Anda di halaman 1dari 16

TUGAS 1

ELUSIDASI STRUKTUR SENYAWA ORGANIK

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Sri Atun M. Si

Disusun oleh :
Tiara Lestari Paembonan (18728251008)
Wan Zahara Zaitu Hania (18728251016)
Pendidikan Kimia A

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2019
1. Prinsip dasar dan kegunaan elusidasi struktur pada spektroskopi:
a. Ultraviolet – Visible (UV-Vis)
Spektroskopi ultraviolet dan tampak (UV-Vis) menggunakan interaksi
molekul dengan gelombang elektromagnet. Apabila sampel senyawa organik
(memiliki ikatan molekul atau kovalen) dalam bentuk larutan encer dan
disinari dengan sinar UV (panjang gelombang dari 200 - 400 nm) dan tampak
(panjang gelombang (panjang gelombang 350-750 nm) maka sebagian cahaya
akan diserap sesuai dengan struktur molekul senyawa tersebut oleh ikatan
molekul.
Spektroskopi UV-Vis dengan energi yang besar dibandingkan
spektroskopi yang lain akan menyebabkan elektron dalam molekul akan
mengalami eksitasi dengan berbagai tingkatan energi. Elektron tersebut akan
tereksitasi dengan menyerap energi UV-Vis yang disinari. Dalam UV-Vis
akan terjadi peristiwa, penyerapan energi dalam tingkatan molekuler dan
mengakibatkan eksitasi ikatan molekul. Eksitasi dapat terjadi antara ikatan
yang ada di dalam molekul (gugus kromofor)/ gugus yang meyerap sinar, dan
elektron ikatan dalam molekul akan menjadi eksitasi. Jenis eksitasi yang
terjadi dapat berupa transisi 𝜎 → 𝜎*, transisi 𝜋 → 𝜋*, transisi n→ 𝜎 ∗ dan
transisi 𝑛 → 𝜋* dengan energi yang berbeda-beda. Besarnya sinar yang
diserap tergantung pada jenis kromofor yang dimiliki senyawa organik.
Intensitas yang diberikan oleh sinar akan berkurang oleh adanya penyerapan,
yang kemudian akan dideteksi oleh detektor dan akan diubah dalam spektrum
absorbansi. Spektrum absorbansi akan memberikan informasi mengenai
panjang gelombang maksimal yang akan mencerminkan jenis transisi
elektronik sehingga dapat diketahui gugus kromofor pada senyawa organik
tersebut.
Spektroskopi UV-Vis dapat digunakan untuk analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif. Spektrosfotometer UV-Vis secara kualitatif bertujuan
untuk mengetahui komposisi suatu zat atau campuran zat yang merupakan
informasi kualitatif atas dasar spektrum mengenai ada atau tidaknya suatu
unsur atau komponen dalam senyawa organik. Spektrosfotometer UV-Vis
secara kuantitatif dapat digunakan untuk mengukur jumlah atau banyaknya
unsur yang akan diteliti.
Contoh UV-Vis

b. Infrared (IR)
Spektroskopi IR adalah suatu metode yang mengamati interaksi molekul
dengan radiasi elektromaknetik menggunakan suatu alat yaitu
spektrofotometer Inframerah (Sri Atun, 2019). Energi yang dipancarkan
berasal dari radiasi inframerah dengan panjang gelombang yang lebih panjang
dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang mikro.
Spektrofotometri IR adalah salah satu teknik analisis yang penting karena
dapat mempelajari berbagai jenis sampel senyawa organik.
Radiasi IR terletak pada daerah panjang gelombang (): 0,75 – 1000 μm
atau bilangan gelombang (ѵ̅): 13000 – 10 cm-1. Radiasi IR dibedakan
menjadi: IR dekat (Near IR, : 0.78-2,5 µm, ѵ̅: 12800-4000 cm-1), IR
pertengahan (middle IR, : 2,5-50 µm, ѵ̅: 4000-200 cm-1) dan IR jauh (far IR,
: 50-1000 µm, ѵ
̅ : 200-10 cm-1). Sedangkan untuk analisis instrumen radiasi
IR memiliki : 2,5-15µm, ѵ̅: 4000-670 cm-1).
Interaksi energi IR terhadap molekul menyebabkan terjadinya vibrasi
molekuler. Ketika radiasi IR dilewatkan melalui suatu cuplikan, maka
molekulnya dapat mengabsorbsi energi dan terjadilah transisi diantara tingkat
vibrasi dasar dan tingkat vibrasi tereksitasi. Energi yang terserap ini akan
dibuang dalam bentuk panas bila molekul kembali ke keadaan dasar. Agar
molekul dapat menyerap energi IR, maka gerakan vibrasi atau rotasinya harus
disertai perubahan momen dwikutub/dipol. Jika frekuensi sinar tepat sama
dengan salah satu natural vibrational frequency dari molekul, maka sinar
akan diserap sehingga terjadi perubahan amplitudo vibrasi dari molekul.
Hooke mengemukakan suatu senyawa yang terdiri atas dua atom dapat
digambarkan dengan dua buah bola yang saling terikat oleh pegas. Atom-
atom di dalam suatu senyawa tersebut tidak diam melainkan bervibrasi atau
berosilasi bila molekul menyerap radiasi IR. Tipe ikatan dalam molekul yang
berlainan menyerap radiasi IR pada panjang gelombang dengan karakteristik
tertentu. Kebanyakan gugus seperti C-H, O-H, C=O dan CN, menimbulkan
absorpsi IR yang hanya sedikit berubah dari satu molekul ke molekul lain
bergantung pada substituen-substituen lain. Hampir semua senyawa dapat
menyerap radiasi IR kecuali yang berinti sama, misalnya O2, N2, dan lain-lain.
Absorbansi radiasi IR sesuai dengan tingkat energi vibrasi dan rotasi
pada ikatan kovalen yang mengalami perubahan momen dipol dalam suatu
molekul. Vibrasi molekul hanya akan terjadi bila suatu molekul terdiri dari
dua atom atau lebih. Untuk dapat menyerap radiasi IR (aktif IR), vibrasi
suatu molekul harus menghasilkan perubahan momen dipol. Molekul yang
tidak mempunyai momen dipol (μ = 0) atau selama bervibrasi ikatannya
tidak menghasilkan perubahan momen dipol, maka rotasi ataupun vibrasi
molekulnya tidak menyerap radiasi IR (tidak aktif IR). Suatu ikatan dalam
suatu molekul dapat menyerap energi lebih dari satu bilangan gelombang,
disebabkan oleh sebagian perubahan dalam momen ikatan pada saat energi
diserap. Dengan demikian, prinsip dasar spektrofotometer IR adalah
interaksi energi IR terhadap materi yang menyebabkan terjadinya transisi
diantara tingkat vibrasi dasar dan tingkat vibrasi tereksitasi.
Secara singkat, Prinsip kerja spektrofotometer IR dimulai saat interaksi
energi IR terhadap molekul yang menyebabkan terjadinya vibrasi molekuler.
Ketika radiasi IR dilewatkan melalui suatu cuplikan, maka molekulnya
dapat mengabsorbsi energi dan terjadilah transisi diantara tingkat vibrasi
dasar dan tingkat vibrasi tereksitasi. Energi yang terserap ini akan dibuang
dalam bentuk panas bila molekul kembali ke keadaan dasar. Agar molekul
dapat menyerap energi IR, maka gerakan vibrasi atau rotasinya harus
disertai perubahan momen dwikutub/dipol. Jika frekuensi sinar tepat sama
dengan salah satu natural vibrational frequency dari molekul, maka sinar
akan diserap sehingga terjadi perubahan amplitudo vibrasi dari molekul,
radiasi dari sumber radiasi IR dipecah oleh pencacah sinar menjadi dua
bagian yang sama dengan arah yang saling tegak lurus. Kemudian kedua
radiasi tersebut dipantulkan kembali ke dua cermin sehingga bertemu
kembali di pencacah sinar untuk saling berinteraksi. Dari sini sinar
dipancarkan ke cuplikan yang dapat menyerap energi, setelah itu terjadilah
transisi diantara tingkat energi vibrasi dasar dan tingkat vibrasi tereksitasi
berupa berkas radiasi IR yang ditangkap oleh detektor, kemudian sinyal
yang dihasilkan dari detektor direkam sebagai spektrum IR yang berbentuk
puncak-puncak absorpsi berupa grafik. Sebagian sinar dari pencacah akan
dibalikan ke sumber gerak. Jenis-jenis vibrasi molekul ada 2:
1) Vibrasi ulur/regangan (stretching vibrations)
Vibrasi stretching adalah pergerakan atom yang teratur sepanjang
sumbu ikatan antara dua atom sehingga jarak antara atom dapat
bertambah atau berkurang. Vibrasi streching meliputi:
a) Stretching simetri, yaitu unit struktur bergerak bersamaan dan searah
dalam satu bidang datar (ѵ̅ = ~ 2853 /cm).
b) Stretching asimetri, yaitu unit struktur bergerak bersamaan dan tidak
searah tetapi masih dalam satu bidang datar (ѵ̅ = ~ 2926 /cm).

Gambar 1. Vibrasi stretching simetri dan asimetri


(sumber: DL. Pavia, 2001: 16 )
2) Vibrasi tekuk/bengkok (bending vibrations)
Vibrasi bending adalah pergerakan atom yang menyebabkan perubahan
sudut ikatan antara dua ikatan atau pergerakan dari sekelompok atom
terhadap atom lainnya. Vibrasi bending meliputi:
a) Scissoring (vibrasi gunting), unit struktur bergerak mengayun simetri
dan masih dalam bidang datar (ѵ̅ = ~ 1450 /cm).
b) Rocking (vibrasi goyang), unit struktur bergerak mengayun asimetri
tetapi masih dalam bidang datar (ѵ̅ = ~ 720 /cm).
c) Wagging (vibrasi kibasan), unit struktur bergerak mengibas keluar dari
bidang datar (ѵ̅ = ~ 1250 /cm).
d) Twisting (vibrasi pelintir), unit struktur berputar mengelilingi ikatan
yang menghubungkan dengan molekul induk dan berada di luar bidang
datar (ѵ̅ = ~ 1250 /cm).
Dari keempat vibrasi bending, vibrasi scissoring dan rocking terletak
pada satu bidang sedangkan vibrasi wagging dan twisting terletak di
luar bidang.

Gambar 2. Vibrasi bending: rocking, scisoring, wagging, twisting


((sumber: DL. Pavia, 2001: 16 )

Hukum Hooke dapat memperkirakan daerah dimana vibrasi terjadi.


1 K (m1 + m2 ) K
ѵ̅ = √ atau ѵ̅ = 4,12 √ µ
2πc m1 m2

Dimana:
ѵ̅ = jumlah gelombang (cm-1)
c = kecepatan cahaya (ms-1)
m1 = massa atom 1 (g)
m1 = massa atom 2 (g)
K = tetapan gaya (dyne cm-1 = g s-2)
𝑚 𝑚
µ = 𝑚 1 𝑚2
1+ 2

Spektrofotometer IR dapat menganalisis letak dan ukuran relatif absorpsi


atau puncak pada daerah IR, dengan memperhatikan ada tidaknya gugus
fungsional yang pokok yaitu C=O, O-H, N-H, C-O, C=C, CC, CN, dan
NO2. Banyaknya gugus yang identik dalam sebuah molekul mengubah kuat
relatif pita absorpsinya dalam suatu spektrum. Pita absorpsi C-H (ѵ̅ = ± 3000
cm-1) tidak perlu dianalisis secara mendalam karena hampir semua senyawa
memiliki absorbsi ini. Selain itu, hal kecil di sekeliling gugus fungsional
yang didapatkan juga tidak perlu dihiraukan. Tidak ada molekul yang
berbeda strukturnya memiliki pola absorpsi atau spektrum IR yang sama
(fingerprint spectrum), hal inilah yang menjadi keunikan dan kegunaan
utama dari spektrum IR.
Adapun urutan daftar penelusuran terhadap spektra IR gugus yang
penting adalah memeriksa ada tidaknya gugus karbonil (C=O), jika ada cek
asam, amida, ester, anhidrida, aldehid, dan keton, sedangkan jika tidak ada
gugus karbonil cek alkohol, fenol, amina, dan eter. Selanjutnya memerika
ikatan rangkap dan cincin aromatik, ikatan rangkap tiga, gugus nitro, dan
hidrokarbon. Contoh identifikasi gugus fungsi dari spektra IR berikut ini.

Jawab:
Berdasarkan spektra IR tersebut, maka gugus fungsi yang ada adalah:
-CH3
(bend)

-CH2-
C-H (bend)
(stretch)

 C-H stretch (3000 cm-1)


 -CH2- bend (1465 cm-1)
 -CH3 bend (1375 cm-1)
Spektra tersebut menunjukkan senyawa C10H22
c. Nuclear Magnetic Resonance (1H NMR dan 13C NMR)
Spektroskopi resonansi magnetik nuklir (NMR) didasarkan pada
penyerapan energi di daerah gelombang radio oleh inti atom tertentu dalam
molekul organik yang berada pada medan magnet kuat. Inti atom unsur-
unsur dapat dibagi ke dalam dua kelompok yaitu mempunyai spin dan tidak
mempunyai spin (I = 0). Spektroskopi NMR digunakan untuk menentukan
struktur suatu senyawa organik atau mengidentifikasi serta menjelaskan
informasi secara rinci tentang struktur senyawa kimia. Teknik ini
bergantung pada kemampuan inti atom berperilaku seperti sebuah magnet
kecil dan menyesuaikan diri dengan medan magnet eksternal pada instrumen
NMR.
Dampak spektroskopi NMR pada senyawa bahan alam sangat penting.
Teknik ini dapat digunakan untuk mempelajari campuran analisis,
memahami efek dinamis seperti perubahan pada suhu dan mekanisme
reaksi, dan merupakan instrumen yang penting untuk memahami struktur
dan fungsi protein serta asam nukleat. Teknik ini dapat digunakan untuk
berbagai variasi sampel, baik dalam bentuk padat maupun larutan.
Spektroskopi NMR dapat memberikan informasi terkait dengan jenis,
jumlah, dan lingkungan atom hidrogen (1H NMR) atau atom karbon (13C
NMR). Hidrogen dan karbon paling sering digunakan karena berkaitan
12
dengan kelimpahan isotopnya di alam. Meskipun C merupakan isotop
yang intinya tidak memiliki spin (I = 0), atom ini masih memiliki isotop 13C
(I = ½) dengan kelimpahan di alam sebesar 1,1% dan meskipun
kelimpahannya rendah hal itu dapat mengurangi kerumitan spektranya
dibandingkan spektra 1H NMR. Adapun contoh untuk spektra 1H NMR
sebagai berikut:

Berdasarkan spektra diatas, terdapat tiga hal penting yang perlu


diperhatikan yaitu pergeseran kimia, integrasi, dan pembelahan puncak.
Pergeseran kimia adalah pemisahan frekuensi resonansi suatu inti dari
frekuensi resonansi standar yang digunakan, biasanya TMS (Tetra Metil
Silan). Pergeseran kimia memiliki simbol δ, yang dinyatakan sebagai bagian
per sejuta (ppm) dari frekuensi radio yang digunakan. Dalam
spektroskopi 1H NMR, pergeseran kimia diungkapkan sebagai nilai relatif
terhadap frekuensi absorpsi Tetra Metil Silan standar. Bila sampel yang
mengandung 1H, 13C atau bahkan semua senyawa organik ditempatkan
dalam medan magnet, akan timbul interaksi antara medan magnet luar
dengan magnet kecil (inti). Karena adanya interaksi ini, magnet kecil akan
terbagi atas dua tingkat energi yaitu tingkat yang lebih stabil (upfield)
dengan pergeseran yang mendekati standar TMS dan yang kurang stabil
(downfield) dengan pergeseran yang semakin menjauhi standar TMS.
Munculnya puncak pada daerah upfield disebabkan oleh tidak adanya
perbedaan keelektronegatifan antar atom yang mengikat proton sehingga
proton dianggap sangat terperisai (shielding). Sedangkan pada daerah
downfield adalah sebaliknya, protonnya dianggap kurang terperisai karena
terdapat perbedaan keleektronegatifan. Sangat perlu untuk diingat bahwa
pergeseran kimia khas bagi setiap gugus atom serta dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain efek induksi, hibridisasi, efek anisotropi, ikatan
hidrogen, pelarut dan suhu.
Selanjutnya adalah integrasi, yang menunjukkan jumlah proton (atom
hidrogen) yang dimiliki atau diikat suatu atom karbon dan ditampilkan
diatas masing-masing puncak. Kemudian yang terakhir adalah pembelahan
atau pemecahan puncak, dimana proton yang ekuivalen (sama) karena efek
simetri biasanya tidak saling spliting satu sama lain atau proton yang terikat
pada atom karbon yang sama tidak saling spliting satu sama lain. Proton
yang memiliki n proton tetangga memberikan sinyal yang pecah menjadi
puncak (n + 1) dengan konstanta kopling (J). Data yang dapat disimpulkan
dari ketiga hal tersebut disajikan sebagai berikut:

Puncak Pergeseran (ppm) Integrasi Pemecahan Puncak


A 0.87 3 Triplet
B 1.56 2 Sektet
C 2.33 2 Triplet
D 2.77 1 Singlet

Puncak A merupakan gugus metil karena pergeseran kimia gugus metil


berada pada 0,7 – 1,3 ppm dan puncak A masih berada dalam rentang
tersebut. Integrasinya menyatakan gugus tersebut mengikat 3 proton
(hidrogen) dan proton tetangganya berjumlah 2 karena terjadi pemecahan
puncak menjadi triplet (n = 2). Puncak B merupakan gugus etil karena
integrasinya menyatakan gugus tersebut mengikat 2 proton dan proton
tetangganya berjumlah 5 karena terjadi pemecahan puncak menjadi sektet (n
= 5). Puncak C juga merupakan gugus etil karena integrasinya menyatakan
gugus tersebut mengikat 2 proton dan proton tetangganya berjumlah 2
karena terjadi pemecahan puncak menjadi triplet (n = 2). Pada puncak D
terdapat ikatan rangkap tiga karena pergeseran kimia alkuna berada pada 1,7
– 2,7 ppm dan puncak D masih berada dalam rentang tersebut. Integrasinya
menyatakan adanya 1 proton yang terikat (hidrogen asetilenat) dan proton
tetangganya tidak ada karena adanya ikatan rangkap yang semakin
memperbesar jarak antar proton sehingga puncaknya singlet. Pada puncak B
dan C seharusnya bergeser pada 1,2 – 1,4 ppm sesuai dengan pergeseran
gugus etil, tetapi hal tersebut dapat diakibatkan oleh adanya efek anisotropi
dari ikatan rangkap sehingga kedua gugus tersebut lebih bergeser menjauhi
standar TMS.
Secara umum, spektroskopi NMR banyak digunakan untuk menentukan
jumlah atom tertentu yang dimiliki suatu senyawa organik, mengetahui
informasi mengenai struktur suatu senyawa organik, digunakan sebagai alat
sidik jari dan berguna untuk penentuan struktur molekul organik.
13
Prinsip dasar untuk C NMR adalah penyerapan energi di gelombang
radio terhadap inti tertentu. Sampel senyawa organik yang dilewatkan pada
frekuensi gelombang radio dengan diberi medan magnet yang kuat akan
13
mengalami resonansi pada inti atom. Pada spektroskopi C NMR proton
13 1
yang digunakan adalah ganjil-genap C yang mempunyai spin magnetik 2.

Adapun informasi yang dapat diperoleh dari 13C NMR hampir sama dengan
infromasi yang diperoleh pada 1H NMR yaitu jenis, jumlah dan lingkungan
13
sekitar atom karbon. Contoh interpretasi spektra C NMR adalah sebagai
berikut:

D C B A

Informasi yang diperoleh untuk menganalisis spektra diatas antara lain


pergeseran kimia masing-masing atom karbon dalam sampel senyawa
tersebut dan jumlah seluruh atom karbonnya yang ditunjukkan oleh nilai
integrasi diatas setiap puncak. Jumlah atom karbon dalam sampel tersebut
adalah empat (4) dan perkiraan pergeseran kimia masing-masing atom
disajikan pada tabel berikut ini.
Puncak Pergeseran (ppm)
A 10
B 23
C 32
D 69
Puncak A adalah gugus metil (-CH3) karena pergeserannya berada disekitar
rentang pergeseran metil (8 – 30 ppm). Puncak B adalah gugus etil (-CH2-)
karena pergeserannya masih berada disekitar rentang pergeseran etil (15 –
55 ppm). Puncak C lebih mendekati pergeseran gugus metil sehingga
kemungkinan besar puncak C adalah -CH3. Puncak D adalah gugus karbon
jenuh (C-O) karena pergeserannya lebih mendekati pergeseran gugus C-O
(40-80 ppm). Berdasarkan analisis diatas maka dapat disimpulkan bahwa
sampel tersebut adalah

d. Mass Spectroscopy (MS)


Spektroskopi massa tidak sama seperti teknik spektroskopi yang lain
karena tidak melibatkan interaksi antara radiasi elektromagnetik dengan
materi. Teknik ini mempunyai alat atau instrumen yang digunakan untuk
menentukan struktur kimia dari molekul organik berdasarkan perhitungan
massa dari molekul tersebut serta pola fragmentasinya. Penentuan struktur
molekul organik pada spektroskopi massa dilakukan dengan menembakkan
elektron berenergi tinggi pada sampel dalam keadaan gas, sehingga
membentuk ion molekul dan ion fragmen (pecahan), selanjutnya masing-
masing ion akan dipisahkan berdasarkan massa/rasio muatan yang terekam
sebagai data spektrum massa. Secara umum spektrometer massa berfungsi
untuk menghasilkan berkas sinar kation dari zat, menghasilkan berkas kation
menjadi bentuk spektrum massa (m/z), serta mendeteksi dan mencatat nilai
massa relatif (m/z) dan kelimpahan isotopnya (%) atau intensitasnya.
Spektroskopi massa terdiri dari seperangkat alat yang terdiri dari ruang
ionisasi, percepatan, pembelokan, dan pendeteksian.
Senyawa yang dianalisis berada dalam bentuk gas kemudian diionisasi
dengan cara ditembakkan sinar berelektron sehingga membentuk kation
radikal. Perlu diingat bahwa spektroskopi massa hanya akan membaca
muatan positif saja sehingga kation radikal ini akan muncul dalam spektrum
massa. Oleh karena sinar berlektron yang digunakan akan menembak
elektron dalam senyawa secara acak, maka akan muncul berbagai jenis ion
atau fragmen ion. Misalnya pada pemutusan ikatan C-C maka satu elektron
ikatan akan terlepas dan karbon yang kehilangan elektron akan membentuk
karbokation lalu yang lainnya menjadi bentuk radikal. Intinya adalah semua
karbokation akan muncul pada spektrum massa. Berikut ini adalah contoh
interpretasi spektrum massa:

Adapun hasil analisis spektra massa diatas adalah ion molekul (M)
tersebut berjumlah 68 (terletak paling kanan). Lalu terdapat 2 puncak yang
khas muncul pada spektra yaitu pada m/z 67 yang menandakan ada 1 atom
hidrogen yang terlepas menjadi radikal dan pada m/z 39 yang menandakan
ada ikatan rangkap tiga pada sampel senyawa tersebut dan ditandai dengan
terlepasnya gugus etil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel tersebut
adalah senyawa 1-pentuna.
2. Tentukan struktur molekul senyawa yang menunjukkan data-data spektrum
IR, 1H NMR, 13
C NMR, apabila dari data MS menunjukkan rumus molekul
C6H12O3.
a. Spektrum IR

Jawab:
1. Serapan pada sekitar 2960 cm-1adalah gugus C-H alifatik
2. Serapan pada sekitar 1300 cm-1 adalah gugus C-O
3. Serapan pada sekitar 1820 cm-1 adalah gugus C=O
4. Serapan pada sekitar 3400 cm-1 adalah gugus OH
Sehingga spektra tersebut menunjukkan rumus molekul C6H12O3.

b. Spektrum 1HNMR
Jawab:
1. Pada pergeseran kimia sekitar 1,3 ppm dengan splitting triplet menunjukkan
gugus CH3 – (ditunjukkan oleh proton F dan G)
2. Pada pergeseran kimia sekitar 2,4 ppm dengan splitting duplet menunjukkan
gugus CH2 (ditunjukkan oleh proton D dan E)
3. Pada pergeseran kimia sekitar 4,173 ppm dengan splitting triplet menunjukkan
gugus CH2 (ditunjukkan oleh proton B)
4. Pada pergeseran kimia sekitar 4,19 ppm dengan splitting triplet menunjukkan
gugus - CH (ditunjukkan oleh proton A)
5. Pergeseran kimia sekitar 3,1 ppm dengan splitting triplet menunjukkan gugus
- OH (C)

c. Spektrum 13CNMR
Jawab:

DAFTAR PUSTAKA

Atun, Sri. 2019. Elusidasi Stuktur Molekul Senyawa Organik. Fakultas


Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Yogyakarta.
DL Pavia, GM Lampman, GS Kriz Jr. 2001. Introduction to
Spectroscopy. Philadelphia: Saunders.
Hendayana, S., et.al. 1994. Kimia Analitik Instrumen. Semarang: Penerbit
IKIP Semarang.
Silverstein RM & Bassler GC. 2000. Spectrometric Identification of
Organic Compounds 5ed. New York : John Wiley and Sons, Inc.

Anda mungkin juga menyukai