PA Sepurane Cak
PA Sepurane Cak
SUBANDRI
NIP 6691064D
PT PLN (PERSERO)
SPI REGIONAL JAWA BAGIAN TIMUR
12
PT PLN (Persero) SPI RJBTI
BAB I
PENDAHULUAN
13
PT PLN (Persero) SPI RJBTI
Perubahan Daya Tegangan Rendah, Kesalahan Pembacaan Kwh Meter, Waktu Koreksi
Kesalahan Rekening, dan Kecepatan Pelayanan Sambungan Baru Tegangan Rendah.
Ketentuan kompensasi ini dikecualikan atas sebab kahar, bencana alam atau force
majeur.
Dari 6 (enam) indikator TMP yang memiliki kompensasi terdapat 2 (dua)
indikator yang berkaitan dengan pembacaan meter dan pembuatan rekening yakni
Kesalahan Pembacaan Kwh Meter dan Waktu Koreksi Kesalahan Rekening. Pembacaan
kWh meter dan pembuatan rekening merupakan fungsi yang cukup vital dalam proses
bisnis PLN karena berkaitan dengan kinerja Susut Distribusi (losses), pertumbuhan
kWh dan pendapatan (revenue). Proses pembacaan kwh meter hingga pembuatan
rekening memerlukan pengawasan yang ketat baik secara sistem maupun manual
dengan cara sampling lapangan. Pada proses ini ditemukan masih terdapat celah
dalam pengawasan proses baca meter dan pembuatan rekening sehingga berpotensi
menyebabkan kerugian PLN atau pelanggan. Pembacaan stand meter pelanggan tarif
tunggal Non AMR (daya dibawah 33 kVa) telah menggunakan Aplikasi Catat Meter
Terpusat (ACMT) sebelum dikirim ke Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T)
untuk dilakukan proses perhitungan rekening (Billing). Pelaksanaan pembacaan stand
meter yang disebut juga pekerjaan perekaman stand meter pelanggan tarif tunggal
Non AMR dilaksanakan oleh petugas Billing Management (Billman) yang termasuk
dalam kontrak pekerjaan pemborongan dengan menggunakan ACMT. Berdasarkan SOP
Pengawasan Baca Meter yang ada ditemukan terdapat kurangnya pengawasan data
stand yang diproses dalam ACMT. Hal ini diindikasikan dengan ditemukan adanya
ketidaksesuaian stand meter (data stand meter yang akan dikirim ke AP2T) dengan
stand baca (stand meter yang direkam di lapangan). Pada pemeriksaan yang dilakukan
terhadap Daftar Pembacaan Meter (DPM) Bulan Tahun Rekening Agustus 2018
pelanggan Distribusi Jawa Timur ditemukan terdapat ketidaksesuaian sehingga perlu
dilakukan penyempurnaan SOP, pengawasan implementasi SOP dan fitur ACMT.
14
PT PLN (Persero) SPI RJBTI
1.3 Ruang Lingkup
Perancangan dan pembuatan project ini dilakukan pada lingkup proses
pembacaan meter yang diharapkan dapat diimplementasikan di seluruh Unit
PLN.
1.4 Metodologi
Metode yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi yang
dibutuhkan dalam penyusunan project ini antara lain:
1. Pengamatan dan observasi lapangan
Pengamatan dan observasi lapangan sebagai tahap awal untuk mengetahui
kondisi lapangan.
2. Menganalisis LHA SPI
Analisa hasil temuan audit pada pemeriksaan operasional dan pemeriksaan
khusus yang dilakukan oleh SPI.
3. Merumuskan Opportunities For Improvement (OFI)
OFI dirumuskan dengan melakukan analisis SWOT untuk melihat peluang
inovasi dapat dilakukan, dan menggunakan Root Cause Problem Solving
(RCPS) untuk menganalisis permasalahan.
4. Merancang usulan Action For Improvement (AFI)
Berdasarkan OFI maka ditentukan inovasi yang akan disertakan dalam
inovasi yang akan dibuat.
5. Penutup
Berisikan kesimpulan dari perancangan aplikasi yang telah dibuat dan saran
untuk pengembangan aplikasi dikemudian hari.
15
PT PLN (Persero) SPI RJBTI
BAB II
LANDASAN TEORI
16
PT PLN (Persero) SPI RJBTI
Pembacaan Meter antara Penanggung Jawab Cater PLN (yang menyerahkan)
dengan Penanggung Jawab Perusahaan Outsourcing Cater (yang menerima).
Jika karena sesuatu hal pembaca meter tidak dapat mencapai tempat meter
sehingga tidak memperoleh angka kedudukan meter pada saat datang ke
tempat pelanggan yang bersangkutan, maka petugas wajib meninggalkan Surat
Pemberitahuan Pembacaan Meter di lokasi pelanggan.
Jumlah pemakaian kWh dan Jumlah pemakaian kVArh dihitung dengan rumus:
dimana:
17
PT PLN (Persero) SPI RJBTI
Jumlah pemakaian kVA Maksimal dihitung dengan rumus :
kVA = P x CT x PT x K
dimana:
K = konstanta meter.
Apabila terdapat pelanggan yang karena sesuatu hal tidak dipasang kVA
Maksimal melainkan dipasang kW Maksimal maka besarnya daya terukur yang
digunakan untuk menghitung biaya beban adalah dengan rumus :
Kva = P x CT x PT x K x FD
dimana:
K = konstanta meter.
FD = faktor daya.
Hasil rekaman baca meter atau Daftar Pembacaan Meter (DPM) diserahkan
kepada Penanggung Jawab Cater. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan :
18
PT PLN (Persero) SPI RJBTI
Apabila diperlukan koreksi angka kedudukan meter, agar dibuat Daftar Koreksi
Angka Kedudukan Meter dan ditanda tangani oleh Pejabat yang berwenang.
Setelah hasil pembacaan meter diperiksa, selanjutnya diproses untuk
Perhitungan Tagihan Listrik.
Bagi sistem manual, Berita Acara Perhitungan Lembar Tagihan Listrik dicetak dan
ditandatangani oleh pembuat tagihan listrik dan bagian penjual rekening. Bagi
yang sudah menggunakan sistem komputer, Berita Acara Perhitungan Lembar
Tagihan Listrik dibuat otomatis oleh sistem dan divalidasi oleh penerima secara
sistem.
19
PT PLN (Persero) SPI RJBTI
2.2.5. Rekapitulasi Pembatalan/Perbaikan
2.6. Rekapitulasi Tagihan susutan Akibat P2TL dan kWh Kurang Tagih
Rekapitulasi pembuatan tagihan listrik per golongan tarif berisi jumlah tagihan
listrik per goiongan tarif yang digunakan untuk menyusun laporan penjualan
tenaga listrik.
Rekapitulasi pembuatan tagihan listrik per kode golongan berisi jumlah tagihan
listrik per kode golongan yang digunakan untuk menyusun laporan piutang
pelanggan.
20
PT PLN (Persero) SPI RJBTI
e. Rekapitulasi pembuatan tagihan layanan khusus Penyambungan
Sementara.
Pelaksanaan Monitoring
Perencanaa Audit Pelaporan Audit Pelaksanaan Tindak
Audit Lanjut Audit
• Aktivitas Utama: • Aktivitas Utama • Aktivitas Utama • Aktivitas Utama
• Surat Tugas
• PKA • Dokumentasi • LHA • Tindak lanjut LHA
• Expose PKA Walkthrough (NWD, • Tanggapan LHA dari oleh Auditee
• Permintaan dokumen BPM, SOD) Auditee • Monitoring dan
kepada Auditee • Identifikasi Risiko & • Finalisasi LHA persetujuan atas
• Pengumpulan Kontrol Utama • Exit Meeting tindak lanjut LHA
dokumen dari Auditee • Revisi Audit • Expose Dirut dan
• Entry Meeting Program Komite Audit (jika
• Test of Design (ToD) dibutuhkan)
• Test of Effectiveness • Surat Pengantar dari
(ToE) Dirut agar Auditee
• KKA (Area of menindaklanjuti LHA
Improvement dan
Rekomendasi)
Tata cara perencanaan kegiatan audit pada aplikasi eRBAS mengacu pada dokumen
End User Manual Penggunaan eRBAS.
21
PT PLN (Persero) SPI RJBTI
Inspektur Auditor
Regional/ Inspektur Koordinator Tim Ketua Tim Anggota Tim
Auditor Kantor Pusat
Mulai
Tidak
22
PT PLN (Persero) SPI RJBTI
Inspektur Auditor
Regional/ Inspektur
Koordinator Tim Ketua Tim Anggota Tim Tim QA
Auditor Kantor Pusat &
KPSKA
Unit Induk/Direktorat
10. Melaksanakan expose 10. Melaksanakan expose 10. Melaksanakan expose 10. Melaksanakan expose
APM/PKA secara internal APM/PKA secara internal APM/PKA secara internal APM/PKA secara internal
via surat elektronik/media via surat elektronik/media via surat elektronik/media via surat elektronik/media
elektronik lainnya elektronik lainnya elektronik lainnya elektronik lainnya
3
selesai
No MILESTONES HARI
1 Surat Tugas 1
2 Pengumpulan dan analisis data awal 6
3 Expose AMP/PKA 1
4 Entry Meeting 1
5 Walkthrough 3
6 Test of Design (ToD) 3
7 Test of Effecttiveness (ToE) 10
8 Penyusunan Draft Laporan Hasil Audit (LHA) 3
9 Finalisasi LHA 1
10 Exit Meeting 1
23
PT PLN (Persero) SPI RJBTI
24
PT PLN (Persero) SPI RJBTI
BAB III
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI
25
PT PLN (Persero) SPI RJBTI
sehingga memudahkan user dalam melakukan perbandingan antara realisasi dan
kontrak.
BAB IV
MANFAAT DAN ANALISA RESIKO
4.1 Manfaat
4.1.1 Manfaat Finansial Pendapatan
1.
26
PT PLN (Persero) SPI RJBTI
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
27
PT PLN (Persero) SPI RJBTI
DAFTAR PUSTAKA
28
PT PLN (Persero) SPI RJBTI
LAMPIRAN