Ilmu Ukur Tanah Dan Pemetaan PDF
Ilmu Ukur Tanah Dan Pemetaan PDF
1.1 Pendahuluan
- Berdasarkan alam:
1. Pengukuran daratan (land surveying): antara lain
pengukuran topografi, untuk pembuatan peta topografi, dan
pengukuran kadaster, untuk membuat peta kadaster.
2. Pengukuran perairan (marine or hydrographic surveying): antara
lainpengukuran muka dasar laut, pengukuran pasang surut,
pengukuran untuk pembuatan pelabuhan dll-nya.
3. Pengukuran astronomi (astronomical survey): untuk menentukan
posisi di muka bumi dengan melakukan pengukuran-pengukuran
terhadap benda langit.
- Berdasarkan tujuan:
1. Pengukuran teknik sipil (engineering survey): untuk memperoleh data
dan peta pada pekerjaan-pekerjaan teknik sipil.
2. Pengukuran untuk keperluan militer (miltary survey).
3. Pengukuran tambang (mining survey).
4. Pengukuran geologi (geological survey).
5. Pengukuran arkeologi (archeological survey).
S 10 - 20 km ± 0.53 m Triangulasi
T 3 - 10 km ± 3.30 m Mengikat
K 1 - 3 km - Polygon
Soal :
1. Apa yang dimaksud dengan Peta dan apa pula yang dimaksud
dengan denah ?
2. Apa perbedaan Peta Topografi dan peta tematik? Apapula
perbedaan Peta Skala Besar dan Peta berskala kecil ?
3. Menurut saudara faktor apa yang dapat membatasi kelengkapan
data yang tersaji pada suatu peta ? Jelaskan !
B
A U
D
C
B'
D'
B A U
D''
D'
C B''
B'
D
c
a
b
c
a
A dan B adalah titik - titik kerangka dasar, sehingga garis AB adalah garis
ukur. Titik - titik a, b, c adalah tittik-titik detil , titik-titik a', b', c' dan a", b", c"
adalah titik ikat a, b, dan c ke garis ukur AB. Diusahakan segi-3 aa'a",
bb'b" dan cc'c" samasisi atau sama kaki.
Pengikatan titik a, b, dan c ke garis ukur AB lebih sederhana bila dibuat
dengan memperpanjang garis detil hingga memotong ke garis ukur.
d
c a
A C
Titik detil penting dianjurkan diukur dengan kedua cara untuk kontrol
ukuran.
Pegangan Tangan
Pembidik kasar
LensaTeropong
Pengunci Teropong
Pembidik
unting unting
Layar display
BA
BT
BB
t
HAB H
HAB
i
HA dAB
H
3 d3 5
1 4
d4
U 3
4
d1
2 dS
1 d2
2
B
A
Soal :
1. Ada berapa cara pengukuran sederhana ? Bagaimana cara
pengukuran Offset ?
2. Apa yang dimaksud dengan pengukuran Tachimetri ? Jelaskan !
3. Buat perbandingan pengukuran pengikatan cara offset dengan
pengikatan pada penentuan posisi cara mengikat ke muka dan ke
belakang.
4. Apakah mungkin pada pengukuran tachymetri BT = (BA + BB)/2 ?
Apa keuntungan mengatur bacaan BT pada pengukuran
tachymetri = tinggi alat ?
3.1 Kontur
Salah satu unsur yang penting pada suatu peta topografi adalah
informasi tentang tinggi suatu tempat terhadap rujukan tertentu. Untuk
menyajikan variasi ketinggian suatu tempat pada peta topografi,
umumnya digunakan garis kontur (contour-line).
Garis kontur / Garis tranches / Garis tinggi / Garis lengkung
horisontal adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan
ketinggian sama. Garis kontur + 45 m, artinya garis kontur ini
menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian sama + 45 m
terhadap referensi tinggi tertentu.
Garis kontur dibentuk dengan membuat proyeksi tegak garis garis
perpotongan bidang mendatar dengan permukaan bumi ke bidang
mendatar peta. Karena peta umumnya dibuat dengan skala tertentu,
maka bentuk garis kontur ini juga akan mengalami pengecilan sesuai
skala peta.
50 m
45 m
40 m
Kontur Khayal
A Diperkecil
A
Kontur 50 m
Kontur 45 m
Kontur 40 m
h. Garis kontur pada bukit atau cekungan membentuk garis - garis kontur
yang menutup - melingkar.
i. Garis kontur harus menutup pada dirinya sendiri.
j. Dua garis kontur yang mempunyai ketinggian sama tidak dapat
dihubungkan dan dilanjutkan menjadi satu garis kontur.
+121 m
+120 m
+119 m
+120
Landai
+121
+119 +120 +121 Curam +119
Gambar 3.2: Kerapatan garis kontur daerah landai & daerah curam
+121 m
+120 m
+119 m
+118
+121
Sangat curam + +120
+119
+118
P
P
P'
P'
Bukit
Cekungan
- +
D
B
β4
B
β2
H β3
β1 C
A A
A B
A B
Sungai
Sungai
Garis Kontur +102 m
Sungai
Bendung
A
a + 102 m
+ 103 m
b
+ 104 m
c
+ 105 m
d
+ 106 m
+ 107 m
B
: Garis rencana Route / Trace
T
A B
Gambar 3.11: Pengukuran kontur pola grid dan pola spot level.
Garis Kontur
H = 1 m
H = 1 m + 102 m
H = 1 m + 101 m
H = 1 m + 100 m
B
+ 114.8
C
+114.9
a
b
Garis Kontur + 108.0
D
c
A +114.8
+ 102.6
- Cara grafis
Pada kertas transparan, buat interpolasi dengan membuat garis
garis sejajar dengan interval tertentu pada selang antara dua titik yang
sudah diketahui ketinggiannya. Kemudian plot salah satu titik pada kertas
transparan. Titik ini kemudian dihimpitkan dengan titik yang sama pada
kertas gambar dan keduanya ditahan berimpit sebagai sumbu putar.
Selanjutnya putar kertas transparan hingga arah titik yang lain yang
diketahui ketinggiannya terletak pada titik yang sama pada kertas
gambar. Maka dengan menandai perpotongan garis-garis sejajar dengan
garis yang diketahui ketinggiannya diperoleh titik-titik dengan ketinggian
pada interval tertentu.
Teks perlu diatur untuk mendapatkan tampilan peta yang baik dan
mudah dibaca. Teks dapat diatur dengan menekan tombol font yang ada
pada jendela Contour Label.
Keterangan :
- Face : Mengatur jenis huruf yang dipakai oleh label
- Points : Ukuran huruf label
- Color : Warna teks label
- Style : Bentuk huruf
Bold : Tebal
Italic : Miring
Strikethrough : Bergaris di tengah teks
Underline : Bergaris bawah
Hal agak berbeda dengan penetapan berikut ini. Semua yang ada pada
data XYZ ditetapkan sebagai garis kontur yang akan digambarkan. Namun
interval kontur ditetapkan berjarak 5. Artinya, bahwa beda tinggi antarkontur
adalah 5. Garis yang akan dimunculkan adalah garis-garis yang berada
pada kelipatan 5 tersebut dari posisi data dengan ketinggian 45.
Peta kontur dengan gradasi warna nampak lebih mudah untuk dibaca.
Dengan didasarkan pada gradasi tersebut dapat diketahui tempat-tempat
dengan kemungkinan tertinggi atau terendah. Untuk menentukan suatu
warna adalah tertinggi atau terendah dapat dibaca dari label kontur yang
ada atau dari skala warna yang juga dapat dimunculkan pada peta
kontur. Perhatikan hasil peta kontur bergradasi dengan skala warna
seperti dibawah ini.
Peta kontur di atas dapat dibaca dengan melihat pada label garis
kontur serta keterangan skala warna. Bentuk peta kontur seperti ini
sangat memudahkan pengguna peta dalam menganalisis morfo lahan.
Pengaturan atribut garis kontur terdiri dari pengaturan warna, bentuk, dan
ukuran garis. Wama garis berupa pembentukan gradasi warna garis
3. Pilih tipe file (DEM atau GRD) pada List File of Type.
2. Pilih Surface plot sehingga akan muncul kotak dialog Open Grid
3. Pilih tipe file (DEM atau GRD) pada List File of Type.
2. Pilih Surface plot sehingga akan muncul kotak dialog Open Grid
3. Pilih tipe file (DEM atau GRD) pada List File of Type.
Soal Latihan
1. Tarik garis kontur dengan interval 5 m dan indeks kontur tiap kelipatan
genap 10 m dari data ukur pengukuran kontur cara grid yang sudah
diplot pada sketsa berikut dibawah ini. Pada satu kotak = (1cmx 1 cm)
sama dengan (500 m x 500 m).
a. Apakah ada bukit dan cekungan ? Bila ada tunjukkan letaknya.
b. Berapa garis kontur terendah dan tertinggi ?
c. Bila Koordinat A1 ( 500 ; 500 ) hitung koordinat masing masing titik .
1 2 3 4 5 6 7 8
Sawah
Rendah
Kali Buntung
Tinggi
Jl. Tambakoso
Sawah Potongan melintang
Y B
U
C
A
E D
X
A' E' B' D' C'
————————————————
Grid Volume Computations
————————————————
Fri Feb 22 23:32:27 2008
Upper Surface
X Minimum: 959.7810565
X Maximum: 1005.792364
X Spacing: 1.0700304069767
Y Minimum: 890.2320068
Y Maximum: 995.3815586
Y Spacing: 1.0621166848485
Z Minimum: 2.8680693211925
Z Maximum: 5.8312994024409
Lower Surface
Level Surface defined by Z = 5
Volumes
Z Scale Factor: 1
Areas
Planar Areas
Positive Planar Area [Cut]: 109.53857753432
Negative Planar Area [Fill]: 4728.5297838227
Blanked Planar Area: 0
Total Planar Area: 4838.068361357
Surface Areas
Positive Surface Area [Cut]: 111.37818009001
Negative Surface Area [Fill]: 4742.6399450461
4.2 VOLUME
- Cara potongan melintang rata-rata
Bila A1 dan A2 merupakan luas dua buah penampang yang berjarak L,
maka volume yang dibatasi oleh kedua penampang ini:
V = 1/2(A1 + A2+ A3) L
A3 L
A2
A1
A3
A2 L2
L1
A1
V. FOTOGRAMETRI
2. Wide Angel
Untuk pemetaan sering digunakan kamera type ini.
Masalah yang timbul :
- Kualitas gambar lebih baik
- = 15 cm
- Kecuali untuk pemetaan skala kecil dan heindah
b a Bidang foto
f
o
h
Bidang permukaan tanah
B
A
Gambar 5.2 Foto udara vertikal
Keterangan :
D = Lensa Udara
f = Panjang Fokus
h = Ketinggian di atas permukaan tanah
AB = Bidang tanah yang terpotret
ab = Bayangan AB di bidang foto
Skala foto :
ab // AB abo // ABO
ab f
=
AB h
ab
= skala foto = s
AB
f
s =
h
o
Foto Positif b a d f
c
C D
HC HD
A
B
HB HA
Datum ( MSL )
Gambar 5.3 Skala Foto Vertikal
Keterangan :
MSL = Medium Soil level = permukaan bidang tanah datar
H = ketinggian kamera di atas permukaan tanah,
maka skala foto di titik A :
f
SA =
H- HA
f
SB =
H- HB
f
Sc =
H- HC
f
SD =
H- HD
f
Skala rata- rata =
H- H rata-rata
CREATED BY: FEBRU D.H , BE
PUBLISHED BY : BRANKAS-PENGETAHUAN.BLOGSPOT.COM
72
01 02
A
B
Jalur Terbang
b Pm
A-B
PM = x 100 %
A
Pm = a-b x 100 %
a
a
W
Jalur 1
W
Ps
Jalur 2
A-W
PS = X 100 %
A
a-w
Ps = a X 100 %
Pm
b
B = b .a .s
B = ( 100 % - Pm ) a . s
10%
40% W Ps
10%
W =w.a.s
w = ( 100 % - Ps ) . a . s
L
M =
w
Jalur terbang
B
P Titik Utama
P = Panjang daerah
L = Isbar daerah
s = Skala foto
Misal :
N = Jumlah daerah spesfktif setiap jalur
P
N= ( bulatkan ke atas )
B
PERENCANAAN
TRIANGULASI UDARA
Contoh Soal :
1. Suatu foto udara yang dihasilkan dari kamera dengan
jarak focus 150 mm. Pada tinggi terbang 3300 m diatas muka laut
rata – rata. Berapa skala foto di titik A , jika elevasi titik A = 800 m
di atas muka laut rata – rata ?
Jawab :
f = 150 mm = 50 . 10 -4 m
H = 3300 m
HA = 800 m
f 150 . 10 -4
SA = =
H- H rata-rata 3300 - 800
SA = 6 . 10 -6
f ab
=
H AB
0,015 0,23
=
4000 AB
AB = 6133,33 m 6133 m
AB2 = 37613689 m
Skala sebuah foto dapat ditentukan dari peta wilayah yang sama.
Jarak di foto
Skala foto = x skala peta
Jarak di peta
3.
3. 88 2000 …… 1:5000
Keterangan :
1. Bagian lurus (tangent) bertemu pada titik potong V (point of
intersection - PI ).
2. Sudut perubahan arah bagian lurus (external angle of deflection),
dari arah sebelum dan sesudah PI disebut sudut persilangan D
(intersection angle).
Keterangan :
TS : Titik perubahan dari bagian lurus ke spiral,
SC : Titik perubahan dari spiral ke circle
CS : Titik perubahan dari circle ke spiral
ST : Titik perubahan dari spiral ke bagian lurus
Keterangan :
Keterangan :
Titik balik tertinggi/terendah bila:
(g1 > 0 dan g2 < 0 dan g2 < 0) atau (g2 < 0 dan g1 > 0 dan g1 > 0),
dengan lokasi titik balik pada XTB = g1L/(g1 - g2).
6.4.2 Pelebaran
Pada rute jalan, pelebaran pada lengkung horizontal dibuat untuk
memberikan ruang gerak kendaraan pada waktu membelok dan
memberikan jarak pandang bebas bagi pengemudi.
Pelebaran diberikan pada bagian dalam lengkungan. Pada S-C-S
pelebaran diberikan secara sedikit demi sedikit dari 0 pada TS hingga
maksimum pelebaran + m meter pada SC dan konstan hingga CS serta
menurun sedikit demi sedikit kembali 0 pada ST. Pada C saja, pelebaran
diberikan seolah-olah ada bagian transisi yang mendahului dan
mengakhiri C dengan bagian tangen.
6.5. Penampang
Penampang merupakan gambar irisan tegak. Bila pada peta
topografi bisa dilihat bentuk proyeksi tegak model bangunan, maka pada
gambar penampang bisa dilihat model potongan tegak bangunan dalam
arah memanjang ataupun melintang tegak lurus arah potongan
memanjang. Bisa dipahami bahwa gambar penampang merupakan
gambaran dua dimensi dengan elemen unsur jarak (datar) dan
ketinggian. Unsur-unsur rupa bumi alamiah ataupun unsur-unsur buatan
manusia yang ada dan yang akan dibuat disajikan dalam gambar
penampang. Pada gambar penampang dibuat dan disajikan rencana dan
rancangan bangunan dalam arah tegak. Skala horizontal pada gambar
penampang umumnya lebih kecil dibandaing skala tegak.
Pengukuran penampang bisa dilakukan dengan mode teristris,
fotografis ataupun ekstra teristris. Tergantung pada jenis pekerjaan dan
kondisi medannya, pengukuran penampang bisa dilakukan dengan cara
langsung ataupun tidak langsung menggunakan alat sipat datar,
theodolite atau alat sounding untuk pengukuran pada daerah berair yang
dalam.
Pengukuran pendahuluan
Kriteria Perencanaan:
KP - 01: Kriteria Perencanaan - Bagian Perencanaan Jaringan Irigasi
KP - 02: Kriteria Perencanaan -Bagian Bangunan Utama
KP - 03: Kriteria Perencanaan -Bagian Saluran
KP - 04: Kriteria Perencanaan -Bagian Bangunan
KP - 05: Kriteria Perencanaan -Bagian Petak Tersier
KP - 06: Kriteria Perencanaan -Bagian Parameter Bangunan
KP - 07: Kriteria Perencanaan -Bagian Standar Penggambaran
Bangunan Irigasi:
BI - 01: Tipe Bangunan Irigasi
BI - 02: Standar Bangunan Irigasi
Persyaratan Teknis:
PT - 01: Persyaratan Teknis - Bagian Perencanaan Jaringan Irigasi
PT - 02: Persyaratan Teknis - Bagian Pengukuran
PT - 03: Persyaratan Teknis - Bagian Penyelidikan Geoteknik
PT - 04: Persyaratan Teknis - Bagian Penyelidikan Model Hidrolis.
Pada PT - 02 mencakup:
Bagian I : Pemotretan Udara Vertikal,
Bench Mark:
BM merupakan titik rujukan dan pemeriksaan posisi horizontal (KDH) dan
vertikal (KDV) pengukuran dan pemetaan. Sepanjang rute sungai dan
saluran, BM dipasang setiap interval 2,5 km. BM terpasang dibuatkan
deskripsi.
Poligon:
Poligon utama:
1. Poligon terikat sempurna,
2. Kesalahan penutup sudut lebih teliti atau sama dengan 10" n;
n = jumlah titik sudut,
3. Kesalahan penutup linier poligon (jarak) 1: 10 000.
Poligon cabang:
1. Poligon terikat sempurna pada poligon utama,
2. Kesalahan penutup sudut lebih teliti atau sama dengan:
- Poligon terikat sempurna pada poligon utama,
- Kesalahan penutup sudut lebih teliti atau sama dengan 20" n;
n = jumlah titik sudut,
3. Kesalahan penutup linier poligon (jarak) 1: 5 000.
CREATED BY: FEBRU D.H , BE
PUBLISHED BY : BRANKAS-PENGETAHUAN.BLOGSPOT.COM
104
Garis kontur:
1. Indeks kontur umumnya 5 m atau 10 m,
2. Interval 0,25 m pada daerah datar hingga 10 m pada daerah dengan
kecuraman > 20%.
GAMBAR SITUASI
RENCANA EMBUNG GUNUNG GENI
1 : 1000
PEKERJAAN : EMBUNG GUNUNG GENI PROBOLINGGO:
JUDUL GAMBAR :
Stasion rute:
1. Stasion atau patok kilometer dimulai dari bagian hilir sungai atau awal
bendung,
2. Patok kilometer di pasang sebelah kanan/kiri sungai ataupun saluran.
Penampang memanjang:
1. Penampang memanjang (PM) sepanjang sungai atau saluran,
2. PM menunjukkan kedalaman asli sumbu, bagian terdalam, tinggi muka
air terendah dan
tertinggi,
3. PM menunjukkan tinggi rencana muka air tertinggi, banjir, tinggi
tanggul kanan dan kiri,
4. PM dibuat berdasarkan data pengukuran penampang melintang,
5. Skala gambar H/V 1 : 2 000/1 : 200 atau 1 : 1 000/1 : 100.
Pengukuran penampang memanjang saluran dan sungai umumnya tidak
diukur tersendiri, tetapi merupakan bagian dari pengukuran penampang
melintang.
Bantaran Bantaran
H.W.L
M.W.L
L.W.L
Sejauh 300 m Sejauh 300 m
DAFTAR PUSTAKA
GAMBAR SITUASI
BENDUNGAN KETANDAN
Legenda:
SATUAN KERJA SEMENTARA PENGEMBANGAN PENGELOLAAN SUMBER AIR BRANTAS
Jl. Menganti No. 312 Telp. 031-75234888,7521645,Fax. 7523488,KOTAK POS1/38KD SURABAYA 60402
Pekerjaan :
F/S BENDUNGANAN KEDUNG WARAK DI KABUPATEN NGANJUK
120 Kontur Batas Daerah Genangan
Judul Gambar :
Jalan Setapak
Tanggal : Ir. Kusharto Ir. Gandes Sawitri, MT. Ir. Djoko Judi, Dipl. HE.