Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

DEMITOLOGISASI PROFESI GURU


Salah satu indikator dari rendahnya kemauan politik pemerintah dan masyarakat
terhadap pendidikan nasionalnya terlihat dari terpuruknya profesi guru yang di
dalammasyarakat indonesia sebagai profesi yang terhormat dan ditinggikan tetapi sekaligus
dicampakkan. Pengamatan ini tentunya merupakan lampu kuning terhadap upaya bangsa
indonesia untuk dapat hidup dan bersaing di dalam kehidupan global abad 21.

A. Hakikat Profesi

Agar kita dapat memahami hakikat profesi guru, perlu kita telaah lebih dahulu apakah
sebenarnya hakikat suatu profesi. Dalam rangka untuk mengerti hakikat suatu profesi, ada
beberapa kata kunci yang perlu disimak yaitu profesi, profesional, profesionalisme, dan
organisasi profesi.

1. Profesi

Profesi merupakan pekerjaan, dapat berupa wujud sebagai jabatan di dalam suatu hierarki
birokrasi, yang menuntut keahllian tertentu serta memiliki etika khusus untuk jabatan tersebut
serta pelayanan baku terhadap masyarakat. Inti dari pengertian profesi ialah seseorang harus
memiliki keahlian tertentu di dalam masyarakat sederhana, keahlian tersebut diperoleh
dengan cara meniru dan diturunkan dari orang tua kepada anak atau dari kelompok
masyarakat ke generasi penerus.

2. Profesional, Profesionalisme

Seorang profesional menjalankan pekerjaannya sesuai dengan tuntutan profesi atau dengan
kata lain memiliki kemampuan dan sikap sesuai dengan tuntutan profesinya. Seorang
profesional menjalankan kegiatannya berdasarkan profesionalisme, dan bukan seecara
amatiran. Profesionalisme bertentangan dengan amatirisme. Dapat saja hasil karya seorang
amatir sangat tinggi mutunya. Seorang profesional akan terus-menerus meningkatkan mutu
karyanya secara sadar, melalui pendidikan dan pelatihan.

3. Profesionalisasi

Profesionalisasi berarti menjadikan atau mengembangkan suatu bidang pekerjaan atau


jabatan secara profesional. Hal ini berarti pekerjaan yang dilaksanakan berdasarkan kriteria-
kriteria yang terus-menerus berkembang sehingga tingkat keahlian, tingkat tanggung
jawab(etika profesi), serta perlindungan terhadap profesi terus-menerus disempurnakan.
Dalam proses profesionalisasi yang dituju ialah produktivitas kerja yang tinggi serta mutu
karya semakin lama semakin baik kompetitif.

4. Organisasi profesi dan etika profesi

Organisasi profesi adalah organisasi para profesionalisme dalam suatu profesi tertentu seperti
PGRI, IDI, IKAHI, dan sebagainya. Organisasi profesi bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan anggotanya dalam bidang profesinya, serta melindungi hak dan kewajiban
anggota profesi tersebut. Suatu organisasi profesional mempunyai kode etik atau etika profesi
yang harus dipatuhi oleh para anggotanya sebagai suatu paguyuban.

B. GURU DALAM ABAD 21 : ERA PROFESIONALISME

Abad 21 merupakan abad global. Kehidupan bermasyarakat berubah dengan cepat kerena
dunia semakin menyatu apalagi ditopang oleh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi
sehingga batas-batas masyarakat dan negara menjadi kabur. Termasuk di dalam perubahan
global ialah profesi guru. Sesuai dengan tuntutan perubahan masyaarakat, profesi guru juga
menuntut profesionalisme. Guru yang profesionalisme bukan hanya sekedar alat untuk
transmisi kebudayaan tetapi mentransformasikan kebudayaan itu ke arah budaya yang
dinamis yang menuntut penguasaan ilmu pengetahuan, produktivitas yang tinggi, dan kualitas
karya yang dapat bersaing. Guru profesional bukan lagi merupakan sosok yang berfungsi
sebagai robot, tetapi merupakan dinamisator yang mengantar potensi-potensi peserta didik
kearah kreativitas. Tugas seorang guru profesionnal meliputi tiga bidang utama :

 Dalam bidang profesi


 Dalam bidang kemanusiaan
 Dalam bidang kemasyarakatan

Seorang guru profesional dapat mengadakan evaluasi di dalam proses belajar-mengajar, dan
membimbing peserta didik untuk mencapai tujuan program belajar mengajar. Selain itu
profesi guru adalah seorang administrator, baik di dalam administrasi proses belajar mengajar
maupun di dalam kemapuan manajerial dalam lingkungan sekolah. Sebagai seorang pendidik,
seorang guru profesionalisme adalah seorang komunikator. Ia dapat berkomunikasi dengan
peserta didiknya dalam uooaya untuk mengembangkan kepribadian peserta didiknya.
Selanjutnya,sebagaisuatu profesi yang terus menerus berkembang,seorang guru profesional
hendaknya mampu mengadakan penelitian-penelitian yang berkaitan dengan peningkatan
profesional seorang pendidik.

Profesi guru dan profesi lainnya

Didalam masyarakat modern yang menempatkan profesionalisme sebagai salah satu


tonggak pengembanganmasyarakat global,maka profesi guru merupakan salah satu profesi
yang ada didalam masyarakat.

Apabila profesi guru tidak berkembang sehingga tidak dipercayai oleh massyarakat,tentunya
profesi tersebut tidak akan diminati oleh putra-putra terbaik dari masyarakatnya.dengan kata
lain profesi guru didalam masyarakat modern harus dapat bersaing dengan profesi-profesi
lainnya.profesi guru hanya dapat bersaing apabila dia memiliki bibit-bibit unggul yang
dikembangkan untuk dapat menguasai dan mengembangkan profesi tersebut.hal ini berarti
pembinaan profesi guru haruslah dimulai dengan merekrut calon-calon profesi guru yang
mempunyai intelegensi tinggi,dedikasi yang besar terhadap profesinya,serta kemampuan
untuk mengembangkan profesionalisme.hanya dengan demikian diharapkan profesi guru
dapat menunjukkan perfomance yang diakui oleh masyarakat sehingga sehingga profesi
tersebut berhak untuk meminta imbalan dari masyarakat konsumen.

Dewasa ini hampir di seluruh dunia profesi guru mulai ditinggalkan.gejala yang
mengkhawatirkan ini perlu dicermati oleh profesi guru sendiri,kenapagejala gejala rtrsebut
terjadi.

Dengan kebijakan tersebut profesi guru mendapat minat yangg besar dari putra-putra
terbaiknya.insentif dan fringe benefit lainnya yang menarik akan membawa profesi guru pada
tempat yang sewajarnya di dalam suatu masyarakat.

C. GURU DALAM MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN INDONESIA

Secara formal status guru didalam masyarakat dan budaya indonesia masih menempati
tempat yang terhormat ,namun secara material profesi gru mengalami kemerosotan yang
mengkhawatirkan.

Dalam masyarakat inonesia khususnya masyarakat jawa,tingginya status sosial guru dapat
digali dari warisan kebudayan hindu.Didalam bahasa sansekerta guru berarti dihormati
(fenerable).seorang guru adalah pada hakikatnya seorang pembibing spiritual bagi seseorang
atau kelompok,yang dirinya sendiri telah menguasai kemam puan spiritual.sejak masa
Upanishads yaitu komentar-komentar mengenai tulisan-tulisan suci dalam weda,telah
ditekankan mengenai pentingnya fungsi tutor serta metode tutorial didalam pengajaran
agama.pelajaran agama tercantum didalam buku-buku weda yaitu buku suci yang isinya
disampaikan seecara oral kepada para siswa oleh seorang guru.

Seorang guru adalah sebenarnya seorang dari kasta brahmin.para brahmin ini mempunyai
hak-hak khusus didalam masyarakat dan merek diberi gelar kaum mahardika atau begawan.

Didalam perkembangan selanjutnya dengan lahirnya gerakan bakti,status guruu menjadi


sangat penting oleh karena mereka dianggap penjelmaan para dewa sehingga perlu di
puja.status sosial tersebut dibenarkan pula,oleh karena para begawan tidakk perlu
menyembah kepada raja.guru dianggap sebagai penjelmaan hidup spiritual kebenaran.

Citra guru terjadi pada masa kebudayaan hindu terus hidup dan berkembsnng juga pada
masa penngembangan agama islam.kedudukan begawan diganti ooleh peran para kiai sebagai
pemilik pesantren-pesantren tersebut.metodologi oral juga dilanjutkan didalam menghafa;
buku kuning serta buku-buku agama lainnya.kedudukan para kiai pemilik pesantren juga
mengarah kepada hubugan antara para begawan dengan para santrinya.kedudukan guru tetap
mempuyai kedudukan sosial yang sangat tinggi.

Kedudukan sosial yang tinggi dari guru terus hidup sampai masa kini.tentunya status sosial
dengan citra yang demikian telah merupakan anomali didalam suatubkehidupan
modern.kehidupan modern yang menuju ke arah profeasionalisme menuntut kedudukan
seirang guru sebagai pekerjaan profesional.demikian pula pekerjaan guru merupakan salah
satu dari begitu banyak pekerjan yang lahir didalam suatu kehidupan modern.

Ada hal yang masih positif yang masih tersisa ialah bahwa masyarakat indoesia khususnya
masyarakat pedesaan masih tetap memberikan penghargaan dan status sosial yang tinnggi
pada profesi guru.penghargaan tersebur tetunya perli ditindaklanjuti dengan prenghargaan
yang seimbang dari segi material yang akan menunjang tugas profesional seorang
guru.penghargaan masyarakat tersebut tentunya harus diimbangi dengan usaha dari profesi
guru itu sendiri untuk semakin meningkatkan mutu profesionalnya sehingga dapat membantu
masyarakat mengembangkan kemampuan putra-putrinya sebagaimana yang diinginkan.

D. DEMOTOLOGISASI PROFESI GURU DI INDONESIA


Memburuknya status profesi guru sebagian disebabkan karena kesalahan masyarakat kita
sendiri yang meninggikan dan sekaligus mencampakkan profesi guru sebagai profesi yang
terhormat di dalam masyarakat. Komitmen masyarakat dan komitmen pemerintah tidak
sejalan dengan kebutuhan masyarakat untuk membangun suatu masyarkat Indonesia yang
lebih terhormat. Selanjutnya, morosotnya profesi guru lebih dikarenakan lembaga organisasi
proffesi guru sangat lemah sehingga tidak menopang perbaikan profesi guru, baik dari segi
kualitas pengabdiannya maupun di dalam kualitas penghargaan masyarakat dan pemerintah
terhadap profesi guru di dalam era modren dewasa ini telah melanggengkan berbagai mitos
yang menyelimuti perkembangan profesi guru. Mitos-mitos tersebut perlu kita ketahui dan
kuliti sehingga dapat diambil langkah-langkah untuk meningkatkan apresiasi orang tua,
masyarakat, dan pemerintah terhadap profesi yang mulia, profesi guru.

Demitologisasi Profesi Guru

WACANA MOTOS LANGKAH- LANGKAH


DEMITOLOGISASI
1. Status sosial a. Pahlawan tanpa bintang  Berhak dihargai oleh masyarakat
jasa sebagai suatu profesi yang
b. Guru = pekerja sosial terhormat
tanpa imbalan
 Guru neniliki kewajiban dan
c. Pekerjaan orang dungu
imbakan yang sesuai seperti profesi
lainnya

 Guru adalah pekerja intelegen


2. Status Profesi d. Profesi terbuka  Profesi guru punya syarat profesi
e. Pekerjaan bagi setiap yang objektif
orang  Sanksi diperketat oleh organisasi
f. Bukan serikat kerja profesi guru

 Berhak memperbaiki nasib sebagai


HAM
3. Gender g. Profesi perempuan  Perempuan adalah guru alamiah
h. Puas dengan imbalan pertama
minim  Perempuan dan laki-laki harus
memperoleh perlakuan,
kesempatan dan penghhargaan
yang sama

4. Politik dan i. pantang berpolitik  pendidikan tidak boleh dijadikan


kekuasaan j. pantang menggalang alat pollitik
kekuatan (bergainning  organisasi profesi sebagai sarana
power) kekuatan untuk tujuan profesi dan
kebaikan hidup anggota
5. ilmu k. ilmu pendidikan = kuasai  meningkatkan riset pendidikan
pengetahuan ilmu anak Indonesia
l. ilmu pendidikan mudah  memperkuat LPTK
dikuasai
6. Organisasi m. Profesi guru bertingkat-  Reorganisasi organisasi profesi
profesi tingkat guru
n. PGRI hanya untuk “guru  Perkuat organisasi PGRI
kecil”
 Kembangkan keanggotaan dalam
o. PGRI suatu “soft education international – ICFTU
organization”

1. Status sosia
a. Guru adalah profesi pahlawan tanpa tanda jasa

Kita semua mengenal nynyian indah dan mengharukan “guru pahlawan tanpa tanda
jasa”.memang ini adalah citra guru sebagaimana yang telah di jelaskan berasal sejak zaman
hindu.guru sebagai begawan di puja dan di puji.segala keperluan jasmaninya dijamin oleh
masyarakat dan di hormati oleh sang raja. Sayang sekali ungkapan semanis madu tersebut
kerapkali tidak di sertai dengan penghargaan yang wajar terhadap perbaikan taraf kehidupan
profesi guru di mana-mana hampir di seluruh dunia penghargaan material terhadap guru
sangat minim. Bahkan kehidupan guru dibawah garis kemiskinan. Profesi guru yang tidak
kurang nilai kepahlawanannya tidak memporoleh tanda- tanda jasa dan gaji memadai apalagi
mendapat tempat terhormat di makam-makam pahlawan.

b. Guru adalah pekerjaan orang suci

Citra seorang guru sebagai orang suci atau seorang begawan memang dapat hidup di dalam
masyarakat pra-modern.dalam masyarakat sederhana tersebut,pekerjaan sebagai seorang suci
memang merupakan pekerjaan yang terhormat dan patut dihargai oleh masyarakat.

c. Those who can not think and do, teach!

Ungkapan tersebut sangat populer di dalam berbagai masyarakat di dunia. Dengan kata
lain, seseorang yang tidak dapat berpikir dan berbuat maka dia lebih baik memilih
pekerjaan mengajar. Sungguh suatu hal ynag ironis, seakan-akan profesi guru itu
merupakan profesi dari manusia-manusia robot yang tidak dapat berpikir dan tidak dapat
berbuat.

2. Status Profesi
a. Profesi Guru adalah Profesi Terbuka

Mitos ini dalam dunia profesional abad 21 merupakan suatu kekeliruan dunia profesional
menuntut syarat-syarat profesional. Oleh sebab itu, memilih profesi haruslah memenuhi
syarat-syarat profesi guru sebagaimana yang telah diuraikan.

b. Siapa Saja Dapat dan Boleh Menjadi Guru

Artinya siapa saja yang dapat berdiri di depan kelas tanpa mempunyai pengetahuan dan
keterampilan profesional menjadi seorang guru. Sudah jelas bahwa mitos tersebut berlawanan
arus dengan tuntutan profesionalisme abad 21.

c. Profesi Guru Bukanlah Suatu Profesi Pekerja

Didalam perkembangannya profesi guru diusahakan sebagai suatu profesi yang menuntut
kemampuan profesionalisme. Namun demikian, masih tabu untuk menganggap profesi guru
adalah pekerja yang mempunyai hak-hak dan kewajiban.

3. Gender
a. Guru adalah By Nature Profesi Perempuan

Dalam dekade-dekade terakhir abad 20 terdapat suatu kecendrungan, semakin banyak


perempuan memasuki profesi guru. Semula terdapat kekhawatiran mengenai tendensi ini
ialah gejala feminisasi profesi akan berpengaruh terhadap proses pendidikan. Bias gender
tersebut tentunya tiidak beralasan . memang profesi guru dikaitkan secara premordial dengan
tugas ibu terhadap anaknya. Namun, seperti kita ketahui di dalam masyarakat modern yang
telah berdeferensiasi suatu pekerjaan tidaklah dapat dikaitkan dengan gender.

b. Perempuan Puas dengan Imbalan Gaji Kecil

Berkaitan dengan trend semakin banyaknya perempuan memasuki profesi guru dikaitkan
anggapan profesi guru dikaitkan dengan anggapan bahwa telah puas dengan imbalan.
Perempuan memang kuranng memberikan protes terhadap imbalan gaji kecil yang relatif
lebih kecil. Hal itu harus segera dibenahi oleh karena kekurangan inisiatif bagi kaum
perempuan untuk mengemban tugas dan profesi guru.
4. Polisi dan Kekuasaan
a. Guru Pantang Berpolitik

Telah merupakan mitos bahwa profesi guru adalah profesi etis yang pantang memasuki
politik praktis. Memang, politik praktis berorientasi keapada kekuasaan. Sedangkan yang
dihadapi oleh profesi guru adalah peserta didik yang perlu bantuan untuk mengembangkan
kemampuannya.

b. Parpol Guru Diharamkan


Sesuai dengan citra bahwa profesi guru adalah profesi etis maka di anggap tidak pada
tempatnya apa bila guru menggabungkan diri pada kekuatan sesuatu partai
politik.memang inti dari suatu partai politik ialah memupuk kekuasaan.tujuan partai
politik ialah untuk memegan kekuasaan.seperti kita kita ketahui kekuasaan cenderung
untuk korupsi,memang dalam kaitan ini adalah haram bagi profesi guru untuk
mengikat diri sebagai satu partai politik namun demikian,apabila penggalangan gurudi
pertimbangan.
5. Ilmu Pengetahuan
a. Ilmu pendidikan bukan ilmu yang berdiri sendiri
Akibat dari mitos tersebut,perkembangan ilmu pendidikan relatif ter belakang di
bandingkan dengan cabang ilmu pengetahuan lain nya. Demi kian pula investasi
untuk pengembangan ilmu tersebut baik investasi SDM, laboratorium, serta
kegiatan-giatan lain nya relatif terbelakang di bandingkan dengan ilmu-ilmu lain.
b. Ilmu pendidikan adalah ilmu yang praktis yang mudah di kuasai

Mitos bahwa ilmu pendidikan sebagai ilmu praktis oleh sebab itu mudah di kuasai
disebabkan karena ilmu pendidikan adalah ilmu yang relatif masih muda.

6. Organisasi profesi
 Internal profesi
Hambatan-hambatan internal yang menentukan perkrmbangan profesi guru
antara lain:
a. Status sosial profesi guru di tentukan oleh jenjang dan jenis pendidikan
tempat bekerja.
b. Organi sasi profesi guru hanya untuk guru sekolah dasar dan menengah
E. BEBERAPA SARAN
Berdasarkan uraian mengenai proses demitologisasi profesi guru, dapat disarankan
beberapa hal sebagai berikut :

1. Orang tua, masyarakat, pemerintah, serta organisasi profesi guru menggalang


persatuan dalam membentuk kemauan politik, untuk peduli pendidikan. Kkepedulian
mutu pendidikan nasional termasuk di dalamnya penghargaan yang wajar terhadap
profesi guru.
2. Guru perlu menggalang kekuatan melalui organisasi profesinya sehingga merupakan
suatau kelompok-penekan yang dapat melobi DPR serta lembaga-lembaga masyarakat
lainnya sehingga terbentuk opini umum betapa besarnya peranan pendidikan, melalui
profesi guru, dalam membangun masyarakat Indonesia baru yaitu masyarakat
demokratis
3. Meningatkan apresiasi masyarakat terhadap profesi guru berarti menuntut tanggung
jawab profesi guru untuk meningkatkkan pelayanannya terhadap masyarakat.
4. Dalam rangka untuk meningkatkan mutu dan pelayanan profesi guru kepada
masyarakat diperlukan organisasi profesi guru yang kuat sehingga mempunyai
kekuatan politik serta kemampuan melindungi dengan memberikan sanksi terhadap
anggotanya untuk mempertahankan dan mengembangkan standar profesi. Di dalam
kaitan ini pembentukan suatu kekuatan politik guru yang mempunyai platform
melindungi kepentingan peserta didik merupakan suatu alternatif yang bukan tidak
mungkin.

Anda mungkin juga menyukai