Anda di halaman 1dari 6

Williams Ditya Raharjo

10208065

Contoh paten:

1. Twisterchips

Produk kentang Twisterchips sudah dipatenkan bentuknya dan hal ini menjadi suatu kebanggan bagi
kami untuk para franchisee sehingga para franchisee bebas pesaing untuk produk kentang Twister
Chips. Kami yakin banyak yang ingin meniru produk kentang Twisterchips, maka itu dari awal kami
sudah mempatenkan bentuknya karena jika paten mesin kami yakin, dengan lain model pun orang
lain bisa menghasilkan mesin pemotong yang berbeda..untuk itu kami patenkan bentuknya.

Oleh karena mulai ada yang meniru bentuk kentang spiral/tornado dari produk TwisterChips, dan
berdasarkan permintaan dari para franchisee kami untuk mencantumkan gambar dokumen Sertifikat
paten Twisterchips, maka dibawah ini kami sertakan gambar beserta dokumen sertifikat paten
Twisterchips untuk produk kentang berbentuk spiral/tornado yang sudah “dipatenkan dan terdaftar
resmi” di Dirjen HAKI. Sertifikat tersebut adalah ASLI (bukan masih dalam proses) dengan Nomor
ID sertifikat paten: 0020270-D. Hak cipta untuk bentuk kentang spiral/tornado TwisterChips
dilindungi oleh Undang-Undang No 31 Tahun 2000.

Jikapun ada yang menjual mesin pemotong Twisterchips, si pembeli mesin tersebut jika berjualan
dan ketauan menjual kentang Twister, maka kami tidak segan-segan akan segera menindak si penjual
Williams Ditya Raharjo
10208065

kentang Twister tersebut. Pesan untuk para franchisee di seluruh Indonesia: Jika melihat ada yang
berjualan kentang Twister, tetapi dengan merek lain ( bukan franchisee Twisterchips ), segera
laporkan ke pihak kami.

2. Microsoft tuduh Google dan Motorola salah gunakan hak paten

San Fransisco, Microsoft pada Rabu menuduh Motorola Mobility dan Google terkait penyalahgunaan
hak paten dalam sebuah komplain anti-kepercayaan mereka pada Uni Eropa.

Dalam sebuah komplain hukum persaingan formal yang dilayangkan pada Rabu, Microsoft menuduh
Google dan Motorola Mobility tidak menawarkan hak paten pentingnya dalam ketentuan yang adil
dan masuk akal, sehingga perusahaan ponsel tersebut berpotensi menghambat penjualan sejumlah
produk Microsoft yang menggunakan patennya terkait video dalam jaringan, lapor Xinhua.Keluhan
tersebut muncul seminggu setelah Departemen Kehakiman AS dan Komisi Eropa menyetujui akuisisi
Google terhadap Motorola Mobility dengan 12,5 miliar dolar.

"Dalam proses hukum terhadap kedua pihak di Atlantik, Motorola meminta agar Microsoft menarik
kembali produknya dari pasar, atau menghilangkan kemampuan standar produk mereka untuk
memainkan video dan terhubung secara nirkabel," kata Wakil Presiden dan Deputi Jenderal
Konseling Microsoft, Dave Heiner, dalam sebuah posting blog berjudul "Google: tolong jangan bunuh
video dalam jaringan."

Heiner mengatakan Motorola meminta Microsoft untuk membayar royalti sejumlah 22.5 dolar untuk
setiap 50 paten standar video yang terpasang di 1.000 laptop, sementara 29 perusahaan lain hanya
mengenakan royalti sebesar 2 sen untuk lebih dari 2.300 paten yang digunakan Microsoft.

Dugaan penyalahgunaan hak paten Motorola itu disebut kewajiban lisensi FRAND, yang berarti jujur,
beralasan dan tidak diskriminatif. Hal itu merupakan sebuah prinsip agar proses lisensi terhadap hak
kekayaan intelektual berjalan secara adil, sehingga kebiasaan pelanggaran terkait hak paten itu
dapat dicegah. Dikatakan pula tujuannya agar setiap pihak dalam industri memiliki akses yang sama
terhadap teknologi tertentu.

Ini bukan yang pertama kali Motorola dikenai dugaan penyalahgunaan FRAND. Sebelumnya pada
awal Februari, Apple juga menuduh Motorola melanggar standar FRAND dalam sebuah perkara di
pengadilan Jerman setelah pengadilan mengabulkan permohonan Motorola agar iPhone model lama
ditarik dari Apple store dalam jaringan di Jerman dan secara permanen melarang layanan "push
email" Apple.

Seorang konsultan hukum yang mengikuti masalah litigasi paten dalam industri teknologi, Florian
Mueller, mengatakan dalam posting blog Fross Patents bahwa penggunaan hak paten penting secara
agresif secara hukum merupakan strategi problematis yang dapat memberikan efek bumerang.

Sebagai contoh pada 31 Januari, ketika Komisi Eropa mengumumkan untuk melakukan penyelidikan
resmi guna mengetahui apakah Samsung menggunakan hak paten dasar mereka untuk mengganggu
pesaing mereka di pasar perangkat seluler Eropa
Williams Ditya Raharjo
10208065

3. AOL Jual Hak Patennya ke Microsoft

NEW YORK - Penyedia layanan internet Amerika, AOL mendapatkan 1,06 miliar dollar dari Microsoft
untuk penjualan 800 hak paten dan 300 lisensi mereka. Perusahaan berada di bawah tekanan dari
para pemegang saham karena turunnya penjualan.

Penjualan AOL menurun hampir 30 persen sejak 2009, ketika perusahaan memisahkan diri dari Time
Warner. Perusahaan kesulitan bersaing dengan perusahaan seperti Apple dan Google untuk
mendapatkan pengiklan.Menurut AOL, "sebagian besar" keuntungan penjualan jatuh kepada para
pemegang saham

4. Facebook Langgar 10 Hak Paten Milik Yahoo?

Yahoo menuduh Facebook telah melanggar 10 hak paten milik mereka. Senin (12/3/2012)—Selasa
waktu Indonesia—Mashable.com menuliskan bahwa pengaduan ini diajukan ke Pengadilan Distrik
San Jose, Amerika Serikat.

Lebih lanjut Mashable.com juga mengabarkan gugatan ini muncul setelah kedua raksasa media
sosial tidak menemukan titik temu atas lisensi yang harus dibayar Facebook kepada Yahoo. Inovasi
yang diklaim Yahoo telah ‘dimanfaatkan’ oleh Facebook antara lain Instant messaging, online
advertising, kontrol privasi dan pengaturan news feed .

“Kami harus menuntut Facebook untuk menghargai perjanjian atau kami akan maju untuk
melindungi hak-hak kami” kata juru bicara Yahoo, seperti diwartakan oleh The New York Times.

Berbagai spekulasi pun muncul terkait gugatan Yahoo ini. Beberapa kalangan menganggap bahwa ini
adalah usaha Yahoo untuk meraih popularitasnya kembali. Spekulasi ini juga mempertimbangkan
posisi Facebook sebagai raksasa media sosial.

Meski demikian, semua masih berbau spekulasi. Boleh jadi Yahoo memang sedang serius untuk
melemparkan tuntutan mereka kepada Facebook. Mengingat kekayaan intelektual menjadi salah
satu investasi paling berharga bagi perusahaan yang bergerak di dunia media sosial.

Apakah kasus ini bisa berdampak di Indonesia yang memiliki lebih dari 43 juta pengguna Facebook?
Apakah para pengguna Facebook akan kehilangan beberapa fitur di situs tersebut? Menarik
mengikuti perkembangan kabar ini.

5. 37 Tarian Diajukan Dapat Hak Paten

JAMBI, KOMPAS.com — Pemerintah Kabupaten Kerinci telah mengajukan 37 jenis tarian tradisional
khas Kerinci ke Pihak Direktorat Jenderal Hak atas Kekayaan Intelektual (Haki) Kementerian Hukum
dan HAM untuk mendapatkan hak paten.

"Ada 37 tarian tradisional Kerinci yang telah kami ajukan ke Dirjen Haki untuk mendapatkan hak
paten. Saat ini mungkin tengah diproses di Kementerian Hukum dan HAM," kata Sekretaris
Williams Ditya Raharjo
10208065

Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Amri Swarta di Kerinci, Senin.

Disbudparpora menyatakan, secara bertahap pihaknya akan mematenkan puluhan tari daerah yang
merupakan aset penting dan sangat berharga yang dimiliki Kabupaten Kerinci tersebut sebagai
wujud pelestarian dan proteksi terhadap ancaman klaim oleh pihak lain.

"Rencana mematenkan puluhan tari daerah itu sudah disampaikan oleh Bupati H Murasman dan
disambut positif Menteri Hukum dan HAM saat berkunjung ke Jambi, beberapa waktu lalu," katanya.

Puluhan tari dan kesenian daerah yang akan dipatenkan itu, antara lain, tari Sike, Rangguk, Ngayun
Luci, Niti Mahligai, Turun Mandi, Tauh, Asek, Iyo-iyo, Entak Kudo, Ngagouh Himau, Basambai (Reog
Kerinci), Marcok (Debus Kerinci), dan tari Sirih Sekapur.

Dia menyebutkan, Kabupaten Kerinci, yang terletak di wilayah paling barat Provinsi Jambi, selain
dikenal dengan kondisi alam yang indah, juga kaya dengan ragam budaya dan kesenian.

Panorama alam yang indah karena terletak di kaki Gunung Kerinci yang merupakan gunung aktif
tertinggi di Sumatera, juga dikitari Bukit Barisan dan Taman Nasional Kerinci Seblat.

Potensi wisata alam yang dimiliki, seperti Danau Kerinci, air terjun Telun Berasap, hamparan kebun
teh, pusat air panas, serta lembah dan ngarai, sangat apik berpadu dengan berbagai bentuk seni
tradisi dan kebudayaan masyarakat.

Kabupaten Kerinci juga andalan daerah wisata bagi Provinsi Jambi karena ragam adat dan budayanya
yang kaya dan perlu dilestarikan.

Lewat pesta danau atau Festival Masyarakat Peduli Danau Kerinci (FMPDK) yang digelar setiap
tahun, puluhan tarian dan berbagai acara adat digelar untuk meningkatkan kunjungan wisatawan,
baik dalam maupun luar negri.

"Kami harapkan dengan telah diajukan ke Haki nantinya kami tidak perlu waswas lagi budaya kita
berupa tarian tradisional yang khas itu akan dicaplok negara lain lagi. Sekarang kita tunggul hasilnya
yang kami harapkan selama dua tahun ke depan ini semuanya sudah mendapatkan hak paten,”
tandasnya.

6. Penemu paten teknologi komunikasi 4G

Siapa pernah mengira bahwa bangkai burung, balsam gosok, dan kisah mumi Firaun itu ada gunanya.
Tapi hal itulah yang “menghidupkan” pria kampung seperti Khoirul Anwar menjadi ilmuwan top di
Jepang. Wong ndeso asal Dusun Jabon, Desa Juwet, Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri, Jawa
Timur itu memegang dua paten penting di bidang telekomunikasi. Dunia mengaguminya. Para
ilmuwan dunia berkhidmat ketika pada paten pertama Khoirul, bersama koleganya, merombak
pakem soal efisiensi alat komunikasi seperti telepon seluler.
Williams Ditya Raharjo
10208065

Khoirul adalah lulusan dari Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Bandung dengan cum laude di
tahun 2000. Meraih gelar master dan doktor dari Nara Institute of Science and Technology (NAIST)
pada tahun 2005 dan 2008. Ia menerima IEEE Best Student Paper award of IEEE Radio and Wireless
Symposium (RWS) 2006, California, USA.

Prof. Dr. Khoirul Anwar adalah pemilik paten sistem telekomunikasi 4G berbasis OFDM (Orthogonal
Frequency Division Multiplexing) adalah seorang Warga Negara Indonesia yang kini bekerja di Nara
Institute of Science and Technology, Jepang.

Dia mengurangi daya transmisi pada orthogonal frequency division multiplexing. Hasilnya, kecepatan
data yang dikirim bukan menurun seperti lazimnya, melainkan malah meningkat. “Kami mampu
menurunkan power sampai 5dB=100 ribu kali lebih kecil dari yang diperlukan sebelumnya,” kata dia.
Dunia memujinya. Khoirul juga mendapat penghargaan bidang Kontribusi Keilmuan Luar Negeri oleh
Konsulat Jenderal RI Osaka pada 2007.

Pada paten kedua, lagi-lagi Khoirul menawarkan sesuatu yang tak lazim. Untuk mencapai kecepatan
yang lebih tinggi, dia menghilangkan sama sekali guard interval (GI). “Itu mustahil dilakukan,” begitu
kata teman-teman penelitinya. Tanpa interval atau jarak, frekuensi akan bertabrakan tak keruan.
Persis seperti di kelas saat semua orang bicara kencang secara bersamaan.

Istilah ilmiahnya, terjadi interferensi yang luar biasa. Namun, dengan algoritma yang dikembangkan
di laboratorium, Khoirul mampu menghilangkan interferensi tersebut dan mencapai performa (unjuk
kerja) yang sama. “Bahkan lebih baik daripada sistem biasa dengan GI,” kata pria ini.

Dua penelitian istimewa itu mungkin tak lahir bila dulu Khoirul kecil tak terobsesi pada bangkai
burung, balsam yang menusuk hidung, serta mumi Firaun. Bocah kecil itu begitu terinspirasi oleh
kisah Firaun, yang badannya tetap utuh sampai sekarang. Dia pun ingin meniru melakukan teknologi
“balsam” terhadap seekor burung kesayangannya yang telah mati. “Saya menggunakan balsam
gosok yang ada di rumah,” kata anak kedua dari pasangan Sudjianto (almarhum) dengan Siti Patmi
itu.

Khoirul berharap, dengan percobaannya itu, badan burung tersebut bisa awet dan mengeras.
Dengan semangat, ia pun melumuri seluruh tubuh burung tersebut dengan balsam gosok.
Sayangnya, hari demi hari berjalan, kata anak petani ini, “Teknologi balsam itu tidak pernah
berhasil.” Penelitian yang gagal total itu rupanya meletikkan gairah meneliti yang luar biasa pada
Khoirul.

Itulah yang mengantarkan alumnus ITB tersebut kini menjadi asisten profesor di JAIST, Jepang. Dia
mengajar mata kuliah dasar engineering, melakukan penelitian, dan membimbing mahasiswa. Saat
ini Khoirul sedang menekuni dua topik penelitian yang dilakukan sendiri dan enam topik penelitian
yang digarap bersama enam mahasiswanya.

Selama tinggal di Jepang, pria kelahiran Kediri, 22 Agustus 1978 ini menyatu dengan atmosfer
penelitian. “Di Jepang, saya benar-benar merasakan level kita sama dengan ilmuwan Amerika Serikat
Williams Ditya Raharjo
10208065

dan Eropa,” kata ayah tiga anak ini. “Perasaan percaya diri seperti ini muncul mungkin karena
fasilitas penelitian semuanya lengkap, bahkan mungkin lebih baik.”

Meski berprestasi di Jepang, Khoirul tak ingin selamanya tinggal di sana. Suatu saat ia dan
keluarganya akan boyongan ke Indonesia. “Saya bermimpi pulang setelah menjadi orang penting di
bidang (telekomunikasi),” kata dia, “Ketika di Jepang, saya merasakan akselerasi ke sana begitu
besar, dan setelah punya nama, nanti baru berencana pulang ke Indonesia.” Kapan? Itu yang Khoirul
juga tak bisa memprediksinya.

Kini, sembari menunggu harapannya itu terwujud, Khoirul akan terus membenamkan diri di
laboratorium. Di luar itu, tentu ia tak akan melupakan keluarganya. Kini, bersama istri tercinta, Sri
Yayu Indriyani, dan tiga buah hatinya, Khoirul tinggal di Daigaku Shukusha B-31

Anda mungkin juga menyukai