Makalah Refleks Fisiologis Tubuh PDF
Makalah Refleks Fisiologis Tubuh PDF
Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena dengan segala rahmat
dan petunjuknya sehingga makalah ini bisa terselesaikan. Makalah ini dibuat semata-
semata untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh tenaga pengajar (Dosen) mata
kuliah Anatomi dan Fisiologi. Makalah ini berisikan tentang Gerak Refleks Fisiologis
Tubuh pada manusia.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna namun setidaknya
saya telah berusaha menyajikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Semoga dengan
terselesaikannya makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Akhir kata,
saya ucapkan terima kasih.
PENULIS
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………….
BAB I Pendahuluan
I.1 Latar Belakang………………………………………………....................
I.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………
I.3 Tujuan…………………………………………………………………….….
BAB IV Penutup
IV.1 Kesimpulan………………………………………………………………
IV.2 Saran……………………………………………………………………...
Daftar Pustaka……………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
Gerak tubuh dapat dibedakan menjadi dua yaitu gerak yang disadari dan
gerak yang tidak disadari. . Otak memberi arahan yang mengatur urutan aktifitas
medulla untuk memulai gerakan bila diperlukan, mengarahkan tubuh ke depan
selama terjadi percepatan, untuk mengubah gerakan dari berjalan menjadi
melompat bila diperlukan, dan terus-menerus mengawasi dan mengatur
keseimbangan. Semua hal ini dilakukan melalui sinyal analitis dan parintah yang
dibangkitkan di dalam otak. Tetapi hal ini juga memerlukan banyak sirkuit
neuronal pada medulla spinalis yang merupakan objek perintah. Sirkuit ini
mengadakan semua kendali langsung pada otot tetapi dalam peran yang sedikit.
Kegiatan sistem saraf pusat ditampilkan dalam bentuk kegiatan reflex. Dengan
adanya kegiatan reflex dimungkinkan terjadinya hubungan kerja yang baik dan
tepat antara berbagai organ yang terdapat dalam tubuh manusia dan hubungan
dengan keadaan sekelilingnya.
Pada gerak yang disadari impuls melalui jalan panjang yaitu dari reseptor
ke saraf sensorik, di bawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian
hasil olahan oleh otak berupa tanggapan, di bawa oleh saraf motorik sebagai
perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor. Karena sesuatu dan lain hal,
sering terjadi rangsangan yang melalui saraf sensorik tidak sampai di olah di
otak. Namun melalui jalan terpendek untuk segera sampai ke efektor. Peristiwa
ini disebut refleks. Gerak yang ditimbulkan oleh peristiwa refleks disebut gerak
refleks. Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara
otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan control dari otak. Jadi dapat
dikatakan gerakan yang terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari
terlebih dahulu. Contohnya gerak refleks misalnya berkedip, bersin atau batuk
I.2 Rumusan Masalah
I.3 Tujuan
KONSEP TEORI
Di samping refleks bawaan ada pula refleks yang dipelajari, yaitu suatu
reaksi tubuh karena latihan secara teratur dan terus-menerus, sehingga kalau
ada rangsangan yang sesuai dengan apa yang dilatih tersebut reaksinya akan
cepat seperti refleks.
Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung
(asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit
pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf
penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada
lutut. Unit dasar setiap kegiatan reflex terpadu adalah lengkung reflex. Lengkung
reflex ini terdiri dari alat indra, serat saraf aferen, satu atau lebih sinaps yang
terdapat di susunan saraf pusat atau di ganglion simpatis, serat saraf eferen, dan
efektor. Pada mamalia, hubungan (sinaps) antara neuron somatil aferen dan
eferen biasanya terdapat di otak atau medulla spinalis.
Jarak terpendek yang dilalui impuls untuk gerak refleks disebut lengkung
refleks. Aktivitas di lengkung reflex dimulai di reseptor sensorik, berupa potensial
reseptor yang besarnya sebanding dengan kuat rangsang. Potensial reseptor
membangkitkan potensial aksi yang bersifat gagal atau tuntas disaraf aferen.
Jumlah potensial aksi sebanding dengan besarnya potensial generator. Di sistem
saraf pusat terjadi respons bertahap berupa potensial pascasinaps eksitatorik
dan potensial pasca sianaps inhibitorik yang kemudian bangkit di saraf tertaut-
taut sinaps. Respon yang kemudian bangkit di saraf eferen adalah respon yang
bersifat gagal atau tuntas. Bila potensial aksi ini mencapai efektor, akan
terbangkit lagi respons bertahap. Di efektor yang berupa otot polos, responnya
akan bergabung untuk kemudian mencetuskan potensial aksi di otot polos.
Tetapi bila efektornya berupa otot rangka, respons bertahap tersebut selalu
cukup besar untuk mencetuskan potensial aksi yang mampu menimbulkan
kontraksi otot. Perlu ditekankan bahwa hubungan antara neuron aferen dan
eferen biasanya terdapat di susunan saraf pusat, dan aktivitas di lengkung reflex
merupakan aktivitas yang termodifikasi oleh berbagai rangsangan yang
terkumpul (konvergen) di neuron eferen. Semua lengkung refleks terdiri dari
komponen yang sama yaitu :
1. Reseptor adalah ujung distal dendrit yang menerima stimulus peka terhadap
rangsangan misalnya kulit.
2. Neuron aferen (sensorik) : melintas sepanjang neuron sensorik sampai ke
medulla spinalis yang dapat menghantarkan impuls menuju ke susunan saraf
pusat.
3. Neuron eferen (motorik) : melintas sepanjang akson neuron motorik sampai
efektor yang akan merespon impuls eferen menghantarkan impuls ke perifer
sehingga menghasilkan aksi yang khas.
4. Alat efektor : dapat berupa otot rangka, otot jantung, atau otot polos kelenjar
yang merespon, merupakan tempat terjadinya reaksi yang diwakili oleh suatu
serat otot atau kelenjar.
BAB III
PEMBAHASAN
Refleks fisiologis adalah refleks regang otot (muscle stretch reflex) yang
muncul sebagai akibat rangsangan terhadap tendon atau periosteum atau
kadang-kadang terhadap tulang, sendi, fasia atau aponeurosis. Refleks yang
muncul pada orang normal disebut sebagai refleks fisiologis.
Pemeriksaan refleks fisiologis merupakan satu kesatuan dengan
pemeriksaan neurologi lainnya, dan terutama dilakukan pada kasus-kasus
mudah lelah, sulit berjalan, kelemahan/kelumpuhan, kesemutan, nyeri otot
anggota gerak, gangguan trofi otot anggota gerak, nyeri punggung/pinggang
gangguan fungsi otonom. Interpretasi pemeriksaan refleks fisiologis tidak hanya
menentukan ada/tidaknya tapi juga tingkatannya.
IV.1 Kesimpulan
IV.2 Saran
Kita perlu mengetahui gerak tubuh apa saja yang mungkin pernah
kita lakukan tanpa kita sadari, terutama kita yang berkecimpung dalam
bidang kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
http://okmi07.heck.in/makalah-tentang-reflek-fisiologis-dan-re.xhtml
http://makalahcyber.blogspot.co.id/2012/05/makalah-refleks-fisiologis-dan.html
http://haerulrachmat.blogspot.co.id/2011/05/laporan-fisiologi-refleks-fisiologis.html
http://hanifah-ayu-fk13.web.unair.ac.id/artikel_detail-106365-Ilmu%20Faal-
Sistem%20Gerak%20Refleks.html
http://tintakarya-elnino.blogspot.co.id/2011/08/makalah-gerak-refleks.html
Prawirphartono, Slamet dan Hidayati, Sri.2001. Sains Biologi. Jakarta: Bumi Aksara.
Sloane, Ethel.2004. Anatomi Dan Fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC.