SAP Pengobatan TBC
SAP Pengobatan TBC
Pendidikan Kesehatan
Disusun Oleh :
Adelina Ayuningtyas
NIM. P07220216001
KALIMANTAN TIMUR
2017/2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Tanya Jawab
- Penyuluh membuka
sesi tanya jawab.
- Penyuluh menjawab
pertanyaan sasaran.
Ket :
: Penyuluh
: Peserta
5. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Rencana kegiatan dipersiapkan dua hari sebelum kegiatan dengan
melakukan kontrak sebelumnya dengan keluarga satu hari sebelum kegiatan.
Sarana prasarana seperti leaflet dan materi penyuluhan disiapkan paling
lambat dua hari sebelum pelaksanaan.
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan berlangsung tepat waktu
b. Peserta yang hadir 50% dari jumlah total peserta
c. Peserta yang aktif bertanya 50% dari total peserta.
3. Evaluasi Hasil
Sasaran penyuluhan mampu :
a. Memahami dan mampu menyebutkan kembali pengertian OAT
pengobatan.
LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian TB Paru
Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi menahun menular yang disebabkan oleh
kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Kuman tersebut biasanya masuk ke dalam
tubuh manusia melalui udara (pernapasan) kedalam paru-paru, kemudian kuman tersebut
menyebar dari paru-paru ke organ yang lain melalui peredaran darah, yaitu : kelenjar
limfe, saluran pernapasan atau penyebaran langsung ke organ tubuh lain (Depkes RI,
1998).
B. Pengobatan TB
Saat ini, penyakit TB aktif diobati dengan terapi kombinasi yang terdiri atas 3 atau
lebih obat (biasanya 4). Selama terapi, pasien dengan TB aktif umumnya diberikan
isoniazid (INH), rifampisin (RIF), pirazinamid (PZA) dan etambutol (EMB) selama 2
minggu yang merupakan fase intensif. Kemudian terapi dilanjutkan dengan pemberian
isoniazid dan rifampisin selama 4 bulan lagi (fase lanjutan) untuk memusnahkan sisa
bakteri yang telah masuk kedalam kondisi dormant. Tujuan awal dari terapi kombinasi
tersebut adalah untuk meminimalkan perkembangan resistensi terhadap streptomisin
setelah obat tersebut diperkenalkan pertama kali. Saat ini, standar terapi untuk infeksi TB
sensitif obat sangat efektif dalam pembersihan bakteri (Hoagland dkk., 2016)
Terapi efektif membutuhkan pemberian obat dalam jangka waktu panjang karena
berbagai karakteristik M. tuberculosis menyebabkan sifat kronis penyakit ini (Cole dkk.,
1998). Karakteristik tersebut adalah waktu tumbuh bakteri (waktu penggandaan kurang
lebih 24 jam), kondisi bakteri dormant di dalam makrofag dan complex, permeabilitas dan
kekerasan permukaan sel bakteri. Monoterapi mengarahkan pada perkembangan strain
resisten obat. Sehingga, terapi kombinasi seharusnya menjadi satusatunya terapi yang
digunakan kecuali untuk pencegahan TB pada pasien HIV, terapi dengan obat tunggal
berupa isoniazid dapat diberikan (WHO, 2011)
Carpenito, Lynda Juall, (2000). Buku saku Diagnosa Keperawatan. Alih bahasa. Edisi 8.
Jakarta
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius