Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH “TIMBAL”

7 Desember 2014 puskak3aceh

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Perkembangan suatu negara umumnya sejalan dengan kemajuan


industri. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya peningkatan aktivitas
aktivitas penduduk dalam memenuhi kebutuhan. Peningkatan
aktivitas ini dapat menimbulkan dampak negatif berupa
meningkatnya pencemaran lingkungan yang dapat membahayakan
kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Sebagai contoh
meningkatnya pencemaran lingkungan adalah turunnya kualitas
tanah yang dapat diakibatkan dari pencemaran limbah yang
dihasilkan oleh manusia, baik limbah rumah tangga, industri, maupun
pertanian. Semakin banyak industri di suatu negara dibangun, maka
semakin beragam aktivitas penduduknya, makin banyak pula limbah
yang dihasilkan. Limbah industri merupakan sumber logam berat
yang potensial sebagai sumber bahan pencemar. Hal ini disebabkan
karena ion-ion logam berat bersifat toksik meskipun pada konsentrasi
yang rendah dan umumnya sebagai polutan utama
bagi lingkungan.Logam berat adalah unsur logam dengan berat
molekul tinggi dan merupakan pencemaran lingkungan yang utama.
Umumnya, logam berat yang menyebabkan pencemaran adalah Cd,
Cr, Cu, Hg, Pb dan Zn. Ion-ion logam berat seperti Timbal sangat
berbahaya bagi manusia sebab Timbal cenderung untuk berakumulasi
dalam tubuh khususnya pada jaringan syaraf pusat.
Aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan kadang menghasilkan
dampak terhadap lingkungan. Dampak tersebut dapat berupa dampak
positif maupun negatif. Salah satu dampak negatif akibat aktivitas
manusia adalah turunnya kualitas lingkungan hidup. Sebagai contoh
turunnya kualitas tanah akibat pencemaran limbah yang dihasilkan
oleh manusia, baik limbah rumah tangga, industri, maupun pertanian.
Salah satu faktor pencemaran tanah yang paling penting adalah
limbah logam berat. Logam berat merupakan istilah yang digunakan
untuk unsur-unsur transisi yang mempunyai massa jenis atom lebih
besar dari 6 g/cm3. Merkuri (Hg), timbal (Pb), tembaga (Cu),
kadmium (Cd) dan stronsium (Sr) adalah contoh logam berat yang
berupa kontaminan yang berasal dari luar tanah dan sangat
diperhatikan karena berhubungan erat dengan kesehatan manusia,
pertanian dan ekotoksikologinya Pangan yang dikonsumsi sehari-hari
merupakan hasil pertanian. Pangan seharusnya memenuhi kriteria
ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal). Salah satu parameter tersebut,
yaitu Aman, termasuk dalam masalah mutu. Mutu dan keamanan
pangan berpengaruh langsung terhadap kesehatan masyarakat dan
perkembangan sosial. Makanan yang bermutu baik dan aman
diperlukan untuk meningkatkan kesehatan, kesejahteraan individu
dan kemakmuran masyarakat. Sayuran merupakan sumber pangan
yang mengandung banyak vitamin dan mineral yang secara langsung
berperan meningkatkan kesehatan. Oleh karena itu, hygienitas dan
keamanan sayuran yang dikonsumsi menjadi sangat penting agar
tidak menimbulkan gangguan kesehatan. Namun banya jenis sayuran
yang beredar di masyarakat tidak terjamin keamanannya karena
diduga telah terkontaminasi logam-logam berat seperti timbal (Pb),
kadmium (Cd), atau merkuri (Hg).

1. Rumusan Masalah
Dari uraian singkat latar belakang masalah diatas maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Dari mana saja sumber pencemaran Pb ?


2. Apa saja ciri-cir timbal (pb) ?
3. Bagaimana efek terhadap kesehatan di akibatkan pemaparan timbal
(pb ) dan cara pencegahan nya ?

C.Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi nilai tugas
yang diberikan oleh dosen mata kuliah chemical hazard, dan
memberikan pemahaman bagi penulis tentang bahaya yang
ditimbulkan timbal terhadap manusia dan lingkungan sekitar.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian timbal (Pb)

Timbal atau dikenal sebagai logam Pb dalam susunan unsur


merupakan logam berat yang terdapat secara alami di dalam kerak
bumi dan tersebar ke alam dalam jumlah kecil melalui proses alami
termasuk letusan gunung berapi dan proses geokimia. Pb merupakan
logam lunak yang berwarna kebiru-biruan atau abu-abu keperakan
dengan titik leleh pada 327,5 ºC dan titik didih 1.740 ºC pada tekanan
atmosfer.

1. Sumber dan kegunaan timabl (Pb )


Timbal secara alamiah terdapat dalam jumlah kecil pada batu-batuan,
penguapan lava, tanah dan tumbuhan. Timbal komersial dihasilkan
melalui penambangan, peleburan, pengilangan dan pengolahan ulang
sekunder (Joko S,1995).

Sumber-sumber lain yang menyebabkan timbal terdapat dalam udara


ada bermacam-macam. Di antara sumber alternatif ini yang tergolong
besar adalah pembakaran batu bara, asap dari pabrik-pabrik yang
mengolah senyawa timbal alkil, timbal oksida, peleburan biji timbal
dan transfer bahan bakar kendaraan bermotor, karena senyawa timbal
alkil yang terdapat dalam bahan bakar tersebut dengan sangat mudah
menguap. Kadar timbal dari sumber alamiah sangat rendah
dibandingkan dengan timbal yang berasal dari pembuangan gas
kendaraan bermotor.

Timbal tidak pernah ditemukan dalam bentuk murninya, selalu


bergabung dengan logam lain.Timbal terdapat dalam 2 bentuk yaitu
bentuk inorganik dan organik. Dalam bentuk inorganik timbal dipakai
dalam industri baterai (digunakan persenyawaan Pb-Bi) untuk kabel
telepon digunakan persenyawaan timbal yang mengandung 1%
stibium (Sb) untuk kabel listrik digunakan persenyawan timbal
dengan As, Sn dan Bi: percetakan, gelas, polivinil, plastik dan mainan
anak-anak. Disamping itu bentuk-bentuk lain dari persenyawaan
timbal juga banyak digunakan dalam konstruksi pabrik-pabrik
kimia, kontainer dan alat-alat lainnya. Persenyawaan timbal dengan
atom N (nitrogen) digunakan sebagai detonator (bahan peledak).
Selain itu timbal juga digunakan untuk industri cat (PbCrO4),
pengkilap keramik (Pb-Silikat), insektisida (Pb arsenat), pembangkit
tenaga listrik ( Pb-telurium). Penggunaan persenya-waan timbal ini
karena kemampuannya yang sangat tinggi untuk tidak mengalami
korosi.
Dalam bentuk organik timbal dipakai dalam industri perminyakan.
Alkil timbal (TEL/timbal tetraetil dan TML/timbal tetrametil)
digunakan sebagai campuran bahan bakar bensin. Fungsinya selain
meningkatkan daya pelumasan, meningkatkan efisiensi pembakaran
juga sebagai bahan aditif anti ketuk (anti-knock) pada bahan bakar
yaitu untuk mengurangi hentakan akibat kerja mesin sehingga dapat
menurunkan kebisingan suara ketika terjadi pembakaran
pada mesin-mesin kendaraan bermotor. Sumber inilah yang saat ini
paling banyak memberi kontribusi kadar timbal
dalam udara.Bahan aditif yang biasa dimasukkan ke dalam bahan
bakar kendaraan bermotor pada umumnya terdiri dari 62% timbal
tetra etil, dan bahan scavenger yaitu 18% etilendikhlorida (C2H4C12),
18% etilendibromida (C2H4Br2) dan sekitar 2% campuran
tambahan dari bahan-bahan yang lain. Senyawa scavenger dapat
mengikat residu timbal yang dihasilkan setelah pembakaran, sehingga
di dalam gas buangan terdapat senyawa timbal dengan halogen.
Jumlah senyawa timbal yang jauh lebih besar dibandingkan dengan
senyawa-senyawa lain dan tidak terbakar musnahnya timbal dalam
peristiwa pembakaran pada mesin menyebabkan jumlah timbal yang
dibuang ke udara melalui asap buangan kendaraan menjadi sangat
tinggi. Berdasarkan pada analisis yang pernah dilakukan dapat
diketahui kandungan brmacam-macam senyawa timbal yang ada
dalam asap kendaraan bermotor

Pencemaran lingkungan oleh timbal kebanyakan berasal dari aktifitas


manusia yang mengekstraksi dan mengeksploitasi logam tersebut.
Timbal digunakan untuk berbagai kegunaan terutama sebagai bahan
perpipaan, bahan aditif untuk bensin, baterai, pigmen dan amunisi.
Sumber potensial pajanan timbal dapat bervariasi di berbagai lokasi.
Manusia menyerap timbal melalui udara, debu, air dan makanan.
Salah satu penyebab kehadiran timbal adalah pencemaran udara.
Yaitu akibat kegiatan transportasi darat yang menghasilkan bahan
pencemar seperti gas CO2, NOx, hidrokarbon, SO2,dan tetraethyl
lead, yang merupakan bahan logam timah hitam (timbal) yang
ditambahkan ke dalam bahan bakar berkualitas rendah untuk
menurunkan nilai oktan.

1. Penggolongan Sumber Timbal (Pb)

1. Sumber dari alam

Kadar Pb yang secara alami dapat ditemukan dalam bebatuan sekitar


13 mg/kg. Khusus Pb yang tercampur dengan batu fosfat dan terdapat
didalam batu pasir (sand stone) kadarnya lebih besar yaitu 100
mg/kg. Pb yang terdapat di tanah berkadar sekitar 5 – 25 mg/kg dan
di air bawah tanah (ground water) berkisar antara 1- 60 μg/liter.

Secara alami Pb juga ditemukan di air permukaan. Kadar Pb pada air


telaga dan air sungai adalah sebesar 1 -10 μg/liter. Dalam air laut
kadar Pb lebih rendah dari dalam air tawar. Laut bermuda yang
dikatakan terbebas dari pencemaran mengandung Pb sekitar 0,07
μg/liter. Kandungan Pb dalam air danau dan sungai di USA berkisar
antara 1-10 μg/liter. Secara alami Pb juga ditemukan di udara yang
kadarnya berkisar antara 0,0001 – 0,001 μg/m3. Tumbuh-tumbuhan
termasuk sayur-mayur dan padi-padian dapat mengandung Pb,
penelitian yang dilakukan di USA kadarnya berkisar antara 0,1 -1,0
μg/kg berat kering. Logam berat Pb yang berasal dari tambang dapat
berubah menjadi PbS (golena), PbCO3 (cerusite) dan PbSO4
(anglesite) dan ternyata golena merupakan sumber utama Pb yang
berasal dari tambang. Logam berat Pb yang berasal dari tambang
tersebut bercampur dengan Zn (seng) dengan kontribusi 70%,
kandungan Pb murni sekitar 20% dan sisanya 10% terdiri dari
campuran seng dan tembaga.

1. Sumber dari Industri

Industri yang perpotensi sebagai sumber pencemaran Pb adalah


semua industri yang memakai Pb sebagai bahan baku maupun bahan
penolong, misalnya :

 Industri pengecoran maupun pemurnian.

Industri ini menghasilkan timbal konsentrat (primary lead), maupun


secondary lead yang berasal dari potongan logam (scrap).

 Industri batery.

Industri ini banyak menggunakan logam Pb terutama lead antimony


alloy dan lead oxides sebagai bahan dasarnya.

 Industri bahan bakar.

Pb berupa tetra ethyl lead dan tetra methyl lead banyak dipakai
sebagai anti knock pada bahan bakar, sehingga baik industri maupun
bahan bakar yang dihasilkan merupakan sumber pencemaran Pb.

 Industri kabel.

Industri kabel memerlukan Pb untuk melapisi kabel. Saat ini


pemakaian Pb di industri kabel mulai berkurang, walaupun masih
digunakan campuran logam Cd, Fe, Cr, Au dan arsenik yang juga
membahayakan untuk kehidupan makluk hidup.

 Industri kimia, yang menggunakan bahan pewarna.


Pada industri ini seringkali dipakai Pb karena toksisitasnya relatif
lebih rendah jika dibandingkan dengan logam pigmen yang lain.
Sebagai pewarna merah pada cat biasanya dipakai red lead, sedangkan
untuk warna kuning dipakai lead chromate.

1. Sumber dari Transportasi

Senyawa Pb-organik seperti Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil banyak


digunakan sebagai zat aditif pada bahan bakar bensin
untuk meningkatkan angka oktan secara ekonomi dan merupakan
bagian terbesar dari seluruh emisi Pb ke atmosfer. Pb-tetraetil dan Pb-
tetrametil berbentuk larutan dengan titik didih masing-masing 110 ºC
dan 200 ºC. Karena daya penguapan kedua senyawa tersebut lebih
rendah dibandingkan dengan unsur-unsur lain dalam bensin, maka
penguapan bensin akan cenderung memekatkan kadar Pb-tetraetil
dan Pb-tetrametil. Kedua senyawa ini akan terdekomposisi pada titik
didihnya dengan adanya sinar matahari dan senyawa kimia lain di
udara seperti senyawa halogen asam atau oksidator.

Kandungan Senyawa Timbal dalam Gas Buangan Kendaraan


Bermotor

Senyawa Pb (%) 0 jam 18 jam

PbBrCl 32,0 12,0

PbBrCl2PbO 31,4 1,6

PbCl2 10,7 8,3

Pb(OH)Cl 7,7 7,2


PbBr2 5,5 0,5

PbCL22PbO 5,2 5,6

Pb(OH)Br 2,2 0,1

PbOx 2,2 21,2

PbCO3 1,2 13,8

PbBr22PbO 1,1 0,1

PbCO32PbO 1,0 29,6

Kandungan PbBrCL dan PbBrCL2PbO merupakan kandungan


senyawa timbal yang utama. Ke dua senyawa tersebut telah
dihasilkan pada saat pembakaran pada mesin kendaraan dimulai,
yaitu saat waktu 0 jam. Selanjutnya jumlah dari ke dua senyawa
tersebut akan berkurang setelah waktu pembakaran berjalan 18
jam dimana jumlah buangan atas ke dua senyawa tersebut menjadi
berkurang jauh (50% untuk PbBrCl) dan menjadi sangat sedikit untuk
PbBrCl2PbO. Sedangkan kandungan oksida-oksida timbal (PbOx )
dan PbCO32PbO mengalami peningkatan yang sangat tinggi dan
menggantikan posisi dua kandungan pertama setelah masa
pembakaran sampai 18 jam.

Emisi Pb masuk ke dalam lapisan atmosfer bumi dan dapat berbentuk


gas dan partikel. Emisi Pb yang masuk dalam bentuk gas terutama
berkaitan sekali berasal dari buangan gas kendaraan bermotor. Emisi
tersebut merupakan hasil samping pembakaran yang terjadi dalam
mesin-mesin kendaraan, yang berasal dari senyawa tetrametil-Pb dan
tetril-Pb yang selalu ditambahkan dalam bahan bakar kendaraan
bermotor yang berfungsi sebagai antiknock pada mesin-mesin
kendaraan. Musnahnya timbal (Pb) dalam peristiwa pembakaran pada
mesin yang menyebabkan jumlah Pb yang dibuang ke udara melalui
asap buangan kendaraan menjadi sangat tinggi. Berdasarkan estimasi
skitar 80–90% Pb di udara ambien berasal dari pembakaran bensin
tidak sama antara satu tempat dengan tempat lain karena tergantung
pada kepadatan kendaraan bermotor dan efisiensi upaya untuk
mereduksi kandungan Pb pada bensin.

Hasil pembakaran dari bahan tambahan (aditive) Pb pada bahan


bakar kendaraan bermotor menghasilkan emisi Pb organik. Logam
berat Pb yang bercampur dengan bahan bakar tersebut akan
bercampur dengan oli dan melalui proses di dalam mesin maka logam
berat Pb akan keluar dari knalpot bersama dengan gas buang lainnya.

Timbal di udara terutama berasal dari penggunaan bahan bakar


bertimbal yang dalam pembakarannya melepaskan timbal oksida
berbentuk debu/partikulat yang dapat terhirup oleh manusia. Mobil
berbahan bakar yang mengandung timbal melepaskan 95 persen
timbal yang mencemari udara di negara berkembang.

1. Sumber dari Perairan

Timbal (Pb) dan persenyawaannya dapat berada di dalam badan


perairan secara alamiah dan sebagai dampak dari aktivitas manusia.
Pb yang masuk ke dalam perairan sebagai dampak aktivitas
kehidupan manusia diantaranya adalah air buangan dari
pertambangan bijih timah hitam, buangan sisa industri baterai dan
bahan bakar angkutan air. Secara alamiah, Pb dapat masuk ke badan
perairan melalui pengkristalan Pb di udara dengan bantuan air hujan.
Selain itu, proses korosifikasi dari batuan mineral akibat hempasan
gelombang dan angin, juga merupakan salah satu jalur sumber Pb
yang akan masuk dalam badan perairan. Pb yang masuk ke badan
perairan sebagai dampak dari aktiviatas kehidupan manusia. Senyawa
Pb yang ada dalam badan perairan dapat ditemukan dalam bentuk
ion-ion divalen atau ion-ion tetravalen (Pb2+, Pb4+). Badan perairan
yang telah kemasukan senyawa atau ion-ion Pb, sehingga jumlah Pb
yang ada dalam badan perairan melebihi kosentrasi yang semestinya,
dapat mengakibatkan kematian bagi biota perairan.

Kosentrasi logam toksik salah satunya Pb dalam lingkungan perairan


secara alamiah biasanya sangat kecil sekali. Kosentrasi logam Pb
secara alamiah dalam air laut 0,03 µg/L dan air sungai 3 µg/L.
Standar kosentrasi logam Pb dalam air yang direkomendasikan yaitu
0,10 mg/L. Timbal dapat berasal dari kontaminasi pipa, solder dan
kran air. Kandungan timbal dalam air sebesar 15mg/l dianggap
konsentrasi yang aman untuk dikonsumsi.

1. Sumber dari Makanan

Dalam makanan, timbal berasal dari kontaminasi kaleng makanan


dan minuman dan solder yang bertimbal. Kandungan timbal yang
tinggi ditemukan dalam sayuran terutama sayuran hijau.

1. Sumber dari Kosmetik

Produk kosmetik yang mengandung Pb salah satunya yaitu terdapat


pada lipstik. Hal ini diperkuat dengan adanya penelitian Malkan
bersama timnya yang menginginkan agar FDA menetapkan batas
kandungan timbal dalam lipstik dan mempelajari apakah ada
bahayanya jika produk yang mengandung timbal tersebut digunakan
pada bibir manusia, khususnya anak-anak dan wanita hamil. Malkan
juga mengatakan bahwa lima dari sembilan merek lipstik dengan
kandungan timbal tertinggi diproduksi oleh produsen kosmetik
terbesar di dunia. Lipstik keluaran L’Oreal dengan tema ‘Color
Sensational’ Pink Petal adalah paling tinggi kandungan timbalnya,
yaitu sebanyak 7,19 ppm. Sebagai perbandingan, produk anak-anak
yang dijual di Amerika Serikat dilarang memiliki kandungan timbal
lebih dari 100 ppm.

1. Berikut merupakan ciri-ciri dari timbal ialah :


2. Merupakan logam yang lunak, sehingga dapat dipotong dengan
menggunakan pisau atau tangan dan dapat dibentuk dengan mudah.
3. bersifat anorganik dan umumnya dalam bentuk garam anorganik yang
umumnya kurang larut dalam air
4. Tahan terhadap korosi atau karat, sehingga logam timbal sering
digunakan sebagai coating
5. Titik lebur rendah, hanya 327,5 derajat C
6. Merupakan penghantar listrik yang tidak baik.
7. Mempunyai kerapatan yang lebih besar dibandingkan dengan logam-
logam biasa, kecuali emas dan mercuri
8. tidak mengalami degradasi (penguraian) dan tidak dapat dihancurkan
9. tidak mengalami penguapan namun dapat ditemukan di udara sebagai
partikel

1. Dampak timbal terhadap kesehatan

Efek Pb terhadap kesehatan terutama terhadap


sistem haemotopoetic (sistem pembentukan darah), adalah
menghambat sintesis hemoglobin dan memperpendek umur sel darah
merah sehingga akan menyebabkan anemia. Pb juga menyebabkan
gangguan metabolisme Fe dan sintesis globin dalam sel darah merah
dan menghambat aktivitas berbagai enzim yang diperlukan
untuk sintesis heme.
Anak yang terpapar Pb akan mengalami degradasi kecerdasan alias
idiot. Pada orang dewasa Pb mengurangi kesuburan, bahkan
menyebabkan kemandulan atau keguguran pada wanita hamil,
kalaupun tidak keguguran, sel otak tidak bisa berkembang. Dampak
Pb pada ibu hamil selain berpengaruh pada ibu juga pada embrio/
janin yang dikandungnya. Selain penyakit yang diderita ibu sangat
menentukan kualitas janin dan bayi yang akan dilahirkan juga bahan
kimia atau obat-obatan, misalnya keracunan Pb organik dapat
meningkatkan angka keguguran, kelahiran mati atau kelahiran
premature.

Timbal (Plumbum) beracun baik dalam bentuk logam maupun


garamnya. Garamnya yang beracun adalah : timbal karbonat ( timbal
putih ); timbal tetraoksida ( timbal merah
); timbal monoksida; timbal sulfida; timbal asetat ( merupakan
penyebab keracunan yang paling sering terjadi ). Ada beberapa bentuk
keracunan timbal, yaitu keracunan akut, subakut dan
kronis. Nilai ambang toksisitas timbal ( total limit values atau TLV
) adalah 0,2 miligram/m3. Berikut tipe keracunan timbal yang terjadi
ialah:

1. Keracunan akut

Keracunan timbal akut jarang terjadi. Keracunan timbal akut secara


tidak sengaja yang pernah terjadi adalah karena timbal asetat. Gejala
keracunan akut mulai timbul 30 menit setelah meminum racun. Berat
ringannya gejala yang timbul tergantung pada dosisnya. Keracunan
biasanya terjadi karena masuknya senyawa timbal yang larut dalam
asam atau inhalasi uap timbal. Efek adstringen menimbulkan rasa
haus dan rasa logam disertai rasa terbakar pada mulut. Gejala lain
yang sering muncul ialah mual, muntah dengan muntahan yang
berwarna putih seperti susu karena Pb Chlorida dan rasa sakit perut
yang hebat. Lidah berlapis dan nafas mengeluarkan bau yang
menyengat. Pada gusi terdapat garis biru yang merupakan hasil
dekomposisi protein karena bereaksi dengan gas Hidrogn
Sulfida. Tinja penderita berwarna hitam karena mengandung Pb
Sulfida, dapat disertai diare atau konstipasi. Sistem syaraf pusat juga
dipengaruhi, dapat ditemukan gejala ringan berupa kebas dan
vertigo. Gejala yang berat mencakup paralisis beberapa kelompok
otot sehingga menyebabkan pergelangan tangan terkulai ( wrist drop
) dan pergelangan kaki terkulai (foot drop).

1. Keracunan subakut

Keracunan sub akut terjadi bila seseorang berulang kali terpapar


racun dalam dosis kecil, misalnya timbal asetat yang
menyebabkan gejala-gejala pada sistem syaraf yang lebih menonjol,
seperti rasa kebas, kaku otot, vertigo dan paralisis flaksid pada
tungkai. Keadaan ini kemudian akan diikuti dengan kejang-kejang dan
koma. Gejala umum meliputi penampilan yang gelisah, lemas dan
depresi. Penderita sering mengalami gangguan sistem
pencernaan, pengeluaran urin sangat sedikit, berwarna merah. Dosis
fatal : 20 – 30 gram. Periode fatal : 1-3 hari.

1. Keracunan kronis

Keracunan timbal dalam bentuk kronis lebih sering terjadi


dibandingkan keracunan akut. Keracunan timbal kronis lebih sering
dialami para pekerja yang terpapar timbal dalam bentuk garam pada
berbagai industri, karena itu keracunan ini dianggap sebagai penyakit
industri. seperti penyusun huruf pada percetakan, pengatur
komposisi media cetak, pembuat huruf mesin cetak, pabrik cat yang
menggunakan timbal, petugas pemasang pipa gas. Bahaya dan resiko
pekerjaan itu ditandai dengan TLV 0,15 mikrogram/m3, atau 0,007
mikrogram/m3 bila sebagai aerosol. Keracunan kronis juga dapat
terjadi pada orang yang minum air yang dialirkan melalui pipa
timbal, juga pada orang yang mempunyai kebiasaan menyimpan Ghee
(sejenis makanan di India) dalam bungkusan timbal. Keracunan
kronis dapat mempengaruhi system syaraf dan ginjal, sehingga
menyebabkan anemia dan kolik, mempengaruhi fertilitas,
menghambat pertumbuhan janin atau memberikan efek kumulatif
yang dapat muncul kemudian.

1. Masuknya Timbal (pb) dalam Tubuh Manusia

dalam menentukan jenis zat toksik yang menyebabkan keracunan,


seringkali menjadi rumit karena adanya proses yang secara alamiah
terjadi dalam tubuh manusia. Jarang sekali suatu bahan kimia
bertahan dalam bentuk asalnya didalam tubuh. Bahan kimia, ketika
memasuki tubuh akan mengalami proses ADME, yaitu absorpsi,
distribusi, metabolisme dan ekskresi. Misalnya, setelah memasuki
tubuh, heroin dengan segera termetabolisme menjadi senyawa lain
dan akhirnya menjadi morfin, menjadikan investigasi yang lebih detil
perlu dilakukan seperti jenis biomarker (petanda biologik) zat racun
tersebut, jalur paparan zat, letak jejak injeksi zat pada kulit dan
kemurnian zat

tersebut untuk mengkonfirmasi hasil diagnosa. Zat toksik juga


kemungkinan dapat mengalami pengenceran dengan adanya proses
penyebaran ke seluruh tubuh sehingga sulit untuk terdeteksi.
Walaupun zat racun yang masuk dalam ukuran gram atau miligram,
sampel yang diinvestigasi dapat mengandung zat racun atau
biomarkernya dalam ukuran mikrogram atau nanogram, bahkan
hingga pikogram. Pada dasarnya disposisi senyawa toksik meliputi
beberapa fase di antaranya absorbsi, distribusi, metabolisme, dan
eliminasi. Jalur masuknya timbal (Pb) ke tubuh manusia melalui
saluran pernapasan (respirasi), juga melalui saluran
pencernaan (gastrointestinal), kemudian di distribusikan ke dalam
darah, dan terikat pada sel darah. Sebagian Pb disimpan dalam
jaringan lunak dan tulang, sebagian diekskresikan lewat kulit, ginjal
dan usus besar. Timbal (Pb) bersirkulasi dalam darah setelah
diabsorbsi dari usus, terutama berhubungan dengan sel darah
merah (eritrosit). Pertama didistribusikan kedalam jaringan lunak dan
berinkorporasi dalam tulang, gigi, rambut untuk dideposit
(storage).17,20 Timbal (Pb) 90 % dideposit dalam tulang dan sebagian
kecil tersimpan dalam otak, pada tulang timbal (Pb) dalam bentuk Pb
fosfat / Pb3(PO4)2. Secara teori selama timbal (Pb) terikat dalam
tulang tidak akan menyebabkan gejala sakit pada penderita. Tetapi
yang berbahaya ialah toksisitas Pb yang diakibatkan gangguan
absorbsi Ca karena terjadi desorpsi Ca dari tulang yang menyebabkan
penarikan deposit timbal (Pb) dari tulang tersebut.

Timbal bersifat kumulatif. Dengan waktu paruh timbal dalam sel


darah merah adalah 35 hari, dalam jaringan ginjal dan hati selama 40
hari, sedangkan dalam tulang selama 30.

1. Risiko Timbal Pada Organ (Pb) Tubuh

Timbal (Pb) adalah logam toksik yang bersifat komulatif sehingga


mekanisme toksisitasnya dibedakan menurut organ yang dipengaruhi
yaitu :

1. Risiko timbal (Pb) pada sistem hemopoietik.

Timbal (Pb) mempengaruhi sistem darah dengan cara:


1. memperlambat pematangan normal sel darah merah (eritrosit) dalam
sumsum tulang yang menyebabkan terjadinya anemi.
2. mempengaruhi kelangsungan hidup sel darah merah. Eritrosit yang
diberi perlakuan dengan timbal (Pb), memperlihatkan peningkatan
tekanan osmosis dan kelemahan pergerakan. Selain itu juga
memperlihatkan penghambatan Na-K-ATP ase yang meningkatkan
kehilangan kalium intraseluler. Hal ini membuktikan bahwa kejadian
anemi karena keracunan timbal (Pb) disertai dengan penyusutan
waktu hidup eritrosit.
3. menghambat biosintesis hemoglobin dengan cara menghambat
aktivitas enzim delta-ALAD dan enzim ferroketalase 15

2. Risiko Timbal (Pb) pada Sistem Saraf.

Sistem saraf merupakan sistem yang paling sensitif terhadap daya


racun . Risiko dari keracunan keracunan timbal (Pb) dapat
menimbulkan keruskan pada otak. Penyakit-penyaakit yang
berhubungan dengan otak sebagai akibat dari keracunan timbal (Pb)
adalah epilepsi, halusinasi, kerusakan pada otak besar dan delirium,
yaitu sejenis penyakit gula.

Sistem saraf yang kena pengaruh timbal (Pb) dengan konsentrasi


timbal dalam darah diatas 80 μg / 100 ml, dapat terjadi ensefalopati.
Hal ini dapat dilihat melalui gejala seperti gangguan mental yang
parah, kebutaan dan epilepsi dengan atrofi kortikal, atau dapat secara
tidak langsung berkurangnya persepsi sensorik sehingga
menyebabkan kurangnya kemampuan belajar, penurunan intelegensia
(IQ), atau mengalami gangguan perilaku seperti sifat agresif,
destruktif, atau jahat. Kerusakan saraf motorik menyebabkan
kelumpuhan saraf lanjutan dikenal dengan lead palsy. Keracunan
kandungan timbal (Pb) dapat merusak saraf mata pada anak-anak dan
berakhir pada kebutaan. Centers for disease Control (CDC)
menyatakan bahwa kandungan timbal (Pb) dalam darah 70 μg / 100
ml merupakan batas darurat medis akut pada pasien anak.

3. Risiko Timbal (Pb) pada Sistem ginjal.

Senyawa timbal (Pb) yang terlarut dalam darah dibawa ke seluruh


system tubuh . Sirkulasi darah masuk ke glomerolus merupakan
bagian dari ginjal. Glomerolus merupakan tempat proses pemisahan
akhir dari semua bahan yang dibawa darah. Timbal (Pb) yang terlarut
dalam darah akan berpindah ke sistem urinaria (ginjal) sehingga
dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan pada ginjal. Kerusakan
terjadi karena terbentuknya intranuclear inclusion bodies disertai
dengan gejala aminociduria, yaitu terjadinya kelebihan asam amino
dalam urine. Nefropatis (kerusakan nefron pada ginjal) dapat di
deteksi dari ketidak seimbangnya fungsi renal dan sering diikuti
hipertensi.

4. Risiko Timbal (Pb) pada Sistem Gastrointestinal

Gejala awal muncul pada konsentrasi timbal (Pb) dalam darah sekitar
80 μg / 100 ml, gejala-gejala tersebut meliputi kurangnya nafsu
makan, gangguan pencernaaan, gangguan epigastrik setelah makan,
sembelit dan diare. Jika kadar timbal (Pb) dalam darah melebihi 100
μg / 100 ml, maka kecenderungan untuk munculnya gejala lebih parah
lagi, yaitu bagian perut kolik terus menerus dan sembelit yang lebih
parah. Jika gejala ini tidak segera ditangani, maka akan muncul kolik
yang lebih spesifik. Konsentrasi timbal (Pb) dalam darah diatas 150 μg
/ 100 ml penderita menderita nyeri dan melakukan reaksi kaki
ditarik-tarik kearah perut secara terus menerus dan menggeretakkan
gigi, diikuti keluarnya keringat pada kening. Jika tidak dilakukan
penanganan lebih lanjut, maka kolik dapat terjadi selama beberapa
hari, bahkan hingga satu minggu.

5. Risiko Timbal (Pb) pada Sistem Kardiovaskuler.

Tahap akut keracuan timbal (Pb) khususnya pada pasien yang


menderita kolik, tekanan darah akan naik. Jika terjadi hal demikian,
maka pasien tersebut akan mengalami hipotonia. Kemungkinan
kerusakan miokardial harus diperhatikan. Dalam penelitian
ditemukan jenis kelainan perubahan elektrokardiografis pada 70 %
dari total pasien yang ditangani. Temuan utama dari penelitian
adalah takhikardia, atrial disritmia, gelombang T dan atau sudut QRS-
T yang melebar secara tidak normal.

6. Risiko Timbal (Pb) pada Sistem Reproduksi dan Endokrin.

Efek reproduktif meliputi berkurangnya tingkat kesuburan bagi


wanita maupun pria yang terkontaminasi Timbal (Pb), logam tersebut
juga dapat melewati placenta sehingga dapat menyebabkan kelainan
pada janin. Dapat menimbulkan berat badan lahir rendah dan
prematur. Timbal (Pb) juga dapat menyebabkan kelainan pada fungsi
tiroid dengan mencegah masuknya iodine.

7. Risiko Karsinogenik.

International Agency for Research on Center (IARC) menyatakan


bahwa timbal (Pb) inorganic dan senyawanya termasuk dalam grup
2B, kemungkinan menyebabkan kanker pada manusia. Tahap awal
proses terjadinya kanker adanya kerusakan DNA yang menyebabkan
peningkatan lesi genetik herediter yang menetap atau disebut mutasi.
Timbal (Pb) diperkirakan mempunyai sifat toksik pada gen sehingga
dapat mempengaruhi terjadinya kerusakan DNA / mutasi gen dalam
kultur sel mamalia. Patogenesis kanker otak akibat terpapar timbal
(Pb) adalah sebagai berikut : timbal (Pb) masuk kedalam darah
melalui makanan dan akan tersimpan dalam organ tubuh yang
mengakibatkan gangguan sintesis DNA, proliferensi sel yang
membentuk nodul selanjutnya berkembang menjadi tumor ganas.

1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Toksisitas Timbal


2. Faktor lingkungan
3. Dosis dan lama pemaparan

Dosis (konsentrasi) yang besar dan pemaparan yang lama dapat


menimbulkan efek yang berat dan bisa berbahaya.

1. Kelangsungan pemaparan\

Berat ringan efek timbal tergantung pada proses pemaparan timbal


yaitu pemaparan secara terus menerus (kontinyu) atau terputus-putus
(intermitten). Pemaparan terus menerus akan memberikan efek yang
lebih berat dibandingkan pemaparan secara terputus-putus.

1. Jalur pemaparan (cara kontak)

Timbal akan memberikan efek yang berbahaya terhadap kesehatan


bila masuk melalui jalur yang tepat. Orang-orang dengan sumbatan
hidung mungkin juga berisiko lebih tinggi, karena pernapasan lewat
mulut mempermudah inhalasi partikel debu yang lebih besar (Joko S,
1995).

Faktor manusia, meliputi :

1. Umur
Usia muda pada umumnya lebih peka terhadap aktivitas timbal, hal
ini berhubungan dengan perkembangan organ dan fungsinya yang
belum sempurna. Sedangkan pada usia tua kepekaannya lebih tinggi
dari rata-rata orang dewasa, biasanya karena aktivitas
enzim biotransformase berkurang dengan bertambahnya umur
dan daya tahan organ tertentu berkurang terhadap efek timbal.
Semakin tua umur seseorang, akan semakin tinggi pula konsentrasi
timbal yang terakumulasi pada jaringan tubuh.

1. Status kesehatan, status gizi dan tingkat kekebalan


(imunologi) Keadaan sakit atau

disfungsi dapat mempertinggi tingkat toksisitas timbal atau dapat


mempermudah terjadinya kerusakan organ.

Malnutrisi, hemoglobinopati dan enzimopati seperti anemia dan


defisiensi glukosa-6-fosfat dehidrogenase juga meningkatkan
kerentanan terhadap paparan timbal. Kurang gizi akan meningkatkan
kadar timbal yang bebas dalam darah. Diet rendah kalsium
menyebabkan peningkatan kadar timbal dalam jaringan lunak dan
efek racun pada sistim hematopoeitik. Diet rendah kalsium dan fosfor
juga akan meningkatkan absorpsi timbal di usus. Defisiensi besi, diet
rendah protein dan diet tinggi lemak akan meningkatkan absorpsi
timbal, sedangkan pemberian zinc dan vitamin C secara terus menerus
akan menurunkan kadar timbal dalam darah, walaupun pajanan
timbal terus berlangsung.

Tabel 2.

Kadar Timbal dalam Jaringan Tubuh Orang-orang yang Tidak


Terpapar oleh Timbal.
Jaringan Mg Pb/100 gr Jaringan Basah

Tulang 0,67 – 3,59

Hati 0,04 – 0,28

Paru – paru 0,03 – 0,09

Ginjal 0,05 – 0,16

Limpa 0,01 – 0,07

Jantung 0,04

Otak 0,01 – 0,09

Gigi 0,28 – 3,14

Rambut 0,007 – 1,17

1. Jenis kelamin

Efek toksik pada laki-laki dan perempuan mempunyai pengaruh yang


berbeda. Wanita lebih rentan daripada pria. Hal ini disebabkan oleh
perbedaan faktor ukuran tubuh (fisiologi), keseimbangan hormonal
dan perbedaan metabolisme (Joko S, 1995).

1. Jenis jaringan

Kadar timbal dalam jaringan otak tidak sama dengan kadar timbal
dalam jaringan paru ataupun dalam jaringan lain.

Tabel 3.

Empat Kategori Timbal dalam Darah Orang Dewasa


µg Pb/ 100 ml Darah Deskripsi

Tidak terkena paparan atau

Tingkat paparan normal.

Pertambahan penyerapan

Dari keadaan terpapar tetapi

masih bisa ditoleransi.


A (normal) < 40
Kenaikan penyerapan dari
B (dapat ditoleransi) 40 – 80
keterpaparan yang banyak
C (berlebih) 80 – 120
dan mulai memeperlihatkan
D (tingkat bahaya) > 120
tanda-tanda keracunan.

Penyerapan mencapai

tingkat bahaya dengan

tanda-tanda keracunan

ringan sampai berat.

1. Batas Paparan Kerja Timbal.

Konsentrasi normal timbal dalam darah 10 – 25 µg/dL ( WHO,


1995). Menurut Palar (2004) pada orang dewasa terdapat perbedaan
kandungan timbal dalam darah, hal ini disebabkan oleh faktor
lingkungan dan geografis dimana orang-orang itu berada. Kadar
timbal dalam darah merupakan indikator yang paling baik untuk
menunjukkan current exposure (pemaparan sekarang). Hal ini hanya
berlaku pada steady state conditions yaitu bila seseorang terpapar
timbal secara terus menerus. Untuk mencapai kondisi steady state
tersebut diperlukan waktu pemaparan selama 2 bulan secara terus
menerus. Setelah pemaparan berhenti, kadar timbal akan turun secara
perlahan-lahan.

1. Pengendalian Dan Pencegahan

Menurut Umar Fahmi Achmad menyatakan pengendalian Pb yang


merupakan sebagian dari gas buang kendaraan bermotor cukup sulit
karena cukup banyak variabel yang mempengaruhinya di antaranya
cara mengemudi, ketaatan perawatan, kemacetan, banyaknya
kendaraan pribadi, kendaraan dapat berpindah-pindah, dan
terkonsentrasi pada suatu wilayah. Untuk itu perlu dilakukan
beberapa pendekatan antara lain :

1. Pendekatan Teknis

Timah hitam yang keluar dari knalpot dalam bentuk partikel yang
sangat halus, adanya polutan Pb karena pada bensin diberikan bahan
tambah berupa Pb (C2H5)4 yaitu Tetra Ethil Lead (TEL)
sebagai upaya untuk meningkatkan angka oktan. Partikel Pb dapat
mencemari tanaman pangan, dan bila hasil tanaman tersebut
dikonsumsi manusia maka dapat menyebabkan keracunan.

Untuk menghilangkan polutan Pb maka dapat dilakukan secara teknis


yaitu dengan mengendal ikan bahan bakar yang akan digunakan oleh
kendaraan bermotor. Hal ini dapat dilakukan dengan menggantikan
TEL dengan anti knocing yang lain yang tidak mengandung Pb. Dr
Jurg grutter, peneliti pada Swisscontact, Swiss, menyatakan hal itu.

Menurut pengamatannya, Pemerintah Honduras telah berhasil


menghilangkan partikulat timah hitam dari kawasan udara hingga
mendekati nol dalam waktu enam bulan. Itu terjadi sejak bensin tak
bertimah hitam (Pb) dipakai pada seluruh kendaraan bermotor di
negara itu. Dari situ Grutter mengambil kesimpulan bahwa
pengalihan penggunaan bensin bertimah hitam ke bensin tidak
bertimah hitam perlu terus didorong. Hal itu perlu dikembangkan di
berbagai negara dengan suatu argumentasi, polusi udara oleh timah
hitam jelas sangat mengganggu kesehatan dan merusak lingkungan.

Ditargetkan, tahun 1999 Indonesia terbebas dari bensin dengan timah


hitam. Kerugian ini didukung pula oleh kalangan produsen mobil,
karena mobil-mobil generasi baru yang kini dirancang tak
terpengaruh oleh pemakaian bahan bakar tanpa ditif timbal. Bahkan,
orang bisa memasang alat katalik kon verter yang berguna
mengurangi emisi gas lain.

Mencari bahan alternatif juga merupakan solusi yang banyak


ditawarkan. Bahan bakar tersebut dapat berupa bahan bakar gas
(BBG). Di jakarta maupun di Surabaya cukup banyak kendaraan
(taksi) yang menggunakan bahan bakar gas, karena selain polutannya
yang rendah juga lebih ekonomis.

Mobil listrik merupakan solusi program langit biru yang paling tepat
karena tidak menggunakan motor bakar sebagi tenaga penggerak
melainkan motor listrik sehingga emisinya nol. Pada saat ini mobil
listrik bukan Propotipe lagi melainkan sudah diproduksi secara
massal dan dijual pada pasar mobil. Batterey yang digunakan sebagai
sumber energi listrik sesuai dengan standard EPA (Enviromental
Protection Agency), kemampuan batterey mobil General EVI akan
turun 85 % setelah melaju.

2. Pendekatan Planatologi, Administrasi dan Hukum

Pemerintah mempunyai posisi yang paling strategis dalam upaya


mengendalikan pencemaran Pb ini. Dengan wewenang yang dimiliki,
pemerintah dapat menyusun tata kota dan rambu lalu lintas yang
memungkinkan kendaraan dapat berjalan lancar, mengontrol polutan
Pb secara berkala saat pajak kendaraan dan mengenakan sangsi bagi
yang melanggar.

Menurut hasil uji emisi kendaraan bermotor akhir juni 1996 di jakarta
selama enam hari, diperoleh kesimpulan sementara, sebanyak 61 %
kendaraan bermotor dinyatakan telah melampaui baku mutu emisi.
Hukum sebagai salah satu sarana dalam upaya untuk mencegah dan
menaggulangi akibat yang ditimbulkan emisi gas kendaraan bermotor,
karena melalui peraturan perundang-undangan telah ditetapkan
syarat-syarat yang harus dipatuhi oleh setiap warga masyarakat.

Beberapa peraturan yang berhubungan dengan masalah tersebut


adalah :

1. UU No. 14 Tahun 1992 tentang angkutan jalan pada pasal 50

 Untuk mencegah pencemaran udara yang dapat mengganggu


kelestarian lingkungan hidup, setiap kendaraan bermotor wajib
memenuhi persyaratan angkatan batas emisi gas buang.
 Setiap pemilik, pengusaha angkutan umum dan atau pengemudi
kendaraan bermotor, wajib mencegah terjadinya pencemaran udara.

1. Kep. Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP 35/ MENLH/


10/1993 tentang ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor.

 Dalam pasal 1 dinyatakan bahwa ambang batas emisi gas buang


kendaraan bermotor adalah batas maksimum zat dalam bahan
pencemaran yang telah dikeluarkan langsung dari pipa gas buang
kendaraan bermotor.
 Pasal 4 menetapkan bahwa batas emisi gas buang kendaraan
bermotor ditinjau kembali sekurang-kurangnya dalam 5 tahun sekali.
Persyaratan yang ditetapkan pemerintah melalui ketentuan di atas
dimaksud sebagai upaya untuk pencegahan pencemaran udara yang
bersifat preventif. Namun jika persyaratan itu tidak dipatuhi atau
dilanggar akan menimbulkan sangsi pidana, seperti ditetapkan dalam
pasal 67 UU No.14 tahun 192 yang berbunyi sebagai berikut : ”Barang
siapa yang mengemudikan kendaraan bermotor yang tidak memenuhi
syarat ambang batas emisi gas buang, dipidana dengan pidana paling
lama 2 bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 2.000.000.
Selanjutnya pasal 64 menetapkan, jika seseorang melakukan lagi
pelanggaran pertama, maka pidana yang dijatuhkan terhadap
pelanggaran yang kedua ditambah dengan sepertiga dari pidana
kurungan pokoknya atau bila dikenakan denda dapat ditambah
dengan setengah dari denda yang diancam untuk pelanggaran
pertama.

3. Pendekatan Edukatif

Upaya mengurangi Pb dalam udara bukan hanya tugas pemerintah


saja, melainkan tanggung jawab seluruh masyarakat. Untuk itu dapat
dilakukan dengan cara :

1. Memberikan informasi secara intensif tentang dampak Pb pada


kesehatan dan lingkungan serta cara bagaimana mengatasinya.
Dengan mengetahui dampak tersebut diharapkan timbul kesadaran
masyarakat untuk melakukan upaya mengatasinya.
2. Melakukan pendidikan pelatihan pada orang-orang yang potensial
menjadi penyebab meningkatnya pencemaran Pb seperti pengemudi,
pemilik kendaraan bermotor, mekanik/teknisi yang melakukan
perawatan kendaraan.

Cara mengemudi kendaraan mempengaruhi efisiensi kerja mesin dan


pemakaian bahan bakar. Cara mengemudi yang menyebabkan
pemakaian bahan bakar menjadi boros sehingga polusi tinggi antara
lain : pengemudi memainkan pedal gas saat kendaraan berhenti di
lampu pengatur lalu lintas, kaki selalu menempel pada pedal
kopling sehingga kopling menjadi sedikit slip, pemilihan tingkat
transmisi yang tidak tepat.

Untuk megurangi penyebab pencemaran Pb dari cara mengemudi


yang salah yaitu dengan cara :

1. Produsen harus memberi petunjuk bagaimana cara mengemudi


kendaraan dengan baik dan benar pada setiap kendaraan yang
diproduksinya, sehingga pengemudi dapat mempelajarinya sebelum
mengemudinya.
2. Melalui media secara intensif, pemerintah (Dinas Lalu Lintas
Angkutan Jalan Raya) memberi himbauan kepada pengemudi
pentingnya cara mengemudi yang benar.
3. Menyelenggarakan pendidikan singkat tentang pengetahuan dan
ketrampilan dasar merawat dan mengemudikan kendaraan dengan
baik dan benar pada pengemudi.

Kedisiplinan pemilik kendaraan merawat secara berkala masih


rendah, terutama pada kendaraan umum. Untuk meningkatkan
kesadaran dan kedisiplinan pemilik kendaraan melakukan perawatan
dapat dilakukan dengan cara memberikan informasi yang tepat
tentang keuntungan bila pemilik melakukan perawatan kendaraan
dengan benar, serta kerugian bila tidak melakukan perawatan dengan
benar.

Kemampuan mekanik dalam melakukan perawatan dan perbaikan


kendaraan mempengaruhi hasil kerjanya. Hasil penyetelan yang
kurang baik menyebabkan kerja mesin kurang sempurna sehingga
bahan bakar boros dan polusi gas buangnya tinggi. Untuk
meningkatkan kemampuan mekanik dapat dilakukan melalui
pendidikan lanjut, pelatihan, studi banding, diskusi kasus yang
muncul dalam kelompok kerja dan lain sebagainya.

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Timbal merupakan suatu logam berat yang lunak berwarna kelabu


kebiruan dengan titik leleh 327 ºC dan titik didih 1.620 ºC. Bersifat
lentur, timbal sangat rapuh dan mengkerut pada pendinginan, sulit
larut dalam air dingin, air panas dan air asam.

Senyawa-senyawa timbal organik relatif lebih mudah untuk diserap


tubuh melalui selaput lendir atau melalui lapisan kulit bila
dibandingkan dengan senyawa-senyawa timbal anorganik. Namun hal
itu bukan berarti semua senyawa timbal dapat diserap oleh tubuh,
melainkan hanya sekitar 5 – 10% dari jumlah timbal yang masuk
melalui makanan dan atau sebesar 30% dari jumlah timbal yang
terhirup yang akan diserap oleh tubuh. Dari jumlah yang terserap
itu hanya 15% yang akan mengendap pada jaringan tubuh, dan
sisanya akan turut terbuang bersama bahan sisa metabolisme
seperti urin dan fese.

Paparan timbal yang berlangsung lama dapat mengakibatkan


gangguan terhadap berbagai sistim organ. Efek pertama pada
keracunan timbal kronis sebelum mencapai target organ adalah
adanya gangguan pada biosintesis hem, apabila hal ini tidak segera
diatasi akan terus berlanjut mengenai target organ lainnya.
Konsentrasi normal timbal dalam darah 10 – 25 µg/ pada orang
dewasa terdapat perbedaan kandungan timbal dalam darah, hal
ini disebabkan oleh faktor lingkungan dan geografis dimana orang-
orang itu berada.Untuk mengendalikan pencemaran Pb tersebut dapat
dilakukan melalui pendekatan teknis yaitu dengan mengupayakan
pembakaran sempurna dan mencari bahan bakar alternatif.
Pemerintah mempunyai posisi yang strategis untuk melakukan
pendekatan planatologi, administrasi dan hukum.

1. Saran
2. Sebaiknya menggunakan masker untuk meminimalkan Timbal masuk
kedalam tubuh melalui pernapasan, serta meggunakan baju tertutup
khusus bagi Polantas dan petugas SPBU yang setiap hari kontak
dengan gas-gas asap kendaraan bermotor serta aroma bensin bagi
petugas SPBU, karena timbal dapat pula diabsorpsi melalui kulit.
3. Menjaga kebersihan diri sebelum makan dan mengganti pakaian yang
telah dipakai bertugas. Serta memiliki makanan yang tidak pernah
terkontaminasi oleh timbal.
4. Tidak menggunakan kosmetik, bensin yang mengandung timbal

https://artikelkesker.wordpress.com/2014/12/07/makalah-timbal/

Anda mungkin juga menyukai