Anda di halaman 1dari 53

ANALISIS PENGGUNAAN JARINGAN KOMUNIKASI DAN

PERANGKAT PADA AUTOMATIC METER READING (AMR)

KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk Memenuhi


Tugas Mata Kuliah Kerja Praktek
Program Strata Satu Jurusan Teknik Informatika
Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
Universitas Komputer Indonesia

JAJANG M. SURYANA
10107277
NOVIA ERMAWATHI
10107290

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
2011
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah AWT atas berkah dan
rahmat-Nya yang telah diberikan kepada kami, dan tidak lupa shalawat serta
salam semoga tercurah kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW,
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.

“Laporan Analisis Penggunaan Jaringan Komunikasi dan Perangkat Pada


Automatic Meter Reading (AMR)” merupakan judul laporan kami dalam
mengerjakan kerja praktek. Laporan ini berisikan hasil penelitian kami di PT PLN
Distribusi Jabar & Banten APJ Bandung bagian APP (Alat Pengukur Pembatas)
mengenai jaringan komunikasi dan perangkat Automatic Meter Reading (AMR)
dalam memonitoring pemakaian daya listrik pelanggan skala industri. Dalam
laporan ini, kami juga menyertakan rekomendasi jaringan komunikasi dan
perangkat berbasis fitur GPRS yang terdapat dalam GSM..

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan –
perbaikan di kemudian hari.

Bandung, September 2010

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PLN sebagai perusahaan yang telah puluhan tahun berkecimpung dalam


bidang pendistribusian tenaga listrik nasional sedang menempa diri menjadi
sebuah perusahaan yang memiliki kompetensi dan keahlian dalam memberikan
kualitas pelayanan listrik.
Namun, seiring dengan kenaikan tarif WBP & LWBP, maraknya
pelanggaran-pelanggaran seperti pencurian listrik yang sering dilakukan oleh
oknum–oknum yang tidak bertanggung jawab membuat PLN sering mengalami
kerugian. Tidak jarang pula pemakaian listrik oleh konsumen yang berada diluar
batas beban membuat pemadaman listrik bergilir merupakan hal yang tidak dapat
dihindarkan dan menimbulkan dampak negatif bagi pelanggan.
Untuk mengatasi masalah di atas, PLN melakukan inovasi – inovasi
produk layanan kelistrikan terbaru yang sesuai dengan kemajuan teknologi saat ini
untuk menghasilkan kualitas dan kenyamanan yang mampu memberikan
kepuasan pada pelanggan. Salah satu inovasi layanan kelistrikan untuk mengatasi
masalah tersebut adalah Automatic Meter Reading (AMR).
Teknologi ini diaplikasikan di APP (Alat Pengukur Pembatas). APP ini
merupakan bagian dari PLN yang bergerak di bidang pengukuran alat meteran
listrik. Automatic Meter Reading (AMR) ini dapat melakukan pembacaan meter
jarak jauh secara otomatis dengan menggunakan software tertentu melalui saluran
komunikasi (PSTN, GSM) yang terpusat dan terintegrasi dari ruang kontrol.
Berdasarkan hal di atas, kami tertarik untuk menganalisis penggunaan
jaringan komunikasi dan perangkat yang digunakan pada Automatic Meter
Reading (AMR).
1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas,kami dapat merumuskan masalah


sebagai berikut:

1. Apakah Automatic Meter Reading (AMR) itu?


2. Perangkat apa sajakah yang digunakan dalam Automatic Meter Reading
(AMR)?
3. Bagaimana Cara kerja Automatic Meter Reading (AMR)?
4. Bagaimana jaringan komunikasi yang digunakan dalam Automatic Meter
Reading (AMR)?

1.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud
Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka maksud dari penelitian ini
adalah untuk menganalisa jaringan komunikasi dan perangkat Automatic Meter
Reading (AMR).

1.3.2 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui Definisi Automatic Meter Reading (AMR) dan


kegunaannya,
2. Menganalisis jaringan komunikasi Automatic Meter Reading (AMR),
dan
3. Membuat rekomendasi sistem Automatic Meter Reading (AMR)
berbasis GSM dengan fitur GPRS.

1.4 Batasan Masalah


Untuk memberikan suatu pandangan dan arah yang jelas dalam penelitian
ini, kami membatasi masalah sebagai berikut :
1. Analisis dilakukan pada jaringan komunikasi dan perangkat yang
digunakan dalam Automatic Meter Reading (AMR).
2. Software yang digunakan dalam Automatic Meter Reading (AMR) tidak
terlalu dibahas secara detail.
3. Rekomendasi yang diberikan berupa pengembangan dari jaringan
komunikasi dan perangkat yang digunakan pada sistem yang sedang
berjalan.

1.5 Metode Penelitian


Dalam rangka mendapatkan data atau informasi pendukung dalam
penyusunan laporan ini, metodologi penelitian yang digunakan adalah :
1. Metode Pengumpulan Data
Field Research
a. Interview
Yaitu suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya
jawab kami terhadap supervisor bagian APP mengenai komunikasi
data sistem Automatic Meter Reading (AMR).
b. Dokumentasi
Yaitu kami akan menyimpulkan bahan – bahan dokumen yang
berhubungan dengan masalah yang ditelliti.
2. Metode Analisis
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.
Metode kuantitatif merupakan suatu metode yang berdasarkan pada
sebuah panduan, sehingga kami hanya mengambil data yang diperlukan
untuk penelitian.

1.6 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan penelitian ini merupakan gambaran umum untuk
memudahkan pembaca dalam menganalisa dan memahami tentang penelitian
yang dijalankan. Sistematika penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan secara singkat latar belakang masalah, identifikasi


masalah, maksud dan tujuan, metode penelitian yang digunakan, serta sistematika
penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan, meliputi sejarah


berdirinya PT PLN, logo PT PLN, badan hukum yang menangani nya,serta
struktur organisasi dan job description. Selain itu juga bab ini membahas tentang
landasan teori yang menyangkut penelitian.

BAB III PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang penggunaan jaringan komunikasi dan perangkat


yang digunakan pada Automatic Meter Reading (AMR) yang diperoleh dari hasil
kerja praktek di PT PLN.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil penulisan laporan
penelitian ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Tempat Kerja Praktek

2.1.1 Sejarah

Berawal di tahun 1905, di kota Bandung berdiri perusahaan listrik milik


Pemerintah Kolonial Belanda dengan nama Bandoengsche Electriciteit
Maatschaappij (BEM). Selanjutnya BEM diubah menjadi perusahaan perseroan
dengan nama Gemeenschapplijk Electricitiet Bedrijf en Omstereken Voor
Bandoeng (GEBEO).

Perubahan kembali terjadi, ketika pemerintah Jepang mengambil alih


kekuasaan di Indonesia di antara rentang waktu 1942 – 1945. Pada saat itu,
pendistribusian tenaga listrik dilaksanakan oleh perusahaan yang didirikan oleh
Pemerintah Jepang dengan nama Djawa Denki Djigyo Sha Bandoeng Shi Sha.

Pasca Kemerdekaan Republik Indonesia, penguasaan pengelolaan tenaga


listrik ditangani oleh pemerintah Indonesia. Salah satunya ditandai dengan
terbentuknya perusahaan listrik di Jawa Barat dengan nama PLN Exploitasi XI
pada tahun 1961 hingga pertengahan tahun 1975. Kemudian pada kurun waktu
1975 sampai 1994, PLN Exploitasi XI diubah namanya menjadi Perusahaan
Umum (Perum) Listrik Negara Distribusi Jawa Barat.

Di tahun 1994, sejalan dengan perkembangan ekonomi dan pertumbuhan


kelistrikan yang bergerak begitu cepat, Badan Hukum PLN mengalami perubahan
dari Perusahaan Umum (Perum) menjadi Perseroan. Perubahan ini turut
mengubah nama perusahaan listik di Jawa Barat menjadi PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Barat.

Oleh karena wilayah kerjanya tidak hanya menjangkau Jawa Barat saja,
tetapi juga Propinsi Banten, maka sejak tanggal 27 agustus 2002 hingga saat ini
nama PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dilengkapi menjadi PT PLN
(Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten.

Visi :

“Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Tumbuh Berkembang, Unggul dan
Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani”

Misi :

1. Melakukan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi


kepada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.

2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas


kehidupan masyarakat.

3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

2.1.2 Logo

Gambar 1 Logo PLN

Setiap instansi / departemen mempunyai logo yang dijadikannya identitas


masing-masing. Logo tersebut dibuat dengan tujuan pelanggan atau konsumen
dapat mengenal dan mengingat instansi / perusahaan tersebut. Adapun logo yang
dimiliki PT PLN (Persero) adalah “Petir” yang telah lama digunakan oleh PT PLN
(Persero) beserta satuannya.

Menurut Surat Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara No. :


031/DIR/76 Tanggal : 1 Juni 1976 penggunaan lambang PT PLN (Persero)
memiliki arti sebagai berikut :

1. Gambar lambang PT PLN (Persero) tercantum dalam suatu bidang datar.


- Berwarna kuning keemasan.
- Berbentuk segi empat. Berskala ukuran lebar : panjang = 3 : 4
- Tanpa garis pinggir bila diperhatikan penggambaran segi empat
dapat digunakan garis pinggir sebagai batas.
2. Gambar atau lambang PT PLN (Persero) terdiri dari :
a. Petir atau kilat yang berbentuk atas tebal dan meruncing disebelah
berwarna merah darah dan memotong atau menembus ketiga garis
gelombang .
b. Tiga buah gelombang yang berbentuk sinusioda (dua setengah
perioda) berwarna biru laut, tersusun secara sejajar dalam arah
mendatar, terlentang di tengah-tengah segi empat pada dasar
kuning keemasan.
3. Gambar atau lambang diartikan sebagai berikut :
a. Petir atau kilat melambangkan tenaga listrik yang terkandung di
dalamnya.
b. Gelombang yang digunakan dalam lambang PLN berarti segala
macam tenaga (energi) dapat dinyatakan sebagai gelombang
(cahaya, listik, akuistik, dll). Kegiatan PT PLN (Persero) antara
lain mencakupi konversi segala macam tenaga (energi) menjadi
tenaga listrik.
4. Warna lambang diartikan sebagai berikut :
a. Warna kuning keemasan melambangkan keagungan Tuhan Yang
Maha Esa, serta agungnya kewajiban PT PLN (Persero).
b. Warna merah darah melambangkan keberanian dan dinamika
dalam melaksanakan tugas untuk mencapai sasaran pembangunan.
c. Warna biru melambangkan kesetiaan dari pengabdian pada tugas
untuk menuju, mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyat
Indonesia seperti dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah No.18
tahun 1972.

2.1.3 Badan Hukum

Sebagaimana telah disebutkan dalam sejarah, badan hukum PLN


mengalami perubahan dari Perusahaan Umum (Perum) menjadi Perseroan.

2.1.4 Struktur Organisasi dan Job Description

Organisasi PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten dipimpin oleh seorang
General Manager. Pada jenjang berikutnya dibawah General Manager ada 6
(enam) Manajer Bidang, yaitu :

a. Manajer Bidang Perencanaan


b. Manajer Bidang Niaga
c. Manajer Bidang Distribusi
d. Manajer Bidang Keuangan
e. Manajer Bidang SDM dan Organisasi
f. Manajer Bidang Komunikasi, Hukum, dan Administrasi

Masih berada dibawah General Manager terdapat jabatan setara Manajer


Bidang, yaitu Kepala Auditor Internal.

Kantor APJ memikul tanggung jawab operasional untuk


mendistribusikan tenaga listrik, melayani pelanggan dan penjaga keandalan
pasokan listrik di masing-masing wilayah pengusahaannya.
Gambar 2 Struktur Organisasi dan JOb Description

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Meter Elektronik

Meter elektronik adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur energi
listrik yang dikonsumsi oleh pelanggan. Layar LCD biasanya digunakan untuk
tampilan layar pada meter elektronik, yang menampilkan diantaranya jumlah
energi yang terpakai, beban maksimum pemakaian, energi reaktif, dan lain-lain.
Fungsi utama meter elektronik adalah dapat mengirimkan data hasil pembacaan
dari jarak jauh pada waktu yang telah diatur atau pada saat administrator
membutuhkan data tersebut, menggunakan koneksi yang telah ditentukan
sebelumnya. Meter elektronik harus dikalibrasi terlebih dahulu sebelum
didistribusikan kepada pelanggan.

Meter elektronik yang digunakan di PLN berdasarkan edaran direksi PT


PLN (Persero) No. 027.E/012/DIR/2004 tentang fitur dan protokol kWh Meter
Elektronik terbagi atas tiga kelas akurasi meter elektronik, yaitu sebagai berikut:
1. Pelanggan TT (daya > 30 MVA) : kelas akurasi 0,2.
2. Pelanggan TM (daya >200 kVA) : kelas akurasi 0,5.
3. Pelanggan TM (daya, 200 kVA) : kelas akurasi 1,0 atau lebih baik.
Beberapa fitur atau keutamaan meter elektronik adalah sebagai berikut:
1. Mengkukur beberapa parameter listrik.
2. Mengukur daya/energi di empat kuadran aktif dan reaktif.
3. Mengukur kVA Max Demand serta mencatat waktu dan tanggal
kejadiannya.
4. Merekam data hasil pengukuran antara lain energi aktif (kWh), energi
reaktif (kVARh), besaran arus (A), tegangan (V), faktor daya (Cos Phi)
dengan interval waktu 15, 30, 45, dan 60 menit atau sesuai dengan
kebutuhan (programmable).
5. Desain dan arsitektur yang lebih baik dan efisien.
6. Dapat dibaca atau diprogram secara remote ataupun lokal.

kWh + kWh - Time Load

Switch Profiles

kvrah+ kvrah - HZ kVA

+ Diagnostic & tamper V I PF

Log Book History book Summation

+ Input / outputs, com

Kondisi pemakaian listrik konsumen dapat dilihat dalam meter elektronik melalui
tampilan dalam bentuk diagram lingkaran yang terbagi dalam 4 kuadran.
+ Q kVAR h
+

II I

-P +P
IMPORT EXPORT
(Terima) III IV (Kirim)

- Q kVAR h -

Pada kuadran 1: jika energi aktif (kWh) bernilai positif dan energi reaktif
(kVARh) bernilai positif, maka kondisi pemakaian listrik normal.

Pada kuadran 2 : jika energi aktif (kWh) bernilai negatif dan energi reaktif
(kVARh) bernilai positif, maka kondisi beban terbalik / sifat beban induktif.

Pada kuadran 3 : jika energi aktif (kWh) bernilai negatif dan energi reaktif
(kVARh) bernilai negatif, maka kondisi beban terbalik / sifat beban kapasitif.

Pada kuadran 4 : jika energi aktif (kWh) bernilai positif dan energi reaktif
(kVARh) bernilai negatif, maka kondisi beban kapasitif.

Beberapa jenis meter elektronik yang digunakan PLN saat ini adalah sebagai
berikut:

1. M.E. “Schlumberger” Type INDIGO+


Gambar 3 ME "S chlumberger" Type INDIGO+

Pada meter elektronik INDIGO+, tampilan-tampilan yang ada yaitu:

a) Nomor serial meter


b) Tanggal
c) Jam
d) Cos Phi (Power Factor)
e) KW sesaat
f) Rate. 1 kWh WBP IMPORT
g) Rate. 2 kWh LWBP IMPORT
h) Total kWh import
i) Total kVARh import
j) Maximum demand kVA import
k) Maximum demand date
l) Maximum demand time
m) Tegangan fasa R
n) Tegangan fasa S
o) Tegangan fasa T
p) Arus fasa R
q) Arus fasa S
r) Arus fasa T
s) Total kWh export
t) Rate. 2 kWh import

2. M.E. “Edmi” Type Genius MK6


Gambar 4 ME "Edmi" Type Genius MK6

Tampilan display utama pada meter elektronik EDMI adalah sebagai berikut:

a) Nomor seri meter


b) Tanggal – bulan – tahun
c) Jam
d) Total PF LAG (Cos Phi)
e) kW sesaat
f) stand kWh WBP
g) stand kWh LWBP
h) total stand kWh
i) total stand kVARh
j) kVA maks
waktu (tgl – bln – th & jam) kVA maks
k) tegangan & arus (R, S, T)
l) total kWh export
m) status alarm kini
n) status alarm lalu

berikut ini adalah kode status alarm meter elektronik EDMI genius EFA
(Equipment Failure Alarm)

a) S = asymmetric power
b) V = voltage tolerance error
c) F = VT failure
d) R = incorrect phase ratation
e) C = clock failure
f) M = reverse power
g) F = calibration data loss
h) H = modem failure
i) X = RAM failure or LCD failure
j) Y = program flash failure
k) Z = data flash failure
l) N = pulsing output overflow
m) D = battery failure
n) U = user defined

3. M.E. “Actaris” Type SL7000

Gambar 5 ME "Actaris" Type SL7000

4. M.E. “Landys & GYR” Type ZMD 405CT

Gambar 6 ME "Landys & GYR" Type ZMD 405CT

Berikut ini adalah data / besaran & nilai yang terdapat pada tampilan meter
elektronik merk actaris dan landys GYR :
1. Nomor seri meter Sesuai no. Seri yang terpasang
2. Tanggal, bulan, dan tahun Real time
3. Jam Real time
4. Power factor (Cos Phi) Real time / berubah sesuai keadaan
5. kVA atau kW Real time / berubah sesuai keadaan
6. kWh WBP Continous (terus bertambah)
7. kWh LBWP Continous (terus bertambah)
8. total kWh (WBP + LWBP) Continous (terus bertambah)
9. kVARh Continous (terus bertambah)
10. kVA maks demand Menampilkan pemakain tertinggi
(jam – tgl – bln – thn) pada bulan berjalan
11. tegangan phasa R Tegangan sekunder dari PT (phasa R-
N)
12. tegangan phasa S Tegangan sekunder dari PT (phasa S-
N)
13. tegangan phasa T Tegangan sekunder dari PT (phasa T-
N)
14. arus phasa R Arus sekunder dari CT (phasa R)
15. arus phasa S Arus sekunder dari CT (phasa S)
16. arus phasa T Arus sekunder dari CT (phasa T)
17. energi reverse Energi yang terukur bila terjadi
abnormal

5. M.E. TR “Changsa Wei Sheng” Type DTSD341

Gambar 7 ME "Changsa Wei Sheng" Type DTSD341

Pada meter elektronik Changsa Wei Sheng, terdapat kode dan nilai yang
ditampilkan yang isinya adalah sebagai berikut:

1. 70080 Error code


2. 80003 Nomor serial meter
3. 80004 ID pelanggan
4. 80005 ID pelanggan / lanjutan
5. 80000 Tanggal (real time)
6. 80001 Jam (real time)
7. 60000 Cos Phi
8. 30000 kW sesaat
9. 00001 Stand kWh WBP
10. 00002 Stand kWh(LBWP
11. 00000 Total kWh (WBP + LWBP)
12. 00010 Stand kVARh
13. 10010 kVA max.
14. 20010 Tanggal / bulan / tahun terjadi kVA
max.
15. 40010 Tegangan sekunder (PT) phasa R
16. 40200 Tegangan sekunder (PT) phasa S
17. 40300 Tegangan sekunder (PT) phasa T
18. 50100 Arus sekunder (CT) phasa R
19. 50200 Arus sekunder (CT) phasa S
20. 50300 Arus sekunder (CT) phasa T

Adapun data / besaran & nilai yang terdapat pada tampilan meter elektonik khusus
untuk semua merk meter baru (parameterisasi per 05 Juni 2006) adalah sebagai
berikut :

1. Nomor seri meter Sesuai No.seri Meter yang terpasang


2. Tanggal, Bulan, dan Tahun Real Time
3. Jam Real Time
4. Power factor (cos phi) Real Time / Berubah Sesuai Keadaan
5. kVA atau kW Real Time / Berubah Sesuai Keadaan
6. kWh WBP Continous (Terus Bertambah)
7. kWh LWBP.1 Continous (Terus Bertambah)
8. kWh LWBP.2 Continous (Terus Bertambah)
9. total kWh Continous (Terus Bertambah)
(WBP + LWBP1+LWBP
2)
10. kVARh LAG Continous (Terus Bertambah)
11. kVARh LEAD Continous (Terus Bertambah)
12. kVA maks WBP Menampilkan Pemakaian tertinggi
(jam – tgl – bln – thn) pada bulan berjalan
13. kVA maks LWBP.1 -sda-
14. kVA maks LWBP.2 -sda-
15. Tegangan phasa R Tegangan sekunder dari PT (phasa
R-N)
16. Tegangan phasa S T Tegangan sekunder dari PT (phasa S-
N)
17. Tegangan phasa T Tegangan sekunder dari PT (phasa
T-N)
18. Arus phasa R Arus sekunder dari CT (phasa R)
19. Arus phasa S Arus sekunder dari CT (phasa S)
20. Arus phasa T Arus sekunder dari CT (phasa T)
2.2.1.1 Penggunaan Meter Elektronik

Latar belakang dari penggunaan Meter Elektronik adalah sebagai


berikut :
1. Menjelaskan barang bukti kelainan APP di sidang pengadilan apabila
ada gugatan dari pelanggan, berupa rekaman data meter elektronik.
2. Menekan losses (teknis & non teknis), berupa deteksi awal kelainan
APP.
3. Meningkatkan pelayanan, berupa pembacaan meter secara remote dan
akurat.

Acuan mengenai penggunaan meter elektonik yaitu :


1. SE No.011/82/DIR/1997 Tentang penggunaan meter elektronik
2. TDL 2003, penjelasan tentang penggunaan meter elektronik pada
pelanggan sesuai golongan tarifnya.

2.2.1.2 Meter Elektronik dan Meter Elektro Mekanik

Diantara Meter elektronik terdapat meter elektro mekanik. Meter


elektronik bekerja berdasarkan prinsip elektronis. Sinyal arus dan tegangan
diteruskan ke sinyal prosesor modul, meliputi modul-modul :

a. Transformer modul
b. Power supply modul
c. Analog to digital modul
d. Register processor modul
e. Display modul
f. Mass memory modul
g. Input / output modul
h. Communication modul
Sedangkan meter elektro mekanik bekerja berdasarkan prinsip
elektro mekanik. Arus dan tegangan listrik menimbulkan gaya listrik yang
menggerakkan / memutar piringan pada porosnya. Putaran poros piringan
diteruskan melalui roda-roda gigi ke drum register. Selain itu juga
perbedaan cara kerja antara meter elektonik dengan meter elektro mekanik
adalah sebagai berikut :

1. Meter elektronik
a. I dan V menghasilkan modul pulsa
b. Ditransformer modul Analog to Digital
c. Register to digital modul
d. Display modul
e. Input / output modul
f. Communication modul
2. Meter elektro mekanik
a. I dan V menghasilkan medan listrik / GGL
b. Induksi magnit
c. Piringan berputar
d. Register mekanis
e. Alat ukur satu satuan energi

2.2.1.3 Fitur meter elektronik

Beberapa fitur yang terdapat dalam meter elektronik yang


digunakan dan didistribusikan kepada konsumen oleh PLN antara lain:

1. Mengukur beberapa parameter listrik


2. Mengukur daya / energi di 4 kuadran aktif dan reaktif
3. Mengukur max demand serta mencatat waktu dan tanggal
kejadiannya
4. Merekam hasil ukur kwh, kvarh, a, v, cosq, dengan interval 15, 30,
45, 60 menit sesuai kebutuhan (programmable)
5. Mendeteksi kelainan – kelainan hasil pengukuran akibat kesalahan
alat maupun akibat pencurian / pemakaian tidak sah
6. Pembacaan / pemrograman meter secara remote maupun lokal
7. Dilengkapi security level pada meter dan password pada software
program
8. Dilengkapi power super capasitor dan baterai untuk backup clock
selama 720 jam
9. Mengirim sinyal untuk memutus / koneksi beban
10. Export / import energi
11. Mengukur daya / energi yang dikonsumsi pelanggan untuk proses
billing
12. Memantau karakteristik / mutu penyaluran daya dan energi ke
pelanggan
13. Mutu pelayanan listrik terdiri dari : kontinuitas penyaluran (lama
dan frekuensi pemadaman), tegangan, dan frekuensi.

2.2.1.4 Kategori Meter Elektronik

Meter elektronik dibedakan ke dalam beberapa kategori


diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Cara penyambungannya yang terdiri dari :


a. Sambungan langsung
b. Sambungan tidak langsung dengan Trafo Arus (CT)
c. Sambungan tidak langsung dengan Trafo Arus (CT) dan Trafo
Tegangan (PT)
d. Alasan pemakaian CT-PT untuk metering
e. Penggunaan faktor perkalian akibat penggunaan CT-PT
f. CT untuk metering dan proteksi
2. Golongan pelanggan PLN
1. Pelanggan Tegangan Tinggi  TT / TT / TT
(TT)  TT / TT / TM
 TT / TM / TM

2. Pelanggan Tegangan  TM / TM / TM
Menengah (TM)  TM / TM / TM
 TM / TR / TR

3. Pelanggan Tegangan Rendah  TR / TR / TR


(TR)
TET : > 245 KV
Lihat TDL TT : 35 KV s/d 150 KV
TM : >100 V s/d <35 KV

4. Batasan daya pelanggan


1. Pelanggan Tegangan Tinggi (TT) 30 MVA

2. Pelanggan Tegangann Menengah 200 KVA s/d 30 MVA


(TM)
3. Pelanggan Tegangan Rendah 197 KVA
(TR)
Lihat TDL

5. Spesifikasi meter elektonik


Type Sambungan Sambungan tak Langsung
langsung
Pengawatan : 3 Fasa 3 Kawat 3 Fasa 4 Kawat 3 Fasa 4
Kawat
Tegangan : 110 – 220 57,7/100 – 232/400 230/400
Arus : 5(10) 20/60 – 50/100
Kelas : 0,2 – 0,5 1,0 – 2,0
Konstanta : 0,025 0,05
Frekuensi : 50 - 60
Interval : 5, 10, 15, 30,
Demand 60
Channel : 4,8
Temperatur : 250 c – 550c
Dimensi : Lebar 195 Tinggi : 285,5 Tebal : 106,8

2.2.1.5 Software Meter Elektronik

Software meter elektronik merupakan perangkat lunak untuk


memprogram dan membaca meter elektronik masing – masing merk dan
type meter mempunyai tersendiri untuk keperluan tersebut. Sebelum
dipasang di lokasi, meter elektronik diprogram dan disetup parameter
listriknya agar dapat berfungsi sesuai dengan kebutuhan.

Merk / Type meter Nama Software


ACTARIS : - INDIGO+ - IIMS
- SL.700 - DINO +

LANDYS & GYR : - ZMD 405 - MAP.120

EDMI : - GENIUS MK.6 - EZIVIEW

Komunikasi dengan meter elektronik dapat dilakukan secara berikut :


1. Local communication (optical communication)
2. Remote reading (modem communication : PSTN, GSM, CDMA)
3. Local communication / remote reading (kabel kontrol)
2.2.1.6 Pembacaan Meter Elektronik

AMR atau Automatic Meter Reading adalah sistem pembacaan


meter jarak jauh secara otomatis dengan menggunakan software tertentu
melalui saluran komunikasi (PSTN, GSM, PLC / frekuensi radio) yang
terpusat dan terintegrasi dari ruang kontrol.

Penerapan AMR merupakan suatu usaha untuk menurunkan susut


kWh distribusi melalui pengukuran yang akurat (Internal PLN) dan
meningkatkan mutu pelayanan kepada pelanggan (Eksternal PLN).
Dimana pengukuran yang akurat ini adalah pengukuran energi yang
mempunyai peranan yang sangat vital dalam menentukan pendapatan
perusahaan. Dalam mengukur energi tersebut menggunakan Meter kWh
yang berfungsi sebagai alat ukur transaksi energi antara perusahaan dengan
pelanggan yang harus disepakati oleh kedua belah pihak dan mendapat
legalitas dari pemerintahan (Direktorat Metrologi).

Untuk pencatatan energi, diperlukan energi listrik yang diterima


dari PLN P3B diukur oleh meter elektronik (ME) kelas 0,2s, dicatat setiap
tanggal 01 pukul 10.00 WIB secara manual. Meter elektronik (ME)
dipasang pada incoming trafo tenaga (pelanggan TT) dan outgoing trafo
tenaga 150 / 20 KV. Energi listrik yang dijual kepada pelanggan diukur
oleh ME kelas 0,5s (untuk pelanggan TM) dan kelas 0,2s (untuk pelanggan
TT). Sehinggga selisih antara energi listrik yang diterima dari PLN P3B
dengan energi listrik yang dijual kepada pelanggan, setelah dikurangi
pemakaian sendiri, didefinisikan sebagai susut kWh distribusi. Data hasil
pengukuran ME yang dipasang di pelanggan dapat diperoleh melalui
berbagai cara, yaitu :

1. Secara lokal, membaca tampilan meter (seperti MK)


2. Secara lokal, melakukan download data melalui optical probe
menggunakan software meter
3. Secara remote (jarak jauh) melalui saluran komunikasi, dengan
melakukan „dial up‟ dari komputer, menggunakan software meter
atau software aplikasi
4. Secara remote dan otomatis (tanpa „dial up‟), sesuai jadwal yang
ditetapkan.

2.2.2 Global System for Mobile Communications (GSM)

GSM adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat global.


Teknologi ini memanfaatkan gelombang mikro dan pengiriman sinyal yang dibagi
berdasarkan waktu, sehingga sinyal informasi yang dikirim akan sampai pada
tujuan. GSM dijadikan standar global untuk komunikasi seluler sekaligus sebagai
teknologi selular yang paling banyak digunakan orang di seluruh dunia. Teknologi
GSM banyak digunakan pada komunikasi bergerak, khususnya telepon genggam.

2.2.3 Public Switched Telephone Network (PSTN)

PSTN adalah suatu jaringan telepon umum yang terdiri dari jaringan
telepn, kabel fiberoptik, jalur transmisi microwave, jaringan seluler, dan satelit
komunikasi yang saling berhubungan yang dapat membuat semua telepon di dunia
berkomunikasi satu sama lain. Pada awalnya, PSTN adalah sebuah jaringan
analog telepon berkabel, namun saat ini hampir semua inti dari PSTN berbasiskan
teknologi digital dan tidak hanya mencakup jaringan telepon tetap saja, melainkan
jaringan telepon seluler.

2.2.4 Modem

Modem adalah singkatan dari Modulator Demodulator. Modulator


merupakan bagian yang mengubah sinyal informasi ke dalam sinyal carrier yang
siap untuk dikirimkan, sedangkan demodulator adalah bagian yang berfungsi
menerjemahkan sinyal carrier dan memisahkannya dari sinyal informasi yang
berisi data atau pesan sehingga informasi tersebut dapat diterima dengan baik di
tempat tujuan. Modem adalah penggabungan keduanya, yang berarti bahwa
modem adalah alat komunikasi dua arah. Dengan kata lain, modem merubah
sinyal digital pada komputer menjadi sinyal analog yang siap dikirimkan melalui
mediumnya dan mengubah kembali sinyal analog menjadi sinyal digital pada
komputer tujuan. Setiap perangkat komunikasi jarak jauh dua arah pada umumnya
menggunakan bagian yang disebut modem, walaupun istilah modem lebih sering
digunakan sebagai perangkat keras pada komputer. Secara fisik, modm terbagi
atas modem eksternal dan modem internal. Beberapa jenis modem antara lain
modem analog, modem ADSL, modem kabel, dan Modem CDMA.

Gambar 8. Modem eksternal

Gambar 9. Modem internal

2.2.5 GPRS

GPRS (singkatan bahasa Inggris: General Packet Radio Service, GPRS)


adalah suatu teknologi yang memungkinkan pengiriman dan penerimaan data
lebih cepat jika dibandingkan dengan penggunaan teknologi Circuit Switch Data
atau CSD. Sering disebut pula dengan teknologi 2,5G.
GPRS merupakan sistem transmisi berbasis paket untuk GSM yang
menggunakan prinsip 'tunnelling'. Ia menawarkan laju data yang lebih tinggi. Laju
datanya secara kasar sampai 160 kbps dibandingkan dengan 9,6kbps yang dapat
disediakan oleh rangkaian tersakelar GSM. Kanal-kanal radio ganda dapat
dialokasikan bagi seorang pengguna dan kanal yang sama dapat pula digunakan
secara berbagi ('sharing') di antara beberapa pengguna sehingga menjadi sangat
efisien.

Dalam teorinya GPRS menjanjikan kecepatan mulai dari 56 kbps sampai


115 kbps, sehingga memungkinkan akses internet, pengiriman data multimedia ke
komputer, notebook dan handheld computer. Namun, dalam implementasinya, hal
tersebut sangat tergantung faktor-faktor sebagai berikut:

1. Konfigurasi dan alokasi time slot pada level BTS


2. Software yang dipergunakan
3. Dukungan fitur dan aplikasi ponsel yang digunakan

Komponen-komponen utama jaringan GPRS adalah :

1. GGSN (Gateway GPRS Support Node): gerbang penghubung jaringan


GPRS ke jaringan internet. Fungsi dari komponen ini adalah sebagai
interface ke PDN (Public Data Network), information routing, network
screening, user screening, address mapping.
2. SGSN (Serving GPRS Support Node): gerbang penghubung jaringan
BSS/BTS ke jaringan GPRS. Komponen ini berfungsi untuk
mengantarkan paket data ke MS, update pelanggan ke HLR, registrasi
pelanggan baru.
3. PCU : komponen di level BSS yang menghubungkan terminal ke jaringan
GPRS

SGSN bertugas :

1. Mengirim paket ke Mobile Station (MS) dalam satu area

2. Mengirim sejumlah pertanyaan ke HLR untuk memperoleh profile data


pelanggan GPRS (management mobility)
3. Mendeteksi MS-GPRS yang baru dalam suatu area servis yang menjadi
tanggung jawabnya (location management)

4. SGSN dihubungkan ke BSS pada GSM dengan koneksi Frame Relay


melalui PCU (Packet Control Unit) di dalam BSC

Sedangkan GGSN bertugas :

1. Sebagai interface ke jaringan IP external seperti : public internet atau


mobile service provider

2. Meng-update informasi routing dari PDU ( Protocol Data Units ) ke SGSN


BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kegiatan Kerja Praktek

Jenis penelitian kerja praktek yang kami lakukan di PT PLN (Persero)


Distribusi Jawa Barat & Banten APJ Bandung adalah penelitian lapangan, yaitu
penelitian yang dilakukan dengan cara terjun langsung dan meneliti sistem AMR
yang sedang digunakan. Dari sistem AMR, kami mengambil jaringan komunikasi
dan perangkat yang ada pada sistem tersebut sebagai bahasan utama kami. Kami
juga diajak oleh pihak APP untuk pergi melihat Automatic Meter Reading (AMR)
yang terdapat di pelanggan. Pada saat menganalisis sistem tersebut, pihak APP
maupun petugas lapangan bisa diajak kerja sama dalam memberikan informasi
yang kami butuhkan. Akan tetapi, kegiatan untuk melihat Automatic Meter
Reading (AMR) secara langsung di pelanggan tidak terlalu sering dilakukan. Hal
ini dikarenakan pihak APP menyuruh kami untuk menganalisis sistem Automatic
Meter Reading (AMR) yang terdapat di kantor APP saja. Adapun waktu
penelitian kami dimulai pada tanggal 02 Agustus – 02 September 2010.

Agustus September
No Kegiatan Minggu ke :
I II III IV I
1. Survey Lapangan
2. Analisis
Perangkat Keras
3. Analisis Jaringan
Komunikasi Data

3.2 Data Kerja Praktek

3.2.1 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan

Perusahaan Listrik Negara (PLN) saat ini menerapkan meter


elektronik yang dapat melakukan pembacaan dan perekaman data listrik
secara otomatis untuk para pelanggan listrik skala industri khususnya daerah

27
distribusi Banten & Jawa Barat APJ Bandung menggunakan sistem
Automatic Meter Reading (AMR). Sistem ini dapat memantau jumlah
pemakaian daya listrik oleh pelanggan skala industri dan dapat mengontrol
langsung segala kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas meter elektronik
dari kantor PLN khususnya bagian Alat Pengukur Pembatas (APP) tanpa ada
petugas pembaca meteran. Dengan demikian keakuratan data pemakaian
listrik oleh pelanggan bisa terjamin.

Pengoperasian sistem Automatic Meter Reading (AMR) ini


melakukan pembacaan energi listrik dengan cara menurunkan terlebih dahulu
tegangan listrik dari 40 KV menjadi 220 V menggunakan current transformer,
kemudian tegangan dikonversikan menjadi data digital pada mesin meteran
agar dapat diukur dengan parameter pengukuran seperti daya, energi, dan
lain-lain. Setelah ini data digital dapat disimpan ke memori, ditampilkan
lewat LCD display, atau dikirimkan ke database PLN lewat modem.
Komunikasi data yang dipakai oleh PLN saat ini yaitu berbasis PTSN dan
GSM.

3.2.1.1 Perangkat AMR

Perangkat AMR terdiri dari :

1. Perangkat keras (hardware), diantaranya sebagai berikut :


1. Meter Elektronik atau ME
Dalam pengukuran dengan menggunakan Meter Elektronik atau ME
ini, perlengkapan seperti meter kWh, meter kVARh , meter arus, meter
tegangan, time switch dan selector switch semuanya sudah tergabung /
compact dalam satu kemasan, dimana meter elektronik tersebut dapat
menampilkan / mengukur data tersebut diatas. Sebelum dipakai untuk
melakukan pembacaan meteran listrik, maka Meter Elektronik atau
ME harus di tera terlebih dahulu dan di-setting, dimana dalam
penyettingan ini Meter Elektronik atau ME diberi nama (data diri) dan

28
password di meterannya. Hal ini dilakukan untuk melindungi Meter
Elektronik atau ME dari hal yang tidak diinginkan. Setiap terjadi
pengaksesan alat meteran, data disimpan di log book. Adapun meter
elektronik yang baik untuk digunakan dalam pembacaan meteran
listrik yaitu :
- Tegangan pengukuran 57,7 Volt untuk Tegangan Menengah (TM)
atau 230 Volt untuk Tegangan Rendah (TR)
- Tampilan / display harus jelas dan mudah terbaca.
- Kemampuan fitur : mengukur besaran listrik seperti tegangan, arus,
energi (aktif dan reaktif), faktor daya, mampu mengukur kedip
tegangan, harmonisa
- Terminal I/O yang dapat dipakai untuk maksud – maksud tertentu.

Meter Elektronik atau ME yang tidak digunakan oleh pelanggan,


dikembalikan ke PLN untuk disetting lagi.

2. Modem
Modem yang digunakan di PLN ini adalah modem GSM yang dipakai
sebagai penghubung antara saluran komunikasi dengan meter
elektronik / komputer. Selain mempunyai tipe yang berbeda-beda
sesuai dengan saluran komunikasinya, dalam pemasangannya juga
bersifat internal atau eksternal. Modem internal ini menyatu dengan
meter, menggunakan sumber tegangan dari meter, dan sumber
gangguan berkurang. Sedangkan modem eksternal letaknya terpisah
dan sumber tegangan dari luar. Sebelum dipakai, modem GSM ini
terlebih dahulu disambungkan ke bagian antena, ke bagian adaptor /
teg DC, dan ke bagian kabel data / meter. Setelah semuanya
tersambung maka lampu LED akan menyala untuk mengindikasikan
bahwa modem tersebut aktif dan bisa digunakan.
3. Komputer dipakai sebagai alat untuk melakukan pemrograman dan
pembacaan meter elektronik
4. Server yang dipakai untuk menyimpan data meter elektronik

29
5. Media / Saluran Komunikasi, dipakai untuk menghubungkan antara
komputer dengan meter elektronik, dapat berupa telepon PSTN
dan/atau GSM.
2. Perangkat lunak (software), seperti software meter dan software aplikasi.
Setiap meter elektronik mempunyai softwarenya masing-masing. Software
tersebut bersifat unik, hanya dapat dipakai untuk dan oleh meter yang
bersangkutan, seperti IIMS (Indigo+), Ezyview (EDMI), Dyno+ (SL700),
MAP120 (ZMD). Software yang digunakan di PLN Distribusi Banten &
Jawa Barat APJ Bandung ini yaitu software AMETYS. Namun terdapat
satu software khusus yang dapat membaca seluruh meter yang digunakan,
yang dinamakan AISystem. AISystem yang merupakan software AMR,
database server, dan software DMR (Data Management Report). Di bawah
ini merupakan contoh tampilan awal dari software AMETYS dan produk
dari software tersebut.

Gambar 10 Tampilan Awal Software AMETYS

30
Gambar 11 About Software AMETYS

3.2.1.2 Konfigurasi Sistem AMR

APL non master &


kantor distribusi

server
Meter elektronik

Database
server

Backup system
Communication media DBMS
- PSTN
- GSM
LAN
Billing system
- billing
-account

AMR software -energi information


-power quality
D
-load profile
M
-tempering data
R
-event and alarm

Sistem AMR dilengkapi dengan beberapa integrasi-integrasi untuk lebih


meningkatkan mutu pelayanan terhadap pelanggan, diantaranya yaitu :

31
1. Integrasi dengan billing system. Keluaran AMR langsung dijadikan
masukan dalam proses penerbitan rekening, tanpa melakukan entry data
lagi. Data billing yang diambil dilakukan secara otomatis.
2. Integrasi dengan aplikasi web. Keluaran AMR dimasukkan ke dalam
website PLN yang dapat diakses oleh masing-masing pelanggan, dengan
menggunakan ID pelanggan.

3.2.1.3 Peneraan Meter Elektronik

Peneraan meter elektronik dapat dilakukan dengan sistem perbandingan


energi. Berikut ini adalah rangkaian pengawatannya.

Meter Meter
Sumber Standard yang diuji
Beban

S = {E2 – E1) / E1} x 100%

dimana :

S = kesalahan Kwh meter

E1 = energi total yang diukur Kwh standar

E2 = energi total yang diukur meter yang diuji

3.2.1.4 Penyegelan Meter Elektronik

32
Penyegelan meter elektronik dilakukan setelah meter dikalibrasi sesuai
aturan yang berlaku, menyatakan bahwa meter tersebut sudah dapat digunakan
sebagai alat transaksi yang sah. Segel yang terpasang pada meter elektronik
adalah segel tera / tanda sah dari badan meteorologi departemen perindustrian
dan perdagangan serta segel pengamatan dari PLN.

3.2.1.5 Comissioning (Pemeriksaan Pengawatan Meter Elektronik)

Comissioning adalah suatu kegiatan yang dilksanakan setelah pekerjaan


pemasangan / instalasi meter elektronik selesai dan meter elektronik tersebut
sudah berfungsi sebagai alat ukur energi listrik.

Untuk pengecekan dan pembuktian bahwa wiring / pengawatan


pengukuran energi listrik dengan meter elektronik sudah benar dan berfungsi
sebagaimana mestinya maka harus melakukan comissioning.

Comissioning ini dilakukan dengan menggunakan software masing-


masing merk / type meter elektronik yang digunakan, yaitu :

a. Meter Indigo+ dengan software : IIMS atau I Plus (I+) atau Ametris
b. Actaris / SL 7000 dengan software : Dyno+ (AIMS 7000) atau Symetris
c. Edmi / Genius dengan software : EZYVIEW
d. Landis & Gyr dengan software : MAP 120

Dalam melakukan comissioning terhadap meter elektronik yang sudah


dipakai dapat diperlukan peralatan yaitu :

1. Laptop / Note Book yang sudah diinstal software meter yang terpasang
2. Printer dot matrix (LX 300) atau printer lainnya
3. Optical Probe / Optocoupler
4. Kertas Printer / countinous form 3 atau 4 fly
5. Sumber tegangan untuk printer / laptop

Comissioning yang telah dilakukan dapat meyakinkan kebenaran


pengawatan meter elektronik. Dari hasil comissioning tersebut, dapat kita lihat :

a. Besaran arus dan tegangan masing-masing fasa

33
b. Gambar phasor / perbedaan sudut arus dan tegangan masing-masing
fasa
c. Phase Rotation (Urutan fasa)
d. Besaran energi yang terukur yang ditampilkan pada display meter
elektronik

Lembaran / print out dari hasil comissioning tersebut ditandatangani


bersama dan didistribusikan seperti halnya penandatanganan dan pendistribusian
Berita Acara (BA) lainnya.

3.2.1.6 Pemeriksaan Tampilan Display Meter Elektronik

Meter elektronik yang terpasang dan sudah dioperasikan, akan


menampilkan data-data dan nilai / besaran-besaran yang terukur meliputi
keterangan-keterangan sebagai berikut:

1) Nomor Seri meter : Sesuai No. Seri meter yang terpasang


2) Tanggal, Bulan dan Tahun : real time
3) Jam : real time
4) Power faktor (Cos Phi) : real time / berubah sesuai keadaan
beban
5) kVA atau kW : real time / berubah sesuai keadaan
beban
6) kWh (WBP) : Continous (terus bertambah)
7) kWh (LWBP) : Continous (terus bertambah)
8) Total kWh (WBP+LWBP) : Continous (terus bertambah)
9) kVARh : Continous (terus bertambah)
10) Max demand kVA : berubah / menampilkan pemakaian
tertinggi pada bulan berjalan
Max demand date (Tgl-Bln-Thn) : saat terjadi beban maksimum
Max demand time (Jam) : waktu terjadi beban maksimum
11) Tegangan phasa R : tegangan sekunder PT (phasa R-N)
12) Tegangan phasa S : tegangan sekunder PT (phasa S-N)
13) Tegangan phasa T : tegangan sekunder PT (phasa T-N)

34
14) Arus phasa R : Arus sekunder CT (phasa R)
sesuai beban
15) Arus phasa S : Arus sekunder CT (phasa S)
sesuai beban
16) Arus phasa T : Arus sekunder CT (phasa T)
sesuai beban
17) Energi reverse : energi yang terukur bila terjadi
abnormal

3.2.1.7 Download Data Meter

Download data meter elektronik adalah kegiatan untuk melihat /


mengambil data-data yang terekam dalam memory meter elektronik untuk
dievaluasi apakah pengukuran energi di pelanggan terukur normal secara continue
atau dalam waktu-waktu tertentu energi yang digunakan pelanggan tidak terukur
secara normal (abnormal). Download data secara periodikAnomali dalam
pengukuran energi biasa terjadi karena adanya:

a. Gangguan peralatan / perlengkapan pengukuran di dalam gardu


b. Gangguan peralatan / perlengkapan pengukuran di dalam box / APP
c. Gangguan sistem
d. Tempering atau indikasi pelanggaran lainnya
e. Harmonisa, dan lain-lain.

Disamping hal-hal tersebut diatas, download data meter juga dapat


digunakan untuk mengetahui kurva / grafik pemakaian energi / beban di
pelanggan yang bersangkutan. Download data meter dapat dilaksanakan secara
remote atau automatic dari ruang kontrol AMR apabila meter elektronik yang
terpasang di pelanggan sudah dilengkapi dengan sarana komunikasi / modem
(PSTN ataupun GSM).

Apabila meter elektronik yang terpasang belum dilengkapi dengan sarana


komunikasi data (modem) atau modem yang sudah terpasang sedang mengalami
gangguan maka pengambilan data pada memory meter dilaksanakan secara lokal /

35
direct connected (petugas datang ke lokasi) dengan membawa laptop / notebook
(lengkap dengan software meter yang terpasang) melalui optical probe /
otocoupler, dan menyimpannya dalam soft copy atau hard copy untuk di evaluasi
lebih lanjut. Salah satu tampilan dari download data di software AMETYS yaitu :

Gambar 12 Tampilan Download Data

36
Gambar 13 Tampilan Hasil Download Data
Memory data yang tersimpan pada meter elektronik Indigo+ terdiri dari :

a. Interval data
b. Historical data
c. Current meter data
d. Current edam
e. Historical edam
f. Read scheme

Memory data yang tersimpan pada meter elektronik SL 7000 terdiri dari :

a. Total energi register


b. Energi rate register
c. Demand register
d. Maksimum demand register
e. Historical data
f. Partial read of load profile
g. Date and time meter id

37
h. Log book
i. Instantinous data
j. Network history
k. Meter history
l. Voltage quality data
m. Tempering data

Memory data yang tersimpan pada meter elektronik EDMI/Genius terdiri dari :

a. Interval 15 menit
b. Up load meter
c. Event log
d. Load survey

Memory data yang tersimpan pada meter elektronik Landys & Gyr terdiri dari :

a. Billing values and profile (base meter)


b. Service tree (base meter)
c. Service tree (communication unit)
d. Parameterization tree (base meter)
e. Dlms user association view (base meter)
f. Dlms user association view (communication unit)
g. IEC service tree (base meter)
h. IEC service tree (communication unit)
i. Instalation view for GSM

Tampilan comissioning meter actaris type SL 7000

38
Gambar 14 Tampilan Commisioning

3.2.1.8 Fitur AMR

Fitur – fitur utama dari meter elektronik yang digunakan dalam Atomatic
Meter Reading (AMR) adalah sebagai berikut :

a. Instantaneous / real time


Instantaneous adalah paembacan data hasil pengukuran secara langsung,
sebagaimana ditampilkan dalam display / tampilan meter.
Contoh tampilan atau program real time dari fitur Automatic Meter
reading (AMR) tersebut yaitu :

39
Gambar 15 Tampilan Real Time Data
Contoh tampilan data hasil real time

Gambar 16 Tampilan Data-data Hasil Proses Real Time

40
b. Load Profile
Load Profile adalah pembacaan data yang merupakan hasil pengukuran
yang direkam dan disimpan dalam memori meter.
c. Billing Stand
Billing Stand adalah penerbitan rekening listrik pelanggan. Untuk proses
penerbitan rekening diperlukan :
1. Data stand meter saat ini
2. Data stand meter bulan lalu
3. Pemakaian energi (kWh) lwbp dan wbp selama satu bulan
4. Data kva maksimum dan waktu terjadinya
5. Pemakaian kvarh selama satu bulan
d. Pembacaan meter terjadwal

3.2.1.9 Fitur Data Management Report (DMR)

Fitur – fitur yang terdapat dalam Data Management report (DMR) adalah
sebagai berikut :

a. Daftar pelanggan
b. Load profile pelanggan
c. Laporan stand energi per pelanggan
d. Laporan stand meter pelanggan per APL
e. Transfer data stand meter
f. Load profile dalam format PDF
g. Tampilan grafik arus, tegangan, dan energi
h. Daftar langganan perlu diperhatikan (DLPD)

3.2.1.10 Kelebihan Automatic Meter Reading (AMR)

Dengan dipasangnya AMR pada pelanggan, maka pemakaian kWh oleh


pelanggan dapat dipantau / dibaca setiap saat dari kantor PLN dengan hasil yang
lebih akurat . Dengan bantuan aplikasi komputer sehingga kesalahan baca yang
dilakukan oleh petugas tidak akan terjadi dan kepercayaan pelanggan kepada PLN

41
dapat tetap terjaga. Keuntungan lain yang dapat diperoleh dari penggunaan sistem
AMR ini adalah :

1. pencatatan meter lebih akurat


2. proses penerbitan rekening lebih cepat
3. penggunaan energi listrik dapat terpantau
4. upaya peningkatan mutu pelayanan melalui data langsung penggunaan energi
listrik yang dikonsumsi oleh pelanggan yang bersangkutan

3.2.1.11 Kelemahan Automatic Meter Reading (AMR)

Aplikasi teknologi AMR saat ini masih berbasis GSM dan PSTN dengan
cara “konvensional”, melakukan panggilan kepada modem seperti panggilan kepada
kartu telepon biasa. Hal ini tentunya akan membuat waktu pemanggilan menjadi tidak
efektif karena hanya satu modem yang dapat dipanggil dalam satu waktu. Beberapa
kendala dalam teknologi PSTN maupun GSM “konvensional”, diantaranya adalah
sebagai berikut:

1. Pada teknologi PSTN :


- Keterbatasan pada teknologi PSTN saat ini adalah kurangnya
fleksibilitas dalam penyesuaian dengan lokasi instalasi. Teknologi
PSTN cenderung kepada jaringan berkabel, dimana letak geografis
dari suatu meter akan mempengaruhi efektifitas pemasangan kabel.
2. Pada teknologi GSM :
- Banyaknya kasus modem tidak merespon (modem hang) yang
disebabkan memori SMS pada modem penuh ataupun modem kurang
handal daya tahannya.
- Setiap modem dalam jaringan GSM “konvensional” dapat dipanggil
oleh siapa saja, sehingga keamanan data yang terekam kurang
terjamin.
- Model koneksi point-to-point pada GSM menjadikannya tidak efektif
saat harus terjadi pemanggilan meter dalam jumlah yang besar.

42
- Biaya komunikasi pada GSM dihitung berdasarkan waktu. Jika terjadi
pemanggilan lintas operator telekomunikasi maka biaya yang
dikeluarkan akan sangat mahal.

Selain itu adanya gangguan pada sistem AMR, tidak hanya kurangnya sinyal
yang didapat tetapi juga dari faktor eksternal seperti kerusakan yang terjadi pada
modem. Dari beberapa kendala yang disebutkan diatas, maka perlu suatu adanya
teknologi baru yang dapat menggantikan atau menutupi kendala tersebut. Di bawah
ini merupakan gambar dari sistem yang lama.

APL non master &


kantor distribusi

server
Meter elektronik

Database
server

Backup system
Communication media DBMS
- PSTN
- GSM
LAN
Billing system
- billing
-account

AMR software -energi information


-power quality
D
-load profile
M
-tempering data
R
-event and alarm

Berdasarkan kelemahan yang telah disebutkan di atas, maka bagian yang akan kami
rekomendasikan yaitu bagian jaringan komunikasi yang tadinya berbasis GSM
menjadi GPRS, serta perangkat yang mendukung sistem tersebut.

43
3.3 Rekomendasi Sistem Baru

Perkembangan teknologi data komunikasi ini menunjukkan trend dominasi


penggunaan IP, utamanya TCP/IP. Dengan trend tunggal ini, harga infrastruktur
komunikasi berbasis IP menjadi paling murah dibandingkan data interface
lainnya, karena produk-produk terkait diproduksi secara massal dan oleh ribuan
vendor. Infrastruktur berbasis IP saat ini sudah tersedia, baik untuk infrastruktur
Publik (GPRS/3G, WiFi/WiMax) maupun Private (LAN/WAN/SONET).
Berdasarkan hal tersebut, maka kami merekomendasikan untuk sistem baru yang
berbasis infrastruktur Publik (GPRS/3G).

3.3.1 Perangkat berbasis IP

Perangkat yang kami rekomendasikan dalam berbasis IP ini yaitu terdiri


dari :
1. Perangkat Keras (hardware)
- Modem GPRS MLiS MLB-S-65-DC - Cinterion TC65i wireless engine
untuk keperluan aplikasi metering mempunyai beberapa fitur, diantaranya
adalah sebagai berikut:
a) Mekanisme pencegahan terhadap modem hang
Mekanisme pencegahan ini bisa dilakukan dengan hapus sms secara
otomatis dan reset modem secara periodik. Hapus sms secara otomatis
dilakukan sesuai dengan konfigurasi (aktif/non aktif) yang terdapat di
dalam modem itu sendiri, sehingga mengurangi potensi hang terhadap
modem yang disebakan oleh penuhnya memory SMS.
Sedangkan untuk reset modem dilakukan setiap hari, sehingga jika
ada modem hang dapat normal kembali maksimal 24 jam.
b) Call Screening
Melakukan seleksi terhadap setiap nomor pemanggil yang masuk
sehingga hanya nomor yang sudah terdaftar di memory modem yang
diijinkan untuk melakukan pemanggilan. Call screening bisa untuk

44
tambah nomor pemanggil baru, hapus daftar nomor pemanggil, lihat
daftar nomor pemanggil, dan aktifasi/deaktifasi call screening.
c) Koneksi otomatis ke jaringan GPRS
Mekanisme registrasi dan attach ke jaringan GPRS dilakukan secara
otomatis.
d) Koneksi GPRS untuk alamat IP statis dan dinamis
Kolaborasi dengan aplikasi Gateway server diperlukan untuk
mengatasi referensi ID yang berubah-ubah ketika menggunakan
GPRS dengan IP dinamis. Untuk menjamin komunikasi antara meter
dengan existing system baik software meter (AIMSPro, EziView,
Map110, dll) maupun software AMR maka diperlukan sebuah
converter berupa software Virtual serial modem atau menggunakan
aplikasi J2ME - Dialer GPRS.
e) Remote AT command melalui SMS
Berguna untuk melakukan pengecekan atau penulisan konfigurasi
modem tanpa harus datang ke lokasi. Dalam remote AT command ini
dilengkapi dengan format sms, jadi semua sms yang tidak sesuai
dengan format maka tidak akan direspon oleh modem. AT command
yang akan dikirim diproteksi dengan 6 digit password melalui format
<password> <AT command>. Agar dapat dikenali modem, AT
command dan password harus didaftarkan terlebih dahulu.
f) Konfigurasi modem secara otomatis
Untuk mengurangi resiko berubahnya konfigurasi modem untuk
koneksi ke meter, maka dilakukan konfigurasi secara otomatis setiap
kali modem dihidupkan.
g) Cek dan transfer sisa pulsa melalui SMS
Menggunakan format standard command lewat SMS. Modem dengan
kartu prabayar, validasi masa aktif dan sisa pulsa bisa dilakukan
dengan mengirimkan SMS. Begitu juga untuk keperluan transfer
pulsa ke nomor tertentu.
h) Kontrol status I/O pada RS232 melalui SMS

45
Dalam mengontrol status I/O ada aktifasi 2 control output dan aktifasi
1 control input. Mengatur level tegangan 2 pin output baik sebagai
pulsa maupun saklar. Melakukan monitoring terhadap 1 pin input
yang bisa dimanfaatkan untuk peringatan dini melalui SMS ketika
terjadi perubahan status.

- Interface serial (RS 232/ RS 485) untuk menghubungkan Circuit Switched


Data (CSD) protokol
- Komputer dipakai sebagai alat untuk melakukan pemrograman dan
pembacaan meter elektronik
- Gateway Server yang dipakai untuk menghubungkan dengan meter
TCP/IP dan dialer GPRS.
- Media / Saluran Komunikasi dipakai untuk menghubungkan antara
komputer dengan meter elektronik, berupa GPRS.

- Dialer GPRS mengutamakan mengambil koneksi ke internet. Dalam hal


ini tentunya menggunakan media GPRS untuk melakukan konversi
perintah-perintah CSD dari software meter maupun software AMR.
Semua data dengan protokol server secara otomatis dikonversi ke
protokol CSD yang transparan sehingga bisa dipastikan akan berjalan
dengan baik pada software meter maupun AMR tanpa melakukan
perubahan sedikitpun.

Meter software

GPRS dialer Gateway server Meter with


TCP/IP device
RS232 with CSD protocol

GPRS with gateway server protocol


AMR software
TCP/IP with gateway server protocol

Gambar 17 Dialer GPRS

46
2. Perangkat Lunak (software)
- Gateway server dengan alamat IP static & public bertindak sebagai server
socket dan melakukan tunneling komunikasi dari AMR ke meter dan
sebaliknya.

Open socket ????

2 1

AMR software Gateway server Meter with TCP/IP


device

Gambar 18 Gateway Server

Sesuai dengan gambar di atas maka mekanisme tunneling dapat dijelaskan


sebagai berikut :

1. Peralatan komunikasi TCP/IP di sisi meter (GPRS) mendaftarkan ID


uniknya di gateway server.

2. Software AMR meminta koneksi ke ID tertentu di gateway server

3. Jika ID yang diinginkan oleh software AMR ditemukan, maka gateway


server membuka jalur komunikasi khusus antara software AMR dan
meter.

Untuk menjamin komunikasi antara meter dengan existing system baik


software meter (AIMSPRO,dll) maupun software AMR maka diperlukan
sebuah converter berupa software virtual serial modem.
- Virtual Serial Modem hampir sama dengan dialer GPRS yaitu semua data
dengan protokol Gateway Server secara otomatis dikonversi ke dalam
protokol CSD yang transparant sehingga bisa dipastikan akan berjalan
dengan baik pada software meter maupun AMR tanpa melakukan
perubahan sedikitpun. Akan tetapi virtual serial modem lebih ke arah

47
menyediakan port-port untuk mengkonversi perintah-perintah CSD dari
software AMR maupun software meter.
Model komunikasi point to multi-point pada komunikasi TCP/IP akan
menjadi kurang efektif jika dalam satu waktu hanya digunakan oleh
sebuah koneksi saja, guna mengoptimalkan bandwith komunikasi yang
tersedia maka Virtual Serioral Modem juga dilengkapi dengan fitur
multiple connections. Konversi dari protokol CSD ke Gateway Server
dilakukan terhadap beberapa koneksi secara bersamaan dan simultan.

Meter software

Virtual serial Gateway server Meter with


modem TCP/IP device
RS232 with CSD protocol

TCP/IP with gateway server protocol


AMR software

Gambar 19 Virtual Modem


Berdasarkan hasil analisis di atas dan ketersediaan perangkat keras (hardware) dan
perangkat lunak (software), maka rekomendasi jaringan komunikasi baru AMR
secara keseluruhan dan perbandingannya dengan sistem yang berjalan adalah
sebagai berikut :

Sistem rekomendasi

48
Meter with Provider
TCP/IP device GPRS Provider internet
network gateway

Gateway server

Meter with
TCP/IP device

Dialer gprs

- Hapus sms otomatis


- Call screening
- Koneksi otomatis ke
jaringan GPRS
- Koneksi GPRS untuk
IP statis & dinamis
Virtual serial modem
- Remote AT command
lewat sms
- Konfigurais modem
otomatis
- Cek & transfer sisa
pulaa lewat sms AMR software
- Kontrol I/O

Backup system
Server
database

Gambar 20 Sistem AMR Baru

49
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis di atas adalah sebagai


berikut:

1. Jaringan GPRS dapat digunakan sebagai alternatif dalam sistem komunikasi


AMR, pertimbangan biaya komunikasi yang lebih murah dan model
komunikasi point to multi-point pada protokol TCP/IP memungkinkan untuk
melakukan koneksi ke berapa modem hanya dari 1 peralatan TCP/IP.
2. Automatic Meter Reading (AMR) berbasis komunikasi TCP/IP
(GPRS/3G,dll) dengan alamat IP yang dinamis mewajibkan adanya sebuah
sistem penengah yang disebut Gateway Server. Sedangkan dalam komunikasi
berbasis GSM konvensional, model yang dibutuhkan adalah model
komunikasi CSD (Circuit Switched Data).
3. Ketersediaan perangkat keras membuat jaringan komunikasi AMR berbasis
TCP/IP dapat dengan lebih mudah diimplementasikan untuk seluruh
pelanggan PLN.

4.2 Saran

Analisis Penggunaan Jaringan Komunikasi dan Perangkat pada Automatic


Meter Reading (AMR) masih terdapat kekurangan yang dapat dianalisis kembali,
baik dari segi perangkat maupun jaringan komunikasinya sehingga bisa lebih
baik lagi. Begitu juga dengan rekomendasi sistem baru, masih banyak yang dapat
dikembangkan lagi.

50
DAFTAR PUSTAKA

http://integrateknik.com/download/document/Makalah%20AMR%20-
%20by%20InTek.pdf

http://www.fulindo.co.id/product.php?items=442

http://www.fulindo.co.id/product.php?items=431

http://www.fulindo.co.id/product.php?items=432

http://en.wikipedia.org/wiki/Automatic_meter_reading

http://www.pln.co.id/pln/

http://yuan-polinema.blogspot.com/2008/05/pengertian-gprs-gprs-singkatan-
bahasa.html

http://pratiwiastuti.blogspot.com/2009/01/pengertian-gprs.html

http://sadewalima.blogspot.com/2009/07/peneraan-kwh-meter-satu-fasa.html

http://gurumuda.com/bse/jenis-jenis-kwh-meter

51

Anda mungkin juga menyukai