Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pendidikan Kesehatan

“Kepatuhan Minum OAT ( Obat Anti Tuberkulosis) “

Disusun Oleh :

Adelina Ayuningtyas

NIM. P07220216001

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN

KALIMANTAN TIMUR

2017/2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Hari/ Tanggal : Rabu/ 5 Desember 2018

Tempat : Rumah pasien

Sasaran Penyuluhan : Pasien dan keluarga

Metode : ceramah dan media

Media : Ceramah, Tanya jawab, Leaflet

1. Topik Materi : Pencegahan penularan TB paru


2. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Setelah dilakukan penyuluhan selama 45 menit diharapakan sasaran dapat
mengerti dan memahami mengenai Kepatuhan minum OAT.
2. Tujuan Khusus :
Setelah dilakukan penyuluhan selama 45 menit, sasaran dapat:
menjelaskan kembali tentang:
a. Pengertian OAT.
b. Tujuan OAT.
c. Efek bila tidak patuh pengobatan.
3. Proses Kegiatan Penyuluhan

jam Kegiatan Respon Waktu


09.00 Pendahuluan 5 Menit
sd a) Menyampaikan Membalas salam
09.05 salam
b) Menjelaskan Mendengarkan
tujuan
c) Kontrak waktu Memberi respon
d) Tes awal Menjawab soal

09.05 Penyampaian Materi Mendengarkan dengan 30 Menit


Sd - Penyuluh menggali penuh perhatian
09.15 sedikit informasi pada
sasaran mengenai
Kepatuhan minum OAT
-

Tanya Jawab
- Penyuluh membuka
sesi tanya jawab.
- Penyuluh menjawab
pertanyaan sasaran.

09.15 Penutup 5 Menit


sd a) Tanya jawab a) Menanyakan yang
09.20 b) Tes akhir belum jelas
c) Menyimpulkan b) Aktif bersama
Hasil c) Menyimpulkan
penyuluhan d) Membalas salam
d) salam penutup
4. Setting tempat

Ket :

: Penyuluh

: Peserta

5. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Rencana kegiatan dipersiapkan dua hari sebelum kegiatan dengan
melakukan kontrak sebelumnya dengan keluarga satu hari sebelum kegiatan.
Sarana prasarana seperti leaflet dan materi penyuluhan disiapkan paling
lambat dua hari sebelum pelaksanaan.
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan berlangsung tepat waktu
b. Peserta yang hadir 50% dari jumlah total peserta
c. Peserta yang aktif bertanya 50% dari total peserta.
3. Evaluasi Hasil
Sasaran penyuluhan mampu :
a. Memahami dan mampu menyebutkan kembali pengertian OAT

b. Memahami dan mampu menyebutkan kembali Tujuan OAT


c. Memahami dan mampu menyebutkan kembali Efek bila tidak patuh program

pengobatan.
LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian TB Paru
Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi menahun menular yang disebabkan oleh
kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Kuman tersebut biasanya masuk ke dalam
tubuh manusia melalui udara (pernapasan) kedalam paru-paru, kemudian kuman tersebut
menyebar dari paru-paru ke organ yang lain melalui peredaran darah, yaitu : kelenjar
limfe, saluran pernapasan atau penyebaran langsung ke organ tubuh lain (Depkes RI,
1998).

Menurut Price ( 2005 ) tuberculosis ( TB ) adalah suatu penyakit infeksi menular


yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis yang penyebarannya melalui saluran
pernafasan, saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit.

B. Pengobatan TB
Saat ini, penyakit TB aktif diobati dengan terapi kombinasi yang terdiri atas 3 atau
lebih obat (biasanya 4). Selama terapi, pasien dengan TB aktif umumnya diberikan
isoniazid (INH), rifampisin (RIF), pirazinamid (PZA) dan etambutol (EMB) selama 2
minggu yang merupakan fase intensif. Kemudian terapi dilanjutkan dengan pemberian
isoniazid dan rifampisin selama 4 bulan lagi (fase lanjutan) untuk memusnahkan sisa
bakteri yang telah masuk kedalam kondisi dormant. Tujuan awal dari terapi kombinasi
tersebut adalah untuk meminimalkan perkembangan resistensi terhadap streptomisin
setelah obat tersebut diperkenalkan pertama kali. Saat ini, standar terapi untuk infeksi TB
sensitif obat sangat efektif dalam pembersihan bakteri (Hoagland dkk., 2016)
Terapi efektif membutuhkan pemberian obat dalam jangka waktu panjang karena
berbagai karakteristik M. tuberculosis menyebabkan sifat kronis penyakit ini (Cole dkk.,
1998). Karakteristik tersebut adalah waktu tumbuh bakteri (waktu penggandaan kurang
lebih 24 jam), kondisi bakteri dormant di dalam makrofag dan complex, permeabilitas dan
kekerasan permukaan sel bakteri. Monoterapi mengarahkan pada perkembangan strain
resisten obat. Sehingga, terapi kombinasi seharusnya menjadi satusatunya terapi yang
digunakan kecuali untuk pencegahan TB pada pasien HIV, terapi dengan obat tunggal
berupa isoniazid dapat diberikan (WHO, 2011)

C. Tujuan Pengobatan dengan OAT


Tujuan dari pengobatan Tb adalah menyembuhkan pasien, mencegah kematian,
mencegah kekambuhan, memutus rantai penularan dan mencegah munculnya resistensi
(DepKes, 2006). Obat antituberkulosis (OAT) yang digunakan sesuai pedoman nasional
penanggulangan tuberkulosis adalah isoniazid (H), rifampisin (R), pirazinamid (Z),
etambutol (E) dan streptomisin (S). Pengobatan Tb dibagi dalam 2 tahap yaitu tahap
intensif dan tahap lanjutan. Prinsip pengobatan Tb di Indonesia dilakukan sebagai
berikut:
a. Obat antituberkulosis (OAT) harus diberikan dalam kombinasi (KDT/kombinasi
dosis tetap), dosis tepat dan jumlah cukup sesuai kategori.
b. Pengobatan Tb dilakukan dalam 2 tahap yaitu: tahap intensif dan tahap lanjutan.
Pada tahap intensif pasien mendapat obat setiap hari, berlangsung 2 bulan (56 hari),
sedang pada tahap lanjutan pasien mendapat KDT 3 x seminggu dan berlangsung lebih
lama (4 bulan).

D. Efek Tidak Patuh Pengobatan


Jika pengobatan dihentikan sebelum waktunya, kuman yang tadinya belum tuntas
dan masih ada sisa akan bermutasi, mengubah bentuk menjadi kuman yang lebih kuat dan
resisten terhadap obat-obatan yang sudah diberikan (dokter pendidik klinis RSUP
Persahabatan Dr Erlina Burhan MSc SpP(K) Menurut dia, jika pengobatan tidak selesai,
pasien bakal membutuhkan multidrug-resistant (MDR) yang jangka waktu pengobatannya
lebih panjang dan bisa sampai dua tahun.
Kerugian lain bila pengobatan TB tidak tuntas, penderita akan mengidap TB lagi
alias kambuh, menjadi sulit disembuhkan, dapat menularkan TB itu kepada lebih banyak
orang, dan dapat menyebar ke kelenjar getah bening, ginjal, tulang, sendi, usus, bahkan
otak.
Untuk pasien dinyatakan sembuh, perlu ada bukti, dengan pemeriksaan dahak.
Sering pasien menolak diperiksa, padahal dengan pemeriksaan tersebut, dokter bisa yakin
menyatakan pasien sudah sembuh.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall, (2000). Buku saku Diagnosa Keperawatan. Alih bahasa. Edisi 8.
Jakarta

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Pedoman Nasional Penanggulangan


Tuberkulosis. Depkes RI : Jakarta.

Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius

Anda mungkin juga menyukai