Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

Pokok bahasan : Struma (gondok )

Sub pokok bahasan : pencegahan pada penyakit gondok

Waktu : 15 menit

Sasaran : Orang tua dan anak

Tempat : puskesmas

I. Tujuan Intruksional umum :


Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan ini keluarga mampu memahami tentang penyakit gondok
(struma)

II. Tujuan instruksional khusus :


Setelah mengikuti penyuluhan ini pasien dan keluarga pasien diharapkan dapat :

1. Menyebutkan pengertian dan penyebab struma (gondok)

2. Mengetahui tanda dan gejala struma (gondok)

3. Mengetahui cara pengobatan struma (gondok)

III. Materi : Terlampir


IV. Media : flipchart
V. Metode : diskusi

VI. Strategi pembelajaran


No Tahap Waktu Kegiatan perawat Kegiatan pasien

1. Pembukaan 3 Menit - Memberikan salam - Membalas salam


- Menjelaskan tujuan
- Memberikan
tentang pemberian
penkes respon dan mendengarkan.
2 Inti 7 menit Menjelaskan materi

- Menyebutkan - Memperhatikan dan


pengertian dan mendengarkan materi yang
penyebab struma disampaikan.
(gondok) - Bertanya tentang hal yang
- Menyebutkan tanda belum jelas
dan gejala struma - Mendengarkan
(gondok)
- Menjelaskan cara
pengobatan struma
(gondok)
- Memberikan
kesenpatan bertanya
- Menjawab pertanyaan

3 Penutup 5 menit - Menyimpulkan materi - Bersama perawat


- Mengevaluasi dengan menyimpulkan materi
cara memberikan - Menjawab pertanyaan dengan
pertanyaan kepada benar
keluarga pasien tentang - Membalas salam
materi yang telah di
berikan.
- Menjelaskan bahwa
kegiatan penkes telah
selesai dan
mengucapkan salam
penutup

Bentuk : Somatif

Waktu : 2 Menit Soal


evaluasi :

1. Apa pengertian dan penyebab penyakit struma (gondok)?


2. Sebutkan tanda – tanda penyakit struma (gondok)!
3. Sebutkan cara pencegahan penyakit struma (gondok)!

STRUMA (GONDOK)
I. PENGERTIAN GONDOK
Penyakit gondok adalah kondisi dimana terjadi pembengkakan kelenjar tiroid. Kelenjar
tiroid adalah organ berbentuk kupu-kupu yang terletak tepat di bawah jakun. Kelenjar ini
memiliki fungsi penting, yaitu untuk memroduksi hormon tiroid yang berperan dalam
berbagai proses-proses kimiawi yang terjadi dalam tubuh.
Pada kondisi normal, kinerja kelenjar tiroid cenderung tidak kita sadari sama seperti
organ-organ dalam yang lain. Tetapi jika terjadi pembengkakan, kelenjar tiroid akan
membentuk benjolan pada leher. Benjolan ini akan bergerak naik dan turun saat anda
menelan.
Ukuran benjolan pada penyakit gondok ini bervariasi pada masing-masing orang. Pada
hampir sebagian besar kasus, penderita penyakit gondok tidak akan merasakan gejala
apapun kecuali adanya benjolan di leher. Namun pada kasus yang parah, gejala seperti
batuk-batuk, leher terasa tercekik, suara menjadi serak, susah menelan, dan kesulitan
bernapas dapat dirasakan oleh pasien.
Struma (gondok) disebut juga goiter adalah suatu pembengkakan pada leher oleh
karena pembesaran kelenjar tiroid akibat kelainan glandula tiroid dapat berupa gangguan
fungsi atau perubahan susunan kelenjar dan morfologinya.
Struma adalah reaksi adaptasi terhadap kekurangan yodium yang ditandai dengan
pembesaran kelenjar tyroid.

II. PENYEBAB GONDOK


Gondok terkadang sulit ditemukan penyebabnya karena sangat beragam. Tetapi ada
beberapa faktor yang umumnya bisa memicu penyakit ini. Di antaranya adalah:
 Hipertiroidisme dan hipotirodisme. Penyakit gondok dapat terjadi karena kinerja
kelenjar tiroid yang berlebihan (hipertiroidisme) atau menurun (hipotiroidisme).
Keduanya akan memicu pembengkakan kelenjar tiroid. Hipertiroidisme
kebanyakan disebabkan oleh penyakit Graves. Sementara hipotiroidisme dapat
dipicu oleh kekurangan yodium atau penyakit Hashimoto. Penyakit Hashimoto
dan penyakit Graves merupakan kondisi autoimun.
 Defisiensi yodium. Yodium dibutuhkan kelenjar tiroid untuk memproduksi
hormon tiroid. Zat ini dapat ditemukan dalam ikan, tiram, rumput laut, sereal,
biji-bijian, serta susu sapi. Karena kekurangan yodium, kinerja kelenjar tiroid
akan menurun dan mengalami pembengkakan.
 Merokok. Asap tembakau yang mengandung senyawa tiosianat dapat
memengaruhi kemampuan tubuh dalam menyerap yodium.
 Keberadaan nodul dalam kelenjar tiroid. Kebanyakan nodul ini sifatnya jinak.
Namun demikian, tetap memerlukan pemeriksaan yang menyeluruh untuk
menyingkirkan kemungkinan keganasan.
 Pengaruh kanker tiroid.
 Inflamasi kelenjar tiroid akibat infeksi virus, bakteri, atau obat-obatan tertentu.
 Perubahan hormon karena pubertas, kehamilan, dan menopause.
 Pajanan radiasi, misalnya saat menjalani radioterapi.
 Pengaruh obat litium yang umumnya digunakan untuk menangani depresi dan
gangguan bipolar.

III. TANDA DAN GEJALA GONDOK


Tidak semua penderita gondok mengalami gejala. Namun apabila terjadi gejala , maka
munculnya benjolan abnormal atau pembengkakan pada leher adalah tanda utama yang
akan dikeluhkan oleh pasien.
Ukuran benjolan gondok berbeda-beda pada tiap penderita. Benjolan yang berukuran
kecil biasanya tidak akan menimbulkan keluhan apapun. Meski demikian, benjolan tersebut
dapat memengaruhi pernapasan serta menyebabkan penderita sulit menelan jika ukurannya
bertambah besar.
Gejala-gejala lain yang mungkin menyertai pembengkakan meliputi tenggorokan yang
terasa membengkak, perubahan suara (misalnya menjadi serak), batuk-batuk, serta
kesulitan bernapas dan menelan.
Jika merasakan gejala-gejala di atas, terutama bagi penderita dengan benjolan yang
terus membesar dan mengalami kesulitan bernapas atau menelan.

Dapat juga terdapat gejala lain, diantaranya :


 Tingkat peningkatan denyut nadi
 Detak jantung cepat
 Diare, mual, muntah
 Berkeringat tanpa latihan
 Agitasi/gelisah

IV. CARA PENGOBATAN GONDOK


Gondok dapat ditangani dengan beberapa cara. Penentuan langkah ini tergantung pada
beberapa faktor, yaitu ukuran benjolan, gejala yang dirasakan, serta penyebab dasar
terjadinya gondok.
Benjolan yang kecil dan tidak menyebabkan gejala umumnya tidak langsung ditangani.
Dokter akan memantau perkembangan kondisi Anda sebelum melakukan tindak lanjut
karena gondok Anda mungkin bisa sembuh tanpa membutuhkan penanganan.
Jika benjolan terus membesar hingga mengganggu kondisi kesehatan pasien, ada
beberapa langkah pengobatan yang dapat diambil. Metode-metode penanganan yang akan
dianjurkan oleh dokter meliputi:
 Obat penurun hormon tiroid
Thionamide akan menurunkan kadar hormon tiroid dengan menghambat proses
produksinya. Obat ini digunakan untuk mengatasi hipertiroidisme. Efek
sampingnya meliputi mual, nyeri pada sendi, ruam ringan, serta penurunan
jumlah sel darah putih secara mendadak.
 Terapi penggantian hormon
Langkah ini dilakukan untuk menangani hipotirodisme dengan menggantikan
hormon tiroid dan umumnya harus dijalani seumur hidup. Contoh obatnya
adalah levothyroxine.
 Terapi yodium radioaktif
Terapi ini juga termasuk penanganan untuk hipertiroidisme. Yodium radioaktif
yang dikonsumsi akan menghancurkan sel-sel tiroid. Metode pengobatan ini
terbukti dapat mengecilkan ukuran benjolan, tapi juga bisa memicu
hipotiroidisme.

Langkah operasi
Benjolan yang terus membesar hingga mengganggu pernapasan dan menyebabkan
penderita sulit menelan umumnya ditangani dengan operasi. Langkah ini akan dilakukan
dengan tiroidektomi, yaitu prosedur pengangkatan sebagian atau seluruh kelenjar tiroid.
Prosedur ini juga disarankan bagi penderita yang diduga memiliki benjolan tiroid yang
mengandung sel-sel kanker.
Tiap operasi pasti memiliki risiko, termasuk tiroidektomi. Walau kemungkinannya
tergolong kecil, pasien yang menjalani prosedur ini berpotensi mengalami komplikasi
kerusakan pada saraf dan kelenjar paratiroid.
Contoh kerusakan saraf yang mungkin terjadi adalah perubahan suara dan gangguan
pernapasan. Komplikasi ini bisa bersifat sementara atau permanen. Sedangkan kerusakan
pada kelenjar paratiroid akan memengaruhi pengaturan kadar kalsium dalam darah dan
tulang.
Selain berbagai jenis terapi di atas, penderita penyakit gondok juga disarankan untuk
mengikuti pola makan khusus, antara lain:
 Diet tinggi yodium. Pada penderita penyakit gondok yang disebabkan oleh
rendahnya kadar yodium, konsumsi garam yang tinggi yodium dapat membantu
mengecilkan ukuran gondok. Selain itu, suplemen yodium atau obat levotiroksin
dapat diresepkan untuk mengatasi masalah ini.
 Diet rendah cyanoglucoside. Cyanoglucoside adalah senyawa alami yang
mampu menghambat transportasi yodium pada kelenjar tiroid. Oleh karenanya,
batasi konsumsi makanan yang banyak mengandung cyanoglucoside seperti
singkong, maizena (jagung-jagungan), rebung, dan kentang manis.
Komplikasi Penyakit Gondok
Apabila terlambat ditangani atau tidak ditangani dengan baik, gondok mungkin dapat
menyebabkan beberapa komplikasi seperti:
 Penekanan pita suara (trakea). Hal ini dapat terjadi apabila gondok berukuran
cukup besar sehingga menekan jaringan sekitarnya, terutama trakea. Selain
suara menjadi serak, pasien juga dapat mengalami kesulitan bernapas.
 Sepsis. Sepsis atau infeksi darah dapat terjadi pada saat terjadi tiroid abses,
yakni kondisi di mana terdapat kumpulan nanah pada kelenjar tiroid.
 Nyeri, Perdarahan, dan Kematian Jaringan. Ketiganya dapat terjadi pada gondok
jenis nodul.
 Limfoma. Gondok yang multinodul (berjumlah lebih dari satu) dan gondok yang
disebabkan oleh kondisi autoimun berisiko untuk mengalami transformasi
keganasan pada kelenjar tiroid, yakni limfoma.

Anda mungkin juga menyukai