Anda di halaman 1dari 10

APLIKASI PEF (Pulsed Electric Field) dan TWEEN80 pada PROSES EKSTRAKSI

MINYAK ATSIRI BUNGA MAWAR


(Kajian Jarak Anoda-Katoda Pada PEF dan Konsentrasi Tween 80)

Application of PEF (Pulsed Electric Field) and Tween 80 in the Extraction Process
of Roses essential oil
(STUDY SPACING of ANODE-CHATHODE in PEF and CONCENTRATION of TWEEN 80)

Sukardi1),Anita Aprilia2)*, M. Hindun Pulungan1), Arie Febrianto1)


1)Staff
PengajarJurusan Teknologi Industri Pertanian–FTP – Universitas Brawaijaya, Jl. Veteran –
Malang 65145
2)Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian – FTP – Universitas Brawaijaya, Jl. Veteran – Malang 65145

*Email : anitaaprilia48@gmail.com

Abstrak

Bunga mawar merupakan salah satu jenis tanaman yang mengandung minyak atsiri. Minyak
atsiri bunga mawar digunakan pada industri parfum dan kosmetik. Karena kandungan minyak atsiri
dalam bunga mawar sangat sedikit maka dibutuhkan perlakuan pendahuluan untuk meningkatkan
rendemen dan kualitas minyak atsiri bunga mawar dengan menggunakan PEF (Pulsed Electric Field)
dan Tween 80. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kombinasi perlakuan jarak anoda katoda
PEF dan konsentrasi Tween 80 pada meningkatkan rendemen dan kualitas minyak atsiri bunga
mawar. Metode yang digunakan pada penelitian adalah rancangan acak kelompok (RAK) faktorial,
dengan faktor pertama jarak anoda - katoda pada PEF (Pulsed Electric Field) yang memiliki 3 level, 15
cm, 20 cm, dan 25 cm dan faktor kedua konsentrasi Tween 80 dengan dua level 1% dan 2%. Hasil
penelitian menunjukkan pada rendemen dan indeks bias kedua faktor saling berinteraksi, sedangkan
pada warna L*, a*, dan b* kedua faktor tidak saling berinteraksi. Hasil analisa Multiple Artibute
didapatkan kombinasi perlakuan terbaik pada jarak anoda katoda PEF 15 cm dan konsentrasi Tween
80 sebesar 2%. Dari perlakuan tersebut didapatkan rerata rendemen sebesar 0,476%, indeks bias
sebesar 1,4, warna L* sebesar 28,667, warna a* sebesar 6,433, dan warna b* sebesar 14,800. Hasil
analisis komposisi kimia minyak atsiri, terdapat 6 komponen penyusun. Komponen tertinggi yaitu
senyawa pentacosane sebesar 42,05% dan phenylethyl alcohol sebesar 25,60%.

Kata kunci : Ekstraksi, Mawar, PEF, Tween 80

Abstract

Contains essential oils of rose flowers. Rose essential oil used in the perfume and cosmetics industry.
Because the essential oil content in roses is very little, pre-treatment is required to improve the yield and quality
of essential oil of roses by using PEF (Pulsed Electric Field) and Tween 80. The purpose of this study was to
Knowing combination anode cathode spacing right on the PEF and the concentration of Tween 80 as a pre-
treatment to improve the yield and quality of essential oil of roses. Method used in this study is factorial
Grouping Random Design (RAK), with 1 factor anode cathode spacing on PEF containing 3 levels that are 15
cm, 20 cm, and 25 cm and the second factor Tween 80 with two leves that are 1% and 2%. Result of the Anova,
the research found that the yield and refractive index, the two factor interact to each other, while on color of
L*,a*, and b*, the two factors are not interact to each other. From the result of multiple attribute analysis,
combination the best treatment is obtained on 15 cm spacing of anode-cathode toward PEF and twen 80
concentration by 2%. From result of the treatment, the highest average value of the yield is 0,476%, refractive
index 1,4%, L* color is 28,667, and b* color is14,800. The result of chemical composition analysis of essential
oil shows that it composed of 6 components, the highest component is pentacosane compound by 42,05% and
phenylethyl alcohol by 25,60 %.

Keywords: Exstraction, Rose, PEF, Tween 80

1
PENDAHULUAN mm, 4 mm, dan 5 mm, pada jarak 3 mm
Mawar merupakan salah satu jenis dihasilkan inaktivasi mikroba paling tinggi,
bunga yang dapat dimanfaatkan menjadi karena dengan jarak yang semakin pendek
minyak atsiri. Manfaat minyak atsiri mawar menghasilkan medan listrik yang tinggi.
dalam industri diantaranya sebagai bahan Kekuatan medan listrik yang rendah dan
baku kosmetik, obat, dan parfum. Minyak dengan jarak yang jauh dapat menghasilkan
atsiri dapat dihasilkan dengan cara toleransi yang optimal. Maka dilakukan
mengekstrak bahan baku yang berasal dari perlakuan PEF untuk mengetahui pengaruh
tumbuhan. Metode ekstraksi dengan jarak anoda katoda terhadap hasil ekstraksi
menggunakan pelarut menguap banyak minyak atsiri bunga mawar.
diterapkan karena merupakan teknik yang Dobreva et al., (2011), mengatakan
lebih maju. Produk yang dihasilkan berupa hubungan peningkatan hasil minyak atsiri
concrete dengan bau minyak yang hampir (Rosa Damascena M.) karena surfaktan dan
sama dengan bau minyak alamiah. Cara kerja maserasi mampu meningkatkan rendemen
esktraksi dengan menggunakan pelarut minyak atsiri bunga mawar. Hal tersebut
menguap cukup sederhana, yaitu dengan cara dikarenakan penurunan teganggan
memasukkan bunga yang akan diekstraksi permukaan pada permukaan epidermis yang
kedalam ketel ekstraksi khusus, dan menyebabkan kelenjar minyak dapat
kemudian ekstraksi berlangsung secara terdorong keluar akibat Tween dan efek
sistematik pada suhu kamar dengan maserasi. Diterapkan perlakuan konsentrasi
menggunakan pelarut. Pelarut akan Tween 80 untuk mengetahui pengaruh
berpenetrasi kedalam bahan (bunga) dan terhadap hasil ekstraksi minyak atsiri bunga
melarutkan minyak bunga beserta beberapa mawar.
jenis lilin dan zat warna (Guenther, 2011). Tujuan dari penelitian ini adalah
Metode yang digunakan untuk mengetahui kombinasi perbandingan pelarut
menghasilkan minyak atsiri saat ini belum dan waktu PEF (Pulsed Electric Field) yang
dapat meningkatkan rendemen dan kualitas tepat untuk dapat meningkatkan hasil
minyak atsiri bunga mawar. Oleh karena itu rendemen dan kualitas minyak atsiri bunga
diperlukan perlakuan – perlakuan yang mawar.
diharapkan dapat meningkatkan hasil minyak
atsiri bunga mawar. Perlakuan yang BAHAN DAN METODE
diharapkan dapat digunakan untuk Alat dan Bahan
menghasilkan minyak atsiri bunga mawar Alat yang digunakan dalam penelitian
adalah dengan menggunakan PEF (Pulsed ekstraksi bunga mawar ini yaitu perangkat
Electric Field) dan pemberian Surfaktan (Tween peralatan generator PEF (Pulsed Electric Field)
80). DC/pulsa, vacuum rotary evaporator merk
PEF (Pulsed Electric Field) adalah ikrV10 digital, erlenmeyer, beaker glass, gelas
metode non-termal yang menerapkan medan ukur, penggaris, spatula, pipet, timbangan
listrik tinggi dengan waktu yang singkat. Pada digital model EK5035, kain saring kasar,
metode ini bahan diletakkan diantara dua prisma refraktometer, tisu, pipet tetes, dan
elektroda. Aplikasi dari hasil medan listrik GC-MS (Gas Chromatography - Mass
eksternal ini adalah meningkatkan Spectometry).
permeabilitas membran sel (Lopez et al., 2008). Bahan yang digunakan dalam
Penerapan PEF pada hasil produksi minyak penelitian ekstraksi minyak atsiri bunga
kanola menyebabkan perubahan struktur mawar ini adalah bunga mawar segar yang
pada membran sel, yang akibatnya akan diperoleh dari Malang, Jawa Timur, pelarut n-
meningkatkan permeabilitas sel. Hal tersebut Heksan teknis, dan Tween 80
tergantung dari perlakuan terhadap PEF yang
diberikan, seperti kuat medan listrik dan Metode Penelitian
waktu yang diberikan (Guderjan dan Knorr,
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan
2007). Maheswari dkk., (2009), pada penelitian
dengan menggunakan Rancangan Acak
metode tegangan listrik bertegangan tinggi
Kelompok (RAK) faktorial, dengan faktor 1
(HPEF) sebagai cara mempertahankan kualitas
jarak anoda-katoda pada PEF (Pulsed Electric
fisik, kimia, dan mikrobiologis susu segar.
Field) yang memiliki 3 level yaitu 15 cm, 20 cm,
Jarak anoda katoda mempengaruhi inaktivasi
dan 25 cm dan faktor ke dua konsentrasi
mikroba. Jarak elektroda yang digunakan 3

2
Tween 80 (v/v) dengan 2 level yaitu 1% dan dengan yang menggunakan PEF. Prosedur
2%. Dari faktor tersebut didapatkan 6 perhitungan dan analisa rendemen, indeks
perlakuan dengan 3 kali ulangan sehingga, bias, dan warna sebagai berikut :
akan didapatkan 18 kali perlakuan.
1. Prosedur Analisis Rendemen (Yuwono
Pelaksanaan Penelitian dan Susanto, 1998)
 Pengenceran Tween 80
a. Bahan baku dari sampel sebelum diolah
Tween 80 diukur sebesar 1% dan 2%
ditimbang terlebih dahulu dengan
(v/v), yaitu 2,5 ml dan 5 ml. kemudian
menggunakan timbangan analitik untuk
diencerkan menggunakan aquades hingga
mengetahui berat awal.
menjadi 100 ml.
b. Setelah selesai diolah, ditimbang lagi
dengan timbangan analitik untuk
 Perlakuan Pendahuluan
mengetahui berat akhir.
Bunga mawar dipisahkan dari
c. Rendemen dihitung dengan persamaan .
kelopak bunga. Kemudian dilakukan
penimbangan mahkota bunga mawar seberat Rendemen (%) = berat akhir (g) x 100
250 gram. Diproses PEF (Pulsed Electric Field) berat awal (g)
dengan voltase 1100 V, frekuensi 583 Hz,
waktu 10 detik, dan jarak A-K (15 cm, 20 cm, 2. Prosedur Analisis Indeks Bias (Sudarmadji
dan 25 cm). Mahkota bunga mawar di dkk., 1997)
masukkan ke dalam Erlenmeyer. Ditambahkan Perhitungan indeks bias dilakukan
Tween 80 dengan konsentrasi 1% dan 2% dengan menggunakan alat refraktometer
(v/v) masing-masing sebanyak 40% (v/b), digital. Prosedur analisa indeks bias adalah
yaitu sebanyak 100 ml. Dicampur hingga sebagai berikut.
merata. Dan didiamkan selama 20 menit. 1) Prisma refraktormeter terlebih dahulu
dibersihkan dengan alkohol dan
 Ekstraksi Minyak Atsiri Bunga Mawar dikeringkan sebelum digunakan.
Dilakukan proses ekstraksi dengan 2) Teteskan contoh pada prisma
metode pelarut menguap, menggunakan refraktometer secukupnya, biarkan 1-2
pelarut n-heksan dengan perbandingan bahan menit untuk mencapai temperature yang
dan pelarut (n-heksan) 1 : 2,5 (b/v), dan dikehendaki.
dilakukan perendaman selama 2 jam. Setelah 3) Baca indeks bias yang terdapat pada
itu dilakukan penyaringan larutan minyak refraktometer.
atsiri bunga mawar dan mahkota bunga
mawar, dengan menggunakan kain saring 3. Prosedur Analisis Derajat Kecerahan
yang dilipat menjadi 2. Didapatkan campuran (Brightness) (Setiyawan, 2007)
solute bercampur Tween 80 dan n-Heksan. Analisis sifat fisik dari minyak yang
Kemudian dilakukan pemisahan antara dilakukan yaitu analisis brightness dengan
Tween 80 dari campuran ekstrak minyak atsiri metode L*a*b* Hunter. Cara pengujiannya
dan n-Heksan, dengan menggunakan pipet. adalah sebagai berikut:
Selanjutnya dilakukan proses pemisahan a. Siapkan sampel yang akan dianalisis
minyak dengan pelarut menggunakan alat b. Hidupkan colour reader
evaporator vacuum pada tekanan 550 Hg, c. Tentukan tingkat pembacaan L*,a*,b*
kecepatan putaran 70 rpm, suhu 350C, waktu ± colour space
30 menit. Dilakukan analisa rendemen, indeks d. Muncul hasil pengkuran pada layar (L*
bias, dan warna, analisa perlakuan terbaik untuk tingkat kecerahan warna, a* dan b*
menggunakan multiple attribute, uji GC-MS untuk koordinat kromatis).
untuk mengetahui kualitas minyak atsiri
bunga mawar. Analisa Data
Setelah dilakukan analisa fisik,
Analisa Fisik selanjutnya dilakukan pengujian analisa
Analisa atau uji fisik berupa perhitungan menggunakan analisa keragaman ANOVA
rendemen, indeks bias, dan uji warna. Pada untuk mengetahui adanya pengaruh antar
tahap ini juga dilakukan analisa pada minyak faktor utama. Apabila terdapat beda nyata
concrete yang tanpa perlakuan PEF untuk pada interaksi kedua perlakuan dilakukan uji
mengetahui tingkat hasil perbandingan lanjut DMRT (Duncan’s Multiple Range Test).

3
Hasil tersebut akan dilanjutkan dengan a. Preparasi sample
analisis menggunakan Mutiple Attribute untuk b. Menginjeksikan campuran larutan ke
mengetahui hasil perlakuan terbaik. Prosedur kolom GC lewat heated injection port.
penilaian pemilihan perlakuan terbaik c. GC separation, campuran dibawa gas
berdasarkan Metode Zeleny (1982) yaitu : pembawa (biasanya Helium) dengan laju
alir tertentu melewati kolom GC yang
1. Menentukan nilai ideal pada masing- dipanaskan dalam pemanas.
masing parameter d. MS detector, spectra massa dari senyawa
Nilai ideal adalah nilai yang sesuai yang tidak diketahui dapat
dengan pengharapan yaitu nilai maksimal terindentifikasi dengan referensi
atau minimal dari suatu parameter. Untuk komputerisasi.
parameter dengan rerata semakin tinggi e. Scanning, spectra massa dicatat secara
semakin baik, maka nilai terendah sebagai reguler dalam interval 0,5–1 detik selama
nilai terjelek. Berikut merupakan nilai ideal pemisahan GC dan disimpan dalam
parameter pada penelitian ini. sistem instrumen data untuk digunakan
dalam analisis.
Parameter Asumsi nilai ideal
Rendemen Tertinggi
Indeks bias Tertinggi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Warna Tertinggi 1. Rendemen
Hasil analisa ragam menunjukkan
2.Menghitung derajat kerapatan (dk) bahwa faktor jarak anoda katoda dan
Derajat kerapatan dihitung konsentrasi Tween 80 memberikan pengaruh
berdasarkan nilai ideal dari masing-masing yang nyata pada selang kepercayaan 95%
parameter. dengan α=0,05 terhadap peningkatan nilai
Bila nilai ideal minimal, maka : rendemen minyak atsiri bunga mawar dan
dk = nilai kenyataan yang mendekati ideal terdapat interaksi diantara kedua faktor
nilai ideal dari masing-masing alternatif tersebut. Dari penelitian yang dilakukan
Bila nilai ideal maksimal, maka : menunjukkan bahwa rendemen akan
dk = nilai ideal dari masing-masing alternatif meningkat seiring semakin rendah jarak
nilai kenyataan yang mendekati ideal anoda katoda pada PEF dan semakin tinggi
konsentrasi Tween 80 yang diterapkan
3.Menghitung jarak kerapatan (Lp) (Gambar 1).
Dengan asumsi bahwa semua
parameter penting, jarak kerapatan (ʎ ) 0.500
Rerata rendemen (%)

dihitung berdasarkan jumlah parameter pada 0.400


masing-masing perlakuan. Konsentrasi
0.300
ʎ = 1 / ∑parameter Tween 80 1%
0.200
L1 = 1 - ∑(ʎ 2 x (1-dk))
L2 = ∑(ʎ 2 x (1-dk)2) 0.100
L∞ = nilai maks (ʎ x (1-dk)) 0.000 Konsentrasi
15 20 25 Tween 80 2%
4.Perlakuan terbaik dipilih dari perlakuan
Jarak Anoda Katoda (cm)
yang mempunyai nilai L1, L2, dan L∞
minimal.
Gambar1.Grafik Rerata Rendemen Minyak
Atsiri Bunga Mawar
Analisa GC-MS
Setelah diperoleh hasil perlakuan
Pada jarak anoda katoda 15 cm terjadi
terbaik, kemudian hasil terbaik yang
peningkatan rendemen, dengan medan listrik
menggunakan perlakuan PEF dan tanpa
sebesar 73,33 V maka dinding sel menjadi
perlakuan PEF (kontrol) dilakukan analisa
irreversible dan permeabilitas membran sel
GC-MS untuk mengetahui perbedaan kualitas
bunga mawar meningkat, pada saat di
minyak yang dihasilkan.Prosedur Analisa
ekstraksi pelarut dengan mudah berdifusi
Kualitas Dengan GC-MS menurut Paviaet al.,
kedalam sel sehingga minyak atsiri yang
(2006) yaitu :
terekstrak lebih banyak dan menyebabkan

4
meningkatnya nilai rendemen minyak atsiri 1.60
bunga mawar. 1.40

Rerata indeks bias (%)


Hal ini sesuai dengan pernyataan 1.20
yang dikemukakan oleh Guderjan et al., (2007) 1.00
pada penelitian penerapan pulsed electric field 0.80 Konsentrasi
pada hasil minyak dan bahan makanan 0.60 Tween 80 1%
fungsional pada produksi minyak kanola. 0.40 Konsentrasi
Memperoleh permeabilitas maksimum pada 0.20 Tween 80 2%
0.00
kuat medan listrik 7,0 kV/cm dengan
peningkatan sebesar 55%, sedangkan untuk 15 20 25
kuat medan listrik 5 kV/cm diperoleh Jarak Anoda Katoda (cm)
peningkatan sebesar 17%. Semakin besar
medan listrik yang diberikan maka semakin Gambar 2.Grafik Rerata Indeks Bias MinyakAtsiri
tinggi permeabilitas sel, hal tersebut Bunga Mawar.
dikarenakan sel mengalami perubahan bentuk
menjadi irreversible, sehingga saat dilarutkan Perlakuan terbaik didapatkan pada
oleh pelarut maka minyak yang terekstrak jarak anoda katoda 15 cm, dengan kuat medan
juga lebih banyak. listrik sebesar 73,33 V/cm. Hal ini disebabkan
Perlakuan konsentrasi Tween 80 pada karena semakin pendek jarak anoda katoda
ekstraksi minyak atsiri bunga mawar juga maka semakin tinggi kuat medan listrik yang
mempengaruhi hasil rerata rendemen, dihasilkan sehingga dapat meningkatkan
semakin tinggi konsentrasi yang diberikan permeabilitas sel bunga mawar dan
maka semakin tinggi rendemen yang mengakibatkan semakin banyak komponen
dihasilkan. Hal ini terjadi karena bagian yang terekstrak saat proses ekstraksi. Nisak
hidrofilik pada Tween 80 mengelilingi (2013), menyebutkan ekstraksi melati putih
membran sel yang bersifat hidrofilik, menggunakan teknologi kejut listrik tegangan
kemudian Tween 80 bekerja menurunkan tinggi (PEF) terhadap mutu minyak atsiri
tegangan pada fosfolipid, sehingga pelarut melati concrete menghasilkan peningkatan
dapat berdifusi dengan mudah kedalam sel nilai indeks bias pada perlakuan PEF 7 detik.
dan minyak yang terekstrak juga lebih banyak, Hal ini disebabkan semakin lama kejutan yang
maka terjadi peningkatan rendemen minyak diberikan maka terjadi peningkatan
atsiri bunga mawar. Menurut Pratama (2011), komponen kimia penyusun minyak atsiri,
Fosfolipid merupakan bahan penyusun sehingga menyebabkan kerapatan minyak
membran sel yang memiliki sifat hidrofobik bertambah dan indeks bias meningkat.
dan hidrofilik, karena sifat tersebut sama Perlakuan Tween 80 yang terbaik
dengan surfaktan maka dapat menurunkan diperoleh pada konsentrasi 2%. Hal ini terjadi
tegangan permukaan antara minyak dan air. karena bagian hidrofilik pada Tween 80
mengelilingi membran sel yang bersifat
2. Indeks Bias hidrofilik, kemudian Tween 80 bekerja
Hasil analisa ragam menunjukkan menurunkan tegangan pada fosfolipid,
bahwa faktor jarak anoda katoda dan sehingga pelarut dapat berdifusi dengan
konsentrasi Tween 80 memberikan pengaruh mudah kedalam sel dan minyak yang
yang nyata pada selang kepercayaan 95% terekstrak lebih banyak, sehingga komponen
dengan α=0,05 terhadap peningkatan nilai yang terekstrak juga lebih banyak dan
indeks bias minyak atsiri bunga mawar dan mengakibatkan peningkatan nilai indeks bias.
terdapat interaksi dintara kedua faktor Siburian (2005), menyatakan bahwa
tersebut. Dari penelitian yang dilakukan jumlah komponen kimia minyak atsiri kulit
menunjukkan bahwa indeks bias akan buah jeruk manis yang terisolasi dari hasil
meningkat seiring dengan semakin rendah maserasi dengan lemak bersifat surfaktan
jarak anoda katoda pada PEF dan semakin lebih banyak, dari pada jumlah komponen
tinggi konsentrasi tween 80 yang diterapkan kimia minyak atsiri yang menggunakan lemak
(Gambar 2). tidak bersifat surfaktan. Hal tersebut
dikarenakan sifat surfaktan yang dapat
menurunkan tegangan sehingga dapat
menjembatani antara dua gugus yang tidak
saling menyatu.

5
3. Warna Kecerahan (L*) yang tidak nyata pada selang kepercayaan
Hasil analisa ragam menunjukkan 95% dengan α=0,05 terhadap peningkatan
bahwa faktor jarak anoda katoda dan nilai warna kemerahan minyak atsiri bunga
konsentrasi Tween 80 memberikan pengaruh mawar dan tidak terdapat interaksi dintara
yang tidak nyata pada selang kepercayaan kedua faktor tersebut. Dari penelitian yang
95% dengan α=0,05 terhadap peningkatan dilakukan menunjukkan bahwa warna
nilai warna kecerahan minyak atsiri bunga kemerahan (a*) akan meningkat seiring
mawar dan tidak terdapat interaksi dintara dengan semakin tinggi konsentrasi yang
kedua faktor tersebut. Dari penelitian yang diberikan, sedangkan jarak anoda katoda yang
dilakukan menunjukkan bahwa warna diterapkan tidak mempengaruhi warna
kecerahan (L*) akan meningkat seiring dengan kemerahan minyak atsiri bunga mawar
semakin rendah jarak anoda katoda yang (Gambar 4).
diterapkan, sedangkan konsentrasi tween 80 25.00
yang diterapkan tidak mempengaruhi warna

Rata-rata Warna a*
20.00
kecerahan minyak atsiri bunga mawar 15.00
(Gambar 3). 10.00
5.00
0.00
80.00
Rata-rata Warna L*

70.00 1 2
60.00
50.00 Konsentrasi Tween 80 (%)
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00 Gambar 4.Grafik Rerata Konsentrasi Warna
15 20 25 Kemerahan(a*) Minyak Atsiri Bunga
Mawar.
Jarak Anoda Katota (cm)
Pada Gambar 4 menunjukkan bahwa
warna kemerahan minyak atsiri bunga mawar
Gambar 3. Grafik Rerata Jarak PEF Warna L*
(Kecerahan) Minyak Atsiri Bunga terendah 18.000 pada konsentrasi Tween 80
Mawar. sebesar 1%, dan tertinggi 20,133 pada
konsentrasi Tween 80 sebesar 2%. Hasil
Gambar 3 menunjukkan bahwa faktor analisa ragam dengan menggunakan uji BNT
yang berpengaruh nyata pada tingkat warna 0,951 menunjukkan bahwa perlakuan Tween
kecerahan adalah pada perlakuan jarak anoda 80 pada warna kemerahan (a*) minyak atsiri
katoda PEF. Hal tersebut dikarenakan zat bunga mawar, menunjukkan pengaruh nyata.
antosianin yang berada pada mahkota bunga Hal ini terjadi karena bagian hidrofilik pada
mawar merupakan zat warna yang berbentuk Tween 80 mengelilingi membran sel yang
gumpalan, dan saat di PEF maka gumpalan bersifat hidrofilik, kemudian Tween 80 bekerja
zat warna tersebut menjadi pecah sehingga menurunkan tegangan pada fospolipid,
tingkat kecerahan pada minyak atsiri bunga sehingga pelarut dapat berdifusi dengan
mawar menjadi meningkat. Pendapat ini mudah kedalam sel dan zat warna merah
sesuai dengan pernyataan Choviya (2011), yang ada pada sel juga ikut terekstrak lebih
Perubahan tingkat kecerahan ini dikarenakan banyak seiring dengan peningkatan
reaksi zat pewarna yang terdapat pada bahan. konsentrasi Tween 80. Hal ini sesuai dengan
Perlakuan Tween 80 pada warna pernyataan Choviya (2011), bahwa nilai kroma
kecerahan tidak pengaruh nyata terhadap atau nilai a* cenderung tidak ada perubahan
minyak atsiri bunga mawar. Hal ini yang signifikan pada variasi tegangan yang
disebabkan karena penambahan konsentrasi berbeda.
Tween 80 tidak signifikan untuk
mempengaruhi tingkat warna kecerahan pada 5. Warna Kekuningan (b*)
minyak atsiri bunga mawar. Hasil analisa ragam menunjukkan
bahwa faktor jarak anoda katoda dan
4. Warna Kemerahan (a*) konsentrasi Tween 80 memberikan pengaruh
Hasil analisa ragam menunjukkan yang tidak nyata pada selang kepercayaan
bahwa faktor jarak anoda katoda dan 95% dengan α=0,05 terhadap peningkatan
konsentrasi Tween 80 memberikan pengaruh nilai warna kekuningan minyak atsiri bunga

6
mawar dan tidak terdapat interaksi dintara konsentasi Tween 80 yang terbaik adalah pada
kedua faktor tersebut. Dari penelitian yang jarak anoda katoda 15 cm dan konsentrasi
dilakukan menunjukkan bahwa warna Tween 80 sebesar 2%.
kekuningan (b*) akan meningkat seiring Dari hasil perhitungan yang telah
dengan semakin tinggi konsentrasi yang dilakukan, hasil terbaik dari semua kombinasi
diberikan, sedangkan jarak anoda katoda yang perlakuan jarak anoda katoda pada PEF dan
diterapkan tidak mempengaruhi warna konsentrasi Tween 80. Terdapat pada
kekuningan minyak atsiri bunga mawar perlakuan jarak anoda katoda 15 cm dan
(Gambar 5). konsentrasi tween 80 sebesar 2%.

7. Komposisi Kimia Minyak Atsiri


50.00
Bunga Mawar
Rata-rata Warna b*

40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
1 2

Konsentrasi Tween 80 (%)

Gambar 5. Grafik Rerata Konsentrasi Warna b*


Minyak Atsiri Bunga Mawar.

Pada Gambar 5 menunjukkanbahwa Keterangan :


warna kekuningan minyak atsiri bunga Komponen utama 1 =Pentacosane
mawar terendah 39,867 pada konsentrasi Komponen utama 2 = Phenyl ethyl alcohol
Tween 80 sebesar 1%, dan tingkat kekuningan Gambar 6. Kromatogram Dari GC-MS Minyak
tertinggi 43,200 pada konsentrasi Tween 80 Concrete Atsiri Bunga Mawar Dengan
sebesar 2%. Hasil analisa ragam dengan jarak anoda katoda 15 cm dan
konsentrasi tween 80 sebesar 2%.
menggunakan uji BNT menunjukkan bahwa
perlakuan Tween 80 pada warna kekuningan
(b*) dengan nilai BNT 0,951 menunjukkan Komponen utama penyusun minyak
pengaruh nyata pada tingkat kekuningan concrete atsiri bunga mawar dengan perlakuan
minyak atsiri bunga mawar. Hal ini terjadi PEF berdasarkan hasil kromatogram sebagai
karena bagian hidrofilik pada Tween 80 berikut :
mengelilingi membran sel yang bersifat 1. Pentacosane
hidrofilik, kemudian Tween 80 bekerja Pentacosane adalah senyawa yang
menurunkan tegangan pada fospolipid, tidak larut dalam air. Biasanya digunakan
sehingga pelarut dapat berdifusi dengan sebagai pelumas. Pada minyak atsiri senyawa
mudah kedalam sel dan zat warna kuning ini adalah senyawa parafin yang biasanya
yang ada pada sel juga ikut terekstrak lebih digunakan dalam pembuatan lilin aroma
banyak. Hal ini sesuai dengan pernyataan terapi atau sebagai pembuatan kosmetik.
Choviya (2011), yang nyatakan bahwa nilai Pentacosane memiliki luas peak sebesar 42,05%,
hue atau nilai b* cenderung tidak ada dengan waktu retensi selama 26,042detik.
perubahan yang signifikan pada variasi
2. Phenylethyl alcohol
tegangan yang berbeda. Hasil yang didapat
Phenethyl alcohol adalah alkohol
mengindikasikan bahwa perlakuan PEF lebih
aromatik. Ditemukan dalam berbagai minyak
mempertahankan karakteristik produk.
esensial termasuk mawar, cairan ini larut
6. Perlakuan Terbaik dengan etanol. Phenethyl alkohol adalah alkohol
Penentuan perlakuan terbaik dengan bau bunga yang menyenangkan, oleh
menggunakan metode multiple attribute karena itu biasanya digunakan pada parfum.
(Zeleny, 1992). Parameter yang digunakan Phenylethyl alcohol memiliki luas peak sebesar
adalah rendemen, indeks bias, dan warna L*, 25,60%, dengan waktu retensi selama 8,217
a*, dan b*. Nilai yang diharapkan pada semua detik.
parameter adalah yang tertinggi. Didapatkan
perlakuan jarak anoda pada PEF dan

7
8. Perbandingan Perlakuan Terbaik Dengan peningkatan hasil indeks bias terhadap
Kontrol kontrol sebesar 1,38%. Hal ini menunjukkan
bahwa dengan perlakuan pendahuluan
Tabel 1. Perbandingan Hasil Uji Terhadap
menggunakan PEF dan Tween 80 dapat
Kontrol dan Perlakuan Terbaik
meningkatkan nilai indeks bias. Nisak (2013),
menyebutkan ekstraksi melati putih
menggunakan teknologi kejut listrik tegangan
tinggi (PEF) terhadap mutu minyak atsiri
melati concrete menghasilkan peningkatan
nilai indeks bias pada perlakuan PEF 7 detik.
Hal ini disebabkan semakin lama kejutan yang
diberikan maka terjadi peningkatan
komponen kimia penyusun minyak atsiri,
sehingga menyebabkan kerapatan minyak
bertambah dan indeks bias meningkat.
Siburian (2005), menyatakan bahwa isolasi
dan identifikasi komponen utama minyak
atsiri dari kulit buah jeruk manis (Citrus
sinensis L.), dengan metode ekstraksi
Dari Tabel 1 diketahui bahwa nilai menggunakan lemak hewani bersifat
rendemen pada kontrol sebesar 0,238%, surfaktan yaitu LARD. Pada penelitian
sedangkan rendemen hasil perlakuan terbaik tersebut didapatkan hasil bahwa jumlah
didapatkan hasil sebesar 0,476%, selisih antara komponen kimia utama minyak atsiri kulit
perlakuan kontrol dan perlakuan terbaik buah jeruk manis yang terisolasi dari hasil
adalah 0,238%, peningkatan hasil rendemen maserasi dengan lemak bersifat surfaktan
terhadap kontrol yaitu sebesar 50%. Hal lebih banyak, dari pada jumlah komponen
tersebut menunjukkan bahwa perlakuan kimia minyak atsiri yang menggunakan lemak
pendahuluan dengan menggunakan tidak bersifat surfaktan. Hal tersebut
perlakuan jarak anoda katoda pada PEF dan dikarenakan sifat surfaktan yang dapat
konsentrasi Tween 80, dapat meningkatkan menurunkan tegangan sehingga dapat
hasil rendemen minyak atsiri bunga mawar. menjembatani antara dua gugus yang tidak
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Nisak saling menyatu.
(2013), ekstraksi minyak melati dengan Pada perlakuan kontrol didapatkan
bantuan PEF sebagai perlakuan pendahuluan nilai kecerahan sebesar 24,9, sedangkan pada
dengan tegangan 20 kV, frekuensi 22 kHz perlakuan terbaik didapatkan hasil 28,6.
sistem batch dengan menggunakan waktu PEF Selisih dari hasil kedua perlakuan tersebut
7 detik lebih efektif dan mampu adalah 3,7, peningkatan warna kecerahan
meningkatkan rendemen sebesar 0,97% terhadap kontrol yaitu 4.01%. Hasil analisa
dibandingkan dengan menggunakan metode ragam dengan menggunakan uji BNT 1,809
ekstraksi konvensional. Dobreva et al., (2011), menujukkan bahwa perlakuan PEF pada
pada penelitian hubungan peningkatan hasil warna kecerahan (L*) berpengaruh nyata. Hal
minyak atsiri (Rosa Damascena. M) karena tersebut dikarenakan zat antosianin yang
surfaktan dan maserasi mampu meningkatkan berada pada mahkota bunga mawar
rendemen minyak atsiri bunga mawar. Hal merupakan zat warna yang berbentuk
tersebut dikarenakan penurunan tegangan gumpalan, dan saat di PEF maka gumpalan
permukaan pada permukaan epidermis yang zat warna tersebut menjadi pecah sehingga
menyebabkan kelenjar minyak dapat tingkat kecerahan pada minyak atsiri bunga
terdorong keluar akibat Tween dan efek mawar menjadi meningkat. Choviya at al.,
maserasi. Hal ini mengakibatkan (2011), menyatakan bahwa secara umum
meningkatnya rendemen minyak atsiri bunga tingkat kecerahan baik pada perlakuan PEF
mawar. ataupun kombinasi perlakuan PEF akan
Pada perlakuan kontrol didapatkan mengalami kenaikan dengan bertambahnya
nilai indeks bias sebesar 1,42, sedangkan pada jumlah tegangan yang diberikan. Analisa
perlakuan terbaik didapatkan nilai indeks bias ragam dengan menggunakan uji BNT 1,809
sebesar 1,44. Selisih antara perlakuan kontrol menunjukkan bahwa, perlakuan Tween 80
dan perlakuan terbaik adalah sebesar 0,02, pada warna L* tidak pengaruh nyata pada

8
tingkat kecerahan minyak atsiri bunga mawar. dengan recent time 18,558. Hal ini sesuai
Hal ini disebabkan karena penambahan dengan penelitian Guderjan et al. (2005),
konsentrasi Tween 80 tidak signifikan untuk Komponen genistein dan daidzein pada minyak
mempengaruhi tingkat warna kecerahan pada kedelai meningkat hingga 20% saat dilakukan
minyak atsiri bunga mawar. perlakuan awal menggunakan aplikasi medan
Pada perlakuan kontrol didapatkan listrik dibandingkan dengan perlakuan awal
nilai kemerahan sebesar 7,2 dan pada tanpa medan listrik.
perlakuan terbaik didapatkan nilai kemerahan Perlakuan kontrol didapatkan
sebesar 6,43. Selisih dari dari kedua perlakuan Phenethyl Alcohol sebesar 59,77% dan pada
tersebut adalah 0,77, penurunan warna perlakuan terbaik didapatkan nilai sebesar
kemerahan terhadap kontrol adalah 11,97%. 25,60%. Selisih antara kedua perlakuan
Parameter dari tingkat warna kemerahan ini tersebut adalah 34,17%. Komponen dodecane
adalah yag terendah. Hasil analisa ragam pada perlakuan kontrol sebesar 23,60% dan
dengan menggunakan uji BNT 0,951 pada perlakuan terbaik sebesar 15,06%. Selisih
menujukkan bahwa perlakuan Tween 80 pada antara kedua perlakuan tersebut adalah 8,54%.
warna kemerahan (a*) berpengaruh nyata Pada perlakuan kontrol terdapat zat 1-
pada tingkat kemerahan minyak atsiri bunga Acetylbicyclo sebesar 3,16% dan Isobutyl Ester
mawar. Hal ini terjadi karena bagian hidrofilik sebesar 1,06%, kedua zat tersebut tidak
pada Tween 80 mengelilingi membran sel terdapat pada perlakuan terbaik. Pada
yang bersifat hidrofilik, kemudian Tween 80 perlakuan terbaik terdapat juga zat Pentacosane
bekerja menurunkan tegangan pada sebesar 42,05%, Tetradecane sebesar 11,53%,
fospolipid, sehingga pelarut dapat berdifusi Phenethyl acetat sebesar 1,60%, dan 1-Decene
dengan mudah kedalam sel dan zat warna sebesar 1,48%. Komponen minyak atsiri bunga
merah yang ada pada sel juga ikut terekstrak mawar yang dihasilkan pada penelitian ini
lebih banyak. adalah dalam bentuk concrete, dimana larutan
Pada perlakuan kontrol didapatkan yang terbentuk merupakan campuran dari
nilai warna kekuningan sebesar 8,4, minyak atsiri, lilin dan resin (komponen
sedangakan pada perlakuan terbaik nonvolatile).Untuk menjadikan minyak atsiri
didapatkan nilai kekuningan sebesar 14,8. bunga mawar ini absolute maka diperlukan
Selisih antara kedua perlakuan tersebut adalah perlakuan untuk memisahkan antara minyak
6,4. Peningkatan warna kekuningan terhadap dan resin. Armando (2009), menyatakan
kontrol adalah 43,2%. Hasil analisa ragam bahwa minyak atsiri yang berbentuk concrete
dengan menggunakan uji BNT 0,8,15 merupakan campuran dari minyak atsiri, lilin
menujukkan bahwa perlakuan Tween 80 pada dan resin (komponen nonvolatile). Untuk
warna kekuningan (b*) berpengaruh nyata memisahkan minyak atsiri dari resin dan lilin
pada tingkat kekuningan minyak atsiri bunga maka dilakukan proses lebih lanjut, agar
mawar. Hal ini terjadi karena bagian hidrofilik minyak atsiri yang didapatkan berbentuk
pada Tween 80 mengelilingi membran sel absolute.
yang bersifat hidrofilik, kemudian Tween 80
bekerja menurunkan tegangan pada KESIMPULAN
fospolipid, sehingga pelarut dapat berdifusi Dari hasil perlakuan terbaik
dengan mudah kedalam sel dan zat warna didapatkan kombinasi perlakuan terbaik yaitu
kuning yang ada pada sel juga ikut terekstrak jarak anoda pada PEF 15 cm dan konsentrasi
lebih banyak. Tween 80 sebesar 2%. Dari hasil kombinasi
Pada perlakuan kontrol didapatkan 4 perlakuan tersebut didapatkan peningkatan
komponen minyak atsiri bunga mawar yaitu terhadap rendemen minyak atsiri bunga
Phenethyl Alcohol dengan recent time 8,142, mawar dari 0,238 menjadi 0,476; indeks bias
Dodecane dengan recent time 25,983, 1- dari 1,42 menjadi 1,44; warna L* dari 24,9
Acetylbicyclo dengan recent time 6.083 ,dan menjadi 28,667; warna a* dari 7,1 menjadi
Isobutyl Ester dengan recent time 24,392. Pada 6,433; warna b* dari 8,4 menjadi 14,800. Dari
perlakuan terbaik diperoleh 6 komponen hasil analisis komponen kimia juga terjadi
minyak atsiri bunga mawar yaitu Phenethyl peningkatan nilai momponen dari 4
Alcohol dengan recent time 8,217, Pentacocase komponen menjadi 6 komponen dengan
dengan recent time 26,042, Dodecane dengan komponen aktif tertinggi pada perlakuan
recent time 18,800, Tetradecane 24,433, Phenethyl terbaik yaitu Phenethyl Alcohol 25,60% dan
Acetat dengan recent time 10,550, dan 1-Decene pentacosane 42,05%.

9
UCAPAN TERIMA KASIH Nisak, H. 2013. Ekstraksi Melati Putih
Menggunakan Teknologi Kejut
Ucapan terima kasih diberikan kepada Bapak
Listrik (Pulsed Electric Field)
Ir. Sukardi, MS yang telah memfasilitasi dan
Terhadap Mutu Minyak Atsiri
membiayai selama proses penelitian
Concrete.Skripsi Jurusan Teknologi
berlangsung.
Industri Pertanian Fakultas Teknologi
DAFTAR PUSTAKA Pertanian. Universitas brawijaya.
Malang.
Armando, R. 2009. Memproduksi 15 Minyak
Atsiri Berkualitas. Penebar Swadaya. Pavia, D.L.., Lampman, G.M., Kritz, G.S., dan
Depok. Engel, R.G. 2006. Introduction To
Organic Laboratory Techniques.
Choviya, H.L., Bambang S., Natalia E.J. 2011.
Thomson Brooks Publishing. New
Studi Komparasi Inaktivasi
York.
Escherichia Colidan Perubahan Sifat
Fisik Pada Pasteurisasi Susu Sapi Pratama, Z. 2011. Fosfolipid Terkait Dengan
Segar Menggunakan Metode
Detergent. http://prachzpratama2.
Pemanasan Dan Tanpa Pemanasan
Blogspot.com/2011/04/fosfolipid-
Dengan Kejut Medan Listrik.Jurnal
terkait-dengan-detergent.html.
Teknologi Pertanian Vol. 12 No.1
Diakses Tanggal 6 Agustus 2014.
(April 2011) 31-39.
Setiawan, B.A. 2007. Deteksi Kematangan
Dobreva, A., Kovatchheva, N., Astatkie, T.,
Buah Berdasarka Uji Warna
and Zheljazkov, V.D.
Menggunakan Color Rider. Skripsi.
2011.Improvement Of Essential Oil
Jurusan Fisika Fakultas MIPA
Yield Of Oil-Bearing (Rosa Damacena
Universitas Diponegoro. Semarang.
Mill) Duo to Surfactant and
Maceration. Industrial Crops and Siburian, R. 2008. Isolasi Dan Identifikasi
Products 34:1649-1651. Komponen Utama Minyak Atsiri
Dari Kulit Buah Jeruk Manis (Citrus
Guderjan, M., Elez, M., and Knorr, D.
Sinensis L.) Asal Timor, Nusa
2007.Application of Pulsed Electric
Tenggara Timur. Jurnal Natur
Fields at Oil Yield and Content of
Indonesia 11(1): 8-13.
Functional Food Ingredients at The
Production of Rapeseed Oil. Innov Sudarmaji, S., B, Haryono, dan Suhardi.1997.
Food Sci Emerg 8: 55-62. Prosedur Analisa Bahan Makanan
dan Pertanian. Penerbit Liberty.
Guenther, T. 1987.Minyak atsiri.Terjemahan
Jakarta.
oleh Ketaren, S.1990.Universitas
Indonesia. Jakarta. Yuwono, S.S Dan Susanto. 1998. Pengujian
Fisik Pangan.Teknologi Hasil
Lopez, N., Puertolas, E., Condon, S.,Alvarez,
Pertanian Universitas Brawijaya.
I., and Raso, J. 2008. Application Of
Malang.
Pulsed Electric Fields For Improving
The Maceration Process During Zeleny, M. 1982. Multiple Criteria Decision
Vinification Of Red Wine: Influence Making. Mc Graw-Hill. New York.
Of Grape Variety. Eur Food Res
Technol 227:1099–1107.

Maheswari, A.R., Sutrisno., Barkat, A.,


Hartono, B., Dan Stefani R.A. 2009.
Metode Tegangan Listrik Tegangan
Tinggi (HPEF) Sebagai Cara
Mempertahankan Kualitas Fisik,
Kimia, Dan Mikrobiologis Susu
Segar. Prosiding Seminar Hasil-Hasil
Penelitian IPB.

10

Anda mungkin juga menyukai