ABSTRAK
Zeolit diketahui sebagai katalis pirolisis yang efektif dalam mengoptimalkan hasil
dekomposisi termal banyak biomassa. Char merupakan salah satu produk dari proses pirolisis
yang berwujud padatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi produk char hasil
pirolisis serbuk kayu mahoni dengan campuran zeolit sebesar 75%, dengan variasi
temperatur. Dalam penelitian ini menggunakan variasi temperatur 250°C, sampai dengan
800°C. Proses pirolisis ini dilakukan selama tiga jam tanpa oksigen dengan bahan baku
serbuk kayu mahoni sebanyak 200 gram dengan ukuran mesh 20 serta kadar air < 2%. Hasil
penelitian akan diuji kadar unsur dan gugus fungsinya dengan menggunakan perangkat SEM-
EDX dan FT-IR. Dari hasil penelitian menunjukkan dengan semakin tinggi temperatur pada
pirolisis menggunakan zeolit maka char yang terbentuk akan semakin sedikit sama seperti
pirolisis tanpa menggunakan zeolit, namun massa dan volume yang terdekomposisi lebih
banyak saat menggunakan zeolit dari pada tanpa menggunakan zeolit. Produk char hasil
pirolisi menunjukan peningkatan kadar karbon (C) seiring dengan pertambahan temperatur
pirolisis. Hasil analisa FT-IR menunjukan hilangnya gugus karbonil C=O pada char hasil
pirolisis campuran zeolit 75%, dan munculnya gugus alkena C=C pada char hasil pirolisis
campuran zeolit 75% .
Kata Kunci: Pirolisis, Zeolit, Mahoni, Char , SEM-EDX, FT-IR, Kandungan Unsur, Gugus
Fungsi
1
2
diantaranya penelitian yang dilakukan oleh 800˚C. Bahan yang dipakai adalah : adalah
Danarto et al (2010), yang meneliti kayu mahoni 200 gram dengan mesh 20,
pengaruh penggunaan zeolit dengan variasi zeolit 600 gram dengan mesh 20 Alat yang
bentuk dan jumlah terhadap jumlah produk digunakan dalam penelitian ini yaitu
pirolisis kayu mahoni yang dihasilkan. pyrolyzer fix bed, moisture analizer,
Mochizuki et al (2013) meneliti stopwatch, alat pengguncang rotap, gelas
pirolisis sekam jatropha dan sekam cedar ukur, timbangan elektrik, oven, dapur
dengan variasi zeolit yaitu H-USY, H- listrik, kamera, loyang. Hasil yang
mordenite, H-Beta dan H- ZMS-5. urutan diidentifikasi dari penelitian ini adalah :
tingkat keasaman zeolit yaitu : H-USY> H- massa, volume, kandungan unsur, gugus
mordenit> H-ZSM-5> H-Beta urutan ini fungsi dan densitas Char hasil pirolisis.
berbanding terbalik dengan urutan besar Prosedur pertama menyeragamkan
ukuran zeolit. Tujuan penelitian tersebut ukuran serbuk kayu dan zeolit dengan cara
adalah mencari kandungan char dengan disaring menggunakan alat pengguncang
kandungan PAHs sedikit mungkin dan rotap dengan ukuran mesh 20. Kemudian
Produksi MAHs sebanyak mungkin. Lalu serbuk kayu di oven dengan temperatur
didapatkan bahwa zeolit H_ Beta 110°C selama 5 jam untuk mengurangi
merupakan zeolit yang paling cocok dalam kadar air di serbuk kayu sehingga kadar air
mencapai tujuan penelitian tersebut. Dan berkurang. Dilanjutkan dengan aktivasi
diperoleh data juga diperoleh bahwa asam zeolit dengan cara dipanaskan pada dapur
kuat yang ada pada zeolit menyebabkan listrik pada temperatur 400°C selama satu
terjadinya reaksidehidrasi, dekarboksilasi, jam. Lalu serbuk kayu dan zeolit diuji kadar
dealkilasi, cracking, isomerisasi, dan airnya menggunakan moisture analyzer
oligomerisasi. tujuan pengujian ini untuk memastikan
Jindo et al (2014) meneliti karakteristik bahwa kedua sampel harus memiliki kadar
char dari beberapa bahan organik yaitu air dibawah 2%, jika tidak memenuhi
sekam padi, jerami padi, kayu pohon apel, persyaratan tersebut maka harus dilakukan
dan pohon Oak. Hasil analisa NMR dari pengulangan proses sebelumnya. Setelah
berbagai sampel disimpulkan bahwa char itu serbuk kayu dan zeolit masing-masing
batang pohon apel memiliki kadar karbon ditimbang dan dipastikan seberat 200 gr
yang paling tinggi dari sampel lainnya. dan 600 gr. kemudain dilakukan
kenaikan temperatur pirolisis akan pencampuran sebuk kayu Mahoni dan
menaikan kandungan karbon pada char. zeolit hingga merata lalu dimasukkan ke
kandungan silikon mencegah dekomposisi dalam alat pyrolyzer fix bed. Sebelum
karbon dari tanaman padi. proses pirolisi dilakukan terlebih dahulu
Untuk mengoptimalkan seluruh dialirkan gas N2 kedalam furnace dengan
produk pirolisis dan banyak penelitian debit 3 L/menit. Proses pirolisis dilakukan
sebelumnya yang menyatakan bahwa zeolit selama 3 jam. Setelah proses pirolisis
sebagai katalisator yang efektif untuk selesai ukur volume dan massa char. Ulangi
mengoptimalkan produk pirolisi terutama proses pirolisis dengan variasi temperatur
tar, maka tujuan penelitian ini adalah lainnya. Char hasil pirolisi kemudian
mengetahui pengaruh penggunaan zeolit dianalisa kandungan unsur dengan
terhadak produk char hasil pirolisis serbuk menggunakan alat Scanning electron
kayu mahoni. microscope - Energy dispersive X-Ray
(SEM-EDX) di Institut Biosains Universitas
METODE PENELITIAN Brawijaya dan gugus fungsinya pada char
Penelitian ini melakukan proses akan diteliti dengan alat Fourier Transform
pirolisis dengan variasi temperatur Infrared (FT-IR) di Laboratorium
pemanasan pada saat yaitu 250˚C, 350˚C, Instrumentasi Kimia , Jurusan Kimia,
400˚C, 450˚C,500˚C, 600˚C, 700˚C dan Universitas Brawijaya Malang.
3
Volume (cm3)
dari pada massa char dengan katalis zeolit
75%. Kecenderungan dari kenaikan 850
800
temperatur akan menurunkan massa char 750
yang dihasilkan baik tanpa zeolit maupun 700
dengan zeolit. Hal ini disebabkan karena 650
kenaikan temperatur pirolisis 600
mennyebabkan semakin banyak kayu 250 450 650 850
mahoni yang terdekomposisi menjadi tar Temperatur (oC)
dan gas.
Campuran zeolit 75% Tanpa zeolit
200
Gambar 5 Grafik Hubungan Temperatur
Massa (gram)
Volume ℎ 75% =
− 300 3
900
Volume (cm3)
500
300
250 450 650 850
Temperatur (oC)
600oC 700oC
Campuran zeolit 75% Tanpa zeolit
0.15
0.1
0.05
0 (a) (b)
200 400 600 800
Temperatur (oC)
persentase (%)
menempati posisi rongga rongga h residu
padat,inilah penyebab mengapa massa jenis
residu padat hasil pirolisis dengan 50
campuran zeolit 75% memiliki massas yang
lebih besar dari pada tanpa zeolit, dan 25
semakin tinggi temperatur maka rongga
char akan semakin membesar dan semakin 0
banyak pula butir zeolit yang menempati 200 400 600 800
posisi tersebut. Temperatur (oC)
Dari analisa yang kami lakukan tanpa zeolit dengan zeolit 75%
dihasilkan kandungan unsur yang Gambar 11 Grafik Temperatur Terhadap
ditunjukan pada tabel di bawah ini. Kadar Karbon
Ditampilkan 6 jenis unsur yaitu karbon dan
Pirolisis biomassa merupakan
oksigen sebagai parameter analisa
proses dekomposisi molekul – molekul
dekomposisi hidrokarbon, selain itu juga
panjang menjadi molekul – molekul yang
ditampilkan almunium dan silikon sebagai
lebih pendek. Pada proses pirolisis terjadi
indikasi pemakaian zeolit serta ditampilkan
pemecahan rantai molekul lignuselulosik,
unsur kalsium dan besi yang menunjukan
diakibatkan oleh kalor yang ditambahkan
terbentuknya abu pada char hasil pirolisis.
kedalam tungku pirolisis. Seperti pada
Tabel 1. Kadar Unsur residu padat pada skema dibawah
setiap variasi temperatur
Tabel 1 menjelaskan tentang kandungan residu Gambar 13 Reaksi yang terjadi saat
padat dari hasil pirolisis yang dilakukan. Kalsium pirolisis dengan 75% zeolit
merupakan unsur yang terkandung pada
biomassa serbuk kayu mahoni sedangkan silikon Dimana molekul panjang terputus menjadi
menunjukan terbentuknya abu. Pada pirolisis melih pendek. Penggunaan zeolit dalam
dengan 75% zeolit terdapat kandungan pirolisis menyebabkan atom karbon
almunium,besi dan silikon yang merupakan menguap menjadi tar dan gas, inilah
kandungan dari zeolit namun tidak ikut mengapa persentase kandungan karbon saat
8
menggunakan zeolit dapat lebih rendah dari dengan panjang gelombang 3200-3700 cm-
1
pada tanpa menggunakan zeolit. dimana hal ini menunjukan adanya gugus
fungsi alkohol dan fenol O-H . Gelombang
Hubungan Temperatur Pirolisis yang ketiga adalah range 1620-1680 cm-1
Terhadap Gugus Fungsi Char menunjukan adanya gugus fungsi alkena
C=C. lalu muncul gelombang dengan range
Pengujian FT-IR digunakan untuk 1400-1600 cm-1 menunjukan adanya gugus
membaca kandungan gugus fungsi pada fungsi aromatik C=C. selanjutnya muncul
char. Sumbu vertikal menrangkan jumlah gelombang dengan range 1350-1480 cm-1
transmittance yang mengartikan bahwa menunjikan adanya gugus fungsi alkana -
semakin tinggi jumlah transmittance ini C-H. gelombang selanjutnya adalah daerah
maka kandungan gugus fungsinya semakin range 1000-1300 cm-1 menunjukan gugus
sedikit. Sedangkan sumbu horizontal fungsi eter C-O. gelombang terakhir
menunjukan wave number yang digunakan dengan range 675-1000 cm-1 menunjukan
dalam menganalisa jenis gugus fungsi, gugus fungsi alkana =C-H.
karena setiap gugus fungsi memiliki wave
number yang berbeda. Tabel dibawah ini
menjelaskan hasil pengujian FT-IR pada
temperatur 350oC,500oC dan 800oC. Kode
A-1 merujuk pada grafik temperatur 350oC,
kode A-2 adalah kode untuk temperatur
500oC sedangkan A-3 murujuk pada
tempertur 800oC. Kode D-1 merujuk pada
grafik temperatur 350oC tanpa penggunaan
zeolit, kode D-2 adalah kode untuk
temperatur 500oC tanpa penggunaan zeolit
sedangkan D-3 murujuk pada tempertur
800oC tanpa penggunaan zeolit. Tiga hasil Gambar 15 Grafil Hasil Pengujian FT-IR
uji FT-IR ini ditampilkan dalam satu grafik pada Char Tanpa Zeolit
agar dapat melihat perubahan kandungan Grafik diatas menerangkan
gugus fungsi pada temperatur yang komposisi gugus fungsi pada char tanpa
berbeda. zeolit. Pada grafik diatas muncul puncak
gugus fungsi pada daerah dengan panjang
gelombang 3200-3700 cm-1 dimana hal ini
menunjukan adanya gugus fungsi fenol O-
H. .lalu muncul gelombang berada pada
range 2850-3000 cm-1 yang merupakan
gugus fungsi alkana C-H. Gelombang yang
ketiga adalah range 1670-1800 cm-1
menunjukan adanya gugus fungsi karbonil
C=O. selanjutnya muncul gelombang
dengan range 1400-1600 cm-1 menunjukan
adanya gugus fungsi aromatik C=C.
gelombang selanjutnya adalah daerah range
Gambar 14 Grafil Hasil Pengujian FT-IR
1000-1300 cm-1 menunjukan gugus fungsi
pada Char Pirolisis 75% Zeolit.
eter C-O. gelombang terakhir dengan range
Grafik diatas menerangkan 675-1000 cm-1 menunjukan gugus fungsi
komposisi gugus fungsi pada char degan alkana =C-H.
kandungan zeolit 75%. Pada grafik diatas Untuk mempermudah dalam
muncul puncak gugus fungsi pada daerah penganalisaan gugus fungsi maka dibuat
9
tabel 2. Dapat dilihat pada tabel 2 bahwa rendah. Pada pirolisis tanpa zeolit semakin
pada char tanpa zeolit terdapat gugus tinggi temperatur pirolisis maka
aromatik (C=C) sama seperti pada char keberadaan gugus alkana akan semakin
menggunakan campuran 75% zeolit. berkurang. Hal tersebut diduga terjadi
Namun bila kita lihat pada tabel hasil FT- karena senyawa seyawa alkana mengalami
IR, kelimpahan gugus aromatik pada char proses dehidrasi sehingga berubah menjadi
tanpa tambahan zeolit memiliki kelimpahan senyawa alkena.
yang lebih banyak dari pada char campuran Proses dehidrasi ini menyebab hilangnya
75% zeolit. Keberadaan gugus (-OH) kadar air seiring dengan naiknya temperatur
terdapat pada seluruh variasi temperatur yang digunakan. Dengan penggunaan zeolit
baik itu menggunakan tanpa menggunakan proses dehidrasi akan semakin bertambah
zeolit maupun campuran 75% zeolit, terlihat dengan ketidak hadiran gugus
namun pada char campuran 75% zeolit alkana pada char hasil pirolisis campuran
kelimpahan gugus (-OH) lebih sedikit dari 75% zeolit.
pada tanpa menggunakan zeolit. Kedua hal
diatas dapat dikaitkan, tanpa menggunakan KESIMPULAN
zeolit diduga bahwa gugus (-OH) berasal Kesimpulan
dari senyawa fenol terbukti dari banyaknya Dari hasil data dan pembahasan grafik
gugus aromatik. Pada saat menggunakan serta tabel dapat ditarik kesimpulan :
zeolit senyawa fenol tersebut 1. Semakin tinggi temperatur pirolisis
terdekomposisi menjadi senyawa alkohol maka massa dan volume char yang
terbukti dengan keberadaan gugus aromatik dihasilkan akan semakin sedikit,
yang semakin sedikit. Lalu senyawa terutama pada pirolisis campuran zeolit
senyawa tersebut diduga hilang 75%.
terdekomposisi menjadi tar dan gas seiring 2. Semakin tinggi teperatur pirolisis maka
dengan tingginya temperatur pirolisis. massa jenis char yang dihasilkan akan
semakin kecil. Berkebalikan dengan
Tabel 2. Kadar Unsur char pada setiap pirolisis campuran 75% zeolit yang
variasi temperatur massa jenisnya justru meningkat.
3. Semakin tinggi temperatur pirolisisnya
maka kadar karbon yang terkandung
pada char semakin banyak dan
oksigennya semakin sedikit. Hal ini
sesuai dengan mekanisme pemecahan
rantai karbon panjang menjadi rantai
karbon pendek diantaranya dehidrasi,
karboksilasi, isomerisasi.
Saran
1. Hendaknya dilakukan penelitian lebih
Gugus karbonil (C=O) hilang dikarenakan lanjut mengenai mengenai komposisi
pada suhu tinggi gugus karbonil (C=O) char dari hasil pirolisis katalis 75%,
diduga berikatan dengan hidrogen bebas sehingga dapat diketahui senyawa apa
dan berubah menjadi gugus eter (C-O). Gas saja yang terkandung pada char lebih
hidrogen berasal dari biomassa yang pada akurat.
suhu tinggi terpecah dari senyawa lain 2. hendaknya dilakukan penelitian
sehingga berikatan dengan oksigen pada mengenai nilai kalor char dari hasil
karbonil. Peristiwa ini dapat diilustrasikan pirolisis katalis 75%.
pada reaksi dibawah. 3. hendaknya dilakukan pengembangan
Gugus alkana muncul pada char lebih lanjut mengenai char agar dapat
pirolisi tanpa zeolit terutama di temperatur diaplikaskan langsung ke masyarakat.
10