Perbedaan sosiolinguistik dan bilingualisme yaitu,
sosiolinguistik merupakan bidang ilmu antar disiplin yang mempelajari bahasa dalam masyarakat. Sedangkan bilingualisme adalah suatu konsep yang mencakup konsep bilingualitas dan juga keadaan yang menggambarkan terjadinya kontak bahasa di antara sebuah masyarakat bahasa tertentu dengan masyarakat bahasa lainnya. Maka dapat dikatakan bilingualisme adalah fenomena sosiolinguistik. Latar Belakang Terjadinya Kedwibahasaan
Kedwibahasaan timbul akibat adanya kontak
bahasa, Weinreich (dalam Suwito, 1983: 39) yang menyatakan bahwa kontak bahasa terjadi apabila dua bahasa atau lebih dipakai secara bergantian, sehingga mengakibatkan terjadinya tranfer yaitu pemindahan atau peminjaman unsur dari bahasa satu ke bahasa lain, sehingga dapat menimbulkan kedwibahasaan. Faktor-faktor Pendorong Tejadinya Kedwibahasaan PERPINDAHAN PENDUDUK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAN NASIONALISME DAN SISTEM POLITIK 1. Perpindahan Penduduk Perpindahan penduduk secara kelompok mempunyai berbagai alasan. Alasan itu bisa karena keamanan, militer, ekonomi, pendidikan, politik, agama, dan bencana alam. Biasanya gerakan tersebut mengakibatkan kedwibahasaan sebagai hasil kontak antara penduduk yang baru dengan penduduk yang sudah lama berdiam di daerah tersebut. Penyebaran bahasa dan lahirnya kedwibahasaan melalui kekuatan militer menurut Komaruddin hanya terjadi kalau syarat-syarat berikut : 1. Penaklukan diikuti oleh periode stabilitas yang lama. 2. Wilayah yang ditaklukan menggunakan banyak bahasa sehingga bahasa yang dibawa oleh kaum militer dijadikan sebagai bahasa pergaulan terutama di kota. 3. Penggunaan bahasa penakluk memberikan kemungkinan dan kesempatan bagi penduduk setempat untuk berperan di dalam kegiatan sosial, politik, pendidikan dan perdagangan. Perpindahan penduduk yang menyebabkan billingual juga bisa dikarenakan oleh beberapa faktor antara lain: 1. Migrasi karena ekonomi dan sosial yang menimbulkan billingual. 2. Kedwibahasaan juga lahir karena perdagangan. 3. Migrasi karena alsan politik dan agama juga menimbulkan kedwibahasaan. 2. Nasionalisme dan Sistem Politik
Sikap nasional terhadap bahasa sering mengantar kepada
penyebaran bahasa nasional daripada penyebaran bahasa daerah dan ini menjurus kepada kedwibahasaan di kalangan penduduk. Apabila kebijakan negara lebih moderat dan demokrat serta sistem politik dan perundang-undangan mendukung pengembangan wilayah secara utug dan berakar dari dalam maka kedwibahasaan akan bertahan sebagai kenyataan pemakai bahasa penduduk. 3. Pendidikan dan Kebudayaan
Billingual sebagai akibat dari
pendidikan dan kebudayaan bukanlah hal yang baru. Lahirlah ungkapan bahwa menjadi terdidik atau cendekiawan berarti menjadi dwibahasawan. (Mockey dalam Komaruddin. 1967) Dari tiga faktor tersebut, masih ada alasan lain yang menyebakan kedwibahasaan tersebut muncul. Pada era global ini umpanya industrialisasi pada negara yang beraneka bahasa yang pekerjaannya berasal dari berbagai latar belakang bahasa yang berbeda-beda. Agama membawa pula penyebaran bahasa yang tentu saja menimbulkan pula kedwibahasaan pada masyarakat sasran penyebaran agama tersebut. Yan terakhir yaitu mungkin dengan adanya jaringan internet, melalui dunia maya orang diseluruh dunia ini dapat berkomunikasi dengan cepat. Kesimpulan Perbedaan sosiolinguistik dan bilingualisme yaitu, sosiolinguistik merupakan bidang ilmu antar disiplin yang mempelajari bahasa dalam masyarakat. Sedangkan bilingualisme adalah suatu konsep yang mencakup konsep bilingualitas dan juga keadaan yang menggambarkan terjadinya kontak bahasa di antara sebuah masyarakat bahasa tertentu dengan masyarakat bahasa lainnya. Maka dapat dikatakan bilingualisme adalah fenomena sosiolinguistik.
Kedwibahasaan timbul akibat adanya kontak bahasa.
Faktor yang mempengaruhi kedwibahasaan adalah perpindahan
penduduk, nasionalisme dan sistem politik serta pendidikan dan kebudayaan. Selain itu juga terdapat industrial, agama dan internet. SEKIAN