JURNAL Fakta Malyana P PDF
JURNAL Fakta Malyana P PDF
The Extraction Process of Rose Volatile Oil with PEF (Pulsed Electric Field)
Pretreatment using Evaporative Solvent Method (Review of PEF (Pulsed Electric Field)
Frequencies and Extraction Times)
Sukardi 1*), Fakta Malyana Pulungsari 2*) , Maimunah Hindun Pulungan 1), Arie Febrianto Mulyadi 1)
1) Staff Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian- Fakultas Teknologi Industri Pertanian- Universitas Brawijaya
2) Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian – Fakultas Teknologi Industri Pertanian- Universitas Brawijaya
Malang
Abstrak
Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui kombinasi frekuensi PEF (Pulsed electric field)
pada perlakuan pendahuluan dan waktu ekstraksi yang tepat untuk menghasilkan minyak
atsiri bunga mawar yang berkualitas baik. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan
Acak Kelompok dengan 2 faktor, yaitu frekuensi PEF (1000 dan 1500 Hz) dan waktu
ekstraksi (2, 4,6 jam). Hasil perlakuan terbaik diperoleh dari kombinasi frekuensi PEF 1500
Hz dengan waktu ekstraksi 6 jam Perlakuan terbaik tersebut menghasilkan rendemen
sebesar 0,703%, nilai indeks bias 1,537, warna L 28,400; a 6,867; b 9,567, kandungan
phenethylalcohol46,41%,pentacosane25,34%,dodecane1,83%.
Kata kunci : Ekstraksi, Mawar, Minyak atsiri, PEF (Pulsed Electric Field), Pelarut Menguap
Abstract
The objective of research is to understand the combination of PEF (Pulsed Electric Field)
frequency during pretreatment and the appropriate extraction time to produce favorable
quality volatile oil of rose. Research design is Group Random Planning with 2 factors, which
are PEF frequencies (1000 and 1500 Hz) and extraction times (2, 4, 6 hours). The best
treatment is shown by the combination of PEF frequency of 1500 Hz and maceration time of
6 hours. The best treatment also has rendement of 0.703 %, bias index rate of 1.537, color L
of 28.400, a of 6.867, b of 9.567, phenethyl alcohol content of 46.41 %, pentacosane of
25.34 %, and dodecane of 1.83 %.
Keywords: Extraction, Rose, Volatile Oil, PEF (Pulsed Electric Field), Evaporative Solvent
1
menggunakan metode ekstraksi ekstraksi senyawa intraseluler. Perlakuan
penguapan pelarut diantaranya adalah ini melibatkan penggunaan listrik
pelarut menguap dengan pelarut N- tegangan tinggi dari beberapa mikrodetik
heksan. Pelarut menguap merupakan kedalam produk pangan yang
cara ekstraksi sederhana yang dilakukan ditempatkan atau lewat di antara dua
dengan cara merendam bahan dalam elektroda (zderic, 2013). Menurut
pelarut dalam waktu tertentu pada suhu Kulshrestha (2002) menyatakan bahwa
kamar dan terlindungi dari cahaya. Proses PEF tergantung pada besar frekuensi.
ini digunakan untuk mengekstraksi minyak Semakin tinggi frekuensi semakin cepat
bunga mawar yang menghasilkan proses pemecahan membran sel.
rendemen minyak yang rendah. Sehingga faktor frekuensi sangat penting
Keuntungan dari metode ini adalah dalam proses PEF yang dapat merusak
peralatan yang digunakan sederhana. jaringan sel pada bunga. Sehingga pada
Namun, kelemahan dari teknologi penelitian ini akan diuji pengaruh
ektraksi dengan metode pelarut menguap frekuensi PEF dan waktu ekstraksi
yaitu rendemen (yield) masih rendah. terhadap bunga mawar pada proses
Ekstraksi menggunakan metode pelarut ekstraksi terhadap mutu minyak atsiri
menguap dapat dipengaruhi beberapa hal yang dihasilkan.
seperti jenis pelarut, konsentrasi pelarut, Tujuan dari penelitian ini adalah
dan lama ekstraksi (Cowan, 1999). Salah Mengetahui kombinasi frekuensi PEF
satu faktor berpengaruh penting dalam (pulsed electric field) pada perlakuan
ekstraksi adalah lama ekstraksi. Lama pendahuluan dan waktu ekstraksi yang
ekstraksi menunjukkan jumlah dan mutu tepat untuk meningkatkan rendemen dan
ekstrak yang dihasilkan. Waktu ekstraksi menghasilkan minyak atsiri bunga
yang pendek akan memberikan hasil yang mawar yang berkualitas.
rendah sebab tidak semua komponen
dapat diharapkan untuk terekstrak, Bahan Dan Metode
sedangkan semakin lama waktu ekstraksi
maka kesempatan untuk bersentuhan Alat yang digunakan dalam
semakin besar sehingga hasilnya juga penelitian ekstraksi bunga mawar ini yaitu
bertambah (Suryandari,1998). Pada perangkat peralatan generator PEF
proses ekstraksi minyak mawar dengan (Pulsed Electric Field) DC/pulsa, vacuum
menggunakan pelarut N-heksan rotary evaporator merk ikrV10 digital,
dilakukan perendaman selama 12 jam erlenmeyer, beaker glass, gelas ukur,
(Amiarsi, 2006). Menurut Suryandari penggaris, spatula, pipet, timbangan
(1998), penggunaan suhu tinggi dan digital model EK5035,kain saring kasar,
waktu yang terlalu lama akan prisma refraktometer, tisu, pipet tetes, dan
menyebabkan minyak atsiri menguap dan GC-MS (Gas Chromatography - Mass
mengalami oksidasi, sehingga Spectometry). Bahan yang digunakan
menimbulkan perubahan bau. dalam penelitian ekstraksi minyak atsiri
Berdasarkan masalahan ini, diperlukan bunga mawar ini adalah bunga mawar
inovasi proses pada proses pelarut segar yang diperoleh dari Malang, Jawa
menguap dengan metode baru yaitu Timur dan pelarut n-Heksan teknis.
kejutan listrik (Pulsed Electric Field) Rancangan Percobaan
sebagai pre-treatment. Pembuatan Minyak Atsiri Bunga Mawar
Pulsed Electric Field (PEF) umumnya
dipahami sebagai metode yang cepat, Bunga mawar dipisahkan dari
non-termal, dan sangat efektif untuk kelopak, benang sari dan mahkota bunga
mawar. Mahkota bunga mawar yang telah Hasil Dan Pembahasan
dipisahkan kemudian ditimbang masing-
masing seberat 250 gram. Setelah 1. Rendemen
ditimbang selanjutnya dilakukan Hasil penelitian yang dilakukan
penerapan PEF sesuai dengan perlakuan menunjukkan bahwa rendemen akan
frekuensi sebesar (1000 Hz dan 1500 Hz)
meningkat seiring dengan semakin tinggi
dengan menggunakan waktu PEF 10 detik frekuensi PEF dan waktu ekstraksi yang
, voltase 1100 v, dan jarak Anoda Katoda diterapkan (Gambar 1).
18 cm. Masing-masing mahkota bunga
mawar yang telah dilakukan penerapan
PEF sesuai perlakuan, selanjutnya
dilakukan proses ekstraksi menggunakan
metode pelarut menguap dengan larutan
n-Heksan teknis yang disimpan didalam
erlenmeyer dan ditutup dengan aluminum
foil agar terhindar dari cahaya. Kemudian Gambar 1. Grafik Rerata Rendemen Minyak
digunakan perbandingan sebesar 1:2,5, Concrete Atsiri Bunga Mawar
selanjutnya dilakukan proses ekstraksi Berdasarkan Faktor Frekuensi
selama (2 jam, 4 jam, 6 jam) PEF Dan Waktu Ekstraksi
menggunakan suhu kamar. Setelah
diekstraksi, mahkota bunga mawar Peningkatan rendemen terjadi
disaring dan diperas menggunakan kain dikarenakan semakin tinggi frekuensi PEF
saring kasar dilipat menjadi 2 untuk maka semakin rapat gelombang tegangan
mendapatkan larutan minyak-heksan. Lalu listrik yang dihasilkan sehingga
dilakukan proses pemisahan filtrat mengakibatkan adanya kerusakan sel di
menggunakan vacuum evaporator dengan jaringan bunga, kerusakan sel terlihat
merk ikrV10 digital dengan menggunakan adanya pembentukan pori-pori yang
kecepatan putaran 70 Rpm, tekanan 550 melebar sehingga mempermudah larutan
mmHg, suhu 35OC selama kurang lebih untuk masuk kedalam sel maka
30 menit, sehingga diperoleh concrete mempermudah sel minyak atsiri pada
berupa cairan kental berwarna kuning bunga mawar untuk terekstrak.
bening. Concrete yang diperoleh Pembentukan pori yang melebar
selanjutnya dilakukan analisa rendemen, disebabkan proses elektroporasi pada
warna, indeks bias dan GC-MS. membran sel oleh muatan medan listrik.
Metode penelitian yang digunakan Hal ini sesuai dengan pernyataan
adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Khulshrestha (2002), bawah semakin
menggunakan 2 faktor, faktor I tinggi frekuensi dapat merusak jaringan
mempunyai 2 level Frekuensi (1000 Hz sel pada tumbuhan. Seperti yang
dan 1500 Hz) dan faktor II mempunyai 3 dijelaskan oleh Donsi et al. (2010), fase
level Waktu Ekstraksi (2 jam, 4 jam, 6 dari elektroporasi membran sel yaitu
jam). Masing- masing diulang sebanyak 3 adanya penambahan muatan dan
kali sehingga didapatkan total perlakuan polarisasi membran sel. Fase selanjutnya
sebanyak 18 satuan percobaan. yaitu pembentukan pori tergantung pada
aplikasi medan listrik yang diterapkan.
Jika nilai kekuatan medan listrik dilampaui
maka potensi transmembrane yang kritis
dapat dilakukan pembentukan pori untuk
membran sel. Pembentukan pori pada
membran tersebut menyebabkan Pada Gambar 2 menunjukkan
bentukan yang rusak dan formasi tidak peningkatan nilai indeks bias, seiring
dapat kembali pada bentuk semula. dengan semakin tinggi frekuensi PEF dan
Begitu pula dengan waktu ekstraksi, semakin lama waktu ekstraksi. Hal ini
semakin lama waktu ekstraksi yang disebabkan dengan semakin
diterapkan maka semakin besar bertambahnya frekuensi PEF sebagai
rendemen yang dihasilkan. Hal ini perlakuan pendahuluan ekstraksi dengan
disebabkan lama waktu ekstraksi pada kombinasi waktu ekstraksi maka
proses ekstraksi menyebabkan kontak meningkatkan komponen kimia penyusun
permukaan bahan baku dengan pelarut minyak atsiri. Dengan peningkatan
semakin luas dan lama sehingga komponen kimia minyak atsiri
kemampuan melarutkan komponen menyebabkan kerapatan minyak
minyak atsiri lebih intense dan komponen bertambah sehingga nilai indeks bias
minyak atsiri yang terekstrak semakin meningkat. Hal ini disebabkan adanya
meningkat. Hal ini seperti yang dijelaskan elektroporasi membran sel yang
oleh Suyanti dkk (2005), lama waktu diakibatkan medan listrik dalam membuat
ekstraksi terkait dengan kontak atau difusi kompresi membransel sehingga
antara larutan pengekstrak dengan bahan membentuk pori sehingga banyak
baku. Semakin lama kontak pelarut dan komponen yang terekstrak.
bahan tersebut akan diperoleh rendemen
yang semakin banyak. Wibowo dan Sudi Dengan kombinasi faktor waktu
(2004) menegaskan bahwa lamanya ekstraksi menunjukkan bahwa lama waktu
waktu proses ekstraksi sangat ekstraksi dapat meningkatkan nilai
berpengaruh terhadap minyak yang indeksbias minyak atsiri . Hal ini diduga
dihasilkan. bahwa semakin lama waktu ekstraksi
menyebabkan semakin lama kontak
2. Indeks Bias antara bahan baku dan pelarut sehingga
Berdasarkan pernyataan oleh banyak komponen kimia yang terekstrak
Janositz (2010), bahwa perlakuan dengan dan mengakibatkan tingkat kerpatan
PEF dapat meningkatkan produksi minyak bertambah sehingga nilai indks
metabolit intraseluler yang berhubungan bias tinggi. Hal ini sesuai dengan
dengan pengaturan ketahanan hidup sel. penyataan Wibowo dan Sudi (2004),
Akibat medan listrik, akumulasi dan daya dengan penambahan waktu akan terjadi
tarik menarik pada partikel bermuatan dekomposisi dari komponen-komponen
pada membran sel sehingga terjadi selain minyak.
pengurangan ketebalan membran sel. Peningkatan komponen minyak
atsiri menyebabkan kerapatan minyak
bertambah sehingga nilai indeks bias
meningkat. Pernyataan ini diperkuat oleh
hasil GC-MS yang telah dilakukan untuk
mengetahui jumlah komponen yang
terdapat pada minyak concrete atsiri
bunga mawar. Hasil yang didapatkan
Gambar 2. Grafik Rerata Indeks Bias Minyak bahwa dengan menggunakan besar
Concrete Atsiri Bunga Mawar frekuensi PEF yang lebih tinggi dan waktu
Berdasarkan Faktor Frekuensi PEF ekstraksi yang semakin lama
dan Waktu Ekstraksi
menghasilkan jumlah komponen yang diberikan, namun pada titik tertentu
lebih banyak. perlakuan PEF dapat mencapai titik
optimum. Namun pada perlakuan
Tabel 1. Daftar Komponen Minyak Concrete frekuensi PEF terhadap tingkat kecerahan
Atsiri Bunga Mawar Berdasarkan Faktor L* minyak atsiri bunga mawar pada hasil
Frekuensi PEF dan Waktu Ekstraksi analisa ragam tidak memberikan
No Komponen pengaruh nyata terhadap faktor frekuensi
1 Phenyl ethyl alcohol PEF. Perubahan tingkat kecerahan ini
2 Pentacosane dikarenakan reaksi zat pewarna yang
3 Dodecane terdapat pada bahan.
4 Dodecane
5 Dodecane
6 Dodecane
7 Dodecane
8 Acetic acid
9 Dodecane
3. Warna
Gambar 4. Grafik Rerata Tingkat Warna a*
Pada Minyak Concrete Atsiri Bunga Mawar
Berdasarkan Faktor Frekuensi PEF dan Waktu
Ekstraksi