1 SM PDF
1 SM PDF
ABSTRACT
In Indonesia, keji beling are used by the community as a traditional medicine ingredient to
cure some diseases. Standardization is an important stage in conducting research and development of
natural medicine in Indonesia to ensure the quality and safety of the drug. This study aimed to obtain
the standardization of specific parameter data and determine the IC50 value of the ethanol extract of
the leaves of keji beling (Strobilanthes crispa (L.) Blume). This study is an experimental laboratory
and testing the anticancer activity against breast cancer cells in vitro is done using the MTT assay.
The results obtained by the standardization of data-specific parameters such as extract identity,
organoleptic extract, total content of compounds that are dissolved in water and ethanol, data of
phytochemical screening of extract and total flavonoids of extract and IC50 value of 968.041 μg / ml
by comparison to the positive control Doxorubicin is 8.923 μg / ml. Therefore, keji beling are
included in inactive anticancer activity.
Keywords: Standardization of specific parameters, cavity, breast cancer cell T47D, MTT Assay, IC50.
ABSTRAK
Di Indonesia, tumbuhan keji beling digunakan oleh masyarakat sebagai bahan obat tradisional
untuk menyembuhkan beberapa macam penyakit. Standardisasi merupakan tahapan penting dalam
melakukan penelitian dan pengembangan obat bahan alam di Indonesia untuk menjamin mutu dan
keamanan dari sediaan obat tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data parameter
spesifik standardisasi dan mengetahui nilai IC50 dari ekstrak etanol daun keji beling (Strobilanthes
crispa (L.) Blume). Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium dan uji aktivitas antikanker
terhadap sel kanker payudara dilakukan secara in-vitro dengan menggunakan metode MTT assay.
Hasil yang diperoleh yaitu data standardisasi parameter spesifik seperti idetintas ekstrak, organoleptik
ekstrak, kandungan total senyawa yang terlarut dalam air dan etanol, data skrining fitokimia ekstrak,
dan total flavonoid ekstrak dan nilai IC50 sebesar dengan pembanding kontrol positif
doxorubisin adalah . Dengan demikian, keji beling termasuk dalam aktivitas antikanker
yang tidak aktif.
Kata kunci: Standardisasi parameter spesifik, keji beling, sel kanker payudara T47D, MTT Assay,
IC50.
176
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493
177
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493
178
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493
bagian tumbuhan yang digunakan, dan pada suhu 105oC hingga bobot tetap
nama Indonesia tumbuhan (Departemen (W2) (Saifudin et al., 2011).
Kesehatan RI, 2000). 4 Uji Kandungan Kimia Ekstrak
2. Organoleptik a) Identifikasi Alkaloid
Penetapan organoleptik yaitu Ekstrak 0,5 g dalam tabung reaksi
dengan pengenalan secara fisik dengan ditambahkan 2 mL etanol 70% kemudian
menggunakan panca indera dalam diaduk, ditambahkan 5 mL HCl 2 N,
mendeskripsikan bentuk, warna, bau dan dipanaskan pada penangas air. Setelah
rasa. (Departemen Kesehatan RI, 2000). dingin, campuran disaring dan filtrat
3. Senyawa Terlarut Dalam Pelarut ditambahkan beberapa tetes reagen
Tertentu Mayer. Sampel kemudian diamati hingga
Pengujian senyawa terlarut dalam keruh atau ada endapan (Mojab et al.,
pelarut tertentu dalam ekstrak terdiri dari 2003).
kadar senyawa yang terlarut dalam air dan b) Identifikasi Flavonoid
kadar senyawa yang terlarut dalam etanol Ekstrak 0,5 g dalam cawan
a) Kadar Senyawa yang Larut dalam ditambahkan 2 mL etanol 70% kemudian
Air diaduk, ditambahkan serbuk magnesium
Sejumlah 1 g ekstrak (W1) 0,5 g dan 3 tetes HCl pekat.
dimaserasi dengan 25 mL kloroform Terbentuknya warna jingga sampai
selama 24 jam, menggunakan labu ukur merah menunjukkan adanya flavon,
sambil berkali-kali dikocok selama 6 jam merah sampai merah padam
pertama. Kemudian didiamkan selama 18 menunjukkan adanya flavanol, merah
jam dan disaring. Filtrat sebanyak 5 mL padam sampai merah keunguan
diuapkan dalam cawan berdasar rata menunjukkan adanya flavanon (Mojab et
yang telah ditara (W0) dengan cara al., 2003).
didiamkan sampai pelarutnya menguap c) Identifikasi Saponin
dan tersisa residunya, kemudian Ekstrak 0,5 g dalam tabung reaksi
dipanaskan residu pada suhu 105oC ditambahkan 2 mL etanol 70% kemudian
hingga bobot tetap (W2) (Saifudin et al., diaduk, ditambahkan dengan 20 mL
2011). aquabides dan dikocok kemudian
b) Kadar Senyawa yang Larut dalam didiamkan selama 15-20 menit. Jika tida
Etanol ada busa maka negatif saponin, busa
Sejumlah 1 g ekstrak (W1) lebih dari 1 cm maka positif lemah,
dimaserasi dengan 25 mL etanol 96%, tinggi 1,2 cm maka positif saponin, dan
selama 24 jam dengan menggunakan busa lebih dari 2 cm maka positif kuat
labu bersumbat sambil berkali-kali (Mojab et al., 2003).
dikocok selama 6 jam pertama. d) Identifikasi Triterpenoid
Kemudian didiamkan selama 18 jam dan Ekstrak 0,5 g dalam tabung reaksi
disaring cepat untuk menghindarkan ditambahkan 2 mL etanol 70% kemudian
penguapan etanol. Filtrat sebanyak 5 mL diaduk, ditambahkan 1 mL kloroform
diuapkan dalam cawan dangkal berdasar dan 1 mL asetat anhidrida lalu
rata yang telah ditara (W0) dengan cara didinginkan. Setelah dingin, ditambahkan
didiamkan sampai pelarutnya menguap H2SO4. Jika terjadi warna kemerahan,
dan tersisa residunya, panaskan residu
179
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493
180
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493
Tabel 1. Hasil Pengujian Identitas Ekstrak Etanol Daun Keji Beling (Strobilanthes crispa (L.)
Blume)
Identitas Tumbuhan
Nama ekstrak Ekstrak etanol daun keji beling
Nama latin tumbuhan Strobilanthes crispa (L.) Blume
Bagian tumbuhan yang digunakan Daun
Nama Indonesia tumbuhan Keji Beling
Tabel 2. Hasil Uji Organoleptik Ekstrak Etanol Daun Keji Beling (Strobilanthes crispa (L.)
Blume)
Uji Organoleptik
Warna Hijau pekat
Bau Khas keji beling
Rasa Sepat
Bentuk Ekstrak kental
Tabel 3. Hasil Uji Senyawa Terlarut dalam Pelarut Tertentu Ekstrak Etanol Daun Keji
Beling (Strobilanthes crispa (L.) Blume)
Uji Senyawa Terlarut dalam Pelarut Tertentu
Air 50,577 % ± 4,083 %
Etanol 66,944 % ± 4,055%
Tabel 4. Hasil Uji Kandungan Kimia Ekstrak Etanol Daun Keji Beling (Strobilanthes crispa
(L.) Blume)
Golongan Senyawa Hasil
Alkaloid +
Flavonoid +
Saponin +
Triterpenoid +
Steroid +
Tanin +
Hasil Penentuan Kadar Flavonoid Tabel 5. Data Hasil Uji MTT Assay
Terlebih dahulu dibuat kurva Ekstrak Etanol Daun Keji Beling
kalibrasi dari standard flavonoid (Strobilanthes crispa (L.) Blume)
(kuersetin). Setelah diperoleh kurva Terhadap Sel Kanker Payudara T47D
kalibrasi dan persamaan regresi liniernya,
maka dapat ditentukan kadar flavonoid
total yang terkandung dalam ekstrak etanol Konsentrasi Rata-rata % Sel Hidup
daun keji beling (Strobilanthes crispa (L.) (µg/ml) absorbansi
Blume) pada konsentrasi 100 ppm yaitu 1000 0,427 40,449 %
sebesar 5,449 ± 0,044 mg/kg. 500 0,833 86,067 %
250 0,885 91,910 %
181
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493
182
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493
parameter pada pengujian senyawa yang Forth. Timbulnya buih pada uji Forth
terlarut dalam pelarut tertentu bukanlah menunjukkan adanya glikosida yang
data yang mendasar atau fundamental mempunyai kemampuan membentuk buih
terkait efek farmakologis dari suatu (busa) dalam air yang terhidrolisis menjadi
ekstrak/tumbuhan. Namun data ini glukosa dan senyawa lainnya. Hal ini
digunakan sebagai gambaran awal dikarenakan sifat khas dari saponin yaitu
kandungan senyawa-senyawa aktif pembentuk buih, sehingga dalam uji
berdasarkan sifat polaritas yaitu yang identifikasi saponin dapat dilihat melalui
bersifat polar (larut dalam air) dan yang pembentukan buih.
bersifat semi polar dan non polar (larut
dalam etanol). Senyawa-senyawa aktif Identifikasi Steroid dan
inilah yang secara langsung bertanggung Triterpenoid digunakan metode
jawab terhadap aktivitas dari tumbuhan Lieberman-Burchard. Uji Lieberman-
yang ada. Burchard merupakan uji karakteristik dari
steroid dan triterpenoid. Asam yang
Dalam pengujian identifikasi digunakan (H2SO4 atau bisa menggunakan
alkaloid, digunakan reagen Meyer sebagai CH3COOH) akan membentuk cincin
larutan uji. Prinsip dari identifikasi karakteristik (steroid) dan perubahan
alkaloid yaitu terbentuknya endapan warna (triterpenoid). Hal ini dikarenakan
alkaloid dari penambahan reagen Meyer. adanya reaksi antara sterol atau triterpen
Dalam uji tersebut menunjukkan bahwa dengan asam.
tumbuhan keji beling (Strobilanthes crispa
(L.) Blume) memiliki kandungan senyawa Uji fitokimia dengan menggunakan
bioaktif alkaloid. FeCl3 digunakan untuk menentukan
apakah sampel mengandung gugus fenol.
Dalam uji Flavonoid, digunakan Adanya gugus fenol ditunjukkan dengan
serbuk magnesium untuk mereduksi ikatan warna hijau kehitaman atau biru tua
glikosida flavonoid. Di dalam tumbuhan, setelah penambahan FeCl3, sehingga
senyawa flavonoid berikatan dengan suatu apabila uji fitokimia dengan FeCl3
gula membentuk senyawa yang disebut memberikan hasil positif dimungkinkan
glikosida flavonoid. Glikosida adalah dalam sampel tersebut terdapat senyawa
senyawa yang terdiri dari senyawa glikon fenol dan dimungkinkan salah satunya
(gula) dan senyawa aglikon (bukan gula). adalah tanin karena tanin adalah senyawa
Dalam hal ini, senyawa yang bukan gula polifenol. Terbentuknya warna hijau
adalah flavonoid. Ikatan glikosida kehitaman atau biru tua pada ekstrak
flavonoid inilah yang menghambat proses setelah ditambahkan FeCl3 karena tanin
penarikan senyawa oleh pelarut. Oleh akan membentuk senyawa kompleks
karena itu, perlu ditambahkannya serbuk dengan ion Fe3+.
magnesium untuk mereduksi ikatan
glikosida dengan flavonoid. Proses Penentuan kadar flavonoid ini
mereduksi ikatan dilakukan dalam suasana bertujuan untuk melihat apakah senyawa
asam dengan menambahkan HCl pekat. flavonoid dalam ekstrak etanol daun keji
beling (Strobilanthes crispa (L.) Blume)
Pada uji kualitatif saponin berperan dalam aktivitas sitotoksik dalam
dilakukan dengan menggunakan metode
183
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493
184
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493
185