PENDAHULUAN
atau yang disebut Pedagang Besar Farmasi (PBF) dan menurut Peraturan Menteri
Pedagang Besar Farmasi (PBF), PBF adalah perusahaan berbentuk badan hukum
yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan
PBF hanya menyalurkan obat kepada PBF atau PBF cabang lainnya dan
puskesmas, klinik atau toko obat.Agar dapat sampai ke tangan masyarakat dimana
memenuhi ketentuan Cara Distribusi Obat yang Baik yang ditetapkan oleh Menteri
(Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2009). Cara Distribusi Obat yang Baik, yang
1
selanjutnya disingkat CDOB, adalah cara distribusi/penyaluran obat dan/atau bahan
Farmasi, menyatakan bahwa setiap PBF dan PBF cabang harus memiliki apoteker
pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran obat dan/atau bahan obat dan apoteker
undangan. Untuk itu, seorang apoteker dituntut untuk meningkatkan kemampuan dan
Padang bekerja sama dengan PBF PT. Enseval Putera Megatrading, Tbk cabang
Padang dalam menyelenggarakan Praktek Kerja Profesi Apoteker dari tanggal 2-13
April 2018. Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diharapkan dapat meningkatkan
calon Apoteker untuk berperan langsung dalam pengelolaan PBF sesuai fungsi dan
2
1.2 Tujuan Praktek Kerja Profesi Apoteker
tanggung jawab apoteker dalam distribusi atau penyaluran sediaan farmasi dan
alkes.
alkes.
dan Alkes.
3
4. Meningkatkanrasa percaya diri untuk menjadi apoteker yang professional yang
berwirausaha.
4
BAB II
TINJAUAN UMUM
badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat
dan atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
penyaluran obat atau bahan obat wajib menerapkan Pedoman Teknis Cara Distribusi
Obat Yang Baik (CDOB). Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) adalah cara
distribusi atau penyaluran obat dan atau bahan obat yang bertujuan memastikan mutu
penggunaannya (PKBPOM,2012).
PBF Cabang adalah cabang PBF yang telah memiliki pengakuan untuk
melakukan pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan atau bahan obat dalam
5
2.1.2 Landasan Hukum PBF
6
11. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 7 Tahun 2016
Disalahgunakan.
Prekursor Farmasi
7
Selain memiliki fungsi suatu PBF juga memiliki kewajiban yang harus dipenuhi
yaitu:
5. PBF hanya dapat menyalurkan obat kepada PBF lain, fasilitas pelayanan
Suatu PBF beroperasi setelah mendapatkan surat izin. Selama PBF tersebut
masih aktif melakukan kegiatan pengelolaan obat maka seluruh kegiatan yang
dalam pengadaan dan penyaluran obat ke sarana pelayanan kesehatan dan faktor-
faktor lainnya.
8
2.1.4.2 Bangunan
Suatu PBF harus mempunyai luas bangunan yang cukup dan memenuhi
fungsi PBF. Suatu PBF paling sedikit memiliki ruang tunggu, ruang penerimaan obat,
ruang penyiapan obat, ruang administrasi, ruang kerja Apoteker, gudang obat jadi,
ruang makan, dan kamar kecil. Bangunan PBF dilengkapi dengan sumber air yang
dan kapasitas yang cukup untuk memungkinkan penyimpanan dan penanganan obat
yang baik, dan area penyimpanan dilengkapi dengan pencahayaan yang memadai
Harus ada area terpisah dan terkunci antara obat dan atau bahan obat yang
menunggu keputusan lebih lanjut mengenai statusnya, meliputi obat dan atau bahan
obat yang diduga palsu, yang dikembalikan, yang ditolak, yang akan dimusnahkan,
yang ditarik, dan yang kedaluwarsa dari obat dan atau bahan obat yang dapat
disalurkan.
Harus tersedia kondisi penyimpanan khusus untuk obat dan atau bahan obat
dan/atau bahan obat yang mengandung bahan radioaktif dan bahan berbahaya
lainyang dapat menimbulkan risiko kebakaran atau ledakan (misalnya gas bertekanan,
9
mudah terbakar, cairan dan padatan mudah menyala) sesuai persyaratan keselamatan
dan keamanan.
dari kondisi cuaca, dan harus didesain dengan baik serta dilengkapi dengan peralatan
Bangunan dan fasilitas penyimpanan harus bersih dan bebas dari sampah dan
masuknya serangga, hewan pengerat atau hewan lain. Program pencegahan dan
pengendalian hama harus tersedia. Ruang istirahat, toilet dan kantin untuk personil
Suatu PBF yang ingin beroperasi harus memiliki perlengkapan yang memadai
blangko faktur pajak, blangko surat jalan, kartu stok obat, bukti penerimaan
10
b. Peralatan dan penyimpanan obat seperti lemari obat jadi, lemari pendingin,
barang, dan box es untuk pengiriman obat dengan suhu penyimpanan rendah.
untuk tiap fasilitas distribusi, yang memiliki wewenang dan tanggung jawab yang
telah ditetapkan untuk memastikan bahwa sistem mutu disusun, diterapkan dan
pendelegasian kepada Apoteker lain yang bertugas paling lama untuk waktu tiga
bulan. Apoteker lain tersebut wajib melaporkan setiap kegiatan distribusinya kepada
2014).
mengikuti pelatihan CDOB yang memuat aspek keamanan, identifkasi obat dan atau
bahan obat, deteksi dan pencegahan masuknya obat dan atau bahan obat palsu
11
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 889/Menkes/Per/V/2011
Tentang Registrasi, Izin Praktik, Dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian, Apoteker
adalah Sarjana Farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan
atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi dan Tenaga Menengah
Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) adalah bukti tertulis yang diberikan
oleh Menteri kepada Apoteker yang telah diregistrasi. STRA berlaku 5 (lima) tahun
dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu 5 tahun selama masih memenuhi
12
4. Mempunyai surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang
profesi.
harus memiliki Surat Izin Kerja Apoteker (SIKA). SIKA adalah surat izin praktik
pada fasilitas produksi atau fasilitas distribusi atau penyaluran.SIKA hanya diberikan
harus mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota
lama 20 hari sejak surat permohonan diterima dan dinyatakan lengkap. Berkas berkas
13
Pencabutan SIKA oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota dapat
dilakukan apabila:
suratizin
rekomendasi KFN
Menurut CDOB Tahun 2012, Apoteker Penanggung Jawab PBF memiliki tugas
manajemen mutu
kegiatan distribusi
14
d) Mengkoordinasikan dan melakukan dengan segera setiap kegiatan
dalam stok obat dan/atau bahan obat yang memenuhi syarat jual
dilakukan
15
2.1.6 Tata Cara Perizinan PBF
jawab;
g. Memiliki ruang penyimpanan obat yang terpisah dari ruangan lain sesuai
CDOB.
kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Kepala Badan, Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi dan Kepala Balai POM. Permohonan harus ditandatangani oleh
16
direktur/ketua dan apoteker calon penanggung jawab disertai dengan kelengkapan
b. Susunan direksi/pengurus;
d. Akta pendirian badan hukum yang sah sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan;
a. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak diterimanya tembusan
kelengkapan administratif.
17
b. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak diterimanya tembusan
CDOB.
c. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak dinyatakan memenuhi
d. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak melakukan audit
e. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak menerima laporan, Kepala
f. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak menerima rekomendasi,
PBF.
g. Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud pada nomor (3), ayat (4), ayat
(4.1) dan nomor (5) tidak dilaksanakan pada waktunya, pemohon dapat
dengan tembusan kepada Kepala Badan, Kepala Balai POM dan Kepala Dinas
Kesehatan.
h. Paling lama 12 (dua belas) hari kerja sejak diterimanya surat pernyataan
18
Badan, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala Dinas Kesehatan
Pedagang Besar Farmasi (PBF), untuk memperoleh pengakuan sebagai PBF Cabang,
dengan tembusan kepada Direktur Jenderal, Kepala Balai POM, dan Kepala Dinas
Permohonan harus ditandatangani oleh kepala PBF Cabang dan Apoteker calon
berikut:
jawab
19
Selanjutnya alur pengajuan perizinan Pedagang Besar Farmasi (PBF), Cabang sama
PBF berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi
Berdasarkan PERMENKES 1148 tahun 2011 Bab III, menyebutkan antara lain:
menyalurkan obat dan atau bahan obat yang memenuhi persyaratan mutu yang
2. PBF hanya dapat melaksanakan pengadaan obat dari industri farmasi dan atau
sesama PBF.
3. PBF hanya dapat melaksanakan pengadaan bahan obat dari industri farmasi,
20
5. PBF Cabang hanya dapat melaksanakan pengadaan obat dan atau bahan obat
6. PBF dan PBF Cabang dalam melaksanakan pengadaan obat atau bahan obat
lain :
a. Dalam hal Apoteker penanggung jawab tidak dapat melaksanakan tugas, PBF
b. PBF atau PBF Cabang yang menunjuk Apoteker lain sebagai pengganti
lain:
a. PBF cabang yang menyalurkan obat dan/ atau bahan obat di daerah provinsi
dituju dengan tebusan kepala dinas kesehatan provinsi asal PBF Cabang,
21
Kepala Balai POM provinsi asal PBF Cabang dan Kepala Balai POM
lain:
a. PBF dan PBF Cabang hanya melaksanakan penyaluran obat berdasarkan surat
Jawab atau Tenaga Teknis Kefarmasian Penanggung Jawab untuk took obat
Setiap PBF dan PBF Cabang dilarang menjual obat atau bahan obat secara
eceran.Setiap PBF dan PBF Cabang dilarang menerima dan melayani resep dokter.
PBF dan PBF Cabang hanya dapat menyalurkan obat kepada PBF atauPBF Cabang
a. Apotek
c. Puskesmas
d. Klinik atau,
e. Toko obat.
PBF dan PBF Cabang tidak dapat menyalurkan obat keras kepada toko
22
menyalurkan obat dan bahan obat kepada instansi pemerintah yang dilakukan sesuai
menyalurkan obat atau bahan obat di wilayah provinsi sesuai surat pengakuannya.
2.1.9.1 Pengadaan
serta diperiksa ulang secara berkala.Jika obat dan atau bahan obat diperoleh dari
industri farmasi maka fasilitas distribusi wajib memastikan bahwa pemasok tersebut
mempunyai izin serta menerapkan prinsip dan pedoman CPOB sedangkan jika bahan
obat diperoleh dari industri non-farmasi yang memproduksi bahan obat dengan
standar mutu farmasi maka fasilitas distribusi wajib memastikan bahwa pemasok
bahan obat harus dikendalikan dengan prosedur tertulis dan rantai pasokan harus
2.1.9.2 Penyaluran
Tahun 2017, PBF Cabang hanya dapat menyalurkan obat danatau bahan obat di
daerah provinsi sesuai dengan surat pengakuannya. Dikecualikan dari ketentuan, PBF
Cabang dapat menyalurkan obat dan atau bahan obat di daerah provinsi terdekat
untuk dan atas nama PBF pusat yang dibuktikan dengan Surat Penugasan atau
23
Penunjukan. Setiap Surat Penugasan/Penunjukkan berlaku hanya untuk 1 (satu)
daerah provinsi terdekat yang dituju dengan jangka waktu selama 1 (satu) bulan. 14
PBF Cabang yang menyalurkan obat dan/atau bahan obat di daerah provinsi
tertulis kepada kepala dinas kesehatan provinsi yang dituju dengan tembusan kepala
dinas kesehatan provinsi asal PBF Cabang, Kepala Balai POM provinsi asal PBF
PBF dan PBF Cabang hanya melaksanakan penyaluran obat berdasarkan surat
atau tenaga teknis kefarmasian penanggung jawab untuk toko obat dengan
kepada PBF lain, dan fasiitas pelayanan kefarmasian sesuai ketentuan peraturan
klinik dan toko obat (selain obat keras). Dalam pelaksanaan penyaluran sediaan
a. Penyaluran Obat
24
peraturan perundang-undangan. Namun, PBF tidak dapat menyalurkan
b. Penyaluran Narkotika
c. Penyaluran Psikotropika
25
1. Pabrik obat kepada pedagang besar farmasi, apotek, sarana penyimpanan
lembaga pendidikan.
Psikotropika golongan 1 hanya dapat disalurkan oleh pabrik obat dan pedagang
kepentingan ilmu pengetahuan hanya dapat disalurkan oleh pabrik obat dan pedagang
Farmasi.Surat pesanan harus terpisah dari pesanan barang lain (Permenkes Nomor 3
Tahun 2015).
Ekspor psikotropika hanya dapat dilakukan oleh pabrik obat atau pedagang
besar farmasi yang telah memiliki izin sebagai eksportir sesuai dengan ketentuan
dapat dilakukan oleh pabrik obat atau pedagang besar farmasi yang telah memiliki
26
2.1.10 Gudang Pedagang Besar Farmasi
antara lain:
1. Gudang dan kantor PBF atau PBF Cabang dapat berada pada lokasi yang
2. Dalam hal gudang dan kantor PBF berada dalam lokasi yang terpisah maka
lain :
gudang tambahan.
27
3. Surat pernyataan kesediaan bekerja penuh apoteker penanggung jawab.
2. Nama gudang
antara lain:
(tiga) bulan sekali meliputi kegiatan penerimaan dan penyaluran obat atau
28
bahan obat kepada BINFAR / Bina Farmasi dibawah naungan DEPKES
bulan meliputi kegiatan penerimaan dan penyaluran obat atau bahan obat yang
POM RI. Hardcopy ditembuskan ke Dinkes Provinsi dan Kepala Balai Besar
POM Padang.
4. Laporan tersebut setiap saat harus dapat diperiksa oleh petugas yang
berwenang.
tanggung jawab, proses dan langkah manajemen risiko terkait dengan kegiatan yang
dilaksanakan. Fasilitas distribusi harus memastikan bahwa mutu obat dan/atau bahan
obat dan integritas rantai distribusi dipertahankan selama proses distribusi. Seluruh
kegiatan distribusi harus ditetapkan dengan jelas, dikaji secara sistematis dan semua
tahapan kritis proses distribusi dan perubahan yang bermakna harus divalidasi dan
29
fasilitas distribusi, membutuhkan kepemimpinan dan partisipasi aktif serta harus
Manajemen mutu yang diuraikan dalam CDOB (2012), meliputi sistem mutu,
dengan mutu, sebagaimana dinyatakan dan disahkan secara resmi oleh manajemen.
c. Obat dan/atau bahan obat dikirimkan ke penerima yang tepat dalam jangka
d. Kegiatan yang terkait dengan mutu dicatat pada saat kegiatan tersebut
dilakukan.
di selidiki.
berbagai kegiatan berdasarkan kontrak. Proses ini harus mencakup manajemen risiko
30
mutu yang meliputi penilaian terhadap pihak yang ditunjuk, penetapan tanggung
jawab dan proses komunikasi, dan pemantauan dan pengkajian secara teratur.
sasaran, penilaian indikator kinerja, peraturan, pedoman dan hal baru yang berkaitan
Bagian terakhir dalam manajemen mutu adalah manajemen risiko mutu yang
mengkomunikasikan dan mengkaji risiko terhadap mutu obat dan/atau bahan obat.
Pelaksanaan dan pengelolaan sistem manajemen mutu yang baik serta distribusi
obat dan/atau bahan obat yang benar sangat bergantung pada personil yang
harus memahami prinsip CDOB dan harus menerima pelatihan dasar maupun
Di dalam perusahaan harus ada struktur organisasi untuk tiap bagian yang
31
harus seorang apoteker yang memenuhi kualifikasi dan kompetensi sesuai peraturan
perlindungan dan distribusi obat danatau bahan obat meliputi gedung-gedung, gudang
dan penyimpanan. Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia
(2012), persyaratan bangunan dan peralatan sesuai CDOB yaitu sebagai berikut:
b. Jika bangunan (termasuk sarana penunjang) bukan milik sendiri, maka harus
c. Harus ada area terpisah dan terkunci antara obat dan/atau bahan obat yang
menunggu keputusan lebih lanjut mengenai statusnya, meliputi obat dan atau
bahan obat yang diduga palsu, yang dikembalikan, yang ditolak, yang akan
32
dimusnahkan, yang ditarik, dan yang kedaluwarsa dari obat dan atau bahan obat
pengendalian yang memadai untuk menjaga agar semua bagian terkait dengan
yang dipersyaratkan.
e. Harus tersedia kondisi penyimpanan khusus untuk obat dan/atau bahan obat
f. Harus tersedia area khusus untuk penyimpanan obat dan/atau bahan obatyang
dan keamanan.
kondisi cuaca dan harus didesain dengan baik serta dilengkapi dengan peralatan
yang memadai.
kontrak yang memiliki akses terhadap obat dan/atau bahan obatdi area
33
penerimaan, penyimpanan dan pengiriman, untuk meminimalkan kemungkinan
j. Bangunan dan fasilitas penyimpanan harus bersih dan bebas dari sampah dan
pelaksanaan pembersihan.
k. Ruang istirahat, toilet, dan kantin untuk personil harus terpisah dari area
penyimpanan.
a. Semua peralatan harus didesain untuk penyimpanan dan penyaluran obat dan
atau bahan obat harus didesain, diletakkan dan dipelihara sesuai dengan standar
penyimpanan obat dan/atau bahan obat harus dikalibrasi, serta kebenaran dan
yang tepat.
34
pencatat suhu dan kelembaban, unit pengendali udara dan peralatan lain yang
2.2.4 Operasional
memastikan bahwa identitas obat dan atau bahan obat tidak hilang dan distribusinya
bahwa kiriman obat dan/atau bahan obatyang diterima benar, berasal dari pemasok
yang disetujui, tidak rusak atau tidak mengalami perubahan selama transportasi. Obat
dan/atau bahan obat tidak boleh diterima jika kedaluwarsa atau mendekati tanggal
kedaluwarsa sebelum digunakan oleh konsumen.Selain itu, nomor batch dan tanggal
kedaluwarsa obat dan/atau bahan obat harus dicatat pada saat penerimaan untuk
batch tersebut harus segera dipisahkan dan dilaporkan ke instansi berwenang, dan ke
pemegang izin edar.Pengiriman obat dan/atau bahan obat yang diterima dari saran
Proses penyimpanan dan penanganan obat dan/atau bahan obat harus mematuhi
obat harus sesuai dengan rekomendasi dari industri farmasi atau non-farmasi yang
35
memproduksi bahan obat standar mutu farmasi. Obat dan/atau bahan obat harus
disimpan terpisah dari produk selain obat dan/atau bahan obat dan terlindung dari
dampak yang tidak diinginkan akibat paparan cahaya matahari, suhu, kelembaban
atau faktor eksternal lain. Perhatian khusus harus diberikan untuk obat dan/atau bahan
Kegiatan yang terkait dengan penyimpanan obat dan/atau bahan obat harus
memnungkinkan penyimpanan secara teratur sesuai kategorinya; obat dan atau bahan
obat dalam status karantina, diluluskan, ditolak, dikembalikan, ditarik atau diduga
palsu.
tanggal kedaluwarsa obat dan/atau bahan obat mengikuti kaidah First Expired First
Out(FEFO). Obat dan/atau bahan obat harus ditangani dan disimpan sedemikian rupa
bahan obat tidak boleh langsung diletakkan dilantai.Obat dan/atau bahan obat yang
kedaluwarsa harus segera ditarik, dipisahkan secara fisik dan diblokir secara
elektronik.Penarikan secara fisik untuk obat dan/atau bahan obat kedaluwarsa harus
Untuk menjaga akurasi persediaan stok, harus dilakukan stock opname secara
berkala berdasarkan pendekatan risiko. Perbedaan stok harus diselidiki sesuai dengan
36
obat.Dokumentasi yang berkaitan dengan penyelidikan harus disimpan untuk jangka
bahan obat yang tidak memenuhi syarat untuk didistribusikan. Obat dan/atau bahan
obat yang akan dimusnahkan harus diidentifikasi secara tepat, diberi label yang jelas,
disimpan secara terpisah dan terkunci serta ditangani sesuai dengan prosedur tertulis.
Proses pengambilan obat dan/atau bahan obat harus dilakukan dengan tepat
sesuai dengan dokumen yang tersedia untuk memastikan obat dan/atau bahan obat
yang diambil benar. Obat dan/atau bahan obat yang diambil harus memiliki masa
simpan yang cukup sebelum kedaluwarsa dan berdasarkan sistem FEFO. Nomor
batch obat dan/atau bahan obat harus dicatat. Pengecualian dapat diizinkan jika ada
kontrol yang memadai untuk mencegah pendistribusian obat dan/atau bahan obat
kedaluwarsa.
Obat dan/atau bahan obat harus dikemas sedemikian rupa sehingga kerusakan,
Kontainer obat dan/atau bahan obat yang akan dikirimkan harus disegel.
Pengiriman obat dan/atau bahan obat harus ditujukan kepada pelanggan yang
obat dan/atau bahan obat ke pihak yang berwenang atau berhak untuk keperluan
37
khusus seperti penelitian, special access, dan uji klinik, harus dilengkapi dengan
dokumen yang mencakup tanggal, nama obat dan/atau bahan obat, bentuk sediaan,
nomor batch, jumlah, nama, dan alamat pemasok, nama dan alamat pemesan atau
persyaratan obat dan/atau bahan obat dari industri farmasi. Dokumentasi harus
disimpan dan mampu ditelusuri. Dokumen untuk pengiriman obat dan/atau bahan
sebagai berikut :
a. Tanggal pengiriman
b. Nama lengkap, alamat (tanpa akronim), nomor telepon dan status dari penerima
c. Deskripsi obat dan/atau bahan obat misalnya nama, bentuk sediaan dan
e. Kuantitas obat dan/atau bahan obat yaitu jumlah kontainer dan kuantitas
serta tanda tangan dan nama jelas personil ekspedisi yang menerima (jika
Inspeksi diri adalah inspeksi yang dilakukan oleh diri sendiri terhadap
sistem.Inspeksi diri dilakukan untuk mengukur kinerja dan mengetahui apakah sistem
38
yang direncanakan dan dijalankan sudah memenuhi standar.Inspeksi diri di lembaga
distribusi obat dilakukan secara periodik.Inspeksi diri harus dilakukan dalam rangka
memantau pelaksanaan dan kepatuhan terhadap pemenuhan CDOB dan untuk bahan
Program inspeksi diri harus dilaksanakan dalam jangka waktu yang ditetapkan
dan mencakup semua aspek CDOB serta kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan, pedoman, dan prosedur tertulis.Inspeksi diri tidak hanya dilakukan pada
Inspeksi diri harus dilakukan dengan cara yang independen dan rinci oleh
personil yang kompeten dan ditunjuk oleh perusahaan. Audit eksternal yang
dilakukan oleh ahli independen dapat membantu namun tidak bisa dijadikan sebagai
dan ditindaklanjuti.
39
2.2.6 Keluhan, Obat dan/atau Bahan Obat Kembalian, Diduga Palsu, dan
Penarikan Kembali
Jika terjadi keluhan maka semua keluhan dan informasi lain tentang obat
dan/atau bahan obat berpotensi rusak harus dikumpulkan, dikaji, dan diselidiki sesuai
dengan prosedur tertulis serta harus tersedia dokumentasi untuk setiap proses
kepada pihak yang berwenang. Jika obat ternyata dapat dijual kembali maka harus
kewenangannya. Adapun persyaratan obat dan/atau bahan obat yang layak dijual
a. Obat dan/atau bahan obat dalam kemasan asli dan kondisi yang memenuhi
c. Obat dan/atau bahan obat kembalian diperiksa dan dinilai oleh penanggung
obat dan/atau bahan obat termasuk identitas obat dan/atau bahan obat untuk
memastikan bahwa obat dan/atau bahan obat kembalian tersebut bukan obat
Sedangkan untuk obat dan/atau bahan obat diduga palsu, penyalurannya harus
dihentikan, segera dilaporkan ke instansi terkait dan menunggu tindak lanjut dari
instansi yang berwenang.Setelah ada pemastian bahwa obat dan/atau bahan obat
40
tersebut palsu, maka harus segera ditindaklanjuti sesuai dengan instruksi dari instansi
yang berwenang.
2.2.7 Transportasi
memadai. Obat dan/atau bahan obat harus diangkut dengan kondisi penyimpanan
diatas.Apapun transportasi yang dipilih, harus dapat menjamin bahwa obat dan/atau
bahan obat tidak mengalami perubahan kondisi selama transportasi yang dapat
rute transportasi.
Obat dan/atau bahan obat dan kontainer pengiriman harus aman untuk
mencegah akses yang tidak sah.Kendaraan dan personil yang terlibat dalam
pengiriman harus dilengkapi dengan peralatan keamanan tambahan yang sesuai untuk
mencegah pencurian obat dan/atau bahan obat dan penyelewengan lainnya selama
obat harus dipertahankan selama transportasi sesuai dengan yang ditetapkan pada
selama transportasi harus dipelihara dan dikalibrasi secara berkala atau minimal
dapat memperoleh dokumen data suhu untuk menunjukkan bahwa obat dan/atau
41
bahan obat tetap dalam kondisi suhu penyimpanan yang dipersyaratkan selama
transportasi.
khasiat dan mutu obat dan/atau bahan obat meliputi kontrak antar fasilitas distribusi
dan kontrak antara fasilitas distribusi dengan pihak penyedia jasa antara lain
kegiatan kontrak harus tertulis antara pemberi kontrak dan penerima kontrak serta
2.2.9 Dokumentasi
dokumen lain yang terkait dengan pemastian mutu. Menurut CDOB, dokumentasi
42
yang baik merupakan bagian penting dari sistem manajemen mutu. Dokumentasi
dan data dalam bentuk kertas maupun elektronik.Dicatat dengan jelas dan rinci
a. Tanggal
c. Nomor batch
d. Tanggal kedaluwarsa
fasilitas distribusi dan ditulis dalam bahasa yang jelas, dimengerti oleh personil dan
43
tidak berarti ganda.Prosedur tertulis harus disetujui, ditandatangani dan diberi tanggal
oleh personil yang berwenang.Prosedur tertulis tidak ditulis tangan dan harus
tercetak.
pada tempat yang aman untuk mencegah dari perubahan yang tidak sah, kerusakan
dan/atau bahan obat yang disimpan harus menunjukkan kondisi penyimpanan yang
direkomendasikan, tindakan pencegahan dan tanggal uji ulang khusus untuk bahan
obat (jika ada) harus diperhatikan. Persyaratan farmakope dan peraturan nasional
Dokumen yang dibuat harus dikaji ulang secara berkala dan dijaga agar selalu
up to date. Jika suatu dokumen direvisi, harus dijalankan suatu sitem untuk
44
a. Setiap PBF dan cabangnya wajib menyampaikan laporan kegiatan setiap 3
(tiga) bulan sekali meliputi kegiatan penerimaan dan penyaluran obat dan/atau
bahan obat kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Kepala Badan,
setiap saat dapat meminta laporan kegiatan pernerimaan dan penyaluran obat
c. Setiap PBF dan PBF cabang yang menyalurkan narkotika dan psikotropika
e. Laporan setiap saat harus dapat diperiksa oleh petugas yang berwenang.
masyarakat balai pengobatan, dokter, dan lembaga ilmu pengetahuan wajib membuat,
kurangnya dalam waktu 3 (tiga) tahun. Maksud adanya kewajiban untuk membuat,
45
menyimpan, dan menyampaikan laporan adalah agar pemerintah setiap waktu dapat
mengetahui tentang persediaan narkotika yang ada di dalam peredaran dan sekaligus
ayat 1 pabrik obat dan pedagang besar farmasi yang menyalurkan psikotropika wajib
46
BAB III
TINJAUAN KHUSUS
Sari, Kavling II, Tangkerang Selatan, Bukit Raya, Kota Pekanbaru ini beroperasi
47
3.8.2 Penerimaan Barang
Barang datang bersamaan dengan ship list, kemudian checker mengecek barang
sesuai dengan surat jalan dan ship list untuk melihat adanya barang yang rusak atau
tidak, serta kondisi lain yang tidak sesuai dengan persyaratan. Pemeriksaan dilakukan
2) Spesifikasi dari barang / obat dan jumlahnya sesuai dengan kontrak, misalnya:
7) Tanggal penerimaan
sifatnya, baik fisika dan kimia serta persyaratan penyimpanannya, agar tidak ada
item, jenis sediaan dan nomor batch kemudian cek ulang sesuai ship list untuk
memperhatikan penyok / basah / rusak / robek (jika ada yang rusak di kembalikan ke
ekspedisi buat berita acara tanda tangani surat jalan oleh ABM (Area Bisnis
Manager), kepala gudang, penerima barang, copyan diberikan kepada ekspedisi yang
asli untuk pertinggal oleh PBF dan diberikan ke admin). Jika tidak ada yang rusak,
48
barang diterima dengan menandatangani surat jalan dan diberi stempel kemudian
sesuai dengan locator dan mencatat alamat locator pada ship list sesuai alamatnya.
Ship list diberikan ke admin gudang dan di proses secara sistem (Receipt). Setelah
dilakukan receipt maka akan keluar dokumen yang disebut dengan receiver dan
barang sudah menjadi stok gudang. Dokumen berupa ship list yang asli akan
dikirimkan ke pusat dan bagian copy akan disimpan pada bagian gudang sebagai
arsip gudang.
memenuhi syarat dan sesuai dengan spesifikasi maka barang atau alat kesehatan di
simpan ke gudang. Di gudang juga dilengkapi dengan monitoring suhu yang harus
dicatat yaitu tiap pukul 08.00, 13.00, dan pukul 16.00 WIB. Suhu ini akan dapat
bermasalah jika suhu tidak sesuai dengan obat atau barang karena ini akan dapat
ditetapkan.
49
e. Penyusunan barang berdasarkan sistem FEFO dan FIFO.
boleh diletakkan langsung diatas lantai, dan terhindar dari cahaya matahari langsung,
1. Berdasarkan barang
- Barang Pharma
- Barang consumer
2. Berdasarkan suhu
a. Suhu Ambience
yang suhunya harus dicek setiap waktu dan sesuai, antara lain:
Suppostoria
50
Tempat yang bersuhu 15-25oC, di tempat ini banyak jenis obat-obatan
Obat golongan psikotropika ini harus memakai Surat Pesanan (SP) dan
dicek fisik barang dengan kartu stock setiap hari oleh Apoteker sebagai
penanggung jawabnya.
1) Proses penerimaan
barang
3.8.4. Pendistribusian
1) Setelah faktur tercetak maka admin expedisi membuat surat jalan untuk tim
2) Kemudian tim expedisi mengambil barang ke gudang yang sesuai dengan faktur
outlet.
51
3) Kemudian tim expedisi mengantar barang ke outlet.
4) Setelah barang diserahkan, faktur ditanda tangani dan distempel oleh outlet. Jika
outlet memesan barang secara kredit maka faktur yang bewarna biru diserahkan
ke outlet tetapi bila menggunakan sistem Cash On Delivery (COD) maka faktur
dicocokkan sesuai dengan surat jalan dan faktur harus kembali dihari yang sama.
6) Untuk pengiriman barang keluar kota, lama pengiriman pesanan 1 hari setelah
pemesanan. Jika ada outlet yang membutuhkan barang dalam waktu yang cepat,
3.10 Administrasi
3.11 Laporan
52
Laporan alat kesehatan dilakukan secara 6 bulan sekali melalui sistem online
2. Dari dokumen tersebut barulah kita bisa membuat Sales Order dan Delivery
Order
3. Barulah terbentuk
Faktur
Retur
53
BAB IV
PEMBAHASAN
Farmasi (PBF) adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk
pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai
Di dalam PerMenKes RI No. 34 tahun 2014 dinyatakan bahwa PBF dan PBF
cabang hanya dapat mengadakan, menyimpan dan menyalurkan obat dan atau bahan
obat yang memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan oleh menteri, PBF hanya
dapat melaksanakan pengadaan obat dari industri farmasi dan atau sesama PBF
sedangkan PBF cabang hanya dapat melakukan pengadaan dari PBF Pusat dan PBF
Cabang dalam melaksanakan pengadaan obat atau bahan obat harus berdasarkan surat
nomor SIKA.
dan PBF Cabang dalam melaksanakan pengadaan obat atau bahan obat harus
berdasarkan surat pesanan yang ditanda tangani apoteker penanggung jawab dengan
PT. Enseval Putera Megatrading, Tbk cabang Padang beralamat di Jl. By Pass
Km 10, Kelurahan Kalumbuk Kuranji Padang ini beroperasi berdasarkan Nomor Izin
dilakukan di Pedagang Besar Farmasi (PBF) PT. Enseval Putera Megatrading, Tbk
dimana PBF ini merupakan salah satu PBF cabang yang berada di Padang. PBF
54
cabang adalah cabang PBF yang telah memiliki pengakuan untuk melakukan
pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar
pemerintah, PBF dan PBF Cabang dapat menyalurkan obat dan bahan obat kepada
undangan.
Di setiap PBF dan PBF cabang harus memiliki Apoteker Penanggung Jawab
dan penyaluran obat dan bahan obat. Apoteker Penanggung Jawab harus telah
PT. Enseval Putera Megatrading, Tbk cabang Padang beralamat di Jl. By Pass
Km 10, Kelurahan Kalumbuk Kuranji Padang ini beroperasi berdasarkan Nomor Izin
dilakukan di Pedagang Besar Farmasi (PBF) PT. Enseval Putera Megatrading, Tbk
dimana PBF ini merupakan salah satu PBF cabang yang berada di Padang. PBF
cabang adalah cabang PBF yang telah memiliki pengakuan untuk melakukan
pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar
farmasi harus memenuhi ketentuan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Secara
55
umum PT. Enseval Putera Megatrading, Tbk, cabang Padang telah mengikuti CDOB
yang ditetapkan oleh Badan POM, dimana telah melakukan sertifikasi dan inspeksi
keabsahan dan keamanan obat sepanjang rantai distribusi sesuai dengan persyaratan
dan tujuan penggunaan sehingga kualitas obat terjaga dengan baik ketika sampai di
tangan konsumen. PT. Enseval Putera Megatrading, Tbk, cabang Padang telah
Kegiatan utama dari PBF PT. Enseval Putera Megatrading, Tbk, antara lain
PT. Enseval Putera Megatrading, Tbk memiliki beberapa divisi, antara lain:
Pharma
Interbat
Holistic care
Kalbe nimitz
56
Primary care
Hexpharm jaya
Bintang toejoe
Aquasalve sanaria
Nata meridian
Amsafe
Osaki medical
Impers pratama
Tata nutrisana
Mead Johnson
57
Sistem pengadaan yang dilakukan oleh PBF PT. Enseval Putera Megatrading,
Tbk bersumber dari PBF pusat.PBF pusat dapat mengetahui jumlah stok yang ada di
gudang PBF cabang dengan menggunakan sistem komputer yang ter-update ke sistem
yang ada di pusat. Jika stok barang menipis, dilakukan pemesanan melalui PBF pusat,
verifikasi, PBF pusat mengirimkan barang yang telah dipesan bersama dengan Surat
Pengiriman Barang (SPB), lalu PBF cabang melakukan penerimaan sesuai dengan
dokumen. Pengadaaan juga bisa dari cabang lain dengan memakai sistem relokasi
Setelah melakukan penerimaan obat atau alat kesehatan yang telah memenuhi
syarat dan sesuai dengan spesifikasi maka barang di simpan ke gudang dengan
melaksanakan Cara Distribusi Obat yang Baik. Di gudang juga dilengkapi dengan
monitoring suhu yang harus dicatat, suhu ini akan dapat bermasalah jika suhu tidak
sesuai dengan obat atau barang karena ini akan dapat mempengaruhi kestabilan
obat, khususnya obat-obatan yang suhunya telah ditetapkan, terutama barang ethical.
data kostumer yang ditanda tangani (pengorder, pemilik, apoteker, rayon ekspedisi,
rayon pool faktur , rayon penagih), speciment tanda tangan apoteker penanggung
jawab, stempel outlet dilengkapi dengan SIPA, surat izin gangguan dari pemerintah
kota, surat izin kerja tenanga kefarmasian untuk praktek asisten apoteker, nomor
NPWP, Sarana Apotek. Jika data sudah dilengkapi dan persyaratan terpenuhi, maka
58
akan dinput ke ORACLE dan data tersebut akan tersimpan pada sistem. Outlet akan
dan memiliki banyak cabang, tempat penagihan (Bill to), tempat pengiriman barang
dengan beberapa tahap, yaitu bisa langsung melalui via telepon kantor pusat
langsung(1500095), atau ke PBF cabang melalui SSD, outlet juga bisa memesan
langsung melalui website, dan melalui salesman. Selain itu juga tersedia aplikasi
EMOS (Enseval Mobile Order System) yaitu outlet bisa memesan langsung melalui
android.
(SP) dan obat psikotropika, prekursor dan obat-obat tertentu (OOT), harus
menggunakan Surat Pesanan khusus yang diberikan oleh apoteker penanggung jawab
di apotek kepada PBF. Surat Pesanan (SP) yang telah dibuat oleh apotek akan dibawa
seperti nomor surat, SIA atau SIPA, serta semua kolom atau item yang tertera di SP
kepada SSD melalui PDA yang telah diprogam pada handphone salesman.SSD akan
mengentry orderan dikomputer dan diperoleh sales order (SO). SSD akan melakukan
pengecekkan apakah outlet atau apotek tersebut memiliki hutang piutang, SIA atau
59
SIPA yang tidak aktif. Jika outlet tidak bermasalah maka secara otomatis data
pesanan yang telah dientry oleh SSD akan langsung masuk ke komputer warehouse.
Apabila pending, maka akan di tangani oleh masing masing supervisor baru dibawa
piutang. Data proses mengimput SO (Sales Order) untuk sampai ke gudang secara
otomatis dan komputer memproses secara otomatis tentang ketersediaan barang. Jika
barang tidak tersedia maka akan keluar Surat Pesanan Tidak Terpenuhi yaitu surat
yang dikeluarkan jika barangnya yang diminta sedang habis atau stok sedang kosong.
Sales Order (SO) disebut juga dengan picklist sampai digudang.Pada saat
buku dengan nomor registrasi kemudian dilakukan picking barang oleh picker di
locator yang tertera pada picklist. Setelah picker selesai melakukan picking barang
diletakkan di masing-masing tempat (despatch), ada yang dalam kota dan luar kota,
kemudian dilakukan transaksi dan keluarlah picklist confirm di gudang dan secara
otomatis keluar faktur di ekspidisi. Picklist confirm diselipkan di barang untuk proses
pengecekan barang.
kemudian ditanda dangani oleh picker, barang yang akan diambil oleh ekspedisi yang
sebelumnya telah dicek oleh checker (yang harus dicek oleh checker yaitu nama
barang, no batch, kadar, jumlah barang, dan outlet yang dituju), checker
menyerahkan barang yang diminta oleh ekspedisi dengan membawa faktur asli yang
telah ditanda tangani oleh Apoteker, setelah barang diambilkan, picklist confirm
60
ditanda tangani oleh driver dan diserahkan ke admin gudang untuk dientri (Lampriran
4).
Jika orderan outlet < Rp. 500.000 maka dari SSD akan langsung di proses di
warehouse. Tetapi jika orderan outlet >Rp. 500.000 setelah di entry langsung
yaitu:
1. Produk BAD, untuk kemasan yang rusak, expire date, isi rusak, penarikan
2. Produk GOOD, untuk produk yang ditarik dari outlet karena tidak sesuai
dll.
Retur Barang) yang ditulis oleh salesman bersamaan dengan lampiran copy faktur
diberikan ke gudang retur dan diterima oleh petugas retur, kemudian dilakukan
registrasi ke dalam buku, setelah terkumpul semua diberikan ke admin gudang untuk
mengentry data ke sistem untuk di jadikan TTRS (Tanda Terima Retur Sementara).
TTRS terdiri dari lembar dimana satu untuk admin gudang BAD untuk
dicocokkan dengan fisik barang dan satu lagi diberikan kebagian SSD untuk
mengentry harga, cek diskon dan membuat RMA, selanjutnya di approved dan pihak
supervisor accounting mengecek copy faktur, RMA, harga, dan register ), kemudian
61
di approved dan oleh data proses menerbitkan CN (Credit Note), mengecek pajak,
yang ada dengan data) setiap hari nya setelah selesai orederan, pengecekan
cabang) berdasarkan SJP (Surat Jawaban Principal) dimana data dikirim melalui
email, ditarik oleh pusat dan dikirim ke principal, setelah keluar SJP maka
dikeluarkan ship list, dan barang telah keluar dari stok gudang.
seminggu khususnya untuk produk KND, Kara, dan Nivea. Dimana pemusnahan
dihadiri oleh perwakilan dari principal, direktorat, accounting, dan orang gudang dari
PT. Enseval putera Megatrading, Tbk cabang Padang, kemudian dibuat berita acara
Untuk produk rusak dan expired dari Kalbe Farma, Bintang Toedjoe, Interbat,
Saka Farma untuk obat-obat tidak ada proses pemusnahan di cabang, tapi akan
dikirim kembali ke PT. Enseval Putera Megatrading ,Tbk pusat atau dikembalikan
kepada principal untuk dimusnahkan. Pengiriman tergantung dari SJP tetapi biasanya
62
Untuk pelaporan obat-obat, ada 3 jenis laporan yang dibuat, yaitu laporan
Laporan triwulan yaitu laporan semua barang, termasuk psikotropika, prekursor, dan
OOT. Untuk laporan triwulan psikotropika, prekursor, dan OOT dilakukan secara
Pada alat kesehatan, terdiri dari pelaporan 3 bulan sekali ke Dinas Kesehatan
provinsi secara manual, dan pelaporan langsung ke MenKes 6 bulan sekali secara
meningkatkan kualitas dan kuantitas pekerja agar perusahaan tidak hanya memiliki
aset dalam bentuk materi tapi juga memiliki SDM yang dapat diandalkan. Inspeksi
diri dilakukan 1 tahun sekali oleh kepala cabang dan apoteker kepada anggotanya
tanggung jawab.
PT. Enseval Putera Megatrading ,Tbk yaitu pengarsipan dokumentasi. Hal ini sangat
penting untuk menelusuri seluruh aspek kegiatan jika terjadi suatu hal yang tidak
dinginkan di masa yang akan datang. Pengarsipan dokumentasi yang dilakukan oleh
PT. Enseval Putera Megatrading ,Tbk telah memenuhi ketentuan CDOB yaitu adanya
dokumentasi tertulis yang berupa prosedur (SOP), kontrak, dan data berbentuk kertas
63
pembelian dan lain-lain dicetak dan ditandatangani oleh masing-masing petugas
dengan persetujuan kepala cabang bahkan SIPA dan SIA dari Apotek juga harus di
mengorder tanpa dilengkapi surat SIPA yang berlaku tidak akan dilayani oleh pihak
PBF.
64
BAB V
5.1 KESIMPULAN
65
DAFTAR PUSTAKA
Badan POMRI, 2012, Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Psikotropika, Jakarta.
66
Pemerintah Republik Indonesia, 2017, Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Psikotropika, Jakarta.
Jakarta.
67
Lampiran 1. PT. Rajawali Nusindo Indonesia Cabang Pekanbaru
68
Gambar 5. Surat Pesanan
outlet
SSD Salesman
SSD melakukan Entri
Salesman
pemesanan barang
69
Transak
Picker akan menginput mealui
koputer
Picklist confirm
Outlet Driver
Barang akan dikirim sesuai
outlet msing-masing
Outlet Driver
Barang akan dikirim sesuai
outlet msing-masing
70
Gambar 7. Gudang Enseval
Gambar 8. Picklist
71
Gambar 9. Picklist Confirm
72
Gambar 11. Lampiran Faktur Penjualan
73
Gambar 12. Tanda Terima Retur Barang (TTRB)
74
Gambar 14. Laporan Barang Rusak ke Prinsipal
75
Gambar 15. Surat Jawaban Prinsipal
76
Lampiran 11. Laporan Pengiriman Produk dengan Suhu Tertentu dan Kartu
Stock
77
Lampiran 12. Alat Pemantauan Suhu dan Bukti Monitoring Suhu Ruangan
78
Lampiran 13. Tempat Penyimpanan Obat
79
Gambar 22. Chiller Chain Room ( 2-8 oC )
80
Lampiran 14. Kegiataan Pemusnahan Produk Consumer
81
82