Anda di halaman 1dari 34

Nama Agensi Federal : United States Agency for International

Development (USAID)

Judul Peluang Pendanaan : Local Organization Network Project (LON)

Jenis Pengumuman : Annual Program Statement (APS)

Nomor Peluang Pendanaan : 7200AA19APS00001

Nomor Catalog of Federal Domestic


Assistance (CFDA) : 98.001

Tanggal Diumumkan : 29 Januari 2019

Batas Pengajuan Pertanyaan


(Babak 1) : 20 Februari 2019
5:00 pm waktu setempat Washington DC

Batas Pengajuan Dokumen Konsep


untuk Peluang Peninjauan Pertama
(Babak 1) : 08 Maret 2019
5:00 pm waktu setempat Washington DC

Batas Pengajuan Aplikasi Penuh : Akan disediakan dengan notifikasi terhadap


Dokumen Konsep “Pass”

Sampaikan Pertanyaan dan Dokumen Konsep (Babak 1) secara elektronik ke LON@usaid.gov

1
Kepada Para Pelamar yang Berminat:

The United States Agency for International Development (USAID) mencari dokumen konsep
dari pelamar berkualifikasi. Pernyataan Program Tahunan (Annual Program Statement – APS)
ini mengumumkan keinginan Pemerintah Amerika Serikat (USG), yang direpresentasikan oleh
USAID, Biro Kesehatan Global (GH), untuk mendanai satu atau beberapa penghargaan (awards)
untuk tujuan diagnosis TB, kebutuhan perawatan dan pencegahan, mengatasi stigma dan
diskriminasi, dengan menggunakan solusi-solusi yang dihasilkan secara lokal yang disesuaikan
dengan tanggapan TB USAID kepada pasien dan masyarakat.

APS ini menyediakan bagi para pelamar prospektif suatu kesempatan yang wajar untuk
mengembangkan dan mengajukan aplikasi kompetitif kepada USAID untuk pendanaan
potensial. Para pelamar pertama kali akan mengajukan sebuah Dokumen Konsep yang akan
ditinjau tentang responsivitasnya terhadap tujuan dari APS. Dokumen Konsep akan dievaluasi
terhadap tinjauan manfaat yang disediakan di Bagian E. Pelamar yang berhasil dalam tahap
Dokumen Konsep, akan diundang untuk bergabung dalam suatu proses kreasi bersama.
Mengikuti proses kreasi bersama, pelamar yang dipilih (organisasi individual dan/atau
konsorsium yang dibangun selama kreasi bersama) akan diminta untuk mengajukan aplikasi
penuh, isi dan format akan disediakan dalam rincian yang lebih luas oleh Agreement Officer.

Mengumumkan APS ini tidak menyebabkan USAID untuk membuat awards apapun. USAID
juga mempunyai hak untuk tidak memimpin suatu proses kreasi bersama dan meminta aplikasi
penuh dari pelamar yang berhasil pada tahap konsep. Jika/ketika babak tambahan terjadi, APS
ini akan diubah dengan informasi yang tepat.

Salam,

Ttd

Patricia Bradley
Supervisory Agreement Officer
Office of Acquisition and Assistance
M/OAA/GH/ID

2
DAFTAR ISI
BAGIAN A – Deskripsi Program …………………………………………………………… 4
BAGIAN B – Informasi Penghargaan Federal ……………………………………………… 21
BAGIAN C – Informasi Sifat Memenuhi Syarat …………………………………………… 23
BAGIAN D – Informasi Pengajuan Dokumen Konsep …………………………………….. 25
BAGIAN E – Informasi Tinjauan Manfaat Dokumen Konsep ……………………………… 31
BAGIAN F – Informasi Penghargaan Federal dan Administrasi …………………………… 32

3
BAGIAN A: DESKRIPSI PROGRAM
Peluang pendanaan ini diotorisasi dibawah The Foreign Assistance Act (FAA) tahun 1961, sesuai
pengembangannya. Award yang dihasilkan akan mengacu kepada 2 CFR 200 – Uniform
Administrative Requirements, Cost Principles, and Audit Requirements for Federal Awards, dan
USAID’s supplemet, 2 CFR 700, maupun syarat-syarat tambahan yang dapat ditemukan di
Bagian F.

1. Pengantar
Jaringan Organisasi Lokal Tuberculosis (Local Organization Network – LON) merupakan
komponen kunci dari Akselerator Global USAID untuk Mengakhiri Tuberculosis. Investasi
USAID menjadi paling berhasil ketika dipasangkan dan dijajarkan dengan komitmen yang kuat
dari pemerintah dan rekanan yang lain. Untuk mengakselerasi tindakan (aksi), LON akan
mengungkit sumberdaya-sumberdaya tambahan dari negara-negara, rekanan swasta, dan
organisasi lokal lainnya dalam rangka untuk memenuhi target PBB untuk memperlakukan 40
juta orang hingga tahun 2022. LON akan memusatkan perhatian pada negara-negara dengan
beban TB yang tinggi dimana USAID telah memiliki kemitraan eksisting, dan dimana Agensi
dapat memprogram ulang pendanaan untuk penyelarasan yang lebih baik dengan masyarakat dan
mitra lokal dalam menghasilkan hasil-hasil berbasis kinerja terhadap target global. Ini
merupakan perubahan dalam pendekatan untuk menjamin USAID berperang mengakhiri TB
secara efektif dan efisien. LON akan fokus pada solusi-solusi yang dihasilkan secara lokal yang
disesuaikan dengan tanggapan TB USAID kepada pasien dan masyarakat untuk tujuan diagnosis
TB, kebutuhan perawatan dan pencegahan, mengatasi stigma dan diskriminasi. LON akan
melibatkan dan mengungkit masyarakat sipil, sektor swasta, komunitas, termasuk rekanan yang
berbasis keyakinan/ keagamaan dengan bermitra secara langsung dengan entitas-entitas lokal di
dalam negara-negara prioritas TB untuk menyediakan layanan-layanan yang dapat diakses,
menghasilkan peningkatan laju kesuksesan diagnosis dan perawatan.

2. Latar Belakang Program


Pernyataan Masalah
Diukur dengan jumlah orang yang meninggal setiap tahunnya, tuberculosis (TB) merupakan
penyakit menular paling mematikan di dunia. Disebarkan melalui udara dan utamanya menyasar
paru-paru, penyakit ini disebabkan oleh infeksi suatu bakteri yang dinyatakan ada 3 (tiga) bakteri
yang hidup setiap menitnya atau berkembang 1,7 juta setiap tahunnya. Dalam bentuk kasus,
estimasi terbaik untuk tahun 2017 adalah bahwa terdapat 10 juta kasus TB baru (termasuk 1 juta
diantaranya adalah orang dengan HIV positif), terdiri dari 5,8 juta laki-laki, 3,2 juta perempuan,
1 juta anak-anak. Secara keseluruhan, 90% kasus terjadi pada orang dewasa dan 10% kasus pada
anak, dan rasio laki-laki terhadap perempuan adalah 2:1. Terdapat 1,7 milyar orang di dunia yang
terinfeksi Mycobacterium tuberculosis (Mtb) yang disebut sebagai infeksi laten TB, bakteri yang
menyebabkan TB, berisikan sumber dari keadaan sakit yang harus ditangani jika kita ingin
berhasil dalam mengakhiri penyakit ini. Setelah pencapaian Millenium Development Goals PBB
(MDGs) yang didedikasikan untuk penghentian TB dan membalikkan epidemi hingga tahun
2015, Sustainable Development Goals (SDGs) merubah fokus dengan menyertakan perluasan
lingkup sosial dan ekonomi yang determinan). Sejak tahun 2000, laju mortalitas TB global
menurun hingga 42%, dan timbulnya penyakit menurun hingga 16%. Namun, target MDG global
untuk membelah dua laju prevalensi dan kematianTB hingga tahun 2015 belum tercapai di
semua wilayah dunia. Secara global, laju rata-rata dalam menurunkan laju kemunculan TB
adalah sebesar 2% per tahun sejak 2015. Hal ini memerlukan akselerasi sebesar 4 – 5 % per
tahun hingga 2020 untuk mencapai tonggak ukur (milestones) dalam pengurangan kasus dan

4
kematian yang telah ditetapkan dalam End TB Strategy. Dari perkiraan 10 juta kasus baru di
2017, sejumlah 6,7 juta kasus sesungguhnya telah didiagnosa dan dinotifikasi (67%) kepada
otoritas-otoritas nasional. Meskipun jumlah kasus yang terdeteksi mengalami peningkatan
selama satu dekade terakhir, masih ada sejumlah besar kasus yang tidak terdiagnosa atau
ditempatkan pada perawatan setiap tahunnya dan itu tak dapat diterima.

Individu-individu yang terinfeksi oleh infeksi laten TB (Latent TB Infection – LTBI) rentan
terhadap progresi menjadi penyakit TB aktif dan bisa saja mulai mengalami gejala-gejala seperti
batuk kronis, demam, penurunan berat badan, dan mudah lelah. HIV/AIDS, diabetes, malnutrisi,
dan sakit-sakit lainnya dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap sakit TB, dan beberapa
populasi, seperti narapidana, pekerja tambang, dan penghuni perkampungan kumuh lebih rentan
terhadap infeksi dan sakit, disebabkan oleh kepadatan hunian mereka dan kondisi kerja dan acap
kali membahayakan status kesehatan. Meskipun laki-laki lebih mudah terinfeksi TB, perempuan
lebih mudah mengembangkan penyakit TB aktif dan mengalami gejala-gejala yang
diasosiasikan dengan sakit tersebut. TB menjadi satu dari beberapa penyebab terdepan kematian
perempuan di dunia. Sebagai tambahan terhadap beban mortalitas, terdapat bukti-bukti bahwa
TB selama kehamilan menyebabkan komplikasi bagi ibu dan bayi. Lebih jauh, diperkirakan ada
10 juta anak-anak yang telah kehilangan paling tidak satu orang tuanya akibat TB.

Beban ekonomi akibat TB pada level rumah tangga menjadi signifikan. Kehilangan pendapatan
dan produktivitas dengan serta merta bagi anggota keluarga yang sakit, anggota keluarga yang
lainnya dapat terseret sementara keluar dari pekerjaan dan/atau sekolah untuk memberikan
perawatan kepada yang sakit. Di banyak tempat, anggota keluarga harus membayar biaya
transportasi harian atau mingguan ke fasilitas kesehatan meskipun diagnosis dan perawatan TB
tersedia secara gratis. Pada level nasional, diperkirakan bahwa beberapa negara mengalami
penurunan PDB sebesar 4 – 7% akibat TB. TB secara tak sebanding mempengaruhi orang miskin
dan memperburuk kondisi kemiskinan: 95% kasus TB terjadi di negara berkembang dan kondisi
tempat tinggal yang padat, ventilasi yang buruk, dan kurangnya akses terhadap air bersih dan
sanitasi semuanya berkontribusi pada peningkatan kerentanan terhadap TB. Masyarakat yang
telah mengalami pengembangan sosioekonomi yang luas telah menyaksikan suatu pengurangan
yang substansial dalam kemunculan TB dan laju mortalitas. Pengurangan kemiskinan secara
historis berperan paling besar terhadap pengurangan laju TB di negara-negara yang sekarang ini
memiliki beban TB yang rendah. Namun, pertumbuhan ekonomi itu sendiri bukanlah sebuah
jaminan bagi penurunan secara tajam kasus dan kematian akibat TB. Distribusi kekayaan yang
tidak seimbang, dengan sebagian besar populasi tertinggal jauh, meninggalkan lahan yang subur
bagi kelanjutan beban TB.

Di wilayah lain, sebagian besar di wilayah Eropa Timur dan Asia Tengah, kekebalan terhadap
obat bertumbuh secara konstan selama dekade terakhir, dan secara global diperkirakan timbul
558.000 kasus TB kebal obat (Drug Resistant TB atau DR-TB) selama tahun 2017. Hal ini
sebagian besarnya merupakan hasil dari meningkatnya penyebaran bentuk TB yang kebal
terhadap obat atau akibat kesalahan pengelolaan klinis atau perencanaan program terhadap obat
rentan TB, sebagai contoh, kualitas obat yang rendah, penyedia obat tidak menuliskan aturan
pemakaian yang tepat, dan/atau pasien tidak menerima dukungan untuk memastikan bahwa
mereka menjalani perawatan penuh selama enam bulan. DR-TB itu lebih sulit untuk didiagnosa
dan dirawat, membutuhkan keahlian laboratorium dan infrastruktur khusus dan resimen1
berdurasi panjang terhadap obat yang lebih mahal dan mengandung racun. Sejumlah 160.684
kasus DR-TB yang dilaporkan secara global pada tahun 2017, hanyalah sekitar 29% dari yang
diperkirakan berjumlah 558.000 kejadian DR-TB di tahun 2017. Secara global, 139.114 pasien

5
mengawali perawatan DR-TB baris kedua di tahun 2017 mewakili 25% dari estimasi
kemunculan DR-TB.

Pemerintah Amerika Serikat (The US Government –USG) dipastikan oleh USAID,


mengembangkan satu strategi TB global (2015-2019) sebagai tanggapan terhadap The Lantos-
Hyde Reauthorization Act tahun 2008. Strategi tersebut lekat dengan Strategi Mengakhiri TB
dan Rencana Global untuk Mengakhiri TB, termasuk sejumlah target yang akan dicapai hingga
tahun 2019: 25% pengurangan dalam laju kemunculan TB; 90% laju kesuksesan perawatan (bagi
TB rentan obat); kesuksesan perawatan terhadap sedikitnya 13 juta pasien TB; diagnosis dan
perawatan bagi 360.000 kasus MDR-TB baru. Tambahan 200.000 pasien MDR-TB ditargetkan
untuk didiagnosis dan dirawat melalui The National Action Plan for Combating MDR-TB
(National Action Plan atau NAP), sebuah rencana lima tahunan yang diluncurkan pada tahun
2015.

NAP berpijak pada upaya-upaya eksisting USG untuk mendukung perawatan yang tepat bagi
lebih dari 16 juta pasien TB untuk mencegah berkembangnya MDR-TB dengan mencapai dan
memelihara laju kesusksesan perawatan TB sebesar 90%. Tambahan bagi upaya pencegahan
MDR-TB, NAP mengusulkan peningkatan jumlah individu-individu yang menginisiasi
perawatan MDR-TB di 10 negara dengan beban MDR-TB tertinggi. NAP bermaksud untuk
mempromosikan koordinasi yang lebih luas terhadap sumberdaya-sumberdaya USG – termasuk
pendanaan domestik, bilateral, dan multilateral – untuk mengurangi resiko domestik dan global
akibat MDR-TB, meningkatkan kesadaran publik Amerika akan ancaman yang diperlihatkan
oleh MDR-TB, dan berfungsi sebagai suatu panggilan terhadap aksi untuk mendorong para
pendonor bilateral dan multilateral, sektor swasta, dan mepengaruhi negara-negara untuk
meningkatkan investasi di dalam area kritis ini yang menjadi perhatian seluruh dunia. Investasi
di bidang penelitian dan pembangunan akan memberi sumbangsih bagi perbaikan terhadap
outcome perawatan bagi individu dengan MDR-TB melalui peralatan-peralatan (tools) baru yang
mudah diimplementasikan ke dalam sistem kesehatan eksisting, penggunaan yang lebih baik
terhadap obat-obat TB eksisting dan yang berlisensi baru, peningkatan saluran pengembangan
obat, perbaikan terhadap ketersediaan pengujian bagi diagnosis TB dan pengujian kerentanan
obat secara cepat, dan perbaikan terhadap surveilans penyakit. Aksi-aksi ini akan berperan dalam
pencegahan terhadap kekebalan TB yang lebih lanjut atas obat dan secara signifikan mengurangi
sebaran MDR-TB secara global.
Wabah HIV terus mendorong penyebaran TB di Sub Sahara Afrika dimana sekitar 40% dari
semua pasien TB juga terinfeksi HIV. Orang dengan infeksi-bersama TB/HIV sering memiliki
gejala-gejala yang berbeda dan menjadi lebih sulit untuk didiagnosa dengan pengujian standard
yang digunakan di seluruh dunia. Ketika mereka didiagnosa dengan TB sekaligus HIV, mereka
diharuskan untuk mengunjungi lebih dari satu klinik untuk menerima perawatan bagi kedua
penyakitnya. Secara global pada tahun 2017, 60% dari pasien TB yang dilaporkan, telah
terdokumentasi hasil uji HIV, 23 berkas meningkat dalam jangkauan pengujian sejak tahun 2004.
Di regio Afrika tempat beban TB berasosiasi HIV tertinggi, 86% pasien TB telah terdokumentasi
hasil uji HIV. Proporsi pasien TB yang diketahui positif HIV pada terapi antiretroviral
(antiretroviral therapy – ART) adalah sebesar 85% secara global.

1
Resimen pengobatan diterjemahkan sebagai komposisi yang menunjukkan jenis dan jumlah obat yang
diberikan serta frekwensi penggunaannya dalam suatu terapi pengobatan.

6
Bila kita berkaca pada perkembangan menuju tahun 2019 dan target-target lebih lanjut, kita
memiliki satu kesempatan untuk memperkuat strategi USG, meninjaunya kembali untuk
mengatasi tantangan-tantangan saat ini, dan merancang suatu proyek TB baru untuk menanggapi
tantangan saat ini, prioritas masa depan dan untuk mencapai kepercayaan diri.

Portfolio TB USAID
Selama 20 tahun, USAID telah menjadi satu pemimpin global dalam memerangi TB. Dukungan
bagi program-program global dan negara dimulai pada tahun 1998 dengan 10 juta dolar telah
meningkat hingga 261 juta dolar saat ini. Dana TB USAID mendukung 24 negara dengan
prioritas tinggi dan 5 regio melalui satu jenis manajemen terpusat dan perjanjian kerja sama
bilateral, bantuan, dan kontrak.
Tim the Bureau for Global Health’s Office of Infectious Disease Tuberculosis Division
(GH/ID/TB) mengelola sebuah portfolio komprehensif bagi aktivitas TB dan rekanan termasuk:
 Challenge TB: Satu perjanjian kerja sama (2014-2019) fokus pada penyediaan bantuan
teknis dan kepemimpinan teknis global di 22 negara dan 2 regio, bekerja dengan Program
TB Nasional untuk mencapai target-target dalam Rencana Strategis TB Nasional dan
tujuan dan milestone Strategi TB USG dan National Action Plan untuk memerangi Multi-
Drug Resistant TB (MDR-TB).
 TREAT TB: Satu perjanjian kerja sama (2008-2021) fokus dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan penelitian dugaan TB melalui evaluasi lapangan terhadap alat-alat
yang berhubungan dengan diagnose, percobaan klinis terhadap pertanyaan-pertanyan
penelitian prioritas, dan penelitian operasional yang ditargetkan dapat menguntungkan
upaya-upaya pengendalian TB secara global, regional, dan negara.
 TB CARE II: Satu perjanjian kerja sama (2010-2020) fokus pada penyediaan bantuan
teknis dan kepemimpinan teknis global pada area fokus kunci, termasuk DR-TB dan
pengendalian dan pencegahan infeksi. TB CARE II merupakan satu kunci menerapkan
partner dalam memfasilitasi pencapaian terhadap milestones National Action Plan dalam
satu, tiga, dan lima tahun.
 TB Drug Alliance: Satu perjanjian kerja sama (2008-2022) pendanaan untuk
mendukung percobaan-percobaan terhadap obat-obatan anti-TB baru yang menjanjikan
dan dan aktivitas-aktivitas untuk mengakselerasi ketersediaan formulasi obat TB di
bidang kesehatan anak.
 WHO Global TB Program: Bantuan (2009-2020) pendanaan untuk mendukung
pengembangan dan panduan bagi kebijakan TB global termasuk: pemantauan dan
surveilans TB dan pengukuran dampak; surveilans dan manajemen MDR dan Extensively
drug-resistant TB (XDR-TB); inovasi-inovasi untuk memperhebat pendeteksian TB lebih
dini dan lengkap dan penyampaian layanan yang efektif; pembangunan kapasitas teknis
bagi adaptasi kebijakan; implementasi dan penyampaian layanan; dan The Global
Laboratory Initiative.
 Stop TB Partnersip: Bantuan (2015-2022) pendanaan untuk mendukung The Global TB
Drug Facility dan aktivitas-aktivitas teknis dari Partnership Secretariat termasuk
komunikasi global; advokasi, komunikasi dan mobilisasi social; membangun kemitraan-
kemitraan nasional; dan The Challenge Facility for Civil Society.
 Infectious Disease Detection and Surveillance: Satu kontrak (2018-2023) untuk
mendukung perkuatan jaringan pendeteksian penyakit dan identifikasi terhadap
kekebalan antimikrobial (antimicrobial resistance – AMR) dalam penyakit menular
prioritas, dan untuk memperbaiki kualitas sistem surveilans real time bagi patogen yang
menjadi perhatian kesehatan publik yang paling besar, termasuk AMR dan penyakit yang
ditularkan oleh hewan vertebrata kepada manusia.

7
 STAR: Satu perjanjian kerja sama biro (2018-2023) untuk mendukung para penasehat
teknis pada posisi-posisi kunci didalam Program TB Nasional dan posisi strategis lainnya
untuk mengatasi kemacetan, membangun kapasitas dalam sistem kesehatan pemerintah,
dan memaksimalkan dampak intervensi untuk memperbaiki layanan TB.
 Control and Prevention of Tuberculosis (CAP-TB): Satu perjanjian kerja sama (2011-
2021) fokus pada pengembangan suatu model bagi tuberculosis yang multi-drug
resistance untuk memperbaiki deteksi secara cepat dan outcome perawatan terhadap
penyakit ini di Asia. Model yang dimaksud bersifat manusia-sentris, model yang
digerakkan oleh masyarakat untuk memperkuat sistem kesehatan dan platform TB;
negara yang menjadi target termasuk China, Burma, Thailand, dan Papua New Guinea.
 TB Data, Impact Assessment, and Communication Hub (TB DIAH): Satu perjanjian
kerja sama (2018-2023) fokus pada pengembangan suatu pusat data TB yang akan
memastikan konsolidasi dan analisis data TB yang optimal dan penggunaan informasi
yang tepat untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja dan memberitahu program TB
nasional (NTP) dan intervensi dan kebijakan portfolio USAID.

3. Tujuan LON
Tujuan dari proyek Jaringan Organisasi TB Lokal (LON) adalah untuk mendukung pencegahan,
penanganan, dan perawatan TB di negara-negara prioritas USAID. LON, sebuah komponen
kunci dari perjalanan Portfolio TB USAID menuju ‘kemampuan diri’ akan bermitra dengan para
stakeholder lokal dan mengimplementasikan solusi-solusi yang dihasilkan secara lokal berpusat
pada pemberdayaan dan akuntabilitas negara untuk memperbaiki layanan TB dan mengungkit
sumber daya tambahan di negara-negara prioritas TB USAID. LON akan membangun pada
kapasitas dan sumber daya yang tersedia pada instititusi-institusi lokal untuk mencapai
kemampuan diri dalam program TB nasional. Melalui kemitraan secara langsung dengan
institusi dan organisasi lokal untuk mengimplementasikan solusi-solusi yang dihasilkan secara
lokal, LON akan memaksimalkan dampak potensial dari sumber daya USAID untuk membuat
perbaikan yang berkelanjutan dalam pelayanan TB dengan menggeser akuntabilitas dan
kepemilikan kepada para stakeholder lokal.

Masyarakat internasional berkomitmen untuk mengurangi secara signifikan beban TB global dan
mencegah sebanyak mungkin kematian akibat TB. Hal ini akan dikerjakan dengan mendeteksi
semua kasus TB secara cepat, terutama pada populasi-populasi rentan, dan menjamin kecepatan
dan ketepatan perawatan. Strategi Mengakhiri TB global telah menetapkan tujuan-tujuan
ambisius untuk menurunkan kematian karena TB sebesar 75% hinnga tahun 2025 (dari baseline
tahun 2015) dan mengurangi laju kemunculan sebesar 50% hingga tahun 2025. Tiga pilar dari
strategi – Penanganan dan Pencegahan yang terpusat-orang dan terintegrasi; Mempertegas
Kebijakan dan Sistem Suportif; dan, Memperkuat Riset dan Inovasi – secara erat diselaraskan
dengan Strategi TB Global USG. LON akan berkontribusi kepada tujuan-tujuan dan target-target
ini dengan memberdayakan masyarakat sipil, sektor swasta penyedia penyampaian jasa,
organisasi-organisasi berbasis agama/ keyakinan, dan para stakeholder lokal lainnya untuk ikut
bertanggung jawab dalam perang melawan TB.

USAID melanjutkan untuk bekerja sama dengan pemerintah-pemerintah asing di negara-negara


prioritas TB USAID untuk mengembangkan Rencana Strategis TB Nasional yang ambisius dan
realistis untuk menentukan target dan menetapkan intervensi prioritas berdasarkan keunikan
konteks beban TB di setiap negara. LON akan menggambarkan kapasitas eksisting organisasi-
organisasi masyarakat sipil lokal, organisasi berbasis agama/ keyakinan, institusi-institusi

8
akademis, sektor swasta penyedia penyampaian jasa, dan organisasi lokal lainnya – kebanyakan
dari mereka yang telah diperkuat melalui intervensi TB sebelumnya dan yang eksisting – dan
melanjutkan pembangunan kapasitas ini dengan bermitra secara langsung dengan entitas-entitas
lokal tersebut. Melalui kemitraan dengan entitas-entitas lokal dan dengan penataan awards
melalui suatu proses kreasi bersama Annual Program Statement (APS), USAID berharap bahwa
kesepakatan-kesepakatan yang dihasilkan akan mengikutkan banyak kemitraan baru dengan
institusi-institusi lokal yang belum pernah bermitra dengan USAID sebelumnya. Menciptakan
kemitraan baru dengan entitas-entitas lokal akan memperluas peluang-peluang untuk
memanfaatkan pendekatan-pendekatan inovatif dalam mengatasi tantangan TB.

4. Penekanan Teknis, Strategis, dan Wilayah Geografis


Situasi TB global pada dekade terakhir telah jauh berbeda dengan hari ini. Hari ini, wabah TB
lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya. Pada tahun 2017, keluar dari perkiraan 10 juta
kemunculan kasus baru, hanya 6,7 juta atau 67%yang dilaporkan kepada program nasional.
Perluasan layanan TB untuk mengidentifikasi dan merawat 4 juta ‘kasus yang hilang’ masih
menyisakan satu dari tantangan-tantangan terbesar untuk mencapai Strategi Mengakhiri TB dan
Strategi Global TB milik Pemerintah Amerika Serikat. Progress global bergantung pada
kemajuan-kemajuan besar dalam pencegahan dan penanganan TB di delapan negara yang
membukukan 66% kasus baru pada tahun 2017. Di negara-negara lain dengan deteksi kasus yang
lebih tinggi, disana tetap akan menjadi kerentanan khusus dan populasi kunci tanpa akses kepada
diagnosis atau perawatan. Dan di beberapa negara, jurang antara yang kaya dan miskin semakin
melebar menciptakan tantangan tambahan ketika sumber daya keseluruhan meningkat tetapi
persoalan TB tetap berat atau bahkan menjadi lebih buruk. Sebagai tambahan, peningkatan beban
DR-TB terus mengancam kemajuan-kemajuan dalam perang melawan TB. Selagi secara global
kita telah membuat langkah-langkah penting untuk mengurangi beban dan mortalitas, kita
memerlukan suatu pergeseran dalam strategi TB kita untuk bereaksi terhadap suatu perubahan
lingkungan, dengan tetap menjaga keberhasilan-keberhasilan yang telah kita capai. Dalam hal
ini kita telah menganalisa beberapa faktor bagi negara-negara yang kita fokuskan untuk menakar
progress dan memprediksi prioritas-prioritas masa depan:

Beban (burden):
Banyak negara yang menjadi perhatian kita yang merupakan negara dengan beban TB tertinggi,
diantaranya: India, Afrika Selatan, Indonesia, Bangladesh, Philipina, Ethiopia, Republik
Demokratik Kongo, Nigeraia, Mozambik, dan Kenya. India sendiri membukukan 33% dari
beban global akibat penyakit TB. Di negara-negara ini, pendekatan-pendekatan yang telah teruji
dan deteksi dan perawatan yang inovatif untuk menjangkau populasi sebanyak mungkin perlu di
diperluas agar memberi dampak pada beban global.

Deteksi kasus TB: Sejumlah negara saat ini masih berjuang untuk mendeteksi sebagian besar
kasus TB mereka. Bukti pertumbuhan dari survey prevalensi menunjukkan bahwa beban dari
penyakit ini ternyata lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya. Di negara-negara seperti
Nigeria, Zambia, Ghana, Indonesia, Tanzania, Malawi, dan Pakistan, hasil-hasil prevalensi baru
mengindikasikan bahwa prevalensinya dua kali dan lebih tinggi dari yang diperkirakan
sebelumnya dan laju deteksi kasus serendah 17% di Nigeria sebagai contohnya. Beberapa dari
hasil survey juga mengindikasikan bahwa prevalensi TB secara sistematis lebih tinggi pada laki-
laki; wabah TB sudah ‘menua’ di Asia sedangkan gambarannya bahwa di Afrika lebih tercampur
(ketika menganalisa prevalensi kelompok umur); banyak gejala kasus TB telah mencari
penanganan sebelum deteksi oleh survey; sebagian besar proporsi kasus TB dirawat secara

9
pribadi dan disetting non-publik. Penekanan strategis di negara-negara ini akan dipusatkan pada
identifikasi kelompok-kelompok populasi dari kasus TB yang hilang dan mengembangkan
pendekatan terdiferensiasi untuk menjangkau mereka.

Laju keberhasilan perawatan: Suatu indikator dari program pengendalian TB yang baik adalah
tingginya angka laju keberhasilan perawatan (Treatment Success Rate – TSR). Meskipun kita
telah membuat langkah yang baik pada wilayah ini, khususnya pada kasus-kasus baru, angka
TSR pada perawatan ulang dan kasus DR-TB tetap rendah dan menjadi perhatian besar.
Sejumlah negara sedang berupaya untuk mencapai sedikitnya 85% laju keberhasilan perawatan
(untuk kasus-kasus baru dan yang kambuh lagi): misalnya Ukraina (76%), Kirgiztan (82%),
Uganda (77%), Sudan Selatan (82%), Georgia (83%), dan Afrika Selatan (82%). Laju
keberhasilan perawatan bagi ekstensif/multidrug-resistant TB (X/MDR-TB) bahkan lebih rendah
lagi, secara global agak lebih dari setengah pasien MDR-TB yang menjalani inisiatif perawatan
yang berhasil menyelesaikannya. Diperlukan kualitas asesmen yang lebih jauh untuk
memperbaiki laju keberhasilan perawatan dan intervensi yang telah teruji seperti Directly
Observed Treatment (DOT, perlu diperkuat. Konsekwensi atas buruknya ketaatan terhadap
perawatan TB mendatangkan petaka, meningkatkan resiko morbiditas dan mortalitas bagi
pasien, penyakit kambuh lagi, kebal obat, dan penularan TB. Ketika kebanyakan program telah
lama sebelum DOT hanya mengandalkan niat pasien TB, strategi pemantauan ini membutuhkan
penggunaan secara lebih besar dan lebih efisien terhadap sumber daya-sumber daya yang
tersedia saat ini.

Beban DR-TB: DR-TB menjadi satu masalah yang meningkat di banyak negara. Emergensi dan
sebaran X/MDR-TB menunjukkan suatu ancaman global yang signifikan bagi kesehatan,
pembangunan ekonomi, dan keamanan nasional, menggerus kemajuan signifikan yang telah
dibuat secara global dan domestik untuk mencapai dunia bebas TB. Di 10 negara yang menjadi
prioritas NAP, diperkirakan terdapat 364.100 kasus DR-TB baru, sebanyak 104.340 kasus
terdeteksi, dan 86.272 kasus terdaftar dalam perawatan. Lebih dari 60% semua perkiraan kasus
di dunia berada di negara prioritas NAP. Negara-negara tersebut membiayai lebih baik dari rata-
rata pada bidang pendeteksian DR-TB dan menempatkan pasien dalam perawatan, tetapi secara
signifikan tantangan tetap ada. Pada tahun 2017, lebih dari 80.000 pasien didaftarkan pada suatu
perawatan yang tepat, yang menempatkan negara-negara tersebut pada jalur untuk mencapai
milestone 2017 yakni menempatkan sedikitnya 30% dari semua pasien DR-TB yang
diperkirakan ke dalam perawatan. Di negara-negara non NAP, intervensi DR-TB juga akan
diperluas.

Ekonomi/Pendapatan Kelompok: Di negara-negara prioritas kita, lebih dari 50% nya adalah
berpendapatan rendah, sekitar 40% berpendapatan menengah ke bawah (lower middle), dan 10%
nya berpendapatan menengah ke atas (upper middle). Diperlukan strategi-strategi yang berbeda
bagi negara-negara dengan tingkat pendapatan yang berbeda berdasarkan sumber daya-sumber
daya, kebutuhan, dan beban. Secara global, 84% pendanaan bagi tanggap TB saat ini datang dari
sumber daya-sumber daya domestik. Namun, hal tersebut bervariasi umumnya menurut regio
dan negara. Negara-negara termiskin masih mengandalkan pendanaan donor bagi kebanyakan
program TB dasar mereka dan memiliki sedikit opsi untuk pendanaan, dengan hanya 50% dari
pendanaan TB berasal dari sumber daya domestik di negara-negara BRICS (Brazil, Rusia,India,
China, dan Afrika Selatan). Dalam keadaan seperti ini, kita perlu melanjutkan dukungan
komprehensif bagi program TB mereka dengan membantu mengadvokasi negara tersebut untuk
meningkatkan pendanaan domestik bagi program mereka. Banyak dari negara berpendapatan
menengah ke bawah dan menengah ke atas yang membuat pergeseran progresif untuk

10
meningkatkan pendanaan domestik bagi program TB dasar mereka, meskipun masih pada
komponen-komponen dasar seperti obat-obatan TB baris pertama masih bergantung pada donor.
Namun, negara-negara tersebut memiliki “kantong-kantong kemiskinan” dan populasi rentan TB
yang amat besar yang masih perlu ditargetkan untuk pendanaan donor. Dan negara-negara
berpendapatan lebih tinggi adalah yang memiliki beban MDR-TB yang paling besar – yang mana
merupakan satu area yang pendanaan domestiknya tidak cukup mendukung. Lebih jauh,
intervensi diperlukan untuk mengatasi biaya-biaya ‘keluar dari saku’ yang signifikan bagi pasien
dan keluarganya. Digabungkan dengan kehilangan pendapatan dan kegentingan ekonomi
lainnya yang diasosiasikan dengan TB, bencana-bencana biaya akibat TB mesti diatasi.

Meskipun berbeda dalam setiap pertimbangan teknis di atas bagi negara-negara yang menjadi
prioritas TB USAID, tujuan menyeluruh bagi LON adalah untuk menciptakan dan menopang
pemberdayaan dan akuntabilitas negara. Melalui kemitraan langsung dengan masyarakat sipil
lokal dan sektor swasta penyedia penyampaian jasa, LON merupakan komponen kunci dari
portfolio perjalanan TB USAID menuju kemampuan diri.

Aktivitas-aktivitas LON akan diselenggarakan di negara-negara prioritas TB USAID


(Afghanistan, Bangladesh, Birma, Kamboja, Republik Demokratik Kongo, Ethiopia, India,
Indonesia, Kenya, Kirgiztan, Malawi, Mosambik, Nigeria, Pakistan, Philipina, Afrika Selatan,
Tajikistan, Tanzania, Uganda, Ukraina, Uzbekistan, Vietnam, Zambia, dan Zimbabwe) dan
platform regional (Asia Tengah dan Afrika Timur). Awards LON akan bermitra secara langsung
dengan organisasi-organisasi yang berada di negara-negara prioritas TB USAID.

5. Perjalanan Menuju Kemampuan Diri dan Kemitraan Lokal


USAID mendefinisikan Kemampuan Diri (self reliance) sebagai kesanggupan suatu negara
untuk merencanakan, membiayai, dan mengimplementasikan solusi-solusi untuk memecahkan
sendiri tantangan-tantangan pembangunannya. Perjalanan menuju kemampuan diri telah
ditandai dengan penguatan dua faktor yang saling berkaitan: kapasitas lokal dan komitmen.
Komitmen didefinisikan sebagai suatu tingkatan dimana hukum, kebijakan, aksi, dan mekanisme
penguasaan informal di suatu negara – seperti budaya-budaya dan norma-norma – mendukung
perkembangan menuju kemampuan diri. Kapasitas didefinisikan oleh kemampuan suatu negara
untuk secara efektif dan efisien mengelola sumber daya-sumber daya yang dimilikinya (manusia,
keuangan, dan teknis) agar mampu mecapai tujuan-tujuan kesehatan masyarakatnya. Kemitraan
pembangunan yang efektif ditandai dengan suatu visi kolektif bersama antara pemberi dana
dengan aktor-aktor lokal, definisi kesuksesan bersama, kontribusi sumber daya-sumber daya
bersama, dan akuntabilitas mutual bagi masyarakat dan penerima manfaat.

Asumsi mendasar terhadap LON adalah bahwa pemberdayaan para stakeholder lokal dengan
mendukung intervensi-intervensi yang dihasikan dan digerakkan secara lokal dengan suatu
kerangka kerja yang dapat dipertanggungjawabkan akan menghasilkan pencapaian-pencapaian
yang berkelanjutan yang akan hidup jauh lebih lama dari periode dan tingkatan investasi USAID.

LON akan bermitra dengan entitas-entitas lokal, termasuk masyarakat sipil, organisasi-
organisasi berbasis agama/ keyakinan, dan sektor swasta penyedia penyampaian jasa untuk
membangun kapasitas organisasional dan teknis dan untuk menopang hasil-hasil intervensi lebih
lama dari usia proyek. Dibawah LON, USAID akan bermitra secara langsung dengan sebaris
mitra baru dan lokal untuk mengimplementasikan solusi-solusi yang dihasilkan secara lokal,

11
berkonteks spesifik, memusatkan perhatian pada perluasan (scale up) teknologi-teknologi baru
dengan hasil-hasil yang telah teruji untuk memperbaiki deteksi kasus dan outcome perawatan,
dan memanfaatkan pendekatan-pendekatan baru untuk memberdayakan para stakeholder lokal.
LON menggunakan rancangan struktur kreasi bersama yang inovatif untuk mengungkit makin
berulang-ulang, gesit, dan pendekatan-pendekatan yang akuntabel dalam mengatasi tantangan-
tantangan TB.

6. Tujuan dan Outcome Strategis


Semua aktivitas LON akan bertujuan untuk menuntaskan maksud utama dan mencapai sasaran
yang telah dinyatakan dengan berkontribusi kepada satu atau lebih hasil tingkat lanjut proyek
(Intermediate Results –IRs) berikut ini:
IR 1: Diperbaikinya akses terhadap layanan-layanan TB, DR-TB, dan TB/HIV yang manusia-
sentris dan berkualitas tinggi
IR 2: Diperkuatnya platform pelayanan TB
IR 3: Dikuranginya penyebaran dan progresi TB
IR 4: Riset dan inovasi TB diakselerasi dengan dampak perbaikan terhadap implementasi
program

IR 1: Diperbaikinya akses terhadap layanan-layanan TB, DR-TB, dan TB/HIV yang


manusia-sentris dan berkualitas tinggi
 Lingkungan yang memungkinkan: layanan TB harus disesuaikan dengan kebutuhan-
kebutuhan individual dan komunitas mereka. Penanganan TB perlu ditingkatkan
untuk mencakup suatu pendekatan yang terpusat-orang yang difokuskan pada
pemenuhan kebutuhan individual masing-masing orang sehingga mereka mampu
mengakses tepat waktu, kualitas diagnosis, penanganan dan perawatan, dalam satu
lingkungan yang mendukung yang dilandasi oleh penghormatan kepada otonomi
pasien, kenyamanan fisik, dan dukungan psikososial. Individu-individu yang
menerima perawatan TB menghadapi terapi berbulan-bulan; mereka yang
memerlukan perawatan DR-TB tidak hanya menghadapi terapi berbulan-bulan, tetapi
juga racun dan sering resimen yang menyakitkan. Penanganan terpusat-orang telah
ditujukan untuk mengurangi stigma, dan meningkatkan kepuasan pasien maupun
ketaatan pada perawatan. Perbaikan terhadap akses akan dicapai melalui intervensi
yang mendukung lingkungan yang memungkinkan yang akan memajukan identifikasi
terhadap semua individu dengan gejala yang diasosiasikan dengan TB; cepat, evaluasi
akurat bagi dan diagnosis tehadap TB (termasuk pengujian kerentanan obat/ Drug
Susceptibility Testing –DST universal; dan, inisiasi dini dan penyelesaian yang
berhasil dalam perawatan TB yang optimal. Penanganan dan perawatan yang terpusat-
orang menempatkan individu pada pusat semua aktivitas dan usaha untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan spesifik mereka. Hal ini membutuhkan suatu kemitraan yang
terus berlangsung dan mendalam antara penyedia layanan kesehatan dan individu dan
keluarganya dan masyarakat untuk mengidentifikasi dan mengatasi berbagai
kebutuhan dan pilihan individu. Layanan penanganan dan perawatan TB juga
sebaiknya memasukkan akses dan penyerahan kepada layanan-layanan suportif
seperti konseling, layanan sosial, nutrisi, dan kegiatan-kegiatan yang menghasilkan
pendapatan.

12
 Peningkatan layanan bagi pencegahan, deteksi, dan perawatan MDR-TB: Besaran
beban MDR-TB terus berlanjut melebihi perluasan intervensi. Perhatian khusus
diperlukan pada semua bentuk MDR-TB sehingga penguatan yang telah dilakukan
selama dekade terakhir tidak sia-sia. Sekaranglah saatnya untuk menjamin bahwa
kualitas dan perawatan yang tepat terhadap model dengan penanganan yang
meringankan dan keterlibatan sektor swasta dibangun dan digelar di negara-negara
dengan beban MDR-TB yang paling besar. Pada tahun-tahun terakhir, resimen DR-
TB yang lebih manjur yang berisi obat-obat baru dan membutuhkan periode perawatan
yang lebih pendek telah disetujui oleh WHO dan diperkenalkan di sejumlah negara
dan terus bertumbuh dalam angka penggunaanya. USAID telah secara kritis berperan
dalam memastikan suatu akses bebas kepada satu dari beberapa obat-obatan baru,
bedaquiline2, melalui perjanjian donasi obat dengan perusahaan manufaktur
(Janssen3). Perluasan yang cepat terhadap resimen yang lebih pendek dan obat-obatan
baru sangat dibutuhkan untuk menjamin suatu tanggap kesehatan publik yang efektif.
 Perluasan cakupan intervensi TB/HIV: TB terus menjadi penyakit menular pembunuh
terbesar bagi mereka yang hidup dengan HIV (people living with HIV – PLHIV).
Karenanya, kita perlu melanjutkan pengembangan aktivitas-aktivitas untuk menjaring
semua orang yang terinfeksi HIV untuk TB dan menguji semua pasien yang
terkonfirmasi TB untuk HIV. Penggelaran diagnosa-diagnosa inovatif untuk
mendeteksi orang terinfeksi-bersama TB/HIV akan menjadi sebuah komponen
penting yang berperan terhadap hasil ini. Menjamin bahwa baik perawatan TB
maupun HIV bagi orang yang terinfeksi-bersama, kedua perawatan tersebut bersifat
kritis. Bagi semua PLHIV yang tidak memiliki TB aktif, direkomendasikan untuk
menjalani perawatan pencegahan TB dan menyisakan satu intervensi lagi yang
didukung oleh PEPFAR. Proyek USAID bekerja sangat dekat dengan PEPFAR, akan
memfasilitasi penguatan intervensi TB/HIV.

IR 2: Diperkuatnya platform pelayanan TB


Diperkuatnya sistem penyampaian jasa: Layanan TB diimplementasikan dan
disampaikan pada semua tingkat sistem kesehatan, dari yang primer hingga yang
tersier. Sistem kesehatan nasional merupakan platform dimana aktivitas-aktivitas
pencegahan, diagnosis, dan perawatan TB diperkenalkan, diperluas, dan dan
diperkuat. Oleh karena itu, jelaslah bahwa kualitas dari sistem ini memiliki dampak
langsung pada ketersediaan layanan TB terpusat-orang yang berkualitas tinggi.
Meskipun proyek ini tidak ditujukan untuk mengatasi keseluruhan sistem kesehatan,
upaya-upaya kita difokuskan pada penguatan platform penyampaian jasa kunci bagi
penyampaian jasa TB. Kita akan membantu negara-negara dalam mengidentifikasi
populasi-populasi yang beresiko tinggi terhadap TB dan mendukung perbaikan-
perbaikan dalam pengaturan kesehatan yang membutuhkan penanganan. Hal ini akan
membutuhkan pendekatan multi-sektoral dan melibatkan sejumlah mitra, tidak hanya
agensi-agensi kesehatan pemerintah yang tradisional, tetapi juga mempergunakan
masyarakat dan organisasi masyarakat dan sektor swasta – yang bersifat profit dan
non profit.
2
Bedaquiline adalah nama kimia untuk Sirturo, obat yang dirancang sebagai bagian dari terapi gabungan
untuk merawat orang dewasa yang mengidap TB kebal obat. Cara kerja obat: menghalangi sebuah enzim
yang dibutuhkan oleh pathogen TB agar tidak menyebar ke seluruh tubuh. Obat ini memiliki potensi
sebagai pemicu serangan jantung, sehingga FDA (Badan Pangan dan Obat-obatan AS) menyarankan
pemberian resep Sirturo dengan sangat hati-hati.
3
Sirturo dikembangkan oleh Janssen Therapeutics, divisi pembuatan obat-obatan Amerika Johnson &
Johnson.

13
Melalui kemitraan ini, proyek akan dipusatkan pada penguatan pendanaan bagi
layanan TB (termasuk skema jaminan/asuransi kesehatan), kebijakan dan manajemen
obat, sistem monitoring dan evaluasi, dan sumber daya manusia. Suatu backbone
(tulang punggung) yang kuat dari sistem inti haruslah ada pada tempatnya untuk
mendukung program TB secara menyeluruh, termasuk sebuah rencana logistik yang
komprehensif dan fungsional bagi obat berkulitas dan komoditas lain dengan tanpa
kehabisan persediaan; suatu sistem monitoring dan evaluasi untuk data berkualitas;
dan institusional yang kuat, pengembangan kapasitas karyawan perawatan kesehatan
dan karyawan biasa. Negara-negara akan memerlukan suatu platform yang kuat untuk
memperkenalkan dan memperluas pembuatan diagnosis, obat-obatan, dan vaksin-
vaksin, ketika semua itu tersedia. Platform tersebut juga menyertakan sistem-sistem
untuk perbaikan akses terhadap dan layanan-layanan bagi keamanan kesehatan global/
ketahanan antimicrobial (antimicrobial resistance – AMR) dan penyakit-penyakit
menular.

 Pelibatan sektor kesehatan swasta: mitra-mitra USAID bersama sektor swasta dan
masyarakat yang terlibat akan memperluas keterlibatan mereka dalam menyampaikan
layanan TB. Sepanjang program-program TB bilateral kami, USAID
memperbolehkan penyedia-penyedia dari luar sistem pemerintahan, seperti
organisasi-organisasi berbasis keyakinan/ agama, untuk merawat pasien seperti yang
direkomendasikan oleh panduan nasional, dan untuk memfasilitasi inklusi mereka
dalam merencanakan aktivitas-aktivitas lokal.

IR 3: Dikuranginya penyebaran dan progresi TB


 Perluasan akses kepada layanan-layanan pencegahan: program-program USAID
bekerja untuk mencegah penyebaran TB dari seseorang kepada yang lain, dan progresi
infeksi TB laten (latent TB infection – LTBI) menjadi penyakit TB aktif pada mereka
yang terinfeksi. Akses kepada diagnosis dini dan perawatan berkualitas adalah salah
satu cara terbaik untuk mencegah penyebaran penyakit TB aktif maupun
perkembangan MDR-TB. Tambahan, terapi pencegahan TB (TB Preventive Therapy
– TPT), sebuah intervensi kritis, khususnya bagi kontak terhadap individu dengan
penyakit TB dan PLHIV, telah meluas di berbagai negara. Hingga suatu vaksin yang
dapat mencegah infeksi dan/atau progresi menjadi penyakit aktif tersedia, proyek akan
mendukung diagnosis dan perawatan TB sejak dini dan efektif sebagai fokus utama
dari upaya-upaya pencegahan TB. Proyek masih akan mendukung serangkaian
aktivitas-aktivitas pencegahan, termasuk: memperkuat terhadap penjaringan TB aktif
yang menyasar kelompok dan perorangan beresiko tinggi; memperbaiki intervensi-
intervensi pengendalian infeksi untuk mencegah penyebaran secara massal; dan,
penjaringan terhadap LTBI untuk mengurangi resiko progresi menjadi TB aktif pada
individu-individu dengan resiko atau berpotensi tinggi mengembangkan TB.

IR 4: Riset dan inovasi TB diakselerasi dengan dampak perbaikan terhadap implementasi


program
 Diakselerasinya riset dan inovasi: progress global dalam pembangunan dan
pengenalan perlatan-peralatan dan pendekatan-pendekatan baru terhadap TB telah
melambat. Obat-obatan, ilmu dan metode diagnosis, dan peralatan-peralatan baru
belum tersedia secara luas dan progress lebih lanjut membutuhkan dukungan dari riset
fundamental bagi pengembangan peralatan-peralatan baru dan pendekatan-
pendekatan dalam mendeteksi, merawat, dan mencegah TB, dan upaya-upaya
tambahan untuk memperbaiki dampak program dan pengenalan peralatan-peralatan
baru melalui riset operasional dan implementasi. Proyek akan mendukung

14
pengembangan, pengenalan, dan implementasi resimen obat rentan TB dan DR-TB
yang berdurasi lebih pendek, mengandung sedikit racun, dan perawatan yang lebih
efektif pada orang dewasa dan anak-anak; berkolaborasi dengan mitra nasional dan
internasional, termasuk WHO, dalam mengenalkan obat-obatan baru bagi orang
dewasa dan anak-anak ke dalam resimen perawatan yang eksisting ataupun yang baru
yang disetujui di tingkat nasional; mempromosikan evaluasi penggunaan biomarkers
untuk mendiagnosa infeksi TB dan penyakit TB dan untuk memantau progresi
penyakit dan outcome perawatan; mendukung studi-studi untuk mengevaluasi akurasi
dan kemungkinannya untuk dikerjakan (feasibility) terhadap peralatan-peralatan
diagnostik TB dan DR-TB baru yang menjanjikan bagi orang dewasa dan anak-anak
dengan suatu penekanan pada produk-produk point of care4; mengevaluasi dampak
programatik dari alat-alat baru; memeriksa efektivitas resimen perawatan LTBI
eksisting dan yang baru; dan mendukung pengembangan vaksin-vaksin TB untuk
mencegah penyakit TB.

 Penggunaan data dan komunikasi diperbaiki dan diperluas: Diperbaikinya analisis


terhadap data untuk keperluan pengambilan keputusan merupakan hal yang kritis
untuk menjamin pelaksaan program yang efektif dan efisien. Komunikasi tentang TB
menjadi penting untuk meningkatkan kesadaran dan mendidik. Terdapat kebutuhan
akan suatu rencana strategis untuk menjamin komunikasi yang efektif tentang TB
sebagai suatu penyakit maupun sebagai program TB USAID. Rencana strategis
mengenai cara dan metode untuk menyatukan komunikasi di berbagai tingkatan akan
ditangani.

Semua aktivitas LON akan ditekankan pada penggunaan data yang konsisten dan efektif untuk
tujuan perancangan, adaptasi, jaminan kualitas, dan pembandingan konteks yang tepat, dan
pengembangan Rencana Strategis TB Nasional yang akan datang, dengan perhatian khusus
untuk memperbaiki transparansi, akses kepada data, dan penerapan praktek-praktek berbasis
bukti diantara para praktisi dan pembuat keputusan di level negara, regional, dan global. Secara
keseluruhan, indikator kunci bagi keberhasilan akan berupa suatu peningkatan dalam angka
kasus TB (dan MDR-TB serta TB/HIV) yang didiagnosa dan ditempatkan dalam perawatan, dan
jumlah kasus yang berhasil dirawat. USAID akan mengevaluasi indikator-indikator ini baik di
tempat publik maupun di sektor swasta, dan di populasi yang ditargetkan dan populasi kunci.
Indikator prioritas lainnya akan fokus pada kekuatan sistem, seperti laboratorium dan jaringan
diagnostik, manajemen obat, dan kualitas data; dan pencegahan penyebaran baik infeksi maupun
penyakit. Dalam bentuk pendekatan implementasi, suatu penekanan yang kuat akan diletakkan
pada “pemikiran outside of the box”, mengadopsi inovasi dari sektor kesehatan dan non-
kesehatan lainnya, dan menerjemahkannya kedalam operasi-operasi TB.

LON secara signifikan akan berkontribusi kepada prioritas kesehatan strategis USAID Global
Health (GH) yang “memerangi penyakit-penyakit menular”. Aktivitas-aktivitas yang diajukan
pada proyek TB ini akan lebih mengedepankan kemampuan diri dari program-program TB,
menyediakan kepemimpinan dalam menanggapi tantangan-tantangan kesehatan global yang
baru; bermitra secara strategis dengan berbagai macam aktor, termasuk mitra inter-agensi
(Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Office of the US Global Aids Coordinator
(OGAC), National Institutes of Health, dan The Global Fund (GF)); mengakselerasi
pengembangan dan aplikasi inovasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi, termasuk diagnostik dan
4
Dalam dunia medis, dikenal istilah Point of Care Testing (POCT) atau disebut juga Bedside Test, didefinisikan
sebagai pemeriksaan kesehatan yang dilakukan di dekat atau di samping tempat tidur pasien. POCT merupakan
pemeriksaan sederhana dengan menggunakan sampel dalam jumlah sedikit dan dapat dilakukan di samping tempat
tidur pasien.

15
obat TB yang baru; memperluas adaptasi solusi-solusi kesehatan yang berbasis bukti secara lokal
dan wajar; memperkuat kapasitas sistem kesehatan lokal untuk mendukung kepemimpinan
negara mitra dalam bidang kebijakan-kebijakan kesehatan, strategi-strategi, dan aksi-aksi; dan
bekerja secara efisien dan menjadi pelayan yang efektif terhadap kepercayaan dan sumber daya-
sumber daya publik.

7. Integrasi Gender dalam LON

Kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan adalah hal yang esensial dalam mencapai
tujuan-tujuan USAID. Kebijakan Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan USAID
memajukan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki, anak laki-laki dan anak perempuan, dan
memberdayakan perempuan dan anak perempuan untuk berpartisipasi secara penuh dalam dan
memperoleh manfaat dari aktivitas-aktivitas pembangunan, melalui integrasi gender dalam
keseluruhan siklus proyek – dari perencanaan dan implementasi proyek hingga monitoring dan
evaluasi. Pendekatan terintegrasi ini dipusatkan pada pencapaian tiga outcome menyeluruh:

(1) Mengurangi disparitas gender dalam hal akses kepada, kendali terhadap dan memperoleh
manfaat dari sumber daya-sumber daya, kesejahteraan, kesempatan-kesempatan, dan
pelayanan – ekonomi, sosial, politik, dan budaya;
(2) Mengurangi kekerasan berbasis gender dan memitigasi efek-efeknya yang merusak pada
individu maupun masyarakat, sehingga semua orang dapat hidup secara sehat memiliki
kehidupan yang produktif; dan
(3) Meningkatkan kapasitas perempuan dan anak perempuan untuk menyadari hak-hak
mereka, menentukan outcome kehidupannya, dan mempengaruhi pengambilan
keputusan dalam rumah tangga, komunitas, dan masyarakat.

Aktivitas-aktivitas dibawah LON akan berkontribusi kepada outcome pertama yang tertera,
dengan mengurangi disparitas gender dalam hal dan memperoleh manfaat dari penanganan TB
dan layanan perawatan. Aktivitas-aktivitas LON juga dapat berkontribusi kepada outcome ketiga
yang tertera, dengan meningkatkan kapabilitas perempuan dan anak perempuan untuk menyadari
hak mereka untuk mencari layanan-layanan perawatan kesehatan dan untuk mempengaruhi
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penanganan kesehatan. Lebih jauh lagi,
penghalang-penghalang terkait gender bisa saja mencegah laki-laki dan anak laki-laki dalam
mencari dan memperoleh manfaat dari layanan-layanan, aktivitas-aktivitas LON akan bekerja
untuk mentransformasi maskulinitas negatif dan menangani rintangan-rintangan lainnya yang
dapat berdampak bagi laki-laki dan anak laki-laki.

Ringkasan Temuan dari Analisis dan Asesmen Gender Eksisting


Dampak gender bagaimana TB dialami; agar menjadi sangat efektif, program TB perlu
mempertimbangkan hal ini dalam semua tingkatan pemrograman – perencanaan, implementasi,
monitoring dan evaluasi – dan pada semua titik sepanjang rangkaian kesatuan sehat/ sakit:
faktor-faktor resiko, paparan, pengetahuan, akses kepada layanan, diagnosis, perawatan,
dukungan dan pemulihan. Secara global, penderita TB lebih banyak laki-laki dari pada
perempuan. Laki-laki biasanya berpikir akan menjadi lebih beresiko terkena TB karena alasan
fisik dan perilaku. Bagaimanapun, di dalam beberapa perkumpulan masyarakat, perempuan lebih
beresiko terhadap TB, kemungkinan karena keterbatasan akses kepada perawatan kesehatan.
Tambahannya, perempuan dengan HIV beresiko tinggi terhadap TB. Riset juga menunjukkan
bahwa rata-rata laki-laki lebih banyak yang menunda mencari penanganan dari pada perempuan
dan juga laju kesuksesan perawatan pada laki-laki lebih rendah.

16
Analisis terhadap Isu-isu Kunci Gender

Akses kepada dan Kendali terhadap Aset dan Sumber daya


Akses kepada dan kendali terhadap aset dan sumber daya dapat bervariasi menurut gender
maupun menurut etnisitas, agama/kepercayaan, geografi, status sosioekonomi, pendidikan,
sumber nafkah, dan faktor-faktor lainnya. Kendali terhadap aset keluarga bervariasi menurut
masyarakat dan keluarga. Di dalam beberapa perkumpulan masyarakat, perempuan sering
memiliki sedikit kendali terhadap penggunaan aset keluarga dibandingkan laki-laki, yang
dapat mengganggu perilaku mencari kesehatan. Perempuan juga memiliki sedikit akses
kepada layanan keuangan dari pada laki-laki, seperti layanan perbankan. Di beberapa area,
khususnya dimana perempuan kurang berpendidikan dibanding laki-laki, perempuan
memiliki lebih sedikit akses kepada informasi kesehatan yang menghasilkan sedikit
pengetahuan dan kesadaran terhadap TB.
Akses kepada perawatan kesehatan, seperti yang didefinisikan oleh WHO, terdiri atas tiga
komponen: aksesibilitas fisik, keterjangkauan finansial, dan akseptabilitas. Aksesibilitas fisik
tidak hanya tentang jarak dan lokasi fisik, tetapi juga jam buka/ beroperasi dan faktor-faktor
lainnya. Mereka yang berada di pedesaan, laki-laki maupun perempuan, sering menghadapi
rintangan dalam mengakses layanan karena biaya ataupun panjangnya perjalanan. Di
beberapa komunitas, perempuan memerlukan ijin dari suami atau laki-laki bila bepergian atau
mungkin membutuhkan pengawal untuk menemani mereka, entah karena budaya maupun
karena alasan keamanan. Akses fisik dapat juga menjadi sulit bila individu yang bersangkutan
dipekerjakan di jenis pekerjaan musiman atau harus bepergian karena bekerja. Laki-laki dan
perempuan dapat mengalami kesulitan dalam mengakses layanan perawatan kesehatan karena
jam buka dan bertabrakan dengan jam kerja atau tanggung jawab lainnya.

Keterjangkauan finansial dapat menjadi perintang dalam mengakses perawatan kesehatan


bagi mereka yang memiliki keterbatasan aset finansial atau bagi mereka yang yang memiliki
kendali terbatas terhadap aset, termasuk anak-anak dan remaja. Meskipun pengujian dan
perawatan TB tidak dipungut biaya di beberapa negara, pengetahuan terhadap fakta tersebut
mungkin saja terbatas, biaya perjalanan bisa saja menjadi penghalang, atau ongkos
kesempatan terkait kehilangan pekerjaan (formal atau informal) bisa merintangi pencarian
perawatan kesehatan.

Akseptabilitas “meng-capture niat/ kemauan orang untuk mencari layanan” dan “menjadi
rendah ketika pasien merasa layanannya tidak efektif atau ketika faktor sosial dan budaya
seperti bahasa, umur, jenis kelamin, etnisitas, atau agama dari penyedia jasa layanan
kesehatan membuat mereka berkecil hati dalam mencari layanan.” Laki-laki dan perempuan
mungkin saja enggan untuk mencari perawatan dari suatu penyedia yang berbeda jenis
kelamin. Laki-laki bisa enggan mengakses layanan yang mereka rasa hanya ditujukan untuk
perempuan dan anak-anak, atau dalam fasilitas-fasilitas dimana mereka merasa tidak diterima
dan tidak nyaman karena gender mereka. Individu transgender dapat menghadapi rintangan-
rintangan yang signifikan karena insensitivitas atau kurangnya kesadaran di sisi penyedia,
atau karena diskriminasi palsu atau ejekan. Semua gender mengalami stigma sehubungan
dengan TB, dan hal ini juga dapat menjadi perintang dalam mengakses perawatan kesehatan.
Laki-laki pada khususnya, bisa saja dipaksa secara sosial dan budaya, digambarkan oleh
gagasan maskulinitas yang juga dapat menjadi suatu penghalang untuk mengakses layanan.

Hukum, Kebijakan, Regulasi, dan Kebiasaan Institusional


Hukum, kebijakan, dan regulasi harus menegakkan hak-hak semua gender, termasuk
individu-individu transgender, untuk diuji dan dirawat terhadap TB bebas biaya. Kebiasaan-
kebiasaan institusional harus diperiksa untuk menjamin bahwa semua gender merasa diterima
dan memperoleh perhatian yang berkualitas dan terhormat.

17
Peran Gender, Tanggung jawab dan Penggunaan Waktu
Peran gender, tanggung jawab dan penggunaan waktu dapat mempengaruhi faktor-faktor
resiko terhadap TB, paparan terhadap TB, dan perilaku mencari kesehatan. Sebagai contoh,
laki-laki bisa lebih sering terpapar TB dari pada perempuan mengacu pada waktu yang
dihabiskan di tempat kerja (khususnya pertambangan dan pabrik), waktu di lembaga
pemasyarakatan, waktu di bar (tempat hiburan), dan tempat-tempat pertandingan olah raga.
Perempuan bisa terpapar saat merawat individu-individu yang sakit, lebih sering dari pada
laki-laki. Laki-laki juga bisa meningkatkan resiko mengembangkan TB karena mereka sering
lebih banyak merokok dan mengonsumsi alkohol, keduanya merupakan faktor resiko terhadap
TB.

Tanggung jawab dan penggunaan waktu dapat juga mempengaruhi kemampuan individual
untuk mencari perawatan. Tanggung jawab seperti bekerja dan merawat anak dapat
menyebabkan hal ‘perlu ke klinik’ menjadi sulit, khususnya jika waktunya terbatas, dan dapat
mempengaruhi kemungkinan bahwa seorang pasien akan taat mengikuti perawatan.

Bentuk-bentuk Kekuasaan dan Pembuatan Keputusan


Dinamika kekuasaan di tingkat rumah tangga dapat mempengaruhi kemampuan laki-laki dan
perempuan dalam mengakses sumber daya-sumber daya finansial, dan akhirnya pada
kemampuan mereka untuk mengambil manfaat dari layanan yang tersedia. Dinamika
kekuasaan ini juga dapat mempengaruhi mereka yang membuat keputusan tentang anggota
keluarga yang mencari perawatan kesehatan dan jenis perawatan kesehatan apa yang dicari.
Tambahannya, dalam rangka membuat keputusan yang efektif mengenai kesehatan mereka,
baik laki-laki maupun perempuan perlu memiliki pengetahuan tentang tanda-tanda dan gejala-
gejala TB, mengetahui layanan-layanan yang tersedia, dan yakin bahwa kebutuhan mereka
akan terpenuhi.

Kebutuhan-kebutuhan Gender Spesifik


Aktivitas-aktivitas dibawah LON akan menyertakan identifikasi dan koreksi terhadap
ketimpangan berbasis gender dalam penyampaian jasa layanan TB. Mitra-mitra dan staff yang
bekerja dengan aktivitas TB yang baru juga akan mencari pemahaman akan alasan-alasan
mendasari perbedaan-perbedaan berbasis gender di sepanjang perjalanan seorang pasien, dan
akan mencari cara untuk menerapkan pendekatan-pendekatan transformatif-gender atau sensitif-
gender ketika merancang, mengimplementasi, memantau dan mengevaluasi aktivitas-aktivitas.
Aktivitas juga harus menegaskan dan menegakkan hak-hak individual – laki-laki, perempuan,
dan kaum transgender – kepada kualitas layanan perawatan kesehatan.

Aktivitas-aktivitas dibawah LON diharapkan dapat:


 Memperkuat suatu pemahaman terhadap relasi gender, pembagian tugas kerja, dan siapa
yang memiliki akses dan kendali terhadap sumber daya-sumber daya;
 Menggunakan proses partisipatif dan meyertakan berbagai stakeholder laki-laki dan
perempuan pada level pemerintahan dan dari masyarakat sipil, termasuk organisasi-
organisasi perempuan dan ahli-ahli kesetaraan gender;
 Mengidentifikasi rintangan-rintangan terhadap partisipasi perempuan;
 Memperkuat suatu pemahaman terhadap kebutuhan kesehatan laki-laki dan perempuan
dan dan kepentingan-kepentingan strategis dan mengidentifikasi peluang-peluang untuk
mendukung mereka;
 Memperkuat suatu pemahaman terhadap perbedaan-perbedaan dalam pemaparan pada
gender, mengidentifikasi settings (tempat yang melatarbelakangi) yang dapat

18
menempatkan laki-laki sebagai resiko khusus (misalnya pertambangan dan lembaga
pemasyarakatan);
 Mempertimbangkan perbedaan dampak aktivitas-aktivitas pada perempuan dan laki-laki
dan mengidentifikasi konsekwensi-konsekwensi untuk diatasi.

8. Memantau dan Mengevaluasi Proyek

LON merangkul Kebijakan evaluasi USAID dalam pendekatannya untuk memantau


(monitoring), mengevaluasi dan mepelajari. Sementara rincian-rincian operasional akan menjadi
bagian integral dari proses pengadaan/ pembelian, pendekatan keseluruhan akan berisi elemen-
elemen berikut:
 Pemantauan kinerja tahunan internal dengan pengaturan-pengaturan yang diperlukan.
 Evaluasi kinerja terhadap aktivitas-aktivitas besar: Aktivitas-aktivitas lapangan yang
dapat diukur diimplementasikan dibawah award ini akan mempengaruhi evaluasi
kinerja. Karena aktivitas-aktivitas ini didanai melalui mission buy-ins5, prioritas-prioritas
dan pengaturan-pengaturan yang teliti akan berubah sesuai dengan konteks negara dan
kapasitas misi. Bagaimanapun, tim proyek akan mengikutkan para professional
berpengalaman yang mampu mengeksekusi evaluasi kinerja jika tidak dimungkinkan
bagi misi untuk mengadakan keahlian ini secara eksternal. Proses perancangan dan
persetujuan aktivitas akan memprioritaskan evaluasi untuk menjamin bahwa pertanyaan-
pertanyaan kunci diucapkan dengan jelas dan data baseline6 yang tepat dikumpulkan
pada awal mula.

 Evaluasi dampak pilot project dan intervensi-intervensi pembangunan inovatif: Dalam


kaitannya dengan kebijakan evaluasi, evaluasi dampak akan dilaksanakan bagi semua
proyek rintisan yang dikerjakan. Evaluasi dampak dapat dipertimbangkan dalam kasus
intervensi pembangunan inovatif. Tim proyek akan menyertakan metodologi yang tepat
dan para ahli bidang studi. Pendekatan-pendekatan evaluasi akan memasukkan
pertanyaan-pertanyaan evaluasi eksplisit dan hipotesis dan metode riset yang
terdokumentasikan dengan baik yang berisi pendekatan kuantitatif dan kualitatif dan data
sensitif terhadap gender, dipisahkan oleh jenis kelamin jika memungkinkan.
 Pergudangan data: Data-data kuantitatif yang dikumpulkan di bawah proyek ini akan
diarsipkan di dalam suatu database pusat diindikasikan atau dibuat tersedia oleh
PPL/LER.
 Pembelajaran dan pemanfaatan temuan-temuan evaluasi: produk-produk pengetahuan
yang diproduksi di bawah proyek ini, semua dokumentasi evaluasi akan diarsipkan di
USAID’s Development Experience Clearinghouse dan didiseminasi melalui kanal
komunikasi lain yang tepat. Diseminasi dan strategi pembelajaran akan menjadi
komponen integral dari rancangan evaluasi dan riset yang dibangun di bawah proyek ini.
 Jarak (range) data yang dikumpulkan: Proyek akan melacak sekumpulan indikator yang
tepat (input, output, outcome, dan impact) yang relevan bagi setiap komponennya dan
konsisten dengan indikator-indikator Forward USAID.

5
Management buy-in (MBI) adalah sebuah prasyarat yang ditentukan secara bersama dalam suatu transaksi
penjualan atau pembelian saham berkenaan dengan perlakuan dalam akuisisi, merger, dan pengambilalihan suatu
korporasi dengan akibat penggantian pada seluruh anggota manajemen terdahulu karena dianggap jelek/ di bawah
standar harapanatau karena tujuan awal korporasi hanya untuk pengambilan konsensi, misalnya sumber daya alam,
dan sebagainya (sumber: Wikipedia)
6
Data baseline merupakan data dasar eksisting, data lapangan sebelum suatu kegiatan intervensi dimulai/
dilaksanakan

19
Secara khusus, dalam kaitannya dengan Kebijakan Evaluasi USAID, hal-hal berikut akan terjadi:
 Suatu Rencana Manajemen Kinerja (Performance Management Plan – PMP) akan
dikembangkan untuk menggambarkan garis besar sebuah proses dalam memantau,
mengevaluasi, dan melaporkan perkembangan/ progress terhadap pencapaian hasil-hasil
proyek. PMP akan menetapkan indikator-indikator kinerja dan standard yang digunakan
untuk mengukur (benchmark) untuk di-tracking, metode-metode pengumpulan data dan
jaminan kualitas (quality assurance), dan proses-proses dalam menggunakan data untuk
memperbaiki kinerja.
 Tim Manajemen USAID juga akan memantau kinerja finansial dan teknis pada suatu
basis yang sedang berlangsung, dan akan membuat tinjauan periodik terhadap aspek-
aspek kinerja tertentu. Umpan balik mengenai kinerja dari penerima award akan
dikumpulkan dari para stakeholder kunci, termasuk mission, dan akan dibagikan kepada
penerima award untuk memperbaiki kinerja.
 USAID akan mengangkat (commission) suatu evaluasi kinerja eksternal untuk
diimplementasikan dua belas bulan sebelum perjanjian perakhir untuk menilai dampak,
keberhasilan dan tantangan-tantangan proyek, dan untuk memberi informasi
perancangan proyek-proyek masa depan. Kami akan menggunakan mekanisme yang
dibuat oleh Global Health Bureau utuk melakukan evaluasi dimaksud.

Pertanyaan-pertanyaan kritis yang akan menjadi tujuan proyek untuk dijawab selama masa
implementasi adalah termasuk:
 Apakah negara-negara prioritas USAID berada pada jalurnya dalam menggapai tujuan-
tujuan dari Strategi World Health Organization END TB?
 Apakah teknologi-teknologi inovatif dan pendekatan-pendekatan baru yang diperbesar
(scaled up) di negara-negara prioritas USAID berada pada langkah yang ambisius?
 Apakah intervensi-intervensi yang secara spesifik ditargetkan kepada populasi-populasi
yang tepat, settings, dan perilaku-perilaku mencari kesehatan?
 Pada tingkat mana intervensi-intervensi TB USAID di negara-negara prioritas
menghasilkan kualitas layanan-layanan TB terpusat-orang, TB/HIV, dan MDR-TB yang
tinggi?
 Apakah kapasitas para stakeholder lokal meningkat dan apakah program TB menjadi
percaya diri?
 Bagaimana cara bekerja dengan mitra-mitra baru berbasis lokal dapat meningkatkan
kemampuan negara untuk mengelola, merencanakan, dan mengimplementasikan satu
program TB yang sukses?

9. Struktur Kepegawaian
Dukungan USAID bagi program resipien yang terpilih akan menyertakan pendanaan dari
Missions melalui dukungan lapangan, dan secara potensial dilengkapi oleh central funds. Oleh
karenanya adalah sesuatu hal yang kritis bahwa proyek ini mempergunakan struktur
kepegawaian yang tidak hanya memenuhi tujuan-tujuan teknis, tetapi juga adaptif dan fleksibel
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang timbul dari level pusat dan lapangan. Perusahaan
rintisan cepat (start-up, belum lama beroperasi) akan menjadi kritis dalam menjamin kontinuitas
layanan, dan proyek mesti menyediakan tanggapan-tanggapan tepat waktu terhadap permintaan
dari USAID/Washington dan USAID Missions.
Resipien LON akan memiliki keahlian dalam, atau akses kepada, para spesialis dalam wilayah
teknis yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan pekerjaan seperti yang digambarkan di
atas. Pola kepegawaian harus merefleksikan jumlah minimum staff teknis yang penuh
pengalaman yang cukup untuk memimpin aktivitas-aktivitas yang diantisipasi di bawah award.

20
BAGIAN B – INFORMASI AWARD FEDERAL

1. Estimasi Dana yang Tersedia dan Jumlah Award yang Direnungkan

USAID berkeinginan untuk memberi beberapa award perjanjian kerja sama dan/atau grants
menurut APS ini. Mengacu kepada ketersediaan pendanaan dan diskresi Agensi, USAID
berkeinginan untuk menyediakan pendanaan hingga total $300.000.000, dengan minimum
$1.000.000 bagi awards individual tidak untuk melampaui satu periode kinerja lima tahunan.

Mengumumkan APS ini tidak mendasari sebuah award atau komitmen pada bagian USG,
ataupun tidak membuat USG untuk membayar biaya-biaya yang terjadi dalam persiapan atau
penyampaian sebuah dokumen konsep atau suatu aplikasi. Jumlah aktual award dibawah APS
ini mengacu kepada ketersediaan dana dan kelangsungan hidup (viability) dari aplikasi yang
diterima. Dengan demikian, USAID mempunyai hak utuk memberi multiple awards atau tidak
ada award sama sekali melalui APS ini.

2. Tanggal Mulai dan Periode Kinerja bagi Award Federal

Periode kinerja yang diajukan bagi setiap perjanjian kerja sama yang diterbitkan atau grant yang
diberikan sebagai hasil dari APS ini akan berdurasi hingga lima tahun, dimulai dari tanggal mulai
yang dinegosiasikan, dan mengacu kepada ketersediaan dana.

3. Mekanisme Implementasi yang Diharapkan/ Keterlibatan Substansial

USAID akan membuat determinasi pada keterlibatan substansial yang diinginkan oleh Agensi,
dan karenanya jenis award(s), setelah proses kreasi bersama, tergantung pada hasil dari proses
ini. Keterlibatan substansial USAID dalam award terbatas pada perjanjian kerja sama. Unsur-
unsur keterlibatan substansial dideskripsikan di bawah ini. Perjanjian kerja sama bisa berisi
beberapa atau semua unsur-unsur ini.

3.1. Persetujuan terhadap Rencana Implementasi Tahunan Resipien

Rencana implementasi termasuk, tetapi tidak terbatas pada, rencana kerja tahunan, termasuk
aktivitas-aktivitas yang direncanakan untuk tahun berikutnya dan beberapa revisi
selanjutnya, rencana-rencana perjalanan internasional, pengeluaran-pengeluaran yang
direncanakan, perencanaan acara/ manajemen, persiapan pertemuan internasional.

USAID memerlukan persetujuan rencana implementasi secara tahunan untuk memastikan


penyelarasan dengan tujuan yang telah dinyatakan, milestones, dan output. Rencana
implementasi mengkomunikasikan bagaimana dan kapan resipien akan melengkapi aktivitas
proyek dan dirancang secara tahunan untuk menjelaskan aktivitas-aktivitas baru. Rencana
ini akan dikembangkan dalam kemitraan antara resipien dan tim AOR. AOR akan
memastikan bahwa rencana implementasi cocok dalam lingkup, syarat dan ketentuan
perjanjian.

3.2. Persetujuan terhadap Personal Kunci

Posisi personal kunci akan ditentukan selama fase kreasi bersama. Posisi personal kunci akan
memerlukan persetujuan dari AOR dan atas ijin AO.

21
3.3. Kolaborasi Agensi dan Resipien atau Partisipasi Bersama

3.3.1. Persetujuan terhadap rencana monitoring dan evaluasi resipien


Ini menjelaskan keterlibatan USAID dalam memantau progress terhadap pencapaian
sasaran program selama penyelenggaraan proyek, termasuk panduan-panduan tertulis
bagi isi laporan tahunan dan evaluasi final.

Sementara suatu ilustrasi Rencana Monitoring Aktivitas, Evaluasi, dan Pembelajaran


(Monitoring, Evaluation, and Learning – MEL) dapat diminta saat penyampaian aplikasi
penuh, Rencana MEL aktivitas akan dikembangkan dalam konsultasi dengan USAID
setelah award. Selama periode perencanaan proyek, penerima award akan bekerja lekat
dengan USAID untuk menetapkan milestone mayor, indikator-indikator monitoring
program, maupun data baseline dan target kinerja yang akan mempertunjukkan
pencapaian yang sukses terhadap hasil-hasil yang ditujukan dalam perjanjian kerja
sama. Rencana MEL aktivitas akan difinalisasi dalam waktu 90 hari dari award.
Penerima award dan USAID akan bersama-sama mencermati progress dalam suatu
basis periodik.

3.3.2. Keterlibatan kolaboratif dalam memilih anggota komite penasihat


Jika program menetapkan suatu komite penasihat yang menyediakan nasihat kepada
resipien, USAID akan berpartisipasi sebagai anggota dari komite ini. Komite penasihat
harus berurusan hanya dengan isu-isu programatik atau teknis dan bukan masalah-
masalah administratif rutin.

3.3.3. Persetujuan pada pengadaan sustansif bagi sub-award


Resipien harus memperoleh persetujuan dari AO terlebih dahulu terhadap sub-award,
transfer, atau pemborongan di luar dari pekerjaan apapun dibawah suatu award.
Terminologi ‘sub-award’ termasuk sub perjanjian, dan kontrak-kontrak dibawah
asistensi. Beberapa tanggung jawab persetujuan sub-award dapat didelegasikan kepada
AOR. Harap dicatat bahwa sub-award apapun (sub perjanjian atau kontrak) kepada
organisasi pemerintah asing atau yang dimiliki oleh negara dalam jumlah berapa pun
harus disetujui oleh AO, dan dapat menjamin ijin-ijin tambahan.

3.3.4. Memantau untuk mengesahkan jenis arah tertentu atau pengarahan ulang
karena hubungan timbal balik dengan proyek lain
Aktivitas-aktivitas akan dimasukkan dalam deskripsi program, dinegosiasikan dalam
anggaran, dan menjadi bagian dari award. Catatan: AOR akan memberikan tinjauan
terhadap perubahan yang diajukan, dan AO merupakan satu-satunya individu yang
dapat memberikan persetujuan bagi unsur keterlibatan substansial ini.

3.4. Otoritas Agensi untuk Segera Menghentikan Aktivitas Konstruksi


AO dapat segera menghentikan kegiatan konstruksi jika spesifikasi yang teridentifikasi tidak
terpenuhi. Namun, aktivitas-aktivitas konstruksi tidak diantisipasi dibawah perjanjian yang
dihasilkan.

4. Kode Geografis yang Disahkan


Kode geografis untuk pengadaan komoditas dan layanan dibawah program ini adalah 935, semua
wilayah atau negara, termasuk negara resipien, tetapi tidak termasuk negara manapun yang
merupakan sumber yang dilarang.

22
BAGIAN C – Informasi Kelayakan

1. Pelamar yang Memenuhi Syarat

Entitas non-pemerintah lokal dapat mengajukan Dokumen Konsep. USAID menerima dokumen
konsep/ aplikasi dari organisasi yang sebelumnya belum pernah menerima bantuan keuangan
dari USAID.

Hanya organisasi lokal sebagaimana yang didefinisikan di bawah ini yang memenuhi syarat
untuk melamar. USAID mendefinisikan “entitas lokal” sebagai individu, korporasi, organisasi
nirlaba, atau badan lain dari seseorang yang:

(1) Terorganisir secara legal di bawah hukum di; dan


(2) Memiliki tempat usaha utama atau beroperasi di; dan
(3) Mayoritas dimiliki oleh perorangan yang merupakan warga negara atau penduduk tetap
yang sah secara hukum di; dan
(4) Dikelola oleh badan pemerintah mayoritas dari mereka yang merupakan warga negara
atau penduduk tetap yang sah menurut hukum di negara yang menerima bantuan tersebut.

Untuk keperluan bagian ini, ‘mayoritas dimiliki’ dan ‘dikelola oleh’ termasuk, tanpa
pembatasan, kepentingan penerima dan kekuasaan, baik secara langsung maupun tidak langsung,
apakah digunakan atau dapat digunakan, untuk mengendalikan pemilihan, penunjukan, atau
menentukan masa jabatan dari manajer organisasi atau mayoritas dari organisasi badan
pemerintah dengan cara apa pun.

Penerima harus merupakan entitas yang bertanggung jawab dan harus memiliki pengalaman
berorganisasi seperlunya, mengelola keuangan (akuntansi), mengendalikan operasional dan
kemampuan teknis, atau kemampuan untuk mendapatkannya dalam rangka mencapai tujuan-
tujuan dari proyek dan sesuai dengan syarat dan ketentuan award.

Dokumen Konsep dari organisasi yang tidak memenuhi kriteria kelayakan di atas tidak akan
ditinjau dan dievaluasi. Perorangan tidak memenuhi syarat untuk mengajukan lamaran APS ini.

USAID sangat mendorong dokumen konsep dari mitra potensial baru bagi pemerintah AS yang
memenuhi persyaratan kelayakan di atas. Organisasi semacam ini diingatkan bahwa mereka akan
diwajibkan untuk menjalani Penentuan Tanggung Jawab Pra-Award – suatu survey pra-award
untuk menentukan tanggung jawab fiskal (misalnya, apakah penerima yang prospektif tersebut
memiliki organisasi seperlunya, pengalaman, kendali keuangan dan operasional, dan
kemampuan-kemampuan teknis – atau kemampuan untuk mendapatkan tanggung jawab
dimaksud - dalam rangka mencapai tujuan-tujuan dari proyek dan sesuai dengan syarat dan
ketentuan award).

Meskipun firma nirlaba dapat berpartisipasi, sesuai dengan 2 CFR 200.400(g), adalah kebijakan
USAID untuk tidak memberikan keuntungan kepada penerima utama dan sub-penerima dibawah
instrument bantuan. Namun, meskipun keuntungan tidak diperbolehkan bagi sub-awards,
larangan tidak berlaku ketika penerima memperoleh barang dan jasa menurut 2 CFR 200.317 -
326, “Procurement Standards”. Hal ini dibahas secara khusus dalam ADS 303sai “Profit Under
USAID Assistance Instruments” yang dapat ditemukan dalam tautan ini:
https://www.usaid.gov/sites/default/files/documents/1868/303sai.pdf

23
Jika suatu organisasi tidak menyerahkan sebuah dokmen konsep yang berhasil dan tidak
diundang ke proses kreasi-bersama/ menyerahkan suatu aplikasi penuh pada Babak 1, organisasi
tersebut masih boleh menyerahkan dokumen konsep yang lain di babak selanjutnya bila ada.
Organisasi tersebut tetap akan dievaluasi dengan kriteria evaluasi yang secara khusus dibahas di
Bagian E, atau kriteria evaluasi dapat direvisi terhadap hasil spesifik babak tersebut. Pengajuan
lain pada babak lainnya tidak menjamin keberhasilan dokumen konsep dan undangan ke acara
kreasi-bersama dan/ atau penyampaian suatu aplikasi penuh.

2. Pembagian Biaya atau Pencocokan

Tidak persyaratan pembagian biaya untuk award yang diumumkan oleh APS ini.

24
BAGIAN D – Informasi Penyerahan/ Penyampaian Dokumen Konsep

1. Titik Kontak Agensi

Silahkan kontak kami via e-mail ke: LON@usaid.gov

2. Tinjauan terhadap Dokumen Konsep dan Proses RFA

2.1. Pertanyaan-pertanyaan dan Jawaban-jawaban

Pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan APS ini dapat di-email dengan judul “APS
[NOMOR] Pertanyaan ___________” ke LON@usaid.gov. Informasi apapun yang
diberikan kepada pelamar prospektif menyangkut APS ini akan dilengkapi pada waktunya
bagi semua pelamar prospektif sebagai sebuah amandemen terhadap APS ini jika informasi
tersebut diperlukan dalam menyampaikan aplikasi atau bila informasi tersebut tidak ada akan
menyebabkan kerugian bagi pelamar prospektif manapun.

Penyampaian Dokumen Konsep harus melalui e-mail ke LON@usaid.gov. E-mail


penyampaian tersebut harus mencantumkan nomor APS dan nama pelamar pada kop baris
subyek. Babak 1 ditutup pada tanggal 8 Maret 2019 jam 5 PM waktu setempat Washington
DC. Dokumen Konsep yang diterima setelah tanggal dan waktu tersebut akan
dipertimbangkan dalam kesempatan berikutnya, bila ada. Mengacu kepada “Prosedur
Penyampaian Umum Dokumen Konsep dan Aplikasi Penuh”, “Fase 1: Penyampaian
Dokumen Konsep” pada halaman 27 untuk informasi mengenai Babak Tinjauan Dokumen
Konsep selanjutnya.

3. Gambaran Proses Catatan Konsep dan Aplikasi

Dokumen Konsep
Dokumen Konsep Komite Seleksi yang secara
disampaikan sesuai USAID meninjau kondisional diterima,
dengan instruksi APS Dokumen Konsep diundang untuk kreasi
bersama

Komite Seleksi Surat RFA Dokumen Konsep


USAID meninjau diterbitkan direvisi berdasarkan
Aplikasi Penuh berdasarkan hasil kreasi-bersama
kreasi-bersama

Award
Negosiasi Final Implementasi Dimulai
dieksekusi

25
4. Prosedur Penyampaian Umum Dokumen Konsep dan Aplikasi Penuh

*HARAP DICATAT* SEMUA PELAMAR YANG MEMENUHI KRITERIA DAPAT


MENYAMPAIKAN SEBUAH DOKUMEN KONSEP; NAMUN, JANGAN
MENYAMPAIKAN SEBUAH APLIKASI PENUH KECUALI DIMINTA UNTUK
MELAKUKAN ITU.

USAID akan mengikuti tiga proses fase dalam menilai apa yang disampaikan.

Fase 1: Penyampaian Dokumen Konsep

Dokumen Konsep adalah sebuah dokumen pendek dimana pelamar menyajikan sebuah
gambaran mengenai gagasan mereka. USAID telah menyediakan sebuah template pada poin
5 di bawah ini. Pelamar dapat mengajukan Dokumen Konsep kapan saja. APS ini akan
diamandemen untuk merefleksikan tanggal aktual jika dan bila ada perubahan terhadap APS.

Informasi mengenai Tinjauan Dokumen Konsep Babak 2 dan 3 yang digambarkan


dalam tabel dibawah ini merupakan sebuah ilustrasi.

USAID akan mengakui Dokumen Konsep saat diterima. Namun, USAID akan mengadakan
rapat untuk meninjau Dokumen Konsep terhadap kriteria tinjauan sisi baiknya, dan membuat
keputusan pemilihan Dokumen Konsep dalam babak-babak sebagai berikut:

Dokumen Konsep diterima pada: Komite Seleksi USAID mulai meninjau pada atau sekitar:

Babak 1 – 08 Maret 2019 11 Maret 2019

Babak 2 – 28 Juni 2019 1 Juli 2019

Babak 3 – 30 September 2019 2 Oktober 2019

USAID berencana untuk membuat determinasi pada proses tinjauan sisi kebaikan dari
Dokumen Konsep bagi setiap Dokumen Konsep dalam waktu kira-kira 20 hari kerja sejak
tanggal rapat awal Komite Seleksi dan akan memberitahukan Dokumen Konsep Pelamar
dengan rating “Pass” pada status dokumen segera setelah sebuah keputusan dibuat.

USAID, pada diskresi tunggalnya, mempunyai hak untuk meninjau Dokumen Konsep
keluar dari siklus.

USAID mengantisipasi dua kemungkinan hasil dari proses tinjauan sisi kebaikan dari
Dokumen Konsep, yaitu “Pass” dan “No Pass”:

 Pass – Diundang untuk Kreasi-Bersama: Dokumen Konsep secara umum


memenuhi kriteria tinjauan sisi kebaikan Dokumen Konsep dan menerima status
“Pass”. USAID mengunadang pelamar dengan surat undangan kreasi-bersama untuk
terlibat dalam kreasi-bersama. Rincian spesifik proses kreasi-bersama akan
dijelaskan dalam surat undangan kepada pelamar yang dokumen konsepnya diterima
secara kondisional. Jika proses kreasi-bersama berhasil disimpulkan, USAID akan
melanjutkannya dengan meminta penyampaian aplikasi penuh.

26
 No-Pass: Dokumen Konsep tidak memenuhi kriteria tinjauan sisi kebaikan dokumen
konsep dan menerima status “No Pass”. USAID menolak Dokumen Konsep dan
proses diakhiri.

Fase 2: Proses Kreasi-Bersama

Pelamar akan diundang ke kreasi-bersama dan proses kolaborasi untuk mengidentifikasi dan
mengembangkan aktivitas-aktivitas yang akan membantu mencapai hasil-hasil yang
diinginkan dibawah APS ini; mengidentifikasi dan menggabungkan mitra-mitra tambahan;
dan menentukan tugas dan tanggung jawab masing-masing terkait dengan implementasi dari
aktivitas-aktivitas yang dimaksud.

Proses kreasi-bersama dibangun berdasar Dokumen Konsep yang memiliki kekuatan dan
potensi; proses tersebut tidak dimaksudkan untuk memberikan pelamar inisiatif atau
membangun konsep baru sama sekali. USAID membayangkan sebuah hasil dari proses
kreasi-bersama sebagai sebuah rancangan deskripsi proyek yang kuat bagi fase aplikasi
penuh, maupun sebagai indikator-indikator kuantitatif dan/atau kualitatif atau sebagai
milestone kinerja.

Jika pelamar tidak berhasil pada fase kreasi-bersama, maka proses berakhir bagi pelamar
tersebut.

Fase 3: Aplikasi Penuh

Jika pelamar berhasil menyelesaikan kreasi-bersama, sebuah aplikasi penuh akan diminta
berdasarkan konsensus yang dicapai selama Fase 2. Pada titik ini, USAID akan menerbitkan
sebuah Permintaan terhadap Aplikasi (Request for Application – RFA) kepada pelamar. RFA
akan menyajikan instruksi-instruksi lengkap bagi penyampaian sebuah aplikasi penuh.
Aplikasi penuh akan merinci dan memperluas konsep rancangan-bersama. Aplikasi penuh
juga mensyaratkan pelamar untuk melengkapi form-form khusus USG dan agar
menyediakan informasi tambahan yang akan dibutuhkan USAID untuk bergerak maju
dengan instrument implementasi yang tepat.

Catatan: USAID berhak untuk memberi award berupa multiple award atau tidak ada award
sama sekali melalui APS ini.

5. Isi dan Template Aplikasi Dokumen Konsep

Dokumen Konsep haruslah spesifik, lengkap, disajikan secara ringkas dan ditulis dalam
Bahasa Inggris. Dokumen Konsep harus mendemonstrasikan kemampuan-kemampuan dan
keahlian pelamar yang berkaitan dengan pencapaian terhadap tujuan.

Berdasarkan pada aktivitas-aktivitas yang diajukan oleh pelamar, ukuran award dan durasi
yang diajukan harus ditentukan dalam Dokumen Konsep. Durasi award yang diajukan dapat
kurang dari atau hingga 5 tahun.

Terkecuali halaman sampul yang digambarkan dibawah, Dokumen Konsep tidak boleh
melebihi 7 (tujuh) halaman, menggunakan font Times New Roman berukuran 12-point, pada
kertas standar berukuran 8.5” x 11”, dan berspasi tunggal dengan marjin tidak boleh kurang
dari satu inci dan halaman-halaman diberi nomor secara berurutan. Font berukuran 10-point
dapat digunakan untuk grafik dan diagram. Berapapun halaman yang melebihi batas 7
halaman tidak akan dievaluasi. Dokumentasi tambahan seperti lampiran, diagram dan grafik

27
yang melebihi 7 halaman tidak akan ditinjau. USAID tidak akan meninjau informasi apaun
yang disajikan dalam tautan dalam Dokumen Konsep. Dokumen Konsep harus
menggunakan format PDF atau Microsoft Word (.docx).

TEMPLATE DOKUMEN KONSEP USAID TB LON

A. Cover Page – hingga semuanya mungkin atau dapat diterapkan, silahkan melengkapi
pertanyan-pertanyaan berikut ini: [Perlu dicatat bahwa #1-10 harus disampaikan
sebagai halaman sampul, tidak disertakan dalam batasan 7 halaman bagi Dokumen
Konsep.]

1. Proposed Activity Name/Title: ______________________________________


2. USAID Funding Priority/Programmatic Focus Area (dari Bagian I/Appendix B
dari the Annual Program Statement): ____________________________________
3. Proposed Period of Performance (misalnya tanggal mulai dan tanggal selesai):
_________________________________
4. Overall Estimate of Funding Requested (dalam USDs): ____________________
5. Applicant Organization Name: _______________________________________
6. Applicant Contact Person (nama, gelar, telepon, e-mail): ___________________
7. Full Address for Applicant Organization: ______________________________
8. Type of Organization (misalnya: non-US, multilateral, swasta, for-profit, non-
profit, tanggal pendirian, dsb): _________________________________________
9. Name(s) of Partner(s) (Pelamar yang merupakan Mitra Implementasi akan
menyebutkan Mitra(-mitra) Sumber daya (jika ada) disini): __________________
10. DUNS number if available

B. Concept Introduction: (kira-kira ½ halaman). Identifikasikan persoalan TB yang akan


anda tangani, kaitkan itu dengan satu atau lebih Intermediate Results USAID di Bagian
B, dan secara ringkas jelaskan intervensi anda untuk menangani persoalan tersebut.
Jelaskan mengapa ada kebutuhan strategis bagi konsep anda, bagaimana hal itu berbeda
dari alternatif-alternatif yang ada dan adakah pertimbangan khusus terkait gender
terhadap persoalan atau solusi.

C. Beneficiaries: (kira-kira ½ halaman). Deskripsikan jenis-jenis manfaat yang akan


dihasilkan oleh intervensi dan tipe dan rentang orang yang akan memperoleh manfaat
dari intervensi ini. Apakah konsep dirancang dengan masukan dari pengguna akhir?
Adakah itu atau dapatkah itu diadaptasi untuk menjangkau semua baik perempuan
maupun laki-laki? Bagaimana konsep dapat diperluas untuk menjangkau lebih banyak
orang?

D. Lokasi Geografis: (kira-kira 1 halaman). Di lokasi (-lokasi) mana saja (misalnya:


provinsi, distrik, kota) yang anda ajukan untuk beroperasi melalui kemitraan yang
diajukan ini? Jelaskan elemen-elemen kunci dari dan aktor-aktor dalam rantai nilai atau
intervensi di dalam lokasi (-lokasi) geografis dimana anda ajukan untuk bekerja. Apa
tantangan-tantangan terbesar dan peluang-peluangnya?

E. Intervention Approach: (kira-kira 2 halaman). Berdasarkan pengantar, ajukan sebuah


Teori Perubahan terhadap bagaimana intervensi ini akan menghasilkan dampak yang
diinginkan dalam area (- area) fokus yang diidentifikasi. Deskripsikan secara ringkas
rintangan (- rintangan) kritis atau masalah (- masalah) yang terkait, pada area (- area)

28
fokus anda yang anda konsepkan untuk diatasi. Pastikan untuk menyertakan informasi
yang menjelaskan mengapa pendekatan tersebut adalah sesuatu yang kreatif atau
inovatif, bagaimana hal itu secara potensial dapat diukur (scalable) dan bukti mendukung
hal tersebut sebagai sebuah solusi yang teruji atau sebagai sebuah intervensi yang
kemungkinannya akan memiliki suatu dampak pembangunan yang signifikan, dan
bagaimana hal tersebut akan dilanjutkan. Sertakan diskusi mengenai kemampuan
gagasan ini terhadap konflik, potensi gagasan ini untuk menciptakan dan/atau
menyelesaikan konflik dan bagaimana gagasan dan para mitra dapat diadaptasi dalam
keadaan semacam ini.
Analisis harus mempertimbangkan demografi populasi, beban penyakit, geografis, dan
menampilkan teori perubahan yang masuk akal. Dokumen konsep harus
mendemontrasikan pengetahuan saat ini mengenai tantangan-tantangan yang berkaitan
dengan implementasi TB dalam konteks yang relevan, dan satu pemahaman yang kuat
terhadap peluang-peluang dan rintangan-rintangan untuk mencapai tujuan proyek.

F. Intervention results: (kira-kira 1 halaman). Se-spesifik mungkin, deskripsikan output,


outcome, hasil, dan/atau dampak yang diantisipasi dari intervensi yang diajukan. Apa
kuncinya, metrik yang dapat diukur terkait dengan kinerja proyek anda atau kinerja yang
diharapkan? Apa ukuran (scale) yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang cukup untuk
mengatasi permasalahan? Apa baseline yang akan anda ukur sebelum proyek dimulai?

G. Partner roles: (kira-kira 1 halaman). Jika diterapkan, deskripsikan dan tentukan peran
dari setiap entitas lain dalam kemitraan. Hal ini mesti menyertakan sebuah deskripsi
bagaimana peran akan dibagi dan dikelola secara efisien.

H. Applicant capacity: (kira-kira 1 halaman). Deskripsikan kapasitas organisasi – teknis,


manajerial, finansial, dsb – untuk melakukan intervensi yang diajukan. Apa model bisnis
bagi inovasi anda?

6. Syarat-syarat Dun dan Bradstreet dan SAM


Informasi di bawah ini dibutuhkan untuk Fase 3 – Aplikasi Penuh

Apapun pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan bagian ini atau bagian lain dari APS
ini dapat disampaikan ke USAID melalui LON@usaid.gov. Batas waktu penyampaian
pertanyaan-pertanyaan untuk Peluang Tinjauan Pertama (Babak 1) dinyatakan pada halaman
sampul dari APS ini.

USAID tidak dapat memberi award kepada seorang pelamar kecuali pelamar telah dilengkapi
dengan semua kelengkapan pengenal entitas unik yang dapat diterapkan (DUNS Number) dan
System for Award Management (SAM). Setiap pelamar harus:
1. Memiliki nomor DUNS yang valid bagi pelamar dan semua sub-resipien yang diajukan;
2. Telah terdaftar di SAM sebelum menyampaikan aplikasinya. SAM merupakan proses
pelurusan, mengeliminasi keperluan untuk memasukkan data yang sama berulang-ulang,
dan mengkonsolidasikan hosting untuk membuat proses melakukan bisnis dengan
pemerintah lebih efisien (www.sam.gov).
3. Terus menjaga registrasi SAM aktif dengan informasi terkini pada setiap saat selama
pelamar telah memiliki award Federal aktif atau suatu aplikasi atau rencana sedang
dalam pertimbangan agensi pemberi award Federal.

29
Jika organisasi anda tidak mempunyai DUNS atau tidak terdaftar di SAM untuk Fase 1, harap
pastikan bahwa anda telah terdaftar sebelum penyampaian aplikasi Fase 3. Aplikasi anda tidak
akan diterima tanpa nomor DUNS atau registrasi SAM.

Organisasi non-US juga harus mempunyai kode NCAGE yakni pengenal yang tersusun dari 5
(lima) karakter alfa-numeris (huruf dan angka), diberikan kepada entitas-entitas yang bertempat
di luar Amerika Serikat.

Proses registrasi dapat berlangsung beberapa minggu hingga selesai. Karenanya, pelamar
dianjurkan untuk memulai proses mendaftar sedini mungkin. Pelamar non-US dapat menemukan
sumber daya tambahan dalam mendaftar ke SAM, termasuk sebuah panduan memulai secara
cepat dan sebuah video tentang bagaimana cara menghasilkan sebuah kode NCAGE, pada
www.sam.gov, navigasi ke Help, lalu ke International Registrants.

Informasi tentang menetapkan sebuah nomor DUNS dapat ditemukan di


http://www.fedgov.dnb.com/webform

SAM: Quick Start Guide for New Grantee Registration


https://www.sam.gov/sam/trancript/Quick_Guide_for_Grants_Registration.pdf

SAM: Quick Start Guide for International Registrants


https://www.sam.gov/SAM/transcript/Quick_Guide_for_International_Entity_Registration.pdf

30
BAGIAN E – Informasi Tinjauan Sisi Baik Dokumen Konsep

1. Gambaran Proses Tinjauan Sisi Baik bagi Dokumen Konsep dan Aplikasi Penuh

Semua dokumen konsep diterima menurut batas waktu yang dinyatakan pada halaman sampul
dan seperti yang direvisi melalui amandemen APS, akan ditinjau terhadap kelayakan dan
kesesuaian dengan instruksi penyampaian sebelum evaluasi terhadap kriteria tinjauan sisi baik
yang dicantumkan pada bagian ini. Petugas Perjanjian (Agreement Officer) akan meneruskan
kepada Komite Seleksi (Selection Committee – SC) semua dokumen konsep yang lengkap dan
sesuai dengan instruksi penyampaian yang digambarkan pada Bagian D dari dokumen ini. SC
kemudian akan mengadakan tinjauan sisi baik (kebaikan) dari dokumen konsep.

Pemilihan akhir dokumen-dokumen konsep yang berhasil akan diputuskan oleh AO. Sebuah
dokumen konsep dinilai berhasil bila dokumen tersebut menerima status “Pass” berdasarkan
kriteria kebaikan dibawah ini.

USAID tidak akan memberikan feedback pada dokumen konsep yang tidak lolos. USAID tidak
mengantisipasi pemberian feedback kepada para pelamar yang lolos sambil diundang untuk
kreasi-bersama; namun, USAID berhak untuk memberikan feedback secara tertulis. Ketika
feedback tertentu harus disediakan, hal tersebut akan diberikan kepada semua pelamar yang
lolos.

2. Kriteria Tinjauan Kebaikan Dokumen Konsep

Kriteria teknis berikut didaftar berdasarkan urutan menurun tingkat kepentingan (tinggi ke
rendah) dan akan dipertimbangkan ketika meninjau dokumen konsep:

 Tingkatan dalam hal dokumen konsep mengajukan satu visi strategis untuk mencapai hasil-
hasil yang dapat diukur di dalam satu atau lebih tujuan dan outcome kunci strategis yang
dijelaskan dalam Deskripsi Program dan mendemonstrasikan suatu pemahaman yang kuat
terhadap tantangan-tantangan yang berkaitan dengan intervensi TB.

 Tingkatan dalam hal aktivitas yang diajukan itu dilandasi bukti, logis secara teknis, tepat bagi
populasi, mungkin untuk dilakukan dalam hal biaya dan kapasitas, dan melibatkan keahlian
dan para stakeholder yang tepat.

 Tingkatan dalam hal dokumen konsep secara jelas memperlihatkan strategi-strategi inovatif,
praktis, dan berkelanjutan.

 Tingkatan dalam hal dokumen konsep mendemonstrasikan kapabilitas institusional, kapasitas


teknis dan manajemen keuangan, dan keahlian teknis yang relevan yang diperlukan untuk
mencapai hasil-hasil yang diajukan.

31
BAGIAN F – Informasi Award Federal dan Administrasi

1. Pemberitahuan Award Federal

Award dari perjanjian yang dipikirkan oleh APS ini tidak dapat dilakukan hingga dana telah
disesuaikan, dialokasikan, dan dijalankan melalui prosedur internal USAID. Selagi USAID
mengantisipasi bahwa prosedur ini akan berhasil diselesaikan, pelamar potensial dengan ini
diberitahukan tentang persyaratan dan ketentuan award.

Pemberitahuan award yang ditanda tangani oleh Agreement Officer merupakan dokumen yang
mengesahkan APS ini. Pemberitahuan award akan disediakan secara elektronik kepada titik
kontak (point of contact) pelamar yang berhasil yang tercantum dalam aplikasi penuh.
Pemberitahuan juga akan dibuat secara elektronik kepada pelamar yang gagal, mengacu kepada
ADS 303.3.7.1.b. USAID dapat menggapai para pelamar dengan pertanyaan yang
membutuhkan klarifikasi dan suatu permintaan untuk merevisi suatu aplikasi menurut tanggal
tertentu. USAID berhak untuk memberi award tanpa meminta klarifikasi atau rincian tambahan
dalam aplikasi.

2. Persyaratan Administratif dan Kebijakan Nasional

Award yang dihasilkan dari APS ini akan dijalankan menurut ADS 303mab, Ketentuan-
ketentuan Standard bagi Organisasi-organisasi non pemerintahan Non-US.
(http://www.usaid.gov/ads/policy/300/303mab).

3. Persyaratan Pelaporan

3.1. Pelaporan Keuangan

Pelaporan keuangan akan diimplemetasikan menurut 2 CFR 200, 2 CFR 700, dan peryaratan
pelaporan keuangan USAID, dalam format yang disetujui oleh AOR.

3.2 Laporan Kinerja semi-Tahunan dan Tahunan

Resipien harus menyampaikan laporan kinerja semi-tahunan, kecuali resipien diberitahu oleh
AOR bahwa pelaporan yang lebih sering (hingga triwulan) diperlukan. Laporan kinerja harus
disampaikan setiap tahun sebagai berikut:

 Sebuah laporan kinerja mid-term yang mencakup enam bulan pertama dari masing-
masing dua belas bulan periode pelaporan. Laporan ini harus disampaikan dalam waktu
30 hari kalender setelah enam bulan pertama dari dua belas bulan periode pelaporan
berakhir, atau sesuai dengan instruksi AOR.
 Sebuah laporan kinerja tahunan yang mencakup seluruh dua belas bulan periode
pelaporan. Laporan ini harus disampaikan dalam waktu 30 hari kalender setelah dua belas
bulan periode pelaporan berakhir, atau sesuai dengan instruksi AOR.

32
Laporan kinerja harus berisi informasi berikut:

 Sebuah ringkasan eksekutif yang menyoroti progress dan pencapaian, maupun halangan-
halangan dalam implementasi.
 Progress terhadap tujuan pada periode dimaksud, termasuk progress terhadap pemenuhan
indikator-indikator kinerja program yang telah ditentukan, benchmarks dan target, dan
jika tujuan yang telah ditentukan tidak terpenuhi, jelaskan mengapa.
 Analisis dan penjelasan terhadap biaya apapun yang menyimpang dari budget (resipien
harus segera memberitahu USAID tentang pembangunan yang memiliki suatu dampak
signifikan pada aktivitas-aktivitas yang didukung award).
 Diskusi mengenai masalah apapun, keterlambatan, atau kondisi-kondisi yang merugikan,
jika ditemui, yang dapat secara materi merusak kemampuan untuk memenuhi tujuan-
tujuan award. Notifikasi-notifikasi ini harus disertai dengan pernyataan tindakan yang
diambil atau dipikirkan dan bantuan apapun yang diperlukan untuk memecahkan situasi
tersebut.
 Sebuah bagian pemenuhan terhadap lingkungan, melaporkan aktivitas dan isu apapun
yang ditemui yang terkait dengan pemenuhan terhadap lingkungan.
 Kisah-kisah sukses dan gambar-gambar foto (jika ada). Gambar foto harus memenuhi
panduan yang disediakan dalam USAID Graphics Standard Manual harus menyertakan
informasi judul dan lokasi pada setiap foto.
 Deskripsi dari semua pemberitaan cover media yang diterima (jika ada), termasuk kliping
surat kabar, tautan, dsb yang tepat.
 Konten tambahan, format, dan entri ke dalam suatu database elektronik yang dapat
diminta oleh AOR.

3.3. Rencana Implementasi Tahunan

Resipien akan menyiapkan sebuah Rencana Implementasi Tahunan (rencana kerja) menurut
jadwal dan format yang dibagi oleh AOR. Rencana ini akan disampaikan kepada AOR untuk
persetujuan seperti yang digambarkan dibawah Substantial Involvement di Section 3.1.
“Approval of the Recipient’s Annual Implementation Plans”. Bergantung pada tanggal award,
rencana kerja tahun pertama dan terakhir bisa mencakup lebih atau kurang dari dua belas bulan
kalender, sebagaimana disetujui bersama AOR.

Batas waktu penyampaian rencana kerja final kepada AOR selambat-lambatnya 45 hari sebelum
dimulainya tahun implementasi yang relevan, atau sebagaimana ditentukan oleh AOR. Jika
perubahan batas waktu diperlukan, akan dilakukan penyesuaian terhadap award.

3.4. Tinjauan Manajemen

USAID membutuhkan tinjauan manajemen tahunan untuk menilai arah program, menentukan
pencapaian rencana kerja yang telah ditentukan sebelumnya, memeriksa persoalan-persoalan
manajemen dan implementasi utama, dan untuk membuat rekomendasi terhadap perubahan
apapun pada program. Tinjauan ini dapat memasukkan pertanyaan-pertanyaan program dan
manajemen, yang dapat membutuhkan tanggapan tertulis, sebagaimana ditentukan oleh AOR.
Tinjauan dan tanggapan ini dapat membentuk landasan bagi sebuah diskusi tinjauan manajemen
antara resipien, AOR, dan staff USAID lainnya yang relevan. Proyek USAID/GH lainnya dapat
disertakan dalam tinjauan untuk meningkatkan koordinasi mitra, kolaborasi, dan proses-proses
perencanaan kerja bersama.

33
3.5. Rencana Pengakhiran (Close-out)

Tiga (3) bulan sebelum penyelesaian aktivitas-aktivitas dan/atau tanggal award berakhir,
resipien harus menyampaikan sebuah rencana pengakhiran bagi negara tertentu dan/atau award.

3.6. Laporan Final

Sembilan puluh (90) hari setelah tanggal penyelesaian award, resipien harus menyampaikan
laporan final. Laporan final akan menyertakan sebuah ringkasan eksekutif mengenai pencapaian
hasil-hasil yang dibuat oleh resipien; suatu deskripsi aktivitas-aktivitas resipien dan pencapaian
terhadap tujuan dan sub-tujuan oleh negara dan/atau regio, sewajarnya; analisis kepentingan dari
aktivitas-aktivitas ini; dan dampak proyek keseluruhan, dalam format yang disetujui AOR.

3.7. Laporan Khusus

Jika diperlukan, AOR dapat meminta dan resipien harus menyediakan data biaya, rencana kerja,
jadwal, dan progress atau laporan hasil tambahan yang diminta yang relevan terhadap
persetujuan, perancangan, implementasi, dan monitoring terhadap hasil-hasil, untuk memenuhi
persyaratan pelaporan agensi.

Disadur dari:
Partners_in_Development_-_USAID_Indonesia_Country_Development_Cooperation_Strategy.pdf
(Lentera Nusa – digunakan dalam kalangan sendiri)

34

Anda mungkin juga menyukai