Anda di halaman 1dari 19

PERCOBAAN IV

TEGANGAN SERI DAN PARALEL

I. TUJUAN PRAKTIKUM
 Mengetahui perbedaan tegangan seri dan paralel
 Memahami kegunaan dari tegangan seri dan paralel
 Dapat menggunakan program simulasi rangkaian elektronika
II. TEORI DASAR
Untuk keperluan tertentu, beberapa sumber tegangan (misalnya baterai)
harus dirangkai secara seri atau paralel. Setiap sumber tegangan
mempunyai nilai Gaya Gerak Listrik (GGL) yang dinyatakan dengan
lambang r. Sumber tegangan listrik searah yang disebut dengan gaya gerak
listrik dapat disusun secara seri atau paralel.
A. Susunan Sumber Tegangan Seri
Jika beberapa buah sumber tegangan yang mempunyai GGL yang sama
dengan masing-masing hambatan dalam, maka besarnya kuat arus yang
keluar dari sumber tegangan untuk susunan seri adalah:

I=-----

Keterangan:
I= kuat arus listrik (ampere)
n= jumlah sumber tegangan
E= besar sumber tegangan (Volt)
r= hambatan luar (ohm)

R= hambatan dalam (ohm)

Gambar Rangkaian Tegangan Seri


Dari gambar di atas dapat ditentukan besarnya GGL total (Etotal) dengan
persamaan:
Etotal= E1+ E2+ E3+ .....+En
Hambatan dalam totalnya:
rs= r1+ r2+r3+....+rn
Bila rangkaian sumber tegangan di hubungkab pada suatu hambatan luar
R, maka kuat arus yang mengalir (l) pada hambatan luar tersebut adalah:

Sumber tegangan seri di gunaka untuk mendapatkan tegangan gabungan


yang lebih besar. Jadi semakin banyak sumber tegangan yang disusun
secara seri maka semakin besar pula tegangan total yang dihasilkan.
B. Kelemahan Susunan Seri
Bayangkanlah sederetan lampu hias yang disusun secara seri. Jika salah
satu filamen lampu putus, seluruh lampu akan padam. Anda harus
memeriksa satu demi satu lampu tersebut untuk menemukan lampu yang
rusak, kemudian menggantinya dengan lampu baru. Pekerjaan memeriksa
seperti ini memerlukan waktu yang lama. Oleh karena itu, tidallah
menyenangkan merangkai komponen-komponen listrik secara seri.
C. Manfaat Susunan Seri
Dalam banyak rangkaian, sekering sengaja dipasang seri dengan rangkaian
komponen-komponen lain untuk tujuan pengaman. Konduktor pada
sekering didesain untuk melebur dan membuka rangkaian pada arus
maksimum tertentu yang tergantung pada batas arus yang boleh melalui
komponen yang dirangkai seri dengan sekering. Jika tidak digunakan, arus
yang melebihi batas dapat merusak komponen pada rangkaian,
mengakibatkan pemanasan lebih pada kawat atau kabel pengjantar yang
menimbulkan kebakaran. Pemutusan daya (circuitbreaker) digunakan
sebagai pengganti sekering. Ketika kuat arus dalam rangkaian melebihi
nilai tertentu, pemutus daya akan bertindak sebagai sakelar dan memutus
rangkaian secara otomatis.

D. Susunan Sumber Tegangan Paralel


Beberapa sumber tegangan yang di rangkai paralel, menghasilkab GGL
total yang lebih kecil di bandingjika di rangkai seri. Bila besarnya GGL
masing-masing sumber tegangan sama, maka besar GGL totalnya sama
dengan GGL masing-masing sumber tegangan tersebut.
Etotal= E1=E2=E3=....=En=E
Hambatan dalam total:

Atau
Jika beberapa sumber tegangan yang mempunyai GGL yang sama dengan
masing-masing hambatan dalam dimana seluruhnya dipasang secara
paralel. Maka besarnya kuat arus listrik pada rangkaian tersebut dapat
diketahui melalui persamaan berikut.
I=-----
Keterangan:
I= kuat arus listrik (ampere)
n= jumlah sumber tegangan
E= besar sumber tegangan (Volt)
r= hambatan luar (ohm)
R= hambatan dalam (ohm)
III. ALAT DAN BAHAN
 Modul praktikum
 Proteus (software)
 PC
 Sumber Tegangan
 Project Board
 Jumper
IV. PERCOBAAN
 Buatlah rangkaian “Tegangan Seri” seperti gambar berikut

 Lakukan pengukuran tegangan menggunakan voltmeter dan arus


menggunakan amperemeter, kemudian ubah nilai tegangan setiap
baterai mengikuti tabel berikut ini dan catat hasilnya

No. Baterai 1 Baterai 2 Baterai 3 Tegangan Arus


(Volt) (Volt) (Volt)
1 5 5 5
2 10 10 10
3 15 15 15
4 5 15 10
5 10 10 15
 Buatlah rangkaian “Tegangan Paralel” seperti gambar berikut ini

 Lakukan pengukuran tegangan menggunakan voltmeter dan arus


menggubakan amperemeter, kemudian ubah nilai tegangan setiap baterai
mengikuti tabel berikut ini dan catat hasilnya

No. Baterai 1 Baterai 2 Baterai 3 Tegangan Arus


(Volt) (Volt) (Volt)
1 5 5 5
2 10 10 10
3 15 15 15
4 5 15 10
5 10 10 15
PERCOBAAN V

RANGKAIAN PEMBAGI TEGANGAN

I. TUJUAN
 Mempelajari fungsi rangkaian pembagi tegangan
 Mengerti cara merangkai rangkaian pembagi tegangan
 Dapat menggunakan multimeter untuk pengukur tegangan (Voltmeter)

II. TEORI DASAR


Menghubungkan resistor seri seperti ini pada tegangan DC memiliki satu
keuntungan, tegangan yang berbeda muncul disetiap resistor menghasilkan
sebuah rangkaian yang disebut Rangkaian Pembagi Tegangan. Hukum
tegangan Kirchoff menyatakan bahwa “ tegangan dalam rangkaian tertutup
sama debgan jumlah semua tegangan (IR) diseluruh rangkaian”.
Rangkaian pembagi tegangan biasanya digunakan untuk membuat suatu
tegangan referensi dari suatu sumber tegangan yang lebih besar, titik
tegangan referensi pada sensor, untuk memberikan bias pada rangkaian
penguat atau untuk memberi bias pasa komponen aktif. Rangkaian
pembagi tegangan pada dasarnya dapat dibuat dengan 2 buah resistor.
Rangkaian dasar Resistor Seri sebagai Pembagi Tegangan dapat dilihat
pada gambar rangkaian berikut ini :
Dalam rangkaian dua resistor yang dihubungkan secara seri melalui Vin, yang
merupakan tegangan listrik yang terhubung resistor, Rtop, dimana tegangan
keluar Vout adalah teganga resistor Rbottom yang diberi formula. Jika lebih
resistor dihubungkan secara seri pada rangkaian maka tegangan yang berbeda
akan muncul disetiap resistor berkaitan dengan masing-masing hambatan R ( IxR
hukum Ohms) menyediakan tegangan berbeda dari satu sumber
pasokan/catudaya. Namun, harus berhati-hati ketika menggunakan jaringan jenis
ini sebagai impedansi karena dapar mempengaruhi tegangan keluaran.

Sebagai contoh: Misalkan Anda memiliki 12V DC supply dan rangkaian Abda
yang memiliki impedansi 50 Ohm memerlukan pasokan 6 V. Menghubungkan
dua nilai yang sama resistor, misalkan masing-masing 50 Ohm bersama-sama
sebagai sebuah jaringan pembagi potensial di 12V akan mendapatkan hasil yang
diharapkan/baik sampai anda menambahkan beban rangkaian kedalam jaringan.
Hal ini ditunjukkan seperti rangkaian dibawah ini: 26 Menghitung tegangan di X
dan Y.

Contoh :

a) Tanpa penambah RL
b) Dengan RL tersambung
Seperti yang dapat Anda ligat dari atas, Vout tegangan output tanpa resistor beban
terhubung memberikan kita yang diperlukan yakni 6V, tapi tegangan output yang
sama pada saat beban Vout terhubung menjadi hanya 4V, (Resistor dalam
Parallel). Maka tegangan keluaran Vout ditentukan oleh rasio Vtop untuk
Vbottom dengan efek mengurangi level tegangan sinyal atau dikenal sebagai
Attention sehingga harus berhati-hati bula menggunakan jaringan pembagi
potensial. Semakin tinggi beban impedansi menimbulkan efek pembebanan pada
output.

Sebuah resistor variabel, potensiometer atau sering disebut juga Pot, adalah
contoh yang baik dari multi-resistor pembagi tegangan. Pengaturan dengan
memutar/menggeser tombol pada potensiometer akan menghasilkan Resistansi
yang berbeda pada kaku resistor sehingga akan menghasilkan tegangan keluaran
yang kita harapkan dengan lebih akurat. 27

III. ALAT DAN BAHAN


 Modul Praktikun
 Resistor
 Multimeter Analog
 Power Supply
 Jumper
IV. PERCOBAAN
1. Aturlah tegangan pada powersupply sebesar 15V. Ukur dengan
bantuan multimeter.
2. Buatlah rangkaian mengikuti gambar berikut ini.
3. Ukurlah tegangan pada R1 dan R2, kemudian cetak hasilnya .
Ubah nilai resistansi R1 dan R2, serta dilakukan kembali
pengukuran tegangan mengikuti tabel berikut ini

No. Nilai R1 Nilai R2 Tegangan R1 Tegangan R2


1 10K 10K
2 10K 1K
3 10K 2.2K
4 1 2.2K
5 1 1K

4. Bandingkan hasil yang didapatkab pada praktikum dengan hadil


dari perhitungan manual. Tuliskan hasilnya pada pengolahan data

TUGAS

Rangkailah rangkaian Pembagi tegangan yang menghasikan tegangan


sebesar 6V dengan tegangan sumber sebesar 15 V.
PERCOBAAN VI

RANGKAIAN RESISTANSI SERI, PARALEL DAN


KOMBINASI RESISTOR

I. TUJUAN
 Mengerti perbedaan rangkaian resistansi seri dan paralel
 Mengerti cara merangkai rangkaian resistansi seri dan paralel
 Dapat menggunakan multimeter untuk mengukur tegangan dan
arus pada rangkaian seri dan paralel
II. TEORI DASAR
Dalam rangkaian listrik terdapat banyak sekali konfigurasi rangkaian
komponen-komponen elektronika, bukan sekedar rangkaian sederhana
yang hanya terdiri dari sumber tegangan dan beban, tetapi lebih dari itu.
Dua konfigurasi rangkaian yang paling banyak digunakan dalam rangkaian
listrik adalah seri dan paralel.
Rangkaian seri dan paralel adalah dua jenis rangkaian yang digunakan
untuk menghubungkan 2 atau lebih komponen listrik menjadi satu
kesatuan Rangkaian seri disusun sejajr. Rangkaian hambatan paralel yaitu
rangkaian yang resistornya disusun dengan adanya percabangan sehingga
jika salah satu rangkaian hambatan terputus maka rangkaian listriknya
tidak akan terputus karena tegangan listrkk masih dapat mengalir
kecabang rangkaian yang lainnya. Dalam rangkaian hambatan paralel ini,
tetap saja ada cara untuk memutuskan rnagkaian yaitu dengan
memutuskan semua percabangan dari hambatan sehingga tegangan tidak
dapat mengalit lagi melewati rangkaian listrik.
Rangkaian Resitansi Seri
Rangkaian seri resistor adalah rangkaian yang terdiri dsri 2 atau lebih
resistor/hambatan yang disusun secara berurutan . Hambatan yang satu
berada dibelakang hambatan yang lain. Pada rangkaian resistor seri, semua
resistor dialiri arua listrik dengan nilau yang sama . Tegangan pada
rangkaian resistor seri adalah berbeda tergantung nilai resistor yang
dipasang.
Gambar diatas menunjukan 2 resistor yang dirangkai secara seri.
Hambatab yang disusun seri dapat dijadikam menjadi 1. Hambatan, yang
disebut dengan hambatan penggantu. Bagaimana cara menentukan
hambatan penggantinya? Perhatikamgambat berikut

Dari gambar diatas maka dapat diperoleh nilau Resistor Penggantinya (Rp)
sebagai berikut.

Rp= R1+R2+R3 atau Rp= R1+R2+R3+...+Rn

Keterangan:
Rp= hambatan penggati (ohm)
R1= hambatan ke 1
R2= hambatan ke 2
R3= hambatan ke 3
Rn= hambatan ke n

Rangkaian Resistansi Paralel


Pada rangkaian resistor paralel arus yang mengalir pada tiap resistor
berbeda sesuai dengan nilai resistansi yang terpasang. Pada rangkaian
resistor paralel besaenya tegangan pada setiap resistor adalah sama.
Rangkaian paralel resistor adalah rangkaian yang terdiri dari 2 atau lebih
hambatan disusun secara bertingkat, seperti dapat dilihat pada gambar
Seperti halnya rangkaian seri ,rangkaian paralel juga dapat dijadikan
menjadi 1 yang disebut hambatan pengganti yang besarnya

Rp= 1/R1+1/R2+1/R3+...+1/Rn

Keterangan:
Rp= hambatan penggati (ohm)
R1= hambatan ke 1
R2= hambatan ke 2
R3= hambatan ke 3
Rn= hambatan ke n

III. ALAT DAN BAHAN


 Modul Praktikum
 Resistor
 Multimeter digital
 Power supply
 Jumper
IV. PERCOBAAN
1. Buatlah rangkaian resistansi seri seperti gambar berikut ini
2. Hitunglah nilai resistansi total dari rangkaian tersebut kemudian
ukur tegangan dan arus pada masing-masing resistoe menggunakan
multimeter
3. Setelah itu ubah nilai resistansi rangkaian tersebut menhikuti tabel
berikut ini
No R1 R2 R3 Rtot VR1 IR1 VR2 IR2 VR3 IR3
1 10K 10K 10K
2 10K 1K 1K
3 10K 2.2K 2.2K
4 1K 1K 1K
5 1K 10K 10K
4. Buatlah rangkaian resistansi paralel seperti gambar berikut ini

5. Hitunglah nilai resistansi total dari rangkaian tersebut kemudian


ukur tegangan dan arus pada masing-masing resistor menggunakan
multimeter
6. Setelah itu ubah nilai resistansi rangkaian tersebut menhikuti tabel
berikut ini
No R1 R2 R3 Rtot VR1 IR1 VR2 IR2 VR3 IR3
1 10K 10K 10K
2 10K 1K 1K
3 10K 2.2K 2.2K
4 1K 1K 1K
5 1K 10K 10K
7. Buatlah rangkaian resistansi kombinasi seri dan paralel seperti
gambar berikut
8. Hitunglah nilai resistansi total dari rangkaian tersebut kemudian
ukur tegangan dan arus pada masing-masing resistor menggunakan
multimeter
9. Setelah itu ubah nilai resistansi rangkaian tersebut menhikuti tabel
berikut ini
No R1 R2 R3 Rtot VR1 IR1 VR2 IR2 VR3 IR3
1 10K 10K 10K
2 10K 1K 1K
3 10K 2.2K 2.2K
4 1K 1K 1K
5 1K 10K 10K
PERCOBAAN VII

RANGKAIAN SERI, PARALEL DAN KOMBINASI


KAPASITOR

I. TUJUAN PRAKTIKUM
 Mengerti perbedaan rangkaian kapasitansi seri dan paralel
 Mengerti cara merangkai rangkaian kapasitansi seri dan paralel
 Dapat menggunakan multimeter untukmengecek keadaan kapasitor dan
dapat melakukan pengukuran nilai kapasitansi
II. TEORI DASAR

Kapasitor adalah komponen listrik yang digunakan untuk menyimpan muatan


listrik, dan secara sederhana terdiri dari dua konduktor yang dipisahkan oleh
bahan penyekat (bahan dielektrik). Atau dengan kata lain, kapasitor terbentuk dari
dua konduktor sembarang yang dipisahkan oleh sebuah isolator (atau ruang
hampa).

Suatu kapasitor memiliki lambang berikut ini: Lambang kapasitor dengan C = 1


“F. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari dua buah plat metal yang dipisahkan
oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya
udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. J ika kedua uj ung plat metal diberi
tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu
kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama, muatan-muatan negatif
terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir
menuju ujung kutub negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke
ujung kutub positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-
konduktif.Muatan elektrik ini “tersimpan” selama tidak ada konduksi pada ujung-
ujung kakinyaDi alam bebas, fenomena kapasitor ini terjadi pada saat
terkumpulnya muatan-muatan positif dan negatif di awan.
Prinsip Kerja Kapasitor

balam rangkaian listrik, kapasitor dapat digunakan sebagai : 1. Pencari gelombang


radio (tuning) 2. Salah satu komponen pengapian 3.Penyimpan energi dalam
rangkaian penyala elektronik 4. Filter dalam catu daya Kapasitansi didefmisikan
sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat menampung muatan
elektron. Kemampuan kapasitor dalam menyimpan muatan listrik dinyatakan oleh
besaran kapasitas atau kapasitansi (yang dinotasikan dengan “C”), dan
dideflnisikan sebagai perbandingan antara muatan listrik Q yang tersimpan dalam
kapasitor dan beda potensial V antara kedua kepingDimana: Q = muatan elektron,
satuan C (coulomb) C = nilai kapasitansi, satuan F (farad) V =besar tegangan,
satuan V (volt) Satuan kapasitansi dalam SI adalah farad.

Menguji Kapasitor Dengan Multimeter Analog

Pengujian ini sebenarnya tidak begitu akurat karena untuk keperluan pengujian
sebuab Kapasitor yang lebih tepat adalah dengan Capasitance Meter. Dengan alat
ukur tersebut akan diketahui bagus tidaknya kapasitor sekaligus nilai
kapasitansinya.Meskipun tidak seakurat Capasitance Meter, multimeter analog
dapat digunakan untuk menguji bagus tidaknya sebuah kapasitor. Berikut adalah
langkah-langkah untuk menguji Kapasitor menggunakan multimeter analog:

1. Siapkan multimeter analog

2. Atur selector pada bagian Ohm Meter dengan skala yang disesuaikan besar
kecilnya kapasitansi yang tertulis pada flsik Kapasitor (X1, X10 untuk Kapasitor
kecil sedangkan untuk Kapasitor yng besar gunakan skala X100 atau X1K)

3. Hubungkan probe (jarum positif dan negatif multimeter) ke masing-masing


kakiKapasitor. Pemasangan probe dapat bolak-balik.

4. Perhatikan pergerakan jarum indikator pada multimete

5. Jika jarum diam (tidak bergerak), kemungkinan Kapasitor putus,

6. Jika jarum menunjuk angka 0 (Nol), kemungkinan Kapasitor terhubung singkat


(short)
7. Jika jarum bergerak dan menunj uk nilai tertentu tetapi tidak kembali ke
semula, kemungkinan Kapasitor bocor.

8. Jika jarum bergerak dan menunjuk nilai tertentu kemudian jamm tersebut
kembali ke semula, Kapasitor tersebut masih bagus.

Kapasitor Seri dan Paralel

Ketika kapasitor disusun seri, total kapasitansinya berkurang dan nilainya lebih
kecil dari pada kapasitansi dari kapasitor yang paling kecil. Apabila dua atau lebih
kapasitor dihubungkan seri, efek menyeluruhnya adalah menciptakan suatu
kapasitor ekivalen tunggal yang mempunyai jarak antar pelat total dari jarak
masing-masing pelat kapasitor secaraindividu. Seperti yang sudah dibahas
sebelumya, apabila jarak antar pelat kapasitor itu bertambah, maka kapasitansinya
akan berkurang.

Jadi, kapasitansu totalnya menjadi lebih kecil daripada kapasitansj dari kapasitor
yang paling kecil. Rumus untuk menghitung kapasitansi seri adalah sama seperti
saat kita menghitung resistansi paralel:

Ketika kapasitor dihubungkan paralel, total kapasitansinya adalah jumlah total


kapasitansi masing-masing kapasitor. Bila dua buah atau lebih kapasitor dirangkai
par efeknya adalah menghasilkan kapasitor tunggal ekivalen yang memiliki luas
penampang pelat total dari Iuas penampang pelat masing-masing kapasitor.
Sehingga kapasitorekivalennya memiliki luas penampang pelat yang lebih
besarSeperti pada pembahasan sebelumnya, semakin besar pelat kapasitor, maka
semakin besar kapasitansinya (apabila faktor yang lainnya adalah tetap).

Jadi, total kapasitansinya adalah Iebih besar dari pada kapasitansi masing-masing
kapasitor

Rumus untuk menghitung kapasitansi total kapasitor yang diparalel adalah sama
dengan menghitung resistansi seri :

Ctotal=Cl + C2 + .............+Cn

Tak disangkal lagi, fenomena ini berkebalikan dari resistor. Pada resistor,
sambungan seri menghasilkan nilai resistansi total hasil penjumlahan sedangkan
resistansi paralel menghasilkan resistansi yang lebih kecil. Tetapi pada kapasitor,
kebalikannya : sambungan parallel menghasilkan kapasitansi total hasil penj
umlahan dan kapasitansi seri menghasilkankapasitansi yang Iebih kecil.

III. ALAT DAN BAHAN


 Modul Praktikum
 Kapasitor
 Multimeter Digital
 Jumper
IV. PERCOBAAN
1. Lakukan pengecekan pada kapasitor yang akan digunakan
2. Buatlag rangkaian kapasitansi seri pada gambar berikut ini. Catat
nilai kapasitansi total yang dihasilkan
3. Buatlah rangkaian kapasitansi paralel mengikuti gambar berikut ini
(nilai kapasitor sama dengan nilai kapasitor sebelumnya). Catat
nilai kapasitansi total yang dihasilkan

4. Buatlah rangkaian kapasitansi kombinasi mengikuti gambar berikut


ini (nilai kapasitor sama dengan nilai kapasitor sebelumnya). Catat
nilai kapasitansi total yang dihasilkan

5. Ulangi langkah 1-3 sebanyak 5 kali dengan menggunakan nilai


kapasitor yang berbbeda-beda hasil yang didapatkab pada tabel
seperti ini
No. C1 C2 C3 CS. CP. CC.
Total Total Total
1
2
3
4
5

6. Bandingkan hasil praktikum tersebut dengan hasil perhitungan.


Tuliskan hasilnya pada pengolahan data

Anda mungkin juga menyukai