Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA KONSELING GIZI

“MASALAH GIZI STRUMA(GONDOK) PADA REMAJA ”

DISUSUN OLEH:

WIDYA TAHAKU

751341120070

PRODI DIPLOMA III JURUSAN GIZI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO


SATUAN ACARA KONSELING GIZI

Topik Penyuluhan Tentang (STRUMA)Gondok

Sub pokok bahasan Pencegahan pada penyakit (Struma) gondok

Remaja
Sasaran Target
Kamis/11 november 2021
Hari / Tanggal
08:00-10:30 Wita
Waktu
Poltekkes gorontalo
Tempat
Widya Tahaku
Konselor

A. Latar Belakang
Struma (gondok) atau disebut juga dengan goiter dan penyakit graves merupakan suatu
kondisi yang dapat dideteksi melalui produksi hormontiroid yang berlebihan.Hormon
tiroid akan mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan berbagai proses-proses di
dalam sel.Hormon tiroid yang abnormal akan mempengaruhi berbagai fungsi pada organ
tubuh seseorang(martha & milvita,2004).
Penyakit gondok adalah kondisi ketika terdapat benjolan di leher akibat kelenjar tiroid
yang membesar. Kelenjar tiroid dimiliki oleh pria maupun wanita. Pada pria, kelenjar
tiroid terletak tepat di bawah jakun.
Pada kondisi normal, kelenjar tiroid tidak tampak menonjol. Fungsi kelenjar ini adalah
untuk menghasilkan hormon tiroid, yang mengatur berbagai fungsi normal tubuh, seperti
denyut jantung, suhu tubuh, dan kekuatan otot.Gejala yang dialami oleh penderita
penyakit gondok dapat berbeda-beda, tergantung dari pengaruhnya terhadap hormon
tiroid dalam tubuh, apakah meningkat, menurun, atau tetap normal.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah di berikan bimbingan kesehatan selama 100 menit(1jam 40menit),diharapkan
seorang klien yang mengalami masalah kesehatan mampu memahami apa itu penyakit
struma(gondok)
2. Tujuan Khusus
Setelah di berikan bimbingan kesehatan selama 30 menit,diharapkan klien dapat :
1. Untuk menjelaskan pengertian struma(gondok) pada remaja
2. Untuk menyebutkan penyebab struma(gondok) pada remaja
3. Untuk menjelaskan tanda dan gejala struma(gondok) pada remaja
4. Untuk menjelaskan penatalaksanaan struma(gondok) pada remaja
5. Untuk menjelaskan konsep pencegahan struma(gondok) pada remaja
C. Garis Besar Materi Konseling
1. Pengertian Struma(gondok)
2. penyebabstruma(gondok)
3. Tanda dan gejala struma(gondok)
4. penatalaksanaan struma(gondok)
5. pencegahan struma (gondok)

D. Metode
Diskusi,antara konselor(pemberi konseling) dan konseli(klien)
E. Media
Media yang akandi gunakan yaitu leaflet bertujuan untuk menginformasikan atau proses
terhadap suatu hal. Yang bertujuan untuk memberikan informasi singkat.

F. Pengorganisasian dan Uraian Tugas

No Petugas Uraian tugas


1. Konselor Memberikan konseling
2. Moderator Mengatur jalannya kegiatan
Konseling
3. Notulis Mencatat semua jalannya kegiatan
4. Fasilitator Seksi perlengkapan
5. Observer Dosen pengajar mata kuliah
6. Pembimbing Dosen pembimbing/instruktur

G. Proses Pelaksanaan

No Waktu Tahapan konseling Kegiatan Peserta


1. 5 Pembukaan: Menjawab salam
menit Membangun Dasar-dasar Konseling Mendengarkan dan
(mengucapkan salam perkenalkan diri, memperhatikan
jabat tangan, menyampaikan tujuan,
menanyakan keluhan dan data
laboratotium)
2. 85 Pelaksanaan : .mendengarkan dan
menit memperhatikan
1)MelakukanPengkajian Gizi penjelasan
(Assessment Gizi) Bertanya
2)Menetapkan Diagnosis Gizi
(Domain intake, Klinis,
behaviour/lingkungan)
3) Melakukan Intervensi
Gizi (Menyusun rencana
intervensi, dan
memperoleh Komitmen)

4) Menggunakan Media/Alat Bantu


dalam Konseling
5) Menggunakan Bahan
Penukar Makanan dalam intervensi
6) Memberikan kesempatan
bertanya
7)Memberikan penguatan-
penguatan
3. 5 Evaluasi :
menit 1) Memberikan pertanyaan kembali Aktif dalam diskusi
kepada klien terkait materi dan terkait penyakit
kesepakatan yang telah diperoleh. yang di derita
2) Melakukan Monitoring dan
Evaluasi untuk mengetahui
keberhasilan intervensi yang telah
diberikan, dengan cara
menetapkan hasil yang diharapkan
pada kunjungan berikutnya.

4. 5 Penutup (Terminasi) : Memahami


menit kesimpulan
Pada akhir sesi konseling gizi Mempersiapkan
disepakati kunjungan diri untuk beranjak
berikutnya, mengingatkan dari tempat
klien waktu konseling 24-48 kegiatan serta
jam sebelumnya. Memberikan menjawab salam
kesimpulan, mengakhiri konseling dari konselor.
gizi dengan ucapan terima kasih,
permohonan maaf, mengucapkan
salam, jabat tangan dan
mempersilahkan klien

H. Evaluasi

1. Evaluasi stuktur

Stuktur kepanitian seperti seksi perlengkapan dievaluasi apakah semua perlengkapan


yang dibutuhkan pada saat komseling lengkap. Seksi dokumentasi dievaluasi apakah
dokumentasi yang diambil pada saat kegiatan sesuai dengan kegiatan.Mengevaluasi seksi
administrasi dievaluasi ada beberapa orang yang melakukan kegiatan konseling

2. Evaluasi proses

Dievaluasi apakah proses kegiatan konseling berjalan sesuai yang diharapkan atau
direncanakan, dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan.

3. Evaluasi hasil

Dievaluasi pretest da postest yang diberikan kepada klien apakah sebelum dan sesudah
mengikuti kegiatan konseling pengetahuan ada atau tidak ada.

I. Sumber / Reverensi
https://www.alodokter.com/penyakit-gondok
https://id.scribd.com/document/372276776/Sap-Gondok
https://sg.docworkspace.com/d/sIMj-8Ptfo-ezjAY

J. Lampiran

1.Materi
a.) Pengertian Struma(gondok)
Stuma(gondok) biasa di sebut juga goiter yang merupakan suatu pembekakan pada
leher oleh karena pembesaran kelenjar tiroid akibat kelainan glandula tiroid dapat
berupa gangguan fungsi lainnya.
Strauma(gondok) adalah reaksi adaptasi terhadap kekurangan iodium yang di tandai
dengan pembesaran kelenjar tiroid (Djoko moelianto,1993)

b.) Penyebab Struma(gondok)


Meskipun pada beberapa kasus, gondok dapat muncul tanpa penyebab yang pasti,
namun secara umum, gondok disebabkan oleh sejumlah kondisi berikut:
 Kekurangan yodium. Kelenjar tiroid memerlukan yodium untuk memproduksi
hormon tiroid. Kekurangan yodium akan membuat kelenjar tiroid bekerja lebih
keras dan akhirnya membesar.
 Makanan. Contoh makanan yang jika dikonsumsi secara berlebihan dapat
menimbulkan penyakit gondok adalah kacang kedelai, bayam, dan tahu.
 Penyakit Graves. Penyakit Graves terjadi ketika kelenjar tiroid terlalu aktif dalam
memproduksi hormon, akibat reaksi sistem kekebalan tubuh yang menyerang
kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme) akan
mengakibatkan kelenjar tiroid membesar.
 Penyakit Hashimoto. Rendahnya produksi hormon pada penyakit Hashimoto
membuat kelenjar pituitari menghasilkan hormon yang merangsang kelenjar tiroid
secara berlebihan. Hal inilah yang membuat kelenjar tiroid membesar.
 Kanker tiroid. Kanker tiroid dapat menyebabkan pembengkakan pada salah satu
sisi kelenjar tiroid.
 Kehamilan. Hormon HCG (human chorionic gonadotropin) yang diproduksi
tubuh selama kehamilan dapat menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid.
 Merokok. Gondok dapat disebabkan oleh kebiasaan merokok. Hal ini terkait
dengan kandungan tiosianat pada rokok, yang dapat memengaruhi kemampuan
tubuh dalam menyerap yodium
c.) Tanda dan gejala struma(gondok)
Gejala utama penyakit gondok adalah munculnya benjolan di leher. Namun, tidak
semua orang menyadari munculnya benjolan ini, terutama bila ukurannya masih kecil
dan tidak mengakibatkan perubahan kadar hormon tiroid.Pada beberapa penderita,
benjolan di leher akibat pembesaran kelenjar tiroid dapat disertai gejala berupa:
 Sulit menelan (disfagia)
 Sulit bernapas
 Suara serak dan batuk
 Nyeri di area leher.
Selain munculnya benjolan di leher, penyakit gondok dapat mengakibatkan
perubahan pada kadar hormon tiroid dalam darah. Peningkatan hormon tiroid akan
menimbulkan gejala hipertiroid, dan sebaliknya, penurunan kadar hormon tiroid akan
menimbulkan gejala hipotiroid. Namun, kadar hormon tiroid bisa juga tetap normal,
sehingga tidak menimbulkan keluhan.
Bila terkena penyakit gondok, apalagi sampai mengakibatkan perubahan kadar
hormon tiroid, waspadailah beberapa gejala berikut:
 Demam
 Lemas
 Mual dan muntah
 Nyeri perut
 Diare atau konstipasi
 Keringat berlebih atau merasa kedinginan
 Berat badan meningkat atau menurun drastis
 Sesak napas
 Kejang
 Penurunan kesadaran.
d.) Penatalaksanaan struma(gondok)
Diet untuk pasien struma(gondok)
 Makanan yang mengandung yodium seperti garam meja (garamdapur) seafood,
suppemen yang mengandung yodium
 Makanan yang mengandung rendah gula karena dapat mengontrol produksi
insulin dalam tubuh.makan makanan seperti ice cream, permen adalah makanan
yang mengandung kadar gula tinggi tapi tidak hanya itu masih ada makanan lain
yang mengandung kadar gulatinggi seperti wortel, jagung,roti, beras putih,
kentang.
 Makanan yang rendah protein seperti seafood, daging yang berwarna putih dan
telur
 Makanan yang banyak mengandung serat seperti gandum,apel,kacang merah dan
sayuran berdaun hijau
 Vitamin dan mineral yaitu zink dan selenium
 Hindari makan kacang-kacangan, karena kacang-kacangan merupakan makanan
yang bersifat goitrogenik tapi efek tersebut berkurang apabila kacang tersebut
sudah dimasak atau diolah
e.) Pencegahan
1.Pencegahan Primer
 Pencegahan primer adalah langkah yang harus dilakukan untuk
menghindari diri dari berbagai faktor resiko. Beberapa pencegahan yang
dapat dilakukan untuk mencegah teradinya struma adalah dengan:
 memberikan edukasi kepada masyarakat dalam hal merubah pola perilaku
makan dan memasyarakatkan pemakaian garam iodium.
 mengonsumsi makanan yang merupakan sumber iodium seperti ikan laut
mengonsumsi iodium dengan cara memberikan garam beriodium setelah
dimasak,tidak dianjurkan memberikan garam sebelum memasak untuk
menghindari hilangnya iodium dari makanan
 Iodisasi air minum untuk wilayah tertentu dengan resiko tinggi.Cara ini
memberikan keuntungan yang lebih dibandingkan dengan garam karena
dapat terjangkau daerah luas dan terpencil iodisasi dikukan dengan iodida
diberikan dalam saluran air dalam pipa, iodida yang diberikan daam air
yang mengalir dan penambahan iodida dalam sediaan air minum.
 Memberikan kapsu minyak beriodium (liliodol)pada penduduk didaerah
endemik berat dan endemik sedang. Sasaran pemberiannya adalah semua
pria berusia 0-20 tahun dan wanita 0-35 tahun termasuk wanita hamil dan
menyusui yang tinggal di daerah endemis berat dan endemis sedang.Dosis
pemberiannya bervariasi sesuai umur dan jenis kelamin.
 Memberikan suntikan iodium dalam minyak (liliodol 40%) diberikan 3
tahun sekali dengan dosis untuk dewasa dan anak-anak di atas 6 tahun 1 cc
dan untuk anak kurang dari 6 tahun sebanyak 0,2-0.8 cc.
 Hindari mengonsumsi secara berlebihan makanan-makanan yang
mengandung goitrogenik gikosida agent yang dapat menekan sekresi
hormon tiroid seperti ubi kayu,jagung,
sayur lobak,kangkung,dan kubis.
2.Pencegahan Sekunder
 Pencegahan sekunder adalah upaya mendeteksi secara dini suatu penyakit,
mengupayakan orang yang telah sakit agar sembuh,menghambat
progresivitas penyakit yang dilakukan melalui beberapa cara yaitu:
 Inspeksi
Inspeksi dilakukan oleh pemeriksa yang berada di depan penderita yang
berada pada posisi duduk dengan kepala sedikit fleksi atau leher sedikit
terbuka. Jika terdapat pembengkakan atau nodul perlu diperhatikan beberapa
komponen yaitu lokasi, ukuran,jumlah nodul bentuk (difus atau noduler
kecil),gerakan ada saat pasien diminta untuk menekan dan palpasi pada
permukaan yang mengalami pembengkakan.
 Palpasi
Pemeriksaan dengan metode papasi dimana pasien dimintauntuk duduk,leher
dalam posisi fleksi.Pemeriksa berdiri di belakang pasien dan meraba tiroid
dengan menggunakan ibu jari kedua tangan pada tengkuk penderita.
 Tes fungsi Hormon
Status fungsiona kelenjar tiroid dapat dipastikan dengan perantara tes-tes
fungsi tiroid untuk mendiagnosa penyakit tiroid diantaranya kadar total
tiroksin dan triiodotiroin serum diukur dengan radiogand assay.
3.Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier bertujuan untuk mengembalikan fungsi mental fisik dan
sosial penderita setelah proses penyakitnya dihentikan.Upaya yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut:
 Setelah pengobatan diperlukan kontrol teratur berkala untuk memastikan
dan mendeteksi adanya kekambuhan atau penyebaran.
 Menekan munculnya komplikasi dan kecacatan.
 Melakukan rehabilitasi dengan membuat penderita lebih percaya
diri,fisik segar dan bugar serta keluarga dan masyarakat dapat menerima
kehadirannya melalui melakukan fisioterapi yaitu dengan rehabiliitasi
fisik psikoterapi yaitu dengan rehabilitasi kejiwaan,sosial terapi yaitu
dengan rehabilitasi sosia dan rehabiitasi aesthesis yaitu yang
berhubungan dengan kecantikan

2.Media Penyuluhan
Media yang di gunakan adalah media visual berupa Leaflet/Flyer;
Leaflet/Flyer
adalah berupa lembaran Kertas yang didlipat-lipat, berisi tulisan cetak dan
beberapa gambar tertentu tentang suatu topik khusus untuk sasaran dan
tujuan tertentu. Ukuran umumnya 20 x 30 cm, dengan jumlah tulisan
umumnya 200-400 kata, secara umum berisi garis-garis besar penyuluhan
dan isi-isi harus dapat di tangkap dengan sekali baca. Leaflet biasanya
diberikan setelah penyuluhan selesai dilaksanakan atau dapat pula
diberikan sewaktu penyuluhan berlangsung untuk memperkuat ide yang di
sampaikan.

Anda mungkin juga menyukai