B
B
B
A A A
Y
X DENAH STRUKTUR
ATAP
H
LANTAI 4
H
LANTAI 3
H
LANTAI 2
H
LANTAI 1
H
A A A
TAMPAK DEPAN
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG
1.Preliminary Desain
Perencanaan gedung menggunakan Sistim Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK)
Struktur Utama = Beton
Jumlah tingkat (Story) = 5 Tingkat
Tinggi tiap lantai = 4 m
Jumlah Bentang (bays) = 3 Bentang
Jarak antar bentang = 7 m , untuk arah X , 6 m , untuk arah Y
Mutu Beton (f’c) = 25 Mpa
Mutu Baja (fy) = BJ37 Mpa
Kegunaan Struktur = Asrama
Wilayah Gempa = 5 Maluku Utara ( Pulau Taliabu)
Jenis Tanah = Lunak
Sehingga struktur dimodelkan sebagai berikut :
h5
Story 4
h4
Story 3
h3
Story 2
h2
Story 1
h1
Base Story
L1 L2 L3
A B C D
4 B2 B2 B2
LY = 6 m
B4
B3
B3
B4
B1 B1 B1
3
LY = 6 m
B4
B3
B3
B4
2 B1 B1 B1
LY = 6 m
B4
B3
B3
B4
B2 B2 B2
1
LX = 7 m LX = 7 m LX = 7 m
Gambar 3. Permodelan Denah struktur
Sumber : Manual
f 'c = 25 MPa
Ec = 23500 MPa
Bjc = 2400 kg/m3
fy = 420 MPa
fu = 370 MPa
Es = 200000 MPa
Bjs = 7850 kg/m3
5.Pembebanan
1. Beban Mati (DL) dan Beban Hidup (LL)
· Beban Hidup (LL)
Lantai 1-4 (Asrama) = 250 kg/m’
Lantai 5 (atap) = 110 kg/m’
· Beban Mati
Beban sendiri komponen struktur (DL) sudah dihitung secara otomatis oleh Program
berdasarkan input data dimensi dan karakteristik material yang direncanakan.
· Beban Mati tambahan (DL) antara lain sebagai berikut :
Dinding bata = 250 kg/m2
Keramik = 24 kg/m2
Plesteran (2,5 cm) = 53 kg/m2
Beban M/E = 25 kg/m2
Beban plafond = 18 kg/m2
Water proofing = 5 kg/m2
Sehingga beban – beban gravitasi tersebut diatas dapat dirangkum untuk masing – masing lantai
sebagai berikut :
a. Beban Mati Lantai 5 (Atap).
Jenis bahan Uraian Berat (Kg/m2)
Spesi (t = 0,02 m) 0,02 . 2200 kg/m3 44
Plafond + penggantung 18
M/E 25
Water Proofing 5
92
2
Digunakan Beban Mati Lantai 5 (Atap) = 100 Kg/m
2. Beban gempa
Analisa beban gempa yang digunakan yaitu Analisis Ragam Spektrum Respons, Dimana analisis
dinamik dilakukan dengan bantuan program
3. Kombinasi Pembebanan
kombinasi beban ini digunakan baik untuk SNI 2002 maupun SNI 2012
1. 1,4 D
2. 1,2 D + 1,6 L
3. 1,2 D + 0,5 L + 1,0 E-X + 0,3 E-Y
4. 1,2 D + 0,5 L + 1,0 E-X – 0,3 E-Y
5. 1,2 D + 0,5 L – 1,0 E-X + 0,3 E-Y
6. 1,2 D + 0,5 L – 1,0 E-X – 0,3 E-Y
7. 1,2 D + 0,5 L + 0,3 E-X + 1,0 E-Y
8. 1,2 D + 0,5 L + 0,3 E-X – 1,0 E-Y
9. 1,2 D + 0,5 L – 0,3 E-X + 1,0 E-Y
10. 1,2 D + 0,5 L – 0,3 E-X – 1,0 E-Y
T C
1,00
0 0,36
0,90
0,20 0,90 0,80
1,00 0,90 0,70
1,10 0,82 0,60
1,20 0,75 0,50
1,30 0,69 0,40
1,40 0,64 0,30
0,20
1,50 0,60
0,10
1,60 0,56
0,00
1,70 0,53 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3
1,80 0,50
1,90 0,47 Gambar 5. Grafik Respon Spectrum SNI 2002 Wilayah 5 Tanah Lunak
2,00 0,45 Sumber : Manual
2,10 0,43 Persamaan kemiringan untuk T ≤ 0,20
2,20 0,41 y - y1 = x - x1
2,30 0,39 y2 - y1 x2 - x1
2,40 0,38
2,50 0,36 y - 0,36 = x - 0,00
2,60 0,35 0,90 - 0,36 0,20 - 0,00
2,70 0,33 y - 0,36 = x
2,80 0,32 0,54 0,20
2,90 0,31 y = 2,70 x + 0,36
3,00 0,30
Beban gempa Respons Spektrum diambil dari hasil perhitungan pembagian C = (0,90/T),
untuk tanah lunak. Kemudian di in-put ke dalam program SAP2000 V.14 lihat gambar 6.
Gambar 6. Peng-input-an beban gempa Respons Spektrum pada program SAP 2000 V.14
Sumber : Program SAP 2000 V.14
● SNI 1726-2012
Kategori Resiko = II
Faktor Keutamaan Gempa Ie = 1
Kelas Situs Tanah Lunak = SE
Percepatan Respon Spektral MCE dari peta Gempa 0.2 detik Ss
Percepatan Respon Spektral MCE dari peta Gempa 1 detik S1
Kelas Situs SE
Fa = 0,9 detik Fv = 2,4 detik
SMS = Ss . Fa
= 1,395 . 0,9 = 1,256
SM1 = S1 . Fv
= 0,526 . 2,4 = 1,262
SDS1 0,84
T0 = 0 = 0,2 = 0,20
SDS 0,84
SD1 0,84
Ts = = = 1,01
SDS 0,84
T
untuk periode < T0 gunakan Sa = SDS . ( 0 + 1 )
T0
untuk periode ≥ T0 ≤ Ts gunakan Sa = SDS
S
untuk periode > Ts gunakan Sa = D1
T
buat dalam bentuk tabel
T T Sa 0,900
Detik Detik g 0,800
0 0,00 0,335
0,700
T0 0,20 0,837
0,600
Ts 1,01 0,837
Ts + 0.1 1,11 0,761 0,500
Ts + 0.2 1,21 0,698 0,400
Ts + 0.3 1,31 0,645 0,300
Ts + 0.4 1,41 0,599 0,200
Ts + 0.5 1,51 0,559
0,100
Ts + 0.6 1,61 0,524
Ts + 0.7 1,71 0,493 0,000
Ts + 0.8 1,81 0,466 -0,50 0,50 1,50 2,50 3,50 4,50 5,50
Ts + 0.9 1,91 0,442
Ts + 1 2,01 0,420 Gambar 7. Grafik Respon Spectrum SNI 2012 Tanah Lunak
Ts + 1.1 2,11 0,400 Sumber : Manual
Ts + 1.2 2,21 0,382
Ts + 1.3 2,31 0,365
Ts + 1.4 2,41 0,350
Ts + 1.5 2,51 0,336
Ts + 1.6 2,61 0,323
Ts + 1.7 2,71 0,311
Ts + 1.8 2,81 0,300
Ts + 1.9 2,91 0,290
Ts + 2 3,01 0,280
Ts + 2.1 3,11 0,271
Ts + 2.2 3,21 0,263
Ts + 2.3 3,31 0,255
Ts + 2.4 3,41 0,247
Ts + 2.5 3,51 0,240
Ts + 2.6 3,61 0,233
Ts + 2.7 3,71 0,227
Ts + 2.8 3,81 0,221
Ts + 2.9 3,91 0,215
Ts + 3 4,01 0,210
Ts + 3.1 4,11 0,205
Ts + 3.2 4,21 0,200
Ts + 3.3 4,31 0,195
Ts + 3.4 4,41 0,191
Ts + 3.5 4,51 0,187
Ts + 3.6 4,61 0,183
Ts + 3.7 4,71 0,179
Ts + 3.8 4,81 0,175
Ts + 3.9 4,91 0,172
Ts + 4 5,01 0,168
Gambar 8. Peng-input-an beban gempa Respons Spektrum pada program SAP 2000 V.14
Sumber : Program SAP 2000 V.14
dari tabel sesuai dengan nilai SDs dan SD1 maka didapat kategori Desain Seismik D
I. PERENCANAAN AWAL (PRELIMINARY DESIGN)
I.1. DIMENSI BALOK
Untuk perhitungan, tebal pelindung/selimut beton menurut SNI 03-2847-2002, pasal 9.7.1, untuk balok = 40 mm
Sedangkan untuk perencanaan tinggi balok (hmin) yang fy-nya selain dari 400 Mpa nilainya harus dikalikan
dengan (0,4 + fy/700), SNI 03-2847-2002 hal 63. Contoh fy =240, maka : faktor penggandanya
(0,4 + 240/700)
= = 0.743
Untuk perhitungan lebar balok berdasarkan hubungannya dengan dmin yang ekonomis
adalah = hmin - selimut beton, yaitu :
dmin = (1,5 - 2,0) . B , diambil b = dmin/1,5.
Lihat denah balok untuk tiap lantai , berdasarkan SNI 03-2847-2002 tabel 8
Parameter yang digunakan
Selimut Beton (P) = 40 mm
Dia. Tul. Utama = 12 mm
Dia. Tul.Sengkang = 8 mm
L 7000
hmin = = = 333,33 mm = digunakan = 40,00 cm
21 21
dmin 34,600
b = = = 23,067 cm = 25 cm
1,5 1,5
B2
Diketahui L = 7000 mm Asumsi satu ujungnya menerus.
L 7000
hmin = = = 378,38 mm = digunakan = 40,00 cm
18,5 18,5
dmin 34,600
b = = = 23,067 cm = 25 cm
1,5 1,5
L 6000
hmin = = = 285,71 mm = digunakan = 30,00 cm
21 21
dmin 24,600
b = = = 16,400 cm = 20 cm
1,5 1,5
B4
Diketahui L = 6000 mm Asumsi satu ujungnya menerus.
L 6000
hmin = = = 324,32 mm = digunakan = 35,00 cm
18,5 18,5
dmin 29,600
b = = = 19,733 cm = 20 cm
1,5 1,5
BALOK ANAK
digunakan Balok Anak dengan ukuran yang seragam baik arah X maupun arah Y.
diambil bentang yang tepanjang
diketahui : L = 3000 mm Asumsi dua tumpuan sederhana
L 3000
hmin = = = 187,50 mm = digunakan = 20,00 cm
16 16
dmin 14,600
b = = = 9,733 cm = 10 cm
1,5 1,5
Tabel Rekapitulasi Ukuran Balok
BALOK UKURAN BALOK (cm2)
B1 25,0000 x 40,0000
B2 25,0000 x 40,0000
B3 20,0000 x 30,0000
B4 20,0000 x 35,0000
Balok Anak 10,0000 x 20,0000
Dalam perencanaan konstruksi, biasanya diambil ukuran balok yang seragam. Ketentuan pengambilan ukuran balok
yang sama yaitu sekurang-kurangnya diambil sama dengan ukuran balok yang terbesar dan untuk
mempertimbangkan tegangan Geser dan Lentur serta lendutan yang besar maka digunakan balok dengan dimensi
Arah X = ( 35 x 50 ) cm2
Arah Y = ( 35 x 50 ) cm3
Balok Anak = ( 20 x 35 ) cm2 dan
Pelat lantai 5 (atap) digunakan = 120 mm
Pelat lantai 1-4 digunakan = 150 mm
I.2. TEBAL PLAT
B1 B1 LL = Bentang panjang
LS = Bentang pendek
Plat - plat diwakili oleh panel seperti
6,00 m
B4 Panel 3 B3 Panel 4 gambar disamping tinjauan balok tepi dan
balok tengah : Memanjang : arah x
B1 B1 Melintang : arah y
6,00 m
B4 Panel 1 B3 Panel 2
B2 B2
y 7,00 m 7,00 m
perencanaan pelat dengan menggunakan metode perencanaan langsung sesuai SNI 03-2847-2002, pasal 15.6
syarat menggunakan metode langsung :
1. minimum harus ada tida bentang menerus pada masing-masing arah.
- dalam kasus ini terdapat 3 bentang dengan masing-masing 7 m untuk arah X dan 6 m untuk arah Y.
2. perbandingan bentang panjang dan bentang pendek yang diukur dari sumbu ke sumbu < 2
- Lx / Ly = 7 / 6 = 1,167 < 2 … Oke
3. beban yang diperhitungkan hanyalah beban grafitasi da n terbagi merata pada seluruh pelat. Beban hidup
tidak boleh lebih dari 2 kali beban mati.
- untuk perhitungan awal tebal pelat dipakai 120 mm
beban dihitung dengan cara :
- beban mati dari berat pelat sendiri
DL = 2400 x 0,12
= 288 kg/m2
- beban mati tambahan
DL = 120 kg/m2
DL Total = 288 + 120
2
= 408 kg/m
- beban Hidup
LL = 250 kg/m2
maka 2 DL = 2 x 408 = 816 kg/m2 > LL = 250 kg/m2
Be=Bw+2Hw<Bw+8Ht
Ht
h
Hw
Bw
I 120 mm
ya
II 500 mm 620 mm
yb
350 mm
Ib = 11924610187,93 mm4
● Momen Inersia Pelat
Is = 1/12 x L x Ht3
1 3
Is = 6000 x 120
12
Is = 864000000,0 mm4
3,50 m 3,50 m
6,00 m
3,00 m
3,00 m
6,00 m
7,00 m 7,00 m
Gambar 6.1 Tributary area beban yang diterima oleh kolom
Kolom direncanakan dengan dimensi yang sama (b=h) sehingga dalam menentukan bebannya dipakai beban
pelat terbesar
yaitu 700cm x 600cm.
Beban yang dipikul kolom menurut PBI untuk gedung adalah :
1. Berat volume beton bertulang = 2400 kg/m3
2. Berat Beban hidup untuk Asrama = 250 kg/m2
3. Beban hidup untuk plat atap = 100 kg/m2
7. Dinding Partisi = 250 kg/m2
9. Keramik = 24 kg/m2
10. Plesteran (2,5 cm) = 53 kg/m2
11. Beban M/E = 25 kg/m2
12. Beban plafond = 18 kg/m2
13. Water proofing = 5 kg/m2
Pu = U x 10 = 285016,8 x 10 = 2850168 N
dalam merencanakan komponen struktur yang dibebani lentur atau aksial kombinasi beban lentur dan aksial
harus dipenuhi ketentuan pasal 12.3.5(2) yaitu : kuat Tekan rencana øPn dari komponen struktur tekan degan
tulangan sengkang pengikat tidak boleh diambil lebih besar dari :
Sehingga :
øPnmax = 0,8 x 0,65 x 0,85 x 25 x 250000 - 5000,00 + 420 x 5000
= 3799250,0 N
Syarat :
øPnmax > Pu
3799250 > 2850168,0 Aman !!