Anda di halaman 1dari 15

BAB 5: DINAMIKA: HUKUM-HUKUM DASAR

Dinamika mempelajari pengaruh lingkungan terhadap keadaan gerak suatu sistem. Pada
dasarya persoalan dinamika dapat dirumuskan sebagai berikut: Bila sebuah sistem dengan
keadaan awal (posisi, kecepatan, dsb) diketahui ditempatkan dalam suatu lingkungan tertentu,
bagaimanakah gerak sistem selanjutnya di bawah pengaruh lingkungan tersebut?

5.1 Gaya Dan Hukum Gaya

Penanganan persoalan dinamika dapat dibagi atas dua. bagian : Bagian pertama
menetapkan spesifikasi pengaruh lingkungan pada sistem. Secara kuantitatif pengaruh
lingkungan ini dinyatakan melalui konsep gaya; dikatakan bahwa lingkungan memberikan
gaya pada sistem. Bagian ini kita sebut hukum gaya. Bagian kedua menentukan bagaimana
gaya-gaya dari lingkungan itu mempengaruhi keadaan gerak sistem. Kaitan antara gaya dan
gerak disebut hukum gerak. Dalam mekanika klasik hukum gerak yang berlaku diungkapkan
oleh tiga buah hukum dasar yang dikenal sebagai hukum Newton. Hukum gerak ini akan kita
bahas lebih lanjut dalam bagian 5.3, sekarang kita fokuskan pembahasan kita pada hukum gaya
saja.

Gaya adalah besaran vektor, karena itu mempunyai besar dan arah serta memenuhi
aturan-aturan operasi vektor. Satuan untuk gaya adalah newton, dan disingkat dengan N;
definisi operasionalnya diberikan nanti lewat hukum gerak. Besar dan arah gaya bergantung
kepada macam sistem dan lingkungan yang sedang ditinjau dan diungkapkan lewat hukum
gaya. Hukum gaya ini mempunyai bentuk yang khas bagi sebuah sistem dan lingkungannya;
sistem yang berbeda dan/atau lingkungan yang berbeda mempunyai hukum gaya yang berbeda.
Gambar 5.1 memperlihatkan beberapa sistem dan lingkungannya beserta hukum gaya yang
berlaku untuk pasangan tersebut

45
(a) Pasangan dua benda titik sistem (b) Pasangan satelit-bumi

(c) Benda di dekat permukaan bumi. S = benda. L (d) Benda diikat dengan tali
= bumi

(e) Benda bersentuhan dengan lantai S = benda, L = Lantai (f) Benda diikat pada pegas

x x x x x x
B
x x x x x x
q
x x x x x x

F = B = gaya apung Archimedes x x x x x x


(g) Benda terbenam dalam fluida (h) Benda bermuatan q bergerak
dalam medan listrik dan
Gambar 5.1 Contoh-contoh pasangan sistem dan lingkungan beserta hukum gaya yang
berlaku. Contoh (a) sampai (g) mempunyai lingkungan materi, sedangkan contoh
(h) lingkungan berupa materi

Sebuah benda bila diletakkan di dekat benda lain akan mendapat gaya yang disebut gaya
gravitasi (gambar 5.1a). Untuk keperluan praktis gaya ini terlalu kecil untuk diperhitungkan,
kecuali bila benda dan/atau lingkungannya mempunyai ukuran astronomi (bumi, matahari,
galaksi dsb), karena itu gaya gravitasi hanya akan berperan untuk sistem seperti dalam gambar
5.1 (b) dan (c). Gaya berat yang kita kenal sehari-hari adalah sejenis dengan gaya gravitasi. Kita
akan membahas gaya ini lebih rinci lagi dalam bagian 5.2.
46
Gambar 5.1(d) memperlihatkan gaya yang dikerjakan oleh tali pada benda. Biasanya
dianggap tali tidak kaku, sehingga gaya oleh tali selalu berarah sepanjang tali.

Disamping gaya gravitasi, dua benda yang bersentuhan akan mendapatkan gaya kontak.
Gambar 5.1 (e) rnemperlihatkan benda (sistem) yang bersentuhan dengan lantai (lingkungan).

Lantai memberikan gaya kontak K pada benda. Biasanya gaya ini diuraikan atas komponen yang

tegak lurus pada bidang sentuh, disebut gaya normal N , dan komponen yang sejajar dengan

bidang sentuh, disebut gaya gesek f . Gaya gesek hanya ada bila lantai kasar. Untuk lantai licin,
gaya gesek sarna dengan nol, sehingga gaya kontak yang ada hanyalah gaya normal. Ada dua
macam gaya gesek yang bekerja pada benda padat, yaitu gaya gesek statik dan gaya gesek
kinetik. Gaya gesek statik bekerja bila benda berada dalam keadaan diam terhadap lantai, dan
gaya gesek kinetik bila benda bergerak relatif terhadap lantai. Kita akan membahas gaya gesek
ini lebih lanjut setelah kita membahas hukum gerak. Untuk cairan atau fluida, gaya gesek
dikaitkan dengan kekentalan (viskositas) cairan tersebut; pembahasan topik ini termasuk
bagian mekanika fluida.

Untuk lingkungan berupa pegas, gambar 5.1 (f), gaya yang bekerja pada sistem yang
diikat di ujung pegas diberikan oleh F = -kx dengan x adalah perubahan panjang pegas
(rentang atau tekan) dihitung dari panjang pegas dalam keadaan kendur. Hubungan linier antara
gaya dan regangan dikena1 sebagai hukum Hooke, hubungan linier ini merupakan ciri khas
ke-elastisan pegas atau sistem lain. Bila hubungannya tidak Iagi linier, berarti kita telah keluar
dari batas-batas keelastisan bahan. Kita akan membahas sedikit tentang teori elastisitas setelah
pembahasan benda tegar.

Lingkungan tidak selalu harus berupa benda padat; gambar 5.1 (g) dan (h) adalah
contoh untuk keadaan ini. Benda yang terbenam di dalam cairan akan mendapat dorongan ke

atas dari cairan tersebut yang disebut gaya apung B . Bila bendanya bergerak di dalam cairan,
maka akan ada pula gaya gesekan akibat kekentalan cairan. Contoh (h) selangkah lebih jauh
dari contoh lainnya. Dalam hal ini lingkungannya bukan lagi merupakan materi, melainkan
medan (listrik dan magnet). Pembahasannya harus kita tunda sampai kita telah mempelajari
konsep-konsep medan.

5.2 Massa dan Inersia

Setiap benda selalu mempunyai besaran khas yang disebut massa, yang menentukan
besar-kecilnya interaksi benda tersebut dengan benda lain. Dalam sistem SI satuan massa

47
adalah kilogram (kg), yang didefinisikan lewat standar massa yang disimpan di dekat Paris
(lihat bab I). Interaksi antara dua benda bermassa diberikan oleh hukum gravitasi universal.
Hukum ini menyatakan bahwa gaya yang bekerja pada sebuah partikel titik bermassa m dari
lingkungan yang juga berupa partike1 titik bermassa M sebanding dengan massa masing--
masing partikel dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak kedua partikel tersebut. Arah
gayanya adalah tarik menarik sepanjang garis hubung kedua partikel tersebut. Secara
matematik gaya gravitasi ini dituliskan sebagai

 Mm
F  G 2 (  r̂ ) (5.1)
r

G adalah konstanta umum gravitasi yang besarnya G = 6.6720 x 10-11 Nm2 kg-2. Gaya ini selalu

tarik-menarik,ditunjukkan oleh vektor satuan ( r̂ ) , khususnya bila M adalah bumi, gaya F

disebut berat benda, biasanya diberi simbol W . Bila benda hanya berada di sekitar permukaan
bumi, maka r dapat dikatakan sama dengan jari-jari bumi, sehingga besaran GM/r2 sepenuhnya
bergantung kepada besaran bumi. Faktor ini dinyatakan dengan g dan disebut percepatan
gravitasi bumi, sehingga dapat kita tuliskan rumus berat benda sebagai

 
W  mg  ˆj (5.2)

dengan g = GM/r2. Vektor satuan r̂ kita ganti dengan ˆj untuk mengingatkan bahwa

arahnya ke bawah (ke pusat bumi). Besar percepatan gravitasi g berkisar sekitar 9,78 rn/s2; nilai
tepatnya bergantung kepada lintang tempat pengukuran dan koreksi-koreksi lokal. Untuk
keperluan hitungan kasar biasanya besar g diambil 10 ms-2. )

Lepas dari pengertian massa di atas, ada pula pengertian massa yang lain. Ada benda
yang walaupun diberi gaya yang besar, geraknya hanya berubah sedikit. Benda ini dikatakan
memiliki inersia besar*). Sebaliknya ada benda yang walaupun hanya diberi gaya sedang saja,
geraknya berubah banyak, dikatakan inersia benda ini kecil. Ukuran kuantitatif untuk inersia
.

adalah massa juga.

Timbul pertanyaan, apakah massa inersia ini sama dengan massa gravitasi di atas? Hasil
eksperimen sampai saat ini menunjukkan bahwa kita tidak perlu membedakan massa inersial
dan massa gravitasi. Keduanya menyatakan besaran yang sama. Eksperimen juga menunjukkan
bahwa massa tersebut adalah besaran skalar.

*) Inersia berasal dari kata inert yang artinya lembam, sukar berubah keadaan.

48
5.3 Hukum Gerak

Suatu sistem yang diletakkan dalam suatu lingkungan akan mendapat gaya dari
lingkungan tersebut. Bila lingkungannya terdiri dari beberapa jenis, maka masing-masing jenis
memberikan gayanya sendiri sehingga gaya total yang bekerja pada sistem adalah resultan
(jumlah) semua gaya yang bekerja padanya. Dampak dari resultan gaya ini pada keadaan gerak
sistem diungkapkan oleh hukum gerak Newton. Ada tiga hukum Newton, dan kita akan
membahasnya satu per satu di bawah ini.

5.3.1 Hukum Gerak Newton Pertama

Pada dasarnya setiap benda memilki sifat inert (lembam), artinya bila tidak ada
gangguan dari luar benda cenderung mempertahankan keadaan geraknya. Newton mengartikan
keadaan gerak ini sebagai kecepatan benda. Bila resultan pengaruh luar sama dengan nol maka
kecepatan benda tetap dan benda bergerak lurus beraturan atau diam. Karena kecepatan adalah
besaran relatif, artinya kecepatan bergantung kepada kerangka acuan yang dipakai, maka
pernyataan bahwa kecepatan benda tidak berubah juga bergantung kepada kerangka acuan.
Kerangka acuan di mana penalaran Newton di atas berlaku disebut kerangka acuan inersial.
Dengan demikian hukum Newton yang pertama dapat kita rumuskan sebagai berikut :

Dalam kerangka inersial, setiap benda akan tetap dalam keadaan


diam atau bergerak lurus beraturan, kecuali jika ia dipaksa mengubah
keadaan tersebut oleh gaya-gaya dari ligkungan tempat benda berada.

Dapat dikatakan bahwa hukum Newton pertama ini merupakan definisi bagi kerangka inersial.

5.3.2 Hukum Gerak Newton Kedua

Hukum Newton II menyatakan hubungan antara gaya dan perubahan keadaan gerak
secara kuantitatif. Newton menyebutkan bahwa kecepatan perubahan kuantitas gerak suatu
partikel sama dengan resultan gaya yang bekerja pada partikel tersebut. Dalam bahasa kita

sekarang kuantitas gerak yang dimaksudkan oleh Newton diartikan sebagai momentum p , yang
didefinisikan sebagai
 
p  mv (5.3)

dengan m adalah massa partikel dan v adalah kecepatannya. Secara matematis hukum kedua
ini dapat dituliskan sebagai berikut,
 d  d 
F  m p  mv  (5.4 a)
dt dt
Dalam mekanika klasik pada umumnya massa partikel adalah tetap, sehingga
persamaan (5.4b) menjadi
49
 d  
F  m v  ma (5.4b)
dt
Bentuk ini adalah hal khusus dari hukum Newton II dan hanya boleh dipakai bila massa
partikel tidak bergantung kepada waktu (konstan). Perlu diingatkan lagi di sini bahwa
persamaan (5.4) adalah persamaan vektor, karena itu persamaan tersebut setara dengan tiga
buah persamaan skalar. yaitu
Fx  ma x ; Fy = may; dan Fz = maz (5.5a)
Ingat pula bahwa gaya atau komponen gaya dalam semua persamaan di atas adalah gaya
resultan yang bekerja pada benda. Untuk mengingatkan ini persamaan (5.5b) sering dituliskan
sebagai

Fx = max; Fy = may; dan Fz = maz (5.5b)


dengan F artinya jumIah semua gaya yang bekerja pada benda. Gaya sebesar 1 Newton
diartikan sebagai besarnya gaya yang bila dikerjakan pada benda bermassa 1 kilogram akan
menghasilkan percepatan 1 ms-2.

Contoh-contoh penggunaan hukum II akan kita lihat nanti setelah kita mempelajari
penggambaran gaya-gaya dengan menggunakan hukum Newton III.

5.3.3 Hukum Gerak Newton yang Ketiga

Setiap gaya mekanik selalu muncul berpasangan sebagai akibat saling tindak antara dua
benda. Bila benda A dikenai gaya oleh gaya B, maka benda B akan dikenai gaya oleh benda A.
Pasangan gaya ini dikenal sebagai pasangan aksi-reaksi. Menurut hukum Newton III :

Setiap gaya mekanik selalu muncul berpasangan, yang satu disebut


aksi dan yang lain disebut reaksi, sedemikian rupa sehingga aksi = - reaksi.

Yang mana yang disebut aksi dan yang mana yang disebut reaksi tidaklah penting, yang penting
kedua-duanya ada. Ada gaya yang bukan gaya mekanik. seperti misalnya gaya dalam contoh
gambar 5.1 (h). Dalam hal ini pasangan reaksinya (dalam arti hukum Newton III) tidak ada.

Sifat pasangan gaya aksi-reaksi adalah sebagai berikut : (1) Sarna besar, (2) arahnya
berlawanan, dan (3) bekerja pada benda yang berlainan (satu bekerja pada benda A, yang lain
bekerja pada benda B dalam Gambar 5.3). Pasangan aksi-reaksi yang memenuhi ketiga sifat ini
disebut memenuhi bentuk lemah hukum Newton III (Gambar 5.3 (a)). Banyak pula pasangan
alesi-reaksi yang memenuhi sifat tambahan yaitu (4) mereka terletak dalam satu garis lurus.
Pasangan yang juga memenuhi sifat terakhir disebut memenuhi bentuk kuat hukum Newton III.

50
A
A

B
B

(a) (b)
Gambar 5.3. Pasangan gaya aksi--reak:si yang memenuhi hukum Newton
III (a) bentuk 1emah, (b) bentuk kuat

5.4 Contoh Pasangan Aksi-Reaksi dan Diagram Benda Bebas

Dalam bagian ini kita akan melihat beberapa contoh penggambaran aksi-reaksi untuk
beberapa sistem dan lingkungannya. Yang paling perlu dipahami di sini bukanlah gaya apa
yang muncul melainkan penalaran bagaimana kita dapat menggambarkan diagram gaya bila
diberikan suatu sistem dan lingkungannya.. Selanjutnya, untuk pemecahan persoa1an kita harus
memfokuskan diri pada gaya-gaya yang bekerja pada sistem saja; gaya-gaya yang bekerja pada
lingkungan tidak usah kita hiraukan. Diagram yang menggambarkan gaya-gaya yang bekerja
pada sistem disebut diagram benda bebas.

Gambar 5.4 (a) memperlihatkan sebuah benda (sistem) berada di dekat permukaan bumi
(lingkungan). Dari hukum gaya kita tahu bahwa benda akan ditarik oleh bumi dengan gaya

 
W  mg  ˆj , yang kita kenal sebagai gaya berat. Sebagai reaksinya, benda akan menarik bumi

 
(ya betul benda menarik bumi) dengan gaya reaksi W'  mg  ˆj . Gaya reaksi ini bekerja pada
bumi (tepatnya di pusat bumi). Untuk gaya berat (gaya gravitasi), hukum Newton III bentuk
kuat dipenuhi. Gambar 5.4(b) memperlihatkan diagram benda bebas untuk benda ini. .

benda

bumi

(a) (b)

Gambar 5.4 (a) Pasangan aksi-reaksi untuk benda di dekat permukaan bumi.
(b) Diagram benda bebas untuk benda.

51
Sebagai contoh kedua, kita lihat sebuah benda yang diikat dengan tali di dekat
permukaan bumi (gambar 5.5). Ada dua lingkungan bagi benda, yaitu bumi dan tali, karena itu
dapat kita harapkan ada dua gaya yang bekerja pada benda. Diagram gaya untuk keadaan ini
biasanya digambarkan seperti dalam gambar 5.5 (a), yang sering membawa pada kesimpulan
 
yang salah yaitu bahwa tegangan tali F dan gaya berat W dianggap sebagai pasangan
aksi-reaksi. Cara yang terbaik adalah dengan melucuti tiap-tiap bagian yang terlibat dan
menggambarkan diagram gaya pada masing-masing bagian, seperti yang diperlihatkan pada
gambar 5.5 (b).

aksi-
reaksi

aksi-
reaksi

aksi-
reaksi

(a) (b) (c) (d)


Gambar 5.5 Benda tergantung pada tali. (a) Diagram yang sering membawa salah
tafsir. (b) Pasangan aksi-reaksi yang sebenamya. (c) Diagram benda
bebas untuk benda. (d) Diagram benda bebas untuk tali.

Bumi menarik benda dengan gaya W , dan sebagai reaksinya benda menarik bumi
 
dengan gaya W' , yang bekerja di pusat bumi. Tali menahan benda dengan gaya T ke atas, dan

sebagai reaksinya benda menarik tali ke bawah dengan gaya T' . Tampak jelas bahwa pasangan
aksi-reaksi selalu bekerja pada benda yang berlainan. Gambar 5.5 (c) memperlihatkan diagram
benda bebas untuk benda. Kelihatan di sini bahwa yang dimaksud oleh diagram 5.5 (a) adalah
   
diagram benda bebas. Karena T dan W sama-sama bekerja pada benda, maka T dan W
bukanlah pasangan aksi-reaksi.

Seandainya yang kita pandang sebagai sistem adalah tali, maka bumi, benda dan
langit-langit menjadi lingkungan bagi tali. Ada tiga gaya pada tali seperti diperlihatkan oleh
diagram benda bebas untuk tali (gambar 5.5 (d)).

Diagram gaya untuk situasi lain dapat diperoleh dengan penalaran yang sama, gambar
5.6 memperlihatkan contoh sederhana lain yang akan sering kita jumpai; benda terletak di atas
meja (atau lantai). Lingkungan untuk benda adalah meja dan bumi. Gaya dari bumi adalah gaya

52
  
berat W seperti biasa, dan gaya dari meja adalah gaya normal N . Gaya normal N dan gaya

berat W bukanlah pasangan aksi-reaksi karena keduanya bekerja pada benda yang sama.

benda

meja

(a) (b) (c)

Gambar 5.6 (a) Benda di atas meja. (b) Pasangan gaya aksi-reaksi.
(c) Diagram benda bebas untuk benda
Contoh yang lebih rumit diperlihatkan dalam gambar 5.7. Gambar 5.7 (b)
memperlihatkan diagram benda bebas bila masing-masing benda dianggap sebagai sistem
terpisah, sedangkan gambar 5.7 (c) memperlihatkan diagram benda bebas bila benda 1 dan
benda 2 dianggap sebagai satu sistem dan benda 3 sebagai sistem lain.

Gambar 5.7 (a) Sistem tiga benda. (b) Diagram benda bebas bila masing-masing benda
dianggap sistem terpisah. (c) Diagram benda bebas bila benda 1 dan 2 dianggap
sebagai satu sistem dan benda 3 sebagai sistem lain.

5.5 Memindahkan Gaya Dengan Tali

Untuk meneruskan gaya dari satu tempat ke tempat lain seringkali digunakan tali.

Proses ini diperlihatkan dalam gambar 5.8. Bagian kiri tali ditarik dengan gaya luar F1 .

Karenanya tali akan menarik benda dengan gaya F2 dan sebagai reaksinya benda akan
  
menahan tali dengan gaya F2 ' . Menurut hukum Newton III, F2 '   F2

53
Gambar 5.8 (a) Benda ditarik dengan tali (b) Diagram gaya untuk tali dan untuk benda
Bila kita pandang tali sebagai sistem, maka menurut hukum Newton II,
   
Ftali  F1  F2  m talia

Seandainya tali berada dalam keadaan diam atau bergerak lurus beraturan (jadi juga benda
   
dalam keadaan diam atau bergerak lurus beraturan), maka a  0, dan F1   F2 '  F2 . Kita lihat
 
bahwa benda mengalami gaya F2  F1 ; seolah-olah gaya di ujung kiri tali diteruskan pada benda
 
dengan sama besar. Bila tali dan benda bergerak dipercepat, maka F1   F2 ' , sehingga
      
F2  F1 .Tetapi bila massa tali dapat diabaikan, maka F1  F2 '  0 , sehingga F1   F2 '  F2 .
Dalam hal inipun gaya pada benda sama dengan gaya di ujung kiri tali.

Dalam banyak persoalan dinamika, massa tali se1alu diabaikan, sehingga peranan tali
hanyalah sebagai penerus gaya saja. Gaya sepanjang tali yang sama selalu sama besar.
Demikian juga bila tali dibelokkan oleh katrol (yang dianggap licin dan/atau massanya dapat
diabaikan), maka besar gaya tali tidak berubah. Dengan berpedoman pada pembahasan ini,
 
maka gaya-gaya tali pada gambar 5.7 dapat disimpulkan bahwa T1  T1 ' (walaupun mereka
 
bukan pasangan aksi reaksi) dan T2  T3 (walaupun arah mereka sama sekali berbeda).

5.6 Contoh Sederhana Penggunaan Hukum Newton

Kita tutup pembahasan mengenai hukum-hukum dasar dinamika dengan melihat


beberapa contoh sederhana. Contoh yang lebih rumit akan dibahas dalam bab selanjutnya.

Contoh 5.1 : Kasus Statik

Sebuah benda bermassa 2 kg terletak di atas bidang miring licin yang membentuk sudut 37°
dengan horisontal (tan 370  3/4). Benda ditahan dengan seutas tali pada dinding (gambar (5.9)).
Berapakah tegangan tali yang menahan benda tersebut ? Berapakah gaya dari bidang miring
pada benda ?

54
Gambar 5.9 Contoh benda di tahan dengan tali

Jawab :

Ada tiga lingkungan benda, bumi, tali dan bidang miring, karenanya ada tiga gaya yang bekerja
  
pada benda, gaya berat W , gaya tali T dan gaya kontak normal N . Karena benda ada dalam
keadaan diam maka menurut hukum Newton II :
      
F  T  W  N  m 0  0, yaitu T  W  N  0

Untuk gaya-gaya yang tidak segaris, biasanya lebih mudah bila kita buat sumbu koordinat.
Untuk contoh ini kita pilih sumbu x sepanjang bidang miring dan sumbu y tegak lurus pada
bidang miring. Hukum Newton II untuk masing-masing komponen menjadi

Komponen x : T - W sin 37° = 0


Komponen y : N – W cos 370 = 0
Dari sini diperoleh

T = W sin 370 = mg sin 370 = (2)(10) 53  = 12 N

N = W cos 370 = mg cos 37° = (2) (10)  45  = 16 N


Contoh 5.2

Sebuah benda digantung seperti pada gambar 5.10. Bila tali AB dan BC hanya dapat menahan
tegangan 100 N, berapakah beban maksimum yang dapat digantung pada susunan ini ?

Gambar 5.10 Benda digantung pada susunan tali

55
Jawab :

Kita pilih titik simpul sebagai sistem kita, karena pada titik inilah informasi yang kita butuhkan
terkumpul. Ada 3 gaya yang bekerja di sini, TAB, TBC, dan T1 dengan syarat TAB ≤ l00 N dan TBC
≤ l00 N. Diagram benda bebas pada simpul diperlihatkan dalam gambar 5.10 (b). Diagram
benda bebas untuk benda juga digambarkan di bawahnya. Karena benda ada dalam keadaan
diam, jelas bahwa T1 = mg. Karena AB tegak lurus BC, maka pembahasan akan jauh lebih
mudah bila sumbu x dibuat sepanjang BC dan sumbu y sepanjang AB. Hukum II Newton untuk
masing-masing komponen memberikan

komponen x : T BC = T1 sin α = (mg) (0,8)

komponen y : TAB = T1 cos α = (mg) (0,6)

Jelas bahwa TBC > TAB. Karena TBC = mg (0,8) < 100 N. maka mg < 100 N
0 ,8
 125 N . Jadi beban

maksimum yang dapat digantungkan adalah W = mg = 125 N.

Contoh 5.3 : Kasus dinamik

Seseorang yang beratnya 700 N berada di dalam sebuah elevator yang sedang dipercepat ke atas
dengan percepatan 2 ms-2. Berapakah berat yang tercatat pada timbangan bila ia ditimbang
dalam elevator tersebut ?

Gambar 5.11 Orang ditimbang dalam elevator

Diagram gaya untuk orang ditunjukkan dalam gambar 5.11. Gaya N adalah gaya lantai
timbangan pada orang. Berat yang nampak pada timbangan adalah besamya gaya dari orang
pada lantai timbangan, jadi merupakan gaya reaksi dari N (tentu saja besarnya sama).
Percepatan orang haruslah sama dengan percepatan elevator, yaitu 2 ms-2. Menurut hukum
Newton,

N  W  ma  W
g
a

atau
W 700
NW a  700  .2  772 Newton
g 10

56
Jadi berat orang dalam elevator seolah-olah 772 N. Bagaimanakah massanya ? (Jawab : tetap

700/10 = 70 kg)

Berapakah pembacaan skala timbangan bila percepatan elevator berarah ke bawah ?

SOAL-SOAL LATIHAN BAB 5

1. Sebuah batu berada dalam keadaan diam di tepi jalan. Seorang pengendara mobil berada di
dalarn mobil yang bergerak dengan percepatan 2 m/s2.

a. Berapakah percepatan batu menurut pengendara mobil ?

b. Bila massa batu tersebut 5 kg, berapakah gaya yang bekerja pada batu sehingga
mendapat percepatan sebesar itu?

c. Dari manakah asalnya gaya tersebut?

2. Seseorang sedang mendorong maju sebuah peti dengan gaya 500 N. Menurut hukum
Newton III, peti akan memberikan gaya reaksi pada orang tersebut dengan gaya yang sama
besar dan arahnya berlawanan.

a. Bila orang dan peti dianggap sebagai satu sistem, kedua gaya akan saling
menghapuskan. Bagaimana mungkin orang dan peti dapat bergerak maju? Jelaskan !

b. Bila orang dan peti dianggap sebagai dua sistem terpisah, bukankah orang akan
bergerak mundur sebab gayanya berarah ke belakang? Jelaskan !

3. Gambarkanlah semua pasangan gaya aksi-reaksi untuk keadaan berikut (anggap semua
bidang kontak tidak licin):

4. Sistem dalam gambar di bawah ini ada dalam keadaan setimbang. Jika skala neraca ditera
dalam newton, berapakah pembacaan skala neraca tersebut ? (Abaikan massa katrol dan
massa tali)

57
5. Sebuah benda bermassa 50 kg tergantung di ujung seutas tambang yang panjangnya 5
meter, ujung tambang yang lain terikat kuat pada langit-langit. Sebuah gaya horisontal F
menarik benda ke samping sampai menyimpang sejauh 1 meter dari garis vertikal dan
mempertahankannya dalam posisi ini. Berapakah besar gaya F tersebut?

6. Dua massa m dan M diikat dengan tali seperti pada gambar. Jika sistem ada dalam
keadaan setimbang, tunjukkanlah bahwa tan θ = 1 + 2M/m

7. Sebuah balok bermassa 5 kg terletak di atas bidang miring licin (sudut miring 300) dan
ditahan oleh sebuah pegas dengan konstanta pegas k = 1000 N/m. Bila sistem berada dalam
keadaan setimbang.

a. Berapa jauhkah pegas tertekan dari keadaan kendurnya ?

b. Bila pegas ditekan lebih banyak lagi dari keadaan ini dan kemudian dilepaskan, benda
akan didorong ke atas oleh pegas. Tentukanlah jarak minimal pegas harus ditekan agar
benda dapat terdorong lepas dari pegas ?

8. Sebuah truk dapat menarik peti kemas A dengan percepatan 6 m/s2 dan peti kemas B
dengan percepatan 2 m/s2. Berapa percepatannya bila truk menarik kedua peti kemas
sekaligus ?

9. Sebuah bandul tergantung dengan tali yang panjangnya 25 m di dalam sebuah mobil yang
bergerak. Penumpang di dalam mobil mengamati bahwa bandul tersebut menyimpang
sejauh 6 cm dari vertikal ke arah belakang mobil. Apakah mobil sedang dipercepat atau
diperlambat ? Berapakah besamya percepatan/perlambatan tersebut ?

10. Sebuah tikungan jalan berjari-jari R dirancang agar memiliki sudut miring  dan koefisien
gesekan statik . (a) Tentukanlah batas-batas laju yang diperbolehkan agar mobil tidak
tergelincir ke atas maupun ke bawah bidang miring. (b) Dapatkanlah nilai numerik untuk
batas-batas tersebut bila R = 10 m,  = 100. dan μ = 0,1 (keadaan licin).

58
11. Di sebuah pasar malam terdapat sebuah tangki silinder vertikal
berjari-jari R Tangki dapat berputar mengelilingi porosnya.
Orang dapat masuk ke dalam tangki dan bersandar pada
dinding; setelah putaran tangki melewati suatu kecepatan
tertentu, lantai tangki dilepas, dan ternyata orang tidak jatuh,
seolah-olah melekat pada dinding tangki. Bila koefisien
gesekan antara orang dengan dinding tangki adalah μ, (a)
tunjukkanlah bahwa periode maksimum yang diperlukan agar
orang tidak jatuh adalah

T  4 2 R / g  2
1

12. Butir-butir es yang jatuh ketika terjadi hujan es mengalami gaya gesekan yang sebanding
dengan laju kuadrat butiran tersebut, F= -Kv2. dengan K adalah suatu tetapan yang
bergantung kepada bentuk dan kerapatan butiran yang jatuh.

a. Tentukanlah laju terminal butiran tersebut

b. Dapatkan pernyataan untuk laju butiran sebagai fungsi waktu

c. Dapatkan pernyataan untuk posisi butiran sebagai fungsi waktu.

59

Anda mungkin juga menyukai