METODOLOGI PENELITIAN
1. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah sekelompok penutur bahasa Jawa Medan , penutur
bahasa jawa Tengah, bahasa Jawa Timur, bahasa Sunda, dan bahasa Melayu Riau Kepri.
Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini berupa kata-kata dari nama bilangan,
tumbuhan, binatang, organ tubuh, keluarga, kata sifat, kerja, dab juga nama benda alam.
2. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di lima daerah yang berbeda sesuai dengan tempat tinggal
masing-masing peneliti. Pada penelitian bahasa Jawa Medan ini dilakukan di Kampung
Empang Baru, Kabupaten Siak. Kemudian penelitian bahasa Sunda dilakukan di Desa
Babussalam Rokan, Kec. Pujud Kab. Rokan Hilir, selanjutnya penelitian bahasa Melayu
Riau Kepri dilakukan di Kampung Bedan, Kec. Moro, Kab. Karimun, Kepulauan Riau,
selanjutnya penelitian bahasa Jawa Timur dilakukan di Kecamatan Balam, Kabupatan
Rokan Hilir, dan yang terakhir penelitian bahasa Jawa Tengah dilakukan di Desa Tanjung
Gading, Kec. Pasir Putuh Kabupaten INHU.
3. Waktu Penelitian
Adapun waktu penelitian ini kami lakukan di bulan Mei tahun 2021.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Temuan Penelitian
Berdasarkan penelitian bahasa nusantara yang terdiri dari 5 bahasa daerah yang
berbeda yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Medan, Jawa Barat, dan Melayu Kepri
terdapat bentuk yang relatif sama dan bentuk yang berbeda. Data tersebut didapat dari
pengelompokkan mahasiswa yang dari daerah tersebut. kata-kata bahasa Indonesia ialah kata-
kata yang tidak berasal dari bahasa asing sedangkan kata-kata bahasa nusantara adalah kata-
kata yang dalam banyak bahasa keturunannya bentuknya mempunyai banayak persamaan.
Kata-kat tersebut hasil konstruksi dari kata-kata bahasa keturunannya.
Agar memudahkan kata-kata dibawah ini dikelompokkan menjadi beberapa
kelompok. Deretan sebalah kiri dalam daftar dibwah ini adalah kata-kata bahasa Indonesia
dan disebelah kanan kata-kata bahasa nusantara. Dibawah ini adalah deretan kata-kata dengan
keterangan sekadarnya, dengan tujuan menjelaskan perubahan bentuk dari bentuk semula.
Berikut data yang di peroleh dari kelima bahasa daerah tersebut :
2. Nama Bilangan
a. Bentuk yang relatif sama
Untuk melihat bentuk yang relatif sama antara bahasa Jawa Timur, Jawa Tengah,
Jawa Medan, Jawa Barat Dan Melayu Riau Kepri Kita dapat melihatnya pada data di atas.
Jika ditilik kembali ternyata untuk nama bilangan ini khusus bahasa nusantara yang berasal
dari pulau jawa cenderung memiliki kemiripan bunyi katanya. Sedangkan yang paling
menonjol berbeda adalah pada bahasa Melayu Kepri.
Adapun bentuk yang relatif sama dalam penyebutan nama bilangan dari ke-5 bahasa ini
adalah penyebutan kata “Tiga, Enam,Sebelas,Tiga Belas”. Nah sekarang kita bandingkan
penyebutan nama bilangan dari ke-5 bahasa nusantara ini, dilihat dari skema dibawh ini!
Tiga
(Bahasa Indonesia)
Satu
(Bahasa Indonesia)
Tujuh
(Bahasa Indonesia)
Sama halnya dengan kata Terong di atas, kata Bayam ini juga memiliki kesamaan
yang signifikan dengan bahasa Indonesianya. Yang membedakannya hanya perubahan fonem
saja, kecuali pada bahasa Melayu Kepri yang memeliki kesamaan bunyi maupun bentuk
katanya dengan bahasa Indonesia yaitu Bayam. Sedangkan pada bahasa rumpun Jawa kata
bayam berubah menjadi Bayem. Hal ini menunjukkan adanya perubahan fonem /a/ /e/.
Nanas
(Bahasa Indonesia)
Jahe
(Bahasa Indonesia)
Pepaya
(Bahasa Indonesia)
Dari contoh di atas terlihat sekali perbedaan bentuk kata maupun bunyi dilihat dari
penggunaan Bahasa Indonesianya. Artinya apa, disini terlihat sekali variasi bahasa yang
ditimbulkan dari 5 bahasa yang berbeda.
4. Nama Binatang dan Bagiannya
a. Bentuk Relatif Sama
Pada nama binatang ini bentuk yang relatif sama adalah Kerbau, Semut, Kucing,
Nyamuk, Bebek,Lalat, Elang, Persamaan ini dapat dilihat sebagai berikut!
Kucing
(Bahasa Indonesia)
Dari Skema di atas kiranya dapat dilihat bahwa kata Kucing dan Lalat (dalam bahasa
Indonesia) memiliki kesamaan bunyi dan bentuk kata pada bahasa Nusantaranya. Misalnya
pada kata Kucing. Yang membedakan kata kucing dari kelima bahasa Nusantara ini adalah
hanya perubahan fonem dan penghilangan fonem. Untuk perubahan fonem dapat dilihat kata
Kuceng yang mengalami perubahan dari fonem /i/ menjadi /e/. Selanjutnya untuk
penghilangan fonem dapat dillihat pada kata Ucing dalam bahasa Jawa Barat, dimana
fonem /k/ yang dihilangkan. Terlepas dari itu semua antara bentuk kata dan bunyinya
memiliki kemiripan yanng signifikat. Begitu juga dengan kata yang lainnya, seperti Kerbau,
Semut, Nyamuk, Bebek,Lalat, dan Elang.
b. Bentuk yang relatif berbeda
Untuk nama-nama binatang yang cenderung memiliki perbedaan adalah seperti
kata Monyet, Burung, Kambing, Sapi.
Monyet
(Bahasa Indonesia)
Burung
(Bahasa Indonesia)
Kulit
(Bahasa Indonesia)
Jika ditilik kembali kata kullit ini memiliki kesamaan bunyi maupun bentuk kata
yanng signifikan dengan bahasa indonesia. Yang membedakannya hanya terletak pada
perubahan fonem saja yaitu fonem /i/ /e/.
Dada
(Bahasa Indonesia)
Sama halnya dengan kata kulit di atas, kata dada kuga memiliki kesamaan bentuk dan
bunyi, dan membedakannya juga terletak pada perubahan fonemnya, seperti Dada menjadi
Dodo yang berarti terjadi perubahan fonem /a/ /o/ dan kata Dada menjadi Dade yang
berarti fonem / a/ /e/.
Paha
(Bahasa Indonesia)
Perut
(Bahasa Indonesia)
Dari skema di atas kiranya dapat dilihat bahwa kata perut dan paha memiliki bentuk
dan bunyi yang sangat bertolak belakangn dengan penggunaan Bahasa Indonesia. Begitu juga
dengan kata-kata yang lain yang disebutkan di atas tadi Kepala, Mata, Kaki, Wajah, Gigi,
Telinga dan Mulut.
LAMPIRAN