Anda di halaman 1dari 3

PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENUNJANG

EFEKTIVITAS PEMBERIAN KREDIT


(STUDI KASUS PADA KSP ARTHA PERSADA SRENGAT)

A. Latar Belakang

Koperasi Simpan Pinjam Artha Persada Srengat merupakan sebuah koperasi


yang bergerak dibidang simpan pinjam. Koperasi menerima dana dari para anggota
untuk disimpan serta memberikan pinjaman berupa kredit uang kepada anggota
yang membutuhkan. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka koperasi melalui usaha
pemberian kreditnya, harus mampu meningkatkan efektivitas pemberian kredit dan
berusaha sebaik mungkin mengurangi resiko kegagalan kredit. Kegiatan
perkreditan merupakan salah satu kegiatan utama KSP Artha Persada Srengat yang
perlu dievaluasi secara berkelanjutan yaitu dengan melaksanakan audit operasional.
Dengan efektifnya kegiatan perkreditan dalam arti tercapainya sasaran penyaluran
kredit yang tinggi, diharapkan KSP Artha Persada Srengat mampu untuk tetap
menjadi lembaga keuangan non bank yang dapat mendorong berkembangnya
perekonomian saat ini.
Perkembangan perekonomian di era sekarang ini semakin meningkat.
Melihat perkembangan usaha yang bermunculan dan tumbuh dengan cepat
berdampak pada persaingan usaha yang kompetitif. Kondisi ini menyebabkan
Indonesia menjadi kawasan yang potensial dalam usaha perkreditan karena di
tunjang dengan keadaan masyarakat yang berpenghasilan rendah. Untuk mengatasi
hal ini banyak lembaga keuangan yang muncul, salah satunya adalah koperasi.
Koperasi merupakan salah satu badan usaha yang sudah lama dikenal di
Indonesia. Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 koperasi adalah Badan
usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.1 Adapun prinsip yang ada di
dalam koperasi yaitu keanggotaan yang bersifat sukarela dan terbuka, pengawasan

1
Hendrojogi, Koperasi: Asas-asas, Teori Dan Praktik, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2015), hal.29
demokratis oleh anggota, partisipasi anggota dalam kegiatan ekonomi, otonomi dan
kemandirian, pendidikan, pelatihan dan penerangan, kerjasama antar koperasi, dan
kepeduliaan terhadap masyarakat.2 Di Indonesia, lembaga koperasi ada beberapa
jenis salah satunya adalah koperasi simpan pinjam. Kegiatan yang dilakukan
koperasi simpan pinjam adalah menyimpan dana dari anggota kemudian
meminjamkan dana tersebut kepada anggota yang membutuhkan.3 Peminjaman
dana ini biasanya dikenal dengan pemberian kredit.
Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, kredit
adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan pemberian bunga.4 Adapun unsur-unsur yang terkandung
dalam pemberian suatu kredit antara lain kepercayaan, kesepakatan, jangka waktu,
risiko dan balas jasa.5 Kredit memegang peranan penting dalam keberlangsungan
koperasi. Hal ini dikarenakan perputaran dana di koperasi ditentukan oleh
kelancaran kredit dari anggota. Dalam pemberian kredit, koperasi perlu
memberikan penilaian terhadap anggota yang mengajukan kredit pinjaman serta
merasa yakin bahwa anggotanya tersebut mampu untuk mengembalikan kredit yang
telah diterimanya.6 Jika anggota yang mengambil kredit tidak mengangsur kredit
tepat waktu atau tidak mengangsur kredit selama beberapa bulan tentunya
perputaran dana akan terganggu dan akan menghambat perkembangan koperasi
tersebut.
Masalah keamanan atas kredit yang diberikan merupakan masalah yang
harus diperhatikan oleh koperasi, karena adanya risiko yang timbul dalam
pemberian kredit. Koperasi simpan pinjam saat ini harus bisa memastikan bahwa

2
Ibid,..hal.46-48
3
Ibid,..hal.63
4
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2015), hal. 274
5
Ibid..,hal.275
6
Zumrotun Nafiah, Pengaruh Sistem Pengendalian Internal Dalam Menunjang Efektivitas
Sistem Pemberian Kredit Usaha Kecil Dan Menengah, jurnal Dosen Tetap STIE SEMARANG,
hal.3
kegiatan operasional telah berjalan dengan baik sekaligus memberikan perbaikan
atas segala kekurangan yang ditemukan dalam rangka menunjang efektivitas.7
Dengan pengelolaan yang baik, maka kepercayaan masyarakat dalam
menggunakan jasa koperasi simpan pinjam tersebut bisa meningkat.. Salah satu alat
yang dapat digunakan dalam memastikan aktivitasnya telah berjalan dengan baik
dan menunjang terwujudnya efektivitas kegiatan operasional di koperasi simpan
pinjam adalah audit operasional.
Audit operasional adalah suatu audit yang dirancang untuk menilai efisiensi
dan efektivitas dari prosedur-prosedur operasi manajemen.8 Tujuan audit
operasional antara lain menilai prestasi, mengidentifikasikan kesempatan untuk
perbaikan, membuat rekomendasi untuk pengembangan dan perbaikan, dan
tindakan lebih lanjut.9 Audit operasional berkaitan dengan kegiatan memperoleh
dan mengevaluasi bukti-bukti tentang efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi
entitas dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan tertentu. Audit operasional
menyangkut langkah-langkah atau prosedur yang logis, terstruktur, dan
terorganisasi. Aspek ini meliputi perencanaan yang baik serta perolehan dan
evaluasi bukti secara objektif yang berkaitan aktivitas diaudit. Evaluasi atas operasi
ini harus didasarkan pada beberapa kriteria yang ditetapkan dan disepakati.10 Dalam
audit operasional, kriteria seringkali dinyatakan dalam bentuk standar kinerja yang
ditetapkan oleh pihak koperasi.
Dari kondisi yang telah diuraikan di atas, untuk mengetahui lebih jelas
mengenai audit operasional pada KSP khususnya dalam kegiatan perkreditan, maka
penulis perlu melakukan penelitian dengan judul “Peranan Audit Operasional
Dalam Menunjang Efektivitas pemberian Kredit (Studi Kasus Pada Artha
Persada Srengat).

7
Ibid,..hal.3
8
Abdul Halim, Auditing dasar-dasar Audit Laporan Keuangan, (Yogyakarta: UPP STIM
YKPN, 2015), hal.10
9
Ibid..,hal.8
10
Voni Astasari, Skipsi “Peranan Audit Operasional Dalam Meningkatkan Efektivitas
Kegiatan Perkreditan (Studi Kasus pada Bank Nagari Cabang Utama Padang)”, Fakultas Ekonomi
Universitas Andalas 2011, hal.4

Anda mungkin juga menyukai