0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
99 tayangan2 halaman
Puisi ini menceritakan kedukaan mendalam sang penyair akibat kegagalan cintanya. Penyair menggambarkan perasaan kesepian, kehilangan harapan, dan kesedihan yang mendalam setelah kekasihnya pergi meninggalkannya. Ia merasa seperti kehilangan segala-galanya dan menangisi nasibnya sampai ke pantai keempat. Puisi ini menyampaikan bahwa cinta yang tulus dapat menyebabkan luka yang sangat dalam jika berakh
Puisi ini menceritakan kedukaan mendalam sang penyair akibat kegagalan cintanya. Penyair menggambarkan perasaan kesepian, kehilangan harapan, dan kesedihan yang mendalam setelah kekasihnya pergi meninggalkannya. Ia merasa seperti kehilangan segala-galanya dan menangisi nasibnya sampai ke pantai keempat. Puisi ini menyampaikan bahwa cinta yang tulus dapat menyebabkan luka yang sangat dalam jika berakh
Puisi ini menceritakan kedukaan mendalam sang penyair akibat kegagalan cintanya. Penyair menggambarkan perasaan kesepian, kehilangan harapan, dan kesedihan yang mendalam setelah kekasihnya pergi meninggalkannya. Ia merasa seperti kehilangan segala-galanya dan menangisi nasibnya sampai ke pantai keempat. Puisi ini menyampaikan bahwa cinta yang tulus dapat menyebabkan luka yang sangat dalam jika berakh
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
A. Struktur batin puisi
Bait 1 pengarang menceritakan cinta yang sudah tidak dapat diperoleh lagi. Pengarang melukiskan gedung, rumah tua, tiang dan temali, kapal, pada cerita / tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlarut. Kisah cinta lama itu telah putus. Kesedihan pun bagaikan kapal, perahu tiada berlaut sangat menyakitkan. Benda-benda itu semua mengungkapkan perasaan sedih dan sepi. Pengarang merasakan kehampaan hati karena cintanya yang hilang. Kenangan cinta sangat memukul hatinya sehingga hatinya mati setelah orang yang dicintainya pergi seperti kapal yang tidak berlaut hidupnya tiada berarti. Namun demikian, penyair masih mengharapkan untuk dapat menjalin cinta dengan sri ayati (mempercaya mau berpaut) Bait 2 lambang kedukaan semakin kuat ( gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang / menyinggung muram ). Menambah kesedihan pengarang dan membuat hati pengarang lebih muram. Karena itu impian impian akan kebahagiaan pun hilang (desir hari lari berenang). Di saat saat putus harapan oleh putus cinta itu, penyair kadang kadang mendapat impian masa depan yang indah (menemu bujuk pangkal akanan ). Tetapi demi sadar akan peristiwa putus cinta itu, hatiya bagai bekku, bahkan seolah olah tanah, air tidur, hilang ombak ( hilang semua keceriaan hidup) Bait ke 3 kesedihan itu memuncak. Penyair merasa sendirian tanpa orang yang di cintai dan mencintai ( tiada lagi / aku sendiri).dalam menyusuri pantai, masih juga ia memipikan kehadiran kekasihnya, sri ayati, dengan pengap berharap. Akan tetapi, pada puncak kesedihan ini ia yakin bahwa pertemuan memang tidak mungkin ( sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan ). Di dalam berharap harap cemas itu, setelah kehilangan harapan sama sekali, penyair merasakan kedukaan yang sangat dalam dari pantai keempat sedu penghabisan bisa terdekap. Betapa hebatnya getaran kesedihan penyair ketika mencapai pantai keempat.
1. Tema: kedukaan yang mendalam karena kegagalan cinta.
2. Nada: pengarang menceritakan kegagalan cintanya dengan nada ratapan yang sangat mendalam, karena lukanya benar-benar sangat dalam. 3. Perasaan : pengarang merasakan kesedihan, kedukaan, kesepian, dan kesendirian itu disebabkan oleh kegagalan cintanya dengan Sri Ayati. Bahkan sedu tangisnya menggumandang sampai ke pantai ke empat karena kegagalan cintanya. 4. Amanat : pengarang ingin mengungkapkan kegagalan cintanya yang menyebabkan hatinya sedih dan tercekam. Kegagalan cintanya yang menyebabkan seseorang seolah-olah kehilangan segala-galanya. Cinta yang sungguh-sungguh dapat menyebabkan seseorang memahami apa arti kegagalan secara total B. Struktur Fisik Puisi 1. Diksi (pilihan kata) Pilihan kata banyak menggunakan kata-kata bernada muram, dipantulkan oleh kata-kata: gudang, rumah tua, temali, kelam, laut, tidur, hilang ombak, ujung desir, dll. 2. Majas (bahasa kiasan) Gaya bahasa yang terdapat pada puisi diatas adalah a. Metafora Pengarang menggunakan bahasa kias untuk memperdalam rasa duka yang dirasakan.