5840 - Materi Kimia PDF
5840 - Materi Kimia PDF
Larangan Pauli
Henry G. Moseley
Tidak diperbolehkan di dalam atom terdapat elektron
yang mempunyai keempat bilangan kuantum yang Menemukan Sistem Periodik Unsur Modern dan
sama. menyatakan sifat unsur merupakan sistem periodik
dari nomor atomnya di mana nomor atom merupakan
jumlah proton dan elektron sebuah unsur netral. SPU
2. Beberapa Hal Penting untuk Diperhatikan dalam
Modern tersusun atas:
Konfigurasi Elektron
1. Golongan
Cara menuliskan urutan subkulit
Baris vertikal menyatakan unsur-unsur yang
a. Subkulit ditulis berdasarkan tingkat energinya, dilaluinya sebagai unsur-unsur yang segolongan.
contoh: Galium (31Ga). Segolongan berarti mempunyai elektron valensi
31
Ga: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p1 (elektron pada kulit terluar) sama.
Tingkat energi subkulit 4s lebih rendah dari
subkulit 3d, maka akan terisi elektron lebih dahulu Golongan = Elektron Valensi
dan ditulis lebih dahulu.
Ada dua golongan unsur-unsur dalan SPU:
b. Subkulit ditulis berdasarkan urutan kulit utamanya, Golongan Utama (Golongan A) dan Golongan
contoh pada Galium: Transisi (Golongan B).
31
Ga: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p1 Golongan Elektron Golongan Elektron
Walaupun tingkat energi subkulit 4s lebih rendah Utama Valensi Utama Valensi
dari subkulit 3d, tetapi penulisannya berdasarkan IA ns1 IB (n-1)d10 ns1
urutan kulit utamanya adalah seperti di atas, jadi IIA ns2 IIB (n-1)d10 ns2
IIIA ns2 np1 IIIB (n-1)d1 ns2
3d ditulis lebih dahulu.
IVA ns2 np2 IVB (n-1)d2 ns2
c. Subkulit ditulis dengan menggunakan konfigurasi VA ns2 np3 VB (n-1)d3 ns2
gas mulia, contoh: VIA ns2 np4 VIB (n-1)d5 ns1
Ga: [Ar] 4s2 3d10 4p1 atau [Ar] 3d10 4s2 4p1 VIIA ns2 np5 VIIB (n-1)d5 ns2
31
Gas mulia di sini yang dipakai adalah Argon (Ar) VIIIA ns2 np6 VIIIB (n-1)d6 ns2
yang mempunyai nomor atom = 18. VIIIB (n-1)d7 ns2
VIIIB (n-1)d8 ns2
Aturan Penuh–Setengah Penuh
Nama golongan pada golongan utama:
Dalam percobaan ternyata ditemukan beberapa pe- Nama Nama
nyimpangan aturan Aufbau, sebagai contoh adalah Golongan Golongan
Golongan Golongan
untuk konfigurasi elektron Kromium (Cr) dan Tembaga IA Alkali VA Nitrogen
(Cu): Alkali Oksigen/
II A VI A
Berdasarkan aturan Aufbau: Tanah Kalkogen
Cr: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d4 atau [Ar] 4s2 3d4 III A Boron VII A Halogen
4
IV A Karbon VIII A Gas Mulia
Berdasarkan percobaan menjadi:
– 24Cr: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d5 atau [Ar] 4s1
2. Periode
3d5 (setengah penuh untuk subkulit d)
– 29Cu: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d10 atau [Ar] 4s1 Baris horizontal menyatakan unsur-unsur yang
3d10 (penuh untuk subkulit d) dilaluinya sebagai unsur-unsur yang seperiode.
2. Gerak Brown: gerakan dari partikel terdispersi Viskositas besar pada Viskositas kecil.
pendispersi murni, bila lama
dalam sistem koloid yang terjadi karena adanya
didiamkan akan menyerupai
tumbukan antarpartikel, gerakan ini sifatnya acak
agar-agar.
dan tidak berhenti.
Tekanan permukaan Tekanan permukaan
3. Elektroforesis: suatu proses pengamatan migrasi pendispersi terpengaruh pendispersi tidak
atau berpindahnya partikel-partikel dalam sistem partikel terdispersi. terpengaruh partikel
koloid karena pengaruh medan listrik. terdispersi.
Berdasarkan hukum Raoult, sifat koligatif adalah sifat i = faktor van’t Hoff
suatu larutan yang tidak dipengaruhi oleh jenis zat n = jumlah koefisien hasil penguraian senyawa ion
tersebut tetapi dipengaruhi oleh konsentrasinya. Sifat α = derajat ionisasi
koligatif larutan dapat terjadi karena adanya solut non α untuk asam kuat atau basa kuat = 1
volatil (tidak mudah menguap) pada larutan.
Ada 4 macam sifat koligatif larutan yang dibedakan a. Penurunan Tekanan Uap (∆P)
dalam 2 kelompok yaitu untuk larutan nonelektrolit nt.i
∆P = Po – P Xt =
dan larutan elektrolit nt.i + np
∆P = Xt . Po dengan
1. Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit P = Xp . Po np
Xp =
Contoh larutan nonelektrolit: Glukosa (C6H12O6), nt.i + np
Sukrosa (C12H22O11), Urea (CO(NH2)2), dll.
tekanan
Tblar = titik didih larutan T solut).
Tbpel = titik didih pelarut
gas
Kb = tetapan titik didih molal pelarut
M = molalitas larutan suhu
i = faktor van’t Hoff
Keterangan:
c. Penurunan Titik Beku (∆Tf) Sumbu x : suhu (oC) Sumbu y : tekanan (1 atm)
A : titik kesetimbangan 3 fasa pelarut
∆Tf = Tfpel – Tflar ∆Tf = Kf . m . i (R - S) = penurunan titik beku (∆Tf)
T : titik kesetimbangan 3 fasa larutan
∆Tf = penurunan titik beku P : titik didih pelarut
Tfpel = titik beku pelarut S : titik beku larutan
Tflar = titik beku larutan Q : titik didih larutan
Kb = tetapan titik beku molal pelarut R : titik beku pelarut
M = molalitas larutan (Q - P): kenaikan titik didih
i = faktor van’t Hoff
d. Tekanan Osmotik (π)
π=M.R.T.i
π = tekanan osmotik
M = molaritas larutan
R = tetapan gas = 0,08205
T = suhu mutlak (oc + 273) K
i = faktor van’t Hoff
∆H C. MENGHITUNG ENTALPI
pereaksi
1. Berdasarkan Hukum Hess
n Reaksi eksoterm terjadi jika dalam suatu reaksi Perubahan entalpi yang terjadi pada suatu reaksi
kimia, sistem melepas kalor ke lingkungan. hanya tergantung pada keadaan mula-mula dan
Grafik Reaksi Eksoterm keadaaan akhir reaksi, jadi tidak tergantung pada
proses reaksinya.
∆ H = H hasil – H pereaksi,
Energi dengan H pereaksi > H hasil
Jadi:
aktivasi nilai ∆ H = –(negatif) C(s) + ½ O2(g) CO (g) ∆H = –A kJ/mol
C(s) + O2(g) CO2(g) ∆H = –B kJ/mol
pereaksi
∆H CO (g)+ ½ O2(g) CO2(g) ∆H = –C kJ/mol
Persamaannya menjadi:
Hasil reaksi
C(s) + ½ O2(g) CO (g) ∆H = –A kJ/mol
CO2(g) C(s)+ O2(g) ∆H = +B kJ/mol
B. ENTALPI DAN JENIS-JENIS ENTALPI CO (g) + ½ O2(g) CO2(g) ∆H = –C kJ/mol
Entalpi adalah jumlah energi secara total yang dimiliki Menurut Hukum Hess, pada reaksi di atas
oleh suatu sistem, energi ini akan selalu tetap jika tidak berlaku:
ada energi lain yang keluar masuk. Satuan entalpi
∆ H reaksi = – A + B – C
adalah joule atau kalori, dengan 1 joule = 4,18 kalori.
D. PERGESERAN KESETIMBANGAN
Menurut Le Chatelier
Apabila dalam suatu sistem setimbang diberi suatu
aksi dari luar maka sistem tersebut akan berubah
sedemikian rupa supaya aksi dari luar tersebut
berpengaruh sangat kecil terhadap sistem.
A. PERKEMBANGAN KONSEP REAKSI REDOKS Catatan: Tidak ada perbedaan jumlah atom dari
unsur yang mengalami perubahan biloks.
1. Berdasarkan Oksigen 3. Setarakan oksigen dan kemudian hidrogen dengan
ketentuan:
n Reaksi oksidasi adalah peristiwa pengikatan
Larutan asam
oksigen oleh suatu unsur atau senyawa, atau
Tambahkan 1 molekul H2O untuk setiap
bisa dikatakan penambahan kadar oksigen.
kekurangan 1 atom oksigen pada ruas yang
Oksidasi = mengikat oksigen
kekurangan oksigen tersebut
Contoh: 2 Ba + O2 2 BaO
Setarakan H dengan menambah ion H+ pada
n Reaksi reduksi adalah peristiwa pelepasan
ruas yang lain
oksigen oleh suatu senyawa, atau bisa
dikatakan pengurangan kadar oksigen. Reduksi : NO3– + 4 H+ NO + 2 H2O
Reduksi = melepas oksigen Oksidasi : S 2– S
Contoh: 2 CuO 2 Cu + O2 4. Setarakan muatan dengan menambahkan elektron
dengan jum-lah yang sesuai, bila reaksi oksidasi
2. Berdasarkan Elektron tambahkan elektron di ruas kanan, bila reaksi
n Reaksi oksidasi adalah peristiwa pelepasan reduksi tambahkan elektron di ruas kiri.
elektron oleh suatu unsur atau senyawa.
Reduksi : NO3– + 4 H+ + 3e NO + 2 H2O
Oksidasi = melepas elektron
Contoh: K K+ + e Oksidasi : S 2– S + 2e
n Reaksi reduksi adalah peristiwa pengikatan 5. Setarakan jumlah elektron kemudian selesaikan
elektron oleh suatu unsur atau senyawa. persamaan
Reduksi = mengikat elektron Reduksi :NO3– + 4 H+ + 3e NO + 2 H2O
Contoh: Br2 + 2e 2 Br– (kali 2)
Oksidasi :S2– S + 2 e
3. Berdasarkan Bilangan Oksidasi (kali 3)
n Reaksi oksidasi adalah meningkatnya bilangan 2 NO3– + 8 H+ + 3 S2– + 6e 2 NO + 4 H2O +
oksidasi. 3 S + 6e
Oksidasi = peningkatan bilangan oksidasi
n Reaksi reduksi adalah menurunnya bilangan Hasil akhir: 2 NO3– + 8 H+ + 3 S2– 2 NO + 4 H2O
oksidasi. +3S
Reduksi = penurunan bilangan oksidasi
2. Metode Bilangan Oksidasi (Reaksi Ion)
B. MENYETARAKAN REAKSI REDOKS Contoh untuk suasana basa
Setarakan reaksi: MnO4– + C2O42– MnO2 + CO2
1. Metode Setengah Reaksi (Ion Elektron)
Jawab:
1. Menentukan unsur yang mengalami perubahan
Contoh untuk suasana asam
bilangan oksidasi.
Setarakan reaksi: NO3– + S2– NO + S MnO4– + C2O42– MnO2 + CO2
Jawab:
+7 +3 +4 +4
1. Tuliskan masing-masing setengah reaksinya
Reduksi : NO3– NO Mn mengalami penurunan biloks dari +7 menjadi
+4 (reduksi). C mengalami peningkatan biloks dari
Oksidasi : S2– S
+3 menjadi +4 (oksidasi).
Catatan:
Nitrogen mengalami reduksi dari +5 menjadi +4. 2. Menyetarakan unsur tersebut dengan koefisien
Sulfur mengalami oksidasi dari –2 menjadi 0. yang sesuai.
2. Setarakan atom unsur yang mengalami perubahan Mn sudah setara C diberi koefisien 2, sehingga:
bilangan oksidasi MnO4– + C2O42– MnO2 + 2 CO2
3. Pengawet 5. Penguat/Penyedap
Nama Jenis Pengawet untuk Mononatrium glutamat (Monosodium glutamate =
Garam alami daging, ikan MSG). Contoh: vetsin.
Gula alami buah-buahan
6. Pembuat Rasa dan Aroma
Cuka alami acar
IUPAC Trivial Aroma dan rasa
Asam propanoat buatan roti, keju
Etil etanoat Etil asetat apel
Asam benzoat buatan saos, kecap minuman ringan
(botolan) Etil butanoat Etil butirat nanas
Natrium nitrat buatan daging olahan, keju olahan Oktil etanoat Oktil asetat jeruk
Natrium nitrit buatan daging kalengan , ikan kalengan Butil metanoat Butil format raspberri
Etil metanoat Etil format rum
Amil butanoat Amil butirat pisang
O 2. ISOMER POSISI
etil butanoat
Rumus molekul dan gugus fungsi sama, tetapi
2. Macam-macam Polimer
a. Polimer Alami
Monomer Polimer Polimerisasi Terdapat dalam
C6H12O6 amilum kondensasi ulat sutera, wol biri-biri
C6H12O6 selulosa kondensasi gandum, kentang
asam amino protein kondensasi serat kayu
nukleotida DNA kondensasi gen, kromosom
isoprena karet alami adisi karet gelang, ban
b. Polimer Buatan/Sintetik
Monomer Polimer Polimerisasi Terdapat dalam
1,6-diaminheksana benang, kaus,
nilon kondensasi
dan asam adipat bahan pakaian
1,2-etanadiol benang,
dan benzena 1,2 poliester kondensasi kaus, bahan
dikarboksilat pakaian,dll
berbagai jenis
stirena polistiren adisi
mainan
vinil klorida PVC adisi pipa, isolasi
ember, gayung,
etilen / etena polietilen adisi
botol minum
panci atau
tetrafluoroetilen teflon adisi penggorengan
anti lengket