Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuham Yang Maha Esa bahwa atas rahmat
dan karunia-Nya, buku panduan ini dapat diterbitkan. Pedoman ini merupakan buku Panduan Upaya
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien RSUD Kab. Nunukan tahun 2016.

Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga buku pedoman ini dapat disusun. Kami menyadari pula bahwa masih banyak keterbatasan
dan kendala serta permasalahan yang perlu diantisipasi dalam upaya mengimplementasikan
Panduan Upaya Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien ini di dalam memberikan pelayanan
kepada pasien RSUD Kab. Nunukan, oleh karena itu kami mengharapkan saran kebaikan, sumbangan
pemikiran, masukan, dan kritikan untuk lebih menyempurnakan panduan ini.

Akhir kata kami mengharapkan mudah mudahan panduan ini dapat bermanfaat dan
diimplementasikan dalam memberikan pelayanan kepada pasien RSUD Kab. Nunukan.

Nunukan, 20 Juli 2016

Penyusun
KATA SAMBUTAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAB. NUNUKAN

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan
anugerah yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Buku Panduan Upaya Peningkatan Mutu
dan Keselamatan Pasien RSUD Kab. Nunukan ini selesai di susun.

Buku panduan ini merupakan panduan kerja dalam melakukan kegiatan peningkatan mutu
dan keselamatan pasien. Buku ini juga dilengkapi dengan profil indicator RSUD Kab. Nunukan.

Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada tim penyusun atas bantuannya dan juga
bantuan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan buku panduan ini.

Nunukan, 20 Juli 2016

Direktur RSUD Kab. Nunukan


PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM KAB. NUNUKAN

NOMOR :

PANDUAN PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN

Disusun Oleh :

(Ns. Sri Kanti Handayani, S.Kep)

Disetujui Oleh :

(Ns. Sri Kanti Handayani, S.Kep)

Ditetapkan Oleh :
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAB. NUNUKAN

NOMOR :

TENTANG

PANDUAN PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAB.
NUNUKAN

DIREKTUR RSUD KAB. NUNUKAN

Menimbang : a. bahwa dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien, maka
diperlukan adanya buku Panduan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien RSUD
Kab. Nunukan;

b. bahwa sesuai butir a dan b tersebut diatas perlu ditetapkan dengan Peraturan
Direktur RSUD Kab. Nunukan.

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;

2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik


Kedokteran;

3. peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang


Keselamatan Pasien Rumah Sakit;

4. keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.03/I/0060/2014, tentang Penetapan


Kelas RSUD Kab. Nunukan;

5. keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kaltara Nomor Tahun Tentang Izin
Operasional Tetap RSUD Kab. Nunukan.

6. keputusan Direktur RSUD Kab. Nunukan Nomor tentang Organisasi dan Tata
Kerja RSUD Kab. Nunukan.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

Kesatu : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAB. NUNUKAN

Kedua : Panduan Upaya Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien RSUD Kab. Nunukan
sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Peraturan ini.
Ketiga : Panduan Upaya Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien RSUD Kab. Nunukan
sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua agar digunakan sebagai acuan dalam
memberikan pelayanan di RSUD Kab. Nunukan.

Keempat : Pada saat Peraturam Direktur ini mulai berlaku, maka Peraturan Direktur Nomor
Tentang Panduan Penungkatan Mutu dan Keselamatan Pasien dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.

Kelima : Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Nunukan

Pada tanggal 20 Juli 2016

Direktur RSUD Kab. Nunukan


DAFTAR ISI

Tim Penyusun dan Kontributor……………………………………………………………………………………… iii

Kata Pengantar……………………………………………………………………………………………………………… iv

Kata Sambutan Direktur RSUD Kab. Nunukan……………………………………………………………….. v

Lembar Pengesahan……………………………………………………………………………………………………… vii

Peraturan Direktur RSUD Kab. Nunukan……………………………………………………………………….. viii

Daftar Isi………………………………………………………………………………………………………………………. ix

Bab I Pendahuluan………………………………………………………………………………………………………. 1

Bab II Latar Belakang…………………………………………………………………………………………………… 4

Bab III Tujuan Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien…………………………… 7

Bab IV Pengertian Istilah………………………………………………………………………………………………. 10

Bab V Metode Peningkatan Mutu RS……………………………………………………………………………. 20

Bab VI Metode Program Keselamatan Pasien RS………………………………………………………….. 29

Daftar Pustaka……………………………………………………………………………………………………………… 43
LAMPIRAN

PERATURAN DIREKTUR RSUD KAB. NUNUKAN

NOMOR

TENTANG PANDUAN PENINGKATAN MUTU DAN

KESELAMATAN PASIEN
BAB I

LATAR BELAKANG

Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan sebenarnya bukanlah hal yang baru. Pada
tahun (1820-1910) Florence Nigthingale seorang perawat dari Inggris menekankan pada aspek-
aspek keperawatan pada peningkatan mutu pelayanan. Salah satu ajarannya yang terkenal sampai
sekarang adalah “hospital should do the patient no harm”, Rumah Sakit jangan sampai merugikan
atau mencelakakan pasien.

Di Amerika Serikat, upaya peningkatan mutu pelayanan medik dimulai oleh ahli bedah Dr.
E.A Codman dari Boston dalam tahun 1917. Dr. E.A Codman dan beberapa ahli bedah lain kecewa
dengan hasil operasi yang seringkali buruk, karena seringnya terjadi penyulit. Mereka berkesimpulan
bahwa penyulit itu terjadi karena kondisi yang tidak memenuhi syarat di Rumah Sakit. Untuk itu
perlu ada penilaian dan penyempurnaan tentang segala sesuatu yang terkait dengan pembedahan.
Ini adalah upaya pertama yang berusaha mengidentifikasikan masalah klinis, dan kemudian mencari
jalan keluarnya.

Selain itu dengan semakin meningkatnya pendidikan dan keadaan social ekonomi
masyarakat maka system nilai dan orientasi dalam masyarakat mulai berubah. Masyarakat mulai
cenderung menuntut pelayanan umum yang lebih baik, lebih ramah dan lebih bermutu, termasuk
pula pelayanan kesehatan. Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas mutu
pelayanan diatas tadi maka fungsi pelayanan kesehatan termasuk pelayanan dalam rumah sakit
secara bertahap perlu terus ditingkatkan agar menjadi lebih efektif dan efisien serta member
kepuasan terhadap pasien, keluargam maupun masyarakat. Namun dalam pelaksanaannya bukanlah
hal yang mudah. Kendala yang dirasakan saat ini adalah masih belum adanya kesamaan pengertian
dasar tentang mutu, konsep dan prinsip demikian pula cara-cara penerapannya.

Sementara itu terkait dengan Keselamatan (safety) , ini telah menjadi isu global termasuk
juga untuk rumah sakit. Ada 5 isu penting yang terkait dengan keselamatan di rumah sakit., yaitu :
keselamatan pasien (patient safety), keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan
bangunan dan peralatan dirumah sakit yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien dan
petugas, keselamatan lingkungan (green productivity) yang berdampak terhadap pencemaran
lingkungan dan keselamatan “ bisnis” rumah sakit yang terkait dengan kelangsungan hidup rumah
sakit. Namun harus diakui kegiatan institusi rumah sakit dapat berjalan apaila ada pasien. Karena itu
keselamatan psien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan dan hal itu terkait dengan isu
mutu dan citra rumah sakit.

Berdasarkan kedua hal tersebut diatas, maka agar upaya peningkatan mutu dan
keselamatan rumah sakit dapat seperti diharapkan maka dirasa perlu disusun buku pedoman upaya
peningkatan mutu dan keselamatan pasien rumah sakit ini di RSUD Kab. Nnukan. Buku pedoman
yang merupakan konsep dan prinsip serta gambaran umum mengenai program peningkatan mutu
dan keselamatan pasien rumah sakit ini., diharapkan dapat sebagai acuan bagi para pengelola rumah
sakit dalam melaksanakan upaya tersebut.
B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Agar buku pedoman yang merupakan konsep dasar dan prinsip upaya peningkatan
mutu dan keselamatan pasien ini, dapat dipergunakan oleh semua pimpinan di satuan kerja di
lingkungan RSUD Kab. Nunukan, pelaksana rumah sakit, sebagai acuan dalam melaksanakan upaya
peningkatan mutu dan keselamatan pasien rumah sakit.

2. Tujuan Khusus

a. tercapainya satu pengertian tentang upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien di
RSUD Kab. Nunukan.

b. Mengetahui konsep dasar dan upaya peningkatan mutu dan keselamatanpasien di RSUD
Kab. Nunukan

c. Mengetahui cara-cara atau langkah dalam melaksanakan upaya peningkatan mutu dan
keselamatan pasien di RSUD Kab. Nunukan.
BAB II

KONSEP DASAR PROGRAM

PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN

Agar upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien dapat dilaksanakan secara efektif
dan efisien maka diperlukan adanya kesatuan bahasa tentang konsp dasar upaya peningkatan mutu
dan keselamatan pasien.

A. Mutu Pelayanan Rumah Sakit


1. Pengertian Umum
Peningkatan mutu beraneka ragam dan dibawahnya ini ada beberapa pengertian yang
secara sederhana melukiskan apa hakikat mutu.
a. Mutu adalah tingkat kesempurnaan suatu produk atau jasa
b. Mutu adalah expertise atau keahlian dan keterikatan (commitment) yang selalu
dicurahkan pada pekerjaan.
c. Mutu adalah kegiatan tanpa salah dalam melaksanakan pekerjaan.

Quality Assurance atau menjaga mutu adalah “Suatu program yang disusun secara
obyektif dan sistematik memantau dan menilai mutu dan kewajaran asuhan pasien.
Menggunakan peluang untuk meningkatkan asuhan pasien dan memecahkan masalah
yang terungkap.”(Bow. S. Sabarguna, 2008:2).

2. Defnisi Mutu pelayanan Rumah Sakit


Adalah derajat kesempurnaan pelayanan rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat konsumen akan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar profesi
dan standar pelayanan dengan menggunakan potensi sumber daya yang tersedia di
rumah sakit secara wajar, efisien dan efektif diberikan secara aman dan memuaskan
sesuai dengan norma, etika, hukum dan sosio budaya dengan memperhatikan
keterbatasan dan kemampuan pemerintah dan masyarakat konsumen.
3. Pihak yang berkepentingan dengan mutu
Banyak pihak yang berkepentingan dengan mutu, pihak-pihak tersebut adalah :
a. Konsumen
b. Provider (pemberi jasa kesehatan)
c. Pembayar/pihak ke tiga/asuransi
d. Manajemen rumah sakit
e. Karyawan rumah sakit
f. Masyarakat
g. Pemerintah
h. Ikatan profesi
Setiap kelompok yang disebut diatas berbeda sudut pandang dan kepentingannya
terhadap mutu. Karena itu mutu adalah multideimensional.
4. Dimensi mutu
Dimensi atau aspeknya adalah :
a. Keprofesian
b. Efisiensi
c. Keamanan pasien
d. Kepuasan pasien
e. Aspek social budaya
5. Mutu terkait dengan Struktur, Proses dan Outcome
6. Mutu pelayanan rumah sakit adalah produk akhir dari interaksi dan ketergantungan
yang rumit antara berbagai komponen atau aspek rumah sakit sebagai suatu system.
Aspek tersebut adalah :
Struktur
Adalah sumber daya manusia, sumber daya fisik, sumber daya keuangan dan sumber
daya lain-lain pada fasilitas kesehatan. Baik tidaknya struktur dapat diukur dari
kewajaran, kuantitas biaya dan mutu komponen-komponen struktur itu.
Proses
Adalah apa yang dilakukan dokter dan tenaga profesi lain terhadap pasien : evaluasi,
diagnose, perawatan, konseling, pengobatan, tindakan, penanganan jika rejadi penyulit,
followup. Baik tidaknya proses diukur dari relevansinya bagi pasien, efektifitasnya dan
mutu prose situ sendiri.
Pendekatan proses adalah pendekatan paling langsung terhadap mutu pasien.
Outcome
Adalah hasil akhir kegiatan dan tindakan dokter dan tenaga profesi lain terhadap pasien
dalam arti perubahan derajat kesehatan dan kepuasannya serta kepuasan provider.
Outcome yang baik sebagian besar tergantung kepada mutu struktur dan mutu proses
yang baik. Sebaliknya mutu yang buryk adalah kelanjutan struktur dan mutu yang buruk.

Tinggi rendahnya mutu sangat dipengaruhi oleh :

1. Sumber daya rumah sakit termasuk antara lain tenaga, pembiayaan, sarana dan teknologi
yang dugunakan.
2. Interaksi pemanfaatan dari sumber daya rumah sakit yang digerakkan melalui proses dan
prosedur sehingga menghasilkan jasa atau pelayanan.

Berhasil tidaknya peningkatan mutu sarana tergantung dari monitoring faktor-faktor di atas dan
juga umpan balik dari hasil-hasil pelayanan untuk perbaikan lebih lanjut terhadap faktor-faktor
dalam butir 1 dan 2.

Dengan demikian Nampak bahwa peningkatan mutu merupakan proses yang komplek yang pada
akhirnya menyangkut manajemen rumah sakit secara keseluruhan.

B. Keselamatan Pasien rumah sakit


1. Pengertian Keselamatan Pasien
Keselamatan pasien (patient Safety) adalah suatu system dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : Assemen Resiko.
Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko. System tersebut diharapkan
dapat mencegah terjadinya cidea yang disebabkan oleh kesalahan akibat melakukan
suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
2. Tujuan
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien dirumah sakit
b. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
c. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
d. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan.
3. Pelaporan insiden keselamatan pasien akan terkait dengan Kejadian Tidak Diharapkan,
Kejadian Nyaris Cidera dan Kejadian Sentinel.
Kejadian Tidak diharapkan adalah suatu insiden yang mengakibatkan harm/cidera pada
pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cidera
dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis yang tidak dapat
dicegah.
Kejadian Nyaris Cidera adalah suatu insiden yang tidak menyebabkan cidera pada
pasien akibat melakukan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil, dapat terjadi karena suatu keberuntungan (misal pasien menerima
suatu obat kontra indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat), karena pencegahan ( missal
suatu obat dengan overdosis lethal akan diberikan, tetapi staff lain mengetahui dan
membatalnkannya sebelum obat diberikan), atau peringanan ( missal suatu obat dengan
overdosis lethal diberikan. Diketahui secara dini lalu diberikan antidotumnya)
Kejadian Sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian cidera serius,
biasanya dipakai untyuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima
(misalnya operasi pada bagian tubuh yang salah).

C. Upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien di RSUD Kab. Nunukan


Upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien dapat diartikan keseluruhan upaya dan
kegiatan secara komprehesif dan integrative memantau dan menilai mutu pelayanan dan
keselamatan pasien, memecahkan semua masalah-masalah yang ada dan mencari jalan
keluarnya, sehinga mutu pelayanan kesehatan diharapkan akan lebih baik dan keselamatan
pasien terjamin.
Peningkatan mutu dan keselamatan pasien adalah kegiatan yang bertujuan memberikan
asuhan atau pelayanan sebaik-baiknya kepada pasien. Tujuan itu sama untuk setiap orang
yang bekerja di RSUD Kab. Nunukan. Bagi mereka yang bekerja secara langsung terlihat
dalammemberikan ashan dan pelayanan kepada pasien pemberian asuhan atau pelayanan
yang sebaik mungkin merupakan konsep yang nyata. Namun abgi mereka yang tidak bekerja
secara langsung terlibat pasien, tujuannya adalah pemberian pelayanan sebaik mungkin
kepada RS, fasilitas dan staf. Mutu asuhan dan pelayanan kepada pasien dapat lebih baik
deiberikan dalamsuatu organisasi yang betjalan baik dengan staf yang memiliki rasa
kepuasan.
Khusus mengenai program peningkatan keselamatan pasien, mengacu kepada Panduan
Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit dari DEPKES maka perlu diterapkan 7 langkah
menuju keselamatan pasien RS sebagai berikut :
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
2. Memimpin dan mendukung staf
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko
4. Mengembangkan system pelayanan
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
7. Mencegah cedera melalui implementasi system keselamatan pasien
Upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien RSUD Kab. Nunukan akan sangat
berarti dan efektif bilamana upaya ini menjadi tujuan sehari-hari dari setiap organisasi
termasuk pimpinan, pelaksana pelayanan dan staf penunjang. Namun tentunya tujuan
perorangan untuk memberikan asuhan atau pelayanan yang optimal tidak bisa tercapai
tnpa adanya pelimpahan tanggung jawab dari masing-masing satuan kerja. Uapaya ini
termasuk kegiatan yang melibatkan mutu asuhan atau pelayanan dengan penggunaan
sumber daya secara tepat dan efisien. Walaupun disadari bahwa mutu memerlukan
biaya, tetapi tidak berarti mutu yang lebih baik selalu memerlukan baiaya lebih banyak
atau mutu rebdah biayanya lebih rendah. Efisiensi adalah kuncinya.
BAB III

PEDOMAN PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN

RSUD KAB. NUNUKAN

A. PROGRAM PENINGKATAN MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT


Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan RSUD Kab. Nunukan diperlukan suatu
alat ukur dari kinerja RS. Alat ukur ini menggunakan acuan dari Direktorat Jemderal
Pelayanan Medik Depertemen Kesehatan RI tahun 2001 yang terdiri dari :
1. Indikator Pelayanan Non-Bedah, terdiri dari :
- Angka Pasien Dengan Dekubitus
- Angka kejadian Infeksi dengan jarum infuse
- Angka kejadian penyulit/infeksi dengan transfuse darah
- Angka ketidaklengkapan pengisian catatan medic
- Angka keterlambatan pelayanan pertama gawat darurat
2. Indicator pelayanan bedah, yang terdiri dari
- Angka infeksi luka operasi
- Angka komplikasi pasca bedah
- Waktu tunggu sebelum operasi elektif
- Angka apendiks normal
3. Indikator pelayanan ibu bersalin dan bayi, terdiri dari
- Angka kematian ibu karena eklampsia
- Angka kematian ibu karena perdarahan
- Angka kematian ibu karena sepsis
- Angka perpanjangan waktu rawat ibu melahirkan
- Angka kematian bayi BB lahir ≤2000 gr
- Angka section sesarea
4. Indikator tambahan
Dibagi dalam kasus rujukan atau bukan rujukan
- Angka kematian ibu karena eklampsia
- Angka kematian ibu karena perdarahan
- Angka kematian ibu karena sepsis
- Angka perpanjangan waktu rawat ibu melahirkan
- Angka kematian bayi BB lahir ≤2000 gr
- Angka section sesarea

Formulasi dari indikator-indikator tersebut diatas adalah sebagai berikut :


1. Kelompok pelayanan non bedah

- Angka Pasien Dengan Dekubitus


- Angka kejadian Infeksi dengan jarum infuse
- Angka kejadian penyulit/infeksi dengan transfuse darah
- Angka ketidaklengkapan pengisian catatan medic
- Angka keterlambatan pelayanan pertama gawat darurat
2. Kelompok pelayanan bedah
- Angka infeksi luka operasi
- Angka komplikasi pasca bedah
- Waktu tunggu sebelum operasi elektif
- Angka apendiks normal
3. Kelompok pelayanan ibu bersalin dan bayi neonatal
- Angka kematian ibu karena eklampsia
- Angka kematian ibu karena perdarahan
- Angka kematian ibu karena sepsis
- Angka perpanjangan waktu rawat ibu melahirkan
- Angka kematian bayi BB lahir ≤2000 gr
- Angka section sesarea
Untuk indikator tambahan sama dengan diatas hanya dibagi dalam 2 kelompok yaitu rujukan
dan bukan rujukan
Pengumpulan data yang diperlukan untuk perhitungan angka-angka tersebut diatas
menggunakan formulir yang terdiri dari :
1. Formulir sensus harian (kodeSH) yang disbut sebagai Formulir A diisi oleh masing-masing
unit terkait. Penanggung jawab sensus ini adalah kepala ruang
2. Formulir laporan bulanan (kode LB) yang disebut sebagai Formulir B merupakan
kompilasi dari formulir A selama 1 bulan
3. Formulir C yang merupakan hasil analisa seluruh Formulir B

Dari pencapaian angka-angka indicator mutu pelayanan rumah sakit yang secara berkala
dihitung bisa dilihat tingkat mutu pelayanan RSUD Kab, Nunukan. Sehingga dari sini akan
Nampak aspek-aspek mana yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan dari waktu ke waktu
ataupun aspek-aspek yang masih merupakan masalah dalam pelayanan RS yang perlu
ditindaklanjuti. Untuk aspek-aspek pelayanan RS yang masih belum memenuhi criteria
standar mutu pelayanan dilakukan analisa pemecahan masalah dengan Root Cause Analysis.

Hasil dari keseluruhan proses ini dilaporkan oleh team PMKP kepada direktur RS serta
disosialisasikan kepada seluruh staf RS melalui surat rekomendasi team. Pertemuan
sosialisasi dan publikasi di jejaring social yang dapat diakses oleh seluruh staf RS via internet.
Dan sebagai tujuan akhir tentunya akan membangun usaha-usaha peningkatan mutu
pelayanan RS yang merupakan kerjasama dari segenap pihak di RSUD Kab. Nunukan.

B. Program Keselamatan Pasien Rumah Sakit


Mengacu pada Buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (patient
safety) dari DEPKES RI tahun 2008 maka kegiatan dari program keselamatan pasien akan
berkaitan dengan pelaporan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD). Kejadian nyaris cidera dan
kejadian sentinel secara internal maupun eksternal ke Komite Keselamatan Pasien Rumah
Sakit secara berkala.
Insiden –insiden yang berkaitan dengan keselamatan pasien tersebut selain
dilaporkan secara berkala juga dilakukan analisa penyebabnya menggunakan RCA sehingga
nantinya akan memunculkan rekomendasi dalam upaya peningkatan keselamtan pasien RS.
Untuk menjamin berjalannya program keselamatan pasien di RSUD Kab. Nunukan maka
dibentuk suatu tim penggerak dengan criteria figure-figur yang aktif di nit yang
bersangkutan, memiliki leadership, sering menjadi problem solver dan memahami konsep
mutu.
BAB V

MONITORING DAN EVALUASI

Program peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien RSUD Kab. Nunukan ini
tentunya diharapkan menjadi program yang berkesinambungan dan memberikan kontribusi positif
terhadap kinerja RS. Untuk itu diperlukan kegiatan monitoring dan evaluasi yang dimotori oleh tim
mutu pelayanan dan keselamatan pasien RS dengan melibatkan kerjasama dari segenap pihak RS
termasuk pihak luar RS yang terkait.
BAB VI

PENUTUP

Pengelola pelayanan kesehatan dalam hal ini segenap pihak RSUD Kab. Nunukan harus
menyadari bahwa “Quality Is Matter Of Survival”. Dengan semakin berkembangnya globalisasi maka
persaingan antar RS juga akan semakin sengit. Oleh karena implementasi dari program peningkatan
mutu dan keselamatan pasien yang ditetapkan ini merupakan suatu kebutuhan untuk menjadikan
RSUD Kab. Nunukan tetap berada di garis depan dalam kancah persaingan yang terus meningkat.
Program ini membutuhkan kesepakatan dan komitmen bersama dari seluruh pihak di RSUD Kab.
Nunukan.

Anda mungkin juga menyukai