2.
atau
dimana
= jumlah gelombang (cm-1)
c = kecepatan cahaya (ms-1)
m1 = massa atom 1 (g)
m1 = massa atom 2 (g)
K = tetapan gaya (dyne cm-1 = g s-2)
Posisi relatif suatu atom dengan atom lainnya dalam suatu molekul selalu
berubah-ubah akibat dari gerakan vibrasi. Untuk molekul dwiatom atau tri-atom,
vibrasi berhubungan dengan energi absorpsi, namun untuk poliatom vibrasi tidak
mudah diperkirakan karena banyaknya pusat vibrasi yang berinteraksi. Adapun
cara vibrasi untuk molekul poliatom dapat dikelompokkan untuk molekul linier
dan molekul non linier. Vibrasi fundamental untuk molekul linier = 3n 5,
sedangkan untuk molekul non linier = 3n 6, dengan n = banyaknya atom.
Instrumentasi Spektrofotometer IR
Instrumentasi spektrofotometer IR memiliki sistem optik yang serupa
dengan spektrofotometer UV-Vis. Perbedaan utama terletak pada sumber energi,
dan sel. Sumber radiasi bisa berupa laser, dan selnya lebih tipis daripada sel pada
UV-Vis karena energi IR lebih rendah dari UV-Vis. Umumnya alat IR
menggunakan berkas ganda yang dirancang lebih sederhana daripada berkas
tunggal.
Prinsip kerja spektrofotometer IR yaitu radiasi dari sumber radiasi IR
dipecah oleh pencacah sinar menjadi dua bagian yang sama dengan arah yang
saling tegak lurus. Kemudian kedua radiasi tersebut dipantulkan kembali ke dua
cermin sehingga bertemu kembali di pencacah sinar untuk saling berinteraksi.
Dari sini sinar dipancarkan ke cuplikan yang dapat menyerap energi, setelah itu
terjadilah transisi diantara tingkat energi vibrasi dasar dan tingkat vibrasi
tereksitasi berupa berkas radiasi IR yang ditangkap oleh detektor, kemudian
signal yang dihasilkan dari detektor direkam sebagai spektrum IR yang
berbentuk puncak-puncak absorpsi berupa grafik. Sebagian sinar dari pencacah
akan dibalikan ke sumber gerak. Maju mundur cermin akan menyebabkan sinar
mencapai ke detektor berfluktuasi tetapi terkendali.
Interpretasi Spektrofotometer IR
Spektrum IR diperoleh dengan melewatkan radiasi IR melalui sampel
dan menentukan fraksi radiasi yang diserap pada energi tertentu. Energi pada
puncak spektrum absorbsi memperlihatkan hubungan antara frekuensi vibrasi
dari bagian molekul sampel. Dengan kata lain, Spektrum IR menggambarkan
hubungan intensitas absorbsi (% T) dengan bilangan gelombang (cm-1). Pita-pita
IR dalam sebuah spektrum dapat dikelompokkan menurut intensitasnya yaitu
kuat (strong = S), sedang (medium = M) dan lemah (weak = W). Interpretasi
spektrum IR dapat dilakukan dengan menggunakan bagan korelasi dan tabel,
sehingga peak-peak yang ada dapat dianalisis.
Analisis Kualitatif dengan Spektrofotometer IR
Spektrofotometer IR dapat menganalisis letak dan ukuran relatif absorpsi
atau puncak pada daerah IR, dengan memperhatikan ada tidaknya gugus
fungsional yang pokok yaitu C=O, O-H, N-H, C-O, C=C, CC, CN, dan NO2.
Banyaknya gugus yang identik dalam sebuah molekul mengubah kuat relatif pita
4
absorpsinya dalam suatu spektrum. Pita absorpsi C-H ( = 3000 cm-1) tidak
perlu dianalisis secara mendalam karena hampir semua senyawa memiliki
absorbsi ini. Selain itu, hal-hal kecil di sekeliling gugus fungsional yang
didapatkan juga tidak perlu dihiraukan dulu. Tidak ada molekul yang berbeda
strukturnya memiliki pola absorpsi-IR atau spektrum-IR yang sama (fingerprint
spectrum).
Adapun urutan daftar penelusuran terhadap spektra IR gugus yang
penting adalah memeriksa ada tidaknya gugus karbonil (C=O), jika ada cek
asam, amida, ester, anhidrida, aldehid, dan keton, sedangkan jika tidak ada
gugus karbonil cek alkohol, fenol, amina, dan eter. Selanjutnya memerika ikatan
rangkap dan cincin aromatik, ikatan rangkap tiga, gugus nitro, dan hidrokarbon.
Membedakan IR Konvensional dan FTIR
Spektrofotometer Fourier Trasform Infra Red (FTIR) adalah
spektrofotometer dengan sistem optik yang berupa inferometer. Pada dasarnya
spektrofotometer FTIR sama dengan spektrofotometer IR Dispersi
(konvensional). Perbedaannya terletak pada pengembangan sistem optiknya
sebelum berkas sinar IR melewati contoh. Sensitifitas dari metoda
Spektrofotometri FTIR lebih besar daripada cara dispersi, sebab radiasi yang
masuk ke sistim detektor lebih banyak karena tanpa harus melalui celah
(slitless). Dengan demikian, keuntungan FTIR dibandingkan IR dapat
disimpulkan sebagai berikut:
FTIR tidak menggunakan celah sehingga total output sumber dapat melewati
sampel terus menerus, menyebabkan detektor dapat menerjemahkan signal
lebih tinggi.
FTIR lebih cepat daripada IR karena adanya cermin pada inferometernya.
D. Rangkuman
Spektrofotometri IR melibatkan interaksi energi IR terhadap molekul
yang menyebabkan adanya vibrasi atom dalam molekul. Vibrasi terdiri dari
stretching vibration (simetri, asimetri) dan bending vibration (scissoring,
rocking, wagging, twisting). Instrumentasi spektrofotometer IR memiliki sistem
optik yang serupa dengan spektrofotometer UV-Vis, hanya berbeda pada sumber
energi dan sel. Output yang dihasilkan berupa spektrum IR yang
menggambarkan hubungan intensitas absorbsi (% T) dengan bilangan
gelombang (cm-1). Analisis kualitatif yang dapat dilakukan adalah
memperhatikan ada tidaknya gugus fungsional yang pokok yaitu C=O, O-H, NH, C-O, C=C, CC, CN, dan NO2, kemudian menginterpretasikannya dengan
menggunakan bagan korelasi dan tabel, sehingga peak-peak yang ada dapat
dianalisis.
E. Latihan/Tugas
Kerjakan latihan berikut untuk memperdalam pemahaman Anda
mengenai materi spektrofotometri IR.
1. Berapakah vibrasi fundamental dari CO2?
2. Perkirakan vibrasi stretching untuk tipe ikatan C-H dengan
menggunakan hukum Hooke (K = 5105 dyne/cm)
3. Identifikasi gugus fungsi dari spektra IR berikut ini.
3.
dengan
-CH3
(bend)
C-H
(stretch)
-CH2(bend)
F. Tes Mandiri
1. Berapakah vibrasi fundamental dari CHCl3?
2. Perkirakan vibrasi stretching untuk masing-masing tipe ikatan O-H,
C=O, CC dengan menggunakan hukum Hooke (Tetapan gaya untuk O-H:
7,0105 dyne/cm; C=O: 12,1105 dyne/cm; CC: 15,6105 dyne/cm)
3. Identifikasi gugus fungsi dari spektra IR berikut ini.
4.
GLOSARIUM
Spektrofotometri
Vibrasi
FTIR
7
DAFTA PUSTAKA
DL Pavia, GM Lampman, GS Kriz Jr. 2001. Introduction to Spectroscopy.
Philadelphia: Saunders.
Harvey D. 2000. Modern Anayitical Chemistry. USA: McGraw-Hill
Companies, Inc.
Hendayana, S., et.al. 1994. Kimia Analitik Instrumen. Semarang: Penerbit
IKIP Semarang.
Silverstein RM & Bassler GC. 2000. Spectrometric Identification of Organic
Compounds 5ed. New York : John Wiley and Sons, Inc.
Skoog DA, West DM, Holler FJ, Crouch SR. 2004. Fundamentals of
Analytical Chemistry. Eighth Edition. USA: Thomson Learning, Inc.
Skoog, Holler & Nieman. 1998. Principles of Instrumental Analysis 5ed.
Philadelphia: Saunders College Pub.