Anda di halaman 1dari 32

MODUL

PENGASUHAN &
PENDIDIKAN ANAK
PERTEMUAN PENINGKATAN
KEMAMPUAN KELUARGA (P2K2)
PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)
PANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN P2K2
Sesi 2

MEMAHAMI
PERKEMBANGAN
DAN PERILAKU
ANAK
Setiap anak idealnya bertumbuh dan berkembang sesuai dengan tahapan
usianya. Oleh karena itu pada umumnya orangtua berupaya untuk
memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anak terutama yang mendasar
yaitu makan, minum dan perawatan sehari-hari. Namun demikian tidak
semua orangtua memahami ciri-ciri perkembangan anak, sesuai dengan 49
tahapan usianya. Sehingga kadangkala sikap dan perilaku orangtua tidak
memberikan respon yang tepat terhadap kebutuhan tumbuh kembang
anak yang optimal. Orangtua ingin anak-anaknya menjadi sehat, bahagia
dan matang secara sosial, tetapi mereka seringkali tidak mengetahui
bagaimana membantu anak mencapai tujuan tersebut.

Modul ini akan memberikan pemahaman pada orangtua tentang


bagaimana anak mereka melewati setiap tahapan perkembangan sesuai
dengan usianya, sehingga orangtua memahami ciri-ciri dan kebutuhan
anak, dan dapat memberikan respon yang tepat dalam pengasuhan anak.

TUJUAN SESI

Tujuan dari sesi ini antara lain untuk:


1. Memberi pemahaman mengenai tahapan perkembangan anak
2. Memberi pemahaman mengenai kebutuhan anak sesuai dengan
tahapan perkembangan anak

PROGRAM KELUARGA HARAPAN KEMENTERIAN SOSIAL RI


PEMBUKAAN

10
LANGKAH 1

Proses yang perlu dilakukan:


MENIT
1. Sampaikan bahwa topik diskusi hari ini
mengenai perilaku anak bagaimana
meningkatkan perilaku baik anak dan menghadapi perilaku buruk
anak. Namun sebelumnya peserta akan mengingat kembali apa
yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.

2. Minta beberapa orang peserta untuk menyampaikan apa saja yang


sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.

3. Ajak peserta membuka Buku Pintar Mengasuh Anak, tanyakan:


- Apa yang telah dipraktikkan oleh peserta di rumah?
- Bagaimana peserta melakukannya?
- Bagaimana tanggapan yang didapatkan dari suami dan anak?
50
4. Jika ada peserta yang tidak atau belum mempraktikkan, minta
peserta untuk mencoba melakukan sebelum pertemuan selanjutnya.
Berikan motivasi dan sampaikan bahwa praktik tersebut bertujuan
untuk membantu anak dan orangtua agar menjadi keluarga yang
lebih bahagia.

5. Sampaikan kepada peserta bahwa:


• Perilaku anak berkaitan erat dengan perasaan mereka. Sebagai
contoh: anak tertawa ketika merasa bahagia, berteriak atau marah-
marah ketika merasa kesal.
• Semakin sering anak merasakan kebahagiaan maka akan semakin
banyak perilaku baik yang ia lakukan. Semakin sering anak merasa
frustrasi semakin sering pula dia berperilaku buruk.
• Semakin sering orangtua memberikan perhatian pada sikap baik
anak, akan mendorong anak untuk selalu berperilaku baik.

6. Jelaskan matriks tentang tahapan perkembangan anak, ciri perilaku


anak, kehangatan, bimbingan.

PROGRAM KELUARGA HARAPAN KEMENTERIAN SOSIAL RI


MEMAHAMI PERILAKU DALAM

25
LANGKAH 2
PERKEMBANGAN ANAK 0-2 TAHUN

Proses yang perlu dilakukan:


MENIT

1. Bagi peserta menjadi 2 kelompok dan setiap


kelompok diminta untuk mendiskusikan ciri-ciri
dan kebutuhan anak usia 0-2 tahun.

2. Minta perwakilan setiap kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi


kelompoknya.

3. Minta kelompok lain memberikan tanggapan atas hasil diskusi


kelompok sebelumnya.

4. Ucapkan terimakasih atas partisipasi peserta dan sampaikan bahwa:


a. Pada tahapan perkembangan 0-2 tahun setelah bayi lahir,
pertumbuhan badan dan otak sangat pesat, memegang dan
51
mengambil benda-benda, berguling, merangkak, berjalan,
senang bergerak, berkomunikasi melalui suara, ingin mandiri,
dan mempelajari hal baru.
b. Kebutuhan anak dalam tahap perkembangan usia 0-2 tahun
adalah keamanan, kelekatan, kepercayaan, dan keselamatan.
c. Seorang bayi berusia 1 tahun memiliki sekitar 100 miliar sel otak
dan setiap sel otak dapat berhubungan dengan minimal 1000
sel otak lainnya. Di saat anak banyak bergerak, menyentuh,
merasakan, terjatuh, melempar, melompat, hubungan-
hubungan diantara sel otak sedang terbentuk.
d. Jika anak dipukul, dimarahi, atau dibentak karena keaktifannya
akan mengurangi pembentukan sel-sel otak yang berguna
untuk tumbuh kembang mereka.

5. Minta peserta untuk menentukan jenis kehangatan dan bimbingan


yang sesuai dengan ciri-ciri perkembangan anak usia 0-2 tahun
pada matriks yang telah disediakan.

PROGRAM KELUARGA HARAPAN KEMENTERIAN SOSIAL RI


MEMAHAMI PERILAKU DALAM

25
LANGKAH 3
PERKEMBANGAN ANAK 3-6 TAHUN

Proses yang perlu dilakukan:


MENIT

1. Minta peserta membentuk dua kelompok.

2. Minta kelompok pertama untuk memperagakan tingkah laku anak


usia 3-6 tahun dan kelompok kedua diminta untuk menebak perilaku
yang diperagakan.

3. Ucapkan terimakasih kepada peserta dan sampaikan bahwa :


a. Pada masa ini ukuran badan menjadi lebih tinggi, keterampilan
bergerak menjadi lebih aktif.
b. Pada usia 3-6 tahun menjadi lebih mandiri dan mempelajari hal
baru. Namun sering kali mereka merasa tidak aman dan mudah
frustrasi sesuai dengan masa perkembangan otaknya. Mereka
juga belum bisa membedakan antara khayalan dan kenyataan,
52
misalnya takut hantu, monster, dan lain lain.
c. Pada usia ini, anak-anak menjadi lebih banyak bertanya, senang
membantu mencoba-coba, dan meniru orang dewasa. Apa
yang kita anggap tidak penting, bagi mereka bisa jadi sangat
penting, misalnya: membawa boneka saat mandi.
d. Kebutuhan anak pada usia 3-6 tahun adalah dihargai
perasaannya, didampingi saat belajar membedakan antara
khayalan dan kenyataan, merasa aman ketika anak mempelajari
hal baru. Mencari informasi yang mereka butuhkan dan
mendapatkan bantuan untuk mengidentifikasi emosinya.

4. Minta peserta untuk menentukan jenis kehangatan dan bimbingan


yang sesuai dengan ciri-ciri perkembangan anak usia 0-2 tahun
pada matriks yang telah disediakan.

PROGRAM KELUARGA HARAPAN KEMENTERIAN SOSIAL RI


MEMAHAMI PERILAKU DALAM

90
LANGKAH 4
PERKEMBANGAN ANAK 7-11 TAHUN

Proses yang perlu dilakukan:


MENIT

1. Jelaskan pada peserta bahwa kita akan


melakukan kegiatan untuk lebih memahami diri sendiri, anak-
anak kita, dan hubungan kita dan mereka dengan melihat kepada
temperamen kita sendiri.

2. Jelaskan juga bahwa kita semua memiliki temperamen sejak lahir.


Perkenalkan konsep temperamen dan jelaskan 7 bentuk temperamen
beserta contoh-contohnya sebagai berikut:

7 BENTUK TEMPERAMEN
53

1 AKTIVITAS
ENERGI
Beberapa
-

orang
TINGKAT

sangat
aktif, ingin berlari, melom­
pat, bergerak hampir setiap
waktu. Mereka sangat sulit
untuk duduk diam dan selalu
bergerak (aktivitas tinggi).
Sebaliknya, ada beberapa
orang yang kurang aktif, dan
lebih menyukai ke­
giatan-
kegiatan yang di­am dan tenang. Mereka mampu secara nyaman
duduk diam untuk waktu yang lama (aktivitas rendah).

PROGRAM KELUARGA HARAPAN KEMENTERIAN SOSIAL RI


2
KETERATURAN
Beberapa orang memiliki kebiasaan
yang teratur. Mereka merasa lapar,
bangun, mengantuk dan masuk ke
kamar mandi di waktu yang sama
setiap hari (keteraturan tinggi).
Beberapa orang memiliki pola yang
berubah-ubah. Di satu hari mereka
mungkin merasa sangat lapar di
siang hari kemudian besoknya dak
merasa lapar sama sekali. Terkadang mereka bangun sangat pagi
dan bangun terlambat keesokan harinya (keteraturan rendah).

3 RESPON PADA SITUASI BARU


Ketika menghadapi situasi baru, beberapa orang akan mudah
merespon dengan tersenyum, mendekati kelompok-kelompok
baru, dan memiliki teman baru (respon tinggi). Beberapa orang lain
cenderung menarik diri ketika menghadapi situasi baru. Mereka
54
akan menjauh dari orang-orang asing, memerlukan waktu yang
lama untuk bergabung dengan kelompok-kelompok yang baru, dan
ragu-ragu atau menghindar untuk mendatangi tempat baru atau
mencoba makanan yang baru (respon rendah).

4 KEMAMPUAN ADAPTASI
Beberapa orang dapat beradaptasi
secara mudah kepada kebiasaan,
tempat-tempat, dan orang-orang
baru. Mereka mungkin hanya
memerlukan waktu sehari atau dua
hari untuk beradaptasi dengan jadwal
baru, tinggal dalam sebuah rumah
baru atau pergi ke sekolah baru atau pekerjaan baru (kemampuan
adaptasi tinggi). Beberapa orang lain beradaptasi secara lambat.
Mereka mungkin memerlukan waktu berbulan-bulan untuk memiliki
teman-teman baru di tempat baru, merasa nyaman di sebuah
sekolah baru atau mengikuti kebiasaan baru (kemampuan adaptasi
rendah).

PROGRAM KELUARGA HARAPAN KEMENTERIAN SOSIAL RI


5 KEMAMPUAN DALAM BERKONSENTRASI
Beberapa orang sangat mudah teralihkan perhatiannya. Mereka
mudah terpengaruh oleh kejadian di
sekitarnya. Mereka memerlukan waktu
yang lama untuk menyelesaikan
tugas-tugasnya karena perhatian
mereka terus teralihkan ke arah
yang berbeda. Ketika mereka
sedih atau kecewa, mereka
mudah mengubah perhatiannya
ke hal yang lain yang mengubah
emosi mereka (kemampuan konsentrasi
rendah). Beberapa orang lain sulit teralihkan
perhatiannya. Mereka mampu duduk dan membaca dalam waktu
yang lama. Ketika mereka marah atau sedih, tidak mudah teralihkan
emosinya (kemampuan konsentrasi tinggi).

6 TINGKAT KETEKUNAN
Beberapa orang sangat tekun dalam
menjalankan tugas yang menantang
55

hingga tuntas. Mereka memiliki target


dan akan terus berusaha hingga
target tersebut tercapai. Tidak mudah
menghentikan apa yang sedang mereka
lakukan (tingkat ketekunan tinggi). Sebaliknya, beberapa orang lain
tidak terlalu tekun. Jika mereka gagal atau berhasil mereka akan
kehilangan minat secara cepat. Sangat mudah meyakinkan mereka
untuk berhenti melakukan tindakan
yang sedang mereka lakukan (tingkat
ketekunan rendah).

7
KEMAMPUAN BEREKSPRESI
Beberapa orang akan menampakkan
amarah, kesedihan, kebahagiaan
ketika menghadapi situasi tertentu.
Mereka dapat menangis tersedu-

PROGRAM KELUARGA HARAPAN KEMENTERIAN SOSIAL RI


sedu di saat sedih, berteriak di saat marah, atau tertawa terbahak-
bahak ke ka mereka bahagia (tingkat ekspresi tinggi). Sebaliknya,
beberapa orang lain mampu menutupi reaksinya terhadap situasi
tertentu. Ketika mereka sedih mereka akan menangis diam-diam,
dan ketika mereka bahagia, mereka akan tersenyum dalam hati.
Sulit untuk mengetahui bagaimana perasaan-perasaan yang mereka
rasakan (tingkat ekspresi rendah).

3. Setelah menjelaskan 7 bentuk temperamen beserta contohnya, ajak


para peserta menilai 2 sampai 3 bentuk temperamen mereka sendiri
dengan membuat grafik manusia.

4. Jika memungkinkan, gunakan dinamika kelompok untuk membuat


grafik manusia. Jika tidak memungkinkan, gunakan grafik manusia
tertulis. Pada grafik manusia, Anda menempelkan 4 lembar kertas
masing-masing bertuliskan angka 1, 2, 3, 4. Posisikan kertas di
56
barisan depan agar ke belakangnya ada cukup ruang bagi peserta
untuk duduk atau berdiri berbaris di belakang masing-masing angka
dengan nyaman yang kelak akan dipilihnya. Bacakan temperamen
pertama dan minta peserta untuk menilai diri mereka sendri. Satu
atau dua di bentuk temperamen tingkat rendah, dan 3 atau 4 untuk
tingkat temperamen tinggi. Ulangi hingga temperamen ke-7 jika
waktunya memungkinkan.

5. Minta peserta untuk menyebutkan keuntungan dan tantangan dari


nilai temperamen yang mereka miliki.

6. Ulangi kegiatan di atas dengan meminta peserta menilai pilihan


temperamen yang sama pada anak mereka (contoh: cukup salah
satu anak).

7. Minta peserta untuk:


Membandingkan tingkatan temperamen mereka dengan anaknya.
Misal: tingkat aktivitas peserta yang tinggi dan tingkat aktivitas

PROGRAM KELUARGA HARAPAN KEMENTERIAN SOSIAL RI


anak yang rendah, atau keduanya sama-
sama tinggi/rendah.

8. Sampaikan pada peserta bahwa kita


cenderung melihat temperamen anak
sebagai hal negatif dibanding dengan
temperamen kita sebagai orang tua.
Contohnya, ketika orangtua memiliki
ketekunan tinggi dalam menyelesaikan
tugas hingga selesai, anak yang mempunyai
ketekunan tinggi malah dianggap sebagai
anak 'keras kepala' - dan hal ini negatif.

9. Sampaikan pada peserta bahwa:


a. Terdapat beberapa perbedaan dalam
temperamen orang dewasa dan anak-
anak; variasi ini merupakan hal yang
sangat normal.
57
b. Tidak ada temperamen yang baik atau buruk; semua itulah yang
membentuk karakter kita sekarang.
c. Temperamen biasanya bersifat stabil seumur hidup, meskipun
kita bisa mempelajari cara mengelolanya.
d. Anak-anak secara bertahap mempelajari strategi mengelola
tantangan-tantangan temperamen mereka. Mereka mempelajari
strategi-strategi tersebut melalui pengalaman dan dukungan
orang lain yang mengenali tantangan temperamen mereka,
serta menanggapinya dengan kehangatan dan bimbingan.
e. Konflik antara orang tua-anak dapat terjadi karena persamaan
atau perbedaan temperamen. Maka dari itu dibutuhkan
pemahaman orang tua mengenai bentuk-bentuk dan tingkatan
temperamen anak agar terbangun kepercayaan diri anak. Selain
itu, konflik dapat dikurangi dengan menyediakan kehangatan
dan bimbingan bukan memarahi dan memberikan hukuman.

PROGRAM KELUARGA HARAPAN KEMENTERIAN SOSIAL RI


MEMAHAMI PERILAKU DALAM

60
LANGKAH 5
PERKEMBANGAN ANAK 12-18 TAHUN

Proses yang perlu dilakukan:


MENIT

1. Jelaskan pada peserta bahwa kita akan


melakukan kegiatan untuk lebih memahami perkembangan anak
usia 12- 18 tahun.

2. Minta peserta untuk membentuk dua kelompok.

3. Pada kelompok pertama:


• Berikan gambar seorang anak berusia 12-18 tahun yang telah
disediakan.
• Peserta diminta untuk menuliskan ciri-ciri perkembangan fisik
dan psikologis dari anak usia 12-18 tahun.

4. Pada kelompok kedua:


58
Minta anggota kelompok untuk saling berbagi pengalaman saat
bertentangan dengan keinginan orangtua ketika mereka berusia
antara 12-18 tahun. Misalnya cerita tentang salah satu anggota
kelompok yang ketika SMA kabur dari rumah karena dilarang ikut
ekskul.

5. Minta kelompok pertama untuk mempresentasikan hasil diskusi


kelompoknya. Setelah itu, mintalah tanggapan dari kelompok lain
untuk presentasi kelompok pertama.

6. Minta 2-3 orang perwakilan dari kelompok kedua untuk


menyampaikan cerita-cerita yang muncul dari kelompoknya.
Setelah itu, mintalah tanggapan dari kelompok lain untuk presentasi
perwakilan dari kelompok kedua.

7. Ucapkan terima kasih pada peserta dan sampaikan bahwa:


• Ketika memasuki usia 12-18 tahun, perubahan fisik yang terjadi
pada anak seperti perubahan suara, tumbuh rambut, payudara

PROGRAM KELUARGA HARAPAN KEMENTERIAN SOSIAL RI


berkembang, menstruasi, jerawat,
bau badan, pertumbuhan otot,
dan memasuki masa pubertas.
• Pada usia ini, yang perlu dilakukan
oleh orangtua/pengasuh adalah
menghabiskan waktu bersama
anak, membangun kepercayaan
diri anak, terlibat dalam kegiatan
sekolah anak, mengenali teman-
temannya, tetap dekat tapi tidak
terlalu dekat, membimbing anak
dalam mengembangkan rasa
tanggung jawab, empati, hormat
kepada orang lain dan memikirkan
masa depan.
• Ketika memasuki usia 12-18 tahun,
perubahan psikologis yang terjadi pada anak seperti matang
secara seksual, tertarik pada lawan jenis, mulai memiliki pilihan-
59
pilihan sendiri, dan mudah merasa malu.
• Pada usia ini, anak belum dapat memahami risiko, sehingga
apabila mereka kurang mendapatkan kehangatan dan
bimbingan akan keliru dalam mengambil keputusan seperti
terjerumus dalam narkoba, geng motor dan pengaruh buruk
lainnya.
• Pada usia ini, orangtua/pengasuh perlu melatih mereka
dalam mengambil keputusan, se­ ring berbicara tentang ke­
giatan mereka sehari-hari, me­lakukan kegiatan bersama-sama,
mengenal teman-teman se­permainan mereka, dan me­ngetahui
apa yang mereka lakukan sehari-hari.

PROGRAM KELUARGA HARAPAN KEMENTERIAN SOSIAL RI


LANGKAH 6 MENINGKATKAN PERILAKU BAIK

35
ANAK

Proses yang perlu dilakukan:


MENIT

1. Sampaikan bahwa topik diskusi hari ini


mengenai perilaku anak, bagaimana meningkatkan perilaku baik
anak dan menghadapi perilaku buruk anak. Namun sebelumnya
peserta akan mengingat kembali apa yang telah dipelajari pada
pertemuan sebelumnya.

2. Minta beberapa orang peserta untuk menyampaikan apa saja yang


sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.

3. Ajak peserta membuka Buku Pintar Mengasuh Anak. Minta peserta


menceritakan praktik pengasuhan yang telah dilakukan di rumah,
tanyakan:
Apa yang telah dipraktikkan oleh peserta di rumah? Bagaimana
60
peserta melaku­kannya?
Bagaimana tanggapan yang didapatkan dari suami dan anak?

4. Jika ada peserta yang tidak atau belum mempraktikkan minta


peserta untuk mencoba melakukan sebelum pertemuan selanjutnya.
Berikan motivasi dan sampaikan bahwa praktik tersebut bertujuan
untuk membantu anak dan orangtua agar menjadi keluarga yang
lebih bahagia.

5. Sampaikan kepada peserta bahwa:


• Perilaku anak berkaitan erat dengan perasaan mereka. Sebagai
contoh: anak tertawa ketika merasa bahagia, berteriak atau
marah-marah ketika merasa kesal.
• Semakin sering anak merasakan kebahagiaan maka akan
semakin banyak perilaku baik yang ia lakukan. Semakin sering
anak merasa frustrasi semakin sering pula dia berperilaku buruk.
• Semakin sering orangtua memberikan perhatian pada sikap
baik anak, akan mendorong anak untuk selalu berperilaku baik.

PROGRAM KELUARGA HARAPAN KEMENTERIAN SOSIAL RI


6. Minta peserta untuk berpasang-pasangan.

7. Ajak peserta untuk:


Memikirkan sifat baik yang paling menonjol dari anaknya (misalnya:
ramah, bertanggung jawab, senang membantu, senang berbagi).
Kemudian menceritakan hal tersebut kepada pasangan diskusinya
secara bergantian. Jika peserta memiliki anak lebih dari 1 orang,
maka peserta harus menyampaikan sifat baik yang ada pada setiap
anak.

8. Setelah diskusi berpasangan selesai, minta peserta bergabung


dalam kelompok besar. Berikan pertanyaan berikut pada peserta
dan dengarkan jawaban dari 3-4 peserta untuk tiap pertanyaan:
Berapa banyak sifat baik anak yang mereka ingat?
Minta peserta untuk menyebutkan sifat baik anak mereka di depan
peserta lain.
Apakah peserta pernah memuji anak karena sifat baiknya?
Bagaimana cara peserta memuji anak?
61
Bagaimana reaksi anak setelah mendapat pujian?

9. Sampaikan kesimpulan:
• Perasaan anak ketika mendapat pujian sama seperti perasaan
peserta saat pertemuan yang lalu ketika mendapat pujian dari
peserta lain.
• Cara ke-1 untuk meningkatkan perilaku baik anak adalah dengan
memuji perilaku baik yang dilakukan anak.

10. Minta peserta untuk mempraktikkan di rumah:


Memuji kebaikan masing-masing anaknya.

11. Tayangkan film 2.a kepada peserta.


Jika tidak bisa menayangkan film,
ajak peserta untuk melihat Buku
Pintar Mengasuh Anak, cerita 2.a.

PROGRAM KELUARGA HARAPAN KEMENTERIAN SOSIAL RI


12. Ajukan pertanyaan berikut, kemudian berikan
kesempatan kepada beberapa peserta untuk
menyampaikan pendapatnya mengenai: Apa
yang mereka pelajari dari film tersebut?
Apa pengaruh perilaku Bu Lili terhadap Ita?

13. Ucapkan terima kasih kepada peserta yang


menyampaikan pendapatnya, lalu sampaikan:
• Bu Lili mengucapkan “terima kasih” kepada
Ita yang sudah membantu mengambilkan
merica, dengan begitu Ita merasa dihargai
dan akan menumbuhkan rasa senang untuk
mau membantu lagi dikemudian hari.
• Bu Lili juga memuji perilaku Ita secara
spesifik: “Wah, kamu pintar sekali menyikat
gigi sendiri.”
• Bu Lili juga memberikan penghargaan kepada Ita karena ia
sudah mau menyikat gigi sendiri tanpa disuruh, penghargaan
62
yang diberikan yaitu Ita akan dibacakan dongeng kesukaannya
sebelum tidur.
• Pada pertemuan lalu, kita belajar dari Bu Lili cara untuk
mengendalikan diri/emosi jika kesal, Bu Lili mengambil waktu
sejenak untuk menenangkan diri, maka hari ini kita belajar untuk
tidak membuang waktu menyampaikan pujian kepada anak.

14. Sampaikan isi flip chart FC. 2.a tentang cara meningkatkan perilaku
baik anak.

15. Minta peserta untuk mempraktikkan apa yang disampaikan di flip


chart FC. 2.a.

PROGRAM KELUARGA HARAPAN KEMENTERIAN SOSIAL RI


LANGKAH 7 MENGURANGI PERILAKU BURUK

65
ANAK

Proses yang perlu dilakukan:


MENIT

1. Sampaikan bahwa peserta akan mempelajari


tentang cara yang lebih baik dalam menghadapi perilaku buruk
anak.

2. Berikan pertanyaan berikut, lalu berikan kesempatan peserta untuk


memberikan jawaban. Tidak perlu memberikan tanggapan terhadap
jawaban peserta.
Apakah yang dilakukan oleh orangtua peserta ketika mereka berbuat
salah di waktu kecil?
Bagaimana perasaan peserta saat itu?

3. Ajak peserta untuk membuka kedua telapak tangan dalam posisi


terbuka ke atas dan membayangkan ada setumpuk pasir di telapak
63
tangan. Lalu minta peserta secara perlahan menggenggam pasir
tersebut. Semakin lama genggaman semakin erat. Lalu tanyakan:
Apa yang terjadi pada pasir yang digenggam dengan erat?

4. Biarkan peserta memberikan jawaban mereka. Lalu sampaikan


bahwa:
Ketika kita menggenggam pasir, pasir akan berjatuhan keluar dari
sela-sela jari. Semakin kuat pasir digenggam maka semakin banyak
pasir yang keluar.

5. Minta peserta untuk membayangkan bahwa pasir tersebut adalah


seorang anak yang dilahirkan ke dunia dengan segala kebaikan,
sementara tangan kita adalah orangtua. Itu adalah gambaran sikap
dan perilaku orangtua terhadap anak. Jika sang anak diperlakukan
dengan kasar oleh orangtuanya, maka lambat laun hal baik yang ada
pada anak akan hilang.

PROGRAM KELUARGA HARAPAN KEMENTERIAN SOSIAL RI


6. Sampaikan kesimpulan:
• Kekerasan pada anak
tidak menyelesaikan
masalah, kekerasan
bisa membuat anak
semakin tertantang untuk
melakukan hal yang salah,
atau merasa melakukan
hal buruk merupakan cara
untuk mendapatkan perhatian orangtua, bahkan yang lebih
parah lagi, anak akan menganggap menyakiti orang lain adalah
hal yang wajar.
• Banyak orangtua yang merasa bingung menghadapi perilaku
buruk anak, dan pada akhirnya mengambil cara mudah dengan
menggunakan kekerasan fisik kepada anak, misalnya dengan
memukul, mencubit, menjewer; atau kekerasan non fisik,
misalnya membentak, memaki anak, mengancam, memelototi
anak.
64

7. Sampaikan dampak dari memperlakukan anak dengan kasar


(kekerasan fisik dan non fisik) seperti yang ada pada flip chart FC.
2.b tentang dampak negatif kekerasan pada anak.

8. Minta peserta untuk mem­praktikkan di rumah:


Mengendalikan diri, menahan emosi saat menghadapi perilaku
buruk anak.

9. Sampaikan bahwa selanjutnya peserta akan mempelajari cara


mengurangi perilaku buruk anak tanpa menggunakan kekerasan.

10. Sampaikan flip chart FC.2.c dan FC.2.d.

11. Sampaikan selanjutnya peserta akan belajar cara membuat aturan


bersama anak serta konsekuensi ketika anak melanggarnya, dan
sikap konsisten (tegas) dari orangtua dalam menjalankan aturan
yang disepakati.

PROGRAM KELUARGA HARAPAN KEMENTERIAN SOSIAL RI


12. Tayangkan film 2.b kepada peserta.
Jika tidak bisa menayangkan film,
ajak peserta melihat Buku Pintar
Mengasuh Anak, cerita 2.b.

13.
Tanyakan kepada peserta apa
yang mereka pelajari dari cerita
tersebut.

14. Ucapkan terima kasih kepada peserta yang telah menyampaikan


pendapatnya lalu sampaikan apa yang dapat dipelajari dari cerita
tersebut:
• Bu Lili bersikap lembut tetapi tegas kepada Ita, meminta Ita
untuk menjalankan aturan yang telah disepakati sebelumnya.
• Bu Lili dan Pak Rusli berusaha tenang, tidak menggunakan
kekerasan, namun tetap tegas dalam mengatasi perilaku Agus.
Mereka juga menjelaskan bahwa perkelahian adalah tidak baik,
Bu Lili juga meminta Agus untuk memikirkan sanksi apa yang
65
tepat atas tindakannya.

15. Sampaikan selanjutnya peserta akan belajar cara memberikan waktu


sejenak kepada anak untuk menenangkan diri dan berpikir akibat
dari tindakannya.

16. Tayangkan film 2.c kepada peserta.


Jika tidak dapat menayangkan
film, ajak peserta melihat Buku
Pintar Mengasuh Anak, cerita 2.c.

17. Tanyakan kepada peserta apa


yang mereka pelajari dari cerita
tersebut.

18. Ucapkan terima kasih kepada peserta yang telah menyampaikan


pendapatnya, lalu sampaikan apa yang dipelajari dari cerita tersebut:
• Sangat wajar jika terkadang orangtua merasa kesal dan marah

PROGRAM KELUARGA HARAPAN KEMENTERIAN SOSIAL RI


karena merasa kelelahan dalam menghadapi anak. Ketika
orangtua tidak mampu mengendalikan sikapnya karena
kelelahan, sebaiknya orangtua mengambil waktu untuk
menenangkan diri sejenak, baru kemudian berikan respons
terhadap perilaku anak. Agus diminta berdiri di pojok agar Agus
dan Bu Lili bisa menenangkan diri, ini bukan sebuah hukuman.
• Memberikan waktu bagi anak untuk menenangkan diri setelah
melakukan perbuatan buruk, akan bermanfaat ketika ia
merasa sangat marah, dengan begitu diharapkan anak dapat
menenangkan diri dan berpikir akibat dari tindakannya. Namun
metode ini sebaiknya tidak digunakan bagi anak berusia
di bawah 2 tahun, karena mereka belum terlalu memahami
tujuannya.
• Waktu untuk metode ini dapat diberikan sesuai usia anak,
misalnya 4 menit untuk anak usia 4 tahun, dan 5 menit untuk
anak usia 5 tahun.

19. Sampaikan selanjutnya peserta akan belajar cara untuk mengurangi


perilaku anak yang bertujuan untuk mencari perhatian saja.
66

20. Tayangkan film 2.d. Jika tidak dapat


menayangkan film, ajak peserta
melihat Buku Pintar Mengasuh
Anak, cerita 2.d.

21.
Tanyakan kepada peserta apa
yang mereka pelajari dari cerita
tersebut.

22. Ucapkan terima kasih kepada peserta yang telah menyampaikan


pendapatnya, lalu sampaikan:
• Terkadang anak dengan sengaja melakukan hal-hal yang tidak
baik hanya untuk mendapatkan perhatian orangtua. Selama
perbuatan anak tidak membahayakan anak maupun orang lain,
maka orangtua dapat mencoba untuk mengacuhkan perbuatan
anak.

PROGRAM KELUARGA HARAPAN KEMENTERIAN SOSIAL RI


• Orangtua diharapkan dapat menentukan perilaku mana yang
perlu mendapatkan perhatian dan mana yang tidak, sehingga
anak berhenti melakukan perilaku buruknya.

23. Selanjutnya peserta akan praktek menggunakan berbagai cara


dalam mengurangi perilaku buruk anak.

24. Ajak peserta untuk membentuk 3 kelompok diskusi, lalu berikan


salah satu cerita di bawah ini kepada masing-masing kelompok
(Buku Pintar Mengasuh Anak). Tugas masing-masing kelompok
adalah:
Menentukan siapa saja yang akan berperan menjadi tokoh dalam
cerita tersebut,
Menentukan sikap yang sebaiknya dilakukan oleh ibu Lili dalam
masing-masing cerita,
Memerankan cerita tersebut di hadapan kelompok lainnya.

25. Ajak peserta lain untuk melihat sikap yang ditunjukkan oleh ibu Lili,
67
apakah sudah tepat?

Cerita A
Agus sedang bermain di luar tanpa memakai sandal, lalu ia
masuk ke dalam rumah, dengan kaki yang kotor, membuat
lantai jadi kotor. Sementara Bu Lili sedang mengepel lantai.
Apa yang harus dilakukan ibu Lili?
• Agus membersihkan lantai yg kotor
• Agus tidak boleh lagi bermain keluar, sepanjang hari
• Agus harus memakai sandal jika ingin bermain keluar ru-
mah

PROGRAM KELUARGA HARAPAN KEMENTERIAN SOSIAL RI


Cerita B
Selama 2 minggu terakhir Ita sering memukul. Jika tidak
se­nang dia akan memukul siapa saja. Pada suatu hari Ita
sedang menonton TV saat ibu Lili sedang menyetrika pakaian
di dekatnya. Tiba-tiba Agus datang mengganti program
televisi sehingga membuat Ita kesal dan langsung memukul
Agus. Agus menjerit kesakitan, namun Ita terus memukul
Agus. Apa yang sebaiknya ibu Lili lakukan?
• Agus diberikan waktu untuk menenangkan diri dan me-
mikirkan akibat dari tindakannya

Cerita C
Ibu Lili sedang mengikuti arisan bersama ibu-ibu lainnya,
Bu Lili baru saja mengeluarkan uang untuk membayar uang
68 arisannya, tiba-tiba Agus dan Ita datang meminta uang jajan,
Bu Lili tidak punya uang lagi dan Bu Lili mengingatkan Agus
dan Ita bahwa mereka sudah sepakat untuk tidak jajan dalam
minggu ini, karena ingin menabung untuk membeli sepeda,
tapi Ita merengek dan menangis tetap meminta uang jajan,
dan Agus juga membujuk Bu Lili agar mau memberikan uang
jajan. Sementara Ibu-ibu lainnya yang mengikuti arisan meli-
hat Bu Lili, Ita dan Agus, mereka merasa terganggu dengan
tangisan Ita. Apa yang sebaiknya ibu Lili lakukan?
• Ibu Lili mengacuhkan Ita dan Agus

26. Sampaikan flip chart FC.2.e.

27. Tayangkan film 2.e. Jika tidak dapat


menayangkan film, ajak peserta
melihat Buku Pintar Mengasuh Anak,
cerita 2.e.

PROGRAM KELUARGA HARAPAN KEMENTERIAN SOSIAL RI


29. Tanyakan kepada peserta
apa yang mereka pelajari
dari cerita tersebut.

30. Ucapkan terima kasih ke­


pada peserta yang telah
menyampaikan pendapat­
nya lalu sampaikan:
• Dalam cerita tadi, Bu
Lili dan Pak Rusli sepakat untuk bersikap tenang namun tegas
dalam menghadapi Dewi. Bu Lili dan Pak Rusli tidak menghakimi
tindakan Dewi, namun mereka menyampaikan akibat dari
tindakan Dewi. Bu Lili memilih untuk mengatakan “Ibu dan
Bapak khawatir sekali... dan Agus jadi tidak bisa menyelesaikan
tugas sekolah” daripada mengatakan “Kamu ke mana saja, tidak
ada kabar...”. Dengan menyampaikan akibat dari perbuatannya,
anak akan bisa menerima bahwa ia bersalah.
69
• Bu Lili dan Pak Rusli juga memberikan kesempatan pada Dewi
untuk menentukan sikapnya selanjutnya seperti apa.

LANGKAH 8 PERKEMBANGAN OTAK DAN

45
PERILAKU
Proses yang perlu dilakukan:
MENIT
1. Sampaikan kepada peserta bahwa situasi stres
yang terjadi sangat dipengaruhi oleh kerja
otak kita.

2. Tunjukkan gambar tentang bagian otak dan sampaikan kepada


peserta, bahwa:

PROGRAM KELUARGA HARAPAN KEMENTERIAN SOSIAL RI


PERKEMBANGAN OTAK DAN PERILAKU

Otak dibagi menjadi 3 bagian utama, yaitu:


• Batang Otak, berada pada bagian bawah otak berfungsi untuk
mengatur dan mengontrol fungsi dasar tubuh seperti bernapas,
detak jantung, tekanan darah serta kegiatan refleks (otomatis).
• Sistem Limbik, respon otak terhadap stres berada jauh di dalam
otak, berisikan pusat emosional kita yang membuat kita mampu
untuk merasa senang, sedih, marah, frustasi, bergairah, bahagia,
dll. Ini adalah otak emosional kita.
• Cortex (kulit luar otak), merupakan pelindung luar, berfungsi
untuk membuat kita mampu berpikir dan mempunyai alasan,
memperkirakan apa yang akan terjadi kemudian, serta membuat
keputusan-keputusan yang baik. Ini adalah otak berpikir kita.

70
RESPONS OTAK TERHADAP STRES

Otak Emosional
Memberikan
respon secara
Otak Berpikir ketika stres tinggi
Memberikan
respon secara hati-
hati ketika stres
rendah

Batang Otak
Mengatur kegiatan yang bersifat refleks

PROGRAM KELUARGA HARAPAN KEMENTERIAN SOSIAL RI


3. Tampilkan gambar yang menjelaskan dampak penelantaran terhadap
perkembangan otak anak. Gambar ini membedakan antara otak
anak yang mengalami penelantaran dan otak anak normal sebagai
berikut:

OTAK ANAK USIA 3 TAHUN

Normal Penelantaran berat

71

4. Jelaskan bahwa di bagian kiri adalah gambar otak anak usia 3 tahun
dengan ukuran normal. Sementara di bagian kanan adalah gambar
otak anak usia 3 tahun yang mengalami penelantaran berat. Tampak
bahwa otak anak yang mengalami penelantaran berukuran lebih
kecil dan mengalami perkembangan yang tidak wajar pada bagian
cortex atau otak berfikirnya.

5. Ajak kembali peserta untuk benar-benar mengingat dan memahami


bagian otak serta fungsi-fungsinya. Jika diperlukan minta beberapa
perwakilan peserta untuk kembali menjelaskan.

6. Minta peserta untuk mengangkat tangan kanannya ke atas, dan


jelaskan kepada peserta tentang model otak dengan tangan.

7. Jelaskan secara perlahan bahwa otak berkembang dari belakang


ke depan, dari yang paling sederhana ke yang paling rumit, dari
batang otak ke otak emosional lalu ke otak berpikir. Ini terjadi selama
bertahun-tahun.

PROGRAM KELUARGA HARAPAN KEMENTERIAN SOSIAL RI


8. Peragakan dengan tangan, ajak
peserta untuk mengikuti dan
jelaskan bahwa saat kita tenang,
otak berpikir kita yang memegang
kendali; kita berpikir secara
menyeluruh, menyelesaikan
masalah, bereaksi dengan hati-
hati, dan mempertimbangkan
dampak dari tidakan-tindakan
kita. Dan ini berar kita sedang TONG
berada dalam situasi “TONG”.

9. Peragakan dengan tangan, ajak peserta untuk mengikuti dan


jelaskan bahwa pada saat kita stres atau tertekan, otak berfikir kita
tidak terhubung dengan otak emosional dan batang otak. Ketika hal
ini terjadi, detak jantung kita meningkat, tekanan darah naik, kita
bereaksi dengan cepat, agresif, dan emosional. Tindakan-tindakan
ini tidak dipertimbangkan terlebih dahulu. Ini berarti kita sedang
72
berada dalam situasi “TING”.

10. Sampaikan pada peserta bahwa:


Pengendalian diri manusia terkait dengan
bagaimana cara-cara kita menjaga agar
otak berpikir selalu terhubung dengan
otak emosional. Hal ini perlu diajarkan
kepada anak oleh orangtua/pengasuh
secara bertahap karena otak berpikir
anak belum terhubung secara baik
dengan otak emosional dan batang otak.
Akibatnya anak sering berada dalam
kondisi “TING”. TING

11. Sampaikan kepada peserta bahwa situasi stres yang terjadi sangat
dipengaruhi oleh kerja otak kita.

PROGRAM KELUARGA HARAPAN KEMENTERIAN SOSIAL RI


12. Sampaikan kepada peserta bagaimana reaksi terhadap stres
mempengaruhi anak-anak kita:
• Ketika perilaku anak memicu stres orangtua, maka orangtua
cenderung untuk bereaksi secara cepat (ting).
• Reaksi ini menimbulkan stres pada anak, kemudian otak
emosional anak mengambil alih kendali dan anak akan 'Ting'
(ingat bahwa kemampuan pengaturan diri mereka baru mulai
berkembang).
• Reaksi anak tersebut akan meningkatkan stres orangtua, yang
membuat reaksi orangtua menjadi lebih keras.
• Peristiwa ini dapat meningkat dengan sangat cepat, dan pola
untuk menghubungkan satu sama lain dapat menjadi reaksi
otomatis. Misalnya: anak pulang sekolah dengan baju sangat
kotor, orangtua marah dan menduga anak berkelahi dengan
teman, juga karena harus mencuci baju lagi. Anak kesal karena
sebenarnya dia baru saja menemukan permainan baru dengan
teman-temannya, tetapi orangtuanya tidak memahami hal itu,
malah menuduhnya berkelahi. Orangtua dan anak sama-sama
73
berteriak marah. (Fasilitator boleh memberikan contoh kasus
berbeda).

13. Sampaikan kepada orang tua bahwa ke ka reaksi anak menimbulkan


stres, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh orang
tua seperti: banyak bergerak dan menarik napas panjang untuk
menghubungkan kembali otak berpikir dan otak perasaan saat
mengalami tekanan.

14. Tunjukkan aktivitas bernafas “Meniup


Sup Hangat” dengan cara sebagai
berikut:
• Minta peserta untuk membentuk
tangan seolah memegangi
mangkok sup hangat.
• Tarik napas dalam-dalam untuk
mencium aroma sop melalui
hidung.

PROGRAM KELUARGA HARAPAN KEMENTERIAN SOSIAL RI


• Bukalah mulut Anda dan tiup atau buang napas dari dalam
untuk “meniup sup hangat”.
• Mintalah peserta untuk ber­gabung dengan Anda mempraktikkan
“Meniup Sup Hangat”.
• Ulangi jika perlu.
• Semuanya kini dapat memakan sup mereka.

17. Minta peserta berdiskusi secara berpasangan mengenai hal-hal apa


saja yang bisa memicu stres pada mereka.

18. Minta 3-4 orang perwakilan peserta untuk menyampaikan hasil


diskusinya.

19. Sampaikan bahwa:


• Kebanyakan orangtua memiliki pemicu stres yang hampir sama.
• Semakin kita mengenali hal-hal pemicu stres yang akan
membawa kita untuk “TING”, maka pengendalian diri kita
terhadap stres akan semakin baik.
74

PROGRAM KELUARGA HARAPAN KEMENTERIAN SOSIAL RI


LANGKAH 9 EMPAT MANTRA PEMECAHAN

45
MASALAH
Proses yang perlu dilakukan:
MENIT
1. Sampaikan pada peserta bahwa pada
pengasuhan anak akan menghadapi tantangan-
tantangan sehingga orangtua dituntut untuk memiliki keterampilan
dalam memecahkan masalah pengasuhan. Beberapa hal yang
dapat terjadi seper anak tidak menuruti perintah orangtua, anak
remaja yang lebih suka bergaul dengan teman-temannya dari pada
berkumpul dengan keluarga di rumah.

2. Jelaskan kepada para peserta tentang Rumus empat langkah


pemecahan masalah dengan Disiplin Positif.

Apa masalahnya, sampaikan faktanya saja


LANGKAH 1 (fokus pada masalah, tanpa menghakimi,
menyalahkan atau mempermalukan).
75

Temukan alasan-alasan mengapa anak bersikap


seperti ini. Hubungkan dengan ciri-ciri dan
LANGKAH 2 kebutuhan perkembangan anak. Tentukan satu
kemungkinan alasan yang paling kuat.

Apa tujuan jangka panjang pengasuhan yang


LANGKAH 3 berhubungan dengan situasi ini?

Bagaimana Anda dapat menyediakan kehangatan


LANGKAH 4 dan bimbingan untuk membantu menyelesaikan
situasi ini?

Ingat MAT KaBe (masalah, alasan-alasan, tujuan jangka panjang,


kehangatan & bimbingan)

PROGRAM KELUARGA HARAPAN KEMENTERIAN SOSIAL RI


3. Sampaikan kepada para peserta bahwa karena sekarang mereka
mengetahui Rumus Empat Langkah Pemecahan Masalah Disiplin
Positif, sekarang mereka akan mempraktikkan langkah-langkahnya
dalam beberapa skenario cerita yang diberikan.

4. Bacakan Cerita #1 dengan nyaring kepada para peserta. Anda


mungkin perlu mengulanginya sekali atau dua kali, dan menulis
contoh pada kertas plano untuk dibaca para peserta. Mintalah
peserta melakukan hal ini dengan berpasangan.

Cerita #1
“Bayangkanlah hal ini…
Hari ini hujan. Anda harus membawa anak Anda yang berusia dua
tahun ke dokter. Anda ingin berada di sana lebih awal karena Anda
tahu bahwa jika terlambat akan banyak antrian sehingga Anda harus
menunggu lama. Ketika mencoba memasangkan sepatu anak Anda,
ia menolak. Ia berkata,”Tidak!” dan berlari meninggalkan Anda.
Anda dapat merasakan bahwa Anda mulai marah.
76

5. Mintalah peserta berdiskusi untuk menemukan jawaban dari


keempat pertanyaan dalam rumus pemecahan masalah tersebut.
Tulislah jawaban peserta untuk setiap langkah pada kertas plano.

6. Minta perwakilan 3-4 orang dari pasangan untuk menyampaikan


langkah-langkah pemecahan masalah yang mereka diskusikan.

7. Ulangi proses yang sama dengan Cerita #2 dan #3 berikut ini:

Cerita #2

“Bayangkan hal ini…
Anda menerima laporan dari guru anak Anda yang berusia 7 tahun
bahwa anak Anda bermasalah. Ia tidak bisa duduk dengan tenang
dan perlu waktu yang lama untuk menyelesaikan pekerjaan.
Keberhasilan anak Anda sangat penting untuk Anda. Sebelum ia
pulang dari sekolah, Anda ingin berpikir bagaimana menghadapi
masalah ini.

PROGRAM KELUARGA HARAPAN KEMENTERIAN SOSIAL RI


Cerita #3

“Bayangkan hal ini…
Anak Anda sekarang sudah berusia 16 tahun. Akhir-akhir ini dia
jarang ada di rumah sehingga tidak dapat membantu pekerjaan
Anda di rumah dan sering pulang larut malam. Anda pun pernah
mendengar dari gurunya bahwa prestasi anak Anda menurun. Anda
berpikir bagaimana menyelesaikan masalah ini.

8. Ucapkan terima kasih dan sampaikan pada


peserta bahwa:
• Perilaku yang menyertai proses tumbuh kembang
anak tidak selalu sesuai dengan harapan orangtua.
Hal ini sering kali memicu terjadinya konflik antara
orangtua/pengasuh dan anak. Oleh sebab itu,
agar dapat memecahkan masalah dengan tepat,
77
orangtua perlu memahami ciri dan kebutuhan
anak pada setiap tahap perkembangannya.
• Penerapan rumus empat langkah pemecahan
masalah secara terus menerus akan membuat
orangtua semakin terampil dalam menyelesaikan
masalah pengasuhan.

PROGRAM KELUARGA HARAPAN KEMENTERIAN SOSIAL RI


LANGKAH 10 PENUTUP

10
MENIT
Proses yang perlu dilakukan:

1. Minta ketua kelompok untuk menyampaikan


hal-hal penting yang telah ia pelajari hari ini.
Lalu minta 2-3 peserta lain untuk menambahkan.

2. Kemudian tunjukkan flip chart FC. 2.a,2.b,2.c,2.d dan 2.e. yang


berisi pesan-pesan penting di dalam sesi ini.

3. Ajak peserta melihat Buku Pintar Mengasuh Anak tentang praktik


meningkatkan perilaku baik dan mengurangi perilaku buruk anak.
Minta mereka untuk mencoba melakukannya di rumah.

4. Sampaikan isi poster dan bagikan brosur “Pintar Mengasuh Anak


di Rumah”. Minta peserta untuk menyampaikan isi brosur kepada
pasangan dan kerabat lainnya di rumah.
78

5. Ingatkan peserta tentang pertemuan selanjutnya yang akan meminta


peserta bercerita tentang praktik pengasuhan yang mereka coba
lakukan di rumah. Buku Pintar harap dibawa kembali.

6. Berikan motivasi agar mereka mau mencoba melakukan praktik


pengasuhan baru di rumah bersama pasangannya.

7. Tutup pertemuan dengan mengucapkan terima kasih atas kesediaan


orangtua untuk hadir dan mengikuti sesi ini.

PROGRAM KELUARGA HARAPAN KEMENTERIAN SOSIAL RI

Anda mungkin juga menyukai