Penggolongan-Obat PDF
Penggolongan-Obat PDF
Menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992, definisi obat adalah bahan atau
panduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem
fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan,
pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi.
Obat merupakan sediaan atau paduan bahan-bahan yang siap untuk digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan
diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan, kesehatan dan kontrasepsi
(Kebijakan Obat Nasional, Departemen Kesehatan RI, 2005).
1. Obat tersebut hanya boleh dijual dalam bungkusan asli dari pabriknya atau pembuatnya.
2. Pada penyerahannya oleh pembuat atau penjual harus mencantumkan tanda peringatan.
Di buku ISO ditandai dengan tulisan T. Tanda peringatan tersebut berwarna
hitam,berukuran panjang 5 cm, lebar 2 cm dan memuat pemberitahuan berwarna putih
sebagai berikut :
Gambar 2. Peringatan Obat Bebas Terbatas
c. Obat Keras
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI yang menetapkan/memasukkan obat-obatan
kedalam daftar obat keras, memberikan pengertian obat keras adalah obat-obat yang
ditetapkan sebagai berikut :
1. Semua obat yang pada bungkus luarnya oleh si pembuat disebutkan bahwa obat itu hanya
boleh diserahkan dengan resep dokter.
2. Semua obat yang dibungkus sedemikian rupa yang nyata-nyata untuk dipergunakan
secara parenteral.
3. Semua obat baru, terkecuali apabila oleh Departemen Kesehatan telah dinyatakan secara
tertulis bahwa obat baru itu tidak membahayakan kesehatan manusia.
Contoh : Andrenalinum, Antibiotika, Antihistaminika, dan lain-lain
Adapun penandaannya diatur berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI No.
02396/A/SK/VIII/1986 tentang tanda khusus Obat Keras daftar G (Gevarrlijk) adalah
“Lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam dengan huruf K yang
menyentuh garis tepi”, dan di penandaanya harus dicantum kalimat “Harus dengan Resep
Dokter”. seperti yang terlihat pada gambar berikut:
Menurut UU No. 49/1949 pasal 3 ayat 2, Apoteker hanya dapat menjual obat keras kepada:
1. pasien dengan resep dokter untuk obat yang bukan OWA
2. apoteker
3. dokter/dokter gigi
4. dokter hewan
Yang berhak memiliki serta menyimpan obat daftar G dalam jumlah yang patut disangka
bahwa obat tersebut tidak akan digunakan sendiri adalah:
1. PBF (pedagang besar farmasi)
2. APA (apoteker pengelola apotik)
3. Dokter yang berizin (dr,drg)
4. Dokter hewan (dalam batas haknya)
OWA merupakan obat keras yang dapat diberikan oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA)
kepada pasien. Walaupun APA boleh memberikan obat keras, namun ada persayaratan yang
harus dilakukan dalam penyerahan OWA.
1. Apoteker wajib melakukan pencatatan yang benar mengenai data pasien (nama, alamat,
umur) serta penyakit yang diderita.
2. Apoteker wajib memenuhi ketentuan jenis dan jumlah yang boleh diberikan kepada
pasien. Contohnya hanya jenis oksitetrasiklin salep saja yang termasuk OWA, dan hanya
boleh diberikan 1 tube.
3. Apoteker wajib memberikan informasi obat secara benar mencakup: indikasi, kontra-
indikasi, cara pemakaian, cara penyimpanan dan efek samping obat yang mungkin timbul
serta tindakan yang disarankan bila efek tidak dikehendaki tersebut timbul.
2. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko pada kelanjutan
penyakit.
3. Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan oleh
tenaga kesehatan.
4. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia.
1. Pulv. Opii
2. Pulv. Doveri tablet 100 mg
3. Coditam
4. Codipront sirup
5. Codein 20 mg
6. Codipront Kapsul
7. Nalorfin
8. Naltrekson
9. Pentazosin
10. Diamorfin
11. Petidin injeksi
12. Buprenorfin
13. Nalbufin
14. Dihidrokodein
15. Dekstropropoksifen
f. Obat Psikotropika
Pengertian psikotropika menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang
psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku. Contoh :
Lisergida
Amphetamin
Codein
Diazepam
Nitrazepam
Fenobarbital
Untuk Psikotropika penandaan yang dipergunakan sama dengan penandaan untuk obat
keras, hal ini karena sebelum diundangkannya UU RI No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika,
maka obat-obat psikotropika termasuk obat keras, hanya saja karena efeknya dapat
mengakibatkan sindroma ketergantungan sehingga dulu disebut Obat Keras Tertentu.
Sehingga untuk Psikotropika penandaannya : lingkaran bulat berwarna merah, dengan huruf
K berwarna hitam yang menyentuh garis tepi yang berwarna hitam.
Menurut Undang-undang RI no. 5 tahun 1997 tentang PSIKOTROPIKA yang terdiri atas
16 bab 74 pasal, tertanggal 11 maret 1997, PSIKOTROPIKA adalah zat atau obat baik
alamiah maupun bukan narkotik yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Dalam pasal 2 ayat(2), Penggolongan psikotropika yaitu:
1. Psikotropika golongan I : yaitu psikotropika yang tidak digunakan untuk tujuan
pengobatan dengan potensi ketergantungan yang sangat kuat
2. Psikotropika golongan II : yaitu psikotropika yang berkhasiat terapi tetapi dapat
menimbulkan ketergantungan.
3. Psikotropika golongan III : yaitu psikotropika dengan efek ketergantungannya sedang
dari kelompok hipnotik sedatif.
4. Psikotropika golongan IV : yaitu psikotropika yang efek ketergantungannya ringan.
1. Psikotropika golongan I
Nama Nama Nama
Broloamfetamine atau DOB MDMA Parahexyl
Cathinone PMA Rolicyclidine - PHP,PCPY
DET Psilocine, psilotsin STP, DOM
DMA Psilocybine Mescaline Tenamfetamine - MDA
DMHP Methcathinone Tenocyclidine - TCP
DMT 4-methylaminorex Tetrahydrocannabinol
DOET Eticyclidine - PCE MMDA TMA
Etrytamine N-ethyl MDA
Lysergide - LSD, LSD-25 N-hydroxy MDA
2. Psikotropika golongan II
Nama Nama
Amphetamine Methaqualone
Dexamphetamine Methylphenidate
Fenetylline Phencyclidine - PCP
Levamphetamine Phenmetrazine
Levomethampheta-mine Secobarbital
Mecloqualone Dronabinol atau delta-9-
Methamphetamine tetrahydro-cannabinol
Methamphetamineracemate Zipeprol
3. Psikotropika golongan III
Nama Nama
Amobarbital Cyclobarbital
Buprenorphine Flunitrazepam
Butalbital Glutethimide Pentazocine
Cathine / norpseudo-ephedrine Pentobarbital
4. Psikotropika golongan IV
Nama Nama
Allobarbital Clobazam
Alprazolam Clonazepam
Amfepramone Clorazepate
Aminorex Clotiazepam
Barbital Cloxazolam
Benzfetamine Delorazepam
Bromazepam Diazepam
Butobarbital Estazolam
Brotizolam Ethchlorvynol
Camazepam Ethinamate
Chlordiazepoxide
1. Obat yang bekeja terhadap penyebab penyakit, misalnya penyakit karena bakteri atau
mikroba, contoh: antibiotik.
2. Obat yang bekerja mencegah keaadan patologis dari penyakit, contoh: serum, vaksin.
3. Obat yang menghilangkan gejala penyakit = simptomatik, missal gejala penyakit nyeri,
contoh: analgetik, antipiretik.
4. Obat yang bekerja untuk mengganti atau menambah fungsi-fungsi zat yang kurang,
contoh: vitamin, hormon.
5. Pemberian placebo, adalah pemberian sediaan obat yang tanpa zat berkhasiat
6. untuk orang-orang yang sakit secara psikis, contoh: aqua proinjection
7. Selain itu, obat dapat dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya misalkan
antihipertensi, cardiaca, diuretic, hipnotik, sedative dan lain-lain (Chaerunisaa, dkk,
2009).
1. Oral, obat yang diberikan atau dimasukkan melalui mulut, Contoh: serbuk, kapsul, tablet
sirup.
2. Parektal, obat yang diberikan atau dimasukkan melalui rectal. Contoh supositoria,
laksatif.
3. Sublingual, dari bawah lidah, kemudian melalui selaput lendirdan masuk ke pembuluh
darah, efeknya lebih cepat. Untuk penderita tekanan darah tinggi, Contoh: tablet hisap,
hormone.
4. Parenteral, obat suntik melaui kulit masuk ke darah. Ada yang diberikan secara intravena,
subkutan, intramuscular, intrakardial.
2. Nama Generik (unbranded name), yaitu nama yang lebih mudah yang disepakati sebagai
nama obat dari suatu nama kimia.
3. Nama Dagang atau Merek, yaitu nama yang diberikan oleh masing-masing produsen
obat. Obat bermerek disebut juga dengan obat paten.
1. Alamiah : obat obat yang berasal dari alam (tumbuhan, hewan dan mineral)
1. farmakodinamik
obat obat yang bekerja mempengaruhi fisilogis tubuh, contoh hormon dan vitamin
2. kemoterapi
obat obatan yang bekerja secara kimia untuk membasmi parasit/bibit penyakit,
mempunyai daya kerja kombinasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://id.sribd.com/doc/167359834/Penggolongan-Obat-Menurut-Permenkes-No
2. Permenkes No.917 Tahun 1993
3. http://id.scribd.com/doc/109371076/Penggolongan-Obat
4. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-deniandrea-6401-3-babii.pdf
5. http://www.academia.edu/7005738/PENGGOLONGAN_OBAT
6. Chaerunisaa, Y.A.
Surahman, E. dan Soeryati, S. 2009. Farmasetika Dasar,
Konsep Teoritis Dan Aplikasi Pembuatan Obat. Widya Padjadjaran. Bandung.
7. Anief, M. (1994). Farmasetika. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
8.