْ أبَاكُمْ ف ِإن‬ َ ‫»فُالنْ بَنِي َم َْع َوأنَا ار ُموا‬
ِ ‫ر‬،
َ ‫ن أ َح ُْد فَأم‬
. ‫قا َْل‬: َْ‫سك‬ ِ ‫بِأيد‬، ‫سو ُْل فَقا َْل‬
ِْ ‫ِيهمْ الفَ ِري َقي‬ ُ ‫وسلم عليه للا صلى للا َر‬
«‫»تَر ُمونَْ ال لَكُمْ َما‬
. ‫قالوا‬: ‫ف‬ َْ ‫ َمعَ ُهمْ َوأنتَْ نَر ِمي كَي‬، ‫ي قا َْل‬ ُّْ ‫وسلم عليه للا صلى النَّ ِب‬
«‫»ك ُِلكُمْ َمعَكُمْ فَأنَا ار ُموا‬
‫البخاري أخرجه‬.
Artinya : dari Salamah bin Akwa’ radliyallahu’anhu, dia berkata: “Suatu ketika lewatlah Nabi shallallahu’alaihi wa
sallam atas sebuah kaum yang mereka tidak paham (sunnah melempar), maka beliau bersabda: “Memanahlah kalian
wahai bani Ismail ! Dan sesungguhnya bapak-bapak kalian dahulu adalah ahli memanah
(Melempar)”, memanahlah kalian dan saya bersama bani fulan, maka berlatihlah salah seorang yang ada (panah)
di tangan mereka. Dan bersabda Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam : “Mengapa kalian tidak melempar ?”,
mereka berkata, “Ya Rasulullah, bagaimana kami melempar sementara egkau bersama bani fulan ?. Beliau bersabda
: “Melemparlah kalian dan saya bersama dengan setiap kalian.” (HR. Bukhori , dan Syarah Sunnah Al
Bughawiy, 10/383).
ْ‫َامرْ بنَْ عُقبَ ْةَ َوعَن‬
ِ ‫يع‬ ْ ُ‫قا َْل عَن ْه‬: ُْ‫س ِمعت‬
َْ ‫للاُ َر ِض‬ َ ‫سو َْل‬ ُ ‫وسلم عليه للا صلى للا َر‬، ‫ع َلى َوه َُْو‬ ِ ‫يَقُو ُْل‬:
َ ‫المنبَ ِْر‬،
َ
{‫}قُ َّوةْ ِمنْ استَطعت ُمْ َما لَ ُهمْ َوأ ِعدُّوا‬
َ
َ‫ي القُو ْةَ إِنْ أ َ ْال‬
ُْ ‫الرم‬، َ‫ي القُو ْةَ إِنْ أ َ ْال‬
ُْ ‫الرم‬، َ‫ي القُو ْةَ إنْ أ َ ْال‬
ُْ ‫الرم‬
‫مسلم أخرجه‬.
Artinya : Dari Uqbah bin Amir ra ia berkata : “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berkhutbah
di atas mimbar. Tentang ayat ‘dan persiapkanlah bagi mereka al quwwah (kekuatan) yang kalian mampu‘ (QS. Al
Anfal: 60) Rasulullah bersabda: ‘ketahuilah bahwa al quwwah itu adalah skill menembak /memanah(sampai 3
kali)’” (HR. Muslim 1917)
‫ أنه وعنه‬:‫ “من وسلم عليه للا صلى للا رسول قال قال‬: ‫مسلم)) عصى” ((رواه فقد أو منا فليس تركه ثم الرمي عُلم‬.
Artinya : Darinya (‘Uqbah bin ‘Amir Al-Juhani (semoga Allah Ta’ala ridho padanya): Rasulullah shallallahu ‘alayhi
wa sallama bersabda, “barangsiapa telah diajarkan memanah dan kemudian meninggalkannya maka dia bukan
termasuk golongan ku atau maka dia telah bermaksiat (terhadap Rasulullah shallalahu ‘alayhi wa sallama)” (HR.
Muslim, Riyadhus Shalihin bab Jihad).
‫الرمي تعلَّم من‬
َْ ‫سيَه ثم‬
ِ ‫جحَدها نعمةْ فهي ؛ ن‬
Artinya : “Barangsiapa yang belajar menembak lalu ia melupakannya, maka itu termasuk nikmat yang ia
durhakai” (HR Ath Thabrani dalam Mu’jam Ash Shaghir no.4309, dishahihkan Al Albani dalam Shahih At
Targhib 1294)
‫ك َُريبْ أَبُو َح َّدثَ َنا‬، ‫و ِكيعْ َح َّدثَنَا‬،
َ ‫َن‬ ِْ ‫ذِئبْ أَبِي اب‬، ْ‫ن نَافِ ِْع عَن‬
ِْ ‫ن ع‬ ِْ ‫نَافِعْ أَبِي ب‬، ْ‫ه َُري َر ْةَ أَبِي عَن‬، ‫َن‬ ْ ِ‫َقا َْل وسلم عليه للا صلى النَّب‬
ِْ ‫ي ِ ع‬
“ َ‫ق ْال‬ َ َّ‫ حَا ِفرْ أَوْ ُخفْ أَوْ نَصلْ فِي إِ ْال‬. ” ‫سى أَبُو َقا َْل‬
َْ َ‫سب‬ َ ‫سنْ َحدِيثْ َْهذَا ِعي‬
َ ‫ َح‬.
Artinya : Dari Abu Hurairah:Dari Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallama bersabda: tidak ada lomba kecuali
pada memanah, balapan unta dan balap kuda” ( HR. Tirmidzhi, dengan derajat hasan )
ْ‫ ثالثْ في الله ُو‬: ‫تأديب‬
ُْ َْ‫سك‬
ِ ‫فر‬
َ ، ‫ك رميُكَْ و‬
ِْ ‫س‬ َ ‫أه َلكَْ ُمال‬
ِ ‫ ِبقو‬، ‫عبَت ُكَْ و‬
Artinya : “Lahwun (yang bermanfaat) itu ada tiga: engkau menjinakkan kudamu, engkau menembak
panahmu, engkau bermain-main dengan keluargamu” (HR. Ishaq bin Ibrahim Al Qurrab [wafat 429H]
dalam Fadhail Ar Ramyi no.13 dari sahabat Abud Darda’, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al
Jami’ 5498 )
ْ‫سو ُْل قَا َل‬ َّْ ‫ص َّلى‬
ُ ‫َللاِ َر‬ َّْ ‫علَي ِْه‬
َ ُ‫َللا‬ َ ‫سلَّ َْم‬ َْ ‫ب ث َ َالثَةْ فِي ِإ َّْال اللَّه ُْو لَي‬
َ ‫س َو‬ ِْ ‫الر ُج ِْل تَأدِي‬
َّ ُ‫س ْه‬ َ ‫س ِْه َو َرم ِي ِْه ام َرأَت َ ْهُ َو ُم َال‬
َ ‫عبَتِ ِْه َف َر‬ ِ ‫َونَب ِل ِْه ِبقَو‬
ْ‫ي تَ َركَْ َو َمن‬ َْ ‫الرم‬ َّ ‫ع ِل َم ْهُ َما بَع َْد‬ َ َ
َ ْ‫ِبهَا َكفَ َْر قَا َْل أوْ َكفَ َر َها نِع َمةْ ف ِإنَّهَا عَن ْهُ َرغبَة‬
Artinya : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak ada hiburan kecuali dalam tiga hal; seorang
laki-laki yang melatih kudanya, candaan seseorang terhadap isterinya, dan lemparan anak panahnya. Dan
barangsiapa yang tidak memanah setelah ia mengetahui ilmunya karena tidak menyenanginya, maka sesungguhnya
hal itu adalah kenikmatan yang ia kufuri.” (HR. Nasai – 3522)
ْ‫ث بنُْ حَاتِ ُم‬ ُّْ ‫ الجَو َه ِر‬, ‫ قَا َْل‬: ‫ َح َّمادْ بنُْ يَح َيى نا‬, ‫ قَا َْل‬: ‫ ع ََوانَةَْ أَبُو نا‬، ْ‫ك عَب ِْد عَن‬
ِْ ‫ي اللَّي‬ ِْ ‫ن ال َم ِل‬
ِْ ‫ع َميرْ ب‬
ُ ، ْ‫ب عَن‬ ِْ َ‫ن ُمصع‬ ِْ ‫سعدْ ب‬
َ ،
َ َ َ
ْ‫ أبِي ِْه عَن‬, ‫ قا َْل‬: ‫سو ُْل قا َْل‬ َّْ ‫صلَّى‬
ُ ‫َللاِ َر‬ َّْ ‫علَي ِْه‬
َ ُ‫َللا‬ َ ‫سلَّ َْم‬
َ ‫ َو‬: ” ْ‫علَيكُم‬ َ ِ‫ي‬ َ
َّ ‫ ِب‬، ُ‫لَ ِعبِكُمْ َخيرْ ف ِإنَّ ْه‬
ْ ‫الرْم‬
Artinya : “dari Hatim bin Laits Al Jauhari, ia berkata: Yahya bin Hammad menuturkan kepada kami, ia berkata: Abu
‘Awwanah menuturkan kepada kami, dari Abdul Malik bin ‘Umair, dari Mush’ab bin Sa’ad, dari ayahnya (Sa’ad bin
Abi Waqqash radhiallahu’anhu) ia berkata, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: ‘hendaknya kalian
latihan menembak karena itu permainan yang paling bagus bagi kalian‘” (HR.Al Bazzar dalam Musnad-nya (1048),
Al ‘Athar dalam Juz-nya (52), Ath Thabrani dalam Mu’jam Al Ausath (2093), dari jalan Hatim bin Laits
gharib shahih Silsilah Ash Shahihah, 2/204-205
‫ فارموهُم – أكثروكم يعني – أَكثَبوكم إذا‬، ‫نَبلَكم واستبقوا‬
Artinya : “Jika mereka (musuh) mendekat (maksudnya jumlah mereka lebih banyak dari kalian), maka panahlah
mereka terus-menerus” (HR. Bukhari 3985)
‫بسهمه يلهو أن أحدكم تعجز فال للا ويكفيكهم أرضون عليكم ستفتح‬
Artinya ; “Kelak negeri-negeri akan ditaklukkan untuk kalian, dan Allah mencukupkan itu semua atas kalian, maka
janganlah salah seorang diantara kalian merasa malas untuk memainkan panahnya” (HR. Muslim 1918)
‫سهمْ بل َْغ َمن‬
َ ‫َللاِ سبي ِْل في ب‬ َْ َ‫عشر ست َّ ْةَ يومئذْ فبلَّغتُْ الجنَّة في درجةْ لَ ْهُ ف‬
َّْ ، ‫هو‬ َْ ‫سهما‬
َ ‫ قا َْل‬: ُْ‫س ِمعت‬
َ ‫َللاِ رسو َْل و‬
َّْ ‫ يقو ُْل‬: ‫َمن‬
‫سهمْ رمى‬ َ ‫َللاِ سبي ِْل في ب‬ َْ ‫محررْ عد ُْل َف‬
َّْ ‫هو‬ َّ
Artinya : Dari Abu Najih As Sulami ra ia berkata bahwa Rasulullah saw “Barangsiapa yang menembak satu panah
yang mengenai musuh dalam jihad fii sabilillah, baginya satu derajat di surga.(Abu Najih As Sulami -perawi hadits-
berkata) Dan panahku hari ini mengenai musuh sebanyak 16x. Aku juga mendengar Rasulullah bersabda:
‘Barangsiapa yang menembak satu panah dalam jihad fii sabiilillah setara dengan memerdekakan budak‘” (HR. An
Nasa-i 3143, dishahihkan Al Albani dalam Shahih An Nasa-i 6/27. mustadrok Al Hakim, 2/45,Ahmad dan Abu
daud )
َ ‫سه ُمه فبل َْغ ب‬
‫سهمْ العد َُّْو رمى َمن‬ َ ‫العدو‬
َّْ َْ
‫أصاب‬ ‫َرقَبةْ فعد ُْل أخطْأ َ أو‬
Artinya : “Barangsiapa yang menembak satu panah kepada musuh baik kena atau tidak kena, pahalanya setara
dengan memerdekakan budak” (HR. Ibnu Majah 2286, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah)
‫للاِ سبي ِْل في بسهمْ َر َمى َمن‬
ْ ‫القيام ِْة يو َْم نورا له كان ؛‬
Artinya : “Barangsiapa yang menembak satu panah dalam jihad fii sabilillah ia mendapat satu cahaya di hari kiamat
kelak” (HR. Al Baihaqi dalam As Sunan Al Kubra no.17035, dishahihkan Al Albani dalam Shahih At
Targhib 1292)
Olaragar panahan merupakan bentuk i’dad persiapan kekuatan terhadap diri seorang muslim dan termasuk orang yang
siap menjadi garda terdepan dalam membela Agama dan Negara. Oleh karena itu Rasulullah Saw memotivasi umat
nya dengan hadits berikut :
ْ‫س ْهُ يُ َح ِدثْ َولَمْ يَغ ُْز َولَمْ َماتَْ َمن‬
َ ‫ع َلى َماتَْ ِبالغَزو نَف‬
َ ‫نِفَاقْ من شُعبَ ِْة‬
Artinya : “Barangsiapa mati dan belum berperang dan tidak pernah bercita-cita untuk berperang, maka ia mati
dalam salah satu cabang kemunafiqan” ( HR. Abu Dawud 2141)
CONTOH SALAFUS SHALEH DALAM BERLATIH OLAHRAGA
PANAHAN
Setiap hari Uqbah bin Amir Al Juhani keluar dan berlatih memanah, kemudian ia meminta Abdullah bin Zaid agar
mengikutinya namun sepertinya ia nyaris bosan. Maka Uqbah berkata, “Maukah kamu aku kabarkan sebuah hadits
yang aku dengar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?” Ia menjawab, “Mau.” Uqbah berkata, “Saya telah
mendengar beliau bersabda:
ْ‫سه ِْم يُد ِخ ُل‬ ِ ‫َاحبَ ْهُ ال َجنَّ ْةَ نَفَرْ ثَ َالثَ ْةَ ال َو‬
َّ ‫اح ِْد بِال‬ ِ ‫ِب الَّذِي ص‬
ُْ ‫سبِي ِْل فِي بِ ِْه يُج َِه ُْز َوالَّذِي ال َخي َْر صَنعَتِ ِْه فِي يَحتَس‬ َّْ ‫بِ ِْه يَر ِمي َوالَّذِي‬
َ ِ‫َللا‬
‫سبِي ِْل فِي‬ َّْ ‫تَر َْكبُوا أَنْ ِمنْ َخيرْ تَر ُموا َوإِنْ َوار َكبُوا ار ُموا َو َقا َْل‬
َ ِ‫َللا‬
Artinya : “Sesungguhnya Allah ‘azza wajalla akan memasukkan tiga orang ke dalam surga lantaran satu anak
panah; orang yang saat membuatnya mengharapkan kebaikan, orang yang menyiapkannya di jalan Allah serta
orang yang memanahkannya di jalan Allah.” Beliau bersabda: “Berlatihlah memanah dan berkuda. Dan jika kalian
memilih memanah maka hal itu lebih baik daripada berkuda.” (HR. Ahmad – 16699)
PENJELASAN ULAMA TENTANG HADITS PANAHAN
1. Imam Nawawi ketika menjelaskan hadits
‫الرمي القو ْةَ إنَّْ أال‬
ُْ
“ketahuilah bahwa al quwwah itu adalah skill menembak”
beliau menjelaskan: “Dalam hadits ini dan hadits-hadits lain yang semakna ada keutamaan skill menembak serta
keutamaan skill militer, juga anjuran untuk memberi perhatian pada hal tersebut dengan niat untuk jihad fii sabiilillah.
Termasuk juga latihan keberanian dan latihan penggunaan segala jenis senjata. Juga perlombaan kuda, serta hal-hal
lain yang sudah dijelaskan sebelumnya. Maksud dari semua ini adalah untuk latihan perang, mengasah skill dan
mengolah-ragakan badan” (Syarh Shahih Muslim, 4/57).
2. Imam Ibnu Nuhas mengatakan:
“Hingga walaupun lemparan (tombak/anak panah) tersebut tidak sampai ke musuh, maka sesungguhnya Allah ta’ala
akan memberi ganjaran atas pekerjaan itu, dan melipat gandakan pahalanya (ajr-nya).” (Masyari’ul Asywaq – Imam
Ibnu Nuhas, 164).
3. Ali Al Qari ketika menjelaskan hadits
‫بسهمه يلهو أن أحدكم تعجز فال للا ويكفيكهم أرضون عليكم ستفتح‬
“Kelak negeri-negeri akan ditaklukkan untuk kalian, dan Allah mencukupkan itu semua atas kalian, maka janganlah
salah seorang diantara kalian merasa malas untuk memainkan panahnya”
Beliau menjelaskan:
“Al Muzhahir berkata,: ‘maksudnya orang Romawi sebagian besar dalam perang mereka menggunakan panah.
Maka hendaknya kalian belajar memanah sehingga bisa menandingi orang Romawi lalu Allah akan membuka negeri
Romawi untuk kalian dan mencegah keburukan orang Romawi atas kalian. Dan jika Romawi sudah ditaklukkan,
janganlah tinggalkan latihan memanah dengan berkata, kita sudah tidak butuh lagi skill memanah untuk memerangi
mereka. Jangan begitu, bahkan pelajarilah terus-menerus skill memanah karena itu akan kalian butuhkan
selamanya’.
Al Asyraf berkata : ‘Tidak selayaknya kalian malas belajar memanah sampai tiba waktunya untuk menaklukan
negeri Romawi, maka Allah pasti menolong kalian untuk menaklukannya. Ini adalah dorongan dari
Rasulullah Shalawatullah ‘alaihi untuk berlatih memanah. Artinya, bermain-main dengan panahan itu tidak
terlarang’.
Ath Thibi berkata : ‘Nampaknya pandangan yang kedua lebih tepat karena huruf fa dalam kalimat ْ‫فال‬
‫ يعجز‬adalah fa sababiyyah. Seolah-olah beliau berkata, Allah Ta’ala sebentar lagi akan membukan negeri Romawi
untuk kalian dan mereka itu ahli memanah. Dan Allah akan mencegah makar mereka atas kalian dengan sebab skill
memanah kalian. Oleh karena itu janganlah kalian malas untuk menyibukkan diri dengan panah kalian. Artinya,
hendaknya kalian bersemangat dalam perkara panah-memanah, berlatihlah dan pegang skill tersebut dengan gigi
geraham. Sampai ketika tiba waktunya untuk memerangi Romawi, kalian sudah hebat dalam hal itu’. Sebab
dianjurkan menjadikan panahan sebagai lahwun karena adanya kecenderungan untuk menyukai latihan memanah
juga menyukai pertandingan dan perlombaan memanah. Karena jiwa manusia itu punya kecenderungan besar kepada
perkara-perkara lahwun” (Mirqatul Mafatih, 6/2499).
4. Al Munawi rahimahullah menjelaskan:
‘hendaknya kalian latihan menembak‘, yaitu dengan panah
‘karena itu permainan yang paling bagus bagi kalian‘, maksudnya ia adalah lahwun yang paling baik bagi kalian.
Asalnya, maknanya lahwun adalah relaksasi jiwa dengan melakukan sesuatu yang tidak ada tujuan khususnya. dan
(dalam bahasa arab) alhaaniy asy syai-i dengan alif, artinya ‘hal itu telah menyibukkanku‘ (Faidhul Qadir, 4/340).
berdasarkan penjelasan Al Munawi ini, lahwun artinya sesuatu yang bisa merelaksasi jiwa dan menyibukkan.
Maknaar ramyu secara bahasa:
‫ الشي َْء َر َمى‬: ‫وقَذَفه ألقا ُْه‬
ramaa asy syai-a artinya ‘melempar sesuatu’
‫ ويقال‬: ‫ َرميا وعليها القوس عن ر َمى‬: ‫سهْ َمهَا أطلق‬
َ
Jika dikatakan ramaa ‘anil quusi (busur panah) wa’alaiha ramyan artinya ‘ia menembakkan anak
panah’. (Mu’jam Al Washith)
Berdasarkan penjelasan tersebut maka Ar Ramyu bermakna Memanah, Melempar, Lempar Tombak,dan
Menembak. Wallahu A’lam

Anda mungkin juga menyukai