Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN CASE STUDY

BANGSAL ANAK
“EPILEPSI DENGAN SYNDENHAM CHOREA”

PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA)


DI RSUD ARIFIN AHMAD

DISUSUN OLEH :
Revina Darisna, S.Farm (1802022)
Rita Sismayani, S.Farm (1802024)
Tri Hariyani, S.Farm (1802035)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIVERSITAS RIAU
STRATEGI
PHARMACEUTICAL CARE
S-O-A-P
Riwayat Penyakit Terdahulu
• Umur 8 bulan, GAR mengalami penurunan kesadaran
tetapi orang tuanya tidak membawa ke rumah sakit hanya
dibawa ke bidan dan tidak mendapatkan terapi obat
karena kondisi fisik GAR dikatakan bagus.

• Umur 3 tahun 6 bulan GAR mengalami kejang tanpa


demam dengan kondisi mata melotot arah keatas, kaki
dan tangan tegang selama 5-10 detik. Tindakan yang
dilakukan ibu GAR membawa anaknya ke rumah sakit
RSUD AA dan setibanya di UGD hanya diberi stesolid
rectal 10 mg. Setelah pemberian obat, kejang yang
dialami GAR telah hilang dan GAR diperbolehkan pulang.
• Pada bulan februari 2019 GAR di rawat inap dan dokter
memberikan terapi obat phenytoin injeksi 120 mg/25 mL,
trihexyphenidyl (3x 0,1 mg), asam valproat (2x5,6 ml).
Obat kejang ini harus diminum secara rutin, tetapi ibu GAR
tidak patuh untuk memberikan obat ke GAR, akibatnya
timbul kejang berulang pada GAR.

• Pada tanggal 14 Juni 2019-27 juni 2019 GAR kembali di


rawat di RSUD AA dan mendapatkan terapi obat yaitu
asam valproat (2x5,6 ml), carbamazeoin (3x25 mg),
haloperidol (2x0,5 mg), aspilet (4x2 tablet), eritromisin
syrup (2x10 mL) selama 10 hari mulai tanggal 16 Juni
setelah dilakukan pemeriksaan antibodi dengan hasil ASTO
reaktif 800 (normal < 200). Pemberian benzatin penisilin
600.000 IU pada tanggal 26 juni 2019.
S (SUBJECTIVE)

Nama pasien : An. GAR


Umur : 5 tahun 1 bulan
Jenis kelamin : laki-laki
MRS/KRS : 5 Juli 2019-12 Juli 2019
Keluhan utama : Kejang, muntah, lemas dan
demam
Diagnosa : epilepsi + syndenham chorea
O (OBJECTIVE)
a. Pemeriksaan tanda vital
Hr anak = 80-120x/menit Rr anak = 20-25x/menit
Tanggal Kesadaran GCS Kecepatan Nadi Laju Nafas Suhu Tubuh
(x / menit) (x / menit) (ºC)
05/07/2019 Apatis 80 30 36,8

06/07/2019 Alert 100 22 37,1

07/07/2019 Alert 100 24 36,8

08/07/2019 Alert 100 24 37,5

09/07/2019 Alert 90 22 36,5

10/07/2019 Alert 100 22 36,6

11/07/2019 Alert 110 24 36,5

12/07/2019 Alert 100 22 36,5


O (OBJECTIVE)
b. Pemeriksaan Laboratorium
Parameter Normal Hasil Tanggal
Kalium 3.5-5.5 mmol/L 4.4 mmol/L 05/07/2019
Natrium 135-145 mmol/L 141 mmol/L 05/07/2019
Klorida 97-107 mmol/L 116 mmol/L 05/07/2019
Hemoglobin 11.5-13.5 gram/dL 10,9 gram/dL 05/07/2019
Leukosit 6-17 10ˆ3/µL 5.89 10ˆ3/µL 05/07/2019
Trombosit 150-450 10ˆ3/µL 379 10ˆ3/µL 05/07/2019
Eritrosit 3.9-5.9 10ˆ3/µL 4.2 10ˆ6/µL 05/07/2019
Hematokrit 34-40 33.2 05/07/2019
MCH 27-31 pg 26 pg 05/07/2019
MCHC 33-37 g/dL 32.8 g/Dl 05/07/2019
P-LCR 15-25 26.5 05/07/2019
ASTO < 200 Reaktif 800 14/06/2019
c. Terapi Pengobatan
No Nama Obat dan Dosis 05/07 06/07 07/07 08/07 09/07 10/07 11/07 12/07
KRS

1. Ringer lactat (6 tpm) √ √ √ √ √ √

2. NaCI 0,9% (10 tpm) √ √

3. Inj. Diazepam 6 mg √ √

4. stesolid rectal 10 mg √
Lanjutan...
5. Carbamazepin (3x25 √ √ √
mg)
6. Carbamazepin (3x50 √ √ √ √
mg)
7. Haloperidol (2x0,5 mg) √ √ √ √ √ √ √
8. Asam valproat (2x5,6 √ √ √ √ √ √ √
ml)
9. Aspilet (4x160 mg) √ √ √ √ √ √ √
10. NaCl 0,9% (25 cc) + √
phental (250 mg) habis
dalam ½ jam (jam
12:00 WIB)
11. NaCl 0,9% (25 cc) + √ √ √ √ √
phental (40 mg) (2x1)
(jam 12:00 dan 24:00
WIB)
A (ASSESSMENT)
Keluhan Nama Obat Tanggal Dosis sesuai DRP (drug related problem)
Pemberian Literatur
Pasien NaCl 0,9% 05/07/2019- Dosis Dosis sesuai literatur
lemas (500 mL ; 10 07/07/2019 individual
tetes/menit)
Pasien Ringer 08/07/2019- Dosis Dosis sesuai literatur
lemas Lactat 12/07/2019 individual
(500 mL ; 6
tetes/menit)
Inj. 05/07/2019- Dosis  Daizepam Vs carbamazepin : carbamazepin
Diazepam 6 07/07/2019 maksimum menurunkan efek diazepam dengan
mg pada anak- mempengaruhi enzim CYP3A4 di hati
anak yaitu 10  Diazepam Vs phenobarbital : phenobarbital
Kejang
mg (usia 5 menurunkan efek diazepam dengan
tahun mempengaruhi enzim CYP3A4 di hati
keatas).  Diazepam Vs phenobarbital mempengaruhi
Carbamazepin 06/07/2019- Initial dosis (10-20  Carbamazepin Vs asam valproat : carbamazepin
(3x25 mg) 08/07/2019 mg/kg/hari/2-3 kali menurunkan efek asam valproat dengan
Carbamazepin 09/07/2019- pemberian, oral). meningkatkan metabolismenya.
(3x50 mg) 12/07/2019  Carbamazepin Vs phenobarbital : phenobarbital
meningkatkan efek carbamazepin dengan
mempengaruhi enzim CYP3A4 di hati

Haloperidol 06/07/2019- 0,5-2 mg (2x sehari,  Haloperidol Vs diazepam : meningkatkan efek


(2x0,5 mg) 12/07/2019 oral) sedasi ke duanya
 Haloperidol Vs carbamazepin : carbamazepin
menurunkan efek haloperidol dengan
mempengaruhi metabolismenya
 Haloperidol Vs phenobarbital : haloperidol
menurunkan efek phenobarbital dan
penggunaan bersamaan keduanya dapat
menyebabkan hiperthermia.
Asam valproat (2x5,6 06/07/2019- 15 mg/kg (500-1000  Asam valproat Vs
ml) 12/07/2019 mg) phenobarbital : asam
Kejang valproat
meningkatkan efek
phenobarbital

Hasil lab Aspilet (4x2 tablet) 06/07/2019- 90-100 mg/kgBB.  Aspilet Vs asam
ASTO > 12/07/2019 valproat : aspilet
200 meningkatkan efek
asam valproat

NaCl 0,9% (25 cc) + 08/07/2019


phental (250 mg) habis
dalam ½ jam (jam 12:00
WIB)
6-8 mg/kgBB IV/ hari
NaCl 0,9% (25 cc) + 08/07/2019-
(2x sehari)
phental (40 mg) (2x1 12/07/2019
per 12 jam) (jam 24:00
WIB)
P (PLAN)
• Lakukan pemeriksaan EEG untuk memastikan
tipe kejang yang dialami GAR agar memperoleh
terapi yang tepat dan efektif.

• Penggunaan obat epilepsi harus sesuai dengan


waktu yang telah ditetapkan oleh dokter untuk
menghindari interaksi sesamanya. Obat-obat ini
digunakan secara rutin dan tidak boleh di
hentikan secara mendadak sebelum dilakukan
pemeriksaan EEG.

Anda mungkin juga menyukai