Kelompok 1
Pedoman - Simtom
2x/minggu tetapi
˃ - FEV,
PEF ≥ 80%
atau
Pengendalian 2
Persisten
kurang dari 1x/hari
- Eksaserbasi ˃2x/bulan
- FEV,/FVC
=75-80%
Ringan
Penyakit Asma mungkin
mempengaruhi
- Variasi PEF
20%-30%
oleh Depkes RI aktivitas
- Simtom setiap hari - FEV, atau
PEF ˃ 60% -
(2009) - Setiap
menggunakan
hari
80%
Persisten inhalasi β-agonis ˃ 1x/ -
dijelaskan 3
Sedang - Eksaserbasi minggu
FEV,/FVC
=75-80%
mempengaruhi - Variasi PEF ˃
klasifikasi aktivitas dan ≥ 2x/ 30%
minggu
derajat asma. - Simtom kontinyu - FE, atau PEF
- Aktivitas fisik ≤60%
Persisten terbatas - FEV,/FVC ˂
4 sering
Berat - Sering eksaserbasi 75%
- Variasi PEF ˃
30%
Klasifikasi Asma Terkait Etiologi
Occupational
• asma yg terkait dengan pekerjaan.
asthma
Drug induced
• aspirin, other NSAIDs
asthma
Gejala dan Tanda
1
• Mengi pada saat menghirup nafas
5
• Terbangun malam-malam dg gejala-gejala spt di atas.
Diagnosis Penyakit Asma
Diagnosis asma berdasarkan :
1. Simpatomimetik
2. Xantin
3. Antikolinergik
4. Kromolin Sodium dan Nedokromil
5. Kortikosteroid
6. Antagonis Reseptor Leukotrien
7. Obat-Obat Penunjang
Terapi serangan akut
2
• Cromoline sodium
3
• Nedocromil
4
• Long acting ß2-agonist (salmeterol, formoterol)
5
• Methylxanthines (aminofilin, teofilin)
6
• Leukotriene modifiers (montelukast, pranlukast, zafirlukast)
Tata laksana terapi pada serangan asma
akut di rumah
Asses keparahannya dg melihat PEF.
PEF < 50%: serangan akut berat
Catat gejala: batuk, sesak, mengi, dll
Pengatasan awal:
Inhalasi agonis ß2 short acting
2-4 puff dg MDI interval 20 min atau nebulizer
Kontak dokter segera untuk Kontak dokter segera untuk Bawa ke UGD
instruksi lanjutan instruksi lanjutan
Tata Laksana Terapi Pada Serangan Asma
Akut Di Rumah Sakit
Asesmen awal : riwayat, pemeriksaan fisik, PEF atau FEV1, kejenuhan oksigen, dan test lain
yg relevan
FEV1 atau PEF < 50% FEV1 atau PEF < 50%
•Inhalasi ß agonis dgn MDI atau nebulizer sampai (serangan berat)
dosis dalam 1 jam pertama •Inhalasi ß agonis dosis tinggi dan antikolinergik
•Oksigen utk mencapai saturasi ≥ 90% dg nebulizer setiap 20 min 1 jam
•Kortikosteroid oral jika tidak ada respon segera •Oksigen sampai saturasi ≥ 90%
atau jika pasien sebelumnya menggunakan
Ulangi asesmen:
Gejala, fisik, PEF, O2 dan test lain
Membaik
Henti nafas (respiratoty arrest):
•Intubasi dan ventilasi mekanik dengn O2
100%
•Nebulisasi ß agonist dan antikolinergik
•Kortikosteroid i.v
Masukkan ICU:
•Inhalasi ß agonist setiap jam atau
kontinyu + inhalasi antikolinergik
•Kortikosteroid i.v
•Oksigen
•Intubasi dan ventilasi mekanik
Membaik:
Masukkan ke bangsal
Membaik:
Pulang
Prinsip terapi serangan akut
• Short-acting ß2-agonists (salbutamol, terbutalin) merupakan
terapi pilihan untuk meredakan gejala serangan akut dan pencegahan
bronkospasmes akibat exercise.
• Anticholinergic (ipratropium bromide) memberi manfaat klinis
sebagai tambahan inhalasi beta agonis pada serangan akut yang
berat yang berat, merupakan bronkodilator alternatif bagi pasien
yang tidak bisa mentoleransi beta agonis.
• Sistem kortikosteroid digunakan jangka pendek untuk mengatasi
eksaserbasi yang sedang sampai berat untuk mempercepat
penyembuhan dan mencegah eksaserbasi berulang.
• Oksigen diberikan via kanula hidung atau masker untuk menjaga
SaO2 > 90% (>95% untuk wanita hamil dan pasien dg gangguan
jantung), saturasi oksigen perlu dimonitor sampai diperoleh respon
thd bronkodilator
Prinsip terapi serangan panjang
• Obat anti inflamasi (kortikosteroid) merupakan
treatment yg esensial untuk asma
• Mengajari dan memantau teknik inhalasi obat kepada
pasien sangat penting
• Treatment harus disusun untuk setiap pasien sesuai
dengan keparahan penyakitnya dan dimodifikasi secara
fleksibel tahap demi tahap
• Penggunaan kortikosteroid oral jangka pendek kadang-
kadang diperlukan
• Aspirin dan NSAID harus digunakan dengan hati-hati
karena 10-20% pasien asma alergi terhadap obat ini
• Beta bloker sering memicu kekambuhan gejala asma
Terapi pada penderita khusus (wanita hamil)
1. Edukasi pasien
2. Identifikasi dan mengendalikan
faktor pencetus
3. Pemberian oksigen
4. Banyak minum untuk
menghindari dehidrasi terutama
pada anak-anak
5. Kontrol secara teratur
6. Pola hidup sehat
KIE
• Mengedukasi pasien mengenai fakta dasar tentang asma:
– Beda saluran asma yg normal dg pasien asma
– Apa yg terjadi ketika serangan asma
• Mengedukasi pasien tentang pengobatan asma
– Bagaimana obat bekerja
– Pengobatan jk panjang dan pengobatan serangan akut
– Tekankan pada kepatuhan penggunaan obat terutama yg mendapat terapi jk
panjang.
• Mengedukasi tentang teknik penggunaan inhaler yang benar
– demonstrasikan cara memakai inhalaer dan bentuk device yg lain
• Memantau penggunaan obat pada saat refill dapat membantu mengidentifikasi
pasien yang kontrol asmanya kurang baik komunikasikan dengan dokternya.
• Mengedukasi pasien untuk memantau kondisinya.
– Bagaimana memantau gejala dan mengenal kapan kondisi memburuk
– Kapan dan bagaimana melakukan tindakan darurat (rescue actions)
• Mengedukasi pasien untuk mengidentifikasi dan menghindari faktor pemicu