Anda di halaman 1dari 17

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Guru Pembimbing : Sidik Purnomo S.PdT

Disusun Oleh :
Kiswantoro Eko Hartono

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Satuan Pendidikan : SMK Muhammadiyah Prambanan (Sleman)


Mata Pelajaran : TDO
Materi Pokok : Motor Bakar
Kompetensi Keahlian : Teknik Otomotif ( TKR & TBSM )
Kelas/ Semester : X/1
Disusun Oleh : Kiswantoro Eko Hartono
Alokasi Waktu : 480 menit

A. Kompetensi Inti

KI 3 (Pengetahuan) : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,


konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan,teknologi, seni, budaya, dan humaniora
denganwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 (Ketrampilan) : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator

3.4 Menjelaskan konsep motor bakar 3.4.1 Menjelaskan prinsip dasar kerja
motor bakar
3.4.2 Prinsip kerja motor bensin 2 tak
dan 4 tak
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik dapat :

1. Menjelaskan secara umum prinsip dasar kerja motor bakar.


2. Menyebutkan komponen motor bakar.
3. Membedakan prinsip kerja motor 2 tak dan 4 tak.

D. Materi Pembelajaran
1. Konsep kerja Motor Bakar ( 2 Tak & 4 Tak )

E. Metode Pembelajaran

1. Pendekatan Pembelajaran : Saintifik


2. Model Pembelajaran : Inquiry based learning
3. Metode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi dan Penugasan

F. Media Pembelajaran
1. Laptop dan LCD
2. Power Point
3. Video/film
4. Papan tulis, Spidol, Penghapus

G. Sumber Belajar
1. Lembar Materi
2. Buku Paket
3. Internet

H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Langkah kegiatan pembelajaran di sajikan sesuai kegiatan yang dilakukan guru dan
siswa dalam proses kegiatan pembelajaran sebagai berikut :
Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Kegiatan
Peserta didik Keterampilan Guru waktu
Pendahuluan  Peserta didik  Memberi Salam
menjawab salam
 Bila belum rapi  Guru memeriksa
peserta didik kesiapan tempat
membenahi pembelajaran
(kebersihan dan
kenyamanan)
 Berdoa  Berdoa
 Tadarus Qur’an  Tadarus Qur’an
 Mengontrol kehadiran
peserta didik
 Sholat Duha  Sholat Duha
 Mengamati dan  Menyampaikan
mencermati mengikuti penjelasan materi 40 menit
penjelasan guru garis besar dan tujuan
pembelajaran dan
penilaian yang akan
dilaksanakan
 Communicative
 Peserta didik membagi  Membagi kelompok
kelompok sesuai serta menjelaskan
dengan arahan guru tehnik pelaksanaan
serta memperhatikan pembelajaran
penjelasan tehnik kelompok
pelaksanaan
pemelajaran
kelompok.

Inti Mengamati (90 menit)  Guru menjelaskan


Presentasi dan dan menayangkan
tayangan/gambar tentang video tentang
pemeliharaan roda dan pemeliharaan roda
ban dan ban melalui
power point serta
menayangkan video
Menanya (20 menit)  Guru memberi
 Critical
Mengajukan pertanyaan kesempatan peserta
menyangkut presentasi dan didik menanyakan
tayangan/gambar atau teks 420 menit
bila ada yang belum
pembelajaran tentang dipahami, dan bila
pemeliharaan roda dan sudah paham
ban membuat pertanyaan
sambil
mengendalikan situasi
bila mana perlu dan
menginformasikan
batas waktu yang
tersedia saat
menjelang habis.
Mengumpulkan
informasi (60menit)
 Guru
Mencatat dan membuat menginformasikan
gambar komponen roda agar peserta didik
dan ban serta untuk mencatat dan
komponennya menggambar roda
dan ban serta susunan
komponennya secara
Mengasosiasi (160 individu
menit)

Menerangkan beserta
 Guru membagikan
mencocokkan dengan
fungsinya kertas soal
latihan/job sheet
menunjukan soal
latihan kepada
setiap kelompok
untuk dipraktekkan
dan didiskusikan
Mengkomunikasikan  Guru mengamati
(90 Menit) aktifitas diskusi dan
mengendalikan
situasi bila
dipandang perlu

Membuat laporan hasil  Creative  Guru meminta


praktik individu masing-masing
indiidu membuat
laporan hasil praktik
untuk dikumpulkan
 Bila terjadi
kesalahan dalam
membuat laporan
hasil praktik baik
format maupun isi
laporan, guru
meminta untuk
membenahi
laporannya

Penutup  Salah satu atau lebih  Collaborative  Guru mengarahkan


peserta didik peserta didik untuk
menyimpulkan tentang membuat
pemeliharaan roda dan kesimpulan 20 menit
ban, baik pemeriksaan
dan pelepasan serta
pemasangan roda dan  Guru memberikan
ban beberapa soal
 Tes tertulis bentuk latihan
uraian mengenai
penyelesaian masalah
sederhana yang terkait
pemeliharaan roda dan  Guru memeriksa
ban kebersihan sebelum
mengakhiri
 Bila belum rapi peseta pembelajaran
didik membenahi

 Peserta didik  Guru mengakhiri


memperhatikan dengan kegiatan
cermat untuk pembelajaran
mempelajari materi dengan memberikan
lebih lanjut. pesan untuk
mempelajari materi
berikutnya.
 Berdoa  Berdoa
.

I. PENILAIAN HASIL BELAJAR

1. Teknik Penilaian : pengamatan, tes tertulis dan unjuk kerja


2. Tugas tidak terstruktur : artikel tentang pemeliharaan roda dan ban
3. Prosedur penilaian :

Aspek yang
No Teknik Penilaian Waktu Penilaian
dinilai
1. Sikap Pengamatan Dalam
a. Bekerjasama dalam kegiatan kelompok. pembelajaran dan
saat diskusi
b. Toleran terhadap proses pemecahan (selama kegiatan
masalah yang berbeda. inti)
2. Pengetahuan Tes tertulis bentuk uraian mengenai Ulangan
penyelesaian masalah sederhana yang terkait Penyelesaian tugas
dengan pemeliharaan roda dan ban individu,pada
akhir KD
Aspek yang
No Teknik Penilaian Waktu Penilaian
dinilai
3. Keterampilan Portofolio
Menyusun dan membuat rangkuman dari Penyelesaian tugas
tugas-tugas yang sudah diselesaikan/laporan (baik individu
praktik maupun
kelompok) dan
saat diskusi pada
akhir semester

Fomat penilaian hasil pembelajaran


NAMA PESERTA SIKAP RATA
NO PENGETAHUAN KETRAMPILAN
DIDIK 1 2 RATA

1
2
3
4
5
6
7

Keterangan:
1. Indikator sikap bekerjasama dalam kerja kelompok.
a. Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk bekerjasama dalam
kegiatan kelompok.
b. Baik jika sudah ada usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok
tetapi masih belum ajeg/konsisten.
c. Sangat baik jika sudah menunjukkan bekerjasama dalam kegiatan kelompok
secara terus menerus dan ajeg/konsisten.

2. Toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda


a. Kurang baik jika sama sekali tidak memberi toleransi kepada teman dikusi
b. Baik jika ada usaha untuk memberi toleransi dalam pembelajaran tetapi
belum ajeg/konsisten
c. Sangat baik jika sudah menunjukkan toleransi yang tinggi dengan argumen
yang sistematis dalam menyelesaikan tugas kelompok secara terus menerus
dan ajeg/konsisten

Soal Praktik
1. Lakukan pengidentifikasian roda dan ban

Lembar Unjuk Kerja


Terlampir

Yogyakarta, 2018

Mengetahui,

Guru Pembimbing Mahasiswa PLT

Sidik Purnomo S.PdT Kiswantoro Eko Hartono

NBM. 1148251 NIM. 15504241013


MATERI AJAR
PENGERTIAN DAN CARA KERJA MESIN 4 TAK, 2 TAK

Motor Bakar 4 Tak

Four stroke engine adalah sebuah mesin dimana untuk menghasilkan sebuah
tenaga memerlukan empat proses langkah naik-turun piston, dua kali rotasi kruk as, dan
satu putaran noken as (camshaft). Empat proses tersebut terbagi dalam siklus :
Langkah hisap : Bertujuan untuk memasukkan kabut udara – bahan bakar ke dalam
silinder. Sebagaimana tenaga mesin diproduksi tergantung dari jumlah bahan-bakar yang
terbakar selama proses pembakaran.
Prosesnya adalah ;
1. Piston bergerak dari Titik Mati Atas (TMA) menuju Titik Mati Bawah (TMB).
2. Klep inlet terbuka, bahan bakar masuk ke silinder
3. Kruk As berputar 180 derajat
4. Noken As berputar 90 derajat
5. Tekanan negatif piston menghisap kabut udara-bahan bakar masuk ke silinder
———————————————————————————————————
——————————–
LANGKAH KOMPRESI

Langkah Kompresi
Dimulai saat klep inlet menutup dan piston terdorong ke arah ruang bakar akibat
momentum dari kruk as dan flywheel. Tujuan dari langkah kompresi adalah untuk
meningkatkan temperatur sehingga campuran udara-bahan bakar dapat bersenyawa.
Rasio kompresi ini juga nantinya berhubungan erat dengan produksi tenaga.
Prosesnya sebagai berikut :
1. Piston bergerak kembali dari TMB ke TMA
2. Klep In menutup, Klep Ex tetap tertutup
3. Bahan Bakar termampatkan ke dalam kubah pembakaran (combustion chamber)
4. Sekitar 15 derajat sebelum TMA , busi mulai menyalakan bunga api dan memulai
proses pembakaran
5. Kruk as mencapai satu rotasi penuh (360 derajat)
6. Noken as mencapai 180 derajat
———————————————————————————————————
——————————–
LANGKAH TENAGA

Langkah Tenaga
Dimulai ketika campuran udara/bahan-bakar dinyalakan oleh busi. Dengan cepat
campuran yang terbakar ini merambat dan terjadilah ledakan yang tertahan oleh dinding
kepala silinder sehingga menimbulkan tendangan balik bertekanan tinggi yang
mendorong piston turun ke silinder bore. Gerakan linier dari piston ini dirubah menjadi
gerak rotasi oleh kruk as. Enersi rotasi diteruskan sebagai momentum menuju flywheel
yang bukan hanya menghasilkan tenaga, counter balance weight pada kruk as membantu
piston melakukan siklus berikutnya.
Prosesnya sebagai berikut :
1. Ledakan tercipta secara sempurna di ruang bakar
2. Piston terlempar dari TMA menuju TMB
3. Klep inlet menutup penuh, sedangkan menjelang akhir langkah usaha klep
buang mulai sedikit terbuka.
4. Terjadi transformasi energi gerak bolak-balik piston menjadi energi rotasi
kruk as
5. Putaran Kruk As mencapai 540 derajat
6. Putaran Noken As 270 derajat
———————————————————————————————————
——————————–
LANGKAH BUANG

Exhaust stroke
Langkah buang menjadi sangat penting untuk menghasilkan operasi kinerja mesin
yang lembut dan efisien. Piston bergerak mendorong gas sisa pembakaran keluar dari
silinder menuju pipa knalpot. Proses ini harus dilakukan dengan total, dikarenakan sedikit
saja terdapat gas sisa pembakaran yang tercampur bersama pemasukkan gas baru akan
mereduksi potensial tenaga yang dihasilkan.
Prosesnya adalah :
1. Counter balance weight pada kruk as memberikan gaya normal untuk
menggerakkan piston dari TMB ke TMA
2. Klep Ex terbuka Sempurna, Klep Inlet menutup penuh
3. Gas sisa hasil pembakaran didesak keluar oleh piston melalui port exhaust menuju
knalpot
4. Kruk as melakukan 2 rotasi penuh (720 derajat)
5. Noken as menyelesaikan 1 rotasi penuh (360 derajat)

FINISHING PENTING — OVERLAPING


Overlap adalah sebuah kondisi dimana kedua klep intake dan out berada dalam
possisi sedikit terbuka pada akhir langkah buang hingga awal langkah hisap.
Berfungsi untuk efisiensi kinerja dalam mesin pembakaran dalam. Adanya
hambatan dari kinerja mekanis klep dan inersia udara di dalam manifold, maka sangat
diperlukan untuk mulai membuka klep masuk sebelum piston mencapai TMA di akhir
langkah buang untuk mempersiapkan langkah hisap. Dengan tujuan untuk menyisihkan
semua gas sisa pembakaran, klep buang tetap terbuka hingga setelah TMA. Derajat
overlaping sangat tergantung dari desain mesin dan seberapa cepat mesin ini ingin
bekerja.
manfaat dari proses overlaping :
1. Sebagai pembilasan ruang bakar, piston, silinder dari sisa-sisa pembakaran
2. Pendinginan suhu di ruang bakar
3. Membantu exhasut scavanging (pelepasan gas buang)
4. memaksimalkan proses pemasukkan bahan-bakar

Motor Bakar 2 TAK

Mesin dua tak adalah mesin pembakaran dalam yang dalam satu siklus
pembakaran terjadi dua langkah piston, berbeda dengan putaran empat-tak yang
mempunyai empat langkah piston dalam satu siklus pembakaran, meskipun keempat
proses (intake, kompresi, tenaga, pembuangan) juga terjadi.
Mesin dua tak juga telah digunakan dalam mesin diesel, terutama rancangan piston
berlawanan, kendaraan kecepatan rendah seperti mesin kapal besar, dan mesin V8untuk
truk dan kendaraan berat lainnya.

Animasi cara kerja mesin dua tak.

PRINSIP KERJA

Untuk memahami prinsip kerja, perlu dimengerti istilah baku yang berlaku dalam teknik
otomotif :
 TMA (titik mati atas) atau TDC (top dead centre), posisi piston berada pada titik
paling atas dalam silinder mesin atau piston berada pada titik paling jauh dari
poros engkol (crankshaft).
 TMB (titik mati bawah) atau BDC (bottom dead centre), posisi piston berada pada
titik paling bawah dalam silinder mesin atau piston berada pada titik paling dekat
dengan poros engkol (crankshaft).
 Ruang bilas yaitu ruangan dibawah piston dimana terdapat poros engkol
(crankshaft), sering disebut dengan bak engkol (crankcase) berfungsi gas hasil
campuran udara, bahan bakar dan pelumas bisa tercampur lebih merata.
 Pembilasan (scavenging) yaitu proses pengeluaran gas hasil pembakaran dan
proses pemasukan gas untuk pembakaran dalam ruang bakar.
Langkah kesatu
Piston bergerak dari TMA ke TMB.
1. Pada saat piston bergerak dari TMA ke TMB, maka akan menekan ruang bilas
yang berada di bawah piston. Semakin jauh piston meninggalkan TMA menuju
TMB, tekanan di ruang bilas semakin meningkat.
2. Pada titik tertentu, piston (ring piston) akan melewati lubang pembuangan gas dan
lubang pemasukan gas. Posisi masing-masing lubang tergantung dari desain
perancang. Umumnya ring piston akan melewati lubang pembuangan terlebih
dahulu.
3. Pada saat ring piston melewati lubang pembuangan, gas di dalam ruang bakar
keluar melalui lubang pembuangan.
4. Pada saat ring piston melewati lubang pemasukan, gas yang tertekan dalam ruang
bilas akan terpompa masuk dalam ruang bakar sekaligus mendorong gas yang ada
dalam ruang bakar keluar melalui lubang pembuangan.
5. Piston terus menekan ruang bilas sampai titik TMB, sekaligus memompa gas
dalam ruang bilas masuk ke dalam ruang bakar

Langkah kedua
Piston bergerak dari TMB ke TMA.
1. Pada saat piston bergerak TMB ke TMA, maka akan menghisap gas hasil
percampuran udara, bahan bakar dan pelumas masuk ke dalam ruang bilas.
Percampuran ini dilakukan oleh karburator atau sistem injeksi. (Lihat pula:Sistem
bahan bakar)
2. Saat melewati lubang pemasukan dan lubang pembuangan, piston akan
mengkompresi gas yang terjebak dalam ruang bakar.
3. Piston akan terus mengkompresi gas dalam ruang bakar sampai TMA.
4. Beberapa saat sebelum piston sampai di TMA, busi menyala untuk membakar gas
dalam ruang bakar. Waktu nyala busi sebelum piston sampai TMA dengan tujuan
agar puncak tekanan dalam ruang bakar akibat pembakaran terjadi saat piston
mulai bergerak dari TMA ke TMB karena proses pembakaran sendiri memerlukan
waktu dari mulai nyala busi sampai gas terbakar dengan sempurna.
PERBEDAAN DESAIN DENGAN MESIN EMPAT TAK

 Pada mesin dua tak, dalam satu kali putaran poros engkol (crankshaft) terjadi satu kali
proses pembakaran sedangkan pada mesin empat tak, sekali proses pembakaran terjadi
dalam dua kali putaran poros engkol.
 Pada mesin empat tak, memerlukan mekanisme katup (valve mechanism) dalam
bekerja dengan fungsi membuka dan menutup lubang pemasukan dan lubang
pembuangan, sedangkan pada mesin dua tak, piston dan ring piston berfungsi untuk
menbuka dan menutup lubang pemasukan dan lubang pembuangan. Pada awalnya
mesin dua tak tidak dilengkapi dengan katup, dalam perkembangannya katup satu arah
(one way valve) dipasang antara ruang bilas dengan karburator dengan tujuan :
1. Agar gas yang sudah masuk dalam ruang bilas tidak kembali ke karburator.
2. Menjaga tekanan dalam ruang bilas saat piston mengkompresi ruang bilas.
 Lubang pemasukan dan lubang pembuangan pada mesin dua tak terdapat pada
dinding silinder, sedangkan pada mesin empat tak terdapat pada kepala silinder
(cylinder head). Ini adalah alasan paling utama mesin 4 tak tidak menggunakan oli
samping.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

Kelebihan mesin dua tak


Dibandingkan mesin empat tak, kelebihan mesin dua tak adalah :
1. Mesin dua tak lebih bertenaga dibandingkan mesin empat tak.
2. Mesin dua tak lebih kecil dan ringan dibandingkan mesin empat tak.
 Kombinasi kedua kelebihan di atas menjadikan rasio berat terhadap tenaga
(power to weight ratio) mesin dua lebih baik dibandingkan mesin empat tak.
3. Mesin dua tak lebih murah biaya produksinya karena konstruksinya yang
sederhana.
Meskipun memiliki kelebihan tersebut di atas, jarang digunakan dalam aplikasi
kendaraan terutama mobil karena memiliki kekurangan.
Kekurangan mesin dua tak
Kekurangan mesin dua tak dibandingkan mesin empat tak
1. Efisiensi mesin dua tak lebih rendah dibandingkan mesin empat tak.
2. Mesin dua tak memerlukan oli yang dicampur dengan bahan bakar (oli samping/two
stroke oil) untuk pelumasan silinder mesin.
 Kedua hal di atas mengakibatkan biaya operasional mesin dua tak lebih tinggi
dibandingkan mesin empat tak.
3. Mesin dua tak menghasilkan polusi udara lebih banyak, polusi terjadi dari
pembakaran oli samping dan gas dari ruang bilas yang terlolos masuk langsung ke
lubang pembuangan.
4. Pelumasan mesin dua tak tidak sebaik mesin empat tak, mengakibatkan usia suku
cadang dalam komponen ruang bakar relatif lebih rendah.

Anda mungkin juga menyukai