Anda di halaman 1dari 15

6

BAB 2

LANDASAN TIORI

Pada BAB ini disajikan tentang konsep dasar Miocard Infark

Acuta dan kecemasan. Pertama mengenai konsep Miocard Infark Acuta

meliputi , pengertian, gambaran klinis, komplikasi yang mungkin terjadi

serta penatalaksaan. Kedua membahas masalah Tingkat Kecemasan

terdiri dari Kecemasan tingkat ringan, sedang, dan berat. Ketiga

adalah membahas faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan pada

pesian dengan Miocard infark, Jenis kelamin, Usia, Status perkawinan,

dan Riwayat penyakit Miocard Infark masa lalu. Selain membahas ketiga

masalah diatas dalam BAB ini juga mejelaskan tentang kerangka

konseptual baik dari segi teori maupun berupa diagram dan sampai ke

hipotesis.

2.1 Konsep Miocard Infark Acuta

2.1.1 Pengertian Miocar Infark

Infark Miokard (IM) adalah disebabkan oleh penurunan aliran

darah melalui satu atau lebih arteri koroner, mengakibatkan

iskemik miokard dan nekrosis (I Made Kariasa, 1993, 83 )

2.1.2 Gambaran Klinik Infark miocard akut.

Nyeri dada bagian kiri adalah keluhan pasien infark

miocard yang paling sering tampil dan dalam beberapa hal

dapat cukup gawat untuk dilukiskan sebagai nyari yang paling


7

buruk yang pernah dialami pasien. Yang paling lazim dipakai

dalam melihat nyeri pasien tersebut adalah berat, tekanan,

menghancurkan.

Sifat nyeri hampir serupa dengan angina pectoris

tetapi lazimnya lebih gawat dan jauh lebih lama. Nyeri infark

miocard sering diikuti kelemahan, berkeringat, mual , muntah,

pusing dan ketakutan yang menyolok, nyeri biasanya terjadi

saat pasien priode kegiatan.

Meskipun nyeri adalah keluhan yang tampil, paling

minimal 15–20% pasien infark miocard dapat terjadi tanpa

nyeri. ( Kartoleksono. S ,1980, 83 ).

Dalam banyak hal ciri yang menonjol dari

penampilan pasien ialah reaksinya terhadap nyeri,

Ketakutannya khas dan gelisah, berusaha meredakan

nyerinya dengan bergerak-gerak ditempat tidur, berbelit-belit,

mengeliat, berdahak atau berusaha muntah. Lazimnya pucat,

sering bertalian dengan respirasi dan ekstrimitas-ekstrimitas

dingin. Takut mati, perasaan ajal sudah dekat cepat marah

pada penyakit atau menganggap perawatan yang tidak perlu ,

kkuatir tentang keluarga, kerja dan pengeluaran keuangan

yang begitu banyak.

Hasil pemeriksaan laboratorium yang sering

dilakukan pada kasus infark miocard adalah Creatinine

Phosphokinase (CPK ), Lactic dehydrogenase (LDH),


8

Glutamic oxaloacetic transaminase (GOT). CPK-MB pada

meningkat antara 4–6 jam, memuncak dalam 12 –24 jam dan

kembali normal dalam 36–48 jam. Pemeriksaan LDH naik

agak lebih lambat dan lebih lama yaitu memuncak pada 24–

48 jam dan memakan waktu lama untuk kembali normal,

biasanya hari keempat dan penurun terakhir pada hari ke

sebelas.

Pada gambaran EKG menunjukkan peninggian

gelombang S-T, iskemia berarti penurunan atau datarnya

gelombang T, menunjukkan cedera dan adanya gelombang Q

berarti nekrosis.

2.1.3 Komplikasi yang mungkin terjadi

Banyak komplikasi dari miokard infark, namun hanya

bebarapa yang ditulis diantaranya adalah ;

Dysrhytmia ; 40-50% kematian miocard infark disebabkan

kerusakan miocard.

Cardiogenik shock juga tidak kalah tingginya, dimana pasien

setelah (IM) terjadi shock dan 80% meninggal dunia.

Gagal jantung dan oedema paru dan juga komplikasi lainnya.

2.1.4 Penata laksanaan

Sasaran pengobatan pada Infark Miocard Acuta (IMA)

pertama dan yang paling penting adalah menghilangkan rasa

sakit (nyeri) dan cemas. Kedua menurunkan kerja miokard.

Ketiga mencegah dan mengobati sedini mungkin


9

komplikasi yang akan terjadi. Istirahat, pemberian O 2 , diet

rendah kalori dan mudah dicerna dan pasang infus untuk siap

gawat. Yang keempat adalah dengan cara meningkatkan

kesehatan jantung, serta perawatan diri.

Untuk pemberian therapi obat, diupayakan dengan cara

kolaborasi dengan dokter ahli dan yang sipatnya emergensi

dan dapat dilakukan perawat ICCU harus sudah ada protap

ruang CCU dan dapat dipertanggung jawabkan dalam cara

pemberian maupun cara pendokumentasiaan, misalnya

pemberian oksigen.

2.2 Tingkat Kecemasan pada pasien.

2.2.1 Kecemasan adalah kebingungan, ketakutan pada sesuatu

yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas yang

dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak

berdaya ( stuart, GW . 1995 )

Kaplan mengatakan bahwa kecemasan merupakan suatu

respon emosional yang tidak menyenangkan penuh

kekhawatiran, suatu rasa takut yang tidak terekpresikan

dan tidak terarah karena sumber ancaman atau pikiran

tentang sesuatu yang tidak akan datang dan tidak jelas dan

tidak teridentifikasi. Kecemasan merupakan salah satu

bentuk emesi yang mempunyai peran utama dalam proses

penyesuaian Individu, yaitu suatu sebagai indikator respon


10

terhadap stress dan sebagai suatu untuk munghadapi

stress selanjutnya. Kecemasan dalam batas-batas tertentu

ternyata dianggap cukup signifikan jika sebagai peringatan

adanya ancaman, sehingga untuk itu individu dapat

mempersiapkan proses penyesuaian diri yang lebih efektif.

Namun perlu diingat bahwa kecemasan hanya akan bernilai

positif bagi individu bila berfungsi dalam taraf wajar (emosi

relatif stabil). Sifatnya memang sangat individual, karena

setiap individu memiliki kemampuan menghadapi stress

berlainan, artinya ini juga akan mengikut sertakan derajat

toleransi bila berhadapan dengan situasi stress.

2.2.2 Respon Fisologis Kecemasan

Menurut Cook dan Fontaine, (1991 : 303 ) respon fisiologis

kecemasan yang timbul tergantung pada besarnya tingkat

dan lamanya kecemasan. Karakteristik fisiologis

kecemasan adalah :
11

Tabel 2.1 Respon Fisiologis Kecemasan

Tingkat
Respon Fisiologis
Kecemasan

 Kemungkinan nafas pendek


 Meningkatnya irama jantung dan tekanan
Ringan Darah
 Gejala yang tidak enak pada lambung
 Ekspresi muka seperti gugup, bibir
gemetar

 Nafas sering memendek


 Denyutan jantung meningkat
kemungkinan karena kontraksi prematur.
 Meningkatnya tekanan darah
 Mulut kering, gangguan pada lambung,
Sedang
anoreksia, diare atau konstipasi
 Badan gemetar, ekpresi wajah ketakutan,
otot –otot menegang, respon terkejut
berlebihan, ketidak mampuan untuk
relaks dan susah tidur.

 Nafas memendek, rasa


Berat
tercekik/tersumbat
Dan  Hipotensi, pusing, nyeri dada atau
tertekan, palpitasi.
Panik
 Neusea, Agitasi, Koordinasi motorik
kurang, gerak tubuh involunter, tubuh
bergetar ekspresi wajah menakutkan.
12

2.2.3 Tingkat Kecemasan

Peplau mengidentifikasikan empat tingkat kecemasan dan

gambaran efek dari tiap kecemasan :

2.2.3.1 Cemas Ringan

Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan

sehari-hari dan menyebabkan individu menjadi

waspada dan meningkatkan lahan persepsinya.

Kecemasan ini dan memotivasi belajar dan

menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas serta

dapat memecahkan masalah secara efektif.

2.2.3.2 Cemas sedang

Dimana individu memusatkan pada hal yang penting

dan mengesampingkan yang lain, sehingga individu

mengalami perhatian yang selektif namun melakukan

sesuatu yang terarah.

2.2.3.3 Cemas Berat

Kecemasan ini mengurangi lahan persepsi individu.

Individu cendrung untuk memusatkan sesuatu yang

terinsi dan spesifik dan tidak dapat berpikir tentang

hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi

ketegangan. Orang tersebut memerlukan banyak

pengarahan untuk memusatkan pada suatu area lain.

2.2.3.4 Panik
13

Tingkat panik dari kecemasan ini berhubungan

dengan terperangah, ketakutan dan teror. Karena

mengalami kehilangan kendali, individu yang

mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu

walaupun dengan pengarahan. Dengan panik

terjadi peningkatan aktifitas motorik, menurunya

kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain,

persepsi menyimpang dan kehilangan pemikiran

yang rasional.

2.4 Pengukuran Tingkat Kecemasan menurut Zung Self-rating

Anxiety Scale (ZSAS).

Salah satu intrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat

cemas, yaitu Zung Self-rating Anxiety Scale (ZSAS) dan pertama

kali dikembangkan oleh William W.K. Zung pada tahun 1971

(Wicaksana,1996) Instrumen ZSAS terdiri dari 20 item pertanyaan

yang menunjukkan gejala-gejala kecemasan, yaitu 5 gejala afektif

dan 15 gejala somatik dan digolongkan kedalam tingkat cemas,

yaitu tidak ada kecemasan, cemas ringan, cemas sedang dan

cemas berat. Validitas instrumen ZSAS, signinifikan berkorelasi

dengan taylor Manifestasi Anxiety Scale (TMAS), yaitu 0,5.

sedangkan untuk reliabilitas instrumen ZSAS adalah 0,87

(Wicaksana, 1996)
14

2.5 Faktor yang mempengaruhi Anxitas pada pasien miokard

infark acuta.

Respon emosi dari pasien yang menjalani perawatan akuta

adalah sesuatu yang sangat penting. Pengalaman sistem saraf

simpatis diakibatkan peningkatan kecemasan, kondisi fisik dan

adanya komplikasi kardiovaskuler.

Cassem dan ilacket menemukan bahwa kecemasan

merupakan penyebab utama konselling psikiatri di CCU. Pasien

diinterview berfokus pada student death/simtom yang terjadi

mengarah kekematian (nyeri dada, nafas pendek) (Mary S,Webb,

RN, MS. 1994).

2.5.1 Jenis kelamin

Pasien laki-laki inggris dengan Miocard Infark menunjukkan

level anxietas yang tinggi. Elevasi maximum level state

anxietas terjadi selama 24 jam pertama setelah masuk

ICCU, diikuti peningkatan state anxietas pada 6 minggu .

Beberapa study yang berhubungan dengan jenis kelamin

pada miocard infark telah dilaporkan.

Pria dengan usia kurang dari 60 tahun kira-kira mempunyai

kemungkinan meninggal akibat penyakit jantung koroner

empat kali lebih besar dibandingkan wanita, tetapi pada

orang tua risiko ini kira-kira sama diantara kedua jenis

kelamin tersebut (Michael Petch, Dr. 1995,38).


15

Boogard telah meriset perbandingan proses rehabilitasi

pada pria dan wanita. Peneliti menemukan bahwa adanya

perbedaan dalam pengukuran struktur program rehabilitasi

dan kembali keaktivitas fisik. ( Mary.S Webb, 1994).

2.5.2 Usia

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat

dilahirkan sampai saat berulang tahu (Elisabeth. B.H, 1995)

Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.

Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih

dewasa akan lebih dipercaya dari orang yang belum cukup

tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari

pengalaman dan kematangan jiwanya (Hucklok, 1998)

Makin tua umur seseorang makin konstruktif dalam

menggunakan koping terhadap masalah yang dihadapi.

Laki-laki dibawah umur 50 tahun banyak yang meninggal

karena Infark miocard meninggal dalam 1 jam pertama

(Kartoleksono. S 1980). Penyebabnya mungkin faktor

kebiasaan yang jelek seperti merokok dan minum-minuman

alkohol juga pekerjaan yang banyak membuat kecemasan.

Penyakit jantung koroner / Miocard Infark banyak terjadi pada

pria. Meskipun rate pria lebih tinggi dari pada wanita pada

rentang usia 24–60 tahun namun pada wanita terjadi


16

peningkatan pada usia 64 tahun. ( Mary S.Webb, RN,MS.

1994)

2.5.3 Status Perkawinan

Perkawinan adalah jalan kehidupan tempat tiap orang

berjuang bahkan menyerah (Dartkowski, 1999).

Seseorang yang telah menikah akan lebih mempunyai rasa

percaya diri dan ketenangan dalam melakukan kegiatan,

karena mereka pernah mengalami menjadi bagian dari

keluarga, maupun sebagai anggota dari masyarakat,

sehingga diharapkan dapat memahami keberadaannya

(Jemes. C dan D.Gressey, 1984).

Pada status perwkinan sangat menunjang untuk melihat

sejauh mana tingkat kecemasan pasien dengan miocard

infark, dampak perkawinan menambah seseorang harus

banyak berpikir dan membuat ia stressor yang tinggi dan

kurang tidur dengan demikian mempercepat timbulnya

stress.

2.5.4 Riwayat penyakit masa lalu

Pasien yang sudah pernah mendapat serangan jantung,

atau sudah pernah masuk rumah sakit akan jauh berbeda

dengan pasien yang baru mendapat serangan jantung.

Pasien yang baru masuk rumah sakit terlebih menderita

kasus jantung, dia akan berpikir bahwa penyakitnya sangat

serius dan bahkan bisa menimbulkan kematian secara


17

mendadak. Dengan demikian akan menambah

kegelisahannya dan akan memperlambat tingkat

kesembuhan.

2.6 Kerangka Konseptual

Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk

memandang situasi kerja yang melibatkan perawat didalamnya.

Model konseptual keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi

organisasi dimana perawat mendapatkan informasi untuk menjadikan

perawat peka terhadap apa yang harus dikerjakan.

Model konseptual keperawatan digunakan dalam praktek, penelitian

dan pengajaran. Olehnkarena itu model konseptual harus

diperkenalkan untuk memperkuat profesi perawat.

Tantangan dalam pembuatan konseptual adalah menyediakan

lingkungan dimana perawat dapat berpikir, berkreasi dan

mungungkapkan ide-ide.

Penerimaan model keperawatan sebagai bagian integral dari

keperawatan dapat berarti bahwa perawat mencari pengakuan kerja.

Dalam pembuatan krangka konseptual pada kasus ini dipakai

menurut Neuman, dimana menjelaskan bahwa perawat adalah

profesi yang unik tentang manusia, semua variabel yang

mempengaruhi respon individu terhadap stressor ( Jaelan. Dkk

1994).
18

Secara individu seseorang terdiri dari fisiologi, psikologi ,sosiokultural

yang mengalami perkembangan.

Medel sistem pada pasien berupa bentuk dasar atau utama dari

faktor pertahanan lingkungan oleh sistem yang dibentuk oleh garis

resisten, mempertahankan garis normal dan mempertahankan garis

yang mudah berubah.

Peran perawat dalam hal ini adalah mengedentifikasi stressor yang

ada dan mengkaji individu terhadap stressor.

Fokus intervensi , memperkuat pertahanan dalam batas yang normal,

dan konsekwensi tindakan ditujukan adanya perbaikan ; misalnya

adanya perubahan masalah kesehatan kearah keinginan untuk sehat

dan stabil.
19

2.6.1 Diagram

Dari uraian diatas maka secara singkat dapat dilihat dan

digambarkan dalam Kerangka konseptual sebagai berikut :

Infark Miocard Tingkat Kecemasan :


Ringan :
 Kemungkinan nafas pendek
 Meningkatnya irama jantung
dan tekanan darah
 Gejala yang tidak enak
Faktor-faktor yang
pada lambung
mempengaruhi :  Ekspresi muka seperti

 Jenis kelamin Sedang


 Nafas sering memendek
 Usia
 Denyut jantung meningkat
 Status perkawinan  Tekanan darah meningkat

 Riwayat penyakit  Mulut kering,anoreksia,diare


atau konstipasi
miocard Infark ter
 Badan gemetar, ekpresi
dahulu. wajah ketakutan
 Susah relaks dan tidur
Berat
 Nafas memendek,rasa ter
cekik
 Hipotensi,pusing,nyeri dada
 Nausea, Agitasi, Koordinasi
motorik kurang, gerak tubuh
involunter, tubuh bergetar
ekspresi wajah menakutkan.
20

2.6.2 Hipotesis.

Tujuan dari studu ini adalah untuk mengukur level anxietas

pada pasien post Miocard infark, Apakah ada perbedaan

antara tingkat kecemasan pada pasien laki-laki dan

perempuan.

Anda mungkin juga menyukai