Anda di halaman 1dari 7

Petunjuk Naskah Ikrar dan Pertobatan

愿懺文的啟示
Yuàn chàn wén de qǐshì

Prakata: (2 menit)
Pekerjaan rumah utama bagi para pembina di masa pancaran
putih adalah sembahyang pagi dan sore hari 早 晚 獻 香 Zǎo wǎn xiàn
xiāng
Bagian terpenting pada saat sembahyang pagi dan malam adalah
ikrar pertobatan 愿 懺 文 Yuàn chàn wén untuk mengingatkan diri
sendiri bahwa membina diri adalah membina hati, bertobat dan
merubah kesalahan diri setiap hari.
Makna dari Ikrar dan Bertobat
a. Naskah Ikrar dan Pertobatan harus dibaca dengan jelas dan tulus,
karena:
1. Untuk menyatakan rasa terima kasih pada Bunda Suci yang
telah menurunkan Tao sehingga kita memiliki kesempatan untuk
menunaikan ikrar dan pulang ke Surga;
2. Untuk mengkoreksi tutur kata dan perilaku kita setiap hari;
3. Untuk bertobat atas segala dosa karma dari kelahiran-kelahiran
yang lampau;
4. Untuk berikrar mengikuti jejak Para Suci serta melintaskan Umat
manusia sehingga bersama-sama pulang kembali ke Surga.
b. Huruf mandarin 愿 yuàn (=Ikrar) memiliki arti Hati yang semula 原
心 yuán xīn, yaitu Hati nurani. Dalam membina diri perlu
mempertahankan ketulusan hati semula. Oleh karena itu ketika
kita memasuki pintu pembinaan maka harus mengembangkan
NIAT yaitu dengan berikrar agar para umat dapat dilintaskan
sehingga kita dapat mencapai Kebuddhaan.

1
c. Huruf 懺 chàn (=bertobat) mempunyai makna menyesali dan
memperbaiki kesalahan serta menghilangkan dosa. Bertobat berarti
menyesali segala kesalahan di masa lalu dan memperbaiki tabiat
buruk di masa sekarang serta berikrar tidak mengulangi lagi di masa
yang akan datang.
Petunjuk Naskah Pertobatan:
1. 餘蘊 yú yùn ;信士 Xìnshì
a. Pria: 餘 蘊 yú yùn (diikuti dengan menyebutkan nama)→
huruf 餘 yú mempunyai makna yang tertinggal dari kelahiran
lampau, huruf 蘊 yùn mempunyai makna panca skandha 五
蘊 Wǔyùn (=lima proses indera: wujud 色 sè, perasaan 受
shòu, pikiran 想 xiǎng, keinginan 行 xíng, kesadaran 識 shí).
Jadi 餘 蘊 yú yùn berarti masih adanya hati ilusi akibat
adanya panca skandha.
b. Wanita: 信 士 Xìnshì → mempelajari Tao harus mempunyai
keyakinan yang lurus
c. Meskipun dibedakan antara pria dan wanita, tetapi
kesemuanya harus menghilangkan pikiran ilusi dan
menumbuhkan keyakinan yang benar.
2. 虔 心 跪 在 明 明 上 帝 蓮 下 , 幸 受 真 傳 qiánxīn guì zài míngmíng
shàngdì lián xià, xìng shòu zhēnchuán
a. 虔心 qiánxīn mempunyai makna ketulusan hati→ dengan hati
yang tulus dan hormat pada saat bersembah sujud maka
dapat kontak dengan para Suci Para Buddha.
b. 幸 受 xìng shòu : adanya keberuntungan pada kelahiran
ini kita dapat memohon, membina dan melaksanakan
Tao. Hal ini disebabkan karena pada kelahiran yang lalu
sudah membina diri, leluhur meninggalkan kebajikan, serta
berjodoh dengan Buddha.

2
c. 真 傳 zhēnchuán: Pewarisan sejati mempunyai tiga
makna,yaitu:
i. 道 統 真 傳 dàotǒng zhēnchuán : adanya silsilah Tao
dari satu maha guru ke maha guru yang lain.
ii. 天 命 真 傳 tiānmìng zhēnchuán: adanya Firman
Tuhan baru dapat dilaksanakan pelintasan umum tiga
alam, baru adanya penurunan satu titik petunjuk dari
guru penerang, dan baru ada kemungkinan melampaui
kelahiran dan kematian.
iii. 心法真傳 xīn fǎ zhēnchuán: sejak jaman dulu Tao yang
Sejati tidak diturunkan pada enam telinga secara
bersamaan (dari satu maha guru ke maha guru
berikutnya). Tao juga langsung menunjukkan watak
sejati untuk mencapai Kebuddhaan serta tidak tertulis
dalam aksara dan diturunkan di luar ajaran→ 三 寶 sān
bǎo Tiga Mustika.
3. 彌勒祖師妙法無邊,護庇眾生,懺悔佛前,改過自新 ,同註天盤
Mílè zǔshī miàofǎ wúbiān, hù bì zhòngshēng, chànhuǐ fú qián,
gǎiguò zì xīn, tóng zhù tiān pán
a. 彌 勒 祖 師 Mílè zǔshī : Buddha Sakyamuni pernah bepesan
kepada Maitreya: Pada masa mendatang setelah lima kali
lima ratus tahun, ketika ajaran dharma sejati sirna, Maitreya
lah yang harus menjaga dan melindungi Tri Ratna (Buddha-
Dhamma-Sangha) jangan sampai terputus. Jadi Buddha
Maitreya 彌 勒 佛 Mílè fú akan hadir pada akhir zaman
untuk melanjutkan misi besar Buddha Sakyamuni, yakni
pelintasan global umat manusia.
b. 妙法無邊,護庇眾生 miàofǎ wúbiān, hù bì zhòngshēng.

3
i. Buddha Maitreya datang ke dunia BUKAN hanya untuk
menepati ramalan Sang Buddha, tetapi karena adanya
IKRAR MULIA BUDDHA MAITREYA yang ingin
mengubah dunia fana menjadi surga dunia, oleh
karena itu ajaran dan cara pembinaannya praktis
dan mudah dipelajari.
ii. Pintu dharma pembinaan Mi Le: “Tidak bermeditasi,
Tidak memutus kerisauan (tidak meninggalkan
keluarga dan pekerjaan)→ orang awam dengan
membawa karma dapat mencapai Tanah Suci Mi Le.
iii. Jika ada umat yang “melanggar aneka pantangan”
atau “berbuat Karma Jahat” bila mendengar gelar suci
maha welas asih Mi Le, bersujud untuk bertobat secara
tulus maka segala macam karma jahat akan terhapus
bersih seketika.
c. 懺悔佛前,改過自新 Chànhuǐ fú qián, gǎiguò zì xīn: bertobat
dan menyesali di hadapan Buddha/Watak Sejati, merubah
kesesatan menjalankan kebenaran untuk menjadi manusia
baru→ pembina Tao yang sejati.
Bertobat dan menyesali dengan sungguh-sungguh
dari lubuk hati maka dapat menghilangkan dosa. Dalam
sutra altar, maha guru ke-6 mengatakan: “Jika bisa
menyadari seketika dharma tertinggi pertobatan sejati,
menghilangkan kesesatan, menjalankan kebenaran,
maka akan menghapus dosa karma. Seorang pembina Tao
bila senantiasa meneropong watak sejatinya maka
akan sama dengan para Buddha.
d. 同註天盤 tóng zhù tiān pán:

4
i. 天盤 tiān pán : Wadah langit --- Tempat para Suci para
Buddha
ii. Pelintasan tiga alam merupakan kerjasama Langit dan
manusia, sehingga kedudukan di Surga ditentukan dari
prestasi di dunia--- “Terdaftar bersama-sama dalam
wadah langit”
iii. Bagaimana pembina Tao bisa terdaftar di Wadah
Langit bersama-sama Buddha Maitreya:
Dalam kitab 彌勒真經 mílè zhēn jīng dikatakan: 休聽邪
人胡說話 牢拴意馬念無生 xiū tīng xié rén hú shuōhuà
láo shuān yì mǎ niàn wú shēng --- “ Jangan mendengarkan
ocehan orang-orang yang sesat, jaga ketat niat pikiran
sehingga tidak timbul pikiran negatif”. Seorang pembina Tao
harus mencontoh wajah penuh senyum, lapang dada, welas
asih seperti Mi Le Zu Shi, menjalankan pembinaan
berdasarkan hakekat kebenaran BUKAN perasaan manusia,
melangkah maju bila sesuai dengan kebenaran, bergegas
mundur bila tidak sesuai kebenaran.
4. 。Fán xì fó táng diāndǎo cuòluàn, wàng qí zǔshī, shè zuì róng kuān.
a. Kekeliruan di fothang yang berwujud: penataan sarana
sembahyang kurang benar, tidak hafal tata krama kebuddhaan,
sembahyang tidak tepat waktu, dll.
b. Kekacauan di fothang yang tidak berwujud: tidak nyata
menjalankan ikrar suci, tidak hati-hati dalam tutur kata sehingga
menghambat kelancaran pelintasan tiga alam tugas suci Bapak dan
Ibu Guru, tidak selaras antara tutur kata dan tindakan sehingga
mempengaruhi pembinaan para umat, timbul niat pikiran yang
tidak baik dan tidak lurus.
c. Kekeliruan di fothang yang berwujud masih bisa diluruskan dan
dibimbing oleh pendahulu. Namun kekacauan di fothang yang

5
tidak berwujud harus mengandalkan diri sendiri untuk introspeksi
dan bertobat serta setiap saat memacu diri dan berani mengubah
kekeliruan.
5. 南無阿彌十佛天元 Nán wú ē mí shí fú tiānyuán
a. 南 無 Nán wú: bahasa pali yang berarti menganut/ berlindung/
mengikuti dengan kesungguhan hati
b. 阿彌 ē mí bahasa pali yang berarti cahaya terang dan kearifan tiada
tara.
c. 十佛 shí fú menunjukkan bahwa Buddha Maitreya adalah Buddha
yang kesepuluh
d. 天元 tiānyuán berarti energi vital orisinal dari langit dan bumi juga
disebut 乾元 Qian Yuan
6. 十佛天元 shí fú tiānyuán adalah salah satu gelar suci kakek guru Mi Le.
Mempunyai dua arti:
a. Memuja dengan hormat Buddha Maitreya yang memiliki cahaya
terang dan kearifan tiada tara
b. Menganut/berlindung pada Buddha Maitreya yang memiliki
cahaya terang dan kearifan tiada tara

Petunjuk dalam Naskah Pertobatan


1) Terhadap ikrar yang telah didirikan, seringkali kita lalai dan lupa, tidak
bisa menjalankannya dengan nyata dari awal hingga akhir sesuai dengan
ikrarnya. Maka harus mengandalkan ritual sembahyang untuk
mengingatkan diri tentang ikrar yang pernah didirikan.
2) Terhadap kesalahan yang dilakukan diri sendiri, biasanya kita tidak
mengerti untuk melakukan introspeksi dan bertobat. Maka meminjam
saat-saat bertobat di depan altar setiap hari untuk membasmi tabiat buruk.
Dengan demikian watak sejati akan kian terang dan bersih.
3) Nabi Zeng Zi bisa menjadi orang suci karena tekun melakukan
“Introspeksi diri dalam tiga hal”. Nabi Yan Zi bisa melampaui duniawi
mencapai surgawi juga dikarenakan “mengekang diri” setiap saat, tidak

6
berani sembarangan mengumbar perasaan melalui mata dan telinga (=
Empat Jangan)
4) Meminjam Pertobatan sehari-hari untuk mengingatkan diri sendiri adalah
murid Tian Tao oleh sebab itu selayaknya memeluk dan menjalankan Tao,
membantu Kakek Guru, Bapak dan ibu Guru untuk menyelesaikan karya
akbar pelintasan global dan penyempurnaan akhir zaman. Dengan
demikian barulah bia terdaftar di wadah surga bersama-sama dengan
Buddha Maitreya, dan berada di sisi lao Mu.

Kesimpulan:
Kita datang bersama-sama ke dunia ini karena ada ikrar yaitu membantu Mi Le
untuk mengubah alam fana ini menjadi surga dunia. Kita harus mempunyai
keteguhan hati untuk mempertahankan ikrar tersebut dan menjalankannya
dengan konsisten dari awal hingga akhir sehingga kita pantas menjadi murid
Tian Tao yang membina dan melaksanakan dengan sungguh-sungguh.

Anda mungkin juga menyukai