Anda di halaman 1dari 8

Modul 3

Spektrofotometri Infrared (IR)


A. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar yang harus dicapai mahasiswa dalam modul ini adalah
menjelaskan metode analisis spektrofotometri IR dan menginterpretasikan data
hasil pengukurannya.
B. Materi Pokok
Materi pokok yang harus dipelajari lebih mendalam untuk membantu
memperoleh kemampuan-kemampuan tersebut adalah:
1. Interaksi energi IR
2. Materi (prinsip dasar & teori)
3. Jenis-jenis vibrasi molekul
4. Instrumentasi spektrofotometer IR
5. Interpretasi spektrofotometer IR
6. Analisis kualitatif dengan spektrofotometer IR
7. Membedakan IR konvensional dan FTIR
C. Uraian Materi Pokok
Spektroskopi IR adalah studi mengenai interaksi antara energi cahaya
dan materi, dimana energi yang dipancarkan berasal dari radiasi inframerah
dengan panjang gelombang yang lebih panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih
pendek dari radiasi gelombang mikro. Spektrofotometri IR adalah salah satu
teknik analisis yang penting karena dapat mempelajari berbagai jenis sampel,
baik identifikasi senyawa organik maupun anorganik.
Interaksi Energi IR
Radiasi IR terletak pada daerah panjang gelombang (): 0,78 1000 m
atau bilangan gelombang ( ): 12800 10 cm-1. Radiasi IR dibedakan menjadi:
IR dekat (Near IR, : 0.78-2,5 m, : 12800-4000 cm-1), IR pertengahan (middle
IR, : 2,5-50 m, : 4000-200 cm-1) dan IR jauh (far IR, : 50-1000 m, : 20010 cm-1). Sedangkan untuk analisis instrumen radiasi IR memiliki : 2,5-15m,
: 4000-670 cm-1).
Interaksi energi IR terhadap molekul menyebabkan terjadinya vibrasi
molekuler. Ketika radiasi IR dilewatkan melalui suatu cuplikan, maka
molekulnya dapat mengabsorbsi energi dan terjadilah transisi diantara tingkat
vibrasi dasar dan tingkat vibrasi tereksitasi. Energi yang terserap ini akan
dibuang dalam bentuk panas bila molekul kembali ke keadaan dasar. Supaya
molekul dapat menyerap energi IR, maka gerakan vibrasi atau rotasinya harus
disertai perubahan momen dwikutub/dipol. Jika frekuensi sinar tepat sama
dengan salah satu natural vibrational frequency dari molekul, maka sinar akan
diserap sehingga terjadi perubahan amplitudo vibrasi dari molekul..
1

Materi (Prinsip Dasar & Teori)


Atom-atom di dalam suatu molekul tidak diam melainkan bervibrasi atau
berosilasi bila molekul menyerap radiasi IR. Tipe ikatan dalam molekul yang
berlainan menyerap radiasi IR pada panjang gelombang dengan karakteristik
tertentu. Kebanyakan gugus seperti C-H, O-H, C=O dan CN, menimbulkan
absorpsi IR yang hanya sedikit berubah dari satu molekul ke molekul lain
bergantung pada substituen-substituen lain. Hampir semua senyawa dapat
menyerap radiasi IR kecuali yang berinti sama, misalnya O2, N2, dan lain-lain.
Absorbansi radiasi IR sesuai dengan tingkat energi vibrasi dan rotasi
pada ikatan kovalen yang mengalami perubahan momen dipol dalam suatu
molekul. Vibrasi molekul hanya akan terjadi bila suatu molekul terdiri dari dua
atom atau lebih. Untuk dapat menyerap radiasi IR (aktif IR), vibrasi suatu
molekul harus menghasilkan perubahan momen dipol. Molekul yang tidak
mempunyai momen dipol ( = 0) atau selama bervibrasi ikatannya tidak
menghasilkan perubahan momen dipol, maka rotasi ataupun vibrasi molekulnya
tidak menyerap radiasi IR (tidak aktif IR). Suatu ikatan dalam suatu molekul
dapat menyerap energi lebih dari satu bilangan gelombang, disebabkan oleh
sebagian perubahan dalam momen ikatan pada saat energi diserap. Dengan
demikian, prinsip dasar spektrofotometer IR adalah interaksi energi IR terhadap
materi yang menyebabkan terjadinya transisi diantara tingkat vibrasi dasar dan
tingkat vibrasi tereksitasi.
Jenis-Jenis Vibrasi Molekul
Jenis-jenis vibrasi molekul ada 2:
1. Vibrasi ulur/regangan (stretching vibrations)
Vibrasi stretching adalah pergerakan atom yang teratur sepanjang sumbu
ikatan antara dua atom sehingga jarak antara atom dapat bertambah atau
berkurang. Vibrasi streching meliputi:
a. stretching simetri, yaitu unit struktur bergerak bersamaan dan searah
dalam satu bidang datar ( = ~ 2853 /cm).
b. stretching asimetri, yaitu unit struktur bergerak bersamaan dan tidak
searah tetapi masih dalam satu bidang datar ( = ~ 2926 /cm).

Gambar 1. Vibrasi stretching simetri dan asimetri


(sumber: DL. Pavia, 2001: 16 )

2.

Vibrasi tekuk/bengkok (bending vibrations)


Vibrasi bending adalah pergerakan atom yang menyebabkan perubahan
sudut ikatan antara dua ikatan atau pergerakan dari sekelompok atom
terhadap atom lainnya. Vibrasi bending meliputi:
a. scissoring (vibrasi gunting), unit struktur bergerak mengayun simetri
dan masih dalam bidang datar ( = ~ 1450 /cm).
b. rocking (vibrasi goyang), unit struktur bergerak mengayun asimetri
tetapi masih dalam bidang datar ( = ~ 720 /cm).
c. wagging (vibrasi kibasan), unit struktur bergerak mengibas keluar dari
bidang datar ( = ~ 1250 /cm).
d. twisting (vibrasi pelintir), unit struktur berputar mengelilingi ikatan
yang menghubungkan dengan molekul induk dan berada di luar bidang
datar ( = ~ 1250 /cm).
Dari keempat vibrasi bending, vibrasi scissoring dan rocking terletak pada
satu bidang sedangkan vibrasi wagging dan twisting terletak di luar bidang.

Gambar 2. Vibrasi bending: rocking, scisoring, wagging, twisting


((sumber: DL. Pavia, 2001: 16 )
Hukum Hooke dapat memperkirakan daerah dimana vibrasi terjadi.

atau

dimana
= jumlah gelombang (cm-1)
c = kecepatan cahaya (ms-1)
m1 = massa atom 1 (g)
m1 = massa atom 2 (g)
K = tetapan gaya (dyne cm-1 = g s-2)

Posisi relatif suatu atom dengan atom lainnya dalam suatu molekul selalu
berubah-ubah akibat dari gerakan vibrasi. Untuk molekul dwiatom atau tri-atom,
vibrasi berhubungan dengan energi absorpsi, namun untuk poliatom vibrasi tidak
mudah diperkirakan karena banyaknya pusat vibrasi yang berinteraksi. Adapun
cara vibrasi untuk molekul poliatom dapat dikelompokkan untuk molekul linier
dan molekul non linier. Vibrasi fundamental untuk molekul linier = 3n 5,
sedangkan untuk molekul non linier = 3n 6, dengan n = banyaknya atom.
Instrumentasi Spektrofotometer IR
Instrumentasi spektrofotometer IR memiliki sistem optik yang serupa
dengan spektrofotometer UV-Vis. Perbedaan utama terletak pada sumber energi,
dan sel. Sumber radiasi bisa berupa laser, dan selnya lebih tipis daripada sel pada
UV-Vis karena energi IR lebih rendah dari UV-Vis. Umumnya alat IR
menggunakan berkas ganda yang dirancang lebih sederhana daripada berkas
tunggal.
Prinsip kerja spektrofotometer IR yaitu radiasi dari sumber radiasi IR
dipecah oleh pencacah sinar menjadi dua bagian yang sama dengan arah yang
saling tegak lurus. Kemudian kedua radiasi tersebut dipantulkan kembali ke dua
cermin sehingga bertemu kembali di pencacah sinar untuk saling berinteraksi.
Dari sini sinar dipancarkan ke cuplikan yang dapat menyerap energi, setelah itu
terjadilah transisi diantara tingkat energi vibrasi dasar dan tingkat vibrasi
tereksitasi berupa berkas radiasi IR yang ditangkap oleh detektor, kemudian
signal yang dihasilkan dari detektor direkam sebagai spektrum IR yang
berbentuk puncak-puncak absorpsi berupa grafik. Sebagian sinar dari pencacah
akan dibalikan ke sumber gerak. Maju mundur cermin akan menyebabkan sinar
mencapai ke detektor berfluktuasi tetapi terkendali.
Interpretasi Spektrofotometer IR
Spektrum IR diperoleh dengan melewatkan radiasi IR melalui sampel
dan menentukan fraksi radiasi yang diserap pada energi tertentu. Energi pada
puncak spektrum absorbsi memperlihatkan hubungan antara frekuensi vibrasi
dari bagian molekul sampel. Dengan kata lain, Spektrum IR menggambarkan
hubungan intensitas absorbsi (% T) dengan bilangan gelombang (cm-1). Pita-pita
IR dalam sebuah spektrum dapat dikelompokkan menurut intensitasnya yaitu
kuat (strong = S), sedang (medium = M) dan lemah (weak = W). Interpretasi
spektrum IR dapat dilakukan dengan menggunakan bagan korelasi dan tabel,
sehingga peak-peak yang ada dapat dianalisis.
Analisis Kualitatif dengan Spektrofotometer IR
Spektrofotometer IR dapat menganalisis letak dan ukuran relatif absorpsi
atau puncak pada daerah IR, dengan memperhatikan ada tidaknya gugus
fungsional yang pokok yaitu C=O, O-H, N-H, C-O, C=C, CC, CN, dan NO2.
Banyaknya gugus yang identik dalam sebuah molekul mengubah kuat relatif pita
4

absorpsinya dalam suatu spektrum. Pita absorpsi C-H ( = 3000 cm-1) tidak
perlu dianalisis secara mendalam karena hampir semua senyawa memiliki
absorbsi ini. Selain itu, hal-hal kecil di sekeliling gugus fungsional yang
didapatkan juga tidak perlu dihiraukan dulu. Tidak ada molekul yang berbeda
strukturnya memiliki pola absorpsi-IR atau spektrum-IR yang sama (fingerprint
spectrum).
Adapun urutan daftar penelusuran terhadap spektra IR gugus yang
penting adalah memeriksa ada tidaknya gugus karbonil (C=O), jika ada cek
asam, amida, ester, anhidrida, aldehid, dan keton, sedangkan jika tidak ada
gugus karbonil cek alkohol, fenol, amina, dan eter. Selanjutnya memerika ikatan
rangkap dan cincin aromatik, ikatan rangkap tiga, gugus nitro, dan hidrokarbon.
Membedakan IR Konvensional dan FTIR
Spektrofotometer Fourier Trasform Infra Red (FTIR) adalah
spektrofotometer dengan sistem optik yang berupa inferometer. Pada dasarnya
spektrofotometer FTIR sama dengan spektrofotometer IR Dispersi
(konvensional). Perbedaannya terletak pada pengembangan sistem optiknya
sebelum berkas sinar IR melewati contoh. Sensitifitas dari metoda
Spektrofotometri FTIR lebih besar daripada cara dispersi, sebab radiasi yang
masuk ke sistim detektor lebih banyak karena tanpa harus melalui celah
(slitless). Dengan demikian, keuntungan FTIR dibandingkan IR dapat
disimpulkan sebagai berikut:
FTIR tidak menggunakan celah sehingga total output sumber dapat melewati
sampel terus menerus, menyebabkan detektor dapat menerjemahkan signal
lebih tinggi.
FTIR lebih cepat daripada IR karena adanya cermin pada inferometernya.
D. Rangkuman
Spektrofotometri IR melibatkan interaksi energi IR terhadap molekul
yang menyebabkan adanya vibrasi atom dalam molekul. Vibrasi terdiri dari
stretching vibration (simetri, asimetri) dan bending vibration (scissoring,
rocking, wagging, twisting). Instrumentasi spektrofotometer IR memiliki sistem
optik yang serupa dengan spektrofotometer UV-Vis, hanya berbeda pada sumber
energi dan sel. Output yang dihasilkan berupa spektrum IR yang
menggambarkan hubungan intensitas absorbsi (% T) dengan bilangan
gelombang (cm-1). Analisis kualitatif yang dapat dilakukan adalah
memperhatikan ada tidaknya gugus fungsional yang pokok yaitu C=O, O-H, NH, C-O, C=C, CC, CN, dan NO2, kemudian menginterpretasikannya dengan
menggunakan bagan korelasi dan tabel, sehingga peak-peak yang ada dapat
dianalisis.

E. Latihan/Tugas
Kerjakan latihan berikut untuk memperdalam pemahaman Anda
mengenai materi spektrofotometri IR.
1. Berapakah vibrasi fundamental dari CO2?
2. Perkirakan vibrasi stretching untuk tipe ikatan C-H dengan
menggunakan hukum Hooke (K = 5105 dyne/cm)
3. Identifikasi gugus fungsi dari spektra IR berikut ini.

Petunjuk Jawaban Latihan!


1. CO2 O = C = O (molekul linier)
vibrasi: 3n - 5 = (3 x 3) - 5 = 4 jenis vibrasi
2.

3.

dengan

Berdasarkan spektra IR tersebut, maka gugus fungsi yang ada adalah:

-CH3
(bend)

C-H
(stretch)

-CH2(bend)

C-H stretch (3000 cm-1)


-CH2- bend (1465 cm-1)
-CH3 bend (1375 cm-1)
Spektra tersebut menunjukkan senyawa C10H22
6

F. Tes Mandiri
1. Berapakah vibrasi fundamental dari CHCl3?
2. Perkirakan vibrasi stretching untuk masing-masing tipe ikatan O-H,
C=O, CC dengan menggunakan hukum Hooke (Tetapan gaya untuk O-H:
7,0105 dyne/cm; C=O: 12,1105 dyne/cm; CC: 15,6105 dyne/cm)
3. Identifikasi gugus fungsi dari spektra IR berikut ini.

4.

Perhatikan spektra IR berikut ini.

Manakah senyawa yang diperlihatkan oleh spektra tersebut? Jelaskan!

GLOSARIUM
Spektrofotometri
Vibrasi
FTIR
7

DAFTA PUSTAKA
DL Pavia, GM Lampman, GS Kriz Jr. 2001. Introduction to Spectroscopy.
Philadelphia: Saunders.
Harvey D. 2000. Modern Anayitical Chemistry. USA: McGraw-Hill
Companies, Inc.
Hendayana, S., et.al. 1994. Kimia Analitik Instrumen. Semarang: Penerbit
IKIP Semarang.
Silverstein RM & Bassler GC. 2000. Spectrometric Identification of Organic
Compounds 5ed. New York : John Wiley and Sons, Inc.
Skoog DA, West DM, Holler FJ, Crouch SR. 2004. Fundamentals of
Analytical Chemistry. Eighth Edition. USA: Thomson Learning, Inc.
Skoog, Holler & Nieman. 1998. Principles of Instrumental Analysis 5ed.
Philadelphia: Saunders College Pub.

Anda mungkin juga menyukai