2010-04-Teknik Pengoperasian Loader PDF
2010-04-Teknik Pengoperasian Loader PDF
BUKU INFORMASI
DAFTAR ISI
BAB I
PENGANTAR
1.4.2 Standarisasi
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu
standar tertentu.
1.4.3 Penilaian / Uji Kompetensi
Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui
perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta
keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan
bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan.
1.4.4 Pelatihan
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu
kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta
lingkungan belajar yang terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi
yang dipelajari.
1.4.5 Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup
aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan atau sesuai dengan standar unjuk kerja yang ditetapkan.
1.4.6 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
KKNI adalah kerangka penjenjangan kulaifikasi kompetensi yang dapat
menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan
dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian
pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor.
1.4.7 Standar Kompetensi
Standar kompetensi adalah rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki
seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang
dipersyaratkan.
1.4.8 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat
jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
1.4.9 Sertifikat Kompetensi
Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada
seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi
Profesi.
1.4.10 Sertifikasi Kompetensi
Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis
dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi
nasional dan / atau internasional.
BAB II
STANDAR KOMPETENSI
3. Mengambil dan 3.1 Unit alat diposisikan untuk pengambilan material yang
menuangkan material akan dituangkan ke tempat yang ditentukan
ke tempat tertentu. 3.2 Material diambil sesuai dengan prosedur
3.3 Material dituangkan ke tempat yang telah ditentukan
sesuai dengan prosedur
3.4 Unit alat diposisikan untuk proses berikutnya sesuai
dengan prosedur.
BAB III
BAB IV
4.1 Umum
Teknik aplikasi pengoperasian Backhoe Loader adalah merupakan kunci keterampilan
yang dapat dicapai oleh operator berdasarkan atas perpaduan antara skil, pengetahuan
dan sikap kerja yang dimilikinya.
Berbeda dengan Pengoperasian Alat Berat lainnya, Pengoperasian Backhoe Loader
agak unik karena diperlukan keterampilan „TWO IN ONE“ yaitu mengoperasikan dua
macam keterampilan (backhoe dan loader) dalam satu alat.
Dalam teknik pengoperasian banyak rambu-rambu yang harus dipatuhi selama
pengoperasian, dilain pihak operator juga dituntut dalam mengoperasikan alat harus
cepat gerakannya agar dapat memenuhi aturan yang diikat dengan waktu siklus (cycle
time) yang merupakan kunci produktifitas peralatan.
Disinilah operator harus mampu melaksanakan pengoperasian dengan cepat namun alat
harus tetap terjaga dalam kondisi baik dan aman. Seperti yang akan dibahas pada materi
berikut ini yaitu teknik pengoperasian loader pada unit backhoe loader.
Komponen utama backhoe loader seperti terlihat pada gambar 4.2, dengan fungsi
sebagai berikut :
1) Tractor
Tractor sebagai komponen induk berfungsi sebagai pembawa dan penggerak
semua komponen backhoe loader. Tractor terdiri dari chasis, engine, pompa
hidrolik, torque converter, transmisi, drive shaft, final drive dan roda ban.
2) Stabilizer Legs
Stabilizer legs berfungsi sebagai penopang backhoe loader pada saat
attachment backhoe dioperasikan. Komponen ini diperlukan saat
pengoperasian backhoe karena bentuk boom dan arm yang cukup panjang
sehingga gerakannya akan menyebabkan alat terguling.
Pada pengoperasian attachment loader, komponen ini tidak difungsikan.
3) Cab
Cab atau kabin adalah ruangan dimana Operator mengendalikan peralatan
untuk pengoperasiannya. Didalam cabin terdapat alat-alat kendali seperti
steering column, tuas kendali / joystick, pedal gas dan pedal rem. Disamping
itu juga ada alat-alat monitor untuk memberi sinyal peringatan bila ada
sesuatu hal yang tidak diharapkan
4) Backhoe
Backhoe adalah salah satu attachment dimana peralatan Backhoe Loader
berfungsi. Backhoe digerakkan secara hidrolik dengan dibantu oleh komponen
boom, stick, stabilizer leg dan bucket backhoe
5) Loader
Loader adalah salah satu attachment dimana peralatan Backhoe Loader
berfungsi. Loader juga digerakkan secara hidrolik dengan dibantu oleh
komponen lift arm, tilt lever dan bucket loader.
Untuk
uk memberi gambaran seberapa besar alat ini, gambar 4.3 berikut ini menun-
jukkan dimensi tipikal dari Backhoe Loader kapasitas 0,2 m3
Dimensi Loader
A – Height to hinge pin 3405 mm
B – Dump angle 49o
C – Dump reach at 45o 835 mm
o
D – Dump height at 45 2662 mm
E – Bucket rollback at ground level 45o
F – Dig depth below grade 213 mm
G – Bucket breakout force 56,5 kN
Operator Backhoe Loader harus memahami spesifikasi teknik alat yang diopera-
sikannya seperti contoh spesifikasi tersebut diatas.
Untuk mengenal lebih detail komponen backhoe loader, sesuai dengan judul
pelatihan yang ditujukan untuk Operator, maka penulis akan membedakan
komponen menjadi 2 kelompok yaitu :
1. Lift arm
2. Lift cylinder
3. Tilt lever
4. Dump cylinder
5. Bucket
6. Bucket positioner (sebelah
kanan)
7. Lift kickout
Gambar 4.5
Komponen Utama Loader
Gambar 4.6
Alat kendali dan panel instrumen loader
1. Swit penetral transmisi 8. Pengatur roda kemudi
2. Swit hazard 9. Pedal rem (service brake)
3. Ride control switch 10. Swit Pengunci differensial
4. Swit lampu jalan 11. Directional lever
5. Swit lampu sein dan wiper depan 12. Tombol Klakson
6. Tuas transmisi 13. All Wheel Drive Control
7. Pedal gas
Selain untuk mengendalikan pengoperasian loader, juga untuk mengen-
dalikan unit alatnya
Gambar 4.7
Alat kendali dan panel instrumen backhoe
15. Multipurpose control 25. Tombol Klakson
16. Tuas rem parkir (parking brake) 26. Tuas kendali throttle
17. Swit starter 27. Tuas kendali stabilizer
18. Swit bantu starter 28. Tuas pengunci boom
19. Beacon light 29. Swit pengunci sideshift
20. Lampu kerja depan 30. Tuas kendali backhoe
21. Lampu kerja belakang 31. Fan switch
22. Lampu kabut belakang 32. Pengatur temperatur variabel
23. Slot cadangan 33. Air condition control
24. Swit wiper belakang
Beberapa alat kendali perlu dijelaskan lebih lanjut dan dikategorikan menjadi 2
bagian yaitu Kontrol Kendaraan (Machine Controls) dan Kontrol Peralatan
Kerja (Implement Controls)
Gambar 4.10
Service Brake untuk Belok Tajam
Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe
Loader Halaman: 20 dari 51
Buku Informasi Edisi 1-2010
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Operator Backhoe Loader F 45.500.2.2.19.II.02.002
Gambar 4.15
Saklar Pengatur Kecepatan
Gambar 4.20
Pengatur Sudut Kemudi
Gambar 4.28
Melepas Swing Lock Pin
Gambar 4.29
Memasang Swing Lock Pin
(7) Boom Transport Lock
– Tuas pengunci boom untuk
kendaraan yang menggunakan
kerangka geser (sideshift frame).
Gambar 4.30
Tuas Boom Lock Side Shift
Gambar 4.31
Tuas Boom Lock Pivot Center
(8) Boom Locked (Mengunci Boom)
Cara mengunci boom (boom
locked) :
a) Lipatlah bucket sepenuhnya ke
dalam. Tarik boom perlahan-
lahan ke atas sampai boom
sepenuhnya ke dalam.
b) Tekan tombol yang ada di ujung
Gambar 4.32 tuas pengunci (sideshift machine)
Pengunci boom dan tekan tuasnya ke bawah.
Untuk center pivot machine
putarlah tuas pengunci ke bawah.
Gambar 4.38
Melepas Sabuk Keselamatan
Kondisi lin
ngkungan diperiksa
d dari
d kemungkinan ada
anya orang
g di sekita
ar
Backhoe Loader,
L attau masih ada rinta
angan yangg dapat menggangg
m gu
pergerakann backhoe looader
2) Mengaktifk
kan sambu
ungan batte
ery
Putar kunci
k kontakk ke posisi O
ON, periksaa kondisi dan
fungsi semua
s instrrument, harus dalam koondisi baik
dan berrfungsi dengan baik.
an indikator charging da
Pastika an engine oil
o pressure
harus menyala
m meerah
Judul Mo
odul: Teknikk Pengoperassian Loader pada
p unit Ba
ackhoe
Loaderr Halama
an: 31 dari 51
Buku Info
formasi Edisi 1-2010
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Operator Backhoe Loader F 45.500.2.2.19.II.02.002
Gambar 4.39
Indikator Kewaspadaan 1
Brake Oil Level (2) – Bila indikator ini menyala berarti oli rem
kurang.
Gambar 4.41
Indikator Kewaspadaan 3
2) Pemanasan engine
– Biarkan engine hidup pada putaran rendah selama 3 - 5 menit.
– Perhatikan alat-alat pengukur sambil mencoba sistim hidrolis.
– Periksa semua alat-alat ukur, lampu-lampu peringatan dan indikator-
indikator secara berkala selama pengoperasian.
3) Pengamatan gas buang
Setelah engine hidup, amatilah warna gas buang dari engine yang dikeluarkan
lewat muffler. Engine yang normal menghasilkan gas buang yang tidak
berwarna.
Apabila ada indikasi gas buang yang tidak normal segera laporkan kepada
atasan terkait untuk dilakukan tindakan perbaikan.
4) Pengamatan suara dan getaran engine
Kondisi engine yang baik dapat ditengarai oleh panca indera kita dengan
bunyinya yang halus. Bunyi yang kasar apalagi diikuti dengan getaran yang
tidak normal menandakan adanya ketidak normalan pada sistim engine.
Bila hal ini terjadi segera laporkan kepada atasan terkait.
5) Pemeriksaan ulang kebocoran cairan
Walaupun pemeriksaan kebocoran cairan sudah dilakukan pada saat walk
around inspection, Operator harus memeriksa ulang setelah engine hidup dan
oli hidrolik sudah mulai bertekanan saat dilakukan uji alat kendali, karena ada
kemungkinan kebocoran terjadi setelah adanya kenaikan tekanan pada sistim
engine (untuk minyak pelumas mesin dan cairan pendingin), sistim hidrolik
(untuk minyak hidrolik) dan sistim transmisi (untuk minyak transmisi)
Gambar 4.44
Posisi Backhoe Loader saat Traveling
1) Agar boom tidak bergerak liar pada saat traveling maka harus dipasang boom
transport lock
- Tutuplah bucket dan rapatkan ke stick
- Naikkan boom sampai posisi maksimal
- Naikkan boom lock lever agar dapat mengikat boom lock
- Turunkan lagi boom sehingga boom mengunci pada boom lock hook
(lihat 4.43 pengunci boom)
2) Untuk memperkuat ikatan, boom swing lock juga harus dipasang pada
traveling jarak jauh atau akan diangkut dengan truck trailer.
3) Untuk jenis backhoe loader yang memakai sistim AWS (All Wheel Steering),
harus dinonaktifkan dulu. AWS hanya digunakan di medan sempit.
Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe
Loader Halaman: 36 dari 51
Buku Informasi Edisi 1-2010
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Operator Backhoe Loader F 45.500.2.2.19.II.02.002
PERUBAHAN KONDISI
JENIS MATERIAL KONDISI
KONDISI KONDISI KONDISI
ASLI GEMBUR PADAT
ASLI 1,00 1,11 0,99
TANAH BERPASIR GEMBUR 0,90 1,00 0,80
PADAT 1,05 1,17 1,00
ASLI 1,00 1,25 0,90
CLAY/TANAH BIASA GEMBUR 0,80 1,00 0,72
PADAT 1,11 1,39 1,00
ASLI 1,00 1,25 0,90
CLAY/TANAH LIAT GEMBUR 0,70 1,00 0,63
PADAT 1,11 1,59 1,00
GRAVELY ASLI 1,00 1,18 1,08
SOIL/TANAH GEMBUR 0,85 1,00 0,91
BERKERIKIL PADAT 0,93 1,09 1,00
ASLI 1,00 1,13 1,03
GRAVEL/KERIKIL GEMBUR 0,88 1,00 0,91
PADAT 0,97 1,10 1,00
KERIKIL BESAR ASLI 1,00 1,42 1,29
DAN PADAT GEMBUR 0,70 1,00 0,91
PADAT 0,77 1,10 1,00
PECAHAN BATU ASLI 1,00 1,65 1,22
KAPUR, BATU GEMBUR 0,61 1,00 0,74
PASIR, CADAS PADAT 0,82 1,35 1,00
LUNAS, SIRTU
PECAHAN GRANIT, ASLI 1,00 1,70 1,31
BASALT, CADAS GEMBUR 0,59 1,00 0,77
KERAS PADAT 0,76 1,30 1,00
PECAHAN CADAS, ASLI 1,00 1,75 1,40
BROCKEN ROCK GEMBUR 0,57 1,00 0,80
PADAT 0,71 1,24 1,00
LEDAKAN BATU ASLI 1,00 1,80 1,30
CADAS, KAPUR GEMBUR 0,56 1,00 0,72
KERAS PADAT 0,77 1,38 1,00
d) Berat material
Berat adalah sifat fisik dari setiap meterial yang akan
mempengaruhi kepada kemampuan alat untuk mendorong,
mengangkut, mengangkat dan sebagainya, seperti contoh sebagai
berikut :
Suatu alat berat waktu mengangkat material dengan berat 1,5 t/m3
alat dapat bekerja denga baik, tapi pada saat mengangkat dengan
berat 3,6 t/m3 ternyata alat mengalami kesulitan karena berat
beban sehingga gerakkannya menjadi terganggu.
e) Bentuk material
Yang dimaksud dengan bentuk dalam sifat fisik material ini adalah
bentuk butiran dari material yang terjadi akibat terurai dari bentuk
aslinya, yang akan berpengaruh terhadap kemampuan bucket atau
blade menampung material tersebut.
Material yang butirannya seragam cenderung dapat mengisi
rongga udara, sehingga volumenya sebanding atau sama dengan
volume bukcet, sedangkan material yang berbongkah-bongkah
akan lebih kecil volumenya dari volume bucket, karena pada
material ini akan terbentuk rongga-rongga udara yang mengisi
sebagian isi bucket.
Berapa besar volume material yang dapat ditampung dalam suatu
ruangan dapat dihitung dengan cara memberikan angka koreksi
yang disebut Faktor Muat atau Bucket Factor atau Pay Load
Factor.
f) Kohesivitas Material
Sifat lain dari material adalah kehesivitas-nya, yaitu daya lekat atau
kemampuan untuk saling mengikat diantara butir-butir material
tersebut.
Material dengan kohesivitas tinggi akan menggunung (haped), dan
dengan demikian volume dari material ini akan lebih besar dari
volume ruangan yang ditempatinya, misalnya tanah liat.
Sedangkan material dengan kohesivitas yang kurang baik, bila
menempati suatu ruangan (bukcet) akan sukar menggunung,
cenderung rata (peres/ struck), misalnya pasir.
g) Kekerasan Material
Material yang keras akan lebih sukar untuk digali atau dikupas oleh
alat berat, sehingga dapat menurunkan produktivitas alat.
Pada umumnya material yang tergolong keras adalah batu-batuan
yang dalam pekerjaan pemindahan tanah perlu penanganan
khusus, misalnya dengan Ripping atau bahkan dengan peledakan
terlebih dahulu.
Batuan dalam pengertian pemindahan tanah antara lain :
Batuan beku : sifat keras, padat, pejal dan kokoh.
Batuan sedimen : merupakan pelapisan dari yang lunak sampai
yang keras.
Batuan metamorf : umumnya perlapisan dari yang keras, padat
dan tidak teratur.
Nilai kekerasan material diukur dengan menggunakan Ripper
Meter atau Seismic Test Meter, dan hasil dari test ini akan dapat
menentukan jenis ripper yang cocok untuk pengerjaan material
tersebut.
TANAH LIAT :
1,0 kg/cm2
LEMBAB
2,0 kg/cm2
SEDANG
4,0 kg/cm2
KERING
PASIR :
2,0 kg/cm2
MURNI KERING
4,0 kg/cm2
PADAT KERING
CADAS :
5,0 kg/cm2
SEDIKIT LEPAS
24,0 kg/cm2
PADAT LEKAT
4.4.3
4.3 Pengambilan material
1) Identifikasi posisi loader
Posisikan Loader tegak lurus stockpile
Gambar 4.47
Pengaturan posisi loader dan truck
b. Jarak langkah loader harus cukup
dekat, namun bucket dapat naik cukup
tinggi tanpa mengurangi kecepatan
loader
Gambar 4.48
Pengaturan jarak dengan truck
Perhatian :
• Hindari membenturkan bucket terlalu sering karena akan
mempercepat kerusakan komponen bucket
ke stock
s pile untuk
u prosees pengamb
bilan materrial (pemuatan) berikuttnya disebu
ut
wakktu siklus attau ”cycle time”.
Cyccle time innilah yang menjadi kunci
k kebeerhasilan p
produktivitas
s alat yang
endalikan oleh Operato
dike e time yang digunakan makin tingg
or. Makin singkat cycle gi
prod
duktivitas alat yang dih
hasilkan.
4.5 Aplikasi pe
erataan / pembersiha
an
4.5.1 Possisi tip buc
cket loader
1) Identifikassi ketinggia
an permuka aan tanah yang
y akan diratakan
Sebelum melakukan
m tugas ini Operator harus men ngidentifikas
si seberap
pa
banyak atau seberapa tinggi material te ang harus diratakan /
ercecer ya
dibersihkan
n
2) Memposis sikan buckeet sejajar dengan
d perrmukaan taanah
Tempatkan n loader pada posisi yang rata a, gerakan
n merataka an dilakuka
an
dengan menggunaka
m an bucket loader ya ang diposiisikan sejaajar dengaan
permukaan n tanah
4.5.2 knik merata
Tek akan materrial
1) Identifikas
si jenis matterial yang akan dirattakan
Sebelum melakukan
m g
gerakan pe
erataan Ope erator haruss mengiden ntifikasi jeniis
material yang akan diratakan dan yakin n bahwa a alatnya ma ampu untu uk
melaksanakan pekerja aan itu
2) Gerrakan maju u ke stock pile samb bil
meratakan
Perrataan ma aterial yanng tercece er
dila
akukan de engan gerrakan majju
denngan pemilihan gigi se esuai beba an
matterial yang aakan diratakan
keaarah stock p
pile.
Gambar 4.5
50
Perataan
n dengan buccket loader
4.5.3 Tek
knik membuang ke stock pile
1) Identifikas
si letak stoc ck pile
Sebelum melakukan
m gerakan membuang ke stock pile, Ope erator haru
us
mengidentiifikasi letakk stock pile atau spoil bank (temmpat buangan materia al)
dan yakin bahwa
b nya mampu untuk mela
alatn aksanakan pekerjaan itu.
2) Membuang g material di bucket ke k stock pile
• Hentika an loader de engan meng ggunakan service
s brakke
• Tumpah hkan isi buccket di lokas
si stock pile
e
• Goncan ngkan buckket agar material
m yanng menemmpel bisa leepas tanpaa
membe entur stoppe er
Judul Mo
odul: Teknikk Pengoperassian Loader pada
p unit Ba
ackhoe
Loaderr Halama
an: 45 dari 51
Buku Info
formasi Edisi 1-2010
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Operator Backhoe Loader F 45.500.2.2.19.II.02.002
BAB V