Anda di halaman 1dari 101

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan manusia bergerak maju atau mundur dalam kontinuitas tertentu,

dimana jarak ini menentukan apakah seseorang dikatakan sehat atau sakit.

Menurut Undang-Undang RI No. 23 tahun 1992 Pasal 1 Kesehatan adalah

keadaan sejahtera dari badan, jiwa, sosial dan ekonomi.

Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal berbagai upaya

kesehatan dilakukan, salah satu bentuk upaya kesehatan adalah pelayanan

kesehatan melalui puskesmas, rumah sakit sebagai rujukan sistem pelayanan

kesehatan yang melibatkan masyarakat. Perawatan kesehatan masyarakat

adalah suatu bidang keperawatan yang merupakan bagian integral dari

pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat dengan

mengikutsertakan team kesehatan lainnya dan masyarakat untuk memperoleh

tingkat kesehatan yang lebih tinggi dari individu, keluarga. Menurut Bailon

dan Maglaya (1988) keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang

tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan

dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga. Di mana setiap kesehatan

individu dipengaruhi oleh gaya hidup, lingkungan, faktor keturunan, yang

dapat mengakibatkan timbulnya penyakit menular, misalnya ISPA.


Lingkungan biasanya menentukan sering atau tidaknya seseorang berhubungan

dengan bakteri, virus dan parasit yang menyebabkan kematian. Adapun salah satu

penyakit yang disebabkan oleh faktor lingkungan yang kurang menguntungkan

kesehatan yaitu penyakit ISPA.

Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang

menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas mulai dari hidung

(saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya,

seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura.(http://banbdata.depkes.go.id)

Jumlah penderita infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) di Kota Palangkaraya,

Kalimantan Tengah, dalam sepekan terakhir ini menembus ambang batas kejadian

luar biasa (KLB) akibat tebalnya kabut asap.

“Jumlah kasus ISPA di Palangkaraya telah berada di atas ambang batas kejadian

luar biasa seiring kabut asap yang terus menebal,” kata Kepala Bidang

Pengendalian Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Palangkaraya, Tiur

Simatupang, di Palangkaraya, Sabtu.

Tiur mengatakan, data jumlah kunjungan pasien yang mengeluhkan gejala ISPA di

sembilan puskesmas se-Palangkaraya pada pekan ke-30 atau pekan pertama

Agustus ini telah mencapai sebanyak 1.882 pasien dalam sepekan.


Jumlah kasus tersebut melonjak di atas ambang batas kejadian luar biasa yang

ditetapkan untuk wilayah itu yakni 1.600 pasien ISPA per pekan, padahal pada

pekan ke-29 jumlah kasus ISPA masih berada pada 1.242 pasien.

Kebanyakan penderita ISPA yang berobat ke puskesmas merupakan anak-anak

yang merupakan kelompok usia paling peka terhadap dampak negatif kabut asap

hasil pembakaran lahan itu.

“Pada penderita dengan keluhan ringan, kami memberikan vitamin untuk

menambah imunitas pasien. Tetapi bila sampai mengalami peradangan biasanya

diberikan tambahan antibiotik,” katanya.

Dinas kesehatan, kata Tiur, telah mengambil langkah antisipasi lonjakan dengan

membagikan masker penutup hidung ke sembilan puskesmas sejumlah 10 ribu

masker dari stok 70 ribu masker yang disiapkan.

Tiur mengakui, penyakit ISPA di Palangkaraya secara umum masuk daftar 10

penyakit terbanyak yang dialami warga kota itu pada setiap tahunnya meski tanpa

adanya kabut asap.

“Hanya kabut asap dapat dengan cepat meningkatkan jumlah kasus hingga

melebihi jumlah kasus pada kondisi normal yang biasanya berkisar sekitar 800

pasien dalam sepekan,” jelasnya.

Berdasarkan hasil survey kesehatan rumah tangan (SKRT) tahun 2001

menunjukkan bahwa angka kematian balita akibat penyakit sistem pernapasan


adalah 419 per 1.000 balita. Berdasarkan hasil survey kesehatan nasional

menunjukkan bayi usia < 1 tahun sebesar 23,9% di Jawa dan Bali, 15,8% di

Sumatera, dan 42,6% di kawasan timur Indonesia.

Berdasarkan tempat tinggal, penyakit pernapasan lebih tinggi di pedesaan (14,5%)

dibandingkan dengan di perkotaan (9,9%). Sedangkan hasil perhitungan di

Indonesia menunjukkan bahwa angka kesakitan akibat penyakit ISPA adalah 49%

(www.infokesehatan.com.depkes.2006).

Berdasarkan dari hasil rekam medik Puskesmas Gadingrejo bahwa prevalensi

pada bulan maret 2010 terhitung sebanyak 60% balita dan 2,33% penderita ISPA

adalah lansia, hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan keluarga tentang

usaha pencegahan penyakit ISPA dan gaya hidup yang tidak sehat.

Berdasarkan data di atas penulis tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan

keluarga dengan penyakit ISPA.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Penulis mampu menggambarkan asuhan keperawatan keluarga secara

langsung dan komprehensif meliputi aspek bio-psiko-sosioal spiritual dan

kultural dengan melalui pendekatan proses keperawatan.

2. Tujuan Khusus

Penulis mampu melakukan :

a. Pengkajian pada keluarga dengan ISPA dengan tepat.


b. Analisa data yang ditemukan saat pengkajian dengan tepat

c. Perumusan masalah kesehatan dan diagnosa keperawatan bersama

keluarga secara tepat

d. Prioritas masalah/diagnosa keperawatan bersama keluarga secara

tepat

e. Penyusunan rencana keperawatan keluarga secara tepat

f. Tindakan perawatan keluarga sesuai dengan rencana yang telah

disusun oleh penulis dan disepakati oleh keluarga

g. Evaluasi hasil tindakan keperawatan sesuai dengan tujuan dan

kriteria evaluasi yang telah ditentukan secara tepat

h. Dokumentasi proses keperawatan

C. Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup dari laporan ini adalah :

1. Lingkup Keilmuan

Merupakan aplikasi dari ilmu kesehatan masyarakat

2. Materi

Meliputi aplikasi/praktek dari keperawatan keluarga

3. Lokasi

Merupakan wilayah kerja Puskesmas Gadingrejo, khususnya daerah

Dusun I Pekon Gadingrejo.

4. Sasaran

Asuhan keperawatan keluarga pada An. S dengan ISPA

5. Lingkup Waktu
Dilaksanakan pada tanggal 5 April – 15 April 2010.

D. Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan laporan kasus ini adalah

deskriptif. Di metode deskriptif ini penulis menggambarkan asuhan

keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, pelaksanaan

sampai evaluasi. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data melalui

wawancara, observasi, studi kepustakaan, studi dokumentasi, pemeriksaan

fisik yang dilakukan pada seluruh anggota keluarga.

E. Sistematika Penulisan

Penulisan laporan terdiri atas 5 sub, yang secara sistematika disusun sebagai

berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisikan latar belakang masalah, ruang lingkup, tujuan, metode

penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORI

Berisikan konsep keluarga, konsep model keperawatan

komunitas, konsep penyakit dan asuhan keperawatan keluarga

BAB III TINJAUAN KASUS

Terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,

implementasi dan evaluasi

BAB IV PEMBAHASAN
Membahas adanya kesenjangan antara teori dan praktek

keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan,

perencanaan, implementasi dan evaluasi

BAB V PENUTUP

Terdiri dari kesimpulan dan saran

LAMPIRAN – LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Keluarga

1. Pengertian Keluarga

a. Keluarga adalah sebagai kelompok yang terdiri atas dua atau lebih

individu yang dicirikan oleh istilah khusus, yang mungkin saja

memiliki atau tidak memiliki hubunga darah atau hukum yang

mencirikan orang tersebut ke dalam satu keluarga. (Whall 1986))™

b. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari

kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di

bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Departemen

Kesehatan RI (1988))

c. Keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang terikat dalam

perkawinan, ada hubungan darah atau adopsi dan tinggal dalam satu

rumah.( Friedman (1998))

2. Struktur Keluarga

a. Ciri-ciri Struktur Keluarga

1) Terorganisasi

Keluarga adalah cerminan sebuah organisasi, dimana masing-

masing anggota keluarga memiliki peran dan fungsinya masing-


masing sehingga tujuan keluarga dapat tercapai. Organisasi yang

baik ditandai dengan adanya hubungan yang kuat antar anggota

sebagai bentuk saling ketergantungan dalam mencapai tujuan.

2) Keterbatasan

Dalam mencapai tujuan setiap anggota keluarga memiliki peran

dan tanggung jawab, sehingga dalam berinteraksi setiap anggota

tidak dapat semena-mena, tetapi mempunyai keterbatasan yang

dilandasi oleh tanggung jawab masing-masing anggota keluarga.

3) Perbedaan dan kekhususan

Adanya peran yang beragam dalam keluarga masing-masing

anggota keluarga mempunyai peran dan fungsi yang berbeda dan

khas seperti halnya ayah sebagai pencari nafkah utama, peran ibu

yang merawat anak-anak.

b. Fungsi Struktur Keluarga

1) Dominasi jalur hubungan darah

a) Patrilineal

Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis

ayah suku-suku di Indonesia rata-rata menggunakan struktur

keluarga patrilineal.

b) Matrilineal
c) Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis

ibu. Suku padang salah satu yang menggunakan struktur

matrilineal.

2) Dominasi keberadaan tempat tinggal

a) Patrilokal

Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan

keluarga sedarah dari pihak suami.

b) Matrilokal

Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan

keluarga sedarah dari pihak istri.

3) Dominasi pengambilan keputusan

a) Patriakal

Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak suami.

b) Matriakal

Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak istri.

3. Bentuk-bentuk Keluarga

a. Sussman (1974) dan Marlin (1988)

1) Keluarga tradisional

a) Keluarga inti : keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan

anak.

b) Pasangan inti : keluarga yang terdiri dari suami dan istri

saja.
c) Keluarga dengan orang tua tunggal : satu orang yang

mengepalai keluarga sebagai konsekuensi perceraian.

d) Bujangan yang tinggal sendirian.

e) Keluarga besar tiga generasi.

f) Pasangan usia pertengahan/pasangan lansia.

g) Jaringan keluarga besar.

2) Keluarga nontradisional

a) Keluarga dengan orang tua yang memiliki anak tanpa

menikah

b) Pasangan yang memiliki anak tanpa nikah

c) Pasangan yang hidup bersama tanpa menikah (kumpul

kebo)

d) Keluarga gay

e) Keluarga lesbi

f) Keluarga komuni.

b. Anderson Carter

1) Keluarga inti (nuclear family)

Keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan anak-anak

2) Keluarga besar (ekstended family)

Keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, nenek, kakek,

keponakan, sepupu, paman, bibi dan sebagainya.

3) Keluarga berantai (sereal family)


Keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari

satu kali dan merupakan satu keluarga inti.

4) Keluarga duda/janda (single family)

Keluarga yang terjadi karena perceraian/kematian.

5) Keluarga berkomposisi

Keluarga yang perkawinanya berpoligami dan hidup secara

bersama-sama.

6) Keluarga kabitas

Dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu

keluarga.

4. Fungsi Keluarga

a. Fungsi Biologis

Fungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk meneruskan

kelangsungan keturunan, tetapi juga memelihara dan membesarkan

anak dengan gizi yang seimbang, memelihara dan merawat anggota

keluarga juga bagian dari fungsi biologis keluarganya.

b. Fungsi Psikologis

Keluarga menjalankan fungsi psikologisnya antara lain untuk

memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan perhatian

diantara anggota keluarga, membina pendewasaan kepribadian anggota

keluarga, memberikan identitas keluarga.


c. Fungsi Pendidikan

Keluarga menjalankan fungsi pendidikan untuk menyekolahkan anak

dalam rangka memberikan pengetahuan, keterampilan, membentuk

perilaku anak, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa,

mendidik anak sesuai dengan tingkatan perkembangannya.

d. Fungsi Sosialisasi

Fungsi sosialisasi tercermin untuk membina sosialisasi pada anak,

membentuk nilai dan norma yang diyakini pada anak, memberikan

batasan-batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak

meneruskan nilai-nilai budaya.

e. Fungsi Ekonomi

Keluarga menjalankan fungsi ekonominya untuk mencari sumber-

sumber penghasilan guna memenuhi kebutuhan keluarga, menabung

untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang akan datang, pengaturan

penghasilan keluarga.

5. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga

Siklus tugas dan perkembangan keluarga, menurut Evlin Duval terdiri atas

a. Pasangan Pemula atau Pasangan Baru Menikah

Tahap ini dimulai saat dua insan dewasa mengikat janji melalui

pernikahan dengan landasan cinta dan kasih sayang. Tugas pada tahap

ini adalah saling memuaskan antar pasangan, beradaptasi dengan

keluarga besar dari masing-masing pihak, merencanakan dengan

matang jumlah anak, memperjelas peran masing-masing pasangan.


b. Keluarga Dengan Menunggu Kelahiran Anak

Tahap dan tugas perkembangan keluarga selanjutnya adalah keluarga

dengan menunggu kelahiran anak sebagai salah satu fungsi biologis

yaitu melanjutkan keturunan. Tugas keluarga pada tahap ini adalah

mempersiapkan biaya persalinan, mempersiapkan mental calon orang

tua, mempersiapkan berbagai kebutuhan anak.

c. Keluarga dengan Mempunyai Bayi

Tahap ini keluarga sudah mempunyai anggota keluarga baru tentunya

memiliki tugas antara lain : memberikan ASI sebagai kebutuhan dasar

bayi (minimal 6 bulan), memberikan kasih sayang, mulai mensosiali-

sasikan dengan lingkungan keluarga besar masing-masing pasangan,

pasangan kembali melakukan adaptasi karena kehadiran anggota

keluarga termasuk siklus hubungan sex. Mempertahankan hubungan

dalam rangka memuaskan pasangan.

d. Keluarga dengan Anak Pra Sekolah

Tugas yang dimiliki pada keluarga dengan anak pra sekolah di antaranya

: menanamkan nilai-nilai dan norma-norma kehidupan, mulai

menanamkan keyakinan beragama, mengenalkan bersosialisasi dengan

lingkungan sekitar, menanamkan tanggung jawab dalam lingkup kecil,

memperhatikan dan memberikan stimulus bagi pertumbuhan dan

perkembangan anak pra sekolah.


e. Keluarga dengan Anak Usia Sekolah

Tugas yang dimiliki dengan anak usia sekolah adalah memenuhi

kebutuhan sekolah anak baik alat-alat sekolah maupun biaya sekolah,

membiasakan belajar, mengatur, memperhatikan anak saat

menyelesaiakn tugas-tugas sekolahnya, memberikan pengertian pada

anak bahwa pendidikan sangat penting untuk masa depan anak,

membantu anak dalam bersosialisasi lebih luas dengan lingkungan

sekitarnya.

f. Keluarga dengan Anak Remaja

Keluarga dengan anak remaja berada dalam posisi dilematis,

mengingat anak sudah mulai menurun perhatiannya kepada orang tua

dibandingkan dengan teman sebayanya. Pada tahap ini sering kali

ditemukan perbedaan pendapat antara orang tua dan anak remaja.

Apabila hal ini tidak diselesaikan akan berdampak pada hubungan

selanjutnya. Tugas keluarga pada tahap ini adalah memberikan

perhatian lebih pada anak remaja, bersama-sama mendiskusikan

tentang rencana sekolah ataupun kegiatan di luar sekolah, memberikan

keterbatasan dalam batasan tanggung jawab, mempertahankan

komunikasi terbuka dua arah.

g. Keluarga dengan Melepaskan Anak ke Masyarakat


Remaja yang akan beranjak dewasa harus sudah siap meninggalkan

kedua orang tuanya untuk memulai hidup baru, bekerja, dan

berkeluarga, sehingga tugas keluarga pada tahap ini adalah

mempertahankan keintiman pasangan, membantu anak untuk mandiri,

mempertahankan komunikasi, memperluas hubungan keluarga antara

orang tua dengan menantu, menata kembali peran dan fungsi keluarga

setelah ditinggalkan anak-anak.

h. Keluarga dengan Tahapan Berdua Kembali

Tugas bagi keluarga setelah ditinggal pergi anak-anaknya untuk

memulai kehidupan baru antara lain : menjaga keintiman pasangan,

merencanakan kegiatan yang akan datang, tetap menjaga komunikasi

dengan anak-anak dan cucu, memperhatikan kesehatan masing-

masing.

i. Keluarga dengan Tahapan Masa Tua

Masa tua dapat dihinggapi perasaan kesepian, tidak berdaya, sehingga

tugas keluarga pada tahapan ini adalah saling memberikan perhatian

yang menyenangkan antar pasangan, memperhatikan kesehatan

masing-masing pasangan, merencanakan kegiatan untuk mengisi

waktu tua seperti dengan berolahraga, berkebun, mengasuh cucu. Pada

masa tua pasangan saling mengingatkan akan adanya kehidupan yang

kedua setelah kehidupan ini.

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Keluarga


Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi kesehatan keluarga adalah :

a. Faktor Fisik

Ross, Mirowsaky dan Gold Stein (1990) memberikan gambaran bahwa

ada hubungan positif antara perkawinan dengan kesehatan fisik.

Contoh : seorang suami sebelum menikah terlihat kurus maka

beberapa bulan kemudian setelah menikah akan terlihat agak gemuk.

b. Faktor Psikis

Terbentuknya keluarga akan menimbulkan dampak psikologis yang

besar, perasaan nyaman karena saling memperhatikan, saling

memberikan penguatan/dukungan. Suami akan merasa tentram dan

terarah setelah beristri begitupun sebaliknya.

c. Faktor Sosial

Status sosial memiliki dampak yang signifikan terhadap fungsi

kesehatan sebuah keluarga. Dalam sebuah keluarga ada kecenderungan

semakin tinggi tingkat pendapatan yang diterima semakin baik taraf

kehidupannya

d. Faktor Budaya

1) Keyakinan dan praktek kesehatan

Setiap suku/bahkan bangsa memiliki keyakinan dan penilaian yang

berbeda terhadap fungsi kesehatan. Keyakinan keluarga terhadap

fungsi kesehatan sangat dipengaruhi oleh nilai dan keyakinan yang

dibawa sebelumnya.

2) Nilai-nilai keluarga
Nilai-nilai yang dimiliki oleh keluarga mempengaruhi kesehatan

keluarga yang bersangkutan. Misalnya sebuah keluarga yang

kurang memperhatikan kesehatan keluarga, maka keluarga akan

kuat meyakininya, tetapi keluarga tersebut akan mengalami

kesulitan jika suatu waktu nilai yang diyakininya ternyata salah

dan terbukti bahwa kesehatan keluarganya terganggu.

3) Peran dan pola komunikasi keluarga

Dampak budaya terhadap peran, kekuatan dan komunikasi

keluarga berbeda-beda pada tiap keluarga. Jika terjadi perubahan

terhadap budaya dengan semestinya terjadi pergeseran peran,

aturan-aturan, kekuatan dan pola komunikasi.

4) .Koping keluarga

Koping keluarga dipengaruhi oleh budaya, keluarga akan berusaha

beradaptasi dengan perubahan budaya. Koping diartikan sebagai

respon positif, baik, kognitif, afektif dan psikomotor bagi

kehidupan keluarga dalam menyelesaikan masalah yang terjadi

pada keluarga.

7. Tugas-tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan

Menurut Friedman (1998) tugas-tugas yang harus dilakukan oleh keluarga

yaitu :

a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota

keluarga
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat

c. Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit

d. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan kesehatan

dan perkembangan kepribadian anggota keluarga

e. Mempertahankan hubungan yang menunjukkan pemanfaatan

dengan baik fasilitas kesehatan yang ada.

8. Peran Perawat Keluarga

a. Peran perawat sebagai pendidik/edukator

Perawat memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga dalam

rentang sehat dan sakit.

b. Peran perawat sebagai penghubung/koordinator/kolaborator

Dalam menjalankan peranan ini, perawat mengkoordinasikan keluarga

dengan pelayanan kesehatan.

b. Peran perawat sebagai pelindung/advocat

Perawat memberikan perlindungan atas kesamaan keluarga dalam

mendapatkan pelayanan kesehatan.

c. Peran perawat sebagai pemberi pelayanan langsung

Perawat memberikan pelayanan kesehatan langsung pada keluarga.

d. Peran perawat sebagai konselor

Perawat memberikan beberapa alternatif pemecahan masalah berkaitan

dengan masalah yang dihadapi keluarga tanpa harus ikut dalam

pengambilan keputusan keluarga tersebut.

e. Peran perawat sebagai modifikasi lingkungan


Perawat memberikan gambaran yang jelas bagaimana lingkungan yang

aman pada keluarga dengan lansia yang sudah menurun

penglihatannya. (Setiawati Santun, 2005).

9. Tahapan-tahapan Keluarga Sejahtera

a. Keluarga Prasejahtera

Keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar

secara minimal, seperti kebutuhan akan pengajaran agama, sandang,

pangan, dan kesehatan. Keluarga prasejahtera belum dapat memenuhi

salah satu atau lebih indikator keluarga sejahtera tahap I.

b. Keluarga Sejahtera Tahap I

Keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya

secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan

sosial psikologis seperti kebutuhan akan pendidikan, keluarga

berencana, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan

tempat tinggal, dan trasportasi.

c. Keluarga Sejahtera Tahap II

Keluarga-keluarga yang disamping dapat memenuhi kebutuhan

dasarnya, juga telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan sosial

psikologisnya, akan tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan

kebutuhan pengembangan seperti kebutuhan untuk menabung dan

memperoleh informasi.

d. Keluarga Sejahtera Tahap III


Keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan

dasar, kebutuhan sosial psikologis, dan kebutuhan pengembangan,

namun belum dapat memberikan sumbangan yang maksimal terhadap

masyarakat, seperti secara teratur memberikan sumbangan dalam

bentuk material dan keuangan untuk kepentingan sosial masyarakat,

serta peran serta aktif dengan menjadi pengurus lembaga

kemasyarakatan atau yayasan sosial, keagamaan, kesenian, olahraga,

dan pendidikan.

e. Keluarga Sejahtera Tahap IV

Keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhannya

baik yang bersifat dasar, sosial psikologis, maupun pengembangan,

serta telah dapat pula memberikan sumbangan yang nyata dan

berkelanjutan bagi masyarakat.

10. Indikator Keluarga Sejahtera

a. Keluarga Sejahtera Tahap I

1) Melaksanakan ibadah menurut agama yang dianut masing-

masing

2) Makan 2 kali atau lebih

3) Pakaian yang berbeda untuk berbagai keperluan

4) Rumah sebagian lantai bukan tanah

5) Kesehatan (bila anak sakit atau PUS ingin berKB dibawa

ke sarana atau petugas kesehatan).


b. Keluarga Sejahtera Tahap II

Bila keluarga sudah mampu melaksanakan indikator pada keluarga

sejahtera tahap I dan sudah mampu melaksanakan indikator sebagai

berikut :

1) Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur

menurut agama yang dianut masing-masing

2) Makan daging/ikan/telur sebagai lauk pauk minimal 1 kali

dalam seminggu

3) Memperoleh pakaian baru dalam satu tahun terakhir

4) Luas lantai tiap penghuni rumah 8 meter

5) Anggota keluarga sehat dalam 3 bulan terakhir, sehingga

dapat melaksanakan peran dan fungsinya masing-masing

6) Minimal satu anggota keluarga 15 tahun ke atas

mempunyai penghasilan yang tetap

7) Bisa baca tulis latin bagi seluruh anggota keluarga yang

berumur 10 – 60 tahun

8) Anak usia sekolah (7 – 10 tahun) bersekolah

9) Anak hidup dua atau lebih, keluarga yang masih dalam

masa pasangan usia subur saat ini memakai alat kontrasepsi.

c. Keluarga Sejahtera Tahap III

Bila keluarga sudah mampu melaksanakan indikator pada keluarga

sejahtera tahap I dan sejahtera tahap II serta sudah mampu

melaksanakan indikator sebagai berikut :


1) Upaya keluarga untuk meningkatkan dan menambah

pengetahuan agama

2) Keluarga mempunyai tabungan

3) Makan bersama minimal 1 x sehari

4) Ikut serta dalam kegiatan masyarakat

5) Rekreasi bersama minimal 6 bulan sekali

6) Memperoleh berita dari surat kabar, TV, dan lain-lain

7) Anggota keluarga mampu menggunakan sarana

transportasi.

d. Keluarga Sejahtera Tahap IV

Bila keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan pada keluarga

sejahtera tahap I, tahap II, tahap III, dan sudah mampu melaksanakan

indikator sebagai berikut :

1) Memberikan sumbangan secara teratur dan sukarela dalam

bentuk material kepada masyarakat

2) Aktif sebagai pengurus dalam kegiatan kemasyarakatan

atau yayasan sosial.

B. Konsep Penyakit

1. Pengertian ISPA

a. Istilah ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernafasan

Atas dan mulai diperkenalkan pada tahun 1984 setelah dibahas dalam

lokakarya nasional ISPA.


b. Infeksi saluran pernafasan atas adalah penyakit infeksi atas yang

menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran nafas mulai

dari hidung hingga alveoli termasuk jaringan adneksanya seperti

sinus, rongga telinga tengah dan pleura.

(http://Bankdata.depkes.go.id)

2. Etiologi

Etiologi ISPA terdiri dari lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia.

Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah dari genus streptokokus,

stafilokokus, pneumokokus, hemofilus. Bordetello dan korine baktersium.

Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan miksovirus, adenovirus,

koronavirus, pikornavirus, mikoplasma, hepesvirus dll. (Depkes RI,

2002:5)

3. Patofisiologi

Agen penyebab yang dapat menimbulkan infeksi masuk melalui inhalasi

Peradangan pada hidung

Peradangan pada tenggorokan

paru

Jika imunitas/mekanisme jika imunitas/mekanisme

Pertahanan tubuh kuat pertahanan tubuh lemah


Sehat peradangan berlanjut tergantung
Pada organ penyebab

agen –agen yang dapat menimbulkan infeksi paling sering masuk melalui

Inhalasi atau merupakan Flora normal saluaran pernafasan. Jika agen

penyebab menyerang hidung dan tenggorokan dapat menampakkan gejala

sebbagai berikut : kesulitan bernafas, demam sebagai respon perdangan, sakit

pada tenggorokan, pilek. Jika mekanisme perthanan tubuh melemah penyebab

akansampai paru – paru dan menyebabkan peradangan pada paru – paru

(silvia price, 1995)

4. Tanda dan Gejala

a. Kongesti nasal

b. Sakit tenggorokan

c. Bersin – bersin

d. Malaise

e. Demam, menggigil

f. Sakit kepala dan sakit otot

g. Batuk

h. Pilek

i. Kesulitan pernafasan

(Brunner dan Suddarth, 2001)

5. Penatalaksanaan
Tidak ada pengobatan yang spesifik terhadap ISPA, penatalaksanaan ISPA

teridiri atas terapi simtomatik. Beberapa tindakan dapat mencakup

pemberian cairan yang adikuat, istirahat, pencegahan menggigil,

dekongestan nasal aqueus. Vitamin c ekspektoran sesuai kebutuhan, kumur

air garam hangat dapat melegakan sakit tenggorokan dan aspirin atau

asetaminofen meredakan gejala konstitusionala umum. Antibiotik tidak

mempengaruhi virus atau mengurangi insiden komplikasi bakteri,

antibiotik di gunakan sebagai profilaktif bagi pasien yang beresiko tinggi

terhadap kondisi pernafasan.

Perawatan di rumah untuk penderita ISPA :

a. Tingkatkan pemberian makanan bergizi dan tetap beri Asi

(bila penderita berumur kurang dari 2 tahun)

b. Beri banyak minium lebih banyak dari biasanya

c. Bila tubuh klien panas, kompres dengan air dingin dan

jangan pakaikan selimut tebal atau pakaian tebal

d. Jika batuk beri obat batuk tradisional seperti campuran ¼

sendok the jeruk nipis di tambah 1/3 sendok teh kecap atau madu

di berikan 3-4 kali sehari

e. Jika hidung penderita tersumbat karena pilek, bersihkan

lubang hidungnya dengan sapu tangan bersih


C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga

Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistematis

untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan

keluarga, merencanakan asuhan keperawatan terhadap keluarga sesuai dengan

rencana yang telah disusun dan mengevaluasi mutu hasil asuhan keperawatan

yang dilaksanakan terhadap keluarga.

Tahap-tahap dalam proses keperawatan saling bergantung satu sama lainnya

dan bersifat dinamis dan disusun secara sistematis untuk menggambarkan

perkembangan dan tahap satu ke tahap yang lainnya dengan tahap-tahap

sebagai berikut :

1. Pengkajian

Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat

untuk mengukur keadaan klien (keluarga) dengan memakai norma-norma

kesehatan keluarga maupun sosial, yang merupakan sistem yang

terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk mengatasinya, yang termasuk

dalam tahap ini adalah :

a. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan melalui cara :

1) Wawancara

Yang berkaitan dengan hal-hal yang perlu diketahui, baik aspek

fisik, mental, sosial budaya, ekonomi, kebiasaan dan lingkungan.

2) Pengamatan
Pengamatan dilakukan terhadap hal-hal yang tidak perlu

ditanyakan, karena sudah dianggap cukup melalui pengamatan

saja, seperti ventilasi, penerangan, kebersihan, dan sebagainya.

3) Study dokumentasi

Study berkaitan dengan perkembangan kesehatan lansia,

diantaranya melalui Kartu Menuju Sehat (KMS).

4) Pemeriksaan fisik

Dilakukan terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah

kesehatan dan keperawatan, berkaitan dengan keadaanb fisik

misalnya: kehamilan, kelainan organ tubuh, dan tanda-tanda

penyakit.

b. Model Pengkajian

Pengkajian keluarga model Friedman antara lain keluarga sebagai

sistem sosial yang merupakan kelompok kecil dari masyarakat.

Friedman memberikan batasan lima kategori dalam memberikan

pertanyaan-pertanyaan saat melakukan pengkajian.

c. Tahapan-tahapan Pengkajian

1) Penjajakan I

Data-data yang dikumpulkan pada penjajakan I antara lain : data

umum, riwayat dan tahapan perkembangan, lingkungan, struktur

keluarga, fungsi keluarga, stress dan koping keluarga, data


tambahan, pemeriksaan fisik. Adapun tanda dan gejala yang

muncul pada penderita hipertensi menurut Marillyn E. Doengoes,

yaitu :

a) Aktivitas/latihan

Gejala : keletihan,kelelahan,malaise,ketidakmampuan

untuk melakukan aktivitas sehari–hari karena sulitnya bernafas.

Ketidakmampuan

Tanda : keletihan, gelisah, insomnia, kehilangan umum.

b) Sirkulasi

Gejala : pembengkakan pada ekstermitas bawah

Tanda : peningkatan tekanan darah, peningkatan

frekwensi jantung, distensi penajugularis,

membran mukosa sianosis.

c) Integritas ego

Gejala : peningkatan faktor resiko, perubahan pola hidup

Tanda : ansietas, ketakutan, peka rangsang.

d) Makanan dan cairan

Gejala : mual atau muntah, nafsu makan buruk, penurunan

berat badan, ketidakmampuan untuk makan

karena distensi pernafasan

Tanda : turgor kulit buruk, edema dependen, berkeringat,

penurunan berat badan.

e) Hygiene
Gejala : penurunan kemampuan / peningkatan kebutuahan

bantuan melakuakan kativitas sehari – hari

Tanda : kebersihan buruk, bau badan

f) Pernafasan

Gejala : nafas pendek, rasa dada tertekan,

ketidakmampuan bernafas, batuk menetap dengan

produksi seputum setiap hari terutama pada saat

bangun selama 3 bulan berturut – turut tiap tahun

sedikitnya 2 tahun, produksi seputum berwarna

hijau, putih, atau kuningdan banyak sekali

penggunaan oksigen pada malam hari atau terus –

menerus.

Tanda : pernafasan biasanya caepat, dapat lambat, fase

ekspirasi memanjang dengan mendengkur dan

nafas bibir. Penggunaan otot bantu pernafasan,

misalnya meninggikan bahu, melebarakan

hidung. Dada : dapat terlihat hyperekstensi

dengan peniggian diameter AP. Bunyi nafas :

redup dengan ekspirasi mengi, menyebar, lembut,

rhonci, mengi pada saat ekspirasi. Perkursi :

hipersonan pada area paru, bunyi pekak pada area


paru. Kesulitan bicara kalimat, sianosis pada bibir

dan kuku tubuh pada jari-jari

g) Keamanan

Tanda : Riwayat reakasi alergi atau sensitif terhadap

adanya berulang infeksi

h) Pembelajaran/penyuluhan

Gejala : penyalahgunaan obat pernafasan ,kesulitan

menghenyikan rokok,penggunaan alkohol secara

teratur.

2) Penjajakan II

Pengkajian yang tergolong kedalam penjajakan II diantaranya

pengumpulan data-data yang berkaitan dengan ketidakmampuan

keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan sehingga dapat

ditegakkan diagnosa keperawatan keluarga.

Adapun ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah

diantaranya :

a) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.

b) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan.

c) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga.

d) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan.

e) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan.


2. Analisa Data

a. Analisa data merupakan kegiatan pemilihan data dalam rangka

proses klasifikasi dan validasi informasi untuk mendukung

penegakkan diagnosa keperawatan yang akurat

b. Riview data yang dapat menghubungkan antara penyebab dan

masalah yang ditegakkan

c. Menghubugkan data dari pengkajian yang berpengaruh kepada

munculnya suatu masalah.

3. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan kumpulan pernyataan, uraian dan hasil

wawancara, pengamatan langsung, dan pengukuran dengan menunjukkan

status kesehatan mulai dari risiko tinggi, sampai masalah aktual.

a. Tipe dan Komponen Diagnosa Keperawatan Keluarga

1) Masalah keperawatan aktual

Masalah ini memberikan gambaran berupa tanda dan gejala yang

jelas dan mendukung bahwa masalah benar-benar terjadi.

2) Masalah keperawatan risiko tinggi

Masalah ini sudah ditunjang dengan data yang akan mengarah pada

timbulnya masalah kesehatan bila tidak segera ditangani.

3) Masalah keperawatan potensial/sejahtera


Status kesehatan berada pada kondisi sehat dan ingin meningkat

lebih optimal.

b. Menetapkan Etiologi

Menentukan penyebab atau etiologi dalam perumusan diagnosa

keperawatan dengan model single diagnosis diangkat dari lima tugas

keluarga antara lain :

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah

kesehatan.

2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan.

3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota

keluarga.

4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan.

5) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas

kesehatan.

c. Diagnosa yang mungkin muncul pada penderita ISPA adalah :

1) Inefektif bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan

sekresi berlebihan sekunder akibat proses inflamasi

2) Nyeri yang berhubungan dengan iritasi jalan nafas atas

sekunder akibat infeksi

3) Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan

iritasi jalan nafas atassekunder akibat infeksi atau

pembengkakakkan
4) Defisit volume cairan yang berhubungan dengan

peningkatan kehilangan cairan sekunder akibat diafesis yang

berkaitan dengan demam

5) Defisit pengetahaun mengenal pencegahan infeksi

pernafasan atas.

d. Prioritas Masalah

Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan

keluarga harus didasarkan kepada beberapa kriteria :

1) Sifat masalah, dikelompokkan menjadi :

a) Aktual

b) Resiko tinggi

c) Potensial

2) Kemungkinan masalah dapat diubah, adalah kemungkinan

keberhasilan mengurangi masalah atau mencegah masalah bila

dilakukan tindakan kesehatan dan keperawatan.

3) Potensial masalah untuk dicegah, adalah sifat dan beratnya

masalah yang akan timbul dan dikurangi dan dicegah melalui

tindakan kesehatan dan keperawatan.

4) Masalah yang menonjol, adalah cara keluarga melihat dan

menilai masalah dalam hal bertanya dan mendesak untuk diatasi

melalui intervensi keperawatan.

Untuk dapat memprioritaskan masalah kesehatan dan keperawatan

keluarga perlu disusun skala prioritas seperti berikut ini :


Bagan 2.1 Skoring

Kriteria Skor Bobot Pembenaran


1. Sifat masalah Pembenaran mengacu pada
Skala masalah yang sedang
- Aktual 3 1 terjadi baru menunjukkan
2 tanda dan gejala bahkan
- Risiko tinggi
1 dalam kondisi sehat
- Potensial
2. Kemungkinan masalah dapat Pembenaran mengacu pada
diubah pengetahuan keluarga,
Skala sumber daya keluarga,
2 2 sumber daya perawat, dan
- Dengan mudah
1 sumber daya lingkungan
- Hanya sebagian
0
- Tidak dapat
3. Potensial masalah untuk diubah Pembenaran mengacu pada
Skala berat ringat masalah,
- Tinggi 3 jangkau waktu masalah,
1
2 tindakan yang akan
- Cukup
1 dilakukan kelompok risiko
- Rendah
tinggi yang dicegah
4. Menonjolnya masalah Pembenaran mengacu pada
Skala persepsi keluarga terhadap
- Masalah berat harus ditangani 2 masalah
1 1
- Masalah yang tidak perlu
segera ditangani
0
- Masalah tidak dirasakan
Skor
 Bobot
Cara perhitungan : Angka terting gi

4. Penyusunan Rencana Keperawatan

a. Definisi

Menurut ANA 1995, mendefinisikan intervensi sebagai rencana

tindakan perawat untuk kepentingan klien atau keluarga.

b. Menetapkan Tujuan Intervensi


Wright dan Leahey dalam Friedmen (1998) menganjurkan bahwa

intervensi keperawatan keluarga dapat dilakukan pada :

1) Keluarga dengan satu masalah yang mempengaruhi anggota

keluarga yang lain

2) Keluarga dengan anggota keluarga berpenyakit yang

berdampak pada anggota keluarga lainnya

3) Anggota keluarga yang mendukung permasalah kesehatan

yang muncul.

4) Salah satu anggota keluarga menunjukkan perbaikan atau

kemunduran dalam status kesehatannya

5) Anggota keluarga yang didiagnosa penyakit pertama kali

6) Perkembangan anak/remaja secara emosional

7) Keluarga dengan penyakit kronik

8) Keluarga dengan penyakit mematikan.

c. Menetapkan Tujuan Intervensi

1) Tujuan umum

Tujuan umum merupakan tujuan yang menekankan pada pencapian

akhir sebuah masalah, dimana perubahan perilaku dari yang

merugikan kesehatan ke arah perilaku yang menguntungkan

kesehatan, tujuan ini lebih mengarah pada kemandirian klien dan

keluarga sebagai sasaran asuhan keperawatan keluarga.

2) Tujuan khusus
Tujuan khusus dalam rencana keperawatan lebih menekan pada

pencapaian hasil dari masing-masing kegiatan.

d. Menetapkan Intervensi

1) Rencana tindakan yang disusun harus berorientasi pada

pemecahan masalah

2) Rencana tindakan yang dibuat dapat dilakukan mandiri oleh

keluarga

3) Rencana tindakan yang dibuat berdasarkan masalah

kesehatan

4) Rencana tindakan sederhana dan mudah dilakukan

5) Rencana tindakan keperawatan dapat dilakukan secara terus

menerus oleh keluarga.

e. Domain Intervensi

Ada tiga domain yang dapat digunakan dalam menyusun intervensi

(Calgery) yaitu :

1) Domain kognitif

Intervensi dengan domain kognitif ditunjukkan dengan

memberikan informasi, gagasan, motivasi, dan saran pada keluarga

sebagai target asuhan keperawatan keluarga.

2) Domain afektif
Intervensi ini ditunjukkan untuk membantu keluarga dalam

merespon emosional sehingga dalam keluarga dapat perubahan

sikap terhadap masalah yang dihadapi.

3) Domain psikomotor

Intervensi ini ditunjukkan untuk membantu dalam perubahan

perilaku yang merugikan ke perilaku yang menguntungkan.

f. Hambatan-hambatan Intervensi

Menurut Baillon Maglaya (1978) hambatan yang sering kali dihadapi

perawat keluarga saat melakukan intervensi keperawatan adalah :

1) Kurangnya informasi yang diterima oleh keluarga

2) Tidak menyeluruhnya informasi yang diterima oleh

keluarga

3) Intervensi yang diperoleh oleh keluarga tidak dikaitkan

dengan masalah yang dihadapi

4) Keluarga tidak mau menghadapi situasi

5) Keluarga berusaha mempertahankan pola kebiasaan yang

sudah ada

6) Kegagalan mengaitkan tindakan dengan sasaran keluarga

7) Kurang percaya pada tindakan yang diusulkan.

Adapun intervensi yang sesuai konsep ISPA adalah :


a. Inefektif bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan sekresi

berlebihan sekunder akibat proses inflamasi

intervensi:

1) Auskultasi bunyi nafas ,catat adanya bunyi nafas tmbahan

2) Kaji/pantau frekwensi pernafasan

3) Catat adanya/derajat dipsneu

4) Kaji pasien untuk posisi yang nyaman

5) Dorong/bantu lathan nafas abdomen/bibir

6) Kolaborasi dalam pemberian obat sesuai indikasi

b. Nyeri yang berhubungan dengan iritasi jalan nafas atas sekunder

akibat infeksi

Intervensi :

1) Tentukan karakteristik nyeri

2) Pantau tanda-tanda vital

3) Berikan tindakan yang nyaman

4) Anjurkan dan bantu pasien dalam tenik menekan dada

5) Kolaborasi dalam pemberian analgesic dan antitusif sesuai

indikasi

c. Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan iritasi

jalan nafas atas akibat infeksi atau pembengkakan

Intervensi:

1) kaji apakah pasien mempunyai gangguan komunikasi lain

2) berikan waktu yang cukup untuk komunikasi


3) Dorong komunikasi terus menerus dengan dunia luar

d. Deficit volume cairan yang berhubungan dengan peningkatan

kehilangan cairan sekunder akibat diaphoresis yang berkaitan dengan

demam

Intervensi:

1) Kaji perubahan tanda-tanda vital

2) Kaji turgor kulit,kelembaban membrane mukosa

3) Catat laporan mual/muntah

4) Pantau masukan dan haluaran ,catat lama,karakteristik urine,hitung

keseimbangan cairan

e. Devisit pengetahuan mengenal pencegahan infeksi pernafasan atas

lgamen pengobatan prosedur khusus atau perawatan pasca opratif

Intervensi :

1) Jelaskan/kuatkan pejelasan proses penyakit individu

2) Intruksikan/kuatkan rasional untuk latihan nafas, batuk

efektif dan latihan kondisi umum

3) Kaji efek bahaya merokok dan nasehatkan menghentikan

rokok pada pasien/orang yang terdekat

4) Berikan informasi tentang pembatasan aktivitas dan

aktivitas pilihan denganperiode istirahat untuk mencegah

kelemahan

5. Pelaksanaan/Implementasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan oleh keluarga didasarkan pada rencana

keperawatan yang telah disusun. Kegagaln dalam pelaksanaan disebabkan

oleh banyaknya faktor di antaranya :

a. Kurang pengetahuan dalam bidang kesehatan

b. Informasi yang diperoleh keluarga tidak menyeluruh

c. Tidak mau menghadapi situasi

d. Mempertahankan suatu pola tingkah laku karena kebiasaan yang

berlaku

e. Adat istiadat yang berlaku

f. Kurang percaya tentang tindakan yang akan diusulkan.

6. Evaluasi

Evaluasi adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai. Evaluasi

selalu berkaitan dengan tujuan, apabila dalam penilaian tujuan, tidak

tercapai hal ini dapat terjadi karena berbagai faktor :

a. Tujuan tidak realistis

b. Tindakan keperawatan yang tidak tepat

c. Ada faktor lingkungan tidak dapat diatasi.

Metode penilaian :

a. Observasi langsung

b. Wawancara

c. Memeriksa laporan

d. Latihan stimulasi

Alasan pentingnya penilaian


a. Menghentikan tindakan/kegiatan yang tidak berguna

b. Untuk menambah ketepatgunaan tindakan keperawatan

c. Sebagai buku dan hasil tindakan keperawatan

d. Untuk mengembangkan dan menyempurnakan praktek

keperawatan.
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Data Dasar

1. Kepala Keluarga

Nama : Tn. S

Umur : 30 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Petani

Alamat : Gading Rejo

2. Komposisi Keluarga

Hubungan Pendidika Pekerjaa


No Nama Umur Sex Agama
dg KK n n
1 Ny. R 25 Th P Islam Istri - IRT

3.
4. Genogram

An S dengan ispa

Keterangan :

= Laki-laki

= Perempuan

= Meninggal

= Klien

= Tinggal serumah

= Hubungan perkawinan

4. Tipe Keluarga

Keluarga Tn. S adalah tipe keluarga pasangan berdua kembali, dimana

dalam keluarga terdiri atas suami dan istri saja.

5. Latar Belakang Budaya

Tn S dan Ny. T adalah suku jawa, dalam keluarga klien (Tn. S ) tidak

ada ritual/kebudayaan khusus yang menjadi tradisi keluarganya, gaya


hidup keluarga adalah budaya modern. Apabila ada salah satu anggota

keluarga yang sakit maka langsung di bawa ke puskesmas/dokter.

6. Identfikasi Agama

Klien mengatakan dalam keluarganya (Tn.S) semua anggota keluarganya

beragama Islam, dalam keluarganya jarang dilakukan sholat berjamaah,

namun setiap anggota keluarga tetap rutin melaksanakan sholat 5 waktu,

dan Ny. T selalu mengikuti kegiatan rutin kompleks rumahnya yaitu

pengajian mingguan setiap hari sabtu

7. Rekreasi Keluarga

Keluarga mengatakan tidak mempunyai kebiasaan untuk berekreasi,

waktu luang dimanfaatkan untuk berkumpul dan menonton TV.

Keluarga Tn. S sudah merasa senang dengan berkumpul dan bercerita

dengan menonton TV.

B. Riwayat Kesehatan Keluarga

1. Riwayat Kesehatan dalam 6 Bulan Terakhir

Dalam 6 bulan terakhir keluarga Tn.S terutama Tn.S memgeluh sering

nyeri pada tengkuk disertai sakit kepala, Tn.S mengatakan kepala terasa

nyeri dan mata berkunang-kunang, klien tampak memegangi kepala, klien

tampak memegangi pundaknya, Tn. S mengatakan kepala terasa

berat,klien mengeluh kesakitan, nyeri dirasakan seperti tertimpa benda

berat (skala 5) nyeri ini dirasakan sejak 2 bulan yang lalu, Tn. S

mengatakan sudah menghindari makanan yang asin tetapi Tn. S masih


mengkonsumsi kopi, pada saat tekanan darahnya naik klien langsung

memeriksakan ke mantri atau puskesmas terdekat.

Ny.T mengatakan merasa pegal-pegal di daerah pinggul menyebar ke

seluruh tubuh. Sering linu dan kesemutan di pagi hari. Gejala ini

dirasakan sejak satu minggu yang lalu. Ny.T mengatakan sering

mengkonsumsi jamu tradisional yang dijual keliling-keliling. Ny.T

mengatakan jika terlalu capek beraktivitas terasa nyeri di bagian pinggul

yang menyebar ke seluruh bagian tubuh.

2. Pemeriksaan Fisik

No Pemeriksaan Fisik Tn. S Ny. T


1. Keadaaan umum Baik Baik
Kesadaran Composmentis Composmentis
Tanda-tanda Vital
TD 180/100 mmhg 120/90 mmhg
Suhu 36,3 C 35,8 C
Nadi 80 x/ menit 82 x/ menit
RR 20 x/ menit 21 x/ menit
BB 55 kg 45 kg
2. Kepala Bentuk simetris tidak ada Bentuk simetris tidak ada
nyeri tekan , tidak terdapat nyeri tekan , tidak
benjolan, distribusi rambut terdapat benjolan,
merata, rambut tidak distribusi rambut merata,
rontok rambut tidak rontok
3. Mata Bentuk simetris antara Bentuk simetris antara
kanan dan kiri, pupil kanan dan kiri, pupil
isokor, konjungtiva merah isokor, konjungtiva
muda, tak ada penggunaan merah muda, tak ada
alat bantu penglihatan, penggunaan alat bantu
sklera anikterik. Kelopak penglihatan, sklera
mata dapat membuka dan anikterik. Kelopak mata
menutup dapat membuka dan
menutup

4 Hidung Bentuk hidung simetris Bentuk hidung simetris


antara kanan dan kiri, antara kanan dan kiri,
penciuman baik, tidak ada penciuman baik, tidak
sekret, tidak ada polip, ada sekret, tidak ada
keadaan bersih polip, keadaan bersih
5. Telinga Dapat mendengar dengan Dapat mendengar dengan
baik dalam jarak 6 m, baik dalam jarak 6 m,
simetris antara kanan dan simetris antara kanan dan
kiri, tidak terdapat serumen, kiri, tidak terdapat
tidak ada penggunaan alat serumen, tidak ada
bantu pendengaran penggunaan alat bantu
pendengaran
6. Mulut Tidak terdapat kesulitan Tidak terdapat kesulitan
menelan, tidak terdapat menelan, tidak terdapat
stomatitis mambran stomatitis mambran
mukosa, bibir lembab, mukosa, bibir lembab,
tidak ada tanda peradangan tidak ada tanda
pada tonsil peradangan pada tonsil
7. Leher Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan
dapat menengok ke kanan dapat menengok ke
dan ke kiri tidak ada kanan dan ke kiri tidak
pembesaran vena jugularis ada pembesaran vena
jugularis, ada nyeri tekan
di daerah tengkuk
8. Dada Bentuk simetris, suara Bentuk simetris, suara
nafas veskuler, bunyi nafas veskuler, bunyi
jantung lup- dup, irama jantung lup - dup, irama
jantung teratur, tidak jantung teratur, tidak
terdapat nyeri dada terdapat nyeri dada
9. Abdomen Tidak terdapat nyeri tekan, Tidak terdapat nyeri
tidak ada acites, tidak ada tekan, tidak ada acites,
pembesaran hati, bising tidak ada pembesaran
usus 20x/menit hati, bising usus 18
x/menit
10. Ekstrimitas atas Tidak ada kesulitan Tidak ada kesulitan
dan bawah pergerakan, tidak terdapat pergerakan, tidak
nyeri pada estrimitas atas, terdapat nyeri pada
tidak ada kontraktur, tidak estrimitas, tidak ada
ada kelainan bentuk kontraktur, tidak ada
kekuatan otot kelainan bentuk kekuatan
otot
11. Genetalia Tidak alergi Tidak alergi
12. Integumen Temperatur kulit hangat Temperatur kulit hangat
warna kulit coklat (sawo warna kulit coklat (sawo
matang) kuku bersih. matang) kuku bersih.

C. Riwayat dan tahap Perkembangan Keluarga.

1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini

Keluarga Tn.S merupakan keluarga dalam tahap berdua kembali.

Dimana dalam tahap ini tugas perkembangan keluarga adalah menjaga

keintiman pasangan, merencanakan kegiatan yang akan datang, tetap

menjaga komunikasi dengan anak-anak dan cucu, memperhatikan

kesehatan masing-masing pasangan.

2. Tugas Perkembangan yang Belum Terpenuhi

Dalam tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah

keluarga dalam merencanakan kegiatan yang akan datang karena

keluarga masih memikirkan untuk kehidupan sehari-harinya saja, jadi

belum tahu rencana untuk kegiatan yang akan datang masih belum

terpikirkan.

3. Riwayat Keluarga Asal

Tn. S mengatakan pernikahannya dengan Ny.T adalah pilihannya sendiri

dan disetujui oleh orang tuanya.

4. Riwayat Keluarga Sebelumnya


Keluarga mengatakan dalam keluarganya baik dari ayah atau ibu tidak ada

yang memiliki penyakit keturunan dan tidak ada riwayat kawin cerai

D. Lingkungan

1. Karakteristik Rumah

Rumah yang ditempati Tn.S merupakan milik sendiri, kondisi rumah

permanen, luas bangunan 5 x 10 m3 dengan kamar tidur berjumlah 2

buah, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, dapur, kamar mandi , gudang,

jumlah jendela 15 buah. . Kebersihan lingkungan cukup, pembuangan

sampah di belakang dengan jarak + 6 m dari rumah dibuat lubang sampah

dan pengolahan dengan dibakar, Sumber air untuk kebutuhan rumah

tangga selain untuk minum diperoleh dari sumur. Keadaan air minum baik,

warna jernih tidak bau, kedalaman sumur + 9 m. Kondisi lantai sumur

bersih, penerangan cukup, penerangan menggunakan listik ventilasi cukup.

Keluarga memiliki jamban sendiri dengan jenis leher angsa sendiri


Denah Rumah (Sekala 1: 3)
Keterangan :
1 : Ruang tamu
2 : Kamar tidur
3 : Kamar tidur
4 : Musholla
5 : Kamar mandi
6 : Dapur

2. Karakteristik Fisik dan Komunitas

Tipe dari penduduk setempat adalah tipe penduduk pedesaan yang masih

tinggi tingkat solidaritasnya, penduduk sebagaian besar bekerja sebagai

petani di sawah dan ada yang bekerja sebagai pegawai dan guru mengaji,

tidak ada aturan khusus dan tidak mempunyai budaya khusus yang

mempengaruhi kesehatan.

3. Geografis Keluarga

Keluarga Tn.S tinggal dirumah tersebut sudah 27 tahun, tidak pernah

berpindah-pindah.

4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat

Tn.S mengatakan aktif dalam kegiatan di desanya, keluarga Tn.S

mengatakan di daerah tempat tinggalnya selalu diadakan kegiatan rutin

pengajian yasinan setiap hari kamis diadakan kegiatan gotong-royong

sebulan sekali, interaksi keluarga dengan masyarakat cukup baik karena

cukup lama tinggal di masyarakat setempat.


E. Struktur Keluarga

1. Pola dan Proses dan Pola Komunikasi dalam Keluarga

Keluarga mengatakan saling terbuka satu sama lain, dalam kegiatan Tn. S

apabila ada masalah didiskusikan bersama keluarganya, tetapi yang

mengambil keputusan adalah Tn.S karena sebagai kepala keluarga.

2. Struktur Kekuatan Keluarga

Keluarga Tn. S saling menghargai satu sama lain saling membantu dan

saling mendukung, menurut keluarga dalam pengambilan keputusan di

anggota keluarga selalu melalui kompromi/kesepakatan dan pengambilan

keputusan dilakukan bersama.

3. Struktur Peran

Menurut keluarga Tn.S dan Ny.T tidak pernah mengeluh tentang

perannya masing-masing, tentang peran ibu sebagai ibu rumah tangga dan

ayah menjalankan perannya dengan baik contoh dalam mencari nafkah,

memberi kesempatan pada anak untuk memperoleh pendidikan dan mecari

pekerjaan/ Anak-anak yang menjalankan peranannya dengan baik.

F.
G. Fungsi Keluarga

1. Fungsi Afektif

Selama ini hubungan dalam keluarga harmonis, dalam anggota keluarga

Tn S saling menyayangi satu sama lain, jika dalam keluarga mendapat

masalah atau menderita sakit mereka saling membantu.

2. Fungsi Sosialisasi

Hubungan antar anggota keluarga dengan tetangga sekitar baik, Tn. S

selama ini aktif mengikuti kegiatan rutin di kompleks rumahnya,

3. Fungsi Ekonomi

Untuk penghasilan keluarga Tn.S saat ini sudah merasa cukup, selama

ini anggota keluarga mendapat penghasilan dari bertani dan

mendapatkan dari anak-anaknya. Menurut Ny. T penghasilan yang

diperoleh oleh Tn. S cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,

penghasilan keluarga tidak tentu + Rp. 700.000,- /panen.

Pengeluaran perbulan tidak tentu.

4. Fungsi Reproduksi

Dalam keluarga Tn. N mengatakan tidak mempunyai rencana memiliki

jumlah anak lagi karena dengan 2 anak sudah cukup.

5.
6. Fungsi Keperawatan Keluarga

a. Kemampuan Keluarga Mengenal Masalah Kesehatan

Menurut keluarga, kesehatan adalah penting sehingga terdapat

masalah terhadap kesehatan selalu diutamakan. Tn. S mengatakan

tidak mengerti tentang pengertian, tanda dan gejala, serta penyebab

penyakit hipertensi dan rheumatoid artritis.

b. Kemampuan Keluarga Menggambil Keputusan

Keluarga Tn.S mengatakan tidak mengetahui dampak lanjut dari

penyakit hipertensi dan rheumatoid artritis. Keluarga Tn.S

mengatakan penyakit yang dideritanya masih dapat disembuhkan

dan keluarga selalu berupaya untuk mengobati penyakit tersebut.

Keluarga Tn.S mengatakan selalu membawa atau berobat ke bidan

yang terdekat.

c. Kemampuan Keluarga Merawat Anggota Keluarga yang Sakit

Keluarga berpikir optimis mengenai penyakit yang diderita Tn.S

akan sembuh, sehingga selama keluarga merawat Tn.S yang

menderita hipertensi dengan cara membuat ramuan tradisional dari

buah mengkudu yang menurutnya dapat menurunkan darah

tingginya. Tn.S mengatakan biasanya memeriksakan tekan darah

tingginya di tempat bidan terdekat.

d.
e. Kemampuan Keluarga Memelihara Lingkungan

Keluarga Tn. S khususnya Tn. S mengatakan sudah menghindari

makan-makanan yang menyebabkan hipertensi seperti : makanan yang

asin, tetapi klien masih mengkonsumsi kopi, Tn.S mengatakan Ny.T

sering mengkonsumsi jengkol dan petai.

f. Kemampuan Keluarga dalam Memanfaatkan Fasilitas Pelayanan

Kesehatan

Keluarga mengetahui pentingnya fasilitas pelayanan kesehatan, Tn. S

mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit maka langsung di

bawa ke mantri atau puskesmas, Tn. S mengatakan penyakit ISPA

akan sembuh dengan sendirinya tidak perlu dibawa ke Puskesmas

H. Masalah Kesehatan Spesifik

1. Usia Lanjut

Kegiatan sehari-hari Tn. S adalah mencari ikan, kijing di sungai dan

terkadang kesawah.

2. Sters Jangka Panjang dan Jangka Pendek

Keluarga mengatakan yang menjadi masalah dalam keluarganya saat ini

adalah sakit yang diderita Tn. S adalah hipertensi.

I. Harapan Keluarga

Harapan keluarga terhadap petugas kesehatan adalah dapat lebih

meningkatkan kesejahteraan masyarakat


Analisa Data

No Data Masalah Etiologi


1 Penjajakan I Gangguan rasa Ketidakmampuan
DS : nyaman nyeri keluarga dalam
- Tn. S mengatakan mengeluh nyeri pada keluarga merawat anggota
pada tengkuk disertai sakit kepala Tn S khususnya keluarga yang
- Tn.S mengatakan masih Tn. S mengalami
mengkonsumsi kopi hipertensi
- Tn. S mengatakan nyeri yang
dirasakan seperti tertimpa benda
berat (skala 5)
- Tn. S mengatakan menghindari
makanan yang asin
- Tn. S mengatakan kepal terasa nyeri
dan mata berkunang - kunang

DO :
- TD : 180/100 mmHg
- Nadi : 80 x/menit
- Suhu : 36,30 C
- RR : 20 x/menit
- Klien mengeluh kesakitan
- Klien tampak memegangi
pundaknya
- Klien tampak memegangi kepalanya

Penjajakan II
- Keluarga mampu mengenal masalah
penyakit hipertensi
- Keluarga mampu mengambil
keputusan untuk merawat anggota
yang sakit
- Keluarga belum merawat anggota
keluarga yang sakit hipertensi
- Keluarga mampu memodifikasi
lingkungan
- Keluarga mampu memanfaatkan
pelayanan kesehatan

2 Penjajakan I Gangguan rasa Ketidakmampuan


DS : nyaman nyeri keluarga dalam
- Ny. T mengatakan sering sendi pada merawat anggota
mengeluh nyeri pada pinggul dan keluarga Tn. S keluarga yang sakit
menyebar ke kaki terutama Ny. T rheumatoid
- Ny. T mengatakan jika melakukan
aktivitas yang terlalu berat sendi terasa
linu.
- Ny. T mengatakan badannya
terasa lemah

DO :
- Kaki bagian kanan tampak
bengkak
- Ny. T terlihat lemah

Penjajakan II
- Keluarga mengatakan tidak
mengenal masalah kesehatan yang ada
di keluarga
- Keluarga mengatakan mampu
mengambil keputusan untuk membawa
anggota keluarga yang sakit ke
pelayanan kesehatan
- Keluarga mengatakan tidak
mampu merawat anggota keluarga yang
sakit
- Keluarga mengatakan tidak
mampu memodifikasi lingkungan yang
sehat
- Keluarga mengatakan dapat
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada
3 Penjajakan I Risiko terjadinya Ketidakmampuan
DS : penyeberan keluarga dalam
- Tn. S mengatakan lingkungan penyakit pada memodifikasi
rumahnya kurang bersih keluarga Tn. S lingkungan yang
- Tn. S mengatakan banyak sampah sehat
menumpuk yang didiamkan saja
- Tn. S mengatakan waktunya
dihabiskan di sawah

DO :
- Banyak sampah menumpuk di
belakang rumah
- Keadaan rumah kurang bersih
- Jarak sumber air dengan WC + 10
meter
- SPAL terbuka dan mampet
- Lingkungan rumah kurang bersih

Penjajakan II
- Keluarga mengatakan tidak
mengenal masalah kesehatan yang ada
di keluarga
- Keluarga mengatakan mampu
mengambil keputusan untuk membawa
anggota keluarga yang sakit ke
pelayanan kesehatan
- Keluarga mengatakan tidak
mampu merawat anggota keluarga yang
sakit
- Keluarga mengatakan tidak
mampu memodifikasi lingkungan yang
sehat
- Keluarga mengatakan dapat
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada.

Daftar Masalah

1. Gangguan rasa nyaman nyeri pada Tn.S terutama Tn.S b.d

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi.

2. Gangguan rasa nyaman nyeri sendi pada keluarga Tn.S terutama Ny.T b.d

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit rheumatoid

3. Risiko terjadinya penyeberan penyakit pada keluarga Tn.S b.d ketidakmampuan

keluarga dalam memodifikasi lingkungan yang sehat.


Perhitungan Skor Prioritas Masalah

1. Gangguan rasa nyaman nyeri pada keluarga Tn.S terutama Tn.S b.d

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi.

No Kriteria Bobot Skor Pembenaran

1 Sifat masalah Masalah sudah terjadi pada

Tn.S dengan adanya tanda


- Aktual :3
1 nyeri di tengkuk seperti ditimpa
1 1
- Risiko :2 3 beban berat yang sudah

dirasakan sejak 1 tahun yang


- Potensial :1
lalu

2 Kemungkinan masalah Sumber dan tindakan dalam

dapat diubah memecahkan masalah dapat

dijangkau oleh keluarga


- Muda

h :2
2
2 2
2
- Sebag

ian :1

- Tidak

dapat :0

3 Potensial masalah 1 1 Masalah dapat diatasi jika


1
3
perawatan pada keluarga
untuk diubah
dilakukan secara optimal

- Tingg

i :3

- Cuku
p :2

- Rend

ah :1

4 Menonjolnya masalah Keluarga menyadari perlunya

masalah segera diatasi


- Masalah

berat harus segera

ditangani :2

- Tidak 2
1 1
perlu segera ditangani 2

:1

- Masalah

tidak

dirasakan :0

Total 5

2.
3. Gangguan rasa nyaman nyeri sendi pada keluarga Tn.S terutama Ny.T b.d

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit rheumatoid

No Kriteria Bobot Skor Pembenaran

1 Sifat masalah Masalah sedang dialami Ny.T

dengan adanya rasa pegal-pegal


- Aktual :3
1 di persendian panggul dan
1 3
- Risiko :2 2 menyebar ke kaki yang sudah

dirasakan sejak 1 tahun yang


- Potensial :1
lalu

2 Kemungkinan masalah Tempat pelayanan kesehatan

dapat diubah dapat dirasakan keluarga untuk

memecahkan masalah
- Muda

h :2
2
2 2
2
- Sebag

ian :1

- Tidak

dapat :0

3 Potensial masalah 2 1 Kemungkinan dapat dicegah


2
3 3
dinilai cukup, mengingat pola
untuk diubah
hidup dan pekerjaan klien

- Tingg

i :3

- Cuku

p :2
- Rend

ah :1

4 Menonjolnya masalah Keluarga menyadari perlunya

masalah segera ditangani


- Masalah

berat harus segera

ditangani :2

- Tidak 2
1 1
perlu segera ditangani 2

:1

- Masalah

tidak

dirasakan :0

2
Total 4
3

4.
5. Risiko terjadinya penyeberan penyakit pada keluarga Tn.S b.d

ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan yang sehat.

No Kriteria Bobot Skor Pembenaran

1 Sifat masalah Keadaan rumah kurang bersih,

banyak sampah yang


- Aktual :3
2 1 menumpuk, jarak WC dan
2
3 3
- Risiko :2 sumber air tidak sehat

- Potensial :1

2 Kemungkinan masalah Masalah dapat diubah dengan

dapat diubah membuat lubang sampah dan

menjaga kebersiha rumah dan


- Muda
lingkungan
h :2
2
2 2
2
- Sebag

ian :1

- Tidak

dapat :0

3 Potensial masalah 1 1 Masalah dapat dicegah dengan


1
3
pemeliharaan lingkungan sehat
untuk diubah

- Tingg

i :3

- Cuku

p :2
- Rend

ah :1

4 Menonjolnya masalah Keluarga menyadari perlunya

masalah segera ditangani


- Masalah

berat harus segera

ditangani :2

- Tidak 2
1 1
perlu segera ditangani 2

:1

- Masalah

tidak

dirasakan :0

2
Total 4
3

Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman nyeri pada keluarga Tn.S terutama Tn.S b.d

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi.

2. Gangguan rasa nyaman nyeri sendi pada keluarga Tn.S terutama Ny.T b.d

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit rheumatoid

3. Risiko terjadinya penyeberan penyakit pada keluarga Tn.S b.d

ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan yang sehat.


Rencana Keperawatan

Diagnosa Evaluasi
No Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
Keperawatan Kriteria Standar
1 Gangguan rasa Selama 3 kali 1. Selama 1 x 60
nyaman nyeri pada kunjungan rumah, menit kunjungan
keluarga Tn.S gangguan rasa keluarga mampu
terutama Tn.S nyaman nyeri Tn.S mengenal masalah
berhubungan terutama Tn.S tidak hipertensi pada
dengan terjadi anggota keluarga
ketidakmampuan dengan cara :
keluarga merawat 1.1 Menyebutkan Respon verbal Hipertensi adalah 1.1.1 Diskusikan dengan
anggota keluarga pengertian meningkatnya keluarga pengertian
yang sakit hipertensi tekanan darah dimana hipertensi menggunakan
hipertensi. sistoliknya lebih dari poster dan leaflet
140 dan diastolik 1.1.2 Tanyakan kembali pada
lebih dari 90 mmHg keluarga tentang
pengertian hipertensi
1.1.3 Berikan pujian atas
jawaban yang tepat
1.2 Menyebutkan Respon verbal Menyebutkan 2 dari 4 1.2.1 Diskusikan dengan
penyebab penyebab hipertensi : keluarga penyebab
hipertensi a. Faktor hipertensi
keturunan
b. Faktor 1.2.2 Motivasi keluarga untuk
perilaku menyebutkan kembali
- Merokok penyebab hipertensi
- Alkohol 1.2.3 Beri reinforcement atas
c. Faktor usaha yang dilakukan
hormonal keluarga
d. Obesitas
e. Faktor
lingkungan
1.3 Menyebutkan Respon verbal Menyebutkan 3 dari 1.3.1 Diskusikan dengan
tanda dan tanda dan gejala keluarga tanda dan gejala
gejala hipertensi hipertensi
hipertensi a. Tekanan darah 1.3.2 Motivasi keluarga untuk
tinggi menyebutkan kembali
b. Mudah marah tanda dan gejala
c. Susah tidur hipertensi
d. Sakit kepala pada 1.3.3 Beri pujian atas usaha
bagian tengkuk yang dilakukan keluarga
e. Pandangan
berkunang-
kunang
2. Selama 1 x 60 menit
kunjungan keluarga
mampu mengambil
keputusan untuk
untuk merawat
anggota keluarga
yang menderita
hipertensi dengan
cara :
2.1 Menyebutkan Respon verbal Komplikasi hipertensi 2.1.1 Jelaskan pada keluarga
komplikasi 1. Perdarahan retina komplikasi hipertensi
hipertensi 2. Perdarahan otak 2.1.2 Motivasi keluarga untuk
(stroke) menyebutkan kembali
3. Gagal ginjal komplikasi hipertensi
2.1.3 Beri pujian atas jawaban
keluarga yang tepat
2.2 Memutuskan Respon afektif Keluarga 2.2.1 Diskusikan kembali
untuk merawat memutuskan untuk dengan keluarga tentang
Tn.S dengan merawat anggota keinginan keluarga untuk
masalah keluarga dengan merawat anggota keluarga
hipertensi hipertensi dengan hipertensi
2.2.2 Beri pujian atas keputusan
keluarga untuk merawat
anggota keluarga dengan
hipertensi
3. Setelah 1 x 60 menit
kunjungan, keluarga
mampu merawat
anggota keluarga
dengan hipertensi
dengan kriteria :
3.1 Menyebutkan Respon verbal Menyebutkan 4 dari 7 3.1.1 Diskusikan dengan
cara pencegahan cara perawatan keluarga tentang
dan perawatan hipertensi : pencegahan dan
hipertensi 1. Rajin kontrol perawatan hipertensi
2. Kurangi 3.1.2 Motivasi keluarga untuk
konsumsi garam menyebutkan kembali
3. Hindari cara pencegahan dan
merokok perawatan hipertensi
4. Olahraga 3.1.3 Beri reinforcement
teratur positif atas usaha yang
5. BB dalam dilakukan keluarga
batas normal
6. Hindari faktor
yang menim-bulkan
stress
7. Segera
berobat apabila
tanda dan gejala
berlanjut
3.2 Membuat obat Psikomotor Keluarga dapat 3.3.1 Mendemonstrasikan
tradisional mendemonstrasikan pada keluarga cara
untuk cara membuat obat membuat obat tradisional
meringankan tradisional : buah 3.3.2 Berikan kesempatan
hipertensi mengkudu dan keluarga untuk mencoba
bawang putih direbus membuat obat tradisional
dengan 3 gelas air 3.3.3 Beri reinforcement
hingga menjadi 1 ½ positif atas usaha
gelas keluarga
3.3.4 Pastikan keluarga akan
melakukan tindakan
yang diajarkan jika
hipertensi kambuh
4. Setelah 1 x 60 menit
keluarga mampu
memodifikasi
lingkungan yang
dapat mencegah
hipertensi dengan
cara :
4.1 Menyebutkan Respon verbal Menyebutkan 2 dan 4 4.1.1 Menjelaskan lingkungan
cara-cara cara memodifikasi yang dapat mencegah
memodifikasi lingkungan untuk hipertensi
lingkungan mencegah hipertensi 4.1.2 Memotivasi keluarga
1. Olahraga untuk mengulangi
teratur penjelasan yang diberikan
2. Ciptakan 4.1.3 Beri reinforcement positif
suasana tenang dan atas usaha yang dilakukan
nyaman keluarga
3. Istirahat
cukup
4. Diit rendah
garam

4.2 Melakukan Respon verbal Pada kunjungan tidak 4.2.1 Observasi lingkungan
memodifikasi terencana keluarga rumah pada kunjungan
lingkungan yang melakukan tindakan dengan terencana
tepat bagi Ny.T memodifikasi 4.2.2 Diskusikan dengan
lingkungan keluarga hal positif yang
sudah dilakukan keluarga
4.2.3 Beri reinforcement atas
usaha yang dilakukan
keluarga
5. Setelah 1 x 60 menit
kunjungan keluarga
mampu memanfaatkan
pelayanan kesehatan
dengan cara :
5.1 Menyebutkan
jenis-jenis Respon verbal Jenis-jenis pelayanan 5.1.1 Mendiskusikan dengan
pelayanan kesehatan yang ada di keluarga tentang jenis-
kesehatan yang di sekitar : puskesmas, jenis pelayanan
sekitar mantri, bidan, rumah kesehatan yang ada di
sakit sekitar
5.1.2 Motivasi keluarga untuk
menyebutkan kembali
jenis pelayanan
kesehatan yang ada di
sekitar
5.1.3 Beri pujian atas usaha
yang dilakukan oleh
keluarga
5.2 Menyebutkan Respon verbal Manfaat keluarga ke 5.2.1 Informasikan mengenai
kembali manfaat pelayanan/ fasilitas pengobatan dan
kunjungan ke kesehatan pendidikan kesehatan
fasilitas kesehatan 1. Mendapatkan yang dapat diperoleh
pelayanan kesehatan keluarga di puskesmas
pengobatan 5.2.2 Motivasi keluarga untuk
hipertensi menyebutkan kembali
2. Mendapatkan hasil diskusi
pendidikan 5.2.3 Beri pujian atas usaha
kesehatan tentang yang dilakukan oleh
hipertensi keluarga
2 Gangguan rasa Selama 3 kali 1. Selama 1 x 30
nyaman pegal- kunjungan rumah, menit keluarga mampu
pegal pada keluarga dapat mengenal masalah
keluarga Tn.S merawat anggota rheumatoid artritis pada
terutama Ny.T keluarga yang keluarga Tn .S
berhubungan sakit rheumatoid terutama Ny.T dengan
dengan artritis cara :
ketidakmampuan
keluarga merawat
anggota keluarga 1.1 Menyeb
yang sakit utkan pengertian Respon verbal Rheumatoid artritis 1.1.1 Kaji
rheumatoid rheumatoid artritis adalah peradangan pengetahuan keluarga
artritis. yang mengenai sendi tentang penyakit
bersifat cepat pada rheumatoid artritis
semua organ tubuh 1.1.2 Diskusikan
serta cenderung dengan keluarga
menjadi kronis pengertian Rheumatoid
Artritis dengan
mengajukan leaflet
1.1.3 Tanyakan
kembali kepada keluarga
tentang rheumatoid
artritis
1.1.4 Berikan
pujian atas jawaban
yang benar
1.2 Menyeb Respon verbal Penyebab rheumatoid 1.2.1 Kaji
utkan penyebab artritis adalah faktor pengetahuan keluarga
rheumatoid artritis hormonal, keturunan, tentang penyebab dari
infeksi bakteri rheumatoid artritis
1.2.2 Diskusikan
bersama keluarga
penyebab rheumatoid
artritis
1.2.3 Diskusikan
bersama keluarga untuk
mengambil

1.2.4 Berikan
reinforcement positif
atas usaha yang
dilakukan keluarga
1.3 Menyeb Respon verbal Menyebutkan 3 dari 1.3.1 Kaji
utkan tanda dan tanda dan gejala pengetahuan klien
gejala rheumatoid rheumatoid artritis tentang tanda dan gejala
artritis yaitu : rheumatoid artritis
- Lemah 1.3.2 Diskusikan
- Lekas capek bersama tanda dan
- Tidak nafsu gejala Rheumatoid
makan Artritis
1.3.3 Tanyakan
kembali tentang tanda
dan gejala rheumatoid
artritis
1.3.4 Berikan atas
jawaban yang tepat
2. Selama 1 x 30
menit kunjungan
rumah keluarga
mampu mengambil
keputusan dengan cara
:
2.1 Menyeb
utkan akibat lanjut Respon verbal Akibat lanjut tidak 2.1.1 Kaji
tidak diobati diobatinya pengetahuan keluarga
rheumatoid artritis rheumatoid artritis tentang akibat lanjut
- Sendi dari tidak diobatinya
kehilangan rheumatoid artritis
fungsinya 2.1.2 Jelaskan
- Pemendekan kepada keluarga akibat
tendon lanjut tidak diobatinya
rheumatoid artritis
2.1.3 Motivasi
keluarga untuk
menyebutkan akibat
lanjut tidak diobatinya
rheumatoid artritis
2.1.4 Berikan
reinforcement positif
atas jawaban yang tepat
2.2 Memutu Respon verbal Alternatif pemecahan 2.2.1 Kaji
skan beberapa masalah : pengetahuan keluarga
alternatif pemecah - Dengan tentang alternatif
masalah teknik relaksasi pemecahan masalah
- Kompres 2.2.2 Diskusikan
dengan air hangat dengan keluarga tentang
beberapa alternatif
pemecahan masalah
2.2.3 Motivasi
keluarga untuk
menyebutkan alternatif
pemecahan masalah

2.2.4 Berikan
reinforcement positif
atas keperawatan yang
dipilih
3. Selama 1 x 60
menit kunjungan,
keluarga mampu
merawat anggota
keluarga yang
menderita rheumatoid
artritis
3.1 Menyebut Respon verbal Menyebutkan cara 3.1.1 Kaji
kan cara perawatan mengurangi nyeri kemampuan keluarga
nyeri atau rheumatoid artritis tentang perawatan
mengurangi nyeri yaitu : mengurangi nyeri
pada rheumatoid - Dengan 3.1.2 Diskusikan
artritis teknik relaksasi dengan keluarga tentang
seperti memberi perawatan teknik
kompres dengan mengurangi nyeri
air hangat 3.1.3 Motivasi
- Mendemons- keluarga untuk
trasikan kompres menentukan cara-cara
air hangat pada mengurangi nyeri
bagian yang nyeri 3.1.4 Berikan
reinforcement positif atas
jawaban yang tepat
3.2 Menyebut Respon verbal Jika terasa nyeri 3.2.1 Kaji
kan cara segera minum obat kemampuan keluarga
pengobatan yang diberikan dari tentang pengobatan
rheumatoid artritis puskesmas rheumatoid artritis
3.2.2 Diskusikan
dengan keluarga tentang
pengobatan pada
rheumatoid artritis
3.2.3 Berikan
reinforcement positif
4. Selama 1 x 60 Respon verbal Cara memodifikasi 4.1.1 Kaji
menit kunjungan lingkungan yaitu kemampuan keluarga
rumah, keluarga Membersihkan lantai tentang cara mencegah
mampu memodifikasi kamar mandi agar injuri
lingkungan yang sehat tidak terjadi injuri 4.1.2 Jelaskan
lingkungan dapat
mencegah injuri
4.1.3 Motivasi
keluarga untuk
mengulangi penjelasan
yang diberikan
4.1.4 Beri
reinforcement positif
5. Selama 1 x 30
menit kunjungan,
keluarga mampu
memanfaatkan

pelayanan kesehatan
1.1 Menyeb
utkan manfaat Respon verbal Manfaat unjungan 1.1.1 Kaji
kunjungan ke ke fasilitas kemampuam keluarga
fasilitas kesehatan : mengenai pengobatan
kesehatan - Mendapat dan pendidikan kesehatan
pelayanan 1.1.2 Informasika
kesehatan n mengenai pengobatan
pengobatan dan pendidikan
rheumatoid artritis kesehatan yang
- Mendapatkan diperoleh keluarga di
pendidikan kesehatan bidan
tentang rheumatoid 1.1.3 Motivasi
artritis keluarga kembali untuk
menyebutkan kembali
hasil diskusi
1.1.4 Beri
reinforcement positif

3 Risiko tinggi 1. Selama 1 x 60


terjadinya menit kunjungan
penyebaran rumah keluarga mampu
penyakit pada mengenal masalah
keluarga Tn. A kesehatan lingkungan
berhubungan dengan cara :
dengan
ketidakmampuan Menyebutkan
keluarga pengertian Respon verbal Lingkungan rumah 1.1.1 Kaji
memodifikasi lingkungan rumah yang sehat adalah pengetahuan keluarga
lingkungan yang yang sehat lingkungan rumah tentang pengertian
sehat. yang bebas dari lingkungan rumah yang
polusi, baik polusi sehat
udara, air, dan lain- 1.1.2 Diskusikan
lain bersama keluarga tentang
pengertian lingkungan
rumah yang sehat
1.1.3 Motivasi
keluarga untuk
menyebutkan kembali
tentang pengertian
lingkungan rumah yang
sehat
1.1.4 Beri pujian
positif pada keluarga atas
jawaban yang benar
Menyebutkan ciri- Respon verbal Ciri-ciri rumah sehat 1.2.1 Kaji
ciri rumah sehat adalah bersih, cukup pengetahuan keluarga
ventilasi, cukup tentang ciri-ciri rumah
cahaya yang masuk, sehat
lantai disapu setiap 1.2.2 Diskusikan
hari, ada pembuangan bersama keluarga tentang
ciri-ciri rumah sehat
sampah dan air
limbah.
1.2.3 Motivasi
keluarga untuk
menyebutkan kembali ciri-
ciri rumah sehat
1.2.4 Beri pujian
positif pada keluarga atas
jawaban yang benar
2. Selama 1 x 60
menit kunjungan
rumah keluarga mampu
mengambil keputusan
yang tepat dengan
cara :
Menyebutkan akibat Respon verbal Menyebutkan akibat 2.1.1 Kaji
tidak membersihkan tidak membersihkan pengetahuan keluarga
lingkungan lingkungan : tentang akibat tidak
- Lingkungan membersihkan lingkungan
kotor 2.1.2 Diskusikan
- Terdapat bersama keluarga tentang
bibit penyakit akibat tidak membersihkan
- Banyak lingkungan
nyamuk dan lalat 2.1.3 Motivasi
- Mengganggu keluarga untuk
kenyamanan menyebutkan kembali
akibat tidak membersihkan
lingkungan
2.1.4 Beri pujian
positif pada keluarga atas
jawaban yang benar
Menyebutkan Respon verbal Menyebutkan 2.2.1 Kaji
alternatif pemecahan alternatif pemecahan pengetahuan keluarga
masalah masalah tentang tentang alternatif
lingkungan yaitu pemecahan masalah
membersihkan mengenai lingkungan
lingkungan setiap hari 2.2.2 Diskusikan
bersama keluarga tentang
alternatif pemecahan
masalah mengenai
lingkungan
2.2.3 Motivasi
keluarga untuk
menyebutkan kembali
tentang alternatif
pemecahan masalah
mengenai lingkungan
2.2.4 Beri pujian
positif pada keluarga atas
jawaban yang benar
3. Selama 1 x 60
menit kunjungan
rumah keluarga mampu
merawat lingkungan
dengan cara :
Menyebutkan cara
mengurangi pencemaran Respon verbal Menyebutkan cara 3.1.1 Kaji
lingkungan. mengurangi pengetahuan keluarga
pencemaran tentang cara mengurangi
lingkungan : pencemaran lingkungan
- Terdapat 3.1.2 Diskusikan
pembuangan bersama keluarga tentang
sampah. cara mengurangi
- Tumpukan pencemaran lingkungan
sampah dibakar 3.1.3 Motivasi
setiap hari. keluarga untuk
- Pembuangan menyebutkan kembali cara
sampah tidak mengurangi pencemaran
mengotori sumur. lingkungan
- Pembuangan 3.1.4 Beri pujian
kotoran manusia positif pada keluarga atas
tidak mencemari jawaban yang benar
air.
4. Selama 1 x 60
menit kunjungan
rumah keluarga mampu
memodifikasi

lingkungan rumah
dengan cara :
Menyebutkan cara
memodifikasi Respon verbal Menyebutkan cara 4.1.1 Kaji
lingkungan rumah memodifikasi pengetahuan keluarga
lingkungan tentang cara memodifikasi
- Membuka lingkungan
pintu jendela setiap 4.1.2 Diskusikan
hari. bersama keluarga tentang
- Pertahankan cara memodifikasi
mengepel lantai lingkungan
setiap hari. 4.1.3 Motivasi
- Pertahankan keluarga untuk
menyapu lantai menyebutkan kembali cara
setiap hari memodifikasi lingkungan
- Buat genteng 4.1.4 Beri pujian
kaca agar cahaya positif pada keluarga atas
dapat masuk jawaban yang benar
- Membersihk
an lingkungan
setiap hari.
5. Selama 1 x 60
menit kunjungan
rumah keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan
dengan cara
5.1 Menyebutkan
manfaat kunjungan
ke pelayanan Respon verbal Manfaat kunjungan ke 5.1.1 Kaji
kesehatan fasilitas pelayanan pengetahuan keluarga
kesehatan yaitu tentang manfaat
- Mendapat kunjungan ke pelayanan
pelayanan/pengoba kesehatan
tan 5.1.2 Diskusikan
- Mendapat bersama keluarga tentang
pendidikan tentang manfaat pelayanan
kesehatan kesehatan
5.1.3 Motivasi
keluarga untuk
menyebutkan kembali
manfaat pelayanan
kesehatan
5.1.4 Beri pujian
positif pada keluarga atas
jawaban yang benar
5.2 Menyebutkan Respon verbal Menyebutkan 5.2.1 Kaji
macam-macam macam-macam pengetahuan keluarga
pelayanan pelayanan ksehatan : tentang macam-macam
kesehatan puskesmas, rumah pelayanan kesehatan
sakit, dokter, bidan 5.2.2 Diskusikan
mantri atau perawat bersama keluarga tentang
macam-macam pelayanan
kesehatan

5.2.3 Motivasi
keluarga untuk
menyebutkan kembali
macam-macam pelayanan
kesehatan
5.2.4 Beri pujian
positif pada keluarga atas
jawaban yang benar
Implementasi dan Evaluasi

No
TUK Tanggal/Waktu Implementasi Evaluasi
DX
1 I - Menguapakan salam S : - Keluarga menjawab salam
- Memvalidasi keadaan keluarga - Tn. S mengatakan sudah tidak pusing-pusing
- Mengingatkan kontrak lagi
- Menjelaskan tujuan - Tn. S menyetujuia pertemuan saat ini selama
1.1.1 Mendiskusikan kepada keluarga tentang 60 menit tentang hipertensi
pengertian hipertensi - Tn. S mengatakan hipertensi adalah tekanan
1.1.2 Menanyakan kembali kepada keluarga sistolik lebih dari 140 mmHg dan diastole
tentang pengertian hipertensi lebih dari 90 mmHg
1.2.1 Mendiskusikan bersama keluarga tentang - Tn. S mengatakan penyebab hipertensi : faktor
penyebab hipertensi keturunan, obesitas, faktor prilaku misal
1.2.2 Memotivasi keluarga untuk menyebutkan merokok dan minum obat, faktor lingkungan
kembali hipertensi stres.
1.3.1 Mendiskusikan bersama keluarga tentang - Tn. S mengatakan tanda dan gejala hipertensi
tanda dan gejala hipertensi adalah tekanan darah tinggi, mudah marah,
1.3.1 Memotivasi keluarga untuk menyebutkan susah tidur, sakit kepala pada bagian belakang
kembali tanda dan gejala - Tn. S mengataka setelah diberi penjelasan jadi
menambah ilmu tentang hipertensi
O: - Keluarga mendengarkan penjelasan dengan
baik

- Keluarga kooperatif serta aktif saat diskusi


- Tn. S dapat menyebutkan pengertian,
penyebab, tanda dan gejala hipertensi
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan TUK berikutnya
2 2.1.1 Menjelaskan kepada keluarga komplikasi S : - Tn. S mengatakan komplikasi hipertensi yaitu :
hipertensi yaitu perdarahan retina, perdarahan retina, perdarahan otak
perdarahan otak, gagal ginjal O : - Keluarga aktif saat diskusi
2.1.2 Memotivasi keluarga untuk menyebutkan - Tn. S dapat menyebutkan komplikasi
komplikasi hipertensi hipertensi dan memutuskan untuk merawat
2.1.3 Memberikan pujian atas keputusan keluarga penyakit hipertensi
untuk mengatasi Ny. S dengan hipertensi A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan TUK berikutnya
3 3.1.1 Mendiskusikan bersama keluarga tentang S : - Tn. S mengatakan perawatan hipertensi adalah
cara perawatan hipertensi yaitu rajin rajin kontrol tekanan darah, hindari merokok,
kontrol tekanan darah, kurangi asupan kurangi asupan garam yang berlebih, makanan
garam, hindari merokok, olahraga secara yang asin-asin, olahraga secara teratur, hindari
teratur, BB diturunkan, segera berobat yang menimbulkan stres, segera berobat
apabila tanda dan gejal berlanjut apabila tanda dan gejala berlanjut
3.2.1 Memotivasi keluarga untuk menyebutkan - Tn. S mengatakan akan mencoba lagi untuk
kembali cara pencegahan dan perawatan membuat obat tradisional yang telah diajarkan
hipertensi O : - Keluarga kooperatif dan aktif saat diskusi
- Keluarga mendengarkan dengan baik
3.3.1 Mendemonstrasikan kompres hangat - Tn. S dapat menyebutkan kembali cara
3.3.2 Mendemonstrasikan pada keluarga cara perawatan dan pencegahan hipertensi dan
membuat obat tradisional untuk hipertensi mampu membuat obat tradisional yang
dengan menggunakan : 10 lembar daun diberikan.
alpukat dan airnya 2 gelas direbus dijadikan A : Masalah teratasi
1 gelas diminum setelah dingin setelah TUK 3 teratasi
makan pagi dan sore. P : Lanjutkan TUK berikutnya
3.3.3 Memberikan kesempatan pada keluarga
untuk mencoba membuat obat tradisional
tersebut.
3.3.4 Memberikan pujian atas kemampuan
keluarga untuk membuat obat tradisional
4 4.1.1 Mendiskusikan bersama keluarga S : - Tn. S menyebutkan 2 dari 4 lingkungan yang
lingkungan yang dapat terjadinya hipertensi dapat mencegah hipertensi : program latihan
yaitu ciptakan suasana tenang dan nyaman, fisik, ciptakan suasana tenang dan nyaman
hindari asupan garam berlebih O : - Keluarga kooperatif dan aktif saat diskusi
4.1.2 Menanyakan kembali kepada keluarga cara - Keluarga mendengarkan dengan baik
memodifikasi lingkungan untuk mencegah - Tn. S mencoba untuk menerapkan cara
terjadinya hipertensi pencegahan terjadinya hipertensi
4.1.3 Memberikan reinforcement atas jawaban A : TUK 4 teratasi
yang tepat P : Lanjutkan ke TUK berikutnya

5 5.1.1 Menginformasikan manfaat kunjungan ke S : - Tn. S mengatakan manfaat pelayanan


pelayanan kesehatan mendapatkan kesehatan adalah mendapatkan pengobatan
pelayanan kesehatan serta penyuluhan dan pendidikan kesehatan tentang hipertensi
kesehatan dengan leaflet - Tn. S mengatakan pelayanan kesehatan yang
5.1.3 Menanyakan kembali manfaat kunjungan ada disekitar adalah dokter, bidan, mantri,
ke pelayanan kesehatan puskesmas.
5.1.4 Menginformasikan fasilitas kesehatan yang O : - Keluarga mendengarkan deangan baik
dapat dikunjungi : dokter, RS, Puskesmas, - Keluarga kooperatif dan aktif saat diskusi
Mantri, Bidan - Ny. S mampu menyebutkan manfaat dan jenis-
5.1.5 Memberikan pujian atas kemampuan jenis pelayanan kesehatan yang ada disekitar.
keluarga untuk membawa Tn. S kontrol A : TUK 5 teratasi
tekanan darah secara teratur P : Anjurkan kepada keluarga untuk selalu
memeriksakan kesehatana minimal 1 bulan sekali
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada BAB ini penulis melakukan pembahasan Askep pada keluarga Tn.S dimana

terdapat kesenjangan antara teori dengan keadaan yang ada di dalam keluarga saat

ini.didalam melakukan askep keluarga penulis menggunakan pendekatan proses

keperawatan yang dimulai dari tahap pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan,

implementasi dan Evaluasi. penulis melakukan pembahasan keperawatan pada

keluarga Tn. S ini dengan membandingkan antara Bab 2 dan Bab 3

A. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses askep keluarag yang berhubungan

dengan kesehatan, dengan pengumpulan data yang didapat melalui teknik

wawancara, pengamatan, studi kepustakaan/dokumentasi dan hasil pemeriksaan

fisik dengan metode head to toe, data yang dikumpulkan meliputi data umum,

data pengenalan keluarga, riwayat, tahap perkembangan keluarga, data

lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga, dan koping keluarga.dimana untuk

memperoleh data yang dibutuhkan langkah awal yang digunakan adalah membina

hubungan saling percaya (BHSP) dengan keluarga

Menurut Sarwono Waspadji (2001) tanda dan gejala hipertensi adalah tekanan

darah meningkat, sifat mudah marah, susah tidur, sakit kepala terasa berat dan

kaku di daerah tengkuk, kaki kesemutan, berdasarkan hasil wawancara Tn. S


tidak mengalami sifat mudah marah, susah tidur dan kaki kesemutan itu

merupakan akibat aktifitas saraf simpatik yang dapat meningkatkan tekanan darah

secara intermiten.

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan kumpulan pernyataan, uraian dari hasil

wawancara, observasi atau pengamatan langsung dan pemeriksaan menunjukkan

status kesehatan mulai dari potensial, resiko tinggi sampai masalah aktual (Santun

dan Agus Citra, 2004 ).

Struktur yang digunakan adalah formulasi PES (Problem, Sign, Symptom), setelah

dilakukan pengkajian pada keluarga Tn.S maka penulis mengelompokkan dan

menganalisis kemudian ditegakkan menjadi suatu diagnosa dan ada 1 diagnosa

yang muncul. Diagnosa keperawatan yang lazim muncul pada penderita

Hipertensi menurut Brunner and Suddart (2002 ) adalah :

1. Resiko tinggi terjadi curah jantung

2. Intoleransi Aktifitas

3. Gangguan rasa nyaman nyeri

4. koping individu kurang efektif

5. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal sumber

informasi.

Adapun diagnosa keperawatan hipertensi yang muncul sesuai dengan keadaan


Tn.S adalah gangguan rasa nyaman nyeri hipertensi.

Diagnosa keperawatan Hipertensi yang tidak sesuai dengan keaadan Tn.S adalah

1. Resiko tinggi terjadi penurunan curah jantung

Diagnosa ini tidak muncul karena tidak terdapat data-data yang mendukung

yaitu Tn.S masih mampu beraktifitas sehari penuh, jantung tidak berdebar-

dabar

2. Intoleransi aktifitas

Diagnosa ini tidak muncul karena tidak terdapat data-data yang mendukung

yaitu Tn.S mampu bekerja sehari penuh

3. Koping individu tidak efektif

Diagnosa ini tidak muncul karena tidak terdapat data-data yang mendukung

yaitu Tn.S tampak rileks, tenang, Tn.S mengatakan pasti akan sembuh jika

rajin minum obat dan mengontrol tekanan darahnya

4. Kurang pengetahuan

Diagnosa ini tidak muncul karena keluarga sudah mampu mengenal masalah

kesehatan.

C. Perencanaan

Rencana keperawatan adalah rencana untuk kepentingan klien dalam keluarga

(Santun dan Agus Citra. 2004). Dalam perencanaan semua rencana dibuat

berdasarkan standar askep yang bertujuan untuk mengatasi dan menyelesaikan

semua masalah yang ada harus ditangani segera dalam penyusunan perencanaan
tertulis mengacu berdasarkan 5 tugas keluarga yaitu :

Pada TUK 1 Penulis merencanakan untuk memberikan penyuluhan tentang

pengertian tanda dan gejala serta penyebab hipertensi

Pada TUK 2 Penulis merencanakan untuk memberikan penyuluhan tentang

akibat lanjut dari hipertensi apabila hipertensi tidak segera

ditangani

Pada TUK 3 Penulis merencanakan untuk memberikan penyuluhan tentang

pencegahan hipertensi selain itu juga penulis memberikan

penyuluhan tentang cara membuat obat tradisional

Pada TUK 4 Penulis merencanakan untuk memberikan penyuluhan tentang

modifikasi makanan

Pada TUK 5 Penulis merencanakan untuk menanyakan akan pentingnya

fasilitas kesehatan yang ada

D. Implementasi

Implementasi yang dilakukan pada hari Selasa tanggal 21 April 2009, pelaksanaan

tindakan keperawatan yang dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah

disepakati dan berdasarkan TUK. Media yang digunakan adalah leaflet, lembar

balik dan benda asli.Pada tahap ini penulis tidak mengalami hambatan saat

pelaksanaan keluarga dapat mengerti maksud dan tujuan.

Penulis melakukan tindakan keperwatan antara lain :

Pada TUK I penulis memberikan penyuluhan tentang pengertian tanda dan gejala
serta penyebab hipertensi

Pada TUK 2 Penulis memberikan penyuluhan tentang akibat lanjut dari

hipertensi apabila tidak segera ditangani

Pada TUK 3 Penulis memberikan penyuluhan tentang pencegahan hipertensi

selain itu juga penulis memberikan penyuluhan tentang cara

membuat obat tradisional

Pada TUK 4 Penulis memberikan penyuluhan tentang modifikasi makanan

Pada TUK 5 Penulis menanyakan akan pentingnya fasilitas kesehatan yang ada

E. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap akhir dalam proses keperawatan dimana penulis

mengadakan penilaia dengan menggunakan metode SOAP.

Evaluasi yang didapatkan pada diagnosa pertama dengan berdasarkan TUK yaitu :

Pada TUK I Keluarga mampu mengenal pengertian tanda dan gejala serta

penyebab hipertensi

Pada TUK 2 Keluarga mampu menyebutkan tentang akibat lanjut dari hipertensi

apabila tidak segera ditangani

Pada TUK 3 Keluarga dapat mendemonstrasikan cara membuat obat tradisional

Pada TUK 4 Keluarga mengikuti apa pentingnya modifikasi makanan seperti

menghindari makanan yang mengandung asin, makan daging

kambing

Pada TUK 5 Keluarga dapat menyebutkan manfaat kunjungan ke fasilitas

kesehatan yaitu mendapatkan informasi tentang kesehatan dan


penyuluhan kesehatan
BAB V

PENUTUP

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan keluarga, maka pada BAB V penulis

berusaha untuk mengemukakan kesimpulan yang sekiranya dapat dijadikan sebagai

bahan pertimbangan dalam melaksanakan asuhan keperawatan Hipertensi pada

keluaga Tn. S.

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan Asuhan keperawatan pada tanggal 21 – 28 April 2009,

penulis telah nendapatkan gambaran dalam memberikan asuhan keperawatan dari

pengkajian sampai evaluasi :

1. Pada data yang didapat ada data yang tidak sesuai dengan teori.

2. Dalam hal ini penulis melakukan pengkajian dengan menggunakan

beberapa metode yang di antaranya wawancara, observasi, pemeriksaan fisik

dan melakukan asuhan keperawatan melalui serangkaian kegiatan yang di

lakukan secara sistematis yang dimulai dari pengkajian,perumusan diagnosa

keperawatan, implementasi dan evaluasi tindakan yang di berikan.

3. Dari data yang telah di kumpulkan serta perumusan masalah

keperawatan, penulis dapat merumuskan diagnosa keperawatan sesuai dengan

masalah yang muncul dan faktor penyebab terjadinya masalah tersebut.


4. Setelah masalah keperawatan muncul,kemudian disusun masalah

keperawatan untuk mengatasi masalah tersebut. Rencana keperawatan di buat

sesuai dengan situasi dan kondisi klien saat ini dan tujuan yang realistis.

5. Implementasi dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan yang

telah disusun dan dilakukan secara terus-menerus dan menyeluruh sehingga

masalah tersebut dapat diatasi atau berkurang.

6. Evaluasi dibuat menggunakan metode SOAP, evaluasi dibuat

berdasarkan kenyataan yang ada dan setelah dilakukan implementasi pada

evaluasi masalah teratasi sebagian.

7. Dalam melakukan asuhan keperawatan berdasarkan atas sumber daya

yang ada dalam keluarga

B. Saran

Dari kesimpulan yang didapat, maka penulis memberi saran sebagai berikut :

1. Mengingat keluarga adalah suatu sisitem, apabila ada masalah pada

salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi semua anggota keluarga.

diharapkan keluarga lebih meningkatkan kemauan dan kesadaran untuk

menerima informasi yang disampaikan penulis

2. Dalam pengkajian perlu dilakukan dengan cermat dan mernyeluruh

untuk mendapatkan data yang sesuai dalam menerapkan asuhan keperawatan

secara komprehensif.

3.
4. Dalam menentukan diagnosa keperawatan harus sesuai dengan

keaadan yang dialami klien dan harus sesuai dengan data-data yang muncul

dalam upaya mendukung munculnya diagnosa tersebut.

5. Dalam menentukan perencanaan tindakan keperawatan penulis

hendaknya menggunkan acuan literatur/referensi yang sesuai dengan keadaan

di lapangan.

6. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan hendaknya melibatkan

peran aktif dari klien dan alat-alat yang memadai sehingga hasil hasil yang di

dapat sesuai dengan yang di harapkan.

7. Kerja sama antar perawat dan pasien merupakan suatu hal yang

penting untuk meningkatkan status kesehatan klien sehingga tujuan dapat

tercapai.

8. Diharapkan penulis lebih meningkatkan pendayagunaan sumber daya

yang ada dalam keluarga agar pelaksanaan asuhan keperawatan lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Agus Citra D, Santun Setiawan, (2004). Tuntunan Praktis Keperawatan Keluaraga.


Penerbit Rizqi Press.

Doenges France, Moorhouse, (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. EGC : Jakarta.

Elisabeth J. Corwin, (2001). Buku Saku Patofisiologi. EGC : Jakarta.

Mansjoer Arif. Triyanti Safitri, dkk, (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I. Media
Aesculapius : Jakarta

Prince A.Syilvia, Wilson Torraren M, (1995). Patofisiologi . Edisi IV. Jilid II . EGC :
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai