Anda di halaman 1dari 10

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No.

3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493

STANDARDISASI PARAMETER SPESIFIK DAN UJI AKTIVITAS


ANTIKANKER TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA T47D DARI
EKSTRAK ETANOL DAUN KEJI BELING (Strobilanthes crispa (L.)
Blume)
Natanael Roring 1), Adithya Yudistira 1), Widya Astuty Lolo 1)
1)
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115

ABSTRACT

In Indonesia, keji beling are used by the community as a traditional medicine ingredient to
cure some diseases. Standardization is an important stage in conducting research and development of
natural medicine in Indonesia to ensure the quality and safety of the drug. This study aimed to obtain
the standardization of specific parameter data and determine the IC50 value of the ethanol extract of
the leaves of keji beling (Strobilanthes crispa (L.) Blume). This study is an experimental laboratory
and testing the anticancer activity against breast cancer cells in vitro is done using the MTT assay.
The results obtained by the standardization of data-specific parameters such as extract identity,
organoleptic extract, total content of compounds that are dissolved in water and ethanol, data of
phytochemical screening of extract and total flavonoids of extract and IC50 value of 968.041 μg / ml
by comparison to the positive control Doxorubicin is 8.923 μg / ml. Therefore, keji beling are
included in inactive anticancer activity.

Keywords: Standardization of specific parameters, cavity, breast cancer cell T47D, MTT Assay, IC50.

ABSTRAK

Di Indonesia, tumbuhan keji beling digunakan oleh masyarakat sebagai bahan obat tradisional
untuk menyembuhkan beberapa macam penyakit. Standardisasi merupakan tahapan penting dalam
melakukan penelitian dan pengembangan obat bahan alam di Indonesia untuk menjamin mutu dan
keamanan dari sediaan obat tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data parameter
spesifik standardisasi dan mengetahui nilai IC50 dari ekstrak etanol daun keji beling (Strobilanthes
crispa (L.) Blume). Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium dan uji aktivitas antikanker
terhadap sel kanker payudara dilakukan secara in-vitro dengan menggunakan metode MTT assay.
Hasil yang diperoleh yaitu data standardisasi parameter spesifik seperti idetintas ekstrak, organoleptik
ekstrak, kandungan total senyawa yang terlarut dalam air dan etanol, data skrining fitokimia ekstrak,
dan total flavonoid ekstrak dan nilai IC50 sebesar dengan pembanding kontrol positif
doxorubisin adalah . Dengan demikian, keji beling termasuk dalam aktivitas antikanker
yang tidak aktif.

Kata kunci: Standardisasi parameter spesifik, keji beling, sel kanker payudara T47D, MTT Assay,
IC50.

176
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN Fakta diatas menunjukkan bahwa


Kanker payudara atau karsinoma obat tradisional cukup banyak digunakan
payudara merupakan jenis kanker yang oleh masyarakat dalam usaha pengobatan
paling banyak diderita wanita dan sendiri (self-medication). Obat tradisional
merupakan penyebab kematian tertinggi ialah bahan atau ramuan bahan yang
pada wanita di seluruh dunia. Di Indonesia berasal dari tumbuhan, hewan, mineral,
kanker payudara berada diurutan kedua sediaan sarian (galenik) atau campuran
yang paling sering ditemukan pada wanita dari bahan tersebut, yang secara turun
setelah kanker mulut rahim (Burstein and temurun telah digunakan untuk pengobatan
Winer, 2000). Kanker payudara dapat berdasarkan pengalaman (Kementerian
terjadi pada pria maupun wanita, hanya Kesehatan RI, 2000). Dalam rangka
saja prevalensi pada wanita jauh lebih pengembangan obat tradisional menjadi
tinggi. Diperkirakan pada tahun 2006 di Fitofarmaka standarisasi merupakan salah
Amerika, terdapat 212.920 kasus baru satu hal yang perlu diperhatikan.
kanker payudara pada wanita dan 1.720 Standarisasi merupakan tahapan penting
kasus baru pada pria, dengan 40.970 kasus dalam melakukan penelitian dan
kematian pada wanita dan 460 kasus pengembangan obat bahan alam di
kematian pada pria. Di Indonesia, jumlah Indonesia untuk menjamin mutu dan
penderita kanker pada tahun 2013 sesuai keamanan dari sediaan obat tersebut.
dengan data dari Kementerian Kesehatan Standarisasi dilakukan sebagai upaya
RI yaitu 347.792 penderita dimana 61.682 peningkatan mutu dan keamanan produk
adalah penderita kanker Payudara atau yang diharapkan dapat lebih meningkatkan
sekitar 17,73%. Sementara di Sulawesi kepercayaan terhadap manfaat obat yang
Utara, penderita kanker payudara pada berasal dari bahan alam (Dewoto, 2007).
tahun 2013 yaitu sebanyak 346 penderita Penggunaan bahan obat alam
(Kementerian Kesehatan RI, 2015). sebagai pengobatan alternatif dalam
Indonesia merupakan salah satu menangani penyakit kanker dikarenakan
negara dengan kekayaan hayati terbesar di bahan obat alam mudah didapatkan serta
dunia. Hingga saat ini hanya 7.000 memiliki harga yang terjangkau.
tanaman yang telah diketahui khasiatnya. Disamping itu, efek samping yang
WHO pada tahun 2008 mencatat bahwa ditimbulkan relatif kecil (Thomas, 1989).
68% penduduk dunia masih Di Indonesia, tumbuhan keji beling
menggantungkan sistem pengobatan digunakan oleh masyarakat sebagai bahan
tradisional yang mayoritas melibatkan obat tradisional untuk menyembuhkan
tanaman untuk menyembuhkan penyakit. beberapa macam penyakit. Keji Beling
Berbagai tanaman obat dan ribuan juga telah dilakukan penelitian untuk
tanaman berpotensi sebagai bahan baku melihat kemampuannya sebagai tumbuhan
obat di Indonesia mengandung beraneka yang memiliki aktivitas antikanker.
ragam jenis senyawa kimia alami. Dengan menggunakan metode Brine
Berdasarkan penggunaan tradisional dan Shrimp Lethality Test, fraksi n-heksana
berbagai penelitian ilmiah, tanaman keji beling menunjukkan nilai Lethality
tersebut memiliki berbagai efek Concentration (LC50) yang potensial
farmakologis dan bioaktivitas (Saifudin et (Rahma et al., 2011). Penelitian ini
al., 2011). dilakukan untuk mengetahui tentang Uji

177
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493

aktivitas antikanker terhadap sel kanker Reagen Dragendorf, Reagen Wagner,


payudara T47D dengan memanfaatkan FeCl3, Reagen Aluminium Klorida,
bahan alam yaitu ekstrak etanol daun keji Kuersetin, Penisillin-Streptomisin, Fetal
beling (Strobilanthes crispa (L.) Blume) Bovine Serum (FBS), Tripsin EDTA,
dan terlebih dahulu melakukan NaHCO3, Hepes, Amphotericyn B, Media
standardisasi parameter spesifik terhadap RPMI, MTT 5mg/ml PBS (50 mg MTT
ekstrak etanol daun keji beling dan 10 ml PBS Phosphate buffer saline),
(Strobilanthes crispa (L.) Blume). Dimethyl Sulfoxide, Sodium Didusil
. Sulfat 10%, Doxorubisin, Sel Kanker
METODE PENELITIAN Payudara T47D

Waktu dan Tempat Penelitian Prosedur Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada bulan
Determinasi Tumbuhan
Oktober 2016 – Juni 2017 di Laboratorium Sampel keji beling (Strobilanthes
Farmakognosi dan Fitokimia Program crispa (L.) Blume) dilakukan pemeriksaan
Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan atau determinasi tanaman di bagian
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sam Taksonomi Tumbuhan Jurusan Biologi
Ratulangi Manado, dan Laboratorium FMIPA UNSRAT.
Parasitologi Fakultas Kedokteran,
Penyiapan Simplisia dan Ekstrak
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Daun keji beling diambil dan
disortasi dari bahan-bahan pengotor. Lalu
Alat dan Bahan dilakukan pencucian dengan air mengalir
Alat hingga bersih, setelah itu dikeringkan
Alat-alat yang digunakan dalam dengan cara diangin-anginkan hingga
penelitian ini adalah tabung reaksi, rak kering. Kemudian dihaluskan dengan
tabung reaksi, batang pengaduk, kertas blender hingga menjadi serbuk dengan
saring, gelas kimia, labu ukur, cawan petri, ukuran derajat kehalusan serbuk simplisia
oven, hot plate, rotatory evaporator, yang sesuai. Serbuk simplisia daun keji
timbangan digital, vortex, pipet tetes, gelas beling dimaserasi dengan menggunakan
ukur, mikropipet, spektrofotometri UV- etanol 96% selama 24 jam dan pada 6 jam
Vis, tabung evendorf, mikro plate 96, pertama sekali-kali dilakukan pengadukan.
conical Tube, Cryotube, Mikroskop Hasil maserasi disaring dengan kertas
Inverted, Hemositometer, yellow tip dan saring. Selanjutnya, residu dimaserasi
blue tip, Inkubator CO2 , Laminar air flow, kembali hingga warna coklat bening.
Elisa Reader. Filtrat yang diperoleh disatukan
Bahan dipekatkan dengan menggunakan rotary
Bahan-bahan yang digunakan evaporator pada suhu 40oC – 50oC sampai
dalam penelitian ini adalah daun Keji diperoleh ekstrak kental. Rendemen dari
Beling (Strobilanthes crispa (L.) Blume) ekstrak kemudian dihitung.
yang diambil di desa Leilem, Kloroform Pengujian Parameter Spesifik
P.A , Etanol 70%, Etanol 96%, HCL,
1. Identitas
Serbuk Magnesium, Aquabides, Asetat Pendiskripsian tata nama, yaitu
Anhidrida, Asam Sulfat, Reagen Meyer, nama ekstrak, nama latin tumbuhan,

178
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493

bagian tumbuhan yang digunakan, dan pada suhu 105oC hingga bobot tetap
nama Indonesia tumbuhan (Departemen (W2) (Saifudin et al., 2011).
Kesehatan RI, 2000). 4 Uji Kandungan Kimia Ekstrak
2. Organoleptik a) Identifikasi Alkaloid
Penetapan organoleptik yaitu Ekstrak 0,5 g dalam tabung reaksi
dengan pengenalan secara fisik dengan ditambahkan 2 mL etanol 70% kemudian
menggunakan panca indera dalam diaduk, ditambahkan 5 mL HCl 2 N,
mendeskripsikan bentuk, warna, bau dan dipanaskan pada penangas air. Setelah
rasa. (Departemen Kesehatan RI, 2000). dingin, campuran disaring dan filtrat
3. Senyawa Terlarut Dalam Pelarut ditambahkan beberapa tetes reagen
Tertentu Mayer. Sampel kemudian diamati hingga
Pengujian senyawa terlarut dalam keruh atau ada endapan (Mojab et al.,
pelarut tertentu dalam ekstrak terdiri dari 2003).
kadar senyawa yang terlarut dalam air dan b) Identifikasi Flavonoid
kadar senyawa yang terlarut dalam etanol Ekstrak 0,5 g dalam cawan
a) Kadar Senyawa yang Larut dalam ditambahkan 2 mL etanol 70% kemudian
Air diaduk, ditambahkan serbuk magnesium
Sejumlah 1 g ekstrak (W1) 0,5 g dan 3 tetes HCl pekat.
dimaserasi dengan 25 mL kloroform Terbentuknya warna jingga sampai
selama 24 jam, menggunakan labu ukur merah menunjukkan adanya flavon,
sambil berkali-kali dikocok selama 6 jam merah sampai merah padam
pertama. Kemudian didiamkan selama 18 menunjukkan adanya flavanol, merah
jam dan disaring. Filtrat sebanyak 5 mL padam sampai merah keunguan
diuapkan dalam cawan berdasar rata menunjukkan adanya flavanon (Mojab et
yang telah ditara (W0) dengan cara al., 2003).
didiamkan sampai pelarutnya menguap c) Identifikasi Saponin
dan tersisa residunya, kemudian Ekstrak 0,5 g dalam tabung reaksi
dipanaskan residu pada suhu 105oC ditambahkan 2 mL etanol 70% kemudian
hingga bobot tetap (W2) (Saifudin et al., diaduk, ditambahkan dengan 20 mL
2011). aquabides dan dikocok kemudian
b) Kadar Senyawa yang Larut dalam didiamkan selama 15-20 menit. Jika tida
Etanol ada busa maka negatif saponin, busa
Sejumlah 1 g ekstrak (W1) lebih dari 1 cm maka positif lemah,
dimaserasi dengan 25 mL etanol 96%, tinggi 1,2 cm maka positif saponin, dan
selama 24 jam dengan menggunakan busa lebih dari 2 cm maka positif kuat
labu bersumbat sambil berkali-kali (Mojab et al., 2003).
dikocok selama 6 jam pertama. d) Identifikasi Triterpenoid
Kemudian didiamkan selama 18 jam dan Ekstrak 0,5 g dalam tabung reaksi
disaring cepat untuk menghindarkan ditambahkan 2 mL etanol 70% kemudian
penguapan etanol. Filtrat sebanyak 5 mL diaduk, ditambahkan 1 mL kloroform
diuapkan dalam cawan dangkal berdasar dan 1 mL asetat anhidrida lalu
rata yang telah ditara (W0) dengan cara didinginkan. Setelah dingin, ditambahkan
didiamkan sampai pelarutnya menguap H2SO4. Jika terjadi warna kemerahan,
dan tersisa residunya, panaskan residu

179
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493

menunjukkan adanya triterpenoid reduksi garam kuning tetrazolium MTT (3-


(Ghosal et al., 2012). (4,5-dimetiltiazol-2-il)-2,5-
e) Identifikasi steroid difeniltetrazolium bromid) oleh sistem
Ekstrak 0,5 g dalam tabung reaksi reduktase. Suksinat tetrazolium yang
ditambahkan 2 mL etanol 70% kemudian termasuk dalam rantai respirasi dalam
diaduk, ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat mitokondria sel-sel yang hidup
dengan cara diteteskan pelan-pelan dari membentuk kristal formazan berwarna
sisi dinding tabung reaksi. Pembentukan ungu dan tidak larut dalam air.
cincin warna merah menunjukkan adanya Penambahan reagen stopper (bersifat
steroid (Ghosal et al., 2012). detergenik) akan melarutkan kristal
f) Identifikasi Tanin berwarna ini yang kemudian diukur
Ekstrak 0,5 g dalam cawan absorbansinya menggunakan Elisa Reader.
ditambahkan 2 mL etanol 70% kemudian Intensitas warna ungu yang terbentuk
diaduk, ditambahkan FeCl3 sebanyak 3 proporsional dengan jumlah sel yang
tetes, jika menghasilkan biru hidup. Sehingga jika intensitas warna ungu
karakteristik, biru-hitam, hijau atau biru- semakin besar, maka jumlah sel yang
hijau dan endapan (Mojab et al., 2003). hidup semakin banyak (Anonim, 2016).
5. Penentuan Kadar Flavonoid
Penentuan kadar flavonoid dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
spektrofotometri UV-Vis menggunakan
reagen aluminium klorida. Sebanyak 2 mL Hasil Determinasi Tumbuhan
larutan ekstrak dengan konsentrasi 50 Determinasi tumbuhan dilakukan
µg/mL, ditambahkan dengan 2 mL di Taksonomi Tumbuhan Jurusan Biologi
aluminium klorida 2% yang telah Fakultas Matematika Dan Ilmu
dilarutkan dengan etanol, kemudian Pengetahuan Alam. Hasil determinasi
divorteks selama 20 menit, inkubasi menunjukkan bahwa sampel yang
campuran larutan selama 24 menit. Ukur digunakan adalah tumbuhan Keji Beling
absorban pada 415 nm. Buat perhitungan (Strobilanthes crispa (L.) Blume).
rata-rata 3 kali pengukuran dan kandungan Hasil Penyiapan Simplisia dan Ekstrak
flavonoid dinyatakan dengan kesetaraan Dari hasil ekstraksi 239,4 gram
pembanding baku kuersetin (Chang et al., serbuk simplisia daun keji beling
2002). (Strobilanthes crispa (L.) Blume)
diperoleh ekstrak etanol daun keji beling
Uji Aktivitas pada Sel Kanker (Strobilanthes crispa (L.) Blume) sebesar
Dalam uji aktivitas antikanker 12,2 gram. Dengan demikian rendemen
terhadap sel kanker payudara T47D, ekstrak etanol daun keji beling
digunakan metode MTT Assay. Prinsip (Strobilanthes crispa (L.) Blume) yaitu
dari metode MTT Assay yaitu terjadinya sebesar 5,096%.

180
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493

Tabel 1. Hasil Pengujian Identitas Ekstrak Etanol Daun Keji Beling (Strobilanthes crispa (L.)
Blume)
Identitas Tumbuhan
Nama ekstrak Ekstrak etanol daun keji beling
Nama latin tumbuhan Strobilanthes crispa (L.) Blume
Bagian tumbuhan yang digunakan Daun
Nama Indonesia tumbuhan Keji Beling

Tabel 2. Hasil Uji Organoleptik Ekstrak Etanol Daun Keji Beling (Strobilanthes crispa (L.)
Blume)
Uji Organoleptik
Warna Hijau pekat
Bau Khas keji beling
Rasa Sepat
Bentuk Ekstrak kental

Tabel 3. Hasil Uji Senyawa Terlarut dalam Pelarut Tertentu Ekstrak Etanol Daun Keji
Beling (Strobilanthes crispa (L.) Blume)
Uji Senyawa Terlarut dalam Pelarut Tertentu
Air 50,577 % ± 4,083 %
Etanol 66,944 % ± 4,055%

Tabel 4. Hasil Uji Kandungan Kimia Ekstrak Etanol Daun Keji Beling (Strobilanthes crispa
(L.) Blume)
Golongan Senyawa Hasil
Alkaloid +
Flavonoid +
Saponin +
Triterpenoid +
Steroid +
Tanin +

Hasil Penentuan Kadar Flavonoid Tabel 5. Data Hasil Uji MTT Assay
Terlebih dahulu dibuat kurva Ekstrak Etanol Daun Keji Beling
kalibrasi dari standard flavonoid (Strobilanthes crispa (L.) Blume)
(kuersetin). Setelah diperoleh kurva Terhadap Sel Kanker Payudara T47D
kalibrasi dan persamaan regresi liniernya,
maka dapat ditentukan kadar flavonoid
total yang terkandung dalam ekstrak etanol Konsentrasi Rata-rata % Sel Hidup
daun keji beling (Strobilanthes crispa (L.) (µg/ml) absorbansi
Blume) pada konsentrasi 100 ppm yaitu 1000 0,427 40,449 %
sebesar 5,449 ± 0,044 mg/kg. 500 0,833 86,067 %
250 0,885 91,910 %

181
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493

125 0,858 88,876 % pemanfaatan tumbuhan untuk digunakan


62,5 0,874 90,674 % dalam berbagai hal (penelitian, bahan baku
31,25 0,871 90,337 % obat dan sebagainya) perlu menggunakan
15,625 0,884 91,798 % tumbuhan yang tepat sehingga hasil yang
didapatkan seobjektif mungkin.
Kontrol Sel 0,957
Kontrol 0,067 Langkah pertama dalam pengerjaan
Media yaitu dengan melakukan ekstraksi daun
keji beling. Pelarut yang digunakan dalam
Tabel 5. Data Hasil Uji MTT Assay proses ektraksi ini yaitu etanol. Tingkat
Doxorubisin Terhadap Sel polaritas dari suatu pelarut sangat
Kanker Payudara T47D menentukan hasil ekstraksi dan aktivitas
yang terkandung dalam ekstrak. Beberapa
kriteria yang diperkirakan baik sebagai
Konsentrasi Rata-rata % Sel Hidup pelarut untuk dipakai dalam ekstrak
(µg/ml) absorbansi fenolik tumbuhan antara lain yaitu
100 0,350 33,061 % konstanta dielektrik (30-80) dan memiliki
50 0,465 46,441 % titik didih (75-100 oC). Etanol adalah
25 0,470 46,986 % pelarut yang memiliki konstanta dielektrik
12,5 0,461 45,935 % 24,30 dengan titik didih 78oC (Suryanto,
6,25 0,498 50,331 % 2012).
3,125 0,518 52,625 %
Standardisasi dibutuhkan untuk
Kontrol Sel 0,957
menjamin aspek keamanan dan stabilitas
Kontrol Media 0,067
dari ekstrak yang ada. Hal ini juga
dimaksudkan agar produk ekstrak yang
Analisis Data ada mempunyai data parameter tertentu
Nilai IC50 ekstrak etanol daun keji yang konstan. Pada pemeriksaan
beling (Strobilanthes crispa (L.) Blume) organoleptik ekstrak yang meliputi bau,
dan kontrol positif doxorubisin didapatkan warna, rasa dan bentuk ekstrak didapatkan
dengan regresi linear dengan hasil yaitu ekstrak etanol daun keji beling
menggunakan microsoft excel. Dari memiliki bau yang khas, berwarna hijau
persamaan linear didapatkan nilai IC50 pekat, rasa sepat dan bentuk ekstrak yang
yaitu . Sedangkan nilai IC50 kental. Data organoleptik dari ekstrak
kontrol positif doxorubisin yaitu tersebut merupakan salah satu parameter
. spesifik yang ditentukan dengan
menggunakan panca indera. Hal ini
PEMBAHASAN bertujuan sebagai langkah awal untuk
Determinasi tumbuhan merupakan pengenalan secara sederhana dan subyektif
proses dalam menentukan nama/jenis dari ekstrak yang akan
tumbuhan secara spesifik. Determinasi distandardisasi.Pada pengujian senyawa
bertujuan untuk mendapatkan spesies yang terlarut dalam pelarut tertentu,
tumbuhan yang spesifik dan tepat sasaran. digunakan pelarut yang berbeda tingkat
Hal tersebut dikarenakan dalam polaritasnya yaitu air dan etanol. Data

182
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493

parameter pada pengujian senyawa yang Forth. Timbulnya buih pada uji Forth
terlarut dalam pelarut tertentu bukanlah menunjukkan adanya glikosida yang
data yang mendasar atau fundamental mempunyai kemampuan membentuk buih
terkait efek farmakologis dari suatu (busa) dalam air yang terhidrolisis menjadi
ekstrak/tumbuhan. Namun data ini glukosa dan senyawa lainnya. Hal ini
digunakan sebagai gambaran awal dikarenakan sifat khas dari saponin yaitu
kandungan senyawa-senyawa aktif pembentuk buih, sehingga dalam uji
berdasarkan sifat polaritas yaitu yang identifikasi saponin dapat dilihat melalui
bersifat polar (larut dalam air) dan yang pembentukan buih.
bersifat semi polar dan non polar (larut
dalam etanol). Senyawa-senyawa aktif Identifikasi Steroid dan
inilah yang secara langsung bertanggung Triterpenoid digunakan metode
jawab terhadap aktivitas dari tumbuhan Lieberman-Burchard. Uji Lieberman-
yang ada. Burchard merupakan uji karakteristik dari
steroid dan triterpenoid. Asam yang
Dalam pengujian identifikasi digunakan (H2SO4 atau bisa menggunakan
alkaloid, digunakan reagen Meyer sebagai CH3COOH) akan membentuk cincin
larutan uji. Prinsip dari identifikasi karakteristik (steroid) dan perubahan
alkaloid yaitu terbentuknya endapan warna (triterpenoid). Hal ini dikarenakan
alkaloid dari penambahan reagen Meyer. adanya reaksi antara sterol atau triterpen
Dalam uji tersebut menunjukkan bahwa dengan asam.
tumbuhan keji beling (Strobilanthes crispa
(L.) Blume) memiliki kandungan senyawa Uji fitokimia dengan menggunakan
bioaktif alkaloid. FeCl3 digunakan untuk menentukan
apakah sampel mengandung gugus fenol.
Dalam uji Flavonoid, digunakan Adanya gugus fenol ditunjukkan dengan
serbuk magnesium untuk mereduksi ikatan warna hijau kehitaman atau biru tua
glikosida flavonoid. Di dalam tumbuhan, setelah penambahan FeCl3, sehingga
senyawa flavonoid berikatan dengan suatu apabila uji fitokimia dengan FeCl3
gula membentuk senyawa yang disebut memberikan hasil positif dimungkinkan
glikosida flavonoid. Glikosida adalah dalam sampel tersebut terdapat senyawa
senyawa yang terdiri dari senyawa glikon fenol dan dimungkinkan salah satunya
(gula) dan senyawa aglikon (bukan gula). adalah tanin karena tanin adalah senyawa
Dalam hal ini, senyawa yang bukan gula polifenol. Terbentuknya warna hijau
adalah flavonoid. Ikatan glikosida kehitaman atau biru tua pada ekstrak
flavonoid inilah yang menghambat proses setelah ditambahkan FeCl3 karena tanin
penarikan senyawa oleh pelarut. Oleh akan membentuk senyawa kompleks
karena itu, perlu ditambahkannya serbuk dengan ion Fe3+.
magnesium untuk mereduksi ikatan
glikosida dengan flavonoid. Proses Penentuan kadar flavonoid ini
mereduksi ikatan dilakukan dalam suasana bertujuan untuk melihat apakah senyawa
asam dengan menambahkan HCl pekat. flavonoid dalam ekstrak etanol daun keji
beling (Strobilanthes crispa (L.) Blume)
Pada uji kualitatif saponin berperan dalam aktivitas sitotoksik dalam
dilakukan dengan menggunakan metode

183
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493

penentuan IC50 terhadap sel kanker Penggunaan Doxorubisin dalam penelitian


payudara T47D. ini dilakukan untuk membandingkan
aktivitas sitotoksik senyawa ekstrak daun
Dari hasil yang ada, nilai IC50 yang keji beling (Strobilanthes crispa (L.)
didapatkan untuk ekstrak etanol daun Keji Blume) dengan antibiotik yang biasa
Beling (Strobilanthes crispa (L.) Blume) digunakan dalam pengobatan kanker.
yaitu sebesar dan untuk
kontrol positif doxorubisin sebesar KESIMPULAN
8,923 . Menurut NCI (National
Dari hasil penelitian yang
Cancer Institute), suatu ekstrak dinyatakan
didapatkan, maka dapat disimpulkan
memiliki aktivitas antikanker tinggi
bahwa:Ekstrak etanol daun keji beling
apabila memiliki nilai IC50 < 30 µg/ml,
(Strobilanthes crispa (L.) telah
memiliki aktivitas antikanker moderat
terstandardisasi parameter spesifik dengan
apabila memiliki 30 µg/ml ≤ IC50 < 100
data yang meliputi idetintas ekstrak,
µg/ml dan tidak aktif apabila nilai IC50 >
organoleptik ekstrak, kandungan total
100 µg/ml (Zheng et al., 2000). Jika dilihat
senyawa yang terlarut dalam air dan
dari nilai IC50 yang didapatkan, ekstrak
etanol, data skrining fitokimia ekstrak, dan
etanol daun keji beling (Strobilanthes
total flavonoid ekstrak. Nilai IC50 ekstrak
crispa (L.) Blume) masuk dalam aktivitas
etanol daun keji beling (Strobilanthes
antikanker yang tidak aktif. Dalam
crispa (L.) terhadap sel kanker payudara
penelitian sebelumnya, bahwa fraksi n-
T47D dengan menggunakan persamaan
heksana daun keji beling memiliki nilai
regresi linear adalah
aktivitas antikanker yang baik karena hasil
dengan pembanding kontrol positif
pengujian dengan metode BSLT
menunjukkan bahwa nilai LC50 dari fraksi doxorubisin adalah
n-heksana adalah 33,49 µg/ml. SARAN
1. Perlu dilakukan penelitian lebih
Dalam penelitian ini terlihat bahwa lanjut tentang standardisasi ekstrak
kompleksitas senyawa ekstrak sangat etanol daun keji beling
mempengaruhi aktivitas antikanker yang (Strobilanthes crispa (L.) terutama
diujikan secara in-vitro. Dengan begitu, data parameter spesifik (kandungan
perlu dilakukan fraksinasi atau total alkaloid, saponin, triterpenoid,
memperoleh senyawa isolat yang secara steroid, tannin) serta data
khusus berperan dalam aktivitas sitotoksik parameter non spesifik.
terhadap sel kanker payudara T47D. Perlu 2. Perlu dilakukan fraksinasi atau
juga dilakukan pengujian terhadap sel partisi terhadap ekstrak etanol daun
kanker yang lain, karena bisa saja senyawa keji beling (Strobilanthes crispa
antioksidan dari ekstrak etanol daun keji (L.) untuk mendapatkan fraksi
beling (Strobilanthes crispa (L.) Blume) yang memberikan aktivitas
berperan dalam sitotoksisitas pada sel antikanker.
kanker yang lain. Sedangkan pada nilai 3. Perlu diujikan kepada sel kanker
IC50 doxorubisin menunjukkan bahwa yang lain seperti sel kanker HeLa,
doxorubisin masuk dalam kategori WiDr, dan sel kanker lainnya
aktivitas antikanker yang tinggi. kemampuan ekstrak etanol daun

184
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493

keji beling (Strobilanthes crispa Kementerian Kesehatan RI. 2015. Stop


(L.) dalam menunjukkan aktivitas Kanker. Pusat Data dan Informasi
antikanker. Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.

Mojab, F., Kamalinejad, M., Ghaderi, N.,


DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2016. www. and Vahidipour, H. R. 2003.
ccrc.farmasi.ugm.ac.id. [5 Oktober Phytochemical Screening Of Some
2016]. Species Of Iranian Plants. Iranian
Journal Of Pharmaceutical Research.
Burstein, HJ., Winer, EP. 2000. Primary Pp. 77-82
Care Of Survivors of Breast Cancer.
US Departement of Health and Rahma, M., Hardianti, S., dan Susanti, E.
Human Services, Bethesda USA. 2011. Aktivitas Sitotoksik Ekstrak
Heksana, Diklorometana, dan Metanol
Chang, C. Y. M., dan Wen, H. C. J. 2002. Daun Keji Beling (Sericocalyx
Estimation of Total Flavonoid Content crispus. L) terhadap Artemia salina
in Propolis by Two Complementary Leach. Di dalam: Peranan dan
Colorimetric Methods. J. Food Drug Kontribusi Herbal dalam Terapi
Anal. 178-181 Penyakit degeneratif. Prosiding
Seminar Nasional; Semarang, 17
Departemen Kesehatan RI. 2000. Desember 2011. Fakultas Farmasi
Parameter Standar Umum Ekstrak UNWAHAS. Halaman 71-74.
Tumbuhan Obat. Direktorat Jendral
Pengawasan Obat dan Makanan, Saifudin, A., Rahayu, V., dan Teruna, H.
Jakarta. 2011. Standardisasi Bahan Obat
Alam. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Dewoto, H. R. 2007. Pengembangan Obat
Tradisional Indonesia Menjadi Suryanto, E. 2012. Fitokimia Antioksidan.
Fitofarmaka. Majalah Kedokteran Putra Media Nusantara, Surabaya.
Indonesia. 57 (7). Hal. 205-211.
Thomas, A.N.S. 1989. Tanaman Obat
Ghosal, M. And Mandal, P. 2012. Tradisional 1. Kanisius, Yogyakarta.
Phytochemical Screening and
Antioxidant Activities of Two
Selected ‘Bihi’ Fruits Used as
Vegetables In Darjeeling Himalaya.
International Journal of Pharmacy
and Pharmaceutical Sciences. ISSN:
0974-1491

Kementerian Kesehatan RI. 2000.


Pedoman Pelaksanaan Uji Klinik
Obat Tradisional. Direktorat Jenderal
Pengawasan Obat dan Makanan,
Jakarta.

185

Anda mungkin juga menyukai