Anda di halaman 1dari 10

EKSTRAKSI MELATI PUTIH MENGGUNAKAN

TEKNOLOGI KEJUT LISTRIK TERHADAP MUTU MINYAK


ATSIRI CONCRETE (KAJIAN RASIO BAHAN BAKU,
PELARUT HEKSANA, DAN LAMA KEJUTAN LISTRIK)

WHITE JASMINE EXTRACTION USING ELECTRIC PULSE


TO CONCRETE ESSENTIAL OIL QUALITY (STUDY ON RAW
MATERIAL RATIO, HEXANE SOLVEN, AND ELECTRIC
PULSE PERIOD)
Hoirun Nisak1)*, Wignyanto2), Nur Lailatul Rahmah2)
1)
Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang
2)
Staf Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang
*
hoirun.nisak@ymail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji rasio bahan baku dan pelarut heksana, serta lama
kejutan listrik terhadap mutu minyak atsiri concrete dalam ekstraksi melati putih. Dalam penelitian
ini, ekstraksi minyak atsiri concrete dari melati putih (Jasminum sambac) menerapkan teknologi
tegangan tinggi kejut listrik (PEF). Untuk mengekstrak senyawa non-polar, digunakan larutan
hexana 95%. Berdasarkan hasil uji t pre-treatment PEF memiliki perbedaan yang nyata
dibandingkan dengan metode konvensional maserasi. Pengaruh pre-treatment PEF pada minyak
melati concrete meningkat pada kualitas, total hasil memiliki perbedaan sampai dengan 0,97%,
indeks bias memiliki perbedaan hingga 2,2, senyawa linalool memiliki perbedaan sampai dengan
2,35% dan senyawa asetat benzil memiliki perbedaan sampai dengan 0,35% dibandingkan dengan
metode ekstraksi konvensional. Perlakuan terbaik diperoleh pada PEF tegangan = 20kV/cm,
frekuensi = 20kHz, durasi PEF = 7 rasio kedua dan rasio bahan baku dan pelarut = 1:2,5 b / v).
Kata kunci : ekstraksi, kejut listrik, melati putih, minyak atsiri

ABSTRACT
This research aimed to analyze raw material and hexane solven ratio, and electric pulse
period to concrete essential oil quality on white jasmine extraction. In this research, the extraction
of concrete essential oils from Jasminum sambac applying high intensity pulsed electric fileds
(PEF) technology. To extract non-polar compound, 95% hexana solution was used. Based on the
results of the t test pretreatment PEF had a real differences than maceration conventional method.
The effect of pretreatment PEF on concrete essential oils improved on the quality, total of yield
had a difference up to 0,97%, refractive index had a difference up to 2,2, linalool compound had a
difference up to 2,35% and benzyl acetate compound had a difference up to 0,35% compared with
conventional extraction method. A set of best treatment (PEF strength=20kV/cm, frequency=
20kHz, duration of PEF = 7 second and solid-to-solvent ratio=1:2,5 w/v).
Keywords : electric pulse, essential oil, extraction, white jasmine

PENDAHULUAN sentra bunga melati putih di Jawa


Melati putih (Jasminum sambac) Timur. Minyak atsiri dari bunga melati
adalah salah satu jenis bunga yang banyak digunakan untuk parfum
dikembangkan di Indonesia dan kualitas tinggi dan industri kosmetika
berpotensi menghasilkan minyak atsiri. (Prabawati dkk., 2003). Pada umumnya
Turen-Kabupaten Malang, Bangil- perindustrian minyak atsiri di
Kabupaten Pasuruan dan Burneh- Indonesia memproduksi minyak atsiri
Kabupaten Bangkalan merupakan produk pertama hasil ekstraksi bunga

43
Jurnal Industria Vol 3 No 1 Hal 43 – 52.
Ekstraksi melati putih

menggunakan pelarut yang disebut minyak atsiri menguap dan mengalami


concrete. oksidasi, sehingga menimbulkan
Volume ekspor minyak atsiri perubahan bau. Berdasarkan
bunga melati pada tahun 2000 permasalahan ini, diperlukan inovasi
mencapai 4645 kg dengan nilai ekspor proses pada ekstraksi penguapan
17.204 US $. Pada tahun 2006 volume pelarut dengan metode baru yaitu kejut
ekspor mengalami penuruan drastis listrik. Kejut listrik (Pulsed Electric
yaitu 147 kg dengan nilai ekspor 2644 Field) merupakan salah satu metode
US $ (Dewan Atsiri Indonesia, 2009). pengolahan pangan non-thermal karena
Permasalahan utama menurunnya diproses pada suhu kamar atau
volume ekspor minyak atsiri bunga dibawahnya selama beberapa detik dan
melati adalah teknologi produksi yang mampu memperkecil kehilangan
digunakan. Teknologi ekstraksi minyak nutrisi yang disebabkan oleh
bunga yang berkembang saat ini pada pemanasan (Spreer, 1998).
industri skala kecil adalah penyulingan. Beberapa hasil penelitian terbaru
Teknologi penyulingan memiliki menunjukkan bahwa kejutan listrik
banyak kelemahan karena tidak hanya merusak membran sel
menghasilkan rendemen (yield) minyak bakteri namun juga mampu memecah
yang sedikit sehingga berdampak pada membran sel tumbuhan dan sel hewan.
penggunaan biaya produksi semakin Menurut Donsi et al (2010), dalam sel
membengkak dan minyak yang hewan dan tumbuhan yang lebih besar
mengandung ester terhidrolisis karena dari sel-sel bakteri, lebih mudah untuk
adanya air dan panas (Amiarsi dkk., melakukan permeabilitas membran
2005). dengan kebutuhan intensitas medan
Metode yang baik untuk listrik yang lebih rendah, sehingga
memproduksi minyak atsiri bunga tercermin konsumsi energi yang rendah.
adalah sistem enfleurasi dan ekstraksi Hal ini menunjukkan bahwa kejut
penguapan pelarut. Metode enfleurasi listrik (Pulsed Electric Field) memiliki
menghasilkan rendemen lebih banyak potensi untuk menjadi salah satu
dan tingkat kewangian tinggi teknologi baru yang paling
(Rosmayati, 1999). Namun teknologi menjanjikan untuk mengoptimalkan
ini membutuhkan waktu yang lama prosedur pengolahan ekstraksi serta
dan biaya produksi mahal sehingga mengurangi biaya energi.
jarang dipergunakan dalam Oleh karena itu, perlu dilakukan
perindustrian minyak atsiri di penelitian tentang ekstraksi minyak
Indonesia. atsiri bunga melati putih dengan
Teknologi produksi ekstraksi teknologi pengolahan kejut listrik
penguapan pelarut (solvent extraction) (Pulsed Electric Field). Ekstraksi
membutuhkan waktu relatif lebih penguapan pelarut dapat dipengaruhi
singkat, tingkat kewangian seperti beberapa hal seperti jenis pelarut,
bunga aslinya, tidak membutuhkan konsentrasi pelarut, metode ekstraksi
tenaga kerja banyak dan mudah dan lama ekstraksi (Cowan, 1999).
diaplikasikan pada industri. Namun, Salah satu jenis pelarut yang digunakan
kelemahan teknologi ekstraksi dalam ekstraksi penguapan pelarut
penguapan pelarut yaitu rendemen adalah heksana karena mempunyai
(yield) masih rendah, penggunaan sifat stabil, ketersediaan harga dan
pemanasan dan lama ekstraksi 2-4 jam. bersifat mudah menguap. Pada
Menurut Suryandari (1998), penelitian ini akan diuji pengaruh rasio
penggunaan suhu tinggi dan waktu antara bunga melati putih dan pelarut
yang terlalu lama menyebabkan heksana serta lama kejutan listrik pada

44
Jurnal Industria Vol 3 No 1 Hal 43 – 52.
Ekstraksi melati putih

proses ekstraksi terhadap minyak atsiri untuk mengetahui proses ekstraksi


yang dihasilkan. dengan teknologi pengolahan kejut
listrik serta mengetahui pengaruh lama
BAHAN DAN METODE kejutan listrik terhadap rendemen dan
Alat dan Bahan indeks bias yang dihasilkan. Kedua
Alat yang digunakan dalam adalah proses ekstraksi minyak atsiri
pembuatan minyak atsiri concrete concrete bunga melati putih dengan
dengan pre-treatment kejut listrik teknologi pengolahan kejut listrik.
adalah pembangkit pulsa, chamber Ketiga adalah analisis rendemen dan
kejut listrik berbahan stainless steel analisis komponen kimia dari hasil
(spesifikasi: tebal=4 mm; diameter perlakuan terbaik menggunakan
luar=16 cm; tinggi=4 cm, pipa kromatografi gas (GC/MS)
keluaran=0,5 inchi; panjang pipa
keluaran=5 cm, panjang elektroda=8 Proses Perlakuan
cm), vacuum rotary evaporator, pompa Bunga melati disortasi untuk
vakum, refrigerator bersuhu -5ºC, kain menghilangkan bagian yang tidak segar
saring. (berwarna coklat), memisahkan dari
Bahan yang digunakan dalam daun dan ranting serta bunga yang
pembuatan minyak atsiri concrete telah mekar. Bunga melati segar
adalah bunga melati putih (Jasminum ditimbang untuk menentukan berat
sambac) jenis kebo yang diperoleh di yang akan ditreatment dan sebagai
pasar bunga Jalan Wiromargo Kota dasar penambahan pelarut heksana.
Malang dan pelarut heksana teknis Bunga melati diletakkan pada chamber
95%. Bahan baku yang digunakan kejut listrik (Pulsed Electric Field).
dalam penelitian ini adalah bunga Proses ekstraksi dengan pre-treatment
melati putih kuncup penuh menjelang kejutan listrik tegangan 20 kV,
mekar. Analisis komponen kimia frekuensi 22 kHz dengan perlakuan
minyak atsiri concrete dilakukan 3,5,7 detik. Bunga melati yang telah
dengan GC/MS pada hasil perlakuan ditreatment direndam dalam pelarut
terbaik dan perlakuan terkontrol. heksana selama 2 jam dengan rasio
(1:2 b/v) dan (1:2,5b/v) didalam
Metode Penelitian glassware yang tertutup dengan
Penelitian dianalisis menggunakan alumunium foil untuk meminimalisir
Rancangan Acak Kelompok (RAK) oksidasi karena cahaya. Disaring dan
dengan ulangan 3 kali. Faktor I Rasio diperas dengan kain saring untuk
bahan baku dan pelarut (1:2 b/v; 1:2,5 mendapatkan filtrat (larutan minyak-
b/v), Faktor II Lama kejutan listrik (3 heksana). Filtrat hasil penyaringan
detik, 5 detik dan 7 detik). Apabila dipekatkan menggunakan vacuum
terdapat beda nyata pada analisis rotary evaporator untuk menguapkan
ragam (ANOVA), maka dilakukan uji pelarut heksana pada suhu 35ºC,
BNT dengan taraf nyata 5%. Untuk tekanan 550mmHg, selama 35-40
mengetahui perbedaan hasil perlakuan menit/300ml larutan sehingga
terbaik dan perlakuan terkontrol (tanpa diperoleh concrete berupa cairan kental
PEF) dilakukan uji t. Untuk pemilihan berwarna kuning kecoklatan. Concrete
perlakuan terbaik dengan metode yang diperoleh dianalisis rendemen,
Zeleny (Zeleny, 1982). indeks bias dan komponen kimia
GC/MS. Hasil produk disimpan dalam
Prosedur Penelitian botol kaca dan refrigerator bersuhu -
Penelitian dilakukan dalam tiga 5ºC.
tahap, yaitu penelitian pendahuluan

45
Jurnal Industria Vol 3 No 1 Hal 43 – 52.
Ekstraksi melati putih

Pengujian melarutkan minyak serta bahan “non-


Pengujian yang dilakukan terhadap volatile” berupa resin, lilin dan
minyak atsiri concrete bunga melati beberapa macam zat warna.
putih adalah pengujian rendemen Hasil analisis ragam menunjukkan
(Yuwono dan Susanto, 1998), bahwa faktor lama kejutan listrik (T)
pengujian indeks bias (Guenther, 1988). juga memberikan pengaruh yang nyata
pada α=5% terhadap peningkatan
HASIL DAN PEMBAHASAN rendemen minyak melati concrete.
Rerata rendemen minyak melati
Total Rendemen concrete berdasarkan faktor lama
Hasil analisis ragam menunjukkan kejutan listrik (detik) dapat dilihat pada
bahwa faktor rasio bahan baku dan Tabel 2.
pelarut heksana (P) memberikan
pengaruh yang nyata pada α=5% Tabel 2. Nilai Rerata Rendemen Minyak
terhadap peningkatan rendemen Melati Concrete (%) Berdasarkan Faktor Lama
Kejutan Listrik
minyak melati concrete. Rerata Perlakuan Lama Rendemen BNT
rendemen minyak melati concrete Kejutan Listrik (%) 5%
meningkat dengan bertambahnya 3 detik 0,98 a
volume pelarut heksana yang 5 detik 1,70 b 1,09
digunakan sebagai media melarutkan 7 detik 2,57 b
minyak. Rerata total rendemen minyak Ket: idem Tabel 1
melati concrete (%) berdasarkan faktor
rasio bahan baku dan pelarut heksana Tabel 2 menunjukkan perlakuan
(P) dapat dilihat pada Tabel 1. lama kejutan listrik 3 detik tidak
berbeda nyata dengan perlakuan lama
Tabel 1. Nilai Rerata Rendemen Minyak kejutan listrik 5 detik terhadap rerata
Melati Concrete (%) Berdasarkan Faktor Rasio rendemen minyak melati yang
Bahan Baku dan Pelarut Heksana dihasilkan, tetapi berbeda nyata dengan
Rendemen BNT perlakuan lama kejutan listrik 7 detik.
Perlakuan
(%) 5%
Rasio Bahan baku dan
Rerata rendemen minyak tertinggi
1,13 a dihasilkan perlakuan lama kejutan
pelarut heksana (1:2 b/v)
Rasio Bahan baku dan 1,09 listrik 7 detik sebesar 2,57%.
pelarut heksana (1:2,5 2,37 b Rendemen terendah dihasilkan pada
b/v) perlakuan lama kejutan listrik 3 detik
Ket: Angka dengan huruf yang sama sebesar 0,98%. Berdasarkan data
menunjukkan tidak ada beda nyata pada uji
BNT dengan tingkat kepercayaan 95% (α=5) tersebut rerata rendemen minyak melati
concrete akan meningkat dengan
Tabel 1 menunjukkan bahwa rerata bertambahnya lama kejutan listrik
rendemen tertinggi dihasilkan pada sebagai perlakuan pendahuluan (pre-
perlakuan rasio bahan baku dan pelarut treatment) untuk merusak ketahanan
heksana (1:2,5 b/v) sebesar 2,37%. Hal membran sel. Dapat dilihat pada
ini disebabkan dengan semakin Gambar 1 dan 2 menunjukkan
banyaknya pelarut yang digunakan perbedaan kerusakan struktur jaringan
untuk merendam bunga melati maka yang diakibatkan perlakuan terbaik
kapasitas ekstraksi minyak atsiri bunga kejutan listrik (Pulsed Electric Field)
melati lebih maksimal sehingga selama 7 detik.
menghasilkan rendemen yang tinggi. Pada perlakuan kejut listrik selama
Seperti yang dijelaskan oleh Armando 7 detik terlihat adanya kerusakan sel di
(2009), pelarut akan berpenetrasi ke jaringan mesofil. Kerusakan sel terlihat
dalam jaringan bahan baku dan adanya pembentukan pori-pori yang

46
Jurnal Industria Vol 3 No 1 Hal 43 – 52.
Ekstraksi melati putih

melebar (irreversible). Pembentukan Seperti yang terlihat pada Gambar


pori yang melebar disebabkan proses 1 dan 2 terlihat adanya granula (butir-
elektroporasi pada membran sel oleh butir) minyak bunga melati yang
muatan medan listrik. Seperti yang berada dalam sel. Kerusakan pada
dijelaskan oleh Donsi et al. (2010), membran sel membuat proses ekstraksi
fase dari elektroporasi membran sel minyak atsiri pada bunga melati
yaitu adanya penambahan muatan dan ekonomis waktu karena kemampuan
polarisasi membran sel. Fase permeabilitas terhadap selektive bahan
selanjutnya yaitu pembentukan pori lebih rendah. Sehingga granula minyak
tergantung pada aplikasi medan listrik lebih cepat untuk berpenetrasi keluar
yang diterapkan. Jika nilai kekuatan (diffusion) pada media pelarut.
medan listrik dilampaui, maka potensi Menurut Janositz dan Knorr (2010),
transmembrane yang kritis dapat rusaknya matrik bahan akan
dilakukan pembentukan pori untuk mempermudah keluarnya senyawa
membran sel. Pembentukan pori pada aktif dari dalam sel bahan ke pelarut di
membran tersebut menyebabkan sekitarnya saat proses ekstraksi. Lebih
bentukan yang rusak dan formasi tidak lanjut lagi Donsi et al., (2010)
dapat kembali pada bentuk semula menyatakan bahwa elektroporasi pada
(irreversible). sel tanaman dapat digunakan untuk
meningkatkan ekstraksi metabolit
intraseluler yang diminati secara
ekonomis berdasarkan pengaturan
a i permeabilitas bukan hanya pada
b membran sel, tetapi juga vakuola
dimana metabolit berada.
Interaksi antara kedua faktor yaitu
ii
rasio bahan baku dan pelarut heksana
serta lama kejutan listrik (TP) tidak
memberikan pengaruh yang nyata pada
Gambar 1. Anatomi bunga melati non- PEF α=5% terhadap peningkatan rendemen
(Perbesaran 100 mikron) minyak melati concrete, karena
interaksi antara keduanya tidak nyata
maka faktor bertindak bebas satu sama
lain.

a i Indeks Bias
Selain rendemen ada kriteria-
b
kriteria tertentu untuk menentukan
mutu minyak melati concrete yang
ii dihasilkan dari metode solvent
extraction dengan perlakuan
Gambar 2. Anatomi bunga melati dengan pendahuluan (pre-treatment) kejut
perlakuan PEF 7 detik (Perbesaran 100 listrik, diantaranya analisis indeks bias.
mikron)
Menurut Armando (2009) nilai indeks
Keterangan Gambar 1 dan 2: bias dipengaruhi oleh kekuatan dan
a : Sel kerapatan minyak, semakin tinggi
b : Granula (butir-butir minyak) kerapatan minyak, maka nilai indeks
i : Jaringan mesofil bias minyak tersebut makin tinggi.
ii : Jaringan epidermis Oleh karena itu, indeks bias menjadi
salah satu kriteria penting dalam

47
Jurnal Industria Vol 3 No 1 Hal 43 – 52.
Ekstraksi melati putih

menentukan mutu dan kemurnian dibiaskan mendekati garis normal. Hal


minyak atsiri. ini disebabkan karena fraksi berat
Hasil analisis ragam menunjukkan minyak mengandung molekul-molekul
bahwa faktor perbandingan rasio bahan yang berantai panjang.
baku dan pelarut heksana (P) tidak Diduga perlakuan pendahuluan
memberikan pengaruh yang nyata pada (pre-treatment) dapat merusak
α=5% terhadap peningkatan indeks ketahanan membran sel. Hal ini
bias minyak melati concrete. Faktor disebabkan adanya elektroporasi
lama kejutan listrik memberikan membran sel yang diakibatkan medan
pengaruh yang nyata pada α=5% listrik dalam membuat kompresi
terhadap peningkatan indeks bias membran sel sehingga membentuk pori.
minyak melati concrete. Rerata Seperti yang dijelaskan oleh Janositz
rendemen minyak melati concrete dan Knorr (2010), perlakuan dengan
berdasarkan faktor lama kejutan listrik PEF (Pulsed Electric Field) dapat
(detik) dapat dilihat pada Tabel 3. meningkatkan produksi metabolit
sekunder yang berhubungan dengan
Tabel 3. Nilai Rerata Indeks Bias Minyak pengaturan pertahanan hidup sel.
Melati Concrete Berdasarkan Faktor Lama
Akibat medan listrik, akumulasi dan
Kejutan Listrik
Perlakuan Lama Rendemen BNT 5% tarik menarik pada partikel bermuatan
Kejutan Listrik (%) pada membran sel yang tidak konduktif
3 detik 6,1 a terjadi sehingga menyebabkan
5 detik 6,2 a 2,04 pengurangan ketebalan membran.
7 detik 8,3 b Interaksi antara kedua faktor rasio
Ket: idem Tabel 1
bahan baku dan pelarut heksana serta
lama kejutan listrik (TP) tidak
Rerata indeks bias minyak
memberikan pengaruh yang nyata pada
tertinggi dihasilkan perlakuan lama
α=5% terhadap peningkatan indeks
kejutan listrik 7 detik sebesar 8,3.
bias minyak melati concrete, karena
Rerata indeks bias terendah dihasilkan
interaksi antara keduanya tidak nyata
pada perlakuan lama kejutan listrik 3
maka faktor-faktor bertindak bebas
detik sebesar 6,1. Berdasarkan data
satu sama lain.
tersebut menunjukkan bahwa rerata
indeks bias minyak melati concrete
akan meningkat dengan bertambahnya Perlakuan Terbaik
Perlakuan terbaik yang dipilih dari
lama kejutan listrik.
minyak melati concrete akibat
Hal ini disebabkan dengan
perlakuan rasio bahan baku dan pelarut
semakin bertambahnya lama kejutan
heksana serta lama kejutan listrik
listrik sebagai perlakuan pendahuluan
terdapat pada perlakuan rasio bahan
(pre-treatment) ekstraksi maka
baku dan pelarut heksana (1:2,5 b/v)
meningkatkan komponen kimia
dengan lama kejutan listrik 7 detik
penyusun minyak atsiri. Dengan
(T3P2). Perlakuan terbaik memiliki
peningkatan komponen kimia minyak
karakteristik berupa rendemen sebesar
atsiri menyebabkan kerapatan minyak
3,27% dan indeks bias sebesar 7,1. Hal
bertambah sehingga nilai indeks bias
ini disebabkan kombinasi perlakuan
meningkat. Seperti yang dijelaskan
dari lama kejutan listrik yang
oleh Armando (2009), komponen-
meningkat dengan rasio bahan baku
komponen kimia yang terdapat dalam
dan pelarut yang meningkat maka
minyak termasuk fraksi berat akan
kemampuan mengekstraksi minyak
meningkatkan kerapatan minyak,
atsiri didalam bunga melati semakin
sehingga sinar yang datang akan
maksimal.

48
Jurnal Industria Vol 3 No 1 Hal 43 – 52.
Ekstraksi melati putih

Perlakuan lama kejutan listrik concrete perlakuan PEF 7 detik


sebagai pre-treatment ekstraksi mampu berbeda nyata terhadap hasil rerata
merusak membran sel pada bunga rendemen minyak melati concrete
melati. Kerusakan membran sel perlakuan tanpa PEF. Berdasarkan
sebagai pengatur keluar masuknya zat penelitian yang dilakukan Yin et al.
menyebabkan komponen-komponen (2008), ekstraksi betulin dari Inonotus
yang berada dalam sel lebih mudah Obliqus (Jamur Akar Putih) dengan
untuk berpenetrasi dan bercampur pada bantuan PEF merupakan aplikasi
larutan saat proses ekstraksi. Seperti perusakan dengan kejut dua kutub
yang dijelaskan oleh Kanduser dan (medan listrik) selama 2µs pada
Miklavcic (2008), fase pertama adalah tegangan 10-70 kV/cm secara
pembentukan pori yang mana adanya eksponensial pada sistem kontinyu.
respon kerusakan yang parah pada Ekstraksi betulin pada tegangan 40
membran sel. Perlakuan rasio antara kV/cm lebih efektif dan mampu
bunga melati dan pelarut yang semakin meningkatkan rendemen betulin hingga
meningkat dengan ukuran 1:2,5 (b/v) 20% dibandingkan metode
menyebabkan kontak permukaan bahan konvensional dengan penggunaan
baku dengan pelarut semakin luas waktu ektraksi yang singkat.
sehingga kemampuan berpenetrasi
kedalam jaringan bahan baku lebih Tabel 4. Perbandingan Hasil Perlakuan Terbaik dari
cepat dan komponen minyak atsiri Verifikasi Data dan Perlakuan Kontrol (Tanpa PEF)
Perlakuan
yang terekstrak semakin besar. Seperti
Parameter PEF 7 sekon Tanpa Uji t
yang dijelaskan oleh Susanto (1999), (T3P2) PEF
perbandingan bahan pelarut juga Rendemen (%) 2,02 1,05 Beda nyata
berpengaruh terhadap efisiensi Indeks Bias 7,1 4,9 Beda nyata
Komposisi kimia utama:
ekstraksi dan mutu ekstrak yang - Linalool (%) 6,33 3,98 *
dihasilkan. Semakin besar - Benzil asetat (%) 3,05 2,69 *
perbandingan bahan dengan pelarut Ket. : Tanda * tidak dilakukan lagi uji t karena tidak ada ulangan
maka proses pelarutan semakin baik
karena kontak antara partikel dalam
bahan pelarut semakin sering. Indeks bias yang dihasilkan dari
perlakuan terbaik (T3P2) sebesar 7,1.
Perbandingan Hasil Perlakuan Indeks bias yang dihasilkan dari
Terbaik dan Perlakuan Kontrol perlakuan kontrol (non-PEF) sebesar
Tabel 4 menunjukkan adanya 4,9. Hal ini menunjukkan adanya
perbedaan rendemen dan indeks bias perbedaan nilai indeks bias minyak
antara perlakuan terbaik (T3P2) dengan melati concrete, dimana nilai indeks
perlakuan kontrol (Non-PEF). bias pada proses ekstraksi dengan pre-
Rendemen yang dihasilkan dari treatment PEF lebih besar 2,2
perlakuan terbaik (T3P2) sebesar dibandingkan dengan perlakuan
2,02%. Rendemen yang dihasilkan dari kontrol (Non-PEF). Hasil analisis uji t
perlakuan kontrol (Non-PEF) sebesar menunjukkan bahwa rerata indeks bias
1,05%. Hal ini menunjukkan adanya minyak melati concrete perlakuan PEF
perbedaan rendemen minyak melati 7 detik berbeda nyata dengan hasil
concrete, dimana rendemen pada rerata indeks bias minyak melati
proses ektraksi dengan pre-treatment concrete perlakuan tanpa PEF. Seperti
PEF lebih besar 0,97% dibandingkan yang dijelaskan oleh Esthiagi dan
dengan perlakuan terkontrol (Non- Knorr (2005), PEF mampu
PEF). Hasil analisis uji t menunjukkan meningkatkan kandungan senyawa
bahwa rerata rendemen minyak melati

49
Jurnal Industria Vol 3 No 1 Hal 43 – 52.
Ekstraksi melati putih

penting yang terekstraksi dan dapat Berdasarkan hasil penelitian


menggantikan maserasi konvensional. Gachovska (2006), menunjukkan
Komponen utama penyusun bahwa aplikasi kejut medan listrik pada
minyak melati berdasarkan hasil ekstraksi jus alfalfa mampu
kromatogram yang diukur dengan GC- meningkatkan jumlah protein sebesar
MS Lab. Kimia Organik Brawijaya 57% dan kandungan mineral
sebagai berikut: meningkat hingga 73% dibandingkan
tanpa perlakuan kejut medan listrik.
Linalool
Konsentrasi murni linalool dalam Neraca Massa Produksi
minyak melati perlakuan terbaik Neraca massa merupakan suatu
sebesar 6,33% dan minyak perlakuan sistem proses dalam industri yang
kontrol sebesar 3,98%. Berdasarkan merupakan perhitungan kuantitatif dari
data yang ada memperlihatkan bahwa semua bahan-bahan yang masuk, yang
kandungan linalool pada minyak melati keluar, yang terakumulasi (tersimpan)
hasil perlakuan terbaik (T3P2) 2x lipat dan yang terbuang dalam sistem itu.
lebih besar dibandingkan dengan Perhitungan neraca massa digunakan
minyak melati perlakuan kontrol (Non- untuk mencari variabel proses yang
PEF) dengan selisih sebesar 2,35%. belum diketahui, berdasarkan data
Hal ini diduga pre-treatment kejutan variabel proses yang telah ditentukan
listrik dapat meningkatkan senyawa atau diketahui (Wardana, 2008).
penting pada saat ekstraksi dengan Neraca massa pembuatan minyak
merusak membran sel bahan. atsiri melati concrete dengan pre-
Berdasarkan hasil penelitian Guderjan treatment pulsed electric field
et al. (2005), komponen genistein dan merupakan neraca massa dari hasil
daidzein pada kedelai meningkat perlakuan terbaik (T3P2) rasio antara
sampai 20% setelah dilakukan bahan baku dengan pelarut 1:2,5 b/v
perlakuan kejut medan listrik (PEF) dan lama kejutan listrik 7 detik dengan
dibandingkan dengan sampel kontrol karakteristik rendemen sebesar 2,02%.
yang tidak diberi kejutan medan listrik. Pada perhitungan neraca massa
digunakan basis bahan baku produksi
Benzil Asetat sebesar 135 g sebagai input. Minyak
Konsentrasi bensil asetat atsiri concrete sebagai hasil akhir
merupakan petunjuk tajamnya wangi produksi pada perhitungan neraca
minyak melati. Konsentrasi kandungan massa diperoleh sebesar 5,52 g.
bensil asetat pada minyak melati
perlakuan terbaik sebesar 3,05% dan Pensortasian
minyak melati perlakuan kontrol Bahan baku yang masuk untuk
sebesar 2,69%. Minyak melati disortasi sebesar 165 g. Setelah
perlakuan terbaik (T3P2) menghasilkan diproses, maka bahan yang keluar
konsentrasi bensil asetat lebih tinggi berupa bunga melati segar dengan
dibandingkan dengan minyak melati kemekaran 40-75% sebesar 135 g dan
perlakuan kontrol (Non-PEF) dengan bahan yang tidak diinginkan berupa
selisih 0,35%. Hal ini diduga ranting dan bunga-bunga yang masih
pembentukan pori pada membran sel kuncup sebesar 30 g. Sehingga massa
sehingga menyebabkan kerusakan yang hilang pada tahapan sortasi
ketahanan sel menyebabkan komponen sebesar 30 g. Seperti yang dijelaskan
penting pada bahan dapat berpentrasi oleh Armando (2009), sortasi
keluar lebih cepat dan banyak pada saat dilakukan dengan pemilihan bunga
proses ektsraksi berlangsung. melati kuncup penuh menjelang mekar

50
Jurnal Industria Vol 3 No 1 Hal 43 – 52.
Ekstraksi melati putih

dan masih dalam keadaan segar.


Setelah itu, pisahkan mahkota bunga Penyaringan
(petal) dari tangkai dan kelopak Bahan baku yang masuk sebesar
bunganya. Petal siap untuk diekstrak. 357,75 g hasil dari tahapan proses
perendaman. Bahan baku yang keluar
Penimbangan berupa ampas melati sebesar 139 g dan
Bahan baku yang masuk pada larutan minyak-heksana sebesar 218,75
proses penimbangan sebesar 135 g dan g. Sehingga pada tahapan penyaringan
bahan baku yang keluar sesuai dengan massa yang hilang sebesar 139 g.
kebutuhan produksi sebesar 135 g.
Sehingga dalam tahapan ini tidak ada Penguapan pelarut
massa yang hilang. Seperti yang Bahan baku yang masuk berupa
dijelaskan oleh Rosmayati (1999), larutan minyak heksana sebesar 218,75
penimbangan bunga melati perlu g hasil dari proses penyaringan. Bahan
dilakukan untuk mengetahui dasar baku yang keluar berupa minyak melati
pengukuran volume pelarut. concrete sebesar 5,52 g dan pelarut
hexana sebesar 213,23 g. Sehingga
Pre-treatment kejut listrik 7 detik pada tahapan penguapan pelarut massa
Bahan baku yang masuk berupa yang hilang sebesar 213,23 g.
bunga melati setengah mekar sebesar
135 g. Setelah mengalami proses KESIMPULAN
kejutan listrik, bahan baku yang keluar Perlakuan terbaik diperoleh dari
berupa bunga melati segar setengah kombinasi rasio bahan baku dan
mekar sebesar 135 g. Pada tahapan ini pelarut 1:2,5 (b/v) dengan lama kejutan
tidak ada massa yang hilang. Seperti listrik selama 7 detik. Perlakuan terbaik
yang dijelaskan oleh Donsi et al. tersebut menghasilkan rendemen
(2010), efek dari kejutan listrik sebagai sebesar 2,02%, nilai indeks bias 7,1,
perlakuan pendahuluan hanya kandungan linalool sebesar 6,33% dan
menyebabkan permeabilisasi membran benzil asetat sebesar 3,05%.
sel, sehingga dapat mempercepat
perpindahan massa dalam peningkatan DAFTAR PUSTAKA
ekstraksi senyawa. Amiarsi, D., Yulianingsih, dan Sabari,
S.D. (2005). Pengaruh Jenis dan
Perendaman pelarut heksana 95% Perbandingan Pelarut terhadap Hasil
Pada tahapan ini bahan baku yang Ekstraksi Minyak Atsiri Mawar.
masuk berupa bunga melati setengah Jurnal Hortikultulra. 16(4):356-359.
mekar sebesar 135 g dan pelarut
Armando, R. (2009). Memproduksi 15
hexana 95% sebesar 227,5 g. Bahan
Minyak Atsiri Berkualitas. Penebar
baku yang keluar berupa bunga melati
Swadaya. Depok.
setengah mekar yang bercampur
dengan pelarut hexana 95% sebesar Cowan, M.M. (1999). Plant Products
357,75 g. Pada tahapan ini tidak ada an Antimicrobial Agents. Clinical
massa yang hilang. Menurut Guenther Microbial Reviews. 12(4):564-572.
(1988), cara kerja ekstraksi dengan
penguapan pelarut cukup sederhana Dewan Atsiri Indonesia. (2009).
yaitu merendam bunga dalam pelarut. Minyak Atsiri Indonesia. IPB Press.
Sehingga pelarut akan berpenetrasi ke Bogor.
dalam bahan dan melarutkan minyak
bunga, beberapa jenis lilin dan albumin Donsi, F., Ferrari, G. and Pataro, G.
serta zat warna. (2010). Application of Pulsed

51
Jurnal Industria Vol 3 No 1 Hal 43 – 52.
Ekstraksi melati putih

Electric Field Treatments for the Penggunaan Pelarut Untuk


Enhancement of Mass Transfer Ekstraksi Terhadap Rendemen dan
from Vegetable Tissue. Journal Mutu Minyak Melati (Jasminum sp.).
Food Engineering Reviews. 2:109- Skripsi. Fakultas Teknologi
130. Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Esthiagi, M.N. and Knorr, D. (2005).
High Electric Field Pulsed Pre- Spreer. (1998). Milk and Product
treatment. Biosystem Engineering. Technology. Marcel Dekker. New
90:289-294. York.
Gachovska, T.K. (2006). Pulsed Suryandari, S. (1998). Pengambilan
Electric Field Asissted Juice Oleoresin Jahe Dengan Cara
Extraction From Alfalfa. Canadian Ekstraksi Pelarut. Buletin IHP.
Biosystems Engineering. 48:3.33- (2):36-39.
3.37.
Susanto,W.M. (1999). Teknologi
Guenther, E. (1988). Minyak Atsiri. Lemak dan Minyak Makan. FTP UB
Jilid 1. Penerjemah : Ketaren, S. UI Press. Malang.
Press. Jakarta.
Wardana. (2008). Membuat Aplikasi
Guderjan, M., S. Toepfl, A. Berbasis Pendekatan Sistem Visual
Angersbach, and Knorr, D. (2005). Basic. Elex Media Komputindo.
Impact of Pulsed Electric Field Jakarta.
Treatment on The Recovery and
Quality of Plant Oils. Journal of Yin, Y.G., Ciu, Y.R. and Han, Y.
Food Engineering. 63:69-72. (2008). Optimization of Betulin
Extraction Process From Inonotus
Janositz, A. and Knorr, D. (2010). Obliquus With Pulsed Electric Field.
Microscopic Visualization of Pulsed Innovative Food Science and
Electric Field Induced Changes on Emerging Technologies. 9:306-310.
Plant Cellular Level. Innovative
Food Science and Energing Yuwono, S.S. dan Susanto. 1998.
Technologies. 11:592-597. Pengujian Fisik Pangan. Teknologi
Hasil Pertanian Universitas
Kanduser, M. and D. Miklavcic. (2008). Brawijaya. Malang.
Electroporation in Cell and Tissue
an Overview. In: Vorobiev E, Zeleny, M. 1982. Multiple Criteria
Lebovk Electrotechnologies for Decision Making. McGraw-Hill Co.
Extraction From Food Plant New York.
Material. Springer, New York. pp
1-37.
Prabawati, S., Suyanti dan Astu, U.
(2003). Prospek Pengembangan
Minyak Melati. Warta Penelitian
dan Pengembangan Pertanian.
25(1) :1-2.
Rosmayati. (1999). Pengaruh
Perbandingan Bunga dengan
Pelarut Menguap dan Frekuensi

52

Anda mungkin juga menyukai