Anda di halaman 1dari 7

E K S E R G I Jurnal Teknik Energi Vol 12 No.

2 Mei 2016; 30-36

HEAT RATE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP PAITON BARU


(UNIT 9) BERDASARKAN PERFORMANCE TEST TIAP BULAN
DENGAN BEBAN 100%
Sahid, Budhi Prasetiyo
Program Studi Teknik Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Semarang
Jl.Prof.H.Sudarto,S.H., Tembalang, Semarang, 50275, PO BOX 6199/SMS
Telp. (024)7473417, 7499585, Faks. (024) 7472396
http://www.polines.ac.id, e-mail :sekretariat@polines. ac. id

ABSTRAK
Heat rate adalah ukuran keandalan dari suatu unit pembangkit. Heat rate didefinisikan sebagai jumlah
energi bahan bakar yang dibutuhkan untuk menghasilkan energi listrik sebesar 1 kwh. Tujuan penelitian ini adalah
menentukan heat rate suatu unit pembangkit PLTU Paiton Baru (Unit 9) berdasarkan performance test tiap bulan,
dari bulan November 2014 hingga Maret 2015. Heat rate dapat ditentukan dengan mengetahui efisiensi boiler
metode kerugian panas dan heat rate turbin. Parameter data untuk menentukan nilai heat rate didapatkan dari
analisa laboratorium dan ruang kontrol PLTU Paiton Baru (Unit 9). Dari data tersebut dilakukan pengolahan data
untuk menentukan nilai heat rate berdasarkan performance test tiap bulan dari bulan November 2014 hingga bulan
Maret 2015 pada beban yang sama yaitu sebesar 659 MW. Dari hasil penelitian maka didapatkan Diagram Batang
Heat Loss dan Effisiensi Boiler Beban Penuh terhadap waktudan Diagram heat rate terhadap waktu. Dari kedua
tersebut dapat disimpukan sebagai berikut Efisiensi boiler tertinggi terjadi pada 26 November 2014 dengan
effisiensi sebesar 85,689 %. Sedangkan efisiensi boiler terendah yaitu sebesar 83,280 % terjadi pada 12 Maret
2015. heat rate terendah (terbaik) yaitu2.500,811 kcal/kWh terjadi pada tanggal 13 Januari 2015. Sedangkan heat
rate tertinggi terjadi pada tanggal11 Desemmber 2014 yaitu sebesar 2.658,098kcal/kWh.

Kata kunci : heat rate

I. PEN D AH ULU A N melalui metode input-output, juga heat rate


Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) melalui metode efisiensi boiler. Selain
adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan mengetahui efisiensi boiler, dalam
energi panas uap bertekanan tinggi untuk performance test juga untuk mengetahui
memutar turbin sehingga dapat digunakan turbine heat rate, heat rate pembangkit. Heat
untuk membangkitkan energi listrik melalui rate melalui metode input - output dilakukan
generator. Uap panas bertekanan tersebut untuk menentukan proses transaksi niaga
berasal dari perubahan fase air yang terjadi di pembelian energi listrik sehingga pihak PLN
boiler akibat mendapatkan energi panas dari dapat mematok harga untuk setiap kWh energi
hasil pembakaran bahan bakar. PLTU Paiton listrik yang diproduksi dari PLTU Paiton Unit
unit 9 adalah salah satu PLTU yang 9. Harga listrik ini bervariasi untuk masing-
menggunakan uap sebagai sebagai pembangkit masing pembangkit dan listrik dengan biaya
listriknya. PLTU Paiton unit 9 menggunakan 2 prosuksi yang lebih murah (harga setiap kWh
jenis bahan bakar yaitu minyak HSD (High yang lebih murah) maka akan dijadikan
Speed D iesel) sebagai bahan bakar untuk pembangkit beban dasar yang akan terus
penyalaan (start up), sedangkan untuk proses beroperasi sepanjang waktu dan jika terjadi
produksi energi listriknya PLTU Paiton Unit 9 kenaikan beban maka akan mendapatkan jatah
menggunakan bahan bakar batubara. Batubara beban terlebih dahulu dari pihak Unit
yang digunakan adalah batubara jenis low rank Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban
coal yang memiliki nilai kalori ± 4200 kcal/kg. (UP3B). Oleh sebab itu maka perlu dihitung
Dengan kebutuhan batubara 2,7 juta ton/tahun. nilai heat rate sepanjang tahun pada setiap
Pada setiap bulan tanpa terjadwal waktu bulannya.
PLTU Paiton Unit 9 dilakukan performance
test oleh bagian pengendalian dan perencanaan II. LAND A SA N TEORI
operasional (Rendal Ops). Performance test 2.1 Proses Produksi L istrik PLTU
tersebut dilakukan untuk mengetahui heat rate

30
Heat Rate Pembangkit Listrik Tenaga Uap Paiton Baru (Unit 9) Berdasarkan Performance (Sahid, Budhi P)

PLTU Paiton Unit 9 berlokasi di Desa Besarnya efisiensi boiler metode kerugian
Bhinor, Kecamatan Paiton, Kabupaten panas dapat dihitung dengan persamaan
Probolinggo, berada di atas lahan seluas 42 ha, berikut
berdampingan dengan kompleks PLTU Paiton Efisiensi boiler (pB) = 100 % - % Total Heat
Unit 1-8. PLTU ini berkapasitas 1 x 660 MW, Losses............................................................... 2.1
dioperasikan menggunakan bahan bakarkalori Kerugian total pada boiler dapat
rendah (low rank coal) dengan nilai kalor ditentukan dengan mengetahui parameter-
(±4200 kCal/kg), dengan kebutuhan batubara parameter yang digunakan untuk menentukan
mencapai 2,7 juta ton/tahun. kerugian panas pada boiler sehingga dapat
diketahui efisiensi boiler. Parameter tersebut
sebagai berikut
2.1.1. Analisa Kandungan Batubara
Analisa kandungan batubara bertujuan
untuk mengetahui kandungan pada batubara
yang digunakan sebagai bahan bakar pada
boiler. Analisa kandungan batubara meliputi
analisis proksimasi dan analisis ultimasi.
2.1.2. Analisa Udara M elalui Pemanas
Udara
Analisa udara melalui pemanas udara
Gambar 2.1 Proses Produksi Listrik PLTU Paiton Unit 9
digunakan untuk menentukan referensi
(Sumber : PLTU Paiton Unit 9) temperatur udara yang akan masuk menuju
pemanas udara primer maupun udara sekunder
Proses pembangkitan listrik pada PLTU yang akan mempengaruhi pembakaran pada
dihasilkan dari pembakaran batubara pada boiler.
ruang bakar (furnace) didalam boiler yang 2.1.3. Analisa Abu Sisa Pem bakaran
menghasilkan energi panas berupa gas hasil Analisa abu bertujuan untuk mengetahui
pembakaran. Energi panas dari gas hasil besarnya sisa abu dari pembakaran batubara.
pembakaran inilah yang dimanfaatkan untuk parameter tersebut dapat ditentukan rata-rata
merubah air pengisi boiler menjadi uap karbon tidak terbakar di abu (Uc), berat gas
bertekanan tinggi. Uap bertekanan tinggi ini kering setiap kilogram pembakaran batubara
kemudian digunakan untuk menggerakkan (Wdp), dan berat karbon terbakar setiap
turbin yang dikopel dengan generator sehingga kilogaram pembakaran batubara (Cb).
generator ikut berputar dan menghasilkan 2.1.4. A nalisa Gas Buang M elalui Pemanas
listrik. Proses produksi listrik pada sebuah Udara
PLTU umumnya mempunyai 5 siklus utama, Dalam menentukan analisa gas buang
yakni siklus air pengisi boiler, siklus uap, melalui pemanas udara perlu diketahui
siklus batubara, sistem bahan bakar minyak, parameter yang dibutuhkan. Seperti
dan siklus udara pembakar. kandungan oksigen, karbon monoksida,
temperatur gas buang masuk AH A,
Efisiensi boiler dengan metode rugi-rugi temperatur gas buang masuk AH B, rata-rata
panas merupakan perbandingan seberapa besar temperatur gas buang keluar AH. parameter
kemampuan boiler untuk mengubah nilai tersebut maka dapat ditentukan besarnya nilai
energi kimia yang terkandung dalam bahan kebutuhan udara teoritis pembakaran (A o’),
bakar menjadi energi panas. Metode ini volume kering produk hasil pembakaran
mendapatkan nilai efisiensi dengan mengukur (Vdp), dan presentase kelebihan udara disisi
jumlah potensial panas bahan bakar dan keluar pemanas udara sehingga dapat
menguranginya dengan rugi-rugi yang terdapat diketahui kandungan karbon dioksida, dan
dalam proses pembakaran boilerdengan kandungan nitrogen. Dengan begitu dapat
mengetahui kerugian panas yang terjadi maka ditentukan besarnya berat udara kering setiap
dapat diketahui efisiensi boiler. kilogram pembakaran batubara, dan
31
E K S E R G I Jurnal Teknik Energi Vol 12 No. 2 Mei 2016; 30-36

temperatur untuk menentukan nilai koefisien e. Kerugian akibat kandungan air didalam
rat-rata perpindahan panas gas buang. Untuk udara (Lma)
menentukan analisa tersebut digunakan Kerugian yang terjadi akibat besarnya
persamaan sebagai berikut kandungan air di dalam udara yang digunakan
a. Teoritis Kebutuhan Udara Pembakaran sebagai udara pembakaran. Kerugian akibat
b. Volume kering produk hasil pembakaran karbon monoksida digas buang (Lco)
batubara (Vdp) f. Kerugian akibat permukaan radiasi dan
c. Presentase kelebihan udara disisi keluar konveksi (L^)
pemanas udara (A x15’) Kerugian berdasarkan permukaan radiasi dan
d. Kandungan CO2 disisi keluar pemanas konveksi ini berdasarkan ABMA
udara ([CO2]15) STANDARD RADIATION LOSS CHART.
e. Kandungan N 2 di sisi keluar pemanas g. Kerugian yang takdapat dihitung (Lun)
udara ([[N2]1 5 ) Kerugian yang tak dapat dihitung
f. Berat udara kering setiap kilogram berdasarkan desain yaitu 0,3 %
pembakaran batubara i. Kerugian panas total pada boiler (HL)
g. Gas buang kering setiap kilogram Kerugian panas total pada boiler (HL)
pembakaran batubara ([WG]15) merupakan total kehilangan energi panas pada
h. Temperatur untuk menentukan nilai boiler selama proses produksi uap.
koefisien rata-rata perpindahan panas gas 2.2. H eat Rate Turbin
buang (tCpG) Heat Rate Turbin (HRTN) merupakan
2.1.4. K erugian-K erugian Panas Pada salah satu indikator yang menunjukkan
Boiler performance dari kerja turbin. Untuk
Kerugian panas pada boiler perlu menentukan besarnya energi masuk dan energi
diketahui untuk menentukan semua kerugian keluar turbin, maka harus ditentukan besarnya
yang terjadi diboiler sehingga dapat diketahui laju aliran massa uap ekstraksi dari setiap
nilai efisiensi boiler. Kerugian-kerugian pada tingkatan turbin. Besarnya laju aliran massa
boiler yaitu uap ekstraksi pada setiap pemanas dapat
a. Kerugian karbon tidak terbakar (Luc) ditentukan sebagai berikut
Salah satu unsur yang terkandung dalam a. Main steam Flow (GMS)
limbah abu dari pembakaran batubara dari Main steam flow adalah laju aliran massa
ruang bakar adalah karbon. Ini menunjukan uap yang dihasilkan oleh superheater menuju
adanya sebagian karbon yang tidak ikut ke High Pressure Turbin.
terbakar. b. Final Feed Water Flow (GFW)
b. Kerugian akibat gas asap kering (LG) Final Feed Water Flow adalah besarnya
Kerugian akibat gas asap kering adalah jumlah air dari air umpan menuju ke steam
kerugian panas yang terbawa oleh gas buang drum setelah melalui pemanas-pemanas air.
kering keluar dari cerobong ketel. c. Superheat Spray Water flow (Gsw)
c. Kerugian akibat kandungan air di bahan Superheat Spray Water flow merupakan
bakar (Lmf) laju aliran massa air yang digunakan untuk
Kerugian akibat kandungan air dibahan spray pada sisi superheater pada boiler yang
bakar diakibatkan oleh bahan bakar yang berfungsi mengatur temperatur pada
digunakan mengandung air. superheater boiler.
d. Kerugian akibat kandungan air dari d. Reheat Spray Water Flow (GRSW)
pembakaran hidrogen (Lh) Reheat spray water flow merupakan laju
Kerugian ini akibat adanya hidrogen yang aliran massa air yang digunakan untuk spray
menyebabkan timbulnya air sehingga untuk pada sisi reheater pada boiler yang berfungsi
setiap kg air yang terkandung dalam bahan mengatur temperatur uap pada reheater boiler .
bakar diperlukan sejumlah panas untuk e. Laju Aliran Massa Uap Masuk HPH 1
mengubahanya menjadi uap dan keluar (G1H)
bersama gas bekas ke cerobong. Laju aliran massa uap dari ekstraksi turbin
yang masuk menuju high pressure heater
32
Heat Rate Pembangkit Listrik Tenaga Uap Paiton Baru (Unit 9) Berdasarkan Performance (Sahid, Budhi P)

pertama (HPH 1). Laju aliran Massa Uap Generator Transformator adalah energi
Masuk HPH 2 (G2H) listik yang dihasilkan generator transformator
f. Laju massa uap dari ekstraksi turbin dikurangi dengan pemakaian sendiri.
yang masuk menuju high preesure heater Setelah mengetahui laju aliran massa pada
kedua dapat (HPH 2). Laju Aliran Massa Uap setiap komponen maka dapat di tentukan
Masuk Reheater (GRSI) besarnya energi yang masuk turbin dan keluar
g. Laju massa uap keluar dari high turbin. Untuk menentukan besarnya energi
pressure turbin yang masuk menuju reheater tersebut dapat ditentukan dengan persamaan
pada boiler yang biasanya disebut cold reheat. sebagai berikut
h. Laju Aliran Massa Uap Masuk HP Turbin a. Energi Masuk Turbin (Qin)
(GRSO) Adalah nilai total energi yang masuk
Laju massa uap keluar dari reheater yang menuju turbin yang berguna untuk kerja
masuk menuju Intermediet Turbin pada boiler memutar turbin
yang biasanya disebut Hot Reheat. b. Energi Keluar Turbin (Qout)
i. Main Steam Entalphi (HMS) Adalah nilai total energi yang keluar dari
Main Steam Entalphi adalah energi yang turbin yang digunakan untuk pemanasan air
terkandung dalam uap superheated untuk umpan dan penurunan energi akibat spray air
memutar HP Turbine dalam 1 kg (kJ/kg). Nilai pada sisi superheater dan reheater
entalphi dipengaruhi oleh nilai temperatur dan 2.3. Heat Rate
tekanan uap superheated . Heat Rate (HRPN) adalah jumlah dari
j. Cold Reheater Steam Entalphi (HRSI) energi bahan bakar yang dibutuhkan untuk
Adalah energi uap panas setelah memutar menghasilkan sejumlah energi listrik setiap
HP Turbine dalam 1 kg. satu jam.
k. Hot Reheater Steam Entlphi (HRSO)
Adalah banyaknya energi uap panas untuk III. PEN G A M BILA N DATA
memutar IP Turbine dalam 1 kg (kJ/kg). Uap Pengambilan data terbagi menjadi dua
ini hasil dari pemanasan pada Reheater. Nilai tahap di waktu yang berbeda. Pertama di ambil
entalphi dipengaruhi oleh nilai temperatur dan pada saat performance test tanggal 12 maret
tekanan uap tersebut. 2015. Sedangkan data yang lainya di ambil
l. Feedwater Entalphi (HFW) yaitu pada tanggal 11 februari 2015, 13 Januari
Feedwater Entalphi adalah energi yang 2015, 11 Desember 2014 dan 26 November
terkandung dalam air yang akan dipanaskan 2014. Data yang diambil sebagai berikut
untuk dijadikan uap dalam 1 kg. Nilai entalphi a. Analisa Batubara
dipengaruhi oleh nilai temperatur dan tekanan b. Analisa kandungan Carbon Abu
pada feedwater. c. Temperatur dan Kelemban Relatif Udara
m. Entalphi Superheater Spray Water (HRW) Sekitar
Adalah banyaknya energi yang d. Analisa Udara Melalui Pemanas Udara
terkandung dalam air pendingin Superheater e. Temperatur Gas Buang
dalam waktu 1 detik. Nilai entalphi f. Kandungan CO Dan O2 Pada Gas Buang
dipengaruhi oleh nilai temperatur dan tekanan g. Temperatur, Tekanan, dan Laju Massa Uap
pada uap panas tersebut. dan Air
n. Entalphi Reheater Spray Water (HRSW) h. Daya Yang Dibangkitkan
Adalah banyaknya energi yang
terkandung dalam air pendingin Reheater IV. PEM BAH ASA N DAN A NA LISIS
dalam 1 kg. Nilai entalphi dipengaruhi oleh DATA
nilai temperatur dan tekanan pada uap panas Pembahasan data menggunakan salah satu
tersebut. sampel data yang digunakan adalah data pada
o. Generator Terminal (Pg) tanggal 12 Maret 2015.
Generator terminal Adalah energi listrik
yang dihasilkan generator (kW).
p. Generator Transformator ( Pn)
33
E K S E R G I Jurnal Teknik Energi Vol 12 No. 2 Mei 2016; 30-36

a. Perhitungan kehilangan panas karena e. Perhitungan kehilangan panas akibat


kandungan air di udara (Lmf)
karbon yang tidak terbakar (Luc)
Kehilangan panas ini dikarenakan
T 33728,86 XWdpxUc „ _ _ adanya kandungan air (moisture)di udara
Luc = -------,--------- ------X 100
Hf pembakaran, yang menyebabkan
33728,86 X0,034^-X0,02%
_________ kg pembakaran akan berlangsung lebih lama
Luc = X 100
4225 kkcga l karena panas yang ada akan digunakan
Luc = 0,005 % terlebih dahulu untuk menguapkan air
yang terkandung pada udara tersebut.
_Wm4X[WA]15X(h15-hRV)
b. Perhitungan kehilangan panas pada gas Lma X 100
buang(L g ) " H/
0,020 X8,483X(2760-2556,7)
Kehilangan panas ini terjadi karena Lma X 100
4225 X4,1868
temperatur gas buang yang masih tinggi Lma = 0,002 %
walaupun telah melewati pemanas udara
dan ekonomiser namun tidak dapat f. Perhitungan kehilangan panas akibat
digunakan lagi untuk ketel uap. konveksi dan radiasi pada ketel uap (L b)
[WG]15xCpcx(tG15-tA8) Kehilangan panas ini terjadi
LG = X 100
H? dikarenakan perpindahan panas secara
t ^ _ 8,105 X0,236 X (1 3 7 ,8 5 0 5 -3 9 ,4
,444)
44) „ __
L G --------------------------------------- X 1UU radiasi dan konveksi pada pipa - pipa
4225
LG = 4,463 % pada ruang bakar maupun pada aliran gas
c. Perhitungan kehilangan panas akibat buang. Prosentase kehilangan panas ini
kandungan air dalam batu bara (Lmf) nilainya ditentukan berdasarkan ABM A
Kehilangan panas ini dikarenakan curve yang nilainya selalu tetap dari
terdapat kandungan air (moisture) yang waktu ke waktu sesuai dengan kondisi
terdapat pada batu bara. Hal ini pada saat commissioning yaitu 0,18%.
menyebabkan batu bara ketika dibakar
pada ruang bakar (furnace) akan g. Perhitungan kehilangan panas yang tidak
berlangsung lebih lama. dapat diukur (Ln)
MarX(R15-RRv) Kehilangan panas ini tidak dapat
Lm f = X 100
H/ dihitung, hal tersebut dikarenakan
0,346^X(2760-
fcfl V
£ i -2556,7-£ i )
fco kgj kehilangan ini terlalu kecil nilainya
Lm f = X 100
4225 ^X4,1868 ataupun tidak terukur. Oleh sebab itu
Lm f = 6,971 % prosentase kehilangan panas ini ditetapkan
nilainya berdasarkan model ketel uap
d. Perhitungan kehilangan panas akibat air yang digunakan oleh PLTU Tanjung Jati
yang terbentuk pada pembakaran hidrogen B Unit 2, yaitu 0,15 %.
( l h) 0,15 x HHV
L un
Kehilangan panas ini dikarenakan saat 100
proses pembakaran, kandungan hidrogen 0,15 x 25119,13
pada batu bara bereaksi dengan Oksigen 100
pada udara pembakaran yang 37,68 kJ/kg
menyebabkan terbentuknya kandungan
uap air (H 2 O) sehingga mengurangi nilai h. Perhitungan efisiensi ketel uap
kalori dari batu bara dan menyebabkan Efisiensi ketel uapadalah perbandingan
pembakaran menjadi lebih lama. antara panas yang dibutuhkan untuk
T ,__ 8,936XHarX(R15-RRv) w ,, nn
Lh X 100 merubah air menjadi uap terhadap panas
H/
t 1- _ 8,936x0,037x(2760-2556,7) w nn yang dihasilkan oleh pembakaran.
Lh X 100 Efisiensi boiler (pB) = 100 % - HL %
4225 X4,1868
Lh = 4,919 % Efisiensi boiler (^b ) = 100 % - 17,164 %
Efisiensi boiler (pB) = 82,836 %
34
Heat Rate Pembangkit Listrik Tenaga Uap Paiton Baru (Unit 9) Berdasarkan Performance (Sahid, Budhi P)

terendah terjadi pada 12 Maret 2015 dengan


Berikut merupakan tabel hasil perhitungan effisiensi sebesar 83,280 % dan kerugian
sesuai dengan contoh perhitung efisiensi ketel panas yang terjadi sebesar 16,720 %.
uap : Pengujian dilakukan dengan beban penuh
sebesar 659 MW.
Tabel 4.1 Hasil perhitungan total kehilangan panas Nilai efisiensi juga berpengaruh dengan nilai
heat rate yang terjadi. Heat rate yang terjadi
[tn Simbol Kiit
pada bulan yang sama yaitu sebesar 2.622,603
Ilk 3015 11
kcal/kWh dengan nilai kalori bahan bakar
13Mm llEdhni Bkmi llDamba JONral» sebesar 4429 kcal/kg. Sedangkan pada bulan
fcrnabtaaiHWai Lu; s P W 1011 0J 5t 0,031 12 Maret 2015 nilai heat rate nya yaitu sebesar
Lg ya ye 17» 3512 2.512,280 kcal/kWh dengan nilai kalori 4258
UH
kcal/kWh. Besarnya nilai heat rate sangat
K e n m a b k Indmanaif1 M iih i lw h r Lmf M «13 p ys 1556
memengaruhi keandalan suatu unit
Kermsbbatfanrironanki jmbatarmH&op it ye «B yj? 55)1
m pembangki. Bila nilai heat rate semakin rendah
Kara Lm 01 1003 o® 0,001
w maka semakin handal dan efisien unit dalam
Kara atbaibrixnmnnrilwAidp t o Lco 'l UU p P 0,021 0,012 beroperasi karena energi yang dibutuhkan
Kara atbaifanto afe k bv&i if 'l m p «SD 0,1 0,1 untuk menghasilkan energi listrik semakin
Kara T a n g m ii 'l u U U 03
kecil. Kebutuhan energi yang semakin kecil
k a ik itn ?
u akan menurunkan pemakaian batubara
kranpiiildjiAM ii i 'l ku 1« 14J 61 11511
15,052 sehingga biaya produksi listrik suatu unit
Hmboila 'l GJ K» MU 15,41) S5P
pembangkit semakin rendah.
Penggunaan nilai heat rate digunakan untuk
mengethaui keandalan suatu unit dari bulan ke
2.700,000 bulan selama unit tersebut beroperasi. Heat
rate memang tidak selamanya sesuai dengan
pemakaian batubara yang digunakan. Dalam
kenyataanya pemakaian batubara yang
memiliki nilai kandungan kalori tinggi belum
tentu menghasilkan heat rate yang rendah.
Begitu juga sebaliknya, penggunaan batubara
■ Heat Rate 2.512,280 2.503,742 2.500,811 2.658,098 2,622,603
dengan nilai kalori rendah belum tentu
menghasilkan nilai hate rate yang tinggi.
Gambar 4.2Diagram Batang Heat Rate Terjadi pada PLTU Paiton Unit 9 yang telah
Unit Tiap Bulan penulis analisa.
Berdasarkan Gambar 4.1. Diagram Batang
Heat Loss dan Effisiensi Boiler Beban Penuh V. KESIM PULAN
Setelah menganalisa perhitungan dan
menunjukan besarnya effisiensi boiler dan
rugi-rugi panas yang terjadi pada boiler saat grafik, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
beroperasi. Pada gambar tersebut menunjukan
1. Dengan performance test dapat diketahui
bahwa semakin rendah efisiensi yang terjadi
keandalan suatu unit yang beroperasi.
pada boiler maka semakin besar pula rugi -
Selama 5 kali uji performance test
rugi panas yang terjadi pada boiler. Bila
diperoleh Efisiensi boiler tertinggi terjadi
dijumlahkan, antara effisiensi boiler dan
pada 26 November 2014 dengan effisiensi
kerugian yang terjadi pada saat yang sama
menghasilkan jumlah 100 %. Effisiensi boiler sebesar 85,689 %.Sedangkan efisiensi
tertinggi terjadi pada 26 November 2014 boiler terendah yaitu sebesar 83,280 %
sebesar 85,689 % dengan kerugian yang terjadi pada 12 Maret 2015. Heat rate
terjadi pada tanggal yang sama yaitu sebesar terendah (terbaik) yaitu 2.500,811
14,311 %. Sedangkan effisiensi boiler kcal/kWh terjadi pada tanggal 13 Januari
2015. Sedangkan heat rate tertinggi terjadi
35
E K S E R G I Jurnal Teknik Energi Vol 12 No. 2 Mei 2016; 30-36

pada tanggal 11 Desemmber 2014 yaitu


sebesar 2.658,098 kcal/kWh.
2. Untuk mendapatkan nilai heat rate terbaik
dibutuhkan keandalan yang terkendali baik
secara pengoperasian maupun perwatan
antara turbin, boiler dan transformator
pada beban yang sesuai sehingga
didapatkan heat rate terbaik yang
menjadikan unit bekerja secara efisien.
Pada 5 kali performance test yang
dilakukan dari bulan November 2014
sampai dengan Maret 2015 keandalan
P.LTU Paiton Unit 9 terjadi pada 12 Maret
2015. Dengan heat rate terendah (terbaik),
menggunakan bahan bakar dengan nilai
kalori yang tinggi dan konsumsi panas
bahan bakar yang terkecil pula

D A FTA R PUSTAK A
........ ,1999. “Steam Generating
Unit" .American Society o f Mechanical
Engineers (ASME), ASME PTC 4.1-1964.
N ew York. ASME

........ Performance Test Procedure O f Steam


Generator. X i’an Thermal Power Research
Institute. China

......... ,2004. “Steam Turbines”. The


American Society o f Mechanical Engineers,
N ew York
......... ,2005. “Boiler Training M anual”. The
Babcock & W ilcox Company. American
......... ,2008. “Steam Generators ”. The
American Society o f Mechanical Engineers.
N ew York
.........,Hate Rate Handbook. Southern
Company Generating Plant Performance.
El-Wakil, 1992. “Instalasi Pembangkit
D aya”. Jakarta. Erlangga
Marsudi Djiteng, 2011. “pembangkit Energi
Listrik”Jakarta Erlangga

36

Anda mungkin juga menyukai