Anda di halaman 1dari 16

DATA PERENCANAAN

- INPUT DATA : fc' = 25 Mpa


fy = 420 Mpa
A = 7 m
B = 6 m
H = 4 m

B
B
B

A A A
Y

X DENAH STRUKTUR

ATAP
H

LANTAI 4
H

LANTAI 3
H

LANTAI 2
H

LANTAI 1
H

A A A

TAMPAK DEPAN
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG
1.Preliminary Desain
Perencanaan gedung menggunakan Sistim Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK)
Struktur Utama = Beton
Jumlah tingkat (Story) = 5 Tingkat
Tinggi tiap lantai = 4 m
Jumlah Bentang (bays) = 3 Bentang
Jarak antar bentang = 7 m , untuk arah X , 6 m , untuk arah Y
Mutu Beton (f’c) = 25 Mpa
Mutu Baja (fy) = BJ37 Mpa
Kegunaan Struktur = Asrama
Wilayah Gempa = 5 Maluku Utara ( Pulau Taliabu)
Jenis Tanah = Lunak
Sehingga struktur dimodelkan sebagai berikut :

Gambar 1. Permodelan struktur 3D


Sumber : SAP 2000 V.14
Story 5 (Atap)

h5
Story 4

h4
Story 3

h3
Story 2

h2
Story 1

h1
Base Story
L1 L2 L3

Gambar 2. Permodelan struktur tampak Depan


Sumber : Manual

A B C D

4 B2 B2 B2
LY = 6 m
B4

B3

B3

B4

B1 B1 B1
3
LY = 6 m
B4

B3

B3

B4

2 B1 B1 B1
LY = 6 m
B4

B3

B3

B4

B2 B2 B2
1
LX = 7 m LX = 7 m LX = 7 m
Gambar 3. Permodelan Denah struktur
Sumber : Manual

2.Peraturan yang digunakan sebagai dasar perencanaan


1. SNI-03-2847-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung
2. SNI-03-1726-2002 tentang Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung dibandingkan
dengan SNI-03-1726-2012 tentang Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung
3.Analisa struktur
1. Analisa Struktur menggunakan program komputer SAP 2000 V.14)
2. Perhitungan mengunakan program Microsoft Office (Excel 2010)

4.Material Struktur Beton

f 'c = 25 MPa
Ec = 23500 MPa
Bjc = 2400 kg/m3
fy = 420 MPa
fu = 370 MPa
Es = 200000 MPa
Bjs = 7850 kg/m3

5.Pembebanan
1. Beban Mati (DL) dan Beban Hidup (LL)
· Beban Hidup (LL)
Lantai 1-4 (Asrama) = 250 kg/m’
Lantai 5 (atap) = 110 kg/m’
· Beban Mati
Beban sendiri komponen struktur (DL) sudah dihitung secara otomatis oleh Program
berdasarkan input data dimensi dan karakteristik material yang direncanakan.
· Beban Mati tambahan (DL) antara lain sebagai berikut :
Dinding bata = 250 kg/m2
Keramik = 24 kg/m2
Plesteran (2,5 cm) = 53 kg/m2
Beban M/E = 25 kg/m2
Beban plafond = 18 kg/m2
Water proofing = 5 kg/m2

Sehingga beban – beban gravitasi tersebut diatas dapat dirangkum untuk masing – masing lantai
sebagai berikut :
a. Beban Mati Lantai 5 (Atap).
Jenis bahan Uraian Berat (Kg/m2)
Spesi (t = 0,02 m) 0,02 . 2200 kg/m3 44
Plafond + penggantung 18
M/E 25
Water Proofing 5
92
2
Digunakan Beban Mati Lantai 5 (Atap) = 100 Kg/m

b. Beban Mati Lantai 1-4


Jenis bahan Uraian Berat (Kg/m2)
Spesi (t = 0,02 m) 0,02 . 2200 kg/m3 44
Plafond + penggantung 18
M/E 25
Keramik 24
111
Digunakan Beban Mati Lantai 1 – 4 = 120 Kg/m2
c. Beban Hidup Lantai 5 (Atap)
Jenis bahan Uraian Berat (Kg/m2)
Beban hidup lantai atap 100 kg/m2 100
Air (t = 0,01 m) 0,01 . 1000 kg/m3 10
110
2
Digunakan Beban Hidup Lantai 5 (Atap) = 110 Kg/m
d. Beban Hidup Lantai 1-4
Beban hidup lantai Asrama (WL) = 250 Kg/m2

e. Beban mati dinding


Beban Mati (qd)
Tipe Beban Merata
(kg/m)
Beban dinding ½ bata : Lantai 4 250 Kg/m2 . 4 m = 1000 kg/m'
Beban dinding ½ bata : Lantai 3 250 Kg/m2 . 4 m = 1000 kg/m'
Beban dinding ½ bata : Lantai 2 250 Kg/m2 . 4 m = 1000 kg/m'
Beban dinding ½ bata : Lantai 1 250 Kg/m2 . 4 m = 1000 kg/m'

2. Beban gempa
Analisa beban gempa yang digunakan yaitu Analisis Ragam Spektrum Respons, Dimana analisis
dinamik dilakukan dengan bantuan program

3. Kombinasi Pembebanan
kombinasi beban ini digunakan baik untuk SNI 2002 maupun SNI 2012
1. 1,4 D
2. 1,2 D + 1,6 L
3. 1,2 D + 0,5 L + 1,0 E-X + 0,3 E-Y
4. 1,2 D + 0,5 L + 1,0 E-X – 0,3 E-Y
5. 1,2 D + 0,5 L – 1,0 E-X + 0,3 E-Y
6. 1,2 D + 0,5 L – 1,0 E-X – 0,3 E-Y
7. 1,2 D + 0,5 L + 0,3 E-X + 1,0 E-Y
8. 1,2 D + 0,5 L + 0,3 E-X – 1,0 E-Y
9. 1,2 D + 0,5 L – 0,3 E-X + 1,0 E-Y
10. 1,2 D + 0,5 L – 0,3 E-X – 1,0 E-Y

4. Faktor Reduksi Kekuatan (ф) Perencanaan Beton


фlentur = 0,80
фgeser = 0,75
фtekan - Ties = 0,65
фtekan - Spiral = 0,70
фtarik = 0,80
фTorsi = 0,75
фBearing = 0,95

4.8.Analisis pembebanan Gempa Respons Spektrum


- SNI 1726-2002

Gambar 4. Rencana gempa Respons Spektrum wilayah gempa 5


Sumber : SNI 1726-2002
Wilayah gempa 5, tanah lunak
Ca = 0,36
Cv = 0,90
Respons spektrum :
T = 0,20 → C = 0,90
T = 1,00 → C = 0,90

T C
1,00
0 0,36
0,90
0,20 0,90 0,80
1,00 0,90 0,70
1,10 0,82 0,60
1,20 0,75 0,50
1,30 0,69 0,40
1,40 0,64 0,30
0,20
1,50 0,60
0,10
1,60 0,56
0,00
1,70 0,53 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3
1,80 0,50
1,90 0,47 Gambar 5. Grafik Respon Spectrum SNI 2002 Wilayah 5 Tanah Lunak
2,00 0,45 Sumber : Manual
2,10 0,43 Persamaan kemiringan untuk T ≤ 0,20
2,20 0,41 y - y1 = x - x1
2,30 0,39 y2 - y1 x2 - x1
2,40 0,38
2,50 0,36 y - 0,36 = x - 0,00
2,60 0,35 0,90 - 0,36 0,20 - 0,00
2,70 0,33 y - 0,36 = x
2,80 0,32 0,54 0,20
2,90 0,31 y = 2,70 x + 0,36
3,00 0,30

Beban gempa Respons Spektrum diambil dari hasil perhitungan pembagian C = (0,90/T),
untuk tanah lunak. Kemudian di in-put ke dalam program SAP2000 V.14 lihat gambar 6.

Gambar 6. Peng-input-an beban gempa Respons Spektrum pada program SAP 2000 V.14
Sumber : Program SAP 2000 V.14
● SNI 1726-2012
Kategori Resiko = II
Faktor Keutamaan Gempa Ie = 1
Kelas Situs Tanah Lunak = SE
Percepatan Respon Spektral MCE dari peta Gempa 0.2 detik Ss
Percepatan Respon Spektral MCE dari peta Gempa 1 detik S1

dari Peta kontur di atas didapat nilai :


Ss = 1,395 g
S1 = 0,526 g

sesuai tabel 4 dan 5, pasal 6.1.2

Sumber : SNI 1726-2012

Kelas Situs SE
Fa = 0,9 detik Fv = 2,4 detik
SMS = Ss . Fa
= 1,395 . 0,9 = 1,256

SM1 = S1 . Fv
= 0,526 . 2,4 = 1,262

Percepatan Respon Desain


SDS = 2/3 . SMS
= 2/3 . 1,2555 = 0,837

SD1 = 2/3 . SM1


= 2/3 . 1,2624 = 0,842 0,3366

SDS1 0,84
T0 = 0 = 0,2 = 0,20
SDS 0,84
SD1 0,84
Ts = = = 1,01
SDS 0,84
T
untuk periode < T0 gunakan Sa = SDS . ( 0 + 1 )
T0
untuk periode ≥ T0 ≤ Ts gunakan Sa = SDS
S
untuk periode > Ts gunakan Sa = D1
T
buat dalam bentuk tabel
T T Sa 0,900
Detik Detik g 0,800
0 0,00 0,335
0,700
T0 0,20 0,837
0,600
Ts 1,01 0,837
Ts + 0.1 1,11 0,761 0,500
Ts + 0.2 1,21 0,698 0,400
Ts + 0.3 1,31 0,645 0,300
Ts + 0.4 1,41 0,599 0,200
Ts + 0.5 1,51 0,559
0,100
Ts + 0.6 1,61 0,524
Ts + 0.7 1,71 0,493 0,000
Ts + 0.8 1,81 0,466 -0,50 0,50 1,50 2,50 3,50 4,50 5,50
Ts + 0.9 1,91 0,442
Ts + 1 2,01 0,420 Gambar 7. Grafik Respon Spectrum SNI 2012 Tanah Lunak
Ts + 1.1 2,11 0,400 Sumber : Manual
Ts + 1.2 2,21 0,382
Ts + 1.3 2,31 0,365
Ts + 1.4 2,41 0,350
Ts + 1.5 2,51 0,336
Ts + 1.6 2,61 0,323
Ts + 1.7 2,71 0,311
Ts + 1.8 2,81 0,300
Ts + 1.9 2,91 0,290
Ts + 2 3,01 0,280
Ts + 2.1 3,11 0,271
Ts + 2.2 3,21 0,263
Ts + 2.3 3,31 0,255
Ts + 2.4 3,41 0,247
Ts + 2.5 3,51 0,240
Ts + 2.6 3,61 0,233
Ts + 2.7 3,71 0,227
Ts + 2.8 3,81 0,221
Ts + 2.9 3,91 0,215
Ts + 3 4,01 0,210
Ts + 3.1 4,11 0,205
Ts + 3.2 4,21 0,200
Ts + 3.3 4,31 0,195
Ts + 3.4 4,41 0,191
Ts + 3.5 4,51 0,187
Ts + 3.6 4,61 0,183
Ts + 3.7 4,71 0,179
Ts + 3.8 4,81 0,175
Ts + 3.9 4,91 0,172
Ts + 4 5,01 0,168
Gambar 8. Peng-input-an beban gempa Respons Spektrum pada program SAP 2000 V.14
Sumber : Program SAP 2000 V.14

Kategori Desain Seismik (A-D)

jika S1 < 0,75


0,526 < 0,75 OK kategori Desain Seismik mengacu pada tabel 6 dan 7

dari tabel sesuai dengan nilai SDs dan SD1 maka didapat kategori Desain Seismik D
I. PERENCANAAN AWAL (PRELIMINARY DESIGN)
I.1. DIMENSI BALOK

Untuk perhitungan, tebal pelindung/selimut beton menurut SNI 03-2847-2002, pasal 9.7.1, untuk balok = 40 mm
Sedangkan untuk perencanaan tinggi balok (hmin) yang fy-nya selain dari 400 Mpa nilainya harus dikalikan
dengan (0,4 + fy/700), SNI 03-2847-2002 hal 63. Contoh fy =240, maka : faktor penggandanya
(0,4 + 240/700)
= = 0.743
Untuk perhitungan lebar balok berdasarkan hubungannya dengan dmin yang ekonomis
adalah = hmin - selimut beton, yaitu :
dmin = (1,5 - 2,0) . B , diambil b = dmin/1,5.

Lihat denah balok untuk tiap lantai , berdasarkan SNI 03-2847-2002 tabel 8
Parameter yang digunakan
Selimut Beton (P) = 40 mm
Dia. Tul. Utama = 12 mm
Dia. Tul.Sengkang = 8 mm

a. Untuk Balok Arah X


B1
Diketahui L = 7000 mm Asumsi dua ujungnya menerus.

L 7000
hmin = = = 333,33 mm = digunakan = 40,00 cm
21 21

dmin = hmin - P + ø Seng + 1/2 ø tul.Utama


= 40 - 4 + 0,8 + 0,6
= 34,600 cm

dmin 34,600
b = = = 23,067 cm = 25 cm
1,5 1,5

Jadi ukuran baloknya adalah b x h = 25,00 x 40,00 cm2

B2
Diketahui L = 7000 mm Asumsi satu ujungnya menerus.
L 7000
hmin = = = 378,38 mm = digunakan = 40,00 cm
18,5 18,5

dmin = hmin - P + ø Seng + 1/2 ø tul.Utama


= 40 - 4 + 0,8 + 0,6
= 34,600 cm

dmin 34,600
b = = = 23,067 cm = 25 cm
1,5 1,5

Jadi ukuran baloknya adalah b x h = 25,000 x 40,000 cm2


b. Untuk Balok Arah Y
B3
Diketahui L = 6000 mm Asumsi dua ujungnya menerus.

L 6000
hmin = = = 285,71 mm = digunakan = 30,00 cm
21 21

dmin = hmin - P + ø Seng + 1/2 ø tul.Utama


= 30 - 4 + 0,8 + 0,6
= 24,600 cm

dmin 24,600
b = = = 16,400 cm = 20 cm
1,5 1,5

Jadi ukuran baloknya adalah b x h = 20,000 x 30,000 cm2

B4
Diketahui L = 6000 mm Asumsi satu ujungnya menerus.

L 6000
hmin = = = 324,32 mm = digunakan = 35,00 cm
18,5 18,5

dmin = hmin - P + ø Seng + 1/2 ø tul.Utama


= 35 - 4 + 0,8 + 0,6
= 29,600 cm

dmin 29,600
b = = = 19,733 cm = 20 cm
1,5 1,5

Jadi ukuran baloknya adalah b x h = 20,000 x 35,000 cm2

BALOK ANAK
digunakan Balok Anak dengan ukuran yang seragam baik arah X maupun arah Y.
diambil bentang yang tepanjang
diketahui : L = 3000 mm Asumsi dua tumpuan sederhana

L 3000
hmin = = = 187,50 mm = digunakan = 20,00 cm
16 16

dmin = hmin - P + ø Seng + 1/2 ø tul.Utama


= 20 - 4 + 0,8 + 0,6
= 14,600 cm

dmin 14,600
b = = = 9,733 cm = 10 cm
1,5 1,5
Tabel Rekapitulasi Ukuran Balok
BALOK UKURAN BALOK (cm2)
B1 25,0000 x 40,0000
B2 25,0000 x 40,0000
B3 20,0000 x 30,0000
B4 20,0000 x 35,0000
Balok Anak 10,0000 x 20,0000
Dalam perencanaan konstruksi, biasanya diambil ukuran balok yang seragam. Ketentuan pengambilan ukuran balok
yang sama yaitu sekurang-kurangnya diambil sama dengan ukuran balok yang terbesar dan untuk
mempertimbangkan tegangan Geser dan Lentur serta lendutan yang besar maka digunakan balok dengan dimensi
Arah X = ( 35 x 50 ) cm2
Arah Y = ( 35 x 50 ) cm3
Balok Anak = ( 20 x 35 ) cm2 dan
Pelat lantai 5 (atap) digunakan = 120 mm
Pelat lantai 1-4 digunakan = 150 mm
I.2. TEBAL PLAT

B1 B1 LL = Bentang panjang
LS = Bentang pendek
Plat - plat diwakili oleh panel seperti

6,00 m
B4 Panel 3 B3 Panel 4 gambar disamping tinjauan balok tepi dan
balok tengah : Memanjang : arah x
B1 B1 Melintang : arah y

6,00 m
B4 Panel 1 B3 Panel 2

B2 B2

y 7,00 m 7,00 m

perencanaan pelat dengan menggunakan metode perencanaan langsung sesuai SNI 03-2847-2002, pasal 15.6
syarat menggunakan metode langsung :
1. minimum harus ada tida bentang menerus pada masing-masing arah.
- dalam kasus ini terdapat 3 bentang dengan masing-masing 7 m untuk arah X dan 6 m untuk arah Y.
2. perbandingan bentang panjang dan bentang pendek yang diukur dari sumbu ke sumbu < 2
- Lx / Ly = 7 / 6 = 1,167 < 2 … Oke
3. beban yang diperhitungkan hanyalah beban grafitasi da n terbagi merata pada seluruh pelat. Beban hidup
tidak boleh lebih dari 2 kali beban mati.
- untuk perhitungan awal tebal pelat dipakai 120 mm
beban dihitung dengan cara :
- beban mati dari berat pelat sendiri
DL = 2400 x 0,12
= 288 kg/m2
- beban mati tambahan
DL = 120 kg/m2
DL Total = 288 + 120
2
= 408 kg/m
- beban Hidup
LL = 250 kg/m2
maka 2 DL = 2 x 408 = 816 kg/m2 > LL = 250 kg/m2

dengan demikian metode perencanaan langsung dapat digunakan


● menghitung rasio kekakuan lentur balok terhadap kekakuan lentur pelat (αm)

Be=Bw+2Hw<Bw+8Ht

Ht

h
Hw

Bw

Gambar Bagian pelat yang diperhitungkan untuk balok


gambar diatas menunjukan bahwa suatu balok mencakup bagian pelat pada setiap sisi balok
sesuai pasal 15.2.4
Bw = 350 mm , Hw = 500 mm , Ht = 120 mm
Be = 2Hw + Bw
= 1350 mm

SNI 03-2847-2002, pasal 10.10.2


Lebar efektif sayap (Be) dari masing-masing sisi badan balok tidak boleh melebihi delapan kali tebal pelat
Lebar efektif sayap (Be) = ( 1350 - 350 ) / 2
= 500 mm < 8 x 120 = 960 mm ( OK)

● Mecari Titik Berat Balok T terhadap tepi atas


1350 mm

I 120 mm
ya

II 500 mm 620 mm
yb

350 mm

y.A = y1.A1 + y2.A2 + …. + Yn.An


( 60 x 1350 x 120 ) + ( 370 x 350 x 500 )
ya =
( 1350 x 120 ) + ( 350 x 500 )
74470000 `
ya =
337000
ya = 221 mm
yb = 620 - 221 = 399 mm
● Momen Inersia Balok T
Ib = 1/12 x b x h3 + b x h x e2
1 3 2 1 3
Ib = 1350 x 120 + 1350 x 120 x 161 + 350 x 500
12 12
2
+ 350 x 500 x 149

Ib = 11924610187,93 mm4
● Momen Inersia Pelat
Is = 1/12 x L x Ht3
1 3
Is = 6000 x 120
12
Is = 864000000,0 mm4

Sesuai SNI 03-2847-2002, pasal 15.3.6


Ecb . Ib 23500 x 11924610188
αm = =
Ecs . Is 23500 x 864000000
αm = 13,8 > 2

Sesuai SNI 03-2847-2002, pasal 11.5.3.b untuk 0,2 < αm < 2


Ln ( 0,8 + fy/ 1500 ) dan tidak boleh kurang dari 120 mm dan
h =
36 + 9 β ( αm - 0,2 )

Sesuai SNI 03-2847-2002, pasal 11.5.3.c untuk αm > 2


Ln ( 0,8 + fy/ 1500 ) dan tidak boleh kurang dari 90 mm
h =
36 + 9 β
dimana β = Lx / Ly
= 1,167
Ln = 5650 mm
fy = 420 Mpa
karena αm > 2 , maka nilai h pelat adalah
5650 ( 0,8 + 420 / 1500 )
h =
36 + 9 1,167
h = 131,2 mm > 90 mm … OK
jadi asumsi awal tebal pelat 120 mm telah memenuhi syarat
maka : Tebal pelat untuk Lantai Atap digunakan 120 mm
Tebal pelat untuk Lantai 1-4 digunakan 120 mm

I.3. DIMENSI KOLOM


Preliminary Desain Elemen Struktur Kolom
Prelinary desain elemen struktur kolom ini bertujuan untuk mendapatkan dimensi kolom yang efektif dan
efisien. Setelah preliminary ini didapatkan dimensi kolom yang sesuai yang akan dipakai untuk analisa
gaya-gaya dalam struktur.

3,50 m 3,50 m
6,00 m
3,00 m
3,00 m

6,00 m

7,00 m 7,00 m
Gambar 6.1 Tributary area beban yang diterima oleh kolom
Kolom direncanakan dengan dimensi yang sama (b=h) sehingga dalam menentukan bebannya dipakai beban
pelat terbesar
yaitu 700cm x 600cm.
Beban yang dipikul kolom menurut PBI untuk gedung adalah :
1. Berat volume beton bertulang = 2400 kg/m3
2. Berat Beban hidup untuk Asrama = 250 kg/m2
3. Beban hidup untuk plat atap = 100 kg/m2
7. Dinding Partisi = 250 kg/m2
9. Keramik = 24 kg/m2
10. Plesteran (2,5 cm) = 53 kg/m2
11. Beban M/E = 25 kg/m2
12. Beban plafond = 18 kg/m2
13. Water proofing = 5 kg/m2

Beban yang bekerja pada Lantai 1


Beban yang bekerja pada kolom lantai 1 diuraikan sebagai berikut :
Direncanakan ukuran Kolom = 50 x 50 cm
Beban Hidup :
- Beban hidup lantai atap = 7 x 6 x 110 = 4620 Kg
- Beban hidup lantai 1+2+3+4 = 7 x 6 x 250 x 4 = 42000 Kg
WL = 46620 Kg
Beban Mati :
- Beban pelat lantai 1+2+3+4 = 7 x 6 x 2400 x 0,12 x 4 = 48384 Kg
- Beban pelat lantai 5 (Atap) = 7 x 6 x 2400 x 0,12 x 1 = 12096 Kg
- Beban Plafond 1+2+3+4+5 = 7 x 6 x 18 x 5 = 3780 Kg
- Beban M/E 1+2+3+4+5 = 7 x 6 x 25 x 5 = 5250 Kg
- Water Profing lantai 5 7 x 6 x 5 x 5 = 1050 Kg
- Balok arah X 1+2+3+4+5 = 0,4 x 0,50 x 2400 x 7 x 5 = 14700 Kg
- Balok arah Y 1+2+3+4+5 = 0,35 x 0,5 x 2400 x 6 x 5 = 12600 Kg
- Balok Anak arah X 1+2+3+4+5 = 0,20 x 0,35 x 2400 x 6,65 x 5 = 5586 Kg
- Balok Anak arah Y 1+2+3+4+5 = 0,20 x 0,35 x 2400 x 5,7 x 5 = 4746 Kg
- Dinding partisi 1+2+3+4 = 13 x 4 x 250 x 4 = 52000 Kg
- Tegel (2 cm) 1+2+3+4 = 7 x 6 x 24 x 4 = 4032 Kg
- Spesi (2,5 cm) 1+2+3+4+5 = 7 x 6 x 53 x 5 = 11130 Kg
WD = 175354 Kg
Jadi berat total (Wu) = 1,2WD + 1,6 WL
= 1,2 175354 + 1,6 46620
= 285016,8 Kg

Rencana awal (A) Wu 285016,8 Kg


= =
ø.f'c 0,65 x 250
= 1754 cm²
Dimensi awal b² = 1754 cm² ; b = 41,88 cm
Diambil b = 42 cm

Beban yang diterima kolom


= 285016,8 Kg + ( 0,5 x 0,5 x 20 x 2400 )
= 285016,8 Kg + 12000 Kg
= 297016,8 Kg
Rencana awal (A) Wu 297016,8 Kg
= =
ø.f'c 0,65 x 250
= 1828 cm²
Dimensi awal b² = 1828 cm² ; b = 42,753 cm
Diambil b = 42,8 cm
Maka Dimensi Kolom = 50 cm x 50 cm

Pu = U x 10 = 285016,8 x 10 = 2850168 N

Prinsip Perencanaan Menurut SNI 03-2847-2002

dalam merencanakan komponen struktur yang dibebani lentur atau aksial kombinasi beban lentur dan aksial
harus dipenuhi ketentuan pasal 12.3.5(2) yaitu : kuat Tekan rencana øPn dari komponen struktur tekan degan
tulangan sengkang pengikat tidak boleh diambil lebih besar dari :

øPnmax = 0,8 ø [ 0,85 fc' ( Ag - Ast ) + fy Ast ]


dimana :
ø = Faktor reduksi f = 0,65 untuk aksial tekan dengan aksial lentur komponen struktur
fc' = Kuat tekan beton yang disyaratkan = 25 MPa
fy = Tegangan leleh baja yang disyaratkan = 420 MPa
Ag = Luas bruto penampang = 50 cm . 50 cm = 2500 cm2
rt = Rasio penulangan kolom (0,01 - 0,03), diambil rt = 0,02
Ast = Luas tulangan total = rt . Ag = 0,02 x 2500 = 50 cm2

Sehingga :
øPnmax = 0,8 x 0,65 x 0,85 x 25 x 250000 - 5000,00 + 420 x 5000
= 3799250,0 N

Syarat :
øPnmax > Pu
3799250 > 2850168,0 Aman !!

jadi digunakan penampang yang seragam untuk semua kolom yaitu = 50 cm x 50 cm

Anda mungkin juga menyukai