Anda di halaman 1dari 42

Kelompok 8

• Indah Mulyani Cahyani • Seprina Sindy


• Rhafis Nurlis • T. Nurul Ardillah

Sistem
Reproduksi
Manusia
Sistem Reproduksi Manusia

Salah satu ciri makhluk hidup khususnya manusia adalah


berkembang biak. Manusia berkembang biak untuk mele-
starikan jenisnya. Untuk berkembang biak manusia m
enggunakan alat reproduksi. Reproduks pada manusia te
rjadi secara seksual, artinya terbentuknya individu baru di
awali dengan bersatunya sel kelamin laki-laki (sperma) da
n sel kelamin wanita (sel telur). Sistem reproduksi ma
nusia di bedakan menjadi alat reproduksi laki-laki dan pe
rempuan.
Alat Reproduksi Laki-Laki

Testis
Organ Organ
Eksternal Internal

Epididimis

Vas Vesika
Deferens Seminalis
Penis
Skrotum Prostat

Kelenjar
cowper
Fungsi Organ
• Vesikula seminalis
Alat ini berfungsi sebagai penampung spermatozoa dari
testis.
• Testis
Testis disebut juga dengan buah zakar. Fungsinya mengh-
asilkan sperma dan hormon.Testis terletak di luar tubuh di
dalam suatu kantong yang disebut skrotum. 
• Epididimis
Epididimis adalah saluran-saluran yang lebih kecil dari va
s deferens. Alat ini mempunyai bentuk berkelok-kelok dan
membentuk bangunan seperti topi. Epididimis berfungsi
sebagai tempat pematangan sperma.
• Vas deferens
Fungsinya sebagai tempat penyimpanan sperma sebelum
dikeluarkan melalui penis. Saluran vas deferens menghub
ungkan testis dengan kantong sperma. Kantong sperma i
ni berfungsi untuk menampung sperma yang dihasilkan
oleh testis.
• Kelenjar prostat
Sebagai penghasil cairan basa untuk melindungi sperma
dari gangguan luar.
• Kelenjar cowper
Sebagai penghasilkan lendir dan cairan yang bersifat
basa. yang berguna untuk memberi nutrisi dan memperm-
udah gerak sperma
•  Uretra
Uretra merupakan saluran sperma dan urine. Uretra berfu
ngsi membawa sperma dan urine ke luar tubuh.
• Penis
Fungsinya penis sebagai alat sanggama, saluran pengelu
aran sperma, dan urine.
Pada usia remaja (sekitar usia 12 – 13 tahun), umumnya org
an kelamin laki-laki telah mampu menghasilkan sel sperma.
Biasanya ditandai dengan mimpi dan keluarnya sel sperma
(mimpi basah). Sel sperma manusia memiliki panjang ±60μm
.Dalam satu tetes semen (air mani) terdapat kurang lebih 200
– 500 juta sperma. Sel sperma dapat bergerak aktif karena
mempunyai flagela (ekor). Jika tidak dikeluarkan, sel-sel sper
ma akan mati dan diserap kembali oleh tubuh
Proses Spermatogenesis
• Spermatogenesis biasanya terjadi
pada tubulus seminiferus testis
• Tahap 1:Spermatogonium melewati
interphase, mereplikasi DNA-nya,
dan membentuk spermatosit primer
• Tahap 2:Spermatosit primer (2n)
dibagi menjadi dua spermatosit
sekunder (n) pada meiosis 1
• Tahap 3:Spermatosit Sekunder pad
a meiosis 2. Dua spermatosit
sekunder haploid dibagi menjadi 4
spermatid haploid.
• Tahap 4:Spermatid kemudian mata
-ng. Membentuk kepala, dan salah
satu centriolnya memanjang memb
entuk ekornya. Sperma dewasa sia
p untuk pembuahan.
Alat Reproduksi Wanita

Organ Labia Organ


Internal Mayora Eksternal

Tuba
Fallopi Labia
Uterus Minora
Klitoris

Mons
Pubis
Vestibulu
Ovarium m
Vagina Selaput
Dara
Fungsi Organ
• Mons Pubis
Mons Pubis atau Mons Veneris ialah bagian terluar organ genitalia yang
terletak di bagian depan dan melingkupi tulang kemalua (Simfisis pubi
s). Bentuk mons pubis sedikit menonjol ke depan, tam-pak seperti segiti
ga terbalik, serta akan ditumbuhi rambut kemaluan ketika pubertas. Se
dangkan jaringan penyusun bagian ini ialah lebih banyak diisi oleh jarin
gan lemak dengan sedikit jaringan ikat.
• Labia Mayor
Labia Mayor dikenal juga sebagai bibir besar kemaluan. Yakni strukt-ur
berupa lipatan seperti sepasang bibir yang merupakan kelanjutan dari
mons pubis.
• Labia Minor
Labia minor atau bibir kecil kemaluan terletak di sebelah dalam, berada
tepat setelah lipatan labia mayor dan mengelilingi muara lubang vagina.
Struktur labia minor hampir sama dengan labia mayor, hanya saja pada
labia minor tidak lagi ditumbuhi rambut serta banyak terdapat pembuluh
darah.
• Klitoris
Organ ini berada di dalam labia minor dan di sebelah atas dari
lubang vagina.
• Selaput Dara
Hymen atau selaput dara adalah membran tipis yang menutup
lubang vagina. Organ hymen memiliki lubang kecil sebagai jala
n keluar darah atau cairan lain ketika menstruasi. Utuh tidaknya
selaput dara seringkali digunakan sebagai indikasi virginitas se
seorang.
• Vestibulum
Struktur reproduksi wanita bagian luar yang terakhir yakni vesti-
bulum atau rongga kemaluan. Rongga ini terletak di dalam labia
minor dan merupakan muara dari saluran kencing atau uretra
serta lubang vagina atau intruitus vagina.
• Vagina 
Vagina adalah muskula membranasea (otot-selaput) yang menghu-
bungkan rahim dengan bagian luar. Panjang vagina sekitar 8-10 c
m, yang terletak antara kandung kemih dan rektum dengan dinding
yang berlipat-lipat. Bagian-bagian vagina adalah lapisan terluarnya
terdapat selaput lendir, lapisan tengah tersusun dari otot-otot, da
n lapisan dalam merupakan jaringan ikat yang berserat. 
Fungsi vagina adalah sebagai berikut ..
- sebagai jalan lahir
- sebagai tempat dalam berhubungan seksual 
- sebagai saluran mengalirkan darah dan lendir disaat menstuasi
• Uterus (Rahim) 
Fungsi Uterus (Rahim) adalah sebagai tempat tumbuh dan berkembang
nya janin.Otot uterus (rahim) bersifat elastis sehingga dapat menyesuaik
an dan dapat menjaga janin ketika proses kehamilan selama 9 bulan. 
Bagian-bagian uterus (rahim) adalah sebagai berikut:
-Korpus Uteri, adalah bagian yang berbentuk segitiga di bagian atas
-Serviks Uteri, ialah bagian yang berbentuk seperti silinder
-Fundus Uteri, yaitu bagian korpus yang terletak di atas kedua pangkal
tuba fallopi
Disaat persalinan, rahim merupakan jalan lahir karena ototnya mampu
mendorong janin untuk keluar, serta otot uterus dapat menutupis pembu-
luh darah dalam mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan.
Setelah proses persalinan, rahim kembali ke dalam bentuk semula dalam
jangka waktu sekitar 6 minggu.
• Tuba Fallopi (Oviduk) 
Tuba Fallopi (Oviduk) adalah organ yang menghubunkan uterus (rahi
m) dengan indung telur (ovarium). Tuba Fallopi (Oviduk) biasa disebut
dengan saluran telur karena berbentuk mirip saluran.
Fungsi Tuba Fallopi (Oviduk) adalah sebagai berikut:
-Sebagai saluran spermatozoa dan ovum 
-Sebagai tempat pertumbuhan hasil pembuahan sebelum dapat
masuk ke bagian dalam uterus (rahim)
-Sebagai penangkap ovum 
-Dapat menjadi tempat fertilisasi (pembuahan)
Tuba Fallopi (Oviduk) terdiri dari 4 bagian antara lain sebagai berikut:
-Infundibulum, yaitu bagian yang berbentuk seperti corong yang terleta
k di pangkal dan memiliki fimbriae. Fungsi fimbriae adalah untuk menan
-gkap ovum 
-Pars ampularis, ialah bagian yang sedikit lebar sebagai tempat berte-
munya ovum dengan sperma (fertilisasi/pembuahan). 
-Pars ismika, adalah bagian tengah tuba yang sempit
-Pars interstitialis, ialah bagian tuba yang terletak di dekat uterus. 
• Ovarium
Ovarium adalah organ penghasil sel kelamin pada wanita. Orga
n ini berjumlah dua buah dan terletak di sisi kanan dan kiri. Ovari
um berbentuk bulat lonjong.

Selain menghasilkan ovum, ovarium juga memproduksi hormon


sehingga tergolong juga ke dalam kelenjar endokrin. Berikut
penjelasan mengenai hormone ovarial
• Hormon Estrogen – Estrogen berperan dalam pertumbuhan
serta perkembangan organ reproduksi wanita dan juga kelen-
jar mammae (payudara).
• Hormon Progesteron – Hormon ini berfungsi untuk merang-
sang pengeluaran kelenjar uterine. Sehingga berperan
penting bagi kelangsungan hidup janin di dalamnya.
Proses Oogenesis
Oogenesis merupakan awal dari proses
ovulasi.oogenesis adalah proses pembe
oogonium
ntukan ovum didalam ovarium dan didal
am ovarium terdapat oogonium (sel indu
ng telur).
•Oogonium (2n) bersifat diploid dengan
23 pasang kromosom. Oogonium me
mper-banyak diri dengan cara mitosis m
embe-ntuk oosit primer.
•Oosit primer mengalami meiosis I yang
akan menghasilkan oosit sekunder (n) d
an badan polar I (n) (polosit primer).
•Oosit sekunder meneruskan tahap
meiosis II dan menghasilkan satu sel
besar disebut ootid dan 1 sel kecil yang
disebut badan polar II (polosit sekunder)
Polosit primer membelah menjadi dua b
adan polar II
Fertilisasi dan Perkembangan
Embrio
Fertilisasi adalah proses pembuahan. Ovum yang sudah dibuah
i membentuk zigot, kemudian zigot bergerak menuju rahim.
Perkembangan Embrio
1. Usia 4 minggu, sudah tampak pertumbuhan mata dan telinga.
2. Usia 8 minggu, sudah terbentuk janin yang mirip dengan bayi,
mulai tampak tangan, jari tangan, hidung, dan kaki.

3. Usia 10 minggu, panjang janin lebih kurang 6 cm dan sudah t


erlihat seperti bayi. Ukuran kepalanya lebih besar dari pada ukur
an badan.
4. Usia 16 minggu, panjang janin telah mencapai 40 cm dan m
emilliki organ yang sudah lengkap.

5. Usia 40 minggu, janin sudah siap untuk dilahirkan. Selama


dalam rahim, embrio mendapatkan nutrisi dari induknya melalui
plasenta. Plasenta mempunyai fungsi sebagai berikut.
-Menyalurkan zat makanan dari induk ke embrio.
-Mengalirkan zat-zat sampah dari embrio ke dalam darah
induknya.
-Melindungi janin dari berbagai zat racun atau kuman penyakit.
Siklus Menstruasi atau Fase
Menstruasi
• Fase menstruasi
Terjadi selama kurang lebih 7 hari. Pada fase ini, kadar hormone estrogen
dan progesterone trun drastic.Penurunan kadar hormone progesterone ini
akan menyebabkan peluruhan endometrium serta ovum yang tidak dibuahi.

• Fase pra ovulasi


Fase ini terjadi kira kira selama 7 hari setelah selesainya fase menstruasi.
Pada fase ini, hipofisis otak akan memproduksi hormone FSH. Peningkatan
kadar hormone FSH ini akan memicu pertumbuhan folikel di dalam ovarium.
Folikel kemudian akan menghasilkan hormone estrogen.Saat kadar hormon
estrogen meningkat maka akan memicu oogenesis.Dan saat kadar estrogen
terlalu tinggi, maka produksi hormone FSH dari hipofisis akan berhenti.
 
• Fase ovulasi
Pada fase ini, hipofisis akan memproduksi hormone LH.Saat hormone
LH meningkat, maka akan terjadi ovulasi.Ovulasi akan terjadi pada hari
ke 14.Setelah terjadi ovulasi ini, maka akan disebut sebagai masa
subur seorang wanita.Setelah terjadinya ovulasi maka akan terbentuk
korpus luteum.Korpus luteum ini akan memproduksi hormone progest-
erone.Saat hormone progesterone meningkat, maka akan memicu pe
nebalan endometrium

• Fase pasca ovulasi


Pada fase pasca ovulasi ini, korpus luteum akan berubah menjadi korp
us albikan. Korpus albikan ini sudah tidak dapat lagi memproduksi pro-
gesterone sehingga kadar progesterone mulai turun.Kemudian fasenya
akan kembali ke fase menstruasi lagi
Gangguan Sistem Reproduksi
pada Manusia
• HIV/AIDS
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) disebabkan oleh virus HIV
(Human Immunodeficiency Virus) yang menyerang kekebalan tubuh. Penul-
arannya dapat terjadi melalui hubungan seksual, transfusi darah penderita
AIDS, jarum suntik yang tercemar, dan ibu hamil kepada anaknya. Tubuh
yang terserang virus HIV kekebalannya rusak, sehingga mudah terinfeksi
oleh berbagai jenis penyakit yang dapat menimbulkan kematian. Infeksi HIV
awalnya tidak menampakkan gejala sakit. Pada tahap berikutnya muncul
gejala flu berulang seperti lesu, demam, berkeringat di malam hari, dan otot
sakit.
• Klamidia (klamidiasis)
Pada laki-laki akan keluarnya nanah dari penis saluran urine. Sehingga
mengakibatkan infeksi pada testis.
• Herpes (dhab)
Luka pada vagina atau penis. Ini sangat membahayakan jantung dan otak,
melalui ibu yang ditularkan ke fetusnya.
• Candidiasis (keputihan)
Gejala yang timbul yaitu luka pada vagina atau penis seperti bercak-bercak
yang menyerang pada alat kelamin manusia Infeksi pada dinding vagina,
langit -langit, lipatan dekat anus. Melalui proses kelahiran infeksi berasal dar
i ibu selama kelahiran. Ini dapat diakibatkan karena kebersihan vagina, mulu
t dan anus tidak terjaga.
• Sifilis
Penyakit sifilis sering disebut raja singa. Sifilis bersifat menular dan disebabk
an oleh bakteri Troponema pallidum. Penularan melalui hubungan seksual,
transfusi darah, dan kehamilan. Gejala awalnya timbul bisul pada bagian pe
nis laki-laki atau di rahim perempuan. Bisul ini tidak menyebabkan rasa sakit
dan dapat sembuh dengan sendirinya. Gejala selanjutnya muncul lesi di
permukaan kulit di seluruh tubuh namun tidak menyebabkan gatal, sariawan
di mulut, sakit tenggorokan, demam ringan, dan pembengkakan kelenjar
limfa pada lipatan tangan, leher, dan paha. Gejala-gejala ini juga dapat
hilang dengan sendirinya. Pada infeksi tingkat lanjut, muncul gejala berupa
kerusakan tulang dan sendi, aorta, dan dapat menyebabkan kelumpuhan.
Namun gejala-gejala ini dapat dihentikan dengan pengobatan.
Reproduksi Pada Hewan

Salah satu ciri makhluk hidup adalah berkembang biak (reproduksi). Tujuan
reproduksi pada hewan yaitu untuk melestarikan jenisnya agar tidak punah.
Pada umumnya, reproduksi pada hewan dilakukan dengan dua cara yakni
secara kawin (generatif) dan tidak kawin (vegetatif).

Reproduksi Reproduksi
Inverterbrata Vertebrata
Reproduksi Invertebrata
• Reproduksi aseksual/vegetative
Perkembangbiakan secara aseksual pada hewan invertebrata terjadi denga
n cara:
1. Membelah Diri
Proses pembelahan diawali dengan proses pembelahan inti sel menjadi
dua, kemudian diikuti pembelahan sitoplasma menjadi dua bagian yang
masing-masing menyelubungi masing-masing nukleus tersebut

 
 
2. Fragmentasi
Fragmentasi adalah perkembang-
biakan dengan memotong bagian
tubuh, kemudian potongan tubuh
tersebut tumbuh menjadi individu
baru. Hewan yang melakukan
reproduksi secara fragmentasi
adalah cacing Planaria

3. Pembentukan Tunas
Tunas adalah cara perkembangbi-
akan di mana individu baru meru-
pakan bagian tubuh dari induk
yang terlepas kemudian tumbuh.
contoh Hewan yang berkembang
biak dengan membentuk tunas
ialah Hydra sp
4. pembentukan spora (Sporulasi)
Sporulasi adalah proses pembelahan berganda (pembelahan multi
pel) yang menghasilkan spora. Hewan yang melakukan reproduksi
dengan sporulasi adalah Plasmodium sp. Plamodium adalah proto
zoa bersel satu yang dikenal sebagai penyebab penyakit malaria.
• Reproduksi seksual/generative
Sebagian besar invertebrata melakukan reproduksi secara seksual. Reprod-
uksi seksual dicirikan dengan penyatuan gamet (fertilisasi), yaitu sperma da
n ovum. Fertilisasi pada invertebrata sering dijumpai pada cacing tanah yan
g bersifat hermafrodit (satu individu menghasilkan sperma dan ovum. Adap
un macam-macam reproduksi seksual adalah sebagai berikut :
1. Konjugasi yaitu persatuan antara dua individu yang belum mengalami
spesialisasi sex. Terjadi persatuan inti (kariogami) dan sitoplasma (plas
mogami). Contohnya pada Paramaecium sp.
2. Fusi yaitu persatuan/peleburan duya macam gamet yang belum dapat
dibedakan jenisnya. Dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
a. Isogami yaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki bentuk
dan ukuran yang sama. Contohnya pada Phyllum Protozoa.
b. Anisogami yaitu persatuan dua macam gamet yang berbeda ukura
n dan bentuknya sama.
c. Oogamiyaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki ukuran
dan bentuk yang tidak sama. Contohnya pada Hydra sp.

3. Metagenesis adalah pergiliran keturunan dari fase generatif ke fase


vegetatif. beberapa hewan invertebrata mengalami metagenesis dalam
hidupnya, antara lain berasal dari kelompok Coelenterata, yaituObelia sp.
dan Aurelia sp.
Sistem Reproduksi Vertebrata
Fertilisasi eksternal merupakan penyatuan
sperma dan ovum di luar tubuh hewan betina,
yakni berlangsung dalam suatu media cair, misa
lnya air. Contohnya pada ikan (pisces) dan amfi
bi (katak).
Fertilisasi internal merupakan penyatuan sper-
ma dan ovum yang terjadi di dalam tubuh hewan
betina. Hal ini dapat terjadi karena adanya
peristiwa kopulasi, yaitu masuknya alat kelamin
jantan ke dalam alat kelamin betina. Fertilisasi
internal terjadi pada hewan yang hidup di darat
(terestrial), misalnya hewan dari kelompok reptil,
aves dan Mamalia.
tiga cara perkembangan embrio dan kelahiran keturunannya

• Ovipar (Bertelur)
Ovipar merupakan embrio yang berkembang dalam telur dan dilindungi oleh
cangkang. Embrio mendapat makanan dari cadangan makanan yang ada di
dalam telur. Telur dikeluarkan dari tubuh induk betina lalu dierami hingga
menetas menjadi anak. Ovipar terjadi pada burung dan beberapa jenis reptil.
• Vivipar (Beranak)
Vivipar merupakan embrio yang berkembang dan mendapatkan makanan dari
dalam uterus (rahim) induk betina. Setelah anak siap untuk dilahirkan, anak
akan dikeluarkan dari vagina induk betinanya. Contoh hewan vivipar adalah
kelompok mamalia (hewan yang menyusui), misalnya kelinci dan kucing.
• Ovovivipar (Bertelur dan Beranak)
Ovovivipar merupakan embrio yang berkembang di dalam telur, tetapi telur ter
sebut masih tersimpan di dalam tubuh induk betina. Embrio mendapat makana
n dari cadangan makanan yang berada di dalam telur. Setelah cukup umur, tel
ur akan pecah di dalam tubuh induknya dan anak akan keluar dari vagina indu
k betinanya. Contoh hewan ovovivipar adalah kelompok reptil (kadal) dan ika
n hiu
Reproduksi Ikan (pisces)
Ikan merupakan kelompok hewan ovipar, ikan
betina dan ikan jantan tidak memiliki alat kelamin
luar. Ikan betina tidak mengeluarkan telur yang
bercangkang, namun mengeluarkan ovum yan
g tidak akan berkembang lebih lanjut apabila ti
dak dibuahi oleh sperma. Ovum tersebut dikelu
arkan dari ovarium melalui oviduk dan dikeluark
an melalui kloaka. Bersamaan dengan itu,ika
n jantan juga mengeluarkan sperma dar testis ya
ng di salurkan melalui saluran urogenital (salura
n kemih sekaligus saluran sperma) dan keluar m
elalui kloaka, sehingga terjadi fertilisasi di dalam
air (fertilisasi eksternal). Peristiwa ini terus ber
langs-ung sampai ratusan ovum yang dibuahi m
elekat pada tumbuhan air atau pada celah-celah
batu.
Reproduksi Amfibi (Amphibia)
Misalnya pada kodok, Berudu tetap bersama selama masa berkembang ant
ara 40-70 hari. Mereka memiliki insang setelah menetas, terletak posterior s
ampai mulut di sisi kepala. Dua puluh hari dalam pertumbuhan mereka, beru
du mulai membentuk kaki belakang, yang tumbuh perlahan dan terus mener
us. 30-40 hari setelah membentuk kaki belang, kaki depan muncul dan insan
g menghilang.
Kodok menyelesaikan metamorfosis mereka (ekornya reabsorbing) antara d
ua sampai tiga hari terakhir pertumbuhan. Tergantung pada suhu, kodok bar
u bermetamorfosis tetap dekat dengan kolam selama beberapa hari. Dan ko
dok mulai hidup di darat.
Reproduksi Reptil
Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan hewan-hewan yang
fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Umumnya reptil bersifat ovipar,
namun ada juga reptil yang bersifat ovovivipar, seperti ular garter dan kadal. Telur ular
garter atau kadal akan menetas di dalam tubuh induk betinanya. Namun makanannya
diperoleh dari cadangan makanan yang ada dalam telur. Reptil betina menghasilkan
ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka.
Reptil jantan menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang
saluran yang langsung berhubungan dengan testis, yaitu epididimis. Dari epididimis sp-
erma bergerak menuju vas deferens dan berakhir di hemipenis. Hemipenis merupakan
dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat dibolak-balik seperti jari-jari
pada sarung tangan karet. Pada saat kelompok hewan reptil mengadakan kopulasi,
hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina.
Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan pada saat
melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan air.
Hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam lingkungan basah. P
ada kebanyakan jenis reptil, telur ditanam dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan o
leh induknya. Dalam telur terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah.
 
Reproduksi Mamalia
Semua jenis mamalia, misalnya sapi, kambing dan marmut merupakan hewan vivipar
(kecuali Platypus). Mamalia jantan dan betina memiliki alat kelamin luar, sehingga pem
buahannya bersifat internal. Sebelum terjadi pembuahan internal, mamalia jantan
mengawini mamalia betina dengan cara memasukkan alat kelamin jantan (penis) ke
dalam liang alat kelamin betina (vagina).Ovarium menghasilkan ovum yang kemudian b
ergerak di sepanjang oviduk menuju uterus. Setelah uterus, terdapat serviks (liang r
ahim) yang berakhir pada vagina. Testis berisi sperma, berjumlah sepasang dan t
erletak dalam skrotum. Sperma yang dihasilkan testis disalurkan melalui vas deferens y
ang bersatu dengan ureter. Pada pangkal ureter juga bermuara saluran prostat dari ke
lenjar prostat. Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang merupakan media tempat hid
up sperma. Sperma yang telah masuk ke dalam serviks akan bergerak menuju uter-us
dan oviduk untuk mencari ovum. Ovum yang telah dibuahi sperma akan membentuk zi
got yang selanjutnya akan menempel pada dinding uterus. Zigot akan berkembang me
njadi embrio dan fetus. Selama proses pertumbuhan dan perkembangan zigot menj
adi fetus, zigot membutuhkan banyak zat makanan dan oksigen yang diperoleh dari u
terus induk dengan perantara plasenta (ari-ari) dan tali pusar.
Reproduksi Aves (Burung)

Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok buruk tidak memiliki
alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara
saling menempelkan kloaka. Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu
ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut
rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh
oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada
burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di
kloaka. Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk
ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat p
erjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan di k
elilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur.Telur dapat menetas apabila dieram i ol
eh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio menjadi anak bu
rung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur dengan menggunakan par
uhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan belum dapat men
cari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang.
 
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai